SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 32
KELAS X FARMASI
SMK 3 PERGURUAN “CIKINI”
A. PENDAHULUAN


Istilah galenika di ambil dari nama seorang tabib
Yunani yaitu Claudius Galenos (Galen) yang membuat
sediaan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan &
hewan
Sehingga

Timbul ilmu obat-obatan yang disebut ilmu galenika.
Ilmu Galenika

Ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan
(preparat) obat dengan cara sederhana dan dibuat
dari alam (tumbuhan dan hewan).
SEDIAAN
GALENIKA
1.

2.

3.

Sediaan yang dibuat berasal dari bahan baku
tumbuh-tumbuhan atau hewan dengan cara disari.

Zat-zat yang disari terdapat dalam sel-sel bagian tumbuhtumbuhan yang umumnya dalam keadaan kering.
Cairan penyari masuk dalam sel-sel dari bahan dan zat
yang tersari larut dalam cairan penyari, setelah itu
larutan yang mengandung zat tersari dipisahkan dari
simplisia yang disari.
Penyarian akan lebih cepat terjadi bila bahan dasar
dalam keadaan halus.

Secara Singkat

Bagian tumbuhan yang mengandung obat
diolah menjadi simplisia atau bahan obat
nabati
Dari simplisia tersebut, obat-obat/ bahan
obat yang terdapat di dalamnya diambil
dan diolah dalam bentuk sediaan/ preparat
TUJUAN DIBUATNYA SEDIAAN
GALENIKA
1.

Untuk memisahkan obat-obat yang terkandung
dalam simplisia dari bagian lain yang dianggap
tidak bermanfaat.

2.

Membuat suatu sediaan yang sederhana dan
mudah dipakai.

3.

Agar obat yang terkandung dalam sediaan
tersebut stabil dalam penyimpanan yang lama.
HAL-HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN DALAM
PEMBUATAN SEDIAAN GALENIKA
Derajat kehalusan
 Derajat kehalusan ini harus
disesuaikan dengan mudah atau
tidaknya obat yang terkandung
tersebut di sari.
 Semakin sukar di sari, simplisia
harus dibuat semakin halus, dan
sebaliknya.
1.

Konsentrasi / kepekatan
 Beberapa obat yang terkandung
atau aktif dalam sediaan tersebut
harus jelas konsentrasinya agar
kita tidak mengalami kesulitan
dalam pembuatan.
2.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PEMBUATAN SEDIAAN GALENIKA
3. Suhu

dan lamanya waktu
 Harus disesuaikan dengan sifat obat, mudah
menguap atau tidak, mudah tersari atau tidak.
4. Bahan

penyari dan cara penyari
 Cara ini harus disesuaikan dengan sifat
kelarutan obat dan daya serap bahan penyari ke
dalam simplisia.
BENTUK-BENTUK SEDIAAN GALENIKA


Hasil Penarikan : Extracta, Tinctura, Decocta,
Infusa



Hasil Penyulingan/ pemerasan : Aqua aromatika,
olea velatilia (minyak menguap), olea pinguia
(minyak lemak)



Syrup
PENARIKAN/
EXTRACTIO/
EXTRACTION
B. PENARIKAN/ EXTRACTIO/
EXTRACTION
Extractio adalah cara menarik satu atau lebih
zat-zat dari bahan asal yang umumnya zat
berkhasiat tersebut tertarik dalam keadaan
(khasiatnya) tidak berubah.
 Istilah extractio hanya dipergunakan untuk
penarikan zat-zat dari bahan asal dengan
menggunakan cairan penarik/ pelarut.
 Cairan penarik yang dipergunakan disebut
menstrum, ampasnya disebut marc atau
faeces.
 Cairan yang dipisahkan disebut Macerate
Liquid, Colatura, Solution, Perkolat.

(LANJUTAN) PENARIKAN/
EXTRACTIO/ EXTRACTION
Umumnya extractio dikerjakan untuk simplisia
yang mengandung zat berkhasiat atau zat-zat
lain untuk keperluan tertentu.
 Zat-zat berkhasiat tersebut antara lain
alkaloida, glukosida, damar, olea, resina, minyak
atsiri, lemak.
 Disamping itu terdapat juga jenis-jenis gula, zat
pati, zat lendir, albumin, protein, pectin, selulosa
yang pada umumnya mempunyai daya larut
dalam cairan pelarut tertentu dimana sifat-sifat
kelarutan ini dimanfaatkan dalam extractio.

(LANJUTAN) PENARIKAN/
EXTRACTIO/ EXTRACTION


Tujuan utama extractio adalah untuk
mendapatkan zat-zat berkhasiat pengobatan
sebanyak mungkin dari zat-zat yang tidak
berfaedah, supaya lebih mudah digunakan dari
pada simplisia asal. Begitu juga penyimpanan
dan tujuan pengobatannya terjamin sebab pada
umumnya simplisia terdapat dalam keadaan
tercampur yang memerlukan cara-cara
penarikan dan cairan-cairan penarik tertentu
yang nantinya akan menghasilkan sediaan
galenik sesuai dengan pengolahannya.
SUHU PENARIKAN JUGA SANGAT
MEMPENGARUHI HASIL PENARIKAN,
SUHU PENARIKAN UNTUK :
Suhu penarikan juga sangat mempengaruhi hasil
penarikan, suhu penarikan untuk :
Maserasi

: 15 0C – 25 0C
Digerasi : 35 0C – 45 0C
Infundasi : 90 0C – 98 0C
Memasak : suhu mendidih


Dalam beberapa hal sebelum sediaan yang dimaksud
dibuat, simplisia perlu diolah terlebih dahulu,
Misalnya mengawal lemakkannya (menghilangkan
lemak) seperti: Strychni Semen, Secale cornutum;
atau menghilangkan zat pahitnya seperti Lichen
islandicus.



Supaya zat yang tidak berguna (merusak) tidak ikut
tertarik bersama-sama dengan zat-zat berkhasiat,
maka perlu cara untuk menghilangkan isi simplisia
yang tidak berguna


Cara menghilangkan isi simplisia yang tidak
berguna :
 Dengan

memakai bahan pelarut yang tepat dimana
bahan berkhasiatnya mudah larut, sedangkan yang
tidak berguna sedikit atau tidak larut dalam cairan
penyari tersebut.
 Dengan menarik/ merendam pada suhu tertentu
dimana bahan berkhasiat terbanyak larutnya.
 Dengan menggunakn jarak waktu menarik yang
tertentu dimana bahan berkhasiat dan simplisia
lebih banyak larut, sedangkan bahan yang tidak
berguna sedikit atau tidak larut.
 Dengan memurnikan / membersihkan memakai caracara tertentu baik secara ilmu alam maupun ilmu
kimia.


Jadi kesimpulan dalam extractio ini adalah memilih
salah satu cara penarikan yang tepat dengan cairan
yang pantas dan memisahkan ampas dengan hasil
penarikan yang akan menghasilkan sebuah preparat
galenik yang dikehendaki.

o Cairan-cairan Penarik
    Menentukan cairan penarik apa yang akan digunakan harus
diperhitungkan betul-betul dengan memperhatikan beberapa faktor,
antara lain :
1.Kelarutan zat-zat dalam menstrum.
2.Tidak menyebabkan nantinya zat-zat berkhasiat tersebut rusak
atau akibat-akibat yang tidak dikehendaki (perubahan warna,
pengendapan, hidrolisa).
3.Harga yang murah.
4.Jenis preparat yang akan dibuat.
MACAM-MACAM CAIRAN PENYARI
1. Air.
 Termasuk yang mudah dan murah dengan pemakaian
yang luas, pada suhu kamar adalah pelarut yang baik
untuk bermacam-macam zat (garam-garam alkaloida,
glikosida, asam tumbuh-tumbuhan, zat warna, dan garamgaram mineral)
 Umumnya kenaikan suhu dapat menaikkan kelarutan
dengan pengecualian (condurangin, Ca hidrat, garam
glauber, dll).
 Keburukan dari air adalah banyak jenis zat-zat yang
tertarik dimana zat-zat tersebut merupakan makanan
yang baik untuk jamur dan bakteri dan dapat
menyebabkan mengembangnya simplisia sedemikian rupa,
sehingga akan menyulitkan penarikan pada perkolasi.
MACAM-MACAM CAIRAN
PENYARI
2.Etanol.
 Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu
(alkaloida, glikosida, damar, minyak atsiri).
 Tidak baik untuk jenis-jenis gom, gula, dan albumin.
 Etanol juga menyebabkan enzim-enzim tidak bekerja
termasuk peragian dan menghalangi pertumbuhan
jamur dan kebanyakan bakteri.
 Sehingga disamping sebagai cairan penyari juga
berguna sebagai pengawet.
 Campuran air-etanol sebagai cairan penyari juga
berguna sebagai pengawet.
 Campuran air-etanol/ hidroalkholic menstrum lebih
baik daripada air sendiri.
MACAM-MACAM CAIRAN
PENYARI
3. Gliserin
 Dipergunakan sebagai cairan penambah pada cairan
menstrum untuk penarikan simplisia yang
mengandung zat penyamak/ tanin.
 Gliserin adalah pelarut yang baik untuk tanin dan
hasil oksidanya, jenis-jenis gom dan albumin juga
larut dalam gliserin. Karena cairan ini tidak atsiri,
tiak sesuai untuk pembuatan ekstrak-ekstrak kering.
4. Eter
 Sangat mudah menguap sehingga cairan ini kurang
tepat untuk pembuatan sediaan untuk obat dalam
atau sediaan yang nantinya disimpan lama.
MACAM-MACAM CAIRAN
PENYARI
5. Solvent Hexane
 Cairan ini adalah salah satu hasil dari penyulingan
minyak tanah kasar.
 Pelarut yang baik untuk lemak-lemak dan minyakminyak.
 Biasanya dipergunakan untuk menghilangkan lemak
dari simplisia yang mengandung lemak-lemak yang
tidak diperlukan sebelum simplisia tersebut dibuat
sediaan galenik, misalnya Strychni Semen, Secale
Cornutum.
MACAM-MACAM CAIRAN
PENYARI
6. Aseton
 Tidak dipergunakan untuk sediaan galenik obat dalam
 Pelarut yang baik untuk bermacam-macam lemak,
minyak atsiri, damar.
 Baunya kurang enak dan sukar hilang dari sediaan.
 Dipakai misalnya pada pembuatan Capsicum Oleoresin
(N.F XI)
MACAM-MACAM CAIRAN
PENYARI
7. Kloroform
 Tidak dipergunakan untuk sediaan
dalam, karena efek farmakologinya.
 Bahan pelarut yang baik untuk basa
alkaloida, damar, minyak lemak dan
minyak atsiri.
CARA-CARA PENARIKAN
1. Maserasi
Adalah cara penarikan sari dari
simplisia dengan cara merendam
simplisia tersebut dalam cairan
penyari pada suhu biasa yaitu
pada suhunya 15-25 0C.
Maserasi juga merupakan proses
pendahuluan untuk pembuatan
secara perkolasi.
CARA-CARA PENARIKAN

2. Digerasi
Cara penarikan simplisia dengan merendam
simplisia dengan cairan penyari pada suhu 35o –
45o. Cara ini sekarang sudah jarang dilakukan
karena disamping membutuhkan alat-alat
tertentu juga pada suhu tersebut beberapa
simplisia menjadi rusak.
CARA-CARA PENARIKAN
3. Perkolasi
Perkolasi ialah suatu cara
penarikan, memakai alat yang
disebut perkolator, yang
simplisianya terendam dalam
cairan penyari dimana zatzatnya terlarut dan larutan
tersebut akan menetes secara
beraturan keluar sampai
memenuhi syarat-syarat yang
telah ditetapkan.
CARA-CARA PERKOLASI
1.
2.

3.

4.

perkolasi biasa
perkolasi bertingkat/ reperkolasi/
fractional percolation
perkolasi dengan tekanan/ pressure
percolation
perkolasi persambungan/ continous
extraction/ memakai alat soxhlet.
1. PERKOLASI BIASA






Simplisia yang telah
ditentukan derajat halusnya
Perkolator
direndam dengan cairan
penyari, masukkan kedalam
perkolator dan diperkolasi
sampai didapat perkolat
tertentu.
Untuk pembuatan tingtur
disari sampai diperoleh bagian
tertentu, untuk ekstrak cair
Perkolator
Biasa
disari sampai tersari
sempurna.
Perkolasi umumnya digunakan
untuk pengambilan sari zat-zat
yang berkhasiat keras.
2. PERKOLASI BERTINGKAT /
REPERKOLASI
Reperkolasi adalah suatu cara perkolasi biasa,
tetapi dipakai beberapa perkolator.
 Dengan sendirinya simplisia di bagi-bagi dalam
beberapa porsi dan ditarik tersendiri dalam tiap
perkolator.
 Biasanya simplisia dibagi dalam tiga bagian
dalam tiga perkolator, perkolat-perkolat dari tiap
perkolator diambil dalam jumlah yang sudah
ditetapkan dan nantinya dipergunakan sebagai
cairan penyari untuk perkolasi berikutnya pada
perkolator yang kedua dan ketiga.

CARA KERJANYA






Simplisia pertama dilembabkan dan dimasukkan ke dalam
perkolator pertama, kemudian ditarik seperti cara memperkoler
biasa, tetapi perkolatnya ditentukan dalam beberapa bagian
dan jumlah volume tertentu, misalnya: 200 cc, 300 cc, 300 cc,
300 cc, 300 cc, 300 cd. Bagian yang pertama perkolat A (200 cc)
adalah sebagian sediaan yang diminta dan perkolat selanjutnya
disebut susulan pertama.
Simplisia kedua dilembabkan dengan perkolat A (susulan
pertama), dan dimasukkan ke dalam perkolator kedua,
kemudian ditarik. Akan diperoleh perkolat-perkolat dalam
jumlah dan volume tertentu, misalnya 300 cc, 200 cc, 200 cc, 200
cc, 200 cc, 200 cc bagian pertama perkolat (300 cc) adalah
sebagian dari sediaan yang diminta dan perkolat selanjutnya
disebut susulan kedua.
Simplisia pada perkolator ketiga diolah seperti pada perkolator
kedua, dengan menggunakan perkolat B (susulan kedua)
sebanyak 200 cc dan seterusnya sampai nantinya sebanyak 500
cc


Disini terlihat bahwa perkolat A baian pertama, lebih kecil
volumenya dari perkolat B bagian pertama, tetapi
sebaliknya perkolat Abagian-bagian berikutnya lebih
besar volumenya dari perkolat-perkolat B.



Hasilnya ialah:
 Perkolat

A pertama 200 cc
 Perkolat B pertama 300 cc
 Perkolat C 500 cc


Keuntungan utama pada perkolasi ialah preparat yang
terdapat dalam bentuk pekat dan penghematan
menstrum. Tetapi perkolasi ini tidak dapat dipergunakan
untuk ekstrasi sampai habis. Secara resmi reperkolasi
dipergunakan hanya untuk pembuatan ekstrak-ekstrak
cair yang simplisianya mengandungzat berkhasiat yang
tidak tahan atau rusak oleh pemanasan
3. PERKOLASI DENGAN TEKANAN
Digunakan jika simplisia mempunyai derajat
halus yang sangat kecil sehingga cara perkolasi
biasa tidak dapat dilakukan. Untuk itu perlu
ditambah alat penghisap supaya perkolat dapat
turun ke bawah.
 Alat tersebut dinamakan diacolator

HAL-HAL YANG HARUS MENDAPAT
PERHATIAN PADA PERKOLASI
1.
2.
3.

4.

5.

mempersiapkan simplisianya: derajat halusnya.
melembabkan dengan cara penyari: maserasi I
jenis perkolator yang dipergunakan dan
mempersiapkannya
cara memasukkannya ke dalam perkolator dan
lamanya di maserasi dalam perkolator: maserasi II
pengaturan penetapan cairan keluar dalam jangka
waktu yang ditetapkan.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
Dokter Tekno
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Novi Fachrunnisa
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Sapan Nada
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
Kezia Hani Novita
 

Was ist angesagt? (20)

Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Tetes hidung
Tetes hidungTetes hidung
Tetes hidung
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Pengatar Farmakognosi
Pengatar FarmakognosiPengatar Farmakognosi
Pengatar Farmakognosi
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
Salep mata (1)
Salep mata (1)Salep mata (1)
Salep mata (1)
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
Bentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan ObatBentuk Sediaan Obat
Bentuk Sediaan Obat
 

Andere mochten auch

FARMAKOGNOSI Tugas infusa
FARMAKOGNOSI Tugas infusaFARMAKOGNOSI Tugas infusa
FARMAKOGNOSI Tugas infusa
ais pavaci
 
3049 p3-spk-farmasi edit hdo
3049 p3-spk-farmasi edit hdo3049 p3-spk-farmasi edit hdo
3049 p3-spk-farmasi edit hdo
Winarto Winartoap
 
Sri Puji Astuti-Laporan PKPA di Apotek-FF-Full Text-2016
Sri Puji Astuti-Laporan PKPA di Apotek-FF-Full Text-2016Sri Puji Astuti-Laporan PKPA di Apotek-FF-Full Text-2016
Sri Puji Astuti-Laporan PKPA di Apotek-FF-Full Text-2016
Sri Puji Astuti
 
Jenis dan sifat makanan fungsional
Jenis dan sifat makanan fungsionalJenis dan sifat makanan fungsional
Jenis dan sifat makanan fungsional
hieldza
 

Andere mochten auch (20)

Ekstrak & tingtur
Ekstrak & tingturEkstrak & tingtur
Ekstrak & tingtur
 
Galenika
GalenikaGalenika
Galenika
 
galenika
galenikagalenika
galenika
 
FARMAKOGNOSI Tugas infusa
FARMAKOGNOSI Tugas infusaFARMAKOGNOSI Tugas infusa
FARMAKOGNOSI Tugas infusa
 
Minyak, minyak atsiri, dan lemak
Minyak, minyak atsiri, dan lemakMinyak, minyak atsiri, dan lemak
Minyak, minyak atsiri, dan lemak
 
Pemisahan zat dalam organik
Pemisahan zat dalam organikPemisahan zat dalam organik
Pemisahan zat dalam organik
 
Sediaan Suspensi
Sediaan SuspensiSediaan Suspensi
Sediaan Suspensi
 
Farmakognosi Fructus
Farmakognosi FructusFarmakognosi Fructus
Farmakognosi Fructus
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Chemistry
ChemistryChemistry
Chemistry
 
3049 p3-spk-farmasi edit hdo
3049 p3-spk-farmasi edit hdo3049 p3-spk-farmasi edit hdo
3049 p3-spk-farmasi edit hdo
 
Klasifikasi.docx yyy
Klasifikasi.docx yyyKlasifikasi.docx yyy
Klasifikasi.docx yyy
 
Penilaian stabilitas suspensi (3)
Penilaian stabilitas suspensi (3)Penilaian stabilitas suspensi (3)
Penilaian stabilitas suspensi (3)
 
Tipe ekstraksi modern
Tipe ekstraksi modernTipe ekstraksi modern
Tipe ekstraksi modern
 
Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1
 
Serbuk (Pulveres/Pulvis)
Serbuk (Pulveres/Pulvis)Serbuk (Pulveres/Pulvis)
Serbuk (Pulveres/Pulvis)
 
Sri Puji Astuti-Laporan PKPA di Apotek-FF-Full Text-2016
Sri Puji Astuti-Laporan PKPA di Apotek-FF-Full Text-2016Sri Puji Astuti-Laporan PKPA di Apotek-FF-Full Text-2016
Sri Puji Astuti-Laporan PKPA di Apotek-FF-Full Text-2016
 
Jenis dan sifat makanan fungsional
Jenis dan sifat makanan fungsionalJenis dan sifat makanan fungsional
Jenis dan sifat makanan fungsional
 
Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)
 
Macam macam lumut
Macam macam lumutMacam macam lumut
Macam macam lumut
 

Ähnlich wie Membuat Sediaan Galenika

Ekstraksi
EkstraksiEkstraksi
Ekstraksi
mtrko
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
Fransiska Puteri
 
Pp enzim dan protein lain
Pp enzim dan protein lainPp enzim dan protein lain
Pp enzim dan protein lain
Ismail Ibrahim
 

Ähnlich wie Membuat Sediaan Galenika (20)

GALENIKA.pptx
GALENIKA.pptxGALENIKA.pptx
GALENIKA.pptx
 
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAK
 
Ekstraksi
EkstraksiEkstraksi
Ekstraksi
 
sediaan galenika.pptx
sediaan galenika.pptxsediaan galenika.pptx
sediaan galenika.pptx
 
Ekstraksi pelarut padat cair
Ekstraksi pelarut padat cairEkstraksi pelarut padat cair
Ekstraksi pelarut padat cair
 
P12. Tingtur, Ekstrak & Infus.pdf
P12. Tingtur, Ekstrak & Infus.pdfP12. Tingtur, Ekstrak & Infus.pdf
P12. Tingtur, Ekstrak & Infus.pdf
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
 
Presentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasiPresentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasi
 
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTUSIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
 
Makalah Ekstraksi Cara Panas
Makalah Ekstraksi Cara PanasMakalah Ekstraksi Cara Panas
Makalah Ekstraksi Cara Panas
 
Laporan tanin
Laporan tanin Laporan tanin
Laporan tanin
 
LIPID.pptx
LIPID.pptxLIPID.pptx
LIPID.pptx
 
Analisis lemak
Analisis lemakAnalisis lemak
Analisis lemak
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas
 
PPT EKSTRAKSI PANAS.pptx
PPT EKSTRAKSI PANAS.pptxPPT EKSTRAKSI PANAS.pptx
PPT EKSTRAKSI PANAS.pptx
 
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptxMATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
 
Pp enzim dan protein lain
Pp enzim dan protein lainPp enzim dan protein lain
Pp enzim dan protein lain
 
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptxPPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
 
Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.pptMateri  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
 
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
 

Mehr von Wulung Gono

Mehr von Wulung Gono (20)

Transpor membran sel
Transpor membran selTranspor membran sel
Transpor membran sel
 
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMKMateri Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
Materi Enzim dan Metabolisme Kelas XII SMA & SMK
 
Infeksi Varicella Zoster dan Rubella
Infeksi Varicella Zoster dan RubellaInfeksi Varicella Zoster dan Rubella
Infeksi Varicella Zoster dan Rubella
 
Perdarahan, Trombosis, dan DIC
Perdarahan, Trombosis, dan DICPerdarahan, Trombosis, dan DIC
Perdarahan, Trombosis, dan DIC
 
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan LimbahPengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
 
Indikator Polusi (Polusi Udara, Polusi Air, Polusi Tanah)
Indikator Polusi (Polusi Udara, Polusi Air, Polusi Tanah)Indikator Polusi (Polusi Udara, Polusi Air, Polusi Tanah)
Indikator Polusi (Polusi Udara, Polusi Air, Polusi Tanah)
 
Struktur & Jaringan Pada Tumbuhan (Jaringan Meristem)
Struktur & Jaringan Pada Tumbuhan (Jaringan Meristem)Struktur & Jaringan Pada Tumbuhan (Jaringan Meristem)
Struktur & Jaringan Pada Tumbuhan (Jaringan Meristem)
 
Bencana Alam
Bencana Alam Bencana Alam
Bencana Alam
 
POLUSI (Polusi Air, Polusi Udara, Polusi Tanah)
POLUSI (Polusi Air, Polusi Udara, Polusi Tanah)POLUSI (Polusi Air, Polusi Udara, Polusi Tanah)
POLUSI (Polusi Air, Polusi Udara, Polusi Tanah)
 
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
Tabel Istilah dan Pengertian yang Ada Hubungannya dengan Kegunaan Simplisia d...
 
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman ObatBahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
 
Pembuatan Simplisia dari tanaman obat
Pembuatan Simplisia dari tanaman obatPembuatan Simplisia dari tanaman obat
Pembuatan Simplisia dari tanaman obat
 
Cell (Sel)
Cell (Sel)Cell (Sel)
Cell (Sel)
 
Sistem sirkulasi (sistem peredaran darah manusia)
Sistem sirkulasi (sistem peredaran darah manusia)Sistem sirkulasi (sistem peredaran darah manusia)
Sistem sirkulasi (sistem peredaran darah manusia)
 
Sistem Gerak pada Manusia
Sistem Gerak pada ManusiaSistem Gerak pada Manusia
Sistem Gerak pada Manusia
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
Divisi Pteridophyta (Tumbuhan Paku-Pakuan)
Divisi Pteridophyta (Tumbuhan Paku-Pakuan)Divisi Pteridophyta (Tumbuhan Paku-Pakuan)
Divisi Pteridophyta (Tumbuhan Paku-Pakuan)
 
Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi Makhluk HidupKlasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi Makhluk Hidup
 
Kingdom plantae
Kingdom plantaeKingdom plantae
Kingdom plantae
 
Kingdom fungi
Kingdom fungiKingdom fungi
Kingdom fungi
 

Kürzlich hochgeladen

Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 

Membuat Sediaan Galenika

  • 1. KELAS X FARMASI SMK 3 PERGURUAN “CIKINI”
  • 2. A. PENDAHULUAN  Istilah galenika di ambil dari nama seorang tabib Yunani yaitu Claudius Galenos (Galen) yang membuat sediaan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan & hewan Sehingga Timbul ilmu obat-obatan yang disebut ilmu galenika. Ilmu Galenika Ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan dan hewan).
  • 3. SEDIAAN GALENIKA 1. 2. 3. Sediaan yang dibuat berasal dari bahan baku tumbuh-tumbuhan atau hewan dengan cara disari. Zat-zat yang disari terdapat dalam sel-sel bagian tumbuhtumbuhan yang umumnya dalam keadaan kering. Cairan penyari masuk dalam sel-sel dari bahan dan zat yang tersari larut dalam cairan penyari, setelah itu larutan yang mengandung zat tersari dipisahkan dari simplisia yang disari. Penyarian akan lebih cepat terjadi bila bahan dasar dalam keadaan halus. Secara Singkat Bagian tumbuhan yang mengandung obat diolah menjadi simplisia atau bahan obat nabati Dari simplisia tersebut, obat-obat/ bahan obat yang terdapat di dalamnya diambil dan diolah dalam bentuk sediaan/ preparat
  • 4. TUJUAN DIBUATNYA SEDIAAN GALENIKA 1. Untuk memisahkan obat-obat yang terkandung dalam simplisia dari bagian lain yang dianggap tidak bermanfaat. 2. Membuat suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai. 3. Agar obat yang terkandung dalam sediaan tersebut stabil dalam penyimpanan yang lama.
  • 5. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMBUATAN SEDIAAN GALENIKA Derajat kehalusan  Derajat kehalusan ini harus disesuaikan dengan mudah atau tidaknya obat yang terkandung tersebut di sari.  Semakin sukar di sari, simplisia harus dibuat semakin halus, dan sebaliknya. 1. Konsentrasi / kepekatan  Beberapa obat yang terkandung atau aktif dalam sediaan tersebut harus jelas konsentrasinya agar kita tidak mengalami kesulitan dalam pembuatan. 2.
  • 6. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMBUATAN SEDIAAN GALENIKA 3. Suhu dan lamanya waktu  Harus disesuaikan dengan sifat obat, mudah menguap atau tidak, mudah tersari atau tidak. 4. Bahan penyari dan cara penyari  Cara ini harus disesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya serap bahan penyari ke dalam simplisia.
  • 7. BENTUK-BENTUK SEDIAAN GALENIKA  Hasil Penarikan : Extracta, Tinctura, Decocta, Infusa  Hasil Penyulingan/ pemerasan : Aqua aromatika, olea velatilia (minyak menguap), olea pinguia (minyak lemak)  Syrup
  • 9. B. PENARIKAN/ EXTRACTIO/ EXTRACTION Extractio adalah cara menarik satu atau lebih zat-zat dari bahan asal yang umumnya zat berkhasiat tersebut tertarik dalam keadaan (khasiatnya) tidak berubah.  Istilah extractio hanya dipergunakan untuk penarikan zat-zat dari bahan asal dengan menggunakan cairan penarik/ pelarut.  Cairan penarik yang dipergunakan disebut menstrum, ampasnya disebut marc atau faeces.  Cairan yang dipisahkan disebut Macerate Liquid, Colatura, Solution, Perkolat. 
  • 10. (LANJUTAN) PENARIKAN/ EXTRACTIO/ EXTRACTION Umumnya extractio dikerjakan untuk simplisia yang mengandung zat berkhasiat atau zat-zat lain untuk keperluan tertentu.  Zat-zat berkhasiat tersebut antara lain alkaloida, glukosida, damar, olea, resina, minyak atsiri, lemak.  Disamping itu terdapat juga jenis-jenis gula, zat pati, zat lendir, albumin, protein, pectin, selulosa yang pada umumnya mempunyai daya larut dalam cairan pelarut tertentu dimana sifat-sifat kelarutan ini dimanfaatkan dalam extractio. 
  • 11. (LANJUTAN) PENARIKAN/ EXTRACTIO/ EXTRACTION  Tujuan utama extractio adalah untuk mendapatkan zat-zat berkhasiat pengobatan sebanyak mungkin dari zat-zat yang tidak berfaedah, supaya lebih mudah digunakan dari pada simplisia asal. Begitu juga penyimpanan dan tujuan pengobatannya terjamin sebab pada umumnya simplisia terdapat dalam keadaan tercampur yang memerlukan cara-cara penarikan dan cairan-cairan penarik tertentu yang nantinya akan menghasilkan sediaan galenik sesuai dengan pengolahannya.
  • 12. SUHU PENARIKAN JUGA SANGAT MEMPENGARUHI HASIL PENARIKAN, SUHU PENARIKAN UNTUK : Suhu penarikan juga sangat mempengaruhi hasil penarikan, suhu penarikan untuk : Maserasi : 15 0C – 25 0C Digerasi : 35 0C – 45 0C Infundasi : 90 0C – 98 0C Memasak : suhu mendidih
  • 13.  Dalam beberapa hal sebelum sediaan yang dimaksud dibuat, simplisia perlu diolah terlebih dahulu, Misalnya mengawal lemakkannya (menghilangkan lemak) seperti: Strychni Semen, Secale cornutum; atau menghilangkan zat pahitnya seperti Lichen islandicus.  Supaya zat yang tidak berguna (merusak) tidak ikut tertarik bersama-sama dengan zat-zat berkhasiat, maka perlu cara untuk menghilangkan isi simplisia yang tidak berguna
  • 14.  Cara menghilangkan isi simplisia yang tidak berguna :  Dengan memakai bahan pelarut yang tepat dimana bahan berkhasiatnya mudah larut, sedangkan yang tidak berguna sedikit atau tidak larut dalam cairan penyari tersebut.  Dengan menarik/ merendam pada suhu tertentu dimana bahan berkhasiat terbanyak larutnya.  Dengan menggunakn jarak waktu menarik yang tertentu dimana bahan berkhasiat dan simplisia lebih banyak larut, sedangkan bahan yang tidak berguna sedikit atau tidak larut.  Dengan memurnikan / membersihkan memakai caracara tertentu baik secara ilmu alam maupun ilmu kimia.
  • 15.  Jadi kesimpulan dalam extractio ini adalah memilih salah satu cara penarikan yang tepat dengan cairan yang pantas dan memisahkan ampas dengan hasil penarikan yang akan menghasilkan sebuah preparat galenik yang dikehendaki. o Cairan-cairan Penarik     Menentukan cairan penarik apa yang akan digunakan harus diperhitungkan betul-betul dengan memperhatikan beberapa faktor, antara lain : 1.Kelarutan zat-zat dalam menstrum. 2.Tidak menyebabkan nantinya zat-zat berkhasiat tersebut rusak atau akibat-akibat yang tidak dikehendaki (perubahan warna, pengendapan, hidrolisa). 3.Harga yang murah. 4.Jenis preparat yang akan dibuat.
  • 16. MACAM-MACAM CAIRAN PENYARI 1. Air.  Termasuk yang mudah dan murah dengan pemakaian yang luas, pada suhu kamar adalah pelarut yang baik untuk bermacam-macam zat (garam-garam alkaloida, glikosida, asam tumbuh-tumbuhan, zat warna, dan garamgaram mineral)  Umumnya kenaikan suhu dapat menaikkan kelarutan dengan pengecualian (condurangin, Ca hidrat, garam glauber, dll).  Keburukan dari air adalah banyak jenis zat-zat yang tertarik dimana zat-zat tersebut merupakan makanan yang baik untuk jamur dan bakteri dan dapat menyebabkan mengembangnya simplisia sedemikian rupa, sehingga akan menyulitkan penarikan pada perkolasi.
  • 17. MACAM-MACAM CAIRAN PENYARI 2.Etanol.  Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu (alkaloida, glikosida, damar, minyak atsiri).  Tidak baik untuk jenis-jenis gom, gula, dan albumin.  Etanol juga menyebabkan enzim-enzim tidak bekerja termasuk peragian dan menghalangi pertumbuhan jamur dan kebanyakan bakteri.  Sehingga disamping sebagai cairan penyari juga berguna sebagai pengawet.  Campuran air-etanol sebagai cairan penyari juga berguna sebagai pengawet.  Campuran air-etanol/ hidroalkholic menstrum lebih baik daripada air sendiri.
  • 18. MACAM-MACAM CAIRAN PENYARI 3. Gliserin  Dipergunakan sebagai cairan penambah pada cairan menstrum untuk penarikan simplisia yang mengandung zat penyamak/ tanin.  Gliserin adalah pelarut yang baik untuk tanin dan hasil oksidanya, jenis-jenis gom dan albumin juga larut dalam gliserin. Karena cairan ini tidak atsiri, tiak sesuai untuk pembuatan ekstrak-ekstrak kering. 4. Eter  Sangat mudah menguap sehingga cairan ini kurang tepat untuk pembuatan sediaan untuk obat dalam atau sediaan yang nantinya disimpan lama.
  • 19. MACAM-MACAM CAIRAN PENYARI 5. Solvent Hexane  Cairan ini adalah salah satu hasil dari penyulingan minyak tanah kasar.  Pelarut yang baik untuk lemak-lemak dan minyakminyak.  Biasanya dipergunakan untuk menghilangkan lemak dari simplisia yang mengandung lemak-lemak yang tidak diperlukan sebelum simplisia tersebut dibuat sediaan galenik, misalnya Strychni Semen, Secale Cornutum.
  • 20. MACAM-MACAM CAIRAN PENYARI 6. Aseton  Tidak dipergunakan untuk sediaan galenik obat dalam  Pelarut yang baik untuk bermacam-macam lemak, minyak atsiri, damar.  Baunya kurang enak dan sukar hilang dari sediaan.  Dipakai misalnya pada pembuatan Capsicum Oleoresin (N.F XI)
  • 21. MACAM-MACAM CAIRAN PENYARI 7. Kloroform  Tidak dipergunakan untuk sediaan dalam, karena efek farmakologinya.  Bahan pelarut yang baik untuk basa alkaloida, damar, minyak lemak dan minyak atsiri.
  • 22. CARA-CARA PENARIKAN 1. Maserasi Adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan cara merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari pada suhu biasa yaitu pada suhunya 15-25 0C. Maserasi juga merupakan proses pendahuluan untuk pembuatan secara perkolasi.
  • 23. CARA-CARA PENARIKAN 2. Digerasi Cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia dengan cairan penyari pada suhu 35o – 45o. Cara ini sekarang sudah jarang dilakukan karena disamping membutuhkan alat-alat tertentu juga pada suhu tersebut beberapa simplisia menjadi rusak.
  • 24. CARA-CARA PENARIKAN 3. Perkolasi Perkolasi ialah suatu cara penarikan, memakai alat yang disebut perkolator, yang simplisianya terendam dalam cairan penyari dimana zatzatnya terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan keluar sampai memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan.
  • 25. CARA-CARA PERKOLASI 1. 2. 3. 4. perkolasi biasa perkolasi bertingkat/ reperkolasi/ fractional percolation perkolasi dengan tekanan/ pressure percolation perkolasi persambungan/ continous extraction/ memakai alat soxhlet.
  • 26. 1. PERKOLASI BIASA    Simplisia yang telah ditentukan derajat halusnya Perkolator direndam dengan cairan penyari, masukkan kedalam perkolator dan diperkolasi sampai didapat perkolat tertentu. Untuk pembuatan tingtur disari sampai diperoleh bagian tertentu, untuk ekstrak cair Perkolator Biasa disari sampai tersari sempurna. Perkolasi umumnya digunakan untuk pengambilan sari zat-zat yang berkhasiat keras.
  • 27. 2. PERKOLASI BERTINGKAT / REPERKOLASI Reperkolasi adalah suatu cara perkolasi biasa, tetapi dipakai beberapa perkolator.  Dengan sendirinya simplisia di bagi-bagi dalam beberapa porsi dan ditarik tersendiri dalam tiap perkolator.  Biasanya simplisia dibagi dalam tiga bagian dalam tiga perkolator, perkolat-perkolat dari tiap perkolator diambil dalam jumlah yang sudah ditetapkan dan nantinya dipergunakan sebagai cairan penyari untuk perkolasi berikutnya pada perkolator yang kedua dan ketiga. 
  • 28. CARA KERJANYA    Simplisia pertama dilembabkan dan dimasukkan ke dalam perkolator pertama, kemudian ditarik seperti cara memperkoler biasa, tetapi perkolatnya ditentukan dalam beberapa bagian dan jumlah volume tertentu, misalnya: 200 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cd. Bagian yang pertama perkolat A (200 cc) adalah sebagian sediaan yang diminta dan perkolat selanjutnya disebut susulan pertama. Simplisia kedua dilembabkan dengan perkolat A (susulan pertama), dan dimasukkan ke dalam perkolator kedua, kemudian ditarik. Akan diperoleh perkolat-perkolat dalam jumlah dan volume tertentu, misalnya 300 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc bagian pertama perkolat (300 cc) adalah sebagian dari sediaan yang diminta dan perkolat selanjutnya disebut susulan kedua. Simplisia pada perkolator ketiga diolah seperti pada perkolator kedua, dengan menggunakan perkolat B (susulan kedua) sebanyak 200 cc dan seterusnya sampai nantinya sebanyak 500 cc
  • 29.  Disini terlihat bahwa perkolat A baian pertama, lebih kecil volumenya dari perkolat B bagian pertama, tetapi sebaliknya perkolat Abagian-bagian berikutnya lebih besar volumenya dari perkolat-perkolat B.  Hasilnya ialah:  Perkolat A pertama 200 cc  Perkolat B pertama 300 cc  Perkolat C 500 cc  Keuntungan utama pada perkolasi ialah preparat yang terdapat dalam bentuk pekat dan penghematan menstrum. Tetapi perkolasi ini tidak dapat dipergunakan untuk ekstrasi sampai habis. Secara resmi reperkolasi dipergunakan hanya untuk pembuatan ekstrak-ekstrak cair yang simplisianya mengandungzat berkhasiat yang tidak tahan atau rusak oleh pemanasan
  • 30.
  • 31. 3. PERKOLASI DENGAN TEKANAN Digunakan jika simplisia mempunyai derajat halus yang sangat kecil sehingga cara perkolasi biasa tidak dapat dilakukan. Untuk itu perlu ditambah alat penghisap supaya perkolat dapat turun ke bawah.  Alat tersebut dinamakan diacolator 
  • 32. HAL-HAL YANG HARUS MENDAPAT PERHATIAN PADA PERKOLASI 1. 2. 3. 4. 5. mempersiapkan simplisianya: derajat halusnya. melembabkan dengan cara penyari: maserasi I jenis perkolator yang dipergunakan dan mempersiapkannya cara memasukkannya ke dalam perkolator dan lamanya di maserasi dalam perkolator: maserasi II pengaturan penetapan cairan keluar dalam jangka waktu yang ditetapkan.