SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 5
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Sri Hardaningsih : Patogenisitas Phytophthora Sp. Pada Beberapa Genotip Kacang Hijau Dan Prospek Pengendaliannya Menggunakan
                                                                                                               Trichoderma Spp.



     PATOGENISITAS Phytophthora sp. PADA BEBERAPA GENOTIP KACANG
HIJAU DAN PROSPEK PENGENDALIANNYA MENGGUNAKAN Trichoderma spp.




                                                 Sri Hardaningsih
                        Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
                                          P.O.Box 66 Malang 65101


                                                       ABSTRAK

   Penyakit rebah semai yang disebabkan oleh Phytophthora sp. merupakan penyakit penting pada
   tanaman kacang hijau di Indonesia selain itu penyakit penting lainnya adalah penyakit bercak daun
   yang disebabkan Cercospora canescens dan embun tepung.yang disebabkan oleh Erysiphe polygoni. Di
   beberapa Kebun Percobaan lingkup Balitkabi menunjukkan bahwa penyakit rebah semai yang sebagian
   besar disebabkan oleh jamur Phytophthora sp. ternyata sangat merugikan. Sebagian besar genotip
   kacang hijau koleksi Balitkabi rentan terhadap patogen ini, dan serangan tertinggi terlihat pada
   stadium awal pertumbuhan dan mampu mengurangi populasi tanaman..Delapan genotip kacang hijau
   diuji reaksinya terhadap serangan Phytophthora sp. dan lima isolate Trichoderma (MR 35, Ptr 1, Pl 4,
   L 4, dan L 22) diuji daya hambatnya untuk mngetahui prospek pengendaliannya secara hayati dengan
   menggunakan uji kultur ganda di laboratorium Mikologi Balitkabi. selama bulan Maret – April 2007.
   Genotipe yang menunjukkan reaksi tahan terhadap Phytophthora sp. adalah Merpati, Parkit, Kutilang,
   dan Mlg 44, sedangkan hasil uji kultur ganda menunjukkan bahwa Trichoderma isolat L-4 paling
   efektif dalam menghambat pertumbuhan Phytophthora sampai 56%, dibanding isolat lain. Isolat L-4
   yang berasal dari Lampung mempunyai peluang sebagai agens hayati dalam menekan serangan rebah
   semai.
            .
   Kata kunci : Trichoderma, Phytophthora, antagonisme, kacang hijau



                                                      ABSTRACT

   Damping-off disease caused by Phytophthora sp. is important on mungbean in Indonesia beside the
   other important disease are leaf spot caused by Cercospora canescens and powdery mildew caused
   by Erysiphe polygoni. At some experimental farm belonging to ILETRI showed if destructive because
   most of mungbean genotype collection of ILETRI was susceptible to this pathogen and highest
   severity shows in early stage because able to decrease population.Eight of genotypes were tested to
   Phytophthora sp.during March – April 2007 to know the pathogenicity. The antagonistic fungi,
   Trichoderma spp. (MR 35, Ptr-1, Pl-4, L-4, and L-22) were tested its effectiveness to Phytophthora
   sp. using multiple cultured in Mycology laboratory of ILETRI. The multiple cultured indicated isolate
   L-4 most effective for inhibit pathogen up to 56,60% compared with other isolates. Isolate L-4
   originally from Lampung and has a chance as biological agents for suppress damping-off disease
   caused by Phytophthora sp. in vivo. Genotype MLG-44, variety Merpati, Parkit, and Kutilang were
   resistance to Phytophthora sp.

   Key words : Phytophthora, Trichoderma, antagonism, mungbean



                                                       PENDAHULUAN
     Penyakit bercak daun yang disebabkan oleh Cercospora canescens, dan embun tepung yang
                                                           23
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.2.,2011



disebabkan oleh Erysiphe polygoni merupakan penyakit penting pada kacang hijau di Indonesia
(Semangun, 1991; Sri Hardaningsih dkk.,1992). Sejak lebih dari lima tahun terakhir tanaman kacang
hijau di beberapa Kebun Percobaan lingkup Balitkabi banyak yang mati, dan dari hasil identifikasi
menunjukkan bahwa Pythium sp. merupakan patogen yang dominan di samping Rhizoctonia solani,
Sclerotium rolfsii, dan Colletotrichum sp. (Sri Hardaningsih dan Yusnawan, 2003). Selanjutnya pada dua
tahun terakhir tanaman layu pada kacang hijau semakin meningkat ternyata penyebab utamanya adalah
pathogen Phytophthora sp.
        Phytophthora sp.dan Pythium sp. sangat merugikan karena menyebabkan tanaman muda mati
dengan gejala layu dan juga mampu menyerang tanaman dewasa. Pengamatan selama dua tahun terakhir
menunjukkan bahwa sebagian besar genotipe koleksi Balitkabi ternyata peka terhadap Phytophthora sp
(Sri Hardaningsih, 2007).
        Jamur antagonis Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. mempunyai kemampuan menghambat
pertumbuhan jamur patogen di laboratorium, diantaranya adalah Sclerotium rolfsii, Rhizoctonia solani,
Fusarium sp. (Sri Hardaningsih, 1997; Sri Hardaningsih, 1999; Sri Hardaningsih, 2000; Sri
Hardaningsih dan Prayogo, 2001; Sri Hardaningsih dan Prayogo, 2002), sehingga mempunyai peluang
untuk mengendalikan jamur patogen yang sangat virulen tersebut.
Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui patogenisitas Phytophthora sp. pada delapan genotipe
kacang hijau dan mengetahui daya hambat lima isolat Trichoderma dalam menekan serangan
Phytophthora sp di laboratorium.

                                                    BAHAN DAN METODE

I. Pengujian ketahanan genotipe kacang hijau terhadap Phytophthora sp. :
        Isolat Phytophthora sp. berasal dari tanaman koleksi plasma nutfah dan pemuliaaan Balitkabi
pada tahuan 2007 dan kemudian diperbanyak dalam media agar miring PDA.
        Isolasi dilakukan dengan memotong batang tanaman kacang hijau terserang layu Phytophthora
sp. Potongan batang tersbut direndam selama satu menit dalam larutan kloroks (Na2So3) 0,5 %
selanjutnya dibersihkan dalam air steril selama 5 menit. Kemudian potongan batang tersebut
dikeringkan dalam kertas saring steril dan ditumbuhkan dalam cawan petri kemudian dimurnikan,
setelah itu diisolasi pada media agar miring yang berisi media PDA. Setelah biakan tumbuh dan berumur
dua minggu, dilakukan inokulasi dengan larutan spora (dalam hal ini berbentuk oogonium) sebanyak
104/ml disemprotkan pada tanah/bagian pangkal batang tanaman umur tiga hari.
        Sepuluh genotipe kacang hijau : Merak, Merpati, Parkit, Kutilang, Lokal Wongsorejo, Mlg 44,
Mlg 87, dan Mlg 716 di tanam dalam pot yang berisi 10 kg tanah tanpa disterilkan dalam Rancangan
Acak Lengkap diulang tiga kali pada periode November – Desember 2007.. Pada waktu tanaman
berumur tiga hari diinokulasi dengan Phytophthora sp. (6 tanaman/genotipe) dan diamati persentase
jumlah tanaman yang mati setelah 7 – 14 hari dengan kriteria sebagai berikut : Terserang 0 – 10% :
tahan; terserang 11-25% = agak tahan; terserang 26-50% = agak rentan ; terserang 51-100% = sangat
rentan.
II, Efektivitas isolat Trichoderma terhadap Phytophthora sp. :
        Efektivitas Trichoderma dilakukan dengan menggunakan metode kultur ganda di laboratorium
Mikologi Balitkabi selama bulan Maret – April 2007 menggunakan lima isolat jamur antagonis
Trichoderma spp. : MR 35, Ptr 1, Pl-4, L-4, dan L-22 menggunakan Rancangan Acak Lengkap diulang
empat kali. Setiap isolat Trichoderma diuji daya hambatnya terhadap Phytophthora sp., dengan
menumbuhkan Trichoderma bersama-sama dengan Phytophthora sp. dalam satu cawan petri yang sama
dengan jarak kira-kira 3 - 4 cm.
        Selanjutnya dihitung persentase penghambatan Trichodema spp. pada 7 hari setelah pengujian
kultur ganda. Cara menghitung persentase penghambatan menggunakan rumus sebagai berikut :

                                                           24
Sri Hardaningsih : Patogenisitas Phytophthora Sp. Pada Beberapa Genotip Kacang Hijau Dan Prospek Pengendaliannya Menggunakan
                                                                                                                  Trichoderma Spp.




                                      R1 - R2
        Prosentase Penghambatan = P = ------------ x 100%
                                         R1

R1 = Jarak pertumbuhan koloni Phytophthora sp. yang berlawanan dengan Trichoderma spp.
R2 = Jarak pertumbuhan koloni Phytophthora sp yang berhadapan dengan Trichodema spp




                        Gambar 1. Serangan rebah kecambah pada kacang hijau umur 10 hari

                                             HASIL DAN PEMBAHASAN
I.Pengujian ketahanan genotipe kacang hijau terhadap Phytophthora sp.
        Gejala serangan biasanya dimulai sejak tanaman berumur 1 – 4 minggu, dengan gejala hawar pada
pangkal batang, kadang-kadang pada ujung batang, dan kemudian layu dan mati (Gambar 1). Apabila
tanaman terserang tidak mati pada awal serangan biasanya setelah tanaman dewasa gejala serangan
masih terlihat dan kadang-kadang diikuti oleh serangan patogen lemah yang lain, yaitu Colletotrichum
dan Fusarium, sehingga spora Phytophthora tidak teramati lagi secara mikroskopis.
        Genotipe MLG–716 dan varietas lokal Wongsorejo ternyata paling peka terhadap serangan
rebah kecambah yang disebabkan oleh Phytophthora sp. dengan persentase serangan 64,44% dan
62,22%. Varietas Merak terserang layu sebanyak 44,44% dan MLG-87 terserang layu sebanyak
16,67%, sedangkan genotipe yang lain (MLG-44, Merpati, Parkit, dan Kutilang) tidak terserang sama
sekali (Tabel 1). Dari pengamatan secara visual tanaman kacang hijau varietas Kutilang batangnya sangat
kokoh, sehingga diduga faktor ketahanan mekanis pada varietas tersebut yang mengakibatkan tahan
terhadap serangan Phytophthora sp. Varietas Merpati dan Parkit berasal dari AVRDC, Taiwan, dan
diduga memang mempunyai ketahanan terhadap penyakit–penyakit terbawa tanah. MLG-44 adalah
varietas lokal yang berasal dari Bogor dan seperti kebanyakan varietas lokal mempunyai ketahanan
tinggi/mampu beradaptasi terhadap serangan patogen tertentu.
II, Efektivitas isolat Trichoderma terhadap Phytophthora sp.
       Isolat L-22 dari Lampung dan PL-4 dari Palembang ternyata tidak efektif, karena hanya dapat
menghambat pertumbuhan Phytophthora sp. sebesar 9,94% dan 13,75%. Isolat MR-35 dari Jawa Timur
dan Ptr-1 dari Balitkabi hanya menghambat sebesar 28,28% dan 32,65%. Isolat L-4 dari Lampung
ternyata paling efektif dengan daya hambat 56,60% (Tabel 2).




                                                              25
Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.2.,2011



             Tabel 1. Patogenisitas Phytophthora sp.pada 8 genotipe kacang hijau umur 1 – 4 mst

              No.              Nama genotipe               % Tanaman mati      Kriteria Ketahanan
              1         MLG-44                                 0      b          Tahan
              2         MLG-87                                16,67 a b          Agak tahan
              3         MLG-716                               64,44 a            Rentan
              4         Lokal Wongsorejo                      62,22 a            Rentan
              5         Merak                                 44,44 a b          Agak rentan
              6         Merpati                                0      b          Tahan
              7         Parkit                                 0      b          Tahan
              8         Kutilang                               0      b          Tahan
                        K.K (%)                               21,46
                        LSD (5%)                              49,58

           Tabel 2. Persentase penghambatan isolat Trichoderma spp. terhadap Phytophthora sp.

    No.      Nama Isolat Trichoderma                            Asal Isolat                   Persentase
                                                                                           penghambatan (%)
    1        MR 35                                                Jawa Timur                   28,28 a b
    2        Ptr-1                                                 Balitkabi                   32,65 a b
    3        PL-4                                                 Palembang                    13,75 b
    4        L-4                                                   Lampung                     56,60 a
    5        L-22                                                  Lampung                      9,94 b
             K.K (%)                                                                           24,10
             LSD (5%)                                                                          35,67

        Penghambatan tertinggi terhadap serangan Phytophthora sp. ditunjukkan oleh Trichoderma
isolat L–4    yang berasal dari Lampung hanya sebesar 56,60% karena tidak mampu melawan
Phytophthora sp., patogen yang sangat virulen. Jamur Phytophthora spp. termasuk dalam klas
Pythiaceae, merupakan patogen yang paling virulen dalam klas tersebut (Alexopoulos dan Mims, 1979).
Phytophthora mempunyai beberapa jenis spora, yaitu oogonium/antheridium, sporangium, spora
kembara (zoospora), dan oospora yang merupakan spora yang mengalami dormansi sehingga mampu
bertahan bertahun-tahun di dalam tanah dalam kondisi cekaman lingkungan yang tidak menguntungkan,
dan akan aktif     bila keadaan menguntungkan baginya. (Schmitthenner, 2000). Di samping itu
Phytophthora. terdiri atas bermacam-macam species, dan agak sukar untuk diidentifikasi apalagi
mencapai tahap spesies, hal ini disebabkan untuk membedakan antara Phytophthora dan Pythium saja
tidak mudah. Karena pada umumnya hanya spora oogonium yang terbentuk, dan untuk membedakan
kedua genus tersebut harus melihat spora lain yaitu sporangium dan harus memerlukan perlakuan
khusus. Sporangium pada Phytophthora umumnya berbentuk lonjong dan ujungnya terbentuk papilla
(tonjolan) sedangkan pada Pythium umumnya berbentuk bulat dan tanpa papilla (von Arx, 1981).
Phytophthora mampu menyebabkan penyakit pada beberapa jenis tanaman inang terutama dari familia
tanaman sayuran sampai kacang-kacangan : Cruciferae, Cucurbitaceae, Amaranthaceae, Spinaceae,
Solanaceae, dan Leguminosae (Waterhouse dan Waterston, 1966).
        Trichoderma isolat L-4 dari Lampung yang daya hambat 56,60% mempunyai peluang digunakan
untuk pengendalian di lapangan dengan kondisi drainage yang baik akan lebih baik pengendaliannya
apabila dikombinasi dengan tanaman yang tahan terhadap Phytophthora, yaitu MLG-44, Kutilang,
Merpati, atau Parkit



                                                                 26
Sri Hardaningsih : Patogenisitas Phytophthora Sp. Pada Beberapa Genotip Kacang Hijau Dan Prospek Pengendaliannya Menggunakan
                                                                                                                  Trichoderma Spp.



                                                       KESIMPULAN
Dari percobaan dapat diambil kesimpulan :
   1. Varietas tahan terhadap penyakit rebah kecambah yang disebabkan oleh Phytophthora sp.
       adalah Kutilang, Merpati, Parkit , dan MLG-44
   2. Isolat Trichoderma L-4 berasal dari Lampung mempunyai daya hambat tertinggi, 56,6%
       dibanding empat isolat Trichoderma lain.
   3. Isolat Trichoderma L-4 dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit rebah kecambah secara
       invivo dikombinasikan dengan varietas tahan Parkit, Merpati, Kutilang, atau MLG-44, dengan
       kondisi drainage baik.

                                                      DAFTAR PUSTAKA
Alexopoulos, C.J. and C.W. Mims, 1979. Introductory Mycology. Third Edition. John Wiley & Sons. 632
       p.
Arx, von, J.A.1981. The Genera of Fungi Sporulating in Pure Culture. J. Cramer. F.L-9490 VADUS. 424
       p.
Schmitthenner, A.F., 1999. Phytophthora Rot of Soybean. In G.L. Hartman, J.B. Sinclair, A.J. Rupe
       (Eds.) Compendium of Soybean Diseases Fourth Edition. APS Press The American
       Phytopathological Society. p. 39-42.
Semangun, H. 1991. Penyakit-penyakit Tanaman Pangan Di Indonesia. Gadjah Mada                               University Press.
      449 h.
Sri Hardaningsih, Baliadi, Y., dan N. Saleh. 1992. Penyakit Kacang hijau dan Penanggulangannya dalam
       Adisarwanto T., Sugiono, Sunardi dan A. Winarto (Eds.) Kacang Hijau. Monograf Balittan Malang
       No. 9
Sri Hardaningsih, 1997. Pemanfaatan Mikroorganisme Antagonis Untuk Mengendalikan Penyakit Jamur
       Tular Tanah. Laporan Teknik Balitkabi Tahun 1996/1997, 14 h.
Sri Hardaningsih, 1999. Pemanfaatan Jamur Trichoderma dan Gliocladium sp. Untuk Mengendalikan
       Jamur Tular Tanah Pada Tanaman Kacang Hijau dan Kacang Tanah di Lapang. Laporan Teknik
       Balitkabi Tahun 1998/1999. 8 h.
Sri Hardaningsih, 2000. Pengendalian Penyakit R. solani, S. rolfsii, dan A. niger dengan jamur antagonis
       T. harzianum dan G. roseum. Laporan Teknik Balitkabi Tahun 1999/2000. 7 h.
Sri Hardaningsih dan Prayogo, 2001.Identifikasi Jamur Antagonis Untuk Pengendalian Jamur Tular
       Tanah Pada Tanaman Kedelai. Laporan Teknik Balitkabi Tahun 2000. 8 h.
Sri Hardaningsih dan Prayogo, 2002. Identifikasi dan Aplikasi Jamur-jamur Antagonis Untuk
      Pengendalian Jamur Tular Tanah Pada Tanaman Kedelai. Laporan Teknik Balitkabi Tahun 2001.7
      h.
Sri Hardaningsih dan Yusnawan, E. 2003. Identifikasi Penyebab Penyakit Layu Pada Tanaman Kacang
      Hijau Di Instalasi Penelitian Balitkabi Malang. Jurnal Penelitian dan Informasi Penelitian
      “Agrin” 7 (2), Oktober, 2003.
Sri Hardaningsih. 2007. Antagonism of Trichoderma spp. to Mungbean Phytophthora sp in Laboratory.
       Proceedings The Third Asian Conference on Plant Pathology. Yogyakarta, Indonesia August, 20
       – 24, 2007. p.291.


                                                              27

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman
Alfie Kesturi
 
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
fahmiganteng
 
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Fadloli Akhmad
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
diana novitasari
 
4 nurjanani-agens biokontrol
4 nurjanani-agens biokontrol4 nurjanani-agens biokontrol
4 nurjanani-agens biokontrol
xie_yeuw_jack
 

Was ist angesagt? (20)

Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanLaporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
 
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanaman
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman
 
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
 
Materi Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan BiopestisidaMateri Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan Biopestisida
 
Hama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannyaHama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannya
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
 
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
 
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan optBustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
Bustanul adi pranoto a1 d019151_laporan acara 4 pengelolaan opt
 
bakteri filosfer
bakteri filosferbakteri filosfer
bakteri filosfer
 
Pengendalian Hayati
Pengendalian HayatiPengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
 
hama dan penyakit
hama dan penyakithama dan penyakit
hama dan penyakit
 
3 eli korlina jeruk
3 eli korlina jeruk3 eli korlina jeruk
3 eli korlina jeruk
 
4 nurjanani-agens biokontrol
4 nurjanani-agens biokontrol4 nurjanani-agens biokontrol
4 nurjanani-agens biokontrol
 
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang PanjangHama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Panjang
 
6330 20977-1-pb
6330 20977-1-pb6330 20977-1-pb
6330 20977-1-pb
 
Pekerti gitam adura
Pekerti gitam aduraPekerti gitam adura
Pekerti gitam adura
 

Andere mochten auch (9)

Leadership strategy dcp
Leadership strategy dcpLeadership strategy dcp
Leadership strategy dcp
 
Droles Tendres Et Insolites 33 Gj
Droles Tendres Et Insolites 33 GjDroles Tendres Et Insolites 33 Gj
Droles Tendres Et Insolites 33 Gj
 
Bibliotheek van de toekomst! (Vincent Ariëns)
Bibliotheek van de toekomst! (Vincent Ariëns)Bibliotheek van de toekomst! (Vincent Ariëns)
Bibliotheek van de toekomst! (Vincent Ariëns)
 
Cleantech - Solving Legal Challenges of Finnish Cleantech-sector Companies Gr...
Cleantech - Solving Legal Challenges of Finnish Cleantech-sector Companies Gr...Cleantech - Solving Legal Challenges of Finnish Cleantech-sector Companies Gr...
Cleantech - Solving Legal Challenges of Finnish Cleantech-sector Companies Gr...
 
Rhino
RhinoRhino
Rhino
 
Muguri de tei (4)
Muguri de tei (4)Muguri de tei (4)
Muguri de tei (4)
 
Presentatie Bovag (Vincent Ariëns)
Presentatie Bovag  (Vincent Ariëns)Presentatie Bovag  (Vincent Ariëns)
Presentatie Bovag (Vincent Ariëns)
 
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
4 andi m amir - skrining f1 jarak pagar
 
9 ramlan-kajian artropoda
9 ramlan-kajian artropoda9 ramlan-kajian artropoda
9 ramlan-kajian artropoda
 

Ähnlich wie 7 hardiningsih-patogenitas phytoptora

6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
xie_yeuw_jack
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
xie_yeuw_jack
 
9 pengendalian helicoverpa
9 pengendalian helicoverpa9 pengendalian helicoverpa
9 pengendalian helicoverpa
xie_yeuw_jack
 
8 ely korlina-pht b.putih
8 ely korlina-pht b.putih8 ely korlina-pht b.putih
8 ely korlina-pht b.putih
xie_yeuw_jack
 
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptxPengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
kaekae27
 

Ähnlich wie 7 hardiningsih-patogenitas phytoptora (20)

6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai6 suharsono-kepakaan galur kedelai
6 suharsono-kepakaan galur kedelai
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT Hemiptera
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 
Cendawan Gliocladium sp.
Cendawan Gliocladium sp.Cendawan Gliocladium sp.
Cendawan Gliocladium sp.
 
Kuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdfKuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdf
 
9 pengendalian helicoverpa
9 pengendalian helicoverpa9 pengendalian helicoverpa
9 pengendalian helicoverpa
 
3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 
Aktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteriAktivitas tanaman sebagai antibakteri
Aktivitas tanaman sebagai antibakteri
 
14bookcabe
14bookcabe14bookcabe
14bookcabe
 
MATERI UKK
MATERI UKKMATERI UKK
MATERI UKK
 
8 ely korlina-pht b.putih
8 ely korlina-pht b.putih8 ely korlina-pht b.putih
8 ely korlina-pht b.putih
 
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman CabaiIdentifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
 
3_Perikehidupan Serangga.pdf
3_Perikehidupan Serangga.pdf3_Perikehidupan Serangga.pdf
3_Perikehidupan Serangga.pdf
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptxPengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
Pengendalian Hama Penyakit Padi Secara Organik.pptx
 
jamur Trichoderma 2
jamur Trichoderma 2jamur Trichoderma 2
jamur Trichoderma 2
 
Makalah_14 Makalah spermosfir kel 8
Makalah_14 Makalah spermosfir kel 8Makalah_14 Makalah spermosfir kel 8
Makalah_14 Makalah spermosfir kel 8
 
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
 
KLINIK TANAMAN (BAB I PENDAHULUAN)
KLINIK TANAMAN (BAB I PENDAHULUAN)KLINIK TANAMAN (BAB I PENDAHULUAN)
KLINIK TANAMAN (BAB I PENDAHULUAN)
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 

Mehr von xie_yeuw_jack

11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan
xie_yeuw_jack
 
10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru
xie_yeuw_jack
 
9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani
xie_yeuw_jack
 
8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati
xie_yeuw_jack
 
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
xie_yeuw_jack
 
6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh
xie_yeuw_jack
 
5 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 20115 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 2011
xie_yeuw_jack
 
10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan
xie_yeuw_jack
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2
xie_yeuw_jack
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
xie_yeuw_jack
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
xie_yeuw_jack
 
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
xie_yeuw_jack
 
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
xie_yeuw_jack
 
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
xie_yeuw_jack
 

Mehr von xie_yeuw_jack (20)

Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nwDukungan litbang menuju bioindustri ed nw
Dukungan litbang menuju bioindustri ed nw
 
11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan11 pedoman penulisan
11 pedoman penulisan
 
10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru10 indiati - pengendalian tungau puru
10 indiati - pengendalian tungau puru
 
9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani
 
8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati
 
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
7 nurasiah dj - reaksi bibit pisang barangan
 
6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh6 andi m amir - tungau kuning teh
6 andi m amir - tungau kuning teh
 
2 dewan penyunting
2 dewan penyunting2 dewan penyunting
2 dewan penyunting
 
1 sampul depan
1 sampul depan1 sampul depan
1 sampul depan
 
12 sampul belakang
12 sampul belakang12 sampul belakang
12 sampul belakang
 
5 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 20115 bedjo-helicoverpa 2011
5 bedjo-helicoverpa 2011
 
10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan10 pedoman penulisan
10 pedoman penulisan
 
9 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 29 surtikanti - penyakit bulai 2
9 surtikanti - penyakit bulai 2
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan---ok
 
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
7 hardaningsih - penyakit kacang-kacangan
 
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
6 yusmni - lecanicillium lecanii bemisia tabaci
 
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
5 hardaningsih - evaluasi ketahanan beberapa k.tanah
 
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera
 
3 daftar isi-4
3 daftar isi-43 daftar isi-4
3 daftar isi-4
 
2 dewan penyunting
2 dewan penyunting2 dewan penyunting
2 dewan penyunting
 

7 hardiningsih-patogenitas phytoptora

  • 1. Sri Hardaningsih : Patogenisitas Phytophthora Sp. Pada Beberapa Genotip Kacang Hijau Dan Prospek Pengendaliannya Menggunakan Trichoderma Spp. PATOGENISITAS Phytophthora sp. PADA BEBERAPA GENOTIP KACANG HIJAU DAN PROSPEK PENGENDALIANNYA MENGGUNAKAN Trichoderma spp. Sri Hardaningsih Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian P.O.Box 66 Malang 65101 ABSTRAK Penyakit rebah semai yang disebabkan oleh Phytophthora sp. merupakan penyakit penting pada tanaman kacang hijau di Indonesia selain itu penyakit penting lainnya adalah penyakit bercak daun yang disebabkan Cercospora canescens dan embun tepung.yang disebabkan oleh Erysiphe polygoni. Di beberapa Kebun Percobaan lingkup Balitkabi menunjukkan bahwa penyakit rebah semai yang sebagian besar disebabkan oleh jamur Phytophthora sp. ternyata sangat merugikan. Sebagian besar genotip kacang hijau koleksi Balitkabi rentan terhadap patogen ini, dan serangan tertinggi terlihat pada stadium awal pertumbuhan dan mampu mengurangi populasi tanaman..Delapan genotip kacang hijau diuji reaksinya terhadap serangan Phytophthora sp. dan lima isolate Trichoderma (MR 35, Ptr 1, Pl 4, L 4, dan L 22) diuji daya hambatnya untuk mngetahui prospek pengendaliannya secara hayati dengan menggunakan uji kultur ganda di laboratorium Mikologi Balitkabi. selama bulan Maret – April 2007. Genotipe yang menunjukkan reaksi tahan terhadap Phytophthora sp. adalah Merpati, Parkit, Kutilang, dan Mlg 44, sedangkan hasil uji kultur ganda menunjukkan bahwa Trichoderma isolat L-4 paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Phytophthora sampai 56%, dibanding isolat lain. Isolat L-4 yang berasal dari Lampung mempunyai peluang sebagai agens hayati dalam menekan serangan rebah semai. . Kata kunci : Trichoderma, Phytophthora, antagonisme, kacang hijau ABSTRACT Damping-off disease caused by Phytophthora sp. is important on mungbean in Indonesia beside the other important disease are leaf spot caused by Cercospora canescens and powdery mildew caused by Erysiphe polygoni. At some experimental farm belonging to ILETRI showed if destructive because most of mungbean genotype collection of ILETRI was susceptible to this pathogen and highest severity shows in early stage because able to decrease population.Eight of genotypes were tested to Phytophthora sp.during March – April 2007 to know the pathogenicity. The antagonistic fungi, Trichoderma spp. (MR 35, Ptr-1, Pl-4, L-4, and L-22) were tested its effectiveness to Phytophthora sp. using multiple cultured in Mycology laboratory of ILETRI. The multiple cultured indicated isolate L-4 most effective for inhibit pathogen up to 56,60% compared with other isolates. Isolate L-4 originally from Lampung and has a chance as biological agents for suppress damping-off disease caused by Phytophthora sp. in vivo. Genotype MLG-44, variety Merpati, Parkit, and Kutilang were resistance to Phytophthora sp. Key words : Phytophthora, Trichoderma, antagonism, mungbean PENDAHULUAN Penyakit bercak daun yang disebabkan oleh Cercospora canescens, dan embun tepung yang 23
  • 2. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.2.,2011 disebabkan oleh Erysiphe polygoni merupakan penyakit penting pada kacang hijau di Indonesia (Semangun, 1991; Sri Hardaningsih dkk.,1992). Sejak lebih dari lima tahun terakhir tanaman kacang hijau di beberapa Kebun Percobaan lingkup Balitkabi banyak yang mati, dan dari hasil identifikasi menunjukkan bahwa Pythium sp. merupakan patogen yang dominan di samping Rhizoctonia solani, Sclerotium rolfsii, dan Colletotrichum sp. (Sri Hardaningsih dan Yusnawan, 2003). Selanjutnya pada dua tahun terakhir tanaman layu pada kacang hijau semakin meningkat ternyata penyebab utamanya adalah pathogen Phytophthora sp. Phytophthora sp.dan Pythium sp. sangat merugikan karena menyebabkan tanaman muda mati dengan gejala layu dan juga mampu menyerang tanaman dewasa. Pengamatan selama dua tahun terakhir menunjukkan bahwa sebagian besar genotipe koleksi Balitkabi ternyata peka terhadap Phytophthora sp (Sri Hardaningsih, 2007). Jamur antagonis Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan jamur patogen di laboratorium, diantaranya adalah Sclerotium rolfsii, Rhizoctonia solani, Fusarium sp. (Sri Hardaningsih, 1997; Sri Hardaningsih, 1999; Sri Hardaningsih, 2000; Sri Hardaningsih dan Prayogo, 2001; Sri Hardaningsih dan Prayogo, 2002), sehingga mempunyai peluang untuk mengendalikan jamur patogen yang sangat virulen tersebut. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui patogenisitas Phytophthora sp. pada delapan genotipe kacang hijau dan mengetahui daya hambat lima isolat Trichoderma dalam menekan serangan Phytophthora sp di laboratorium. BAHAN DAN METODE I. Pengujian ketahanan genotipe kacang hijau terhadap Phytophthora sp. : Isolat Phytophthora sp. berasal dari tanaman koleksi plasma nutfah dan pemuliaaan Balitkabi pada tahuan 2007 dan kemudian diperbanyak dalam media agar miring PDA. Isolasi dilakukan dengan memotong batang tanaman kacang hijau terserang layu Phytophthora sp. Potongan batang tersbut direndam selama satu menit dalam larutan kloroks (Na2So3) 0,5 % selanjutnya dibersihkan dalam air steril selama 5 menit. Kemudian potongan batang tersebut dikeringkan dalam kertas saring steril dan ditumbuhkan dalam cawan petri kemudian dimurnikan, setelah itu diisolasi pada media agar miring yang berisi media PDA. Setelah biakan tumbuh dan berumur dua minggu, dilakukan inokulasi dengan larutan spora (dalam hal ini berbentuk oogonium) sebanyak 104/ml disemprotkan pada tanah/bagian pangkal batang tanaman umur tiga hari. Sepuluh genotipe kacang hijau : Merak, Merpati, Parkit, Kutilang, Lokal Wongsorejo, Mlg 44, Mlg 87, dan Mlg 716 di tanam dalam pot yang berisi 10 kg tanah tanpa disterilkan dalam Rancangan Acak Lengkap diulang tiga kali pada periode November – Desember 2007.. Pada waktu tanaman berumur tiga hari diinokulasi dengan Phytophthora sp. (6 tanaman/genotipe) dan diamati persentase jumlah tanaman yang mati setelah 7 – 14 hari dengan kriteria sebagai berikut : Terserang 0 – 10% : tahan; terserang 11-25% = agak tahan; terserang 26-50% = agak rentan ; terserang 51-100% = sangat rentan. II, Efektivitas isolat Trichoderma terhadap Phytophthora sp. : Efektivitas Trichoderma dilakukan dengan menggunakan metode kultur ganda di laboratorium Mikologi Balitkabi selama bulan Maret – April 2007 menggunakan lima isolat jamur antagonis Trichoderma spp. : MR 35, Ptr 1, Pl-4, L-4, dan L-22 menggunakan Rancangan Acak Lengkap diulang empat kali. Setiap isolat Trichoderma diuji daya hambatnya terhadap Phytophthora sp., dengan menumbuhkan Trichoderma bersama-sama dengan Phytophthora sp. dalam satu cawan petri yang sama dengan jarak kira-kira 3 - 4 cm. Selanjutnya dihitung persentase penghambatan Trichodema spp. pada 7 hari setelah pengujian kultur ganda. Cara menghitung persentase penghambatan menggunakan rumus sebagai berikut : 24
  • 3. Sri Hardaningsih : Patogenisitas Phytophthora Sp. Pada Beberapa Genotip Kacang Hijau Dan Prospek Pengendaliannya Menggunakan Trichoderma Spp. R1 - R2 Prosentase Penghambatan = P = ------------ x 100% R1 R1 = Jarak pertumbuhan koloni Phytophthora sp. yang berlawanan dengan Trichoderma spp. R2 = Jarak pertumbuhan koloni Phytophthora sp yang berhadapan dengan Trichodema spp Gambar 1. Serangan rebah kecambah pada kacang hijau umur 10 hari HASIL DAN PEMBAHASAN I.Pengujian ketahanan genotipe kacang hijau terhadap Phytophthora sp. Gejala serangan biasanya dimulai sejak tanaman berumur 1 – 4 minggu, dengan gejala hawar pada pangkal batang, kadang-kadang pada ujung batang, dan kemudian layu dan mati (Gambar 1). Apabila tanaman terserang tidak mati pada awal serangan biasanya setelah tanaman dewasa gejala serangan masih terlihat dan kadang-kadang diikuti oleh serangan patogen lemah yang lain, yaitu Colletotrichum dan Fusarium, sehingga spora Phytophthora tidak teramati lagi secara mikroskopis. Genotipe MLG–716 dan varietas lokal Wongsorejo ternyata paling peka terhadap serangan rebah kecambah yang disebabkan oleh Phytophthora sp. dengan persentase serangan 64,44% dan 62,22%. Varietas Merak terserang layu sebanyak 44,44% dan MLG-87 terserang layu sebanyak 16,67%, sedangkan genotipe yang lain (MLG-44, Merpati, Parkit, dan Kutilang) tidak terserang sama sekali (Tabel 1). Dari pengamatan secara visual tanaman kacang hijau varietas Kutilang batangnya sangat kokoh, sehingga diduga faktor ketahanan mekanis pada varietas tersebut yang mengakibatkan tahan terhadap serangan Phytophthora sp. Varietas Merpati dan Parkit berasal dari AVRDC, Taiwan, dan diduga memang mempunyai ketahanan terhadap penyakit–penyakit terbawa tanah. MLG-44 adalah varietas lokal yang berasal dari Bogor dan seperti kebanyakan varietas lokal mempunyai ketahanan tinggi/mampu beradaptasi terhadap serangan patogen tertentu. II, Efektivitas isolat Trichoderma terhadap Phytophthora sp. Isolat L-22 dari Lampung dan PL-4 dari Palembang ternyata tidak efektif, karena hanya dapat menghambat pertumbuhan Phytophthora sp. sebesar 9,94% dan 13,75%. Isolat MR-35 dari Jawa Timur dan Ptr-1 dari Balitkabi hanya menghambat sebesar 28,28% dan 32,65%. Isolat L-4 dari Lampung ternyata paling efektif dengan daya hambat 56,60% (Tabel 2). 25
  • 4. Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.2.,2011 Tabel 1. Patogenisitas Phytophthora sp.pada 8 genotipe kacang hijau umur 1 – 4 mst No. Nama genotipe % Tanaman mati Kriteria Ketahanan 1 MLG-44 0 b Tahan 2 MLG-87 16,67 a b Agak tahan 3 MLG-716 64,44 a Rentan 4 Lokal Wongsorejo 62,22 a Rentan 5 Merak 44,44 a b Agak rentan 6 Merpati 0 b Tahan 7 Parkit 0 b Tahan 8 Kutilang 0 b Tahan K.K (%) 21,46 LSD (5%) 49,58 Tabel 2. Persentase penghambatan isolat Trichoderma spp. terhadap Phytophthora sp. No. Nama Isolat Trichoderma Asal Isolat Persentase penghambatan (%) 1 MR 35 Jawa Timur 28,28 a b 2 Ptr-1 Balitkabi 32,65 a b 3 PL-4 Palembang 13,75 b 4 L-4 Lampung 56,60 a 5 L-22 Lampung 9,94 b K.K (%) 24,10 LSD (5%) 35,67 Penghambatan tertinggi terhadap serangan Phytophthora sp. ditunjukkan oleh Trichoderma isolat L–4 yang berasal dari Lampung hanya sebesar 56,60% karena tidak mampu melawan Phytophthora sp., patogen yang sangat virulen. Jamur Phytophthora spp. termasuk dalam klas Pythiaceae, merupakan patogen yang paling virulen dalam klas tersebut (Alexopoulos dan Mims, 1979). Phytophthora mempunyai beberapa jenis spora, yaitu oogonium/antheridium, sporangium, spora kembara (zoospora), dan oospora yang merupakan spora yang mengalami dormansi sehingga mampu bertahan bertahun-tahun di dalam tanah dalam kondisi cekaman lingkungan yang tidak menguntungkan, dan akan aktif bila keadaan menguntungkan baginya. (Schmitthenner, 2000). Di samping itu Phytophthora. terdiri atas bermacam-macam species, dan agak sukar untuk diidentifikasi apalagi mencapai tahap spesies, hal ini disebabkan untuk membedakan antara Phytophthora dan Pythium saja tidak mudah. Karena pada umumnya hanya spora oogonium yang terbentuk, dan untuk membedakan kedua genus tersebut harus melihat spora lain yaitu sporangium dan harus memerlukan perlakuan khusus. Sporangium pada Phytophthora umumnya berbentuk lonjong dan ujungnya terbentuk papilla (tonjolan) sedangkan pada Pythium umumnya berbentuk bulat dan tanpa papilla (von Arx, 1981). Phytophthora mampu menyebabkan penyakit pada beberapa jenis tanaman inang terutama dari familia tanaman sayuran sampai kacang-kacangan : Cruciferae, Cucurbitaceae, Amaranthaceae, Spinaceae, Solanaceae, dan Leguminosae (Waterhouse dan Waterston, 1966). Trichoderma isolat L-4 dari Lampung yang daya hambat 56,60% mempunyai peluang digunakan untuk pengendalian di lapangan dengan kondisi drainage yang baik akan lebih baik pengendaliannya apabila dikombinasi dengan tanaman yang tahan terhadap Phytophthora, yaitu MLG-44, Kutilang, Merpati, atau Parkit 26
  • 5. Sri Hardaningsih : Patogenisitas Phytophthora Sp. Pada Beberapa Genotip Kacang Hijau Dan Prospek Pengendaliannya Menggunakan Trichoderma Spp. KESIMPULAN Dari percobaan dapat diambil kesimpulan : 1. Varietas tahan terhadap penyakit rebah kecambah yang disebabkan oleh Phytophthora sp. adalah Kutilang, Merpati, Parkit , dan MLG-44 2. Isolat Trichoderma L-4 berasal dari Lampung mempunyai daya hambat tertinggi, 56,6% dibanding empat isolat Trichoderma lain. 3. Isolat Trichoderma L-4 dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit rebah kecambah secara invivo dikombinasikan dengan varietas tahan Parkit, Merpati, Kutilang, atau MLG-44, dengan kondisi drainage baik. DAFTAR PUSTAKA Alexopoulos, C.J. and C.W. Mims, 1979. Introductory Mycology. Third Edition. John Wiley & Sons. 632 p. Arx, von, J.A.1981. The Genera of Fungi Sporulating in Pure Culture. J. Cramer. F.L-9490 VADUS. 424 p. Schmitthenner, A.F., 1999. Phytophthora Rot of Soybean. In G.L. Hartman, J.B. Sinclair, A.J. Rupe (Eds.) Compendium of Soybean Diseases Fourth Edition. APS Press The American Phytopathological Society. p. 39-42. Semangun, H. 1991. Penyakit-penyakit Tanaman Pangan Di Indonesia. Gadjah Mada University Press. 449 h. Sri Hardaningsih, Baliadi, Y., dan N. Saleh. 1992. Penyakit Kacang hijau dan Penanggulangannya dalam Adisarwanto T., Sugiono, Sunardi dan A. Winarto (Eds.) Kacang Hijau. Monograf Balittan Malang No. 9 Sri Hardaningsih, 1997. Pemanfaatan Mikroorganisme Antagonis Untuk Mengendalikan Penyakit Jamur Tular Tanah. Laporan Teknik Balitkabi Tahun 1996/1997, 14 h. Sri Hardaningsih, 1999. Pemanfaatan Jamur Trichoderma dan Gliocladium sp. Untuk Mengendalikan Jamur Tular Tanah Pada Tanaman Kacang Hijau dan Kacang Tanah di Lapang. Laporan Teknik Balitkabi Tahun 1998/1999. 8 h. Sri Hardaningsih, 2000. Pengendalian Penyakit R. solani, S. rolfsii, dan A. niger dengan jamur antagonis T. harzianum dan G. roseum. Laporan Teknik Balitkabi Tahun 1999/2000. 7 h. Sri Hardaningsih dan Prayogo, 2001.Identifikasi Jamur Antagonis Untuk Pengendalian Jamur Tular Tanah Pada Tanaman Kedelai. Laporan Teknik Balitkabi Tahun 2000. 8 h. Sri Hardaningsih dan Prayogo, 2002. Identifikasi dan Aplikasi Jamur-jamur Antagonis Untuk Pengendalian Jamur Tular Tanah Pada Tanaman Kedelai. Laporan Teknik Balitkabi Tahun 2001.7 h. Sri Hardaningsih dan Yusnawan, E. 2003. Identifikasi Penyebab Penyakit Layu Pada Tanaman Kacang Hijau Di Instalasi Penelitian Balitkabi Malang. Jurnal Penelitian dan Informasi Penelitian “Agrin” 7 (2), Oktober, 2003. Sri Hardaningsih. 2007. Antagonism of Trichoderma spp. to Mungbean Phytophthora sp in Laboratory. Proceedings The Third Asian Conference on Plant Pathology. Yogyakarta, Indonesia August, 20 – 24, 2007. p.291. 27