SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 32
“NIKAH”
PERBANDINGAN MAZHAB
KELOMPOK 11:
BONATIN (3211113049)
EKHSANNUDIN (3211113063)
PENGERTIAN NIKAH
• MAZHAB HANAFI
nikah adalah sebagai akad yang berakibat pada “pemilikan”
seks secara sengaja.
• MALIKI
nikah adalah sebagai akad untuk mendapatkan
kenikmatan seksual dengan anak adam tanpa
menyebutkan harga secara pasti sebelumnya.
• SYAFI’I
nikah adalah sebagai akad yang berdampak akibat
kepemilikan seks.
• HAMBALI
nikah adalah akad yang diucapkan dengan menggunakan
kata ankah atau tazwij untuk kesenangan seksual
HUKUM, SYARAT DAN
RUKUN NIKAH
Hukum nikah 4 mazhab
1. Hanafi
• Wajib
º Ada keyakinan terjadi zina apabila tidak menikah.
º Tidak mampu berpuasa, atau mampu akan tetapi
puasanya tidak bisa menolak terjadinya zina
º Tidak mampu memiliki budak perempuan (amal)
sebagai ganti dari isteri.
º Mampu membayar mahar dan memberi nafkah
Lanjutan....
Sunnah Muakkadah
• Hukum nikah akan
menjadi sunnah
muakkadah apabila
terpenuhi syarat-syarat
berikut:
 Ada keinginan
menikah
 Memiliki biaya untuk
mahar dan mampu
memberi nafkah.
 Mampu untuk ijma’
Haram
Hukum nikah menjadi
haram apabila
berkeyakinan kalau
setelah menikah akan
memenuhi kebutuhan
nafkah dengan jalan yang
haram, seperti dengan
berbuat dzalim pada
orang lain
Lanjutan....
Makruh tahrim
Hukum menikah menjadi
makruh tahrim apabila
setelah menikah ada
kehawatiran akan mencari
nafkah dengan jalan haram
Mubah
Hukum nikah menjadi
mubah apabila tujuan
menikah hanya ingin
memenuhi kebutuhan
syahwat saja, bukan karena
hawatir akan melakukan
zina.
Hukum nikah maliki
 Wajib
Hukum menikah menjadi wajib apabila
memenuhi tiga syarat, yaitu:
1. Hawatir melakukan zina
2. Tidak mampu berpuasa atau mampu tapi
puasanya tidak bisa mencegah terjadinya zina.
3. Tidak mampu memiliki budak perempuan (amal)
sebagai pengganti isteri dalam istimta’.
Lanjutan...
Haram
Hukum menikah menjadi
haram apabila tidak
hawaatir zina dan tidak
mampu memberi nafkah
dari harta yang halal atau
atau tidak mampu jima’,
sementara isterinya tidak
ridlo.
sunnah
Hukum menikah menjadi sunnah
apabila tidak ingin untuk menikah
dan ada kekhawatiran tidak
mampu melaksanakan hal-hal
yang wajib baginya.
• Mubah
Hukum menikah menjadi mubah
apabila tidak ingin menikah dan
tidak mengharap keturunan,
sedangkan ia mampu menikah
dan tetap bisa melakukan hal-hal
sunnah.
Syafi’i
 Wajib
Hukum menikah menjadi wajib apabila:
a. Ada biaya (mahar dan nafkah)
b. Hawatir berbuat zina bila tidak menikah.
 Haram
Hukum menikah menjadi haram apabila
memiliki keyakinan bahwa dirinya tidak bisa
untuk menjalankan kewajiban-kewajiban yang
ada di dalam pernikahan.
Lanjutan...
• Sunnah
Hukumnya menikah menjadi sunnah apabila ada
keinginan menikah dan ada biaya (mahar dan nafkah)
dan mampu untuk melaksanakan hal-hal yang ada di
dalam pernikahan.
• Makruh
Hukum menikah menjadi makruh apabila tidak ada
keinginan untuk menikah, tidak ada biaya dan ia
hawatir tidak bisa melaksanakan hal-hal yang ada
dalam pernikahan.
• Mubah
Hukum menikah menjadi mubah apabila ia menikah
hanya semata-mata menuruti keinginan syahwatnya
saja.
Hukum nikah Versi hambali
wajib
• Hukum menikah menjadi
wajib aoabila ada
kehawatiran berbuat zina
bila tidak menikah, baik dia
mampu menanggung
biayanya (mahar dan
nafkah) maupun tidak.
• Mubah
Hukum menikah menjadi
mubah apabila seseorang
tidak berkeinginan menikah.
haram
Hukum menikah menjadi
haram apabila menikah di
tempat yang sedang terjadi
peperangan.
• Sunnah
Hukum nikah menjadi
sunnah apabila seseorang
berkeinginan menikah, dan
juga ia tidak hawatir berzina
andaikan tidak menikah
Syarat dan Rukun Nikah
• Versi Hanafi
a. Shighat (ijab
dan qobul)
b. Wali
c. Pihak laki-laki
d. Pihak
perempuan
e. Dua saksi
• Versi Maliki
Shighat (ijab dan
qobul)
Wali
Pihak laki-laki
Pihak Perempuan
Mahar
Dua saksi
Syarat dan rukun nikah
Syafi’i
• Shighat (ijab dan
qobul)
• Wali
• Pihak laki-laki
• Pihak perempuan
• Dua saksi
hambali
• Shighat (ijab dan
qobul)
• Wali
• Pihak laki-laki dan
pihak perempuan
tertentu
• Perempuan dan laki-
laki saaling ridlo
• Dua saksi
Perbedaan pendapat mengenai Syarat
dan rukun Nikah
 Versi hanafi
a. Ijab dan Qobul
Kata (lafadz) yang sah digunakan dalam ijab adalah kalimat
yang denotatif (mengandung makna yang sebenarnya) yang
mengandung arti pengalihan kepemilikan suatu dzat
(benda atau materi) yang disertai dengan niat dari wali dan
suami.
Selain itu, dapat pula berupa kata yang konotatif (kata kiasan)
yang memiliki qorinah (tanda) yang menunjukkan
pengalihan kepemilikan, dengan syarat kedua saksi nikah
dapat memahami kalimat tersebut. Contohnya: Hibah,
tamlik (pemberian milik), shadaqah jual beli dan lain-lain.
Lanjutan...
b. Wali (bagi anak kecil)
• Hukum wali dalam akad nikah ada dua:
• Wilayah (perwalian) sunnah, yaitu wali dalam pernikahan
perempuan yang sudah baligh dan berakal, baik ia gadis atau
janda.
• Wilayah wajib (ijbar), yaitu wali dalam akad nikah perempuan
yang masih kecil, atau sudah baligh tapi akalnya belum
sempurna, baik gadis maupun janda.
Wanita yang sudah baligh dan berakal ketika menikah tidak harus
dengan wali, bahkan ia boleh menikahkan dirinya sendiri, karena
wanita dapat menguasai dirinya dan menggunakan
(mentasharuffkan) hartanya sendiri tanpa harus dicampuri orang
lain. Berbeda dengan anak yang masih kecil.
Lanjutan...
c. Laki-laki
• Bagi laki-laki yang ingin menikah harus
memiliki syarat hak menggunakan harta
bendanya (ahliyatut-tasharuff), dengan kata
lain, ia harus sudah tamyiz, dan apabila ia
tidak atau belum memiliki sifat tamyiz, maka
akad nikahnya tidak sah karena belum
sempurna dalam kehendak dan tujuan
menurut syara’.
Lanjutan....
d. Dua saksi
Orang yang melakukan akad nikah bisa dianggap
sah apabila dalam prosesi pernikahan tersebut
adasaksi, minimal 2 orang laki-laki atau satu
laki-laki dan dua orang perempuan. Syarat
menjadi saksi antara lain adalah islam, baligh,
berakal, merdeka dan kedua saksi dapat
mendengar ucapan wali dan zauj.
lanjutan,....
 versi maliki
a. Ijab dan Qobul
Lafadz ijab ada 4 bagian:
• Lafadz yang sah digunakan dalam ijab secara mutlak (baik
menyebut mahar atau tidak)
• Lafadz yang sah dalam ijab apabila disertai dengan menyebutkan
mahar yaitu ُ‫ْت‬‫ب‬َ‫ه‬ َ‫و‬yang bermakna hibah.
• Lafadz yang masih diberdebatkan oleh para ulama dalam hal sah
tidaknya digunakan dalam ijab, yaitu setiap lafadz yang secara
makna menunjukkan kepemilikan selama-lamanya.
• Lafadz yang telah disepakati oleh ulama sebagai llafadz yang
tidak sah digunakan dalam ijab, yaitusetiap lafadz yang tidak
menunjukkan kepemilikan selamanya, seperti menyewakan,
meminjamkan.
b. Wali
• Akad nikah membutuhkan wali secara mutlak (baik
perempuan yang sudah baligh atau anak kecil).
c. Laki-laki (Zauj) dan Perempuan (Zaujah)
Rukun nikah yang berupa adanya laki-laki dan
perempuan, menurut ulama malikiyah dikenal dengan
istilah mahall (zauj/zaujah). Pada keduanya
diisyaratkan tidak adanya hal-hal yang mencegah
sahnya akad nikah, seperti ihram. Jadi, kad nikah itu
tidak sah apabila dilakukan dalam kondisi ihram
keduanya atau salah satunya sedang ihram.
d. Mahar
• Mahar merupakan syarat sah akad nikah,
karena mahar sama dengan harta atau uang
dalam akad jual beli, meskipun ketika akad
nikah mahar tidak harus disebut.
• Apabila akad nikah tanpa adanya mahar, maka
kad nikahnya tidak sah. Sama dengan orang
yang sedang bertransaksi jual beli, tanpa
adanya uang maka jual belinya tidak sah.
Lanjutan....
e. Isyhad dengan Dua Orang Saksi
• Isyhad adalah meminta persaksian dua orang saksi. Sebenarnya
isyahad tidak termasuk dalam rulrn dan syarat sahnya akad
nikah, namun dalam sebuah akad nikah sebelum istri dijima’ ada
kewajiban untuk mendapatkan kesaksian dua orang laki-laki,
meskipun ketika akad nikah berlangsung dua saksi tersebut tidak
diharuskan hadir di tempat akad.
• Menurut imam maliki, apabila akad nikah telah terjadi, istri
sudah dijima’ dan belum ada persaksian dua orang laki-laki,
maka akad nikahnya tidak sah dan harus dipisahkan antara
suami dan istri dengan cara fasakh (merusak akad nikah) dengan
satu talak dan hal ini dianggap sebagai talak ba’in, artinya
apabila si suami inginn kembali, ia harus melalui tahap
awal,yaitu dengan adanya ijab dan qobul dan terpenuhunya
syarat dan rukun nikah.
Versi Syafi’i
a. Ijab dan Qobul
• Ijab adalah perkataan dari wali atau orang lain
yang menggantikan posisinya, sebagai wakil.
Qobul adalah prkataan suami atau orang yang
menggantikan posisinya sebagai wakil.
• Menurut mazhab syafi’i, shighat yang sah dalam
ijab dan qobul hanya lafadz-lafadz yang tercetak
dari “ ُ‫ح‬َ‫ا‬‫ك‬ْ‫ن‬‫”ا‬ atau “ُ‫ج‬‫ي‬ِ‫و‬ ْ‫َز‬‫ت‬” yang keduanya bermakna
menikah.
b. Wali
• Salah satu rukun nikah adalah wali, yaitu orang yang
melakukan ijab nikah, sehingga akad nikah tanpa adanya
wali hukumnya tidak sah.
c. Mempelai laki-laki
Syarat laki-laki yang mau menikah sebagai berikut:
• Tidak ada hubungan mahram dengan mempelai wanita,
baik sebab nasab, mertua atau rodho’
• Tidak dalam kondisi dipaksa
• Sudah tertentu (mu’ayyan)
• Sudah jelas-jelas halal bagiperempuan yang akan dinikahi
• Tidak sedanh dalam keadaan ihram
Lanjutan....
d. Mempelai wanita
Syarat-syarat perempuan yang
akan dinikahi oleh
mempelai laki-laki:
• Tidak sedang ihram
• Tidak ada hubungan
mahram dengan mempelai
laki-laki, baik sebab nasab,
mertua atau rodho’
• Perempuannya sudah jelas
• Tidak sedang menjalani
masa iddah
e. Dua saksi
• Menurut imam syaf’i,
kehadiran dua saksi ketika
prosesi pernikahan
merupakan rukun yang
tidakbisa ditiadakan,
sehingga akad nikah yang
tidak dihadiri oleh dua saksi
itu tidak sah menurut syara’
Versi Hambali
a. Ijab dan Qobul
Ijab dan qobul yang sah
dalam akad nikah
menurut imam hambali
harus menggunakan
kata-kata yang diambil
dari kata “‫”التزويج‬ atau
“‫”اإلنكاح‬ yang keduanya
bermakna menikahkan.
Akad nikah tidak sah jika
menggunakan kata
jualbeli, hibah, ijarah
dan lain-lain.
b. Wali
Wali adalah seseorang
yang berhak melakukan
ijab dalam prosesi akad
nikah, apabila akad nikah
dilakukan tanpa adanya
wali, maka akad nikah
tersebut tidak sah, karena
wali adalah salah satu
dari rukun nikah yang
harus ada ketika prosesi
akad nikah berlangsung
Lanjutan....
c. Laki-laki
Syarat laki-laki yang sah melakukan prosesi akad nikah adalah:
• Baligh
• Berakal
• Merdeka
• Pandai
Sedangkan syarat sah laki-laki menikahi perempuan adalah:
• Tidak ada hubungan mahram dengan mempelai wanita,
baik sebab nasab, mertua atau rodho’
• Tidak dlam kondisi terpaksa
• Sudah tertentu
• Tidak sedang ihram
Lanjutan...
d. Perempuan
Syarat sahnya perempuan
sama dengan syarat
sahya laki-laki, namun
ad abeberapa syarat
tambahan, yaitu:
• Tidak sedang menjadi
istri orang lain
• Tidak sedang menjalani
iddah dari laki-laki lain
e. Dua saksi
Menurut mazhab hambali,
adanya dua saksi
merupakan slah satu
rukun nikah, artinya
akad nikah dianggap
sah apabila disaksikan
dua orang yang
memiliki sifat adil.
Mertua Dalam Nikah yang Fasid (Tidak
Sah)
Versi Hanafi
Akibat dari sebuah akad pernikahan
yang fasid dan istri belum dijima’ tidak
menyebabkan haram untuk menikahi
seorang mertua. Dengan demikian,
ketika seorang laki-laki menikahi seorang
perempuan akan tetapi akad nikahnya
tidak sah, maka tidak haram bagi laki-
laki tersebut untuk menikahi ibu
perempuan yang ia nikahi dengan akad
nikah yang fasid itu.
WANITA YANG TIDAK SAH UNTUK
DINIKAHI & MERTUA DALAM NIKAH
YANG FASID
Secara umum, sebab yang menjadikan haram
untuk menikah seseorang dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:
• Sebab yang berakibat pada haram untuk
dinikahi untuk selamanya.
• Sebab yang berakibat haram secara temporer
(haram dalam jangka waktu, sementara), yakni
selama sebab itu masih ada.
Lanjutan...
Versi maliki
• Adanya sebuah akad
pernikahan bisa
menyebabkan
keharaman menikahi
seorang ibu mertua
meskipun akad
nikahnya rusak (fasid
Versi syafi’i
Salah satu hal yang bisa
menyebabkan haram
menikahi ibu mertua adalah
sebuah akad nikah yang sah,
meskipun belum terjadi
jima’. Sedangkan akad
nikah yang tidak sah bisa
menetapkan haram menikahi
ibu mertua dengan syarat
sudah terjadi jima’,
meskipun melalui jalan
belakang (lubang dubur)
Lanjutan...
• Versi Hambali
Faktor yang bisa
menyebabkan haramnya
menikahi ibu mertua
adalah terjadinya akad
nikah yang sah ataupun
yang tidak sah. Dengan
demikian, akad nikah
secara mutlak bisa
menyebabkan haramnya
menikahi istri ayah (ibu
tiri)
dan seterusnya ke
atas,begitu juga
haram menikahi
istri anak
(menantu) dan
seterusnya sampai
ke bawah, dan ibu
mertua anak (besan
perempuan)
PPT Nikah 4 Mazhab
PPT Nikah 4 Mazhab

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
Marhamah Saleh
 
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Marhamah Saleh
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
Marhamah Saleh
 
Teori jual beli dalam islam
Teori jual beli dalam islamTeori jual beli dalam islam
Teori jual beli dalam islam
Arham Gensida
 
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
risky13
 

Was ist angesagt? (20)

Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
 
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
 
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
 
KAEDAH PENYAMPAIAN I QRAR MENURUT EKMSS
KAEDAH PENYAMPAIAN I QRAR MENURUT EKMSSKAEDAH PENYAMPAIAN I QRAR MENURUT EKMSS
KAEDAH PENYAMPAIAN I QRAR MENURUT EKMSS
 
Ijtihad
IjtihadIjtihad
Ijtihad
 
Faraidh
FaraidhFaraidh
Faraidh
 
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYADHUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
 
Pengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyahPengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyah
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
 
7. fiqh munakahat
7. fiqh munakahat7. fiqh munakahat
7. fiqh munakahat
 
Teori jual beli dalam islam
Teori jual beli dalam islamTeori jual beli dalam islam
Teori jual beli dalam islam
 
Ijmak
IjmakIjmak
Ijmak
 
Aul dan radd (fikih mawaris)
Aul dan radd (fikih mawaris)Aul dan radd (fikih mawaris)
Aul dan radd (fikih mawaris)
 
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
 
Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)
 
Makalah fiqih talak
Makalah fiqih talakMakalah fiqih talak
Makalah fiqih talak
 
Makalah nasikh mansukh
Makalah nasikh mansukhMakalah nasikh mansukh
Makalah nasikh mansukh
 
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
 
Presentasi+wadiah
Presentasi+wadiahPresentasi+wadiah
Presentasi+wadiah
 
Khitbah
KhitbahKhitbah
Khitbah
 

Andere mochten auch

nikah menurut islam
nikah menurut islamnikah menurut islam
nikah menurut islam
anggi_andini
 
Perkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islamPerkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islam
Arra Asri
 
Bab 1 fiqih iii munakahat
Bab 1 fiqih iii munakahatBab 1 fiqih iii munakahat
Bab 1 fiqih iii munakahat
ikmalabas
 
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahanFIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
Ahmad Haris Miftah
 

Andere mochten auch (20)

Munakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam IslamMunakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam Islam
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )
Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )
Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )
 
Sholat 4 madzhab
Sholat 4 madzhabSholat 4 madzhab
Sholat 4 madzhab
 
nikah menurut islam
nikah menurut islamnikah menurut islam
nikah menurut islam
 
Mazhab fiqh
Mazhab fiqhMazhab fiqh
Mazhab fiqh
 
Pernikahan menurut Islam
Pernikahan menurut IslamPernikahan menurut Islam
Pernikahan menurut Islam
 
Fiqh Munakahat
Fiqh MunakahatFiqh Munakahat
Fiqh Munakahat
 
Tokoh Imam Empat Mazhab : Imam Malik
Tokoh Imam Empat Mazhab : Imam MalikTokoh Imam Empat Mazhab : Imam Malik
Tokoh Imam Empat Mazhab : Imam Malik
 
Hukum nikah
Hukum nikahHukum nikah
Hukum nikah
 
Perkahwinan
PerkahwinanPerkahwinan
Perkahwinan
 
Keluarga sakinah
Keluarga sakinahKeluarga sakinah
Keluarga sakinah
 
Hak dan Kewajiban Suami Istri
Hak dan Kewajiban Suami IstriHak dan Kewajiban Suami Istri
Hak dan Kewajiban Suami Istri
 
Tata cara berwudhu
Tata cara berwudhuTata cara berwudhu
Tata cara berwudhu
 
Perkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islamPerkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islam
 
pernikahan (kelompok 1)
pernikahan (kelompok 1)pernikahan (kelompok 1)
pernikahan (kelompok 1)
 
Bab 1 fiqih iii munakahat
Bab 1 fiqih iii munakahatBab 1 fiqih iii munakahat
Bab 1 fiqih iii munakahat
 
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahanFIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
 
Pendidikan Islam tingkatan 5 - Perkahwinan dalam Islam - SPM
Pendidikan Islam tingkatan 5 - Perkahwinan dalam Islam - SPMPendidikan Islam tingkatan 5 - Perkahwinan dalam Islam - SPM
Pendidikan Islam tingkatan 5 - Perkahwinan dalam Islam - SPM
 
Karakter dokter muslim
Karakter dokter muslimKarakter dokter muslim
Karakter dokter muslim
 

Ähnlich wie PPT Nikah 4 Mazhab

HUKUM PERNIKAHAN
HUKUM PERNIKAHANHUKUM PERNIKAHAN
HUKUM PERNIKAHAN
Nur Huda
 
Fiqih munakahat dan teknik perkawinan
Fiqih munakahat dan teknik perkawinanFiqih munakahat dan teknik perkawinan
Fiqih munakahat dan teknik perkawinan
budistaiattanwir
 
Ketentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluargaKetentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluarga
Yulia Fauzi
 

Ähnlich wie PPT Nikah 4 Mazhab (20)

Nikah pernikahan
Nikah   pernikahanNikah   pernikahan
Nikah pernikahan
 
Bab5pernikahan 121115080312-phpapp01
Bab5pernikahan 121115080312-phpapp01Bab5pernikahan 121115080312-phpapp01
Bab5pernikahan 121115080312-phpapp01
 
HUKUM PERNIKAHAN
HUKUM PERNIKAHANHUKUM PERNIKAHAN
HUKUM PERNIKAHAN
 
Fiqih nikah dan talaq
Fiqih nikah dan talaqFiqih nikah dan talaq
Fiqih nikah dan talaq
 
Fiqih munakahat dan teknik perkawinan
Fiqih munakahat dan teknik perkawinanFiqih munakahat dan teknik perkawinan
Fiqih munakahat dan teknik perkawinan
 
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, maharKonsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
 
Fiqh Munakahat
Fiqh MunakahatFiqh Munakahat
Fiqh Munakahat
 
Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3
 
Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3
 
MATERI PAI MUNAKAHAT.pptx
MATERI PAI MUNAKAHAT.pptxMATERI PAI MUNAKAHAT.pptx
MATERI PAI MUNAKAHAT.pptx
 
Rukun nikah 2
Rukun nikah 2Rukun nikah 2
Rukun nikah 2
 
1. pernikahan
1. pernikahan1. pernikahan
1. pernikahan
 
Munakahat (pernikahan)
Munakahat (pernikahan)Munakahat (pernikahan)
Munakahat (pernikahan)
 
Perkahwinan
PerkahwinanPerkahwinan
Perkahwinan
 
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptxBAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
 
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptxBAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
 
KONSEP NIKAH
KONSEP NIKAHKONSEP NIKAH
KONSEP NIKAH
 
Ketentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluargaKetentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluarga
 
KLP 1 MUNAKAHAT.pdf
KLP 1 MUNAKAHAT.pdfKLP 1 MUNAKAHAT.pdf
KLP 1 MUNAKAHAT.pdf
 
Munakahat
MunakahatMunakahat
Munakahat
 

Kürzlich hochgeladen

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 

PPT Nikah 4 Mazhab

  • 1. “NIKAH” PERBANDINGAN MAZHAB KELOMPOK 11: BONATIN (3211113049) EKHSANNUDIN (3211113063)
  • 2. PENGERTIAN NIKAH • MAZHAB HANAFI nikah adalah sebagai akad yang berakibat pada “pemilikan” seks secara sengaja. • MALIKI nikah adalah sebagai akad untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan anak adam tanpa menyebutkan harga secara pasti sebelumnya. • SYAFI’I nikah adalah sebagai akad yang berdampak akibat kepemilikan seks. • HAMBALI nikah adalah akad yang diucapkan dengan menggunakan kata ankah atau tazwij untuk kesenangan seksual
  • 3. HUKUM, SYARAT DAN RUKUN NIKAH Hukum nikah 4 mazhab 1. Hanafi • Wajib º Ada keyakinan terjadi zina apabila tidak menikah. º Tidak mampu berpuasa, atau mampu akan tetapi puasanya tidak bisa menolak terjadinya zina º Tidak mampu memiliki budak perempuan (amal) sebagai ganti dari isteri. º Mampu membayar mahar dan memberi nafkah
  • 4. Lanjutan.... Sunnah Muakkadah • Hukum nikah akan menjadi sunnah muakkadah apabila terpenuhi syarat-syarat berikut:  Ada keinginan menikah  Memiliki biaya untuk mahar dan mampu memberi nafkah.  Mampu untuk ijma’ Haram Hukum nikah menjadi haram apabila berkeyakinan kalau setelah menikah akan memenuhi kebutuhan nafkah dengan jalan yang haram, seperti dengan berbuat dzalim pada orang lain
  • 5. Lanjutan.... Makruh tahrim Hukum menikah menjadi makruh tahrim apabila setelah menikah ada kehawatiran akan mencari nafkah dengan jalan haram Mubah Hukum nikah menjadi mubah apabila tujuan menikah hanya ingin memenuhi kebutuhan syahwat saja, bukan karena hawatir akan melakukan zina.
  • 6. Hukum nikah maliki  Wajib Hukum menikah menjadi wajib apabila memenuhi tiga syarat, yaitu: 1. Hawatir melakukan zina 2. Tidak mampu berpuasa atau mampu tapi puasanya tidak bisa mencegah terjadinya zina. 3. Tidak mampu memiliki budak perempuan (amal) sebagai pengganti isteri dalam istimta’.
  • 7. Lanjutan... Haram Hukum menikah menjadi haram apabila tidak hawaatir zina dan tidak mampu memberi nafkah dari harta yang halal atau atau tidak mampu jima’, sementara isterinya tidak ridlo. sunnah Hukum menikah menjadi sunnah apabila tidak ingin untuk menikah dan ada kekhawatiran tidak mampu melaksanakan hal-hal yang wajib baginya. • Mubah Hukum menikah menjadi mubah apabila tidak ingin menikah dan tidak mengharap keturunan, sedangkan ia mampu menikah dan tetap bisa melakukan hal-hal sunnah.
  • 8. Syafi’i  Wajib Hukum menikah menjadi wajib apabila: a. Ada biaya (mahar dan nafkah) b. Hawatir berbuat zina bila tidak menikah.  Haram Hukum menikah menjadi haram apabila memiliki keyakinan bahwa dirinya tidak bisa untuk menjalankan kewajiban-kewajiban yang ada di dalam pernikahan.
  • 9. Lanjutan... • Sunnah Hukumnya menikah menjadi sunnah apabila ada keinginan menikah dan ada biaya (mahar dan nafkah) dan mampu untuk melaksanakan hal-hal yang ada di dalam pernikahan. • Makruh Hukum menikah menjadi makruh apabila tidak ada keinginan untuk menikah, tidak ada biaya dan ia hawatir tidak bisa melaksanakan hal-hal yang ada dalam pernikahan. • Mubah Hukum menikah menjadi mubah apabila ia menikah hanya semata-mata menuruti keinginan syahwatnya saja.
  • 10. Hukum nikah Versi hambali wajib • Hukum menikah menjadi wajib aoabila ada kehawatiran berbuat zina bila tidak menikah, baik dia mampu menanggung biayanya (mahar dan nafkah) maupun tidak. • Mubah Hukum menikah menjadi mubah apabila seseorang tidak berkeinginan menikah. haram Hukum menikah menjadi haram apabila menikah di tempat yang sedang terjadi peperangan. • Sunnah Hukum nikah menjadi sunnah apabila seseorang berkeinginan menikah, dan juga ia tidak hawatir berzina andaikan tidak menikah
  • 11. Syarat dan Rukun Nikah • Versi Hanafi a. Shighat (ijab dan qobul) b. Wali c. Pihak laki-laki d. Pihak perempuan e. Dua saksi • Versi Maliki Shighat (ijab dan qobul) Wali Pihak laki-laki Pihak Perempuan Mahar Dua saksi
  • 12. Syarat dan rukun nikah Syafi’i • Shighat (ijab dan qobul) • Wali • Pihak laki-laki • Pihak perempuan • Dua saksi hambali • Shighat (ijab dan qobul) • Wali • Pihak laki-laki dan pihak perempuan tertentu • Perempuan dan laki- laki saaling ridlo • Dua saksi
  • 13. Perbedaan pendapat mengenai Syarat dan rukun Nikah  Versi hanafi a. Ijab dan Qobul Kata (lafadz) yang sah digunakan dalam ijab adalah kalimat yang denotatif (mengandung makna yang sebenarnya) yang mengandung arti pengalihan kepemilikan suatu dzat (benda atau materi) yang disertai dengan niat dari wali dan suami. Selain itu, dapat pula berupa kata yang konotatif (kata kiasan) yang memiliki qorinah (tanda) yang menunjukkan pengalihan kepemilikan, dengan syarat kedua saksi nikah dapat memahami kalimat tersebut. Contohnya: Hibah, tamlik (pemberian milik), shadaqah jual beli dan lain-lain.
  • 14. Lanjutan... b. Wali (bagi anak kecil) • Hukum wali dalam akad nikah ada dua: • Wilayah (perwalian) sunnah, yaitu wali dalam pernikahan perempuan yang sudah baligh dan berakal, baik ia gadis atau janda. • Wilayah wajib (ijbar), yaitu wali dalam akad nikah perempuan yang masih kecil, atau sudah baligh tapi akalnya belum sempurna, baik gadis maupun janda. Wanita yang sudah baligh dan berakal ketika menikah tidak harus dengan wali, bahkan ia boleh menikahkan dirinya sendiri, karena wanita dapat menguasai dirinya dan menggunakan (mentasharuffkan) hartanya sendiri tanpa harus dicampuri orang lain. Berbeda dengan anak yang masih kecil.
  • 15. Lanjutan... c. Laki-laki • Bagi laki-laki yang ingin menikah harus memiliki syarat hak menggunakan harta bendanya (ahliyatut-tasharuff), dengan kata lain, ia harus sudah tamyiz, dan apabila ia tidak atau belum memiliki sifat tamyiz, maka akad nikahnya tidak sah karena belum sempurna dalam kehendak dan tujuan menurut syara’.
  • 16. Lanjutan.... d. Dua saksi Orang yang melakukan akad nikah bisa dianggap sah apabila dalam prosesi pernikahan tersebut adasaksi, minimal 2 orang laki-laki atau satu laki-laki dan dua orang perempuan. Syarat menjadi saksi antara lain adalah islam, baligh, berakal, merdeka dan kedua saksi dapat mendengar ucapan wali dan zauj.
  • 17. lanjutan,....  versi maliki a. Ijab dan Qobul Lafadz ijab ada 4 bagian: • Lafadz yang sah digunakan dalam ijab secara mutlak (baik menyebut mahar atau tidak) • Lafadz yang sah dalam ijab apabila disertai dengan menyebutkan mahar yaitu ُ‫ْت‬‫ب‬َ‫ه‬ َ‫و‬yang bermakna hibah. • Lafadz yang masih diberdebatkan oleh para ulama dalam hal sah tidaknya digunakan dalam ijab, yaitu setiap lafadz yang secara makna menunjukkan kepemilikan selama-lamanya. • Lafadz yang telah disepakati oleh ulama sebagai llafadz yang tidak sah digunakan dalam ijab, yaitusetiap lafadz yang tidak menunjukkan kepemilikan selamanya, seperti menyewakan, meminjamkan.
  • 18. b. Wali • Akad nikah membutuhkan wali secara mutlak (baik perempuan yang sudah baligh atau anak kecil). c. Laki-laki (Zauj) dan Perempuan (Zaujah) Rukun nikah yang berupa adanya laki-laki dan perempuan, menurut ulama malikiyah dikenal dengan istilah mahall (zauj/zaujah). Pada keduanya diisyaratkan tidak adanya hal-hal yang mencegah sahnya akad nikah, seperti ihram. Jadi, kad nikah itu tidak sah apabila dilakukan dalam kondisi ihram keduanya atau salah satunya sedang ihram.
  • 19. d. Mahar • Mahar merupakan syarat sah akad nikah, karena mahar sama dengan harta atau uang dalam akad jual beli, meskipun ketika akad nikah mahar tidak harus disebut. • Apabila akad nikah tanpa adanya mahar, maka kad nikahnya tidak sah. Sama dengan orang yang sedang bertransaksi jual beli, tanpa adanya uang maka jual belinya tidak sah.
  • 20. Lanjutan.... e. Isyhad dengan Dua Orang Saksi • Isyhad adalah meminta persaksian dua orang saksi. Sebenarnya isyahad tidak termasuk dalam rulrn dan syarat sahnya akad nikah, namun dalam sebuah akad nikah sebelum istri dijima’ ada kewajiban untuk mendapatkan kesaksian dua orang laki-laki, meskipun ketika akad nikah berlangsung dua saksi tersebut tidak diharuskan hadir di tempat akad. • Menurut imam maliki, apabila akad nikah telah terjadi, istri sudah dijima’ dan belum ada persaksian dua orang laki-laki, maka akad nikahnya tidak sah dan harus dipisahkan antara suami dan istri dengan cara fasakh (merusak akad nikah) dengan satu talak dan hal ini dianggap sebagai talak ba’in, artinya apabila si suami inginn kembali, ia harus melalui tahap awal,yaitu dengan adanya ijab dan qobul dan terpenuhunya syarat dan rukun nikah.
  • 21. Versi Syafi’i a. Ijab dan Qobul • Ijab adalah perkataan dari wali atau orang lain yang menggantikan posisinya, sebagai wakil. Qobul adalah prkataan suami atau orang yang menggantikan posisinya sebagai wakil. • Menurut mazhab syafi’i, shighat yang sah dalam ijab dan qobul hanya lafadz-lafadz yang tercetak dari “ ُ‫ح‬َ‫ا‬‫ك‬ْ‫ن‬‫”ا‬ atau “ُ‫ج‬‫ي‬ِ‫و‬ ْ‫َز‬‫ت‬” yang keduanya bermakna menikah.
  • 22. b. Wali • Salah satu rukun nikah adalah wali, yaitu orang yang melakukan ijab nikah, sehingga akad nikah tanpa adanya wali hukumnya tidak sah. c. Mempelai laki-laki Syarat laki-laki yang mau menikah sebagai berikut: • Tidak ada hubungan mahram dengan mempelai wanita, baik sebab nasab, mertua atau rodho’ • Tidak dalam kondisi dipaksa • Sudah tertentu (mu’ayyan) • Sudah jelas-jelas halal bagiperempuan yang akan dinikahi • Tidak sedanh dalam keadaan ihram
  • 23. Lanjutan.... d. Mempelai wanita Syarat-syarat perempuan yang akan dinikahi oleh mempelai laki-laki: • Tidak sedang ihram • Tidak ada hubungan mahram dengan mempelai laki-laki, baik sebab nasab, mertua atau rodho’ • Perempuannya sudah jelas • Tidak sedang menjalani masa iddah e. Dua saksi • Menurut imam syaf’i, kehadiran dua saksi ketika prosesi pernikahan merupakan rukun yang tidakbisa ditiadakan, sehingga akad nikah yang tidak dihadiri oleh dua saksi itu tidak sah menurut syara’
  • 24. Versi Hambali a. Ijab dan Qobul Ijab dan qobul yang sah dalam akad nikah menurut imam hambali harus menggunakan kata-kata yang diambil dari kata “‫”التزويج‬ atau “‫”اإلنكاح‬ yang keduanya bermakna menikahkan. Akad nikah tidak sah jika menggunakan kata jualbeli, hibah, ijarah dan lain-lain. b. Wali Wali adalah seseorang yang berhak melakukan ijab dalam prosesi akad nikah, apabila akad nikah dilakukan tanpa adanya wali, maka akad nikah tersebut tidak sah, karena wali adalah salah satu dari rukun nikah yang harus ada ketika prosesi akad nikah berlangsung
  • 25. Lanjutan.... c. Laki-laki Syarat laki-laki yang sah melakukan prosesi akad nikah adalah: • Baligh • Berakal • Merdeka • Pandai Sedangkan syarat sah laki-laki menikahi perempuan adalah: • Tidak ada hubungan mahram dengan mempelai wanita, baik sebab nasab, mertua atau rodho’ • Tidak dlam kondisi terpaksa • Sudah tertentu • Tidak sedang ihram
  • 26. Lanjutan... d. Perempuan Syarat sahnya perempuan sama dengan syarat sahya laki-laki, namun ad abeberapa syarat tambahan, yaitu: • Tidak sedang menjadi istri orang lain • Tidak sedang menjalani iddah dari laki-laki lain e. Dua saksi Menurut mazhab hambali, adanya dua saksi merupakan slah satu rukun nikah, artinya akad nikah dianggap sah apabila disaksikan dua orang yang memiliki sifat adil.
  • 27. Mertua Dalam Nikah yang Fasid (Tidak Sah) Versi Hanafi Akibat dari sebuah akad pernikahan yang fasid dan istri belum dijima’ tidak menyebabkan haram untuk menikahi seorang mertua. Dengan demikian, ketika seorang laki-laki menikahi seorang perempuan akan tetapi akad nikahnya tidak sah, maka tidak haram bagi laki- laki tersebut untuk menikahi ibu perempuan yang ia nikahi dengan akad nikah yang fasid itu.
  • 28. WANITA YANG TIDAK SAH UNTUK DINIKAHI & MERTUA DALAM NIKAH YANG FASID Secara umum, sebab yang menjadikan haram untuk menikah seseorang dibagi menjadi dua bagian, yaitu: • Sebab yang berakibat pada haram untuk dinikahi untuk selamanya. • Sebab yang berakibat haram secara temporer (haram dalam jangka waktu, sementara), yakni selama sebab itu masih ada.
  • 29. Lanjutan... Versi maliki • Adanya sebuah akad pernikahan bisa menyebabkan keharaman menikahi seorang ibu mertua meskipun akad nikahnya rusak (fasid Versi syafi’i Salah satu hal yang bisa menyebabkan haram menikahi ibu mertua adalah sebuah akad nikah yang sah, meskipun belum terjadi jima’. Sedangkan akad nikah yang tidak sah bisa menetapkan haram menikahi ibu mertua dengan syarat sudah terjadi jima’, meskipun melalui jalan belakang (lubang dubur)
  • 30. Lanjutan... • Versi Hambali Faktor yang bisa menyebabkan haramnya menikahi ibu mertua adalah terjadinya akad nikah yang sah ataupun yang tidak sah. Dengan demikian, akad nikah secara mutlak bisa menyebabkan haramnya menikahi istri ayah (ibu tiri) dan seterusnya ke atas,begitu juga haram menikahi istri anak (menantu) dan seterusnya sampai ke bawah, dan ibu mertua anak (besan perempuan)