SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 27
1
Pendidikan Agama Dan Sikap Remaja Terhadap Agama
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pengantar Psikologi Agama
Dosen Pengampu : Abdul Khobir, M.Ag
Di Susun Oleh :
Windah Triani (2021116073)
Aeni Nurul Hikmah (2021116077)
Dian Safira (2021116134)
Krismon Yusuf (2021116221)
Kelas C
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PEKALONGAN
2017
2
FILOSOFI POHON CEMARA
Pohon cemara adalah sebuah pohon yang terdapat dihampir semua daerah
atau Kota atau Kabupaten atau bahkan lingkunganrukun warga. Jika dilihat dari
dimensi, pohon cemara adalah pohon yang relatif tinggi dibandingkan dengan
pohon lainnya. Jika dilihat dari sisi bentuk pohon dan posisi batang/daun yang
relatif ramping.
Nilai atau filosofi apa yang anda dapatkan dari ketiga hal tersebut?
1. Pohon cemara bisa tumbuh dimana saja (selama media tanamnya adalah
tanam). Yang artinya pohon cemara memiliki kemampuan adaptasi
yang cukup tinggi walaupun tempat dan kondisinya berbeda.
2. Pohon cemara memiliki postur yang cukup tinggi, dimana bagian
batang dan daun yang paling ujung mengalami terpaan angin yang lebih
kuat dibandingkan batang daun yang ada dibawahnya.Semakin tinggi
posisi batang dan daun, maka semakin kuat juga terpaan angin yang
dirasakan. Semakin tinggi jabatan dan atau tanggung jawab anda, maka
akan semakin kuat pula terpaan badai yang akan anda alami atau
rasakan. Apakah anda sadar dengan posisi anda saat ini? Sudah siapkah
anda? Jika belum, latih dan bersiaplah untuk menghadapi hal tersebut,
karena itu akan membangun mental dan menunjukkan siapa anda
sebenarnya.
3. Pohon cemara memiliki bentuk pohon yang menyerupai segitiga,
dimana semakin keujung semakin runcing. Semakin keatas jumlah
batang dan daunnya pun bertambah sedikit.
Apakah anda sadar level jabatan saat ini?? Apakah anda juga sadar
bahwa anda semakin merasa “sendiri”??
Semakin tinggi level jabatan anda, maka semakin sedikit pula jumlah
orangnya dan semakin sedikit juga jumlah teman yang bisa diajak berdiskusi
atau sharing..semakin kuat pula tuntutan pada diri untuk jadi orang yang
tangguh dan tak terelakkan.
3
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamiin puji syukur kami ucapkan kepada Allah
SWT yang telah melimpahkan karunia, hidayah, dan juga nikmat yang tak
terhingga kepada kita semua, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini
tanpa suatu halangan apapun.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan nabi kita
Nabi Agung Muhammad SAW dan semoga kita termasuk ummatnya yang
mendapatkan syafa’atnya kelak di yaumil akhir.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada kedua orangtua kami, dosen
pengampu, serta teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dalam
pembuatan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua
dan juga untuk penulis.
Dan kami selaku penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya jika
terdapat kata-kata yang kurang berkenan bagi pembaca, karena kami sadar kami
jauh dari kata sempurna.
Pekalongan, 16 Maret 2017
Penulis
4
DAFTAR ISI
FILOSOFI POHON CEMARA......................................................................2
KATA PENGANTAR. ...................................................................................3
DAFTAR ISI..................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang....................................................................................5
b. Rumusan Masalah...............................................................................5
c. Tujuan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Fungsi Pendidikan Agama Bagi Remaja ............................................7
B. Cara Pembinaan Agama Bagi Remaja................................................8
C. Basis Pembinaan Pendidikan Agama bagi Remaja ............................10
D. Sikap Remaja Terhadap Agama..........................................................16
E. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sikap Keagamaan Pada
Remaja ................................................................................................20
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan..........................................................................................26
b. Saran...................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................27
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan saat berkembangnya identity (jati diri).
Perkembangan identity merupakan isu sentral pada masa remaja yang
memberikan dasar bagi masa dewasa. Dapat juga dikatakan sebagai aspek
sentral bagi kepribadian yang sehat yang mampu merefleksikan kesadaran
diri, kemampuan mengidentifikasi orang lain dan mempelajari tujuan-tujuan
agar dapat berpartisipasi dalam kebudayaannya.
Sebenarnya masa remaja adalah masa peralihan yang ditempuh
seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa, atau dapat dikatakan bahwa
masa remaja adalah perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai
kedewasaannya. Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohaninya,
maka penghayatan para remaja terhadap ajaran agama dan tindak
keagamaan yang tampak pada remaja banyak berkaitan dengan faktor
perkembangan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja fungsi Pendidikan Agama Bagi Remaja?
2. Bagaimana Cara Pembinaan Agama Bagi Remaja?
3. Bagaimana Basis Pembinaan Pendidikan Agama bagi Remaja?
4. Bagaimana Sikap Remaja terhadap Agama?
5. Faktor Apa Sajakah yang Mempengaruhi Perkembangan Sikap Keagamaan
pada Remaja?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui adanya fungsi pendidikan agama bagi remaja
2. Untuk megetahui cara pembinaan agama bagi remaja
3. Untuk memenuhi tugas pembuatan makalah mata pengantar ilmu hadits.
4. Untuk mengetahui basis pembinaan pendidikan agama bagi remaja.
5. Untuk mengetahui sikap remaja terhadap agama.
6
6. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan sikap
keagamaan pada remaja
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi pendidikan agama bagi remaja
Masalah agama tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat,
termasuk remaja, karena agama diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat.
Secara yuridis agama berfungsi untuk menyuruh dan melarang. Unsur suruhan
dan larangan ini mempunyai latar belakang mengarahkan dan membimbing
agar seseorang mempunyai kepribadian yang baik dan terbiasa dengan yang
baik menurut ajaran agam masing-masing.
Ada yang berpendapat bahwa pribadi itu tak lain dari kumpulan
pengalaman pada tahun-tahun pertama dari pertumbuhan. Pengalaman yang
dimaksud adalah senmua pengalaman yang dilaui, baik pengalaman melaui
pendengaran, penglihatan maupun perlakuan yang diterima sejak lahir.
Sikap orang dewasa yang mengejar kemajuan lahiriyah tanpa
mengindahkan nilai-nilai moral yang bersumber kepada agama yang dianutnya
menyebabkan generasi muda mengalami kebingungan dalam bergaul karena
apa yang dialaminya dalam masyarakat, bahkan mungkin bertentangan dengan
apa yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri di rumah. Apabila faktor-faktor
dan unsur-unsur yang membina itu bertentangan anatar satu sama lain, akan
goncanglah jiwa yang dibina, terutama mereka yang sedang mengalami
pertumbuhan dan perubahan cepat, yaitu usia remaja.
Disamping itu, remaja pun merasa hari depannya suram, yang biasa
mereka sebut dengan masa suram, karena mereka tahu bahwa apa yang terjadi
pada diri mereka dalah yang merugikan, tetapi mereka mengatasi perasaan
yang tak menyenangkanitu dengan mencari obat penenang, yaitu narkotika atau
kelakuan nakal. Jadi, bahaya akan terjadi dan meluas apabila kehidupan moral
dan agama dalam masyarakat yang negatif itu dibiarkan menjalar dan
mempengaruhi generasi muda.1
1 http://referensicf.blogspot.com/2016/10/pendidikan-agama-bagi-remaja.html?m=1,diunduh
pada tanggal 20 maret 2017,15:49 WIB
8
B. Cara pembinaan agama bagi remaja
Remaja adalah manusia muda yang masih dalam pertumbuhan dan
perkembangan untuk mencapai tingkat kematangan. Mereka bukan lagi anak-
anak yang dapat dinasihati, dididik dan diajar dengan mudah, dan bukan pula
orang dewasa yang dapat kita lepaskan untuk bertanggung jawab sendiri atas
pembinaan pribadinya, tetapi mereka adalah orang-orang yang sedang berjuang
untuk mencapai kedudukan sosial yang mereka inginkan, dan bertarung dengan
bermacam-macam problem kehidupan untuk memastikan diri, serta mencari
pegangan untuk menenteramkan batin dalam perjuangan hidup yang tidak
ringan itu.
Diantara para remaja ada yang mengalami faktor sosial yang cepat
memberi kepercayaan dan penghargaan kepadanya, karena sikap dan perilaku
mereka sudah seperti selayaknya orang dewasa ynag telah matang cara
berpikirnya, sehingga mereka dapat diterima sebagai anggota masyarakat yang
bisa didengar pendapatnya. Dan kehidupan seperti inilah yang membuat
mereka lebih cepat matang dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Sebenarnya tidaklah mudah memilih cara atau metode yang tepat dan baik
bagi anak yang berusia remaja itu, namun demikian bukan berarti tidak bisa
dilakukan, untuk membina kepribadian seorang remaja mungkin ada beberapa
langkah yang dapat kita usahakan, antara lain yaitu:
a. Tunjukkanlah bahwa kita memahami mereka
Sebagai orang tua atau guru atau orang dewasa lainnya yang punya
tanggung jawab untuk mendewasakan orang lain harus berusaha untuk
dapat memahami karakteristik dan kepribadian orang yang akan
dibinanya, dalam hal ini adalah seorang remaja. Maka sebaiknya kita
tunjukkan bahwa apa yang mereka alami, rasakan atau mereka derita
itu kita fahami terlebih dahulu agar kita bisa lebih hati-hati dan tidak
salah langkah dalam memberi pengertian pada mereka, sehingga pada
akhirnya mereka bisa menerimanya dengan penuh kesadaran diri.
Setiap orang terutama kaum remaja akan merasa senang, apabila orang
lain dapat memahami dan mau mengerti perasaannya. Dengan
9
demikan mereka akan merasa simpati kepada orang yang mau
mengerti perasaan dan penderitaannya. Apabila rasa simpati itu telah
tercipta, biasanya mereka akan dengan mudah menerima saran atau
nasehat kita.
b. Pembinaan dengan cara konsultasi
Hendaknya orang tua atau guru atau orang dewasa lainnya itu
menyadari bahwa seorang remaja adalah manusia, bukan barang yang
dapat seenaknya saja diperlakukan. Mereka punya jiwa yang tidak
terlihat, tidak dapat dipegang atau diketahui secara langsung. Mereka
punya perasaan, keinginan, motivasi, minat yang jelas berbeda dengan
manusia yang lain, yang menuntut untuk diperlakukan secara berbeda
pula. Oleh karena itu hendaklah sebagai orang tua atau guru terbuka
untuk menampung atau mendengar ungkapan perasaan yang dialami
oleh masing-masing mereka. Dengan demikian berarti kita telah
memberi kesempatan kepada remaja itu untuk menumpahkan segala
yang menegangkan perasaannya, dan sesudah itu akan terbukalah hati
mereka untuk menerima saran atau alternatif-alternatif penyelesaian
bagi segala problem yang dialaminya.
c. Dekatkan agama dalam hidup
Kehidupan bermoral tidak dapat dipisahkan dari keyakinan beragama.
Karena nilai-nilai moral yang tegas, pasti dan tetap, tidak berubah
karena keadaan, tempat dan waktu, adalah nilai yang bersumber dari
agama. Hukum dan ketentuan agama itu perlu mereka ketahui. Jangan
sampai pengertian dan pengetahuan mereka tentang agama hanya
sekedar pengetahuan yang tidak berpengaruh apa-apa dalam kehidupan
mereka sehari-hari.
Menurut Zakiyah Daradjat (1969) agama memberikan arti yang
teramat besardalam kehidupan manusia karena agama mempunyai
bebrapa fungsi yang antara lain:
1. Agama dapat memberikan bimbingan dalam hidup
2. Agama dapat menolong dalam menghadapi kesukaran
10
3. Agama dapat menenteramkan batin.
Sebenarnya agama yang ditanamkan sejak kecil kepada anak-anak
sehingga merupakan bagian dari unsur-unsur kepribadianya, akan
cepat bertindak menjadi pengendali dalam menghadapi segala
keinginan-keinginan dan dorongan-dorongan yang timbul. Karena
keyakinan terhadap agama yang menjadi bagian dari kepribadian itu,
akan mengatur sikap dan tingkah laku seseorang secara otomatis dari
dalam. Ia akan selalu berbuat yang terbaik dalam hidupnya buka
karena ingin mendapatkn pujian dari orang lain, tetapi karena benar-
benar ingin mendapatkan kasih sayang dan ridho dari Tuhan.2
C. Basis Pembinaan Pendidikan Agama bagi Remaja
1. Lingkungan Keluarga
Dapat dipahami bahwa keluarga merupakan lingkungan pertama anak
yang mempunyai pengaruh vital terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anak atau generasi muda. Suasana keluarga yanag kurang mendukung,
pertumbuhan dan perkembangan anak atau generasi muda tersebut antara lain
terlihat dalam berbagai masalah yang dihadapi oleh orangtua dan juga oleh
anak itu sendiri di dalam keluarganya, antara lain ialah:
a. Adanya (gejala-gejala) perselisihan atau pertentangan antara anak,
terutama yang telah menginjak dewasa atau remaja, dengan orang tuanya,
sehingga anak dikatakan tidak patuh terhadap orangtua, sedang orangtua
dianggap tidak dapat memahami tingkah laku anak.
b. Kurang terpenuhinya secara memadai kebutuhan dan perlengkapan bagi
pembinaan pertumbuhan dan perkembangan di lingkungan keluarga, baik
dari segi fisik, biologis, maupun dari sosial, psikologis, dan spiritual.
c. Kebiasaan-kebiasaan tradisional dan konvensional, terutama pada
keluarga-keluarga di lingkungan masyarakat daerah pedesaan.
2 Noer Rohmah, Pengantar Psikologi Agama,(Yogyakarta: Teras,2013), hlm. 137-142
11
Permasalahan di atas timbul dan berkembang akibat beberapa faktor yang
memengaruhinya, dan sekaligus menjadi faktor penghambat bagi pembinaan
generasi muda, yaitu sebagai berikut:
a. Keseimbangan yang tidak cukup antara kemajuan teknologi dan
perkembangan serta perubahan sosial yang cepat dan luas dengan
kesiapan keluarga sebagai lembaga pembina utama.
b. Kewibawaan dan perhatian orangtuayang minim terhadap anak.
c. Ekonomi keluarga yang relatif lemah.
d. Faktor-faktor intern pada diri anak, seperti rendahnya tingkat inteligensia
anak, terlalu sensitif terhadap pengaruh-pengaruh lingkungan yang
diterima anak melalui berbagai macam media, dan lain sebagainya.
Namun demikian, masih ada rasa optimisme yang masih cukup kuat
karena adanya faktor-faktor yang pendukung yang dapat dimanfaatkan untuk
kelancaran usaha-usaha pembinaan, antara lain:
a. Masih ada rasa kekeluargaan yang erat yang menjadi ciri khas kepribadian
bangsa Indonesia.
b. Usaha-usaha kesejahteraan keluarga dan anak serta usaha-usaha serupa
lainnya yang terus diperkembangkan dan disempurnakan.
c. Masih kuatnya rasa keagamaan dikalangan keluarga dan masyarakat yang
akan bermanfaat bagi pengarahan dperkembangan generasi muda.
2. Lingkungan Sekolah
Sekolah atau lembaga pendidikan formal lainnya merupakan lingkungan
kedua yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembinaan pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak atau generasi muda Indonesia. Akan tetapi, sekolah-
sekolah atau lembaga-lembaga formal tersebut sampai dewasa ini belum dapat
sepenuhnya melaksanakan fungsi membina generasi muda sebagaimana
mestinya. Kenyataan ini ditunjukkan oleh adanya berbagai masalah, baik yang
dihadapi oleh sekolah atau lembaga pendidikan formal itu sendiri ataupun
12
yang dihadapi oleh anak-anak/ generasi muda, orangtua/ kerluarga serta
masyarakat diantara masalah itu adalah:
a. Keterbatasan prasarana, sarana, dan tenaga bagi penyelenggaraan
pendidikan, baik kuantitas maupun kulaitas.
b. Kuantitas dan kualitas pendidikan keterampilan praktis yang kurang
langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh keluarga dan anak-anak
didik/siswa-siswi yang bersangkutan.
c. Ada gejala penurunan dan pengurangan wibawa guru-guru terhadap siswa
dan gejala perubahan tingkah laku dan sikap dari pada siswa yang
menghendaki pergaulan/hubungan sosial secara lebih bebas.
d. Kurang pengertian dan perhatian masyarakat, orangtua, dan anak-anaj atau
generasi muda sendiri tentang tujuan dan sitem pendidikan yang
berlangsung, tentang jurusan atau keahlian-keahlian yang dapat ditempuh
sesuai dengan bakat dan kemampuannya serta lapangan kerja.
e. Masih belum cukup memadainya perhatian-perhatian masyarakat pada
umumnya dan keluarga-keluarga pada khususnya terhadap pembinaan dan
perkembangan pendidikan luar biasa serta terhadap hak dan kebutuhan
generasi muda golongan tuna (tunamental, tunasosial, dan tuna fisik).
f. Cukup banyak jumlah anak berhenti sekolah dan jumlah anak yang tidak
sekolah.
g. Banyaknya usaha pendidikan persekolahan, kurus-kursus atau training-
training yang diselenggarakan oleh berbagai instansi pemerintah dan
swasta.
Semua permasalahan diatas terjadi karena beberapa faktor yang
menghambat kelancaran pembinaan generasi muda Indonesia, diantaranya
adalah :
a. Belum diterapkannya pola sistem pendidikan persekolahan ataupun
pendidikan formal lainnya.
b. Kurang memadainya usaha-usaha peneyberan pengertian dan motivasi
pada masyarakat.
13
c. Kurang diperhatikannya kesejahteraan guru dan kurang cukup
memadainya usaha-usaha peningkatan kemampuan guru.
d. Masih terbatasnya anggaran belanja pemerintah bagi perkembangan dan
peningkatan pendidikan.
e. Hubungan formal maupun informal diantar guru dengan orangtua serta
siswa baik secara individual maupun secara organisatorik belum cukup
intensif dan efektif.
Secara spesifik, pendidikan agama bagi para remaja di sekolah
harus memperhatikan minimal tiga unsur pokok, yaitu:
1) Guru
Setiap guru yang ingin berhasil dalam tugasnya mendidik anak-
anak yang dipercayakan kepadanya, harus memahami perkembangan jiwa
anak yang dihadapinya, disamping kemampuan ilmiah yang dimiliki, serta
penguasaan terhadap metode dan keterampilan mengajar.
Pendidikan agama memiliki tujuan utama untuk membentuk
kepribadian anaka yang sesuai dengan ajaran agama. pembinaan sikap,
mental, dan akhlaq jauh lebih penting daripada kepandian menghafal dalil-
dalil dan hukum-hukum agama yang tak diserapkan dan dihayati dalam
hidup. Pendidikan Agama hendaknya dapat mewarnai kepribadian anak,
sehingga agama itu benar-benar menjadi bagian dan pribadinya yang akan
menjadi pengendali dalam hidupnya di kemudian hari. Untuk tujan
pembinnan pribadi, pendidikan agama hendaknya diberikan oleh guru
yang benar-benar dapat merefleksikan agama dalam sikap, tingkah laku,
gerak-gerik, cara berpakaian, cara berbicara, cara menghadapi persoalan,
dan dalam keseluruhan pribadinya.
Pendidikan agama akan lebih berkesan dan berhasil, berguna serta
berdaya apabila seluruh lingkungan hidup yang ikut mempengaruhi
pembinaan pribadi anak (keluarga, sekolah, masyarakt) sama-sama
mengarah pada pembinnan jiwa agama pada anak. Untuk benar-benar
dihayati, dipahami, dan digunakan pedoman hidup bagi manusia, agama
hendaknya menjadi unsur kepribadiannya. Pendidikan agama yang baik
14
tidak hanya memberi manfaat bagi anak didik yang bersangkutan, tetapi
juga membawa keuntungan dan mafaat bagi masyarakat lingkungannya,
bahkan masyarakat ramai dan ummat manusia seluruhnya.
Berkenaan dengan pendidikan agama bagi remaja, seorang guru
agama hendaknya memahami keadaan anak yang sedang mengalami
kegoncangan perasaan akibat pertumbuhan yang berjalan sangat cepat dan
segala keinginan, dorongan, dan ketidakstabilan, kepercayaan. Guru yang
tidak mengerti perkembangan jiwa remaja akan menyangka bahwa murid-
muridnya tak mau menerima penjelasannya atau mencari soal yang
memojokkannya sehingga membuatnya marah atau menjawabnya dengan
hukum dan ketentuan agama yang jelas.
Berikutnya, pada masa remaja akhir, tahapan-tahapan
perkembangan jiwa anak tidak terlalu tajam. Pada masa remaja akhri ini,
perkembangan jasmani dsn kecerdasan remaja telah mendekati
kesempurnaanya. Hal ini berarti bahwa tubuh dengan seluruh anggotanya
telah dapat berfungsi dengan baik. Demikian pula dengan kecerdasannya
yang dapat dianggap selesai pertumbuhannya. Sisanya adalah
perkembangan dan penggunaannya secara proposional. Disamping
pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan kecerdasannya, pengetahuan
remaja juga berkembang. Berbagai ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh
berbagai guru sesuai dengan bidang keahlian masing-masing yang telah
memenuhi otak remaja.
Meskipun kecerdasan remaja telah sampai pada tingkat menuntut
agar ajaran agama yang dia terima itu masuk akal, dapat dipahami, dan
dijelaskan secara ilmiah dan rasional, tetapi perasaanya masih memgang
peranan pentig dalam sikap dan tindakan agama. telah dikemukakan
bahwa masa remaja adalah masa dimana berbagai macam perasaan
bergejolak yang terkadang satu sama lain saling bertentangan, sehingga
remaja menjadi teromabing-ambing antara berbagai gejolak emosi yang
saling bertentangan itu. Diantara sebab kegoncangan persaan yang sering
15
terjadi pada masa remaja akhir itu adalah pertentangan dan ketidakserasian
dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Disamping itu adanya perbedaan antara nilai-nilai akhlaq yang
diajarkan oleh agama dengan kelakuan orang disekitarnya juga
menggelisahkan remaja terutama apabila pertentangan itu terjadi pada
orangtua, guru, para pemimpin, dan tokoh-tokoh agama. sasaran utama
kekecewaan para remaja akan akan ditujukan kepada para tokoh agama
karena menurut mereka para tokoh agamalah yang dianggap harus
menjaga dan memperbaiki akhlaq masyarakat.
2) Kurikulum
Kurikulum sekolah hendaknya disusun untuk menghadapi tuntutan
masa remaja dan membantu mereka dalam menghadapi persoalan yang
terjadi, baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Dengan
demikan, para remaja memiliki dan bertambah kemampuannya untuk
menyesuaikan diri dengan lingkunagn tempat mereka tinggal dan
berinteraksi dengan berbagai peristiwanya baik dikeluarga, sekolah
maupun masyarakat. Kurikulum dapat pula melengkapi alat-alat olahraga
dan pendidikan jasmani bagi pelajar sehingga mereka tertolong dalam
menghadapi problem kesehatan.
3) Administrasi Sekolah
Sekolah dapat menolong remajanya mengatasi problema pemilihan
pekerjaan dan kesempatan belajar yang sangat banyak. Akhirnya sekolah
dan pemerintah harus dapat menolong pelajar dalam soal keungan dengan
jalan mendirikan asrama-asrama pelajar, terutama bagi mereka yang
datang dari daerah yang jauh dan tak begitu mampu dalam keungan.
Denga demikian, dapatlah dikurangi problema keungan dan perumahan
yang mereka lakukan.
3. Lingkungan Masyarakat
Bagaimanapun keadaan suatu masyarakat juga mempunyai
kewajiban dan tanggung jawab untuk memberikan pembinaan kepada
generasi muda agar kedewasaan yang diharapkan dapat tercapai. Diantar
16
masalah yang dianggap mendesak adalah kurangnya usaha strategis
inegral dari generasi dewasa untuk menanggapi dan memahami
perubahan-perubahan nilai kehidupan dan penghidupan pada generasi
muda akibat pengaruh kemajuan-kemajuan ekonomi dan teknologi serta
perkembangan dan perubahan sosial kultural yang cepat. Permasalahan
generasi muda yang kompleks itu tidak mungkin hanya
dibebankantanggung jawabnya kepada salah satu komponen masyarakat
semata. Pemerintah yang dapat membuat kebijakan-kebijakan hukum yang
dijadikan pijakan untuk merealisasikan langkah-langkah konkret guna
mengatasi problematika generasi muda, terutama masalah pendidikan
keagamaan mereka.
Berbagai macam usaha payung hukum telah dilaksanakan oleh
instansi-instansi pemerintah baik dipusat maupun didaerah sebagai suatu
proyek atau program kegiatan yang berhubungan dengan masalah
kesejahteraan generasi muda. Diantaranya, usaha-usaha tersebut adalah :
a. Dibentuknya Badan Koordinasi Nasional Untuk Kesejahteraan
Keluarga.
b. Diselenggarakannya Konverensi Nasional Tentang Anak Dan
Pemuda (Knap) Pada Tahun 1969.
c. Diadakannya Workshop Perundang-Undamgan Tentang Anak Dan
Pemuda Pada Tahun 1970.
d. Terbitnya Inpres No. 6/1971 Serta Terbentuknya Badan
Koordinasi Pelaksana Inpres.
e. Seminar Nasional Pembinaan Generasi Muda Indonesia Yang
Berlangsung Sekarang Ini Tahun 1972.3
D. Sikap Remaja terhadap Agama
Sikap dan minat remaja terhadap permasalahan keagamaan dapat
dikatakan sangat bergantung pada kebiasaan masa kecil dan lingkungan
agama yang mempengaruhi besar kecil minat mereka terhadap masalah
keagamaan. Sebagaimana telah diketahui, bahwa diantara faktor-faktor
3 Bambang Syamsul Arifin. Psikologi Agama. (Bandung: Pustaka Setia. 2008).Hlm 91-101
17
yang mempengaruhi sikap remaja terhadap permasalahan keagamaan
adalah: (a) pertumbuhan pikiran dan mental, (b) perkembangan perasaan,
(c) perkembangan moral.
Berdasarkan faktor-faktor dominan diatas, ahli psikologi membagi
sikap remaja terhadap keagamaan sebagai berikut:
a. Percaya turut-turutan.
Kebanyakan remaja percaya kepada tuhan dan menjalankan
ajaran agama adalah mereka yang terdidik dalam lingkunganyang
beragama, ibu-bapaknya beragama, teman-teman dan masyarakat
sekelilingnya rajin beribadah.
Kenyataan ini dapat dilihat diman-dimana, sehingga banyak
sekali remaja yang beragama hanya karena orangtuanya beragama.
Cara seperti ini merupakan lanjutan dari cara keberagamaan
dimasa kanak-kanak. Sehingga, seakan-akan tak terjadi perubahan
pada pikiran mereka tentang keberagamaannya. Namun, setelah
diteliti dari setiap remaja seperti itu dapat diketahui bahwa dalam
hati mereka ada pertanyaan yang tersembunyi.
Kepercayaan turut-turutan baiasanya terjadi apabila
orangtua memberikan didikan agama dengan cara yang
menyenangkan, jauh dari pengalaman pahit diwaktu kecil, dan
dimasa remaja tidak mengalami masalah yang menggoncangkan
jiwa, sehingga cara kekanak-kanakan dalam beragama terus
berjalan dan berkelanjutan. Tetapi, ketika dalam usia remaja
mereka menghadapi peristiwa yang mendorongnya meneliti
kembali pengalamannya diwaktu kecil, ketika itu kesadaraannya
akan timbul sehingga dalam dirinya akan muncul semangat
beragama yang tinggi atau ragu-ragu bahkan anti agama.
Percaya turut-turutan biasanya dijhadapi pada usia masa
remaja awal (13-16 tahun). Setelah itu, biasanya akan terjadi
perkembangan kearah jiwa yang lebih kritis dan lebih sadar.
b. Percaya dengan kesadaran
18
Masa remaja adalah masa perubahan dan kegoncangan
disegala bidang dimulai dari perubahan jasmani yang sangat cepat,
jauh dari keseimbangan dan keserasian.
Kegelisahan dan ketakutan bercampur aduk dengan rasa
bangga dan kesenangan serta bermacam-macam fikiran dan
hayalan sehingga remaja betul-betul tertarik untuk memperhatikan
dan memikirkan dirinya sendiri.
Setelah kegoncangan remaja pertama agak reda, sekitar usia
16 tahun dan pertumbuhan jasmani hampir selesai, remaja dapat
berpikir lebih matang dan pengetahuaanya semakin bertambah dan
mendorong remaja lebih tenggelam lagi memikirkan dirinya
sendiri yaitu mengambil tempat dan menonjol dalam masyarakat.
Terkadang, pertumbuhan jiwanya secara abnormal atau
menyimpang sehingga mereka bergabung dalam geng-geng nakal
dan terkadang pula tumbuh dalam bentuk kesadaran agama yang
berlebihan.
Semangat keagamaan pada masa remaja dimulai dengan
kecenderungannya untuk meninjau dan meneliti ulang cara ia
beragama dimasa kecil dulu. Kepatuhan dan ketundukan kepada
ajaran tanpa komentar atau alasan tak lagi menggemberikannya.
Mereka ingin menjadikan agama sebagai lapangan baru untuk
membuktikan pribadinya. Sehingga mereka tak mau lagi beragama
sekedar ikut-ikutan saja. Semangat keagamaan sepert itu tidak
terjadi sebelum usia 17-18 tahun.
Semangat keagamaan mempunyai 2 bentuk, yaitu :
 Semangat agama positif
Semangat agama positif berusaha melihat agama
dengan pandangan yang kritis, tak mau lagi
menerima hal yang tak masuk akal dan bercampur
dengan khurafat-khurafat. Pandangan seperti itu
19
membangkitkan rasa aman pada remaja terhadap
agamanya.
Tindakan dan sikap agama orang-orang memiliki
semangat agama seperti ini terlihat berbeda-beda
sesuai denagn kecenderungan kepribadian yang
extravert (berkepribadian terbuka, yaitu orang-orang
yang dengan mudah mengungkapkan perasaannya
keluar (kepada orang lain)). Atau introvert
(kepribadian tertutup yaitu orang yang lebih
cenderung kepada menyendiri dan menyimpan
perasaannya).
 Semangat agama khurafi
Remaja yang mempunyai kecenderungan pikiran
kekanak-kanakan biasanya cenderung mengambil
unsur-unsur luar dan mencampurkannya kedalam
agama dan keyakinannya, misal khurafat, bid’ah-
bid’ah, dan sebagainya.
Apabila agama yang bersifat khurafi terjadi pada
orang yang memiliki sifat terbuka (extravert)
praktik-praktik dan keyakinannya terhadap khurafat-
khurafat itu tidak hanya untuk dirinya saja tetapi dia
juga akan mengajak orang lain untuk meyakini
keyakinannya bahkan dijadikan alat pergaulan dalam
masyarakat.
c. Percaya tetapi agak ragu-ragu (kebimbangan beragama)
Kebimbangan remaja terhadap agama tak sama antara yang
satu dengan yang lainnya sesuai dengan kepribadian masing-
masing. Ada yang mengalami kebimbangan ringan yang secara
cepat dapat diatasi dan ada yang sangat berat sampai untuk berubah
agama. kebimbangan terjadi sesudah perkembangan kecerdasan tak
dapat dipandang sebagai suatu kejadaian yang berdiri sendiri,
20
tetapi berhubungan dengan segala pengalaman dan proses
pendidikan yang dilaluinya sejak kecil. Hal ini karena pengalaman
itu ikut membina pribadinya.
Kebimbangan remaja tergantung pad 2 faktor, yaitu:
 Kebimbangan dan keingkaran kepada tuhan merupakan
pantulan keadaan masyarakat yang dipenuhi oleh
penderitaan, kemerosostan moral dan kebingungan.
 Pantulan dari kebebasan berfikir yang menyebabkan agama
menjadi sasaran dan arus sekulerisme.
d. Tak percaya sama sekali atau cenderung atheis
Salah satu perkembangan yang mungkin terjadi pada akhir
masa remaja adalah mengingkari adanya wujud tuhan sama sekali
dan mengganti dengan keyakinan lain.
Perkembangan remaja kearah tiada percaya adanya tuhan
sebenarnya mempunyai akar atau sumber dari hal kecil. Apabila
seorang anak merasa tertekan oleh kekuasaan atau kedzaliman
orangtua kepadanya maka ia telah memendam sesuatu tantangan
terhadap kekuasaan orangtua dan kekuasaan terhadap siapapun
termasuk kekuasaan tuhan.4
E. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sikap Keagamaan pada
Remaja
Perkembangan pada masa remaja menduduki masa progresif.
Penghayatan para remaja terhadap ajaran agama dan tindak keagamaan yang
tampak padaremaja banyak berkaitan dengan faktor perkembangan tersebut.
Adapun perkembangan pada masa remaja ditandai oleh beberapa faktor
perkembangan rohani dan jasmaninya. Perkembangan itu antara lain menurut
W. Starbuck (Dalam Jalaludin, 2002) adalah:
a. Pertumbuhan pikiran dan mental
4 Ibid.,hlm 70-76
21
Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa
kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik bagi mereka. Sifat kritis
terhadap ajaran agama mulai timbul. Selain masalah agama merekajuga
tertarik dengan masalah kebudayaan, ssial, ekonomi, dan norma-norma
kehidupan lainnya. Dari hasilpenelitian Allport, Gillesphy dan Young
menunjukkan bahwa agama yang ajarannya lebih bersifat konservatif lebih
mempengaruhi bagi para remaja untuk tetap taat pada ajaran agamanya.
Begitu pula sebaliknya agama yang ajarannya kurang konservatif-
dogmatis dan agak liberal akan mudah merangsang pengembangan pikiran
dan mental para remaja sehingga mereka banyak meninggalkan ajaran
agamanya. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan pikiran dan mental
remaja mempengaruhi sikapkeagamaan mereka.
b. Perkembangan perasaan
Pada masa remaja berbagaiperasaan telah berkembang misalnya
perasaan sosial, etis, dan estetis mendorong remaja untuk menghayati peri
kehidupan yang terbiasa dalam lingkungannya. Kehidupan religius akan
mendorong para remaja untuk lebih cenderung kepada kehidupan religius
pula. Sebaliknya kehidupan yang liberal yakni para remaja yang hidupnya
kurang mendapatkan siraman pendidikan dan pengalaman agama yang
cukup, maka hidupnya juga cenderung bebas, dan bahkan tidak jarang
mereka terperosok ke dalam tindakan seksual demi melampiaskan nafsu
birahinya. Menurut hasil penyelidikan Dr. Kinsey diAmerika Serikat pada
sekitar tahun 1950-an, mengungkapkan bahwa 90 % pemuda Amerika
telah mengenal masturbasi, homo seks, dan onani.
c. Pertimbanagan sosial
Dalam kehidupan keagamaan pada masa remaja banyak timbul
konflik antara pertimbangan moral dan material. Remaja sangat bingung
menentukan pilihan itu. Karena kehidupan duniawi lebih dipengaruhi akan
materi, maka para remaja lebih cenderung jiwanya untuk bersikap
materialis. Hasil penyelidikan Ernest Harms terhadap 1789 remaja
Amerika antar usia 18-29 tahun menunjukkan bahwa 70 % pemikiran
22
remaja ditujukan bagi kepentingan keuangan, kesejahteraan, kebahagiaan,
kehormatan diri, dan masalah kesenangan pribadi lainnya, sedangkan
masalah akhirat dan keagamaan hanya sekitar 3,6 %, masalah soail 5,8 %.
Dari sini terlihat bahwa corak keagamaan para remaja salah satunya
ditandai oleh adanya pertimbangan soaial.
d. Perkembangan moral
Perkembangan moral para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan
usaha untuk mencari proteksi. Tipe moral yang juga terlihat pada remaja
juga mencakup:
1) Self-directive, taat terhadap agama atau moral berdasarkan
pertimbangan pribadi.
2) Adaptive, mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik.
3) Submissive, merasakan adanya keraguan terhadap ajaran moral dan
agama.
4) Unadjusted, belum meyakini akan kebenaran ajaran agama dan moral.
5) Deviant, menolak dasar dan hukum keagamaan serta tatanan moral
masyarakat.
e. Sikap dan minat
Besar-kecil sikap dan minat para remaja terhadap agama ternyata
juga dipengaruhi oleh kebiasaan dan lingkungan agama yang mereka
terima sejak kecil. Anak yang sejak kecil sudah dibiasakan untuk taat
terhadap ajaran agama maka ketika masa remaja dimungkinkan anak
tersebut akan lebih cenderung mempunyai sikap dan minat yang lebih
tinggi terhadap ajaran agama, dan begitu pula sebaliknya.
f. Ibadah
Pada masa remaja ini kondisi jiwa agama belum stabil, hal ini
dikarenakan secara kejiwaan mereka masih belum mencapai kematangan
sehingga dalam beragamapun terkadang mengalami keraguan yang
akhirnya akan muncul konflik dalam jiwa remaja tersebut.
23
Menurut hasil penelitian Ross dan Oskar Kupky, tentang
pandangan para remaja terhadap ajaran agama yakni masalah ibadah dan
doa.
Beranjak dari kenyataan, sikap keagamaan seseorang terbentuk
oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan eksternal :
1. Faktor internal
a. Faktor hereditas
Jiwa keagamaan memang bukan secara langsung sebagai
faktor bawaan yang diwariskan secara turun-temurun,
melainkan terbentuk dari berbagai unsur kejiwaan lainnya
yang mencakup kognitif, afektif, dan konatif.
b. Tingkat usia
Hubungan antara perkembangan usia dan perkembangan
jiwa keagamaan tampaknya tak dapat dihilangkan begitu
saja. Apabila konversi lebih dipengaruhi oleh sugesti,
tentunya konversi akan lebih banyak terjadi pada anak-
anak, mengingat tingkat usia tersebut, mereka lebih mudah
menerima sugesti. Namun, kenyataannya hinga usia baya
pun masih terjadi konversi agama.
c. Kepribadian
Kepribadian menurut pandangan psikologi terdiri dari dua
unsur yaitu herditas dan pengaruh lingkungan. Hubungan
antara unsur hereditas dan pengaruh lingkungan inilah yang
membentuk kepribadian. Adanya kedua unsur yang
membentuk kepribadian itu menyebabkan munculnya unsur
konsep tipologi dan karakter. Tipologi lebih ditekankan
kepada unsur bawaan sedangkan karakter lebih ditekankan
oleh adanya pengaruh lingkungan.
d. Kondisi kejiwaan
24
Gejala-gejala kejiwaan yang abnormal ini bersumber dari
kondisi saraf (neurosis), kejiwaan (psikis), dan kepribadian
(personality).
Kondisi kejiwaan yang disebabkan oleh gejala psikosis
umumnya menyebabkan seseorang kehilangan kontak
hubungan dengan dunia nyata. Gejala ini ditemui penderita
schizoprenia, paranoia, maniac, serta infantileautism
(berperilaku seperti anak-anak).
2. Faktor eksternal
a. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan satuan sosial yang paling sederhana
dalam kehidupan manusia. Anggota-anggotanya terdiri atas
ayah, ibi, dan anak-anak, keluarga merupakan lingkungan
sosial pertama yang dikenalnya. Dengan demikian,
kehidupan keluarga menjadi fase sosialisasi awal bagi
pembentukan jiwa keagamaannya.
b. Lingkungan institutional
Lingkungan institutional yang ikut mempengaruhi
perkembangan jiwa keagamaan dapat berupa institusi
formal seperti sekolah ataupun yang nonformal seperti
berbagai perkumpulan atau organisasi. Sekolah sebagai
institusi pendidikan formal yang ikut memberi pengaruh
dalam membantu perkembangan kepribadian anak.
c. Lingkungan masyarakat
Dapat dikatakan bahwa anak setelah menginjak usia
sekolah, sebagaian besar waktu jaganya dihabiskan
disekolah dan masyarakat. Berbeda dengan situasi dirumah
dan di sekolah, umumnya pergaulan di masyarakat kurang
menekankan pada disiplin atau aturan yang harus dipatuhi
secara ketat.
25
Meskipun tampak longgar, kehidupan bermasyarakat
dibatasi oleh berbagai norma dan nilai-nilai yang didukung
oleh warganya. Oleh karena itu setiap warga berusaha
untuk menyesuaikan sikap dan tingkah laku dengan norma
dan nilai-nilai yang ada. Dari sini dipahami bahwa
kehidupan bermasyarakat memiliki suatu tatanan yang
terkondisikan.5
5 Ibid.,hlm 76-85
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penanaman pendidikan agama bagi remaja terjadi pada beberapa basis,
yaitu di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat,
dimana dari ketiga basis tersebut memiliki peranannya masing-masing serta
sangat mempengaruhi didalam pertumbuhan dan perkembangan jiwa
keagamaan setiap remajanya.
Ada beberapa cara didalam membina pribadi remaja agar menjadi pribadi
yang memiliki jiwa keagamaan yang baik, yaitu dengan cara menunjukkan
kepada remaja bahwa pembina memahami keadaan mereka, kemudian
membina secara konsultasi dan mendekatkan agama kepada kehidupan remaja
yang dibina.
B. Saran
Sebagai remaja yang berpendidikan dan mengetahui sedikit tentang
agama, hendaknya kita harus menjadi lebih baik daripada yang lain, dan
mengajarkan ilmu yang kita punya.
27
DAFTAR PUSTAKA
http://referensicf.blogspot.com/2016/10/pendidikan-agama-bagi-remaja.html?m=1
Rohmah, Noer, 2013, Pengantar Psikologi Agama, (Yogyakarta: Teras)
Arifin, Bambang Syamsyul, 2008, Psikologi Agama, (Bandung: Pustaka Setia)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

9 pergaulan sehat
9 pergaulan sehat 9 pergaulan sehat
9 pergaulan sehat NurIndahS3
 
Tugas mandiri makalah agama katolik
Tugas mandiri makalah agama katolikTugas mandiri makalah agama katolik
Tugas mandiri makalah agama katolikAnesMalau
 
Pendidikan Menurut Alkitab
Pendidikan Menurut Alkitab Pendidikan Menurut Alkitab
Pendidikan Menurut Alkitab Sabam Sitinjak
 
2. silabus pa islam dan bp sd versi 120216
2. silabus pa islam dan bp sd versi 1202162. silabus pa islam dan bp sd versi 120216
2. silabus pa islam dan bp sd versi 120216Herawati Farzan
 
Uas.psi.rauf arrasyid wawancara
Uas.psi.rauf arrasyid wawancaraUas.psi.rauf arrasyid wawancara
Uas.psi.rauf arrasyid wawancaraRaufArrasyid
 
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Muhammad Najamuddin Jeneponto
 
Tanggungjawab anak terhadap orang tua
Tanggungjawab anak terhadap orang tuaTanggungjawab anak terhadap orang tua
Tanggungjawab anak terhadap orang tuapjj_kemenkes
 
4. moral estu ria dwi yulianingsih(35)
4. moral estu ria dwi yulianingsih(35)4. moral estu ria dwi yulianingsih(35)
4. moral estu ria dwi yulianingsih(35)estu ria dwi yn
 
Perilaku terpuji husznudzon(akhlaq)
Perilaku terpuji husznudzon(akhlaq)Perilaku terpuji husznudzon(akhlaq)
Perilaku terpuji husznudzon(akhlaq)mifrokhatullaily
 
Mutammam TentNG Akhlak terpuji dalam kehidupan
Mutammam TentNG Akhlak terpuji dalam kehidupanMutammam TentNG Akhlak terpuji dalam kehidupan
Mutammam TentNG Akhlak terpuji dalam kehidupanAan Editing
 
Laporan psikolog perkembangan
Laporan psikolog perkembanganLaporan psikolog perkembangan
Laporan psikolog perkembanganirinanuar
 
Orangtua efektif
Orangtua efektif Orangtua efektif
Orangtua efektif Diana Ratri
 
Akhlak dalam pergaulan remaja
Akhlak dalam pergaulan remajaAkhlak dalam pergaulan remaja
Akhlak dalam pergaulan remajaSigitpga
 

Was ist angesagt? (20)

Pendidikan dalam keluarga
Pendidikan dalam keluargaPendidikan dalam keluarga
Pendidikan dalam keluarga
 
pendidikan
pendidikanpendidikan
pendidikan
 
9 pergaulan sehat
9 pergaulan sehat 9 pergaulan sehat
9 pergaulan sehat
 
Tugas mandiri makalah agama katolik
Tugas mandiri makalah agama katolikTugas mandiri makalah agama katolik
Tugas mandiri makalah agama katolik
 
Konseling agama
Konseling agamaKonseling agama
Konseling agama
 
Pendidikan Menurut Alkitab
Pendidikan Menurut Alkitab Pendidikan Menurut Alkitab
Pendidikan Menurut Alkitab
 
2. silabus pa islam dan bp sd versi 120216
2. silabus pa islam dan bp sd versi 1202162. silabus pa islam dan bp sd versi 120216
2. silabus pa islam dan bp sd versi 120216
 
Uas.psi.rauf arrasyid wawancara
Uas.psi.rauf arrasyid wawancaraUas.psi.rauf arrasyid wawancara
Uas.psi.rauf arrasyid wawancara
 
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
 
Tanggungjawab anak terhadap orang tua
Tanggungjawab anak terhadap orang tuaTanggungjawab anak terhadap orang tua
Tanggungjawab anak terhadap orang tua
 
4. moral estu ria dwi yulianingsih(35)
4. moral estu ria dwi yulianingsih(35)4. moral estu ria dwi yulianingsih(35)
4. moral estu ria dwi yulianingsih(35)
 
Dhan
DhanDhan
Dhan
 
Perilaku terpuji husznudzon(akhlaq)
Perilaku terpuji husznudzon(akhlaq)Perilaku terpuji husznudzon(akhlaq)
Perilaku terpuji husznudzon(akhlaq)
 
Mutammam TentNG Akhlak terpuji dalam kehidupan
Mutammam TentNG Akhlak terpuji dalam kehidupanMutammam TentNG Akhlak terpuji dalam kehidupan
Mutammam TentNG Akhlak terpuji dalam kehidupan
 
Laporan psikolog perkembangan
Laporan psikolog perkembanganLaporan psikolog perkembangan
Laporan psikolog perkembangan
 
Pendidikan keluarga
Pendidikan keluargaPendidikan keluarga
Pendidikan keluarga
 
KI KD PAI SD
KI KD PAI SDKI KD PAI SD
KI KD PAI SD
 
Orangtua efektif
Orangtua efektif Orangtua efektif
Orangtua efektif
 
Aqidah Akhlak Kelas XI
Aqidah Akhlak Kelas XIAqidah Akhlak Kelas XI
Aqidah Akhlak Kelas XI
 
Akhlak dalam pergaulan remaja
Akhlak dalam pergaulan remajaAkhlak dalam pergaulan remaja
Akhlak dalam pergaulan remaja
 

Ähnlich wie Psikoma ok

REMAJA MASA KINI.pptx
REMAJA MASA KINI.pptxREMAJA MASA KINI.pptx
REMAJA MASA KINI.pptxJuliBriana2
 
Makalah ini dibuat untuk mengetahui apa itu kenakalan remaja dan pencegahanny...
Makalah ini dibuat untuk mengetahui apa itu kenakalan remaja dan pencegahanny...Makalah ini dibuat untuk mengetahui apa itu kenakalan remaja dan pencegahanny...
Makalah ini dibuat untuk mengetahui apa itu kenakalan remaja dan pencegahanny...vinkaput11
 
Pergaulan positif bagi remaja
Pergaulan positif bagi remajaPergaulan positif bagi remaja
Pergaulan positif bagi remajaNurfaisyalAnas
 
Kelompok 3 prs
Kelompok 3 prsKelompok 3 prs
Kelompok 3 prsgavezal
 
Bimbingan Konseling Untuk Optimalisasi Perkembangan Moral Remaja
Bimbingan Konseling Untuk Optimalisasi Perkembangan Moral RemajaBimbingan Konseling Untuk Optimalisasi Perkembangan Moral Remaja
Bimbingan Konseling Untuk Optimalisasi Perkembangan Moral RemajaZuraHarahap20
 
Makalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaMakalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaHaubibBro
 
bergaul-yang-efektif.docx
bergaul-yang-efektif.docxbergaul-yang-efektif.docx
bergaul-yang-efektif.docxmirzahmaradoni1
 
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Nurul Hazanah
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembanganpramithasari27
 
pelajaran 7.pptx
pelajaran 7.pptxpelajaran 7.pptx
pelajaran 7.pptxYudhyTet
 
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...Indra Wijaya
 
Laporan individu
Laporan individuLaporan individu
Laporan individuAyah Abeeb
 
Peran guru dalam membantu perkembangan remaja
Peran guru dalam membantu perkembangan remajaPeran guru dalam membantu perkembangan remaja
Peran guru dalam membantu perkembangan remajaLinda Rosita
 
Pergauann sehat ppt.pptx
Pergauann sehat ppt.pptxPergauann sehat ppt.pptx
Pergauann sehat ppt.pptxpanjiramadi
 
Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...
Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...
Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...RAFITA AL QORNY
 
Perkembangan Remaja_Anne Svasthi gautami S.G.pptx
Perkembangan Remaja_Anne Svasthi gautami S.G.pptxPerkembangan Remaja_Anne Svasthi gautami S.G.pptx
Perkembangan Remaja_Anne Svasthi gautami S.G.pptxTegarSusanto1
 
Bahan Ajar Modul 1 Menjadi Dewasa dalam Segala Aspek.pdf
Bahan Ajar Modul 1 Menjadi Dewasa dalam Segala Aspek.pdfBahan Ajar Modul 1 Menjadi Dewasa dalam Segala Aspek.pdf
Bahan Ajar Modul 1 Menjadi Dewasa dalam Segala Aspek.pdfBerkatLawolo1
 
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...Anis Ilahi
 
Makalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganMakalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganAsrurMualif1
 

Ähnlich wie Psikoma ok (20)

REMAJA MASA KINI.pptx
REMAJA MASA KINI.pptxREMAJA MASA KINI.pptx
REMAJA MASA KINI.pptx
 
Makalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remajaMakalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remaja
 
Makalah ini dibuat untuk mengetahui apa itu kenakalan remaja dan pencegahanny...
Makalah ini dibuat untuk mengetahui apa itu kenakalan remaja dan pencegahanny...Makalah ini dibuat untuk mengetahui apa itu kenakalan remaja dan pencegahanny...
Makalah ini dibuat untuk mengetahui apa itu kenakalan remaja dan pencegahanny...
 
Pergaulan positif bagi remaja
Pergaulan positif bagi remajaPergaulan positif bagi remaja
Pergaulan positif bagi remaja
 
Kelompok 3 prs
Kelompok 3 prsKelompok 3 prs
Kelompok 3 prs
 
Bimbingan Konseling Untuk Optimalisasi Perkembangan Moral Remaja
Bimbingan Konseling Untuk Optimalisasi Perkembangan Moral RemajaBimbingan Konseling Untuk Optimalisasi Perkembangan Moral Remaja
Bimbingan Konseling Untuk Optimalisasi Perkembangan Moral Remaja
 
Makalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaMakalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremaja
 
bergaul-yang-efektif.docx
bergaul-yang-efektif.docxbergaul-yang-efektif.docx
bergaul-yang-efektif.docx
 
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
pelajaran 7.pptx
pelajaran 7.pptxpelajaran 7.pptx
pelajaran 7.pptx
 
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
 
Laporan individu
Laporan individuLaporan individu
Laporan individu
 
Peran guru dalam membantu perkembangan remaja
Peran guru dalam membantu perkembangan remajaPeran guru dalam membantu perkembangan remaja
Peran guru dalam membantu perkembangan remaja
 
Pergauann sehat ppt.pptx
Pergauann sehat ppt.pptxPergauann sehat ppt.pptx
Pergauann sehat ppt.pptx
 
Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...
Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...
Karakteristik perkembangan moralitas dan keagamaan remaja serta implikasinya ...
 
Perkembangan Remaja_Anne Svasthi gautami S.G.pptx
Perkembangan Remaja_Anne Svasthi gautami S.G.pptxPerkembangan Remaja_Anne Svasthi gautami S.G.pptx
Perkembangan Remaja_Anne Svasthi gautami S.G.pptx
 
Bahan Ajar Modul 1 Menjadi Dewasa dalam Segala Aspek.pdf
Bahan Ajar Modul 1 Menjadi Dewasa dalam Segala Aspek.pdfBahan Ajar Modul 1 Menjadi Dewasa dalam Segala Aspek.pdf
Bahan Ajar Modul 1 Menjadi Dewasa dalam Segala Aspek.pdf
 
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...
 
Makalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganMakalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembangan
 

Kürzlich hochgeladen

SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024milliantefraim
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Ustadz Habib
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)ErnestBeardly1
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Adam Hiola
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.MeidarLamskingBoangm
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 

Kürzlich hochgeladen (13)

SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 

Psikoma ok

  • 1. 1 Pendidikan Agama Dan Sikap Remaja Terhadap Agama Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Pengantar Psikologi Agama Dosen Pengampu : Abdul Khobir, M.Ag Di Susun Oleh : Windah Triani (2021116073) Aeni Nurul Hikmah (2021116077) Dian Safira (2021116134) Krismon Yusuf (2021116221) Kelas C FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN 2017
  • 2. 2 FILOSOFI POHON CEMARA Pohon cemara adalah sebuah pohon yang terdapat dihampir semua daerah atau Kota atau Kabupaten atau bahkan lingkunganrukun warga. Jika dilihat dari dimensi, pohon cemara adalah pohon yang relatif tinggi dibandingkan dengan pohon lainnya. Jika dilihat dari sisi bentuk pohon dan posisi batang/daun yang relatif ramping. Nilai atau filosofi apa yang anda dapatkan dari ketiga hal tersebut? 1. Pohon cemara bisa tumbuh dimana saja (selama media tanamnya adalah tanam). Yang artinya pohon cemara memiliki kemampuan adaptasi yang cukup tinggi walaupun tempat dan kondisinya berbeda. 2. Pohon cemara memiliki postur yang cukup tinggi, dimana bagian batang dan daun yang paling ujung mengalami terpaan angin yang lebih kuat dibandingkan batang daun yang ada dibawahnya.Semakin tinggi posisi batang dan daun, maka semakin kuat juga terpaan angin yang dirasakan. Semakin tinggi jabatan dan atau tanggung jawab anda, maka akan semakin kuat pula terpaan badai yang akan anda alami atau rasakan. Apakah anda sadar dengan posisi anda saat ini? Sudah siapkah anda? Jika belum, latih dan bersiaplah untuk menghadapi hal tersebut, karena itu akan membangun mental dan menunjukkan siapa anda sebenarnya. 3. Pohon cemara memiliki bentuk pohon yang menyerupai segitiga, dimana semakin keujung semakin runcing. Semakin keatas jumlah batang dan daunnya pun bertambah sedikit. Apakah anda sadar level jabatan saat ini?? Apakah anda juga sadar bahwa anda semakin merasa “sendiri”?? Semakin tinggi level jabatan anda, maka semakin sedikit pula jumlah orangnya dan semakin sedikit juga jumlah teman yang bisa diajak berdiskusi atau sharing..semakin kuat pula tuntutan pada diri untuk jadi orang yang tangguh dan tak terelakkan.
  • 3. 3 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil’alamiin puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, hidayah, dan juga nikmat yang tak terhingga kepada kita semua, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini tanpa suatu halangan apapun. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan nabi kita Nabi Agung Muhammad SAW dan semoga kita termasuk ummatnya yang mendapatkan syafa’atnya kelak di yaumil akhir. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada kedua orangtua kami, dosen pengampu, serta teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dalam pembuatan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan juga untuk penulis. Dan kami selaku penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan bagi pembaca, karena kami sadar kami jauh dari kata sempurna. Pekalongan, 16 Maret 2017 Penulis
  • 4. 4 DAFTAR ISI FILOSOFI POHON CEMARA......................................................................2 KATA PENGANTAR. ...................................................................................3 DAFTAR ISI..................................................................................................4 BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang....................................................................................5 b. Rumusan Masalah...............................................................................5 c. Tujuan.................................................................................................. BAB II PEMBAHASAN A. Fungsi Pendidikan Agama Bagi Remaja ............................................7 B. Cara Pembinaan Agama Bagi Remaja................................................8 C. Basis Pembinaan Pendidikan Agama bagi Remaja ............................10 D. Sikap Remaja Terhadap Agama..........................................................16 E. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sikap Keagamaan Pada Remaja ................................................................................................20 BAB III PENUTUP a. Kesimpulan..........................................................................................26 b. Saran...................................................................................................26 DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................27
  • 5. 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan saat berkembangnya identity (jati diri). Perkembangan identity merupakan isu sentral pada masa remaja yang memberikan dasar bagi masa dewasa. Dapat juga dikatakan sebagai aspek sentral bagi kepribadian yang sehat yang mampu merefleksikan kesadaran diri, kemampuan mengidentifikasi orang lain dan mempelajari tujuan-tujuan agar dapat berpartisipasi dalam kebudayaannya. Sebenarnya masa remaja adalah masa peralihan yang ditempuh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa, atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai kedewasaannya. Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohaninya, maka penghayatan para remaja terhadap ajaran agama dan tindak keagamaan yang tampak pada remaja banyak berkaitan dengan faktor perkembangan tersebut. B. Rumusan Masalah 1. Apa saja fungsi Pendidikan Agama Bagi Remaja? 2. Bagaimana Cara Pembinaan Agama Bagi Remaja? 3. Bagaimana Basis Pembinaan Pendidikan Agama bagi Remaja? 4. Bagaimana Sikap Remaja terhadap Agama? 5. Faktor Apa Sajakah yang Mempengaruhi Perkembangan Sikap Keagamaan pada Remaja? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui adanya fungsi pendidikan agama bagi remaja 2. Untuk megetahui cara pembinaan agama bagi remaja 3. Untuk memenuhi tugas pembuatan makalah mata pengantar ilmu hadits. 4. Untuk mengetahui basis pembinaan pendidikan agama bagi remaja. 5. Untuk mengetahui sikap remaja terhadap agama.
  • 6. 6 6. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan sikap keagamaan pada remaja
  • 7. 7 BAB II PEMBAHASAN A. Fungsi pendidikan agama bagi remaja Masalah agama tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, termasuk remaja, karena agama diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Secara yuridis agama berfungsi untuk menyuruh dan melarang. Unsur suruhan dan larangan ini mempunyai latar belakang mengarahkan dan membimbing agar seseorang mempunyai kepribadian yang baik dan terbiasa dengan yang baik menurut ajaran agam masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa pribadi itu tak lain dari kumpulan pengalaman pada tahun-tahun pertama dari pertumbuhan. Pengalaman yang dimaksud adalah senmua pengalaman yang dilaui, baik pengalaman melaui pendengaran, penglihatan maupun perlakuan yang diterima sejak lahir. Sikap orang dewasa yang mengejar kemajuan lahiriyah tanpa mengindahkan nilai-nilai moral yang bersumber kepada agama yang dianutnya menyebabkan generasi muda mengalami kebingungan dalam bergaul karena apa yang dialaminya dalam masyarakat, bahkan mungkin bertentangan dengan apa yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri di rumah. Apabila faktor-faktor dan unsur-unsur yang membina itu bertentangan anatar satu sama lain, akan goncanglah jiwa yang dibina, terutama mereka yang sedang mengalami pertumbuhan dan perubahan cepat, yaitu usia remaja. Disamping itu, remaja pun merasa hari depannya suram, yang biasa mereka sebut dengan masa suram, karena mereka tahu bahwa apa yang terjadi pada diri mereka dalah yang merugikan, tetapi mereka mengatasi perasaan yang tak menyenangkanitu dengan mencari obat penenang, yaitu narkotika atau kelakuan nakal. Jadi, bahaya akan terjadi dan meluas apabila kehidupan moral dan agama dalam masyarakat yang negatif itu dibiarkan menjalar dan mempengaruhi generasi muda.1 1 http://referensicf.blogspot.com/2016/10/pendidikan-agama-bagi-remaja.html?m=1,diunduh pada tanggal 20 maret 2017,15:49 WIB
  • 8. 8 B. Cara pembinaan agama bagi remaja Remaja adalah manusia muda yang masih dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk mencapai tingkat kematangan. Mereka bukan lagi anak- anak yang dapat dinasihati, dididik dan diajar dengan mudah, dan bukan pula orang dewasa yang dapat kita lepaskan untuk bertanggung jawab sendiri atas pembinaan pribadinya, tetapi mereka adalah orang-orang yang sedang berjuang untuk mencapai kedudukan sosial yang mereka inginkan, dan bertarung dengan bermacam-macam problem kehidupan untuk memastikan diri, serta mencari pegangan untuk menenteramkan batin dalam perjuangan hidup yang tidak ringan itu. Diantara para remaja ada yang mengalami faktor sosial yang cepat memberi kepercayaan dan penghargaan kepadanya, karena sikap dan perilaku mereka sudah seperti selayaknya orang dewasa ynag telah matang cara berpikirnya, sehingga mereka dapat diterima sebagai anggota masyarakat yang bisa didengar pendapatnya. Dan kehidupan seperti inilah yang membuat mereka lebih cepat matang dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Sebenarnya tidaklah mudah memilih cara atau metode yang tepat dan baik bagi anak yang berusia remaja itu, namun demikian bukan berarti tidak bisa dilakukan, untuk membina kepribadian seorang remaja mungkin ada beberapa langkah yang dapat kita usahakan, antara lain yaitu: a. Tunjukkanlah bahwa kita memahami mereka Sebagai orang tua atau guru atau orang dewasa lainnya yang punya tanggung jawab untuk mendewasakan orang lain harus berusaha untuk dapat memahami karakteristik dan kepribadian orang yang akan dibinanya, dalam hal ini adalah seorang remaja. Maka sebaiknya kita tunjukkan bahwa apa yang mereka alami, rasakan atau mereka derita itu kita fahami terlebih dahulu agar kita bisa lebih hati-hati dan tidak salah langkah dalam memberi pengertian pada mereka, sehingga pada akhirnya mereka bisa menerimanya dengan penuh kesadaran diri. Setiap orang terutama kaum remaja akan merasa senang, apabila orang lain dapat memahami dan mau mengerti perasaannya. Dengan
  • 9. 9 demikan mereka akan merasa simpati kepada orang yang mau mengerti perasaan dan penderitaannya. Apabila rasa simpati itu telah tercipta, biasanya mereka akan dengan mudah menerima saran atau nasehat kita. b. Pembinaan dengan cara konsultasi Hendaknya orang tua atau guru atau orang dewasa lainnya itu menyadari bahwa seorang remaja adalah manusia, bukan barang yang dapat seenaknya saja diperlakukan. Mereka punya jiwa yang tidak terlihat, tidak dapat dipegang atau diketahui secara langsung. Mereka punya perasaan, keinginan, motivasi, minat yang jelas berbeda dengan manusia yang lain, yang menuntut untuk diperlakukan secara berbeda pula. Oleh karena itu hendaklah sebagai orang tua atau guru terbuka untuk menampung atau mendengar ungkapan perasaan yang dialami oleh masing-masing mereka. Dengan demikian berarti kita telah memberi kesempatan kepada remaja itu untuk menumpahkan segala yang menegangkan perasaannya, dan sesudah itu akan terbukalah hati mereka untuk menerima saran atau alternatif-alternatif penyelesaian bagi segala problem yang dialaminya. c. Dekatkan agama dalam hidup Kehidupan bermoral tidak dapat dipisahkan dari keyakinan beragama. Karena nilai-nilai moral yang tegas, pasti dan tetap, tidak berubah karena keadaan, tempat dan waktu, adalah nilai yang bersumber dari agama. Hukum dan ketentuan agama itu perlu mereka ketahui. Jangan sampai pengertian dan pengetahuan mereka tentang agama hanya sekedar pengetahuan yang tidak berpengaruh apa-apa dalam kehidupan mereka sehari-hari. Menurut Zakiyah Daradjat (1969) agama memberikan arti yang teramat besardalam kehidupan manusia karena agama mempunyai bebrapa fungsi yang antara lain: 1. Agama dapat memberikan bimbingan dalam hidup 2. Agama dapat menolong dalam menghadapi kesukaran
  • 10. 10 3. Agama dapat menenteramkan batin. Sebenarnya agama yang ditanamkan sejak kecil kepada anak-anak sehingga merupakan bagian dari unsur-unsur kepribadianya, akan cepat bertindak menjadi pengendali dalam menghadapi segala keinginan-keinginan dan dorongan-dorongan yang timbul. Karena keyakinan terhadap agama yang menjadi bagian dari kepribadian itu, akan mengatur sikap dan tingkah laku seseorang secara otomatis dari dalam. Ia akan selalu berbuat yang terbaik dalam hidupnya buka karena ingin mendapatkn pujian dari orang lain, tetapi karena benar- benar ingin mendapatkan kasih sayang dan ridho dari Tuhan.2 C. Basis Pembinaan Pendidikan Agama bagi Remaja 1. Lingkungan Keluarga Dapat dipahami bahwa keluarga merupakan lingkungan pertama anak yang mempunyai pengaruh vital terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak atau generasi muda. Suasana keluarga yanag kurang mendukung, pertumbuhan dan perkembangan anak atau generasi muda tersebut antara lain terlihat dalam berbagai masalah yang dihadapi oleh orangtua dan juga oleh anak itu sendiri di dalam keluarganya, antara lain ialah: a. Adanya (gejala-gejala) perselisihan atau pertentangan antara anak, terutama yang telah menginjak dewasa atau remaja, dengan orang tuanya, sehingga anak dikatakan tidak patuh terhadap orangtua, sedang orangtua dianggap tidak dapat memahami tingkah laku anak. b. Kurang terpenuhinya secara memadai kebutuhan dan perlengkapan bagi pembinaan pertumbuhan dan perkembangan di lingkungan keluarga, baik dari segi fisik, biologis, maupun dari sosial, psikologis, dan spiritual. c. Kebiasaan-kebiasaan tradisional dan konvensional, terutama pada keluarga-keluarga di lingkungan masyarakat daerah pedesaan. 2 Noer Rohmah, Pengantar Psikologi Agama,(Yogyakarta: Teras,2013), hlm. 137-142
  • 11. 11 Permasalahan di atas timbul dan berkembang akibat beberapa faktor yang memengaruhinya, dan sekaligus menjadi faktor penghambat bagi pembinaan generasi muda, yaitu sebagai berikut: a. Keseimbangan yang tidak cukup antara kemajuan teknologi dan perkembangan serta perubahan sosial yang cepat dan luas dengan kesiapan keluarga sebagai lembaga pembina utama. b. Kewibawaan dan perhatian orangtuayang minim terhadap anak. c. Ekonomi keluarga yang relatif lemah. d. Faktor-faktor intern pada diri anak, seperti rendahnya tingkat inteligensia anak, terlalu sensitif terhadap pengaruh-pengaruh lingkungan yang diterima anak melalui berbagai macam media, dan lain sebagainya. Namun demikian, masih ada rasa optimisme yang masih cukup kuat karena adanya faktor-faktor yang pendukung yang dapat dimanfaatkan untuk kelancaran usaha-usaha pembinaan, antara lain: a. Masih ada rasa kekeluargaan yang erat yang menjadi ciri khas kepribadian bangsa Indonesia. b. Usaha-usaha kesejahteraan keluarga dan anak serta usaha-usaha serupa lainnya yang terus diperkembangkan dan disempurnakan. c. Masih kuatnya rasa keagamaan dikalangan keluarga dan masyarakat yang akan bermanfaat bagi pengarahan dperkembangan generasi muda. 2. Lingkungan Sekolah Sekolah atau lembaga pendidikan formal lainnya merupakan lingkungan kedua yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembinaan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak atau generasi muda Indonesia. Akan tetapi, sekolah- sekolah atau lembaga-lembaga formal tersebut sampai dewasa ini belum dapat sepenuhnya melaksanakan fungsi membina generasi muda sebagaimana mestinya. Kenyataan ini ditunjukkan oleh adanya berbagai masalah, baik yang dihadapi oleh sekolah atau lembaga pendidikan formal itu sendiri ataupun
  • 12. 12 yang dihadapi oleh anak-anak/ generasi muda, orangtua/ kerluarga serta masyarakat diantara masalah itu adalah: a. Keterbatasan prasarana, sarana, dan tenaga bagi penyelenggaraan pendidikan, baik kuantitas maupun kulaitas. b. Kuantitas dan kualitas pendidikan keterampilan praktis yang kurang langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh keluarga dan anak-anak didik/siswa-siswi yang bersangkutan. c. Ada gejala penurunan dan pengurangan wibawa guru-guru terhadap siswa dan gejala perubahan tingkah laku dan sikap dari pada siswa yang menghendaki pergaulan/hubungan sosial secara lebih bebas. d. Kurang pengertian dan perhatian masyarakat, orangtua, dan anak-anaj atau generasi muda sendiri tentang tujuan dan sitem pendidikan yang berlangsung, tentang jurusan atau keahlian-keahlian yang dapat ditempuh sesuai dengan bakat dan kemampuannya serta lapangan kerja. e. Masih belum cukup memadainya perhatian-perhatian masyarakat pada umumnya dan keluarga-keluarga pada khususnya terhadap pembinaan dan perkembangan pendidikan luar biasa serta terhadap hak dan kebutuhan generasi muda golongan tuna (tunamental, tunasosial, dan tuna fisik). f. Cukup banyak jumlah anak berhenti sekolah dan jumlah anak yang tidak sekolah. g. Banyaknya usaha pendidikan persekolahan, kurus-kursus atau training- training yang diselenggarakan oleh berbagai instansi pemerintah dan swasta. Semua permasalahan diatas terjadi karena beberapa faktor yang menghambat kelancaran pembinaan generasi muda Indonesia, diantaranya adalah : a. Belum diterapkannya pola sistem pendidikan persekolahan ataupun pendidikan formal lainnya. b. Kurang memadainya usaha-usaha peneyberan pengertian dan motivasi pada masyarakat.
  • 13. 13 c. Kurang diperhatikannya kesejahteraan guru dan kurang cukup memadainya usaha-usaha peningkatan kemampuan guru. d. Masih terbatasnya anggaran belanja pemerintah bagi perkembangan dan peningkatan pendidikan. e. Hubungan formal maupun informal diantar guru dengan orangtua serta siswa baik secara individual maupun secara organisatorik belum cukup intensif dan efektif. Secara spesifik, pendidikan agama bagi para remaja di sekolah harus memperhatikan minimal tiga unsur pokok, yaitu: 1) Guru Setiap guru yang ingin berhasil dalam tugasnya mendidik anak- anak yang dipercayakan kepadanya, harus memahami perkembangan jiwa anak yang dihadapinya, disamping kemampuan ilmiah yang dimiliki, serta penguasaan terhadap metode dan keterampilan mengajar. Pendidikan agama memiliki tujuan utama untuk membentuk kepribadian anaka yang sesuai dengan ajaran agama. pembinaan sikap, mental, dan akhlaq jauh lebih penting daripada kepandian menghafal dalil- dalil dan hukum-hukum agama yang tak diserapkan dan dihayati dalam hidup. Pendidikan Agama hendaknya dapat mewarnai kepribadian anak, sehingga agama itu benar-benar menjadi bagian dan pribadinya yang akan menjadi pengendali dalam hidupnya di kemudian hari. Untuk tujan pembinnan pribadi, pendidikan agama hendaknya diberikan oleh guru yang benar-benar dapat merefleksikan agama dalam sikap, tingkah laku, gerak-gerik, cara berpakaian, cara berbicara, cara menghadapi persoalan, dan dalam keseluruhan pribadinya. Pendidikan agama akan lebih berkesan dan berhasil, berguna serta berdaya apabila seluruh lingkungan hidup yang ikut mempengaruhi pembinaan pribadi anak (keluarga, sekolah, masyarakt) sama-sama mengarah pada pembinnan jiwa agama pada anak. Untuk benar-benar dihayati, dipahami, dan digunakan pedoman hidup bagi manusia, agama hendaknya menjadi unsur kepribadiannya. Pendidikan agama yang baik
  • 14. 14 tidak hanya memberi manfaat bagi anak didik yang bersangkutan, tetapi juga membawa keuntungan dan mafaat bagi masyarakat lingkungannya, bahkan masyarakat ramai dan ummat manusia seluruhnya. Berkenaan dengan pendidikan agama bagi remaja, seorang guru agama hendaknya memahami keadaan anak yang sedang mengalami kegoncangan perasaan akibat pertumbuhan yang berjalan sangat cepat dan segala keinginan, dorongan, dan ketidakstabilan, kepercayaan. Guru yang tidak mengerti perkembangan jiwa remaja akan menyangka bahwa murid- muridnya tak mau menerima penjelasannya atau mencari soal yang memojokkannya sehingga membuatnya marah atau menjawabnya dengan hukum dan ketentuan agama yang jelas. Berikutnya, pada masa remaja akhir, tahapan-tahapan perkembangan jiwa anak tidak terlalu tajam. Pada masa remaja akhri ini, perkembangan jasmani dsn kecerdasan remaja telah mendekati kesempurnaanya. Hal ini berarti bahwa tubuh dengan seluruh anggotanya telah dapat berfungsi dengan baik. Demikian pula dengan kecerdasannya yang dapat dianggap selesai pertumbuhannya. Sisanya adalah perkembangan dan penggunaannya secara proposional. Disamping pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan kecerdasannya, pengetahuan remaja juga berkembang. Berbagai ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh berbagai guru sesuai dengan bidang keahlian masing-masing yang telah memenuhi otak remaja. Meskipun kecerdasan remaja telah sampai pada tingkat menuntut agar ajaran agama yang dia terima itu masuk akal, dapat dipahami, dan dijelaskan secara ilmiah dan rasional, tetapi perasaanya masih memgang peranan pentig dalam sikap dan tindakan agama. telah dikemukakan bahwa masa remaja adalah masa dimana berbagai macam perasaan bergejolak yang terkadang satu sama lain saling bertentangan, sehingga remaja menjadi teromabing-ambing antara berbagai gejolak emosi yang saling bertentangan itu. Diantara sebab kegoncangan persaan yang sering
  • 15. 15 terjadi pada masa remaja akhir itu adalah pertentangan dan ketidakserasian dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Disamping itu adanya perbedaan antara nilai-nilai akhlaq yang diajarkan oleh agama dengan kelakuan orang disekitarnya juga menggelisahkan remaja terutama apabila pertentangan itu terjadi pada orangtua, guru, para pemimpin, dan tokoh-tokoh agama. sasaran utama kekecewaan para remaja akan akan ditujukan kepada para tokoh agama karena menurut mereka para tokoh agamalah yang dianggap harus menjaga dan memperbaiki akhlaq masyarakat. 2) Kurikulum Kurikulum sekolah hendaknya disusun untuk menghadapi tuntutan masa remaja dan membantu mereka dalam menghadapi persoalan yang terjadi, baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Dengan demikan, para remaja memiliki dan bertambah kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkunagn tempat mereka tinggal dan berinteraksi dengan berbagai peristiwanya baik dikeluarga, sekolah maupun masyarakat. Kurikulum dapat pula melengkapi alat-alat olahraga dan pendidikan jasmani bagi pelajar sehingga mereka tertolong dalam menghadapi problem kesehatan. 3) Administrasi Sekolah Sekolah dapat menolong remajanya mengatasi problema pemilihan pekerjaan dan kesempatan belajar yang sangat banyak. Akhirnya sekolah dan pemerintah harus dapat menolong pelajar dalam soal keungan dengan jalan mendirikan asrama-asrama pelajar, terutama bagi mereka yang datang dari daerah yang jauh dan tak begitu mampu dalam keungan. Denga demikian, dapatlah dikurangi problema keungan dan perumahan yang mereka lakukan. 3. Lingkungan Masyarakat Bagaimanapun keadaan suatu masyarakat juga mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk memberikan pembinaan kepada generasi muda agar kedewasaan yang diharapkan dapat tercapai. Diantar
  • 16. 16 masalah yang dianggap mendesak adalah kurangnya usaha strategis inegral dari generasi dewasa untuk menanggapi dan memahami perubahan-perubahan nilai kehidupan dan penghidupan pada generasi muda akibat pengaruh kemajuan-kemajuan ekonomi dan teknologi serta perkembangan dan perubahan sosial kultural yang cepat. Permasalahan generasi muda yang kompleks itu tidak mungkin hanya dibebankantanggung jawabnya kepada salah satu komponen masyarakat semata. Pemerintah yang dapat membuat kebijakan-kebijakan hukum yang dijadikan pijakan untuk merealisasikan langkah-langkah konkret guna mengatasi problematika generasi muda, terutama masalah pendidikan keagamaan mereka. Berbagai macam usaha payung hukum telah dilaksanakan oleh instansi-instansi pemerintah baik dipusat maupun didaerah sebagai suatu proyek atau program kegiatan yang berhubungan dengan masalah kesejahteraan generasi muda. Diantaranya, usaha-usaha tersebut adalah : a. Dibentuknya Badan Koordinasi Nasional Untuk Kesejahteraan Keluarga. b. Diselenggarakannya Konverensi Nasional Tentang Anak Dan Pemuda (Knap) Pada Tahun 1969. c. Diadakannya Workshop Perundang-Undamgan Tentang Anak Dan Pemuda Pada Tahun 1970. d. Terbitnya Inpres No. 6/1971 Serta Terbentuknya Badan Koordinasi Pelaksana Inpres. e. Seminar Nasional Pembinaan Generasi Muda Indonesia Yang Berlangsung Sekarang Ini Tahun 1972.3 D. Sikap Remaja terhadap Agama Sikap dan minat remaja terhadap permasalahan keagamaan dapat dikatakan sangat bergantung pada kebiasaan masa kecil dan lingkungan agama yang mempengaruhi besar kecil minat mereka terhadap masalah keagamaan. Sebagaimana telah diketahui, bahwa diantara faktor-faktor 3 Bambang Syamsul Arifin. Psikologi Agama. (Bandung: Pustaka Setia. 2008).Hlm 91-101
  • 17. 17 yang mempengaruhi sikap remaja terhadap permasalahan keagamaan adalah: (a) pertumbuhan pikiran dan mental, (b) perkembangan perasaan, (c) perkembangan moral. Berdasarkan faktor-faktor dominan diatas, ahli psikologi membagi sikap remaja terhadap keagamaan sebagai berikut: a. Percaya turut-turutan. Kebanyakan remaja percaya kepada tuhan dan menjalankan ajaran agama adalah mereka yang terdidik dalam lingkunganyang beragama, ibu-bapaknya beragama, teman-teman dan masyarakat sekelilingnya rajin beribadah. Kenyataan ini dapat dilihat diman-dimana, sehingga banyak sekali remaja yang beragama hanya karena orangtuanya beragama. Cara seperti ini merupakan lanjutan dari cara keberagamaan dimasa kanak-kanak. Sehingga, seakan-akan tak terjadi perubahan pada pikiran mereka tentang keberagamaannya. Namun, setelah diteliti dari setiap remaja seperti itu dapat diketahui bahwa dalam hati mereka ada pertanyaan yang tersembunyi. Kepercayaan turut-turutan baiasanya terjadi apabila orangtua memberikan didikan agama dengan cara yang menyenangkan, jauh dari pengalaman pahit diwaktu kecil, dan dimasa remaja tidak mengalami masalah yang menggoncangkan jiwa, sehingga cara kekanak-kanakan dalam beragama terus berjalan dan berkelanjutan. Tetapi, ketika dalam usia remaja mereka menghadapi peristiwa yang mendorongnya meneliti kembali pengalamannya diwaktu kecil, ketika itu kesadaraannya akan timbul sehingga dalam dirinya akan muncul semangat beragama yang tinggi atau ragu-ragu bahkan anti agama. Percaya turut-turutan biasanya dijhadapi pada usia masa remaja awal (13-16 tahun). Setelah itu, biasanya akan terjadi perkembangan kearah jiwa yang lebih kritis dan lebih sadar. b. Percaya dengan kesadaran
  • 18. 18 Masa remaja adalah masa perubahan dan kegoncangan disegala bidang dimulai dari perubahan jasmani yang sangat cepat, jauh dari keseimbangan dan keserasian. Kegelisahan dan ketakutan bercampur aduk dengan rasa bangga dan kesenangan serta bermacam-macam fikiran dan hayalan sehingga remaja betul-betul tertarik untuk memperhatikan dan memikirkan dirinya sendiri. Setelah kegoncangan remaja pertama agak reda, sekitar usia 16 tahun dan pertumbuhan jasmani hampir selesai, remaja dapat berpikir lebih matang dan pengetahuaanya semakin bertambah dan mendorong remaja lebih tenggelam lagi memikirkan dirinya sendiri yaitu mengambil tempat dan menonjol dalam masyarakat. Terkadang, pertumbuhan jiwanya secara abnormal atau menyimpang sehingga mereka bergabung dalam geng-geng nakal dan terkadang pula tumbuh dalam bentuk kesadaran agama yang berlebihan. Semangat keagamaan pada masa remaja dimulai dengan kecenderungannya untuk meninjau dan meneliti ulang cara ia beragama dimasa kecil dulu. Kepatuhan dan ketundukan kepada ajaran tanpa komentar atau alasan tak lagi menggemberikannya. Mereka ingin menjadikan agama sebagai lapangan baru untuk membuktikan pribadinya. Sehingga mereka tak mau lagi beragama sekedar ikut-ikutan saja. Semangat keagamaan sepert itu tidak terjadi sebelum usia 17-18 tahun. Semangat keagamaan mempunyai 2 bentuk, yaitu :  Semangat agama positif Semangat agama positif berusaha melihat agama dengan pandangan yang kritis, tak mau lagi menerima hal yang tak masuk akal dan bercampur dengan khurafat-khurafat. Pandangan seperti itu
  • 19. 19 membangkitkan rasa aman pada remaja terhadap agamanya. Tindakan dan sikap agama orang-orang memiliki semangat agama seperti ini terlihat berbeda-beda sesuai denagn kecenderungan kepribadian yang extravert (berkepribadian terbuka, yaitu orang-orang yang dengan mudah mengungkapkan perasaannya keluar (kepada orang lain)). Atau introvert (kepribadian tertutup yaitu orang yang lebih cenderung kepada menyendiri dan menyimpan perasaannya).  Semangat agama khurafi Remaja yang mempunyai kecenderungan pikiran kekanak-kanakan biasanya cenderung mengambil unsur-unsur luar dan mencampurkannya kedalam agama dan keyakinannya, misal khurafat, bid’ah- bid’ah, dan sebagainya. Apabila agama yang bersifat khurafi terjadi pada orang yang memiliki sifat terbuka (extravert) praktik-praktik dan keyakinannya terhadap khurafat- khurafat itu tidak hanya untuk dirinya saja tetapi dia juga akan mengajak orang lain untuk meyakini keyakinannya bahkan dijadikan alat pergaulan dalam masyarakat. c. Percaya tetapi agak ragu-ragu (kebimbangan beragama) Kebimbangan remaja terhadap agama tak sama antara yang satu dengan yang lainnya sesuai dengan kepribadian masing- masing. Ada yang mengalami kebimbangan ringan yang secara cepat dapat diatasi dan ada yang sangat berat sampai untuk berubah agama. kebimbangan terjadi sesudah perkembangan kecerdasan tak dapat dipandang sebagai suatu kejadaian yang berdiri sendiri,
  • 20. 20 tetapi berhubungan dengan segala pengalaman dan proses pendidikan yang dilaluinya sejak kecil. Hal ini karena pengalaman itu ikut membina pribadinya. Kebimbangan remaja tergantung pad 2 faktor, yaitu:  Kebimbangan dan keingkaran kepada tuhan merupakan pantulan keadaan masyarakat yang dipenuhi oleh penderitaan, kemerosostan moral dan kebingungan.  Pantulan dari kebebasan berfikir yang menyebabkan agama menjadi sasaran dan arus sekulerisme. d. Tak percaya sama sekali atau cenderung atheis Salah satu perkembangan yang mungkin terjadi pada akhir masa remaja adalah mengingkari adanya wujud tuhan sama sekali dan mengganti dengan keyakinan lain. Perkembangan remaja kearah tiada percaya adanya tuhan sebenarnya mempunyai akar atau sumber dari hal kecil. Apabila seorang anak merasa tertekan oleh kekuasaan atau kedzaliman orangtua kepadanya maka ia telah memendam sesuatu tantangan terhadap kekuasaan orangtua dan kekuasaan terhadap siapapun termasuk kekuasaan tuhan.4 E. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sikap Keagamaan pada Remaja Perkembangan pada masa remaja menduduki masa progresif. Penghayatan para remaja terhadap ajaran agama dan tindak keagamaan yang tampak padaremaja banyak berkaitan dengan faktor perkembangan tersebut. Adapun perkembangan pada masa remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembangan rohani dan jasmaninya. Perkembangan itu antara lain menurut W. Starbuck (Dalam Jalaludin, 2002) adalah: a. Pertumbuhan pikiran dan mental 4 Ibid.,hlm 70-76
  • 21. 21 Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik bagi mereka. Sifat kritis terhadap ajaran agama mulai timbul. Selain masalah agama merekajuga tertarik dengan masalah kebudayaan, ssial, ekonomi, dan norma-norma kehidupan lainnya. Dari hasilpenelitian Allport, Gillesphy dan Young menunjukkan bahwa agama yang ajarannya lebih bersifat konservatif lebih mempengaruhi bagi para remaja untuk tetap taat pada ajaran agamanya. Begitu pula sebaliknya agama yang ajarannya kurang konservatif- dogmatis dan agak liberal akan mudah merangsang pengembangan pikiran dan mental para remaja sehingga mereka banyak meninggalkan ajaran agamanya. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan pikiran dan mental remaja mempengaruhi sikapkeagamaan mereka. b. Perkembangan perasaan Pada masa remaja berbagaiperasaan telah berkembang misalnya perasaan sosial, etis, dan estetis mendorong remaja untuk menghayati peri kehidupan yang terbiasa dalam lingkungannya. Kehidupan religius akan mendorong para remaja untuk lebih cenderung kepada kehidupan religius pula. Sebaliknya kehidupan yang liberal yakni para remaja yang hidupnya kurang mendapatkan siraman pendidikan dan pengalaman agama yang cukup, maka hidupnya juga cenderung bebas, dan bahkan tidak jarang mereka terperosok ke dalam tindakan seksual demi melampiaskan nafsu birahinya. Menurut hasil penyelidikan Dr. Kinsey diAmerika Serikat pada sekitar tahun 1950-an, mengungkapkan bahwa 90 % pemuda Amerika telah mengenal masturbasi, homo seks, dan onani. c. Pertimbanagan sosial Dalam kehidupan keagamaan pada masa remaja banyak timbul konflik antara pertimbangan moral dan material. Remaja sangat bingung menentukan pilihan itu. Karena kehidupan duniawi lebih dipengaruhi akan materi, maka para remaja lebih cenderung jiwanya untuk bersikap materialis. Hasil penyelidikan Ernest Harms terhadap 1789 remaja Amerika antar usia 18-29 tahun menunjukkan bahwa 70 % pemikiran
  • 22. 22 remaja ditujukan bagi kepentingan keuangan, kesejahteraan, kebahagiaan, kehormatan diri, dan masalah kesenangan pribadi lainnya, sedangkan masalah akhirat dan keagamaan hanya sekitar 3,6 %, masalah soail 5,8 %. Dari sini terlihat bahwa corak keagamaan para remaja salah satunya ditandai oleh adanya pertimbangan soaial. d. Perkembangan moral Perkembangan moral para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk mencari proteksi. Tipe moral yang juga terlihat pada remaja juga mencakup: 1) Self-directive, taat terhadap agama atau moral berdasarkan pertimbangan pribadi. 2) Adaptive, mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik. 3) Submissive, merasakan adanya keraguan terhadap ajaran moral dan agama. 4) Unadjusted, belum meyakini akan kebenaran ajaran agama dan moral. 5) Deviant, menolak dasar dan hukum keagamaan serta tatanan moral masyarakat. e. Sikap dan minat Besar-kecil sikap dan minat para remaja terhadap agama ternyata juga dipengaruhi oleh kebiasaan dan lingkungan agama yang mereka terima sejak kecil. Anak yang sejak kecil sudah dibiasakan untuk taat terhadap ajaran agama maka ketika masa remaja dimungkinkan anak tersebut akan lebih cenderung mempunyai sikap dan minat yang lebih tinggi terhadap ajaran agama, dan begitu pula sebaliknya. f. Ibadah Pada masa remaja ini kondisi jiwa agama belum stabil, hal ini dikarenakan secara kejiwaan mereka masih belum mencapai kematangan sehingga dalam beragamapun terkadang mengalami keraguan yang akhirnya akan muncul konflik dalam jiwa remaja tersebut.
  • 23. 23 Menurut hasil penelitian Ross dan Oskar Kupky, tentang pandangan para remaja terhadap ajaran agama yakni masalah ibadah dan doa. Beranjak dari kenyataan, sikap keagamaan seseorang terbentuk oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan eksternal : 1. Faktor internal a. Faktor hereditas Jiwa keagamaan memang bukan secara langsung sebagai faktor bawaan yang diwariskan secara turun-temurun, melainkan terbentuk dari berbagai unsur kejiwaan lainnya yang mencakup kognitif, afektif, dan konatif. b. Tingkat usia Hubungan antara perkembangan usia dan perkembangan jiwa keagamaan tampaknya tak dapat dihilangkan begitu saja. Apabila konversi lebih dipengaruhi oleh sugesti, tentunya konversi akan lebih banyak terjadi pada anak- anak, mengingat tingkat usia tersebut, mereka lebih mudah menerima sugesti. Namun, kenyataannya hinga usia baya pun masih terjadi konversi agama. c. Kepribadian Kepribadian menurut pandangan psikologi terdiri dari dua unsur yaitu herditas dan pengaruh lingkungan. Hubungan antara unsur hereditas dan pengaruh lingkungan inilah yang membentuk kepribadian. Adanya kedua unsur yang membentuk kepribadian itu menyebabkan munculnya unsur konsep tipologi dan karakter. Tipologi lebih ditekankan kepada unsur bawaan sedangkan karakter lebih ditekankan oleh adanya pengaruh lingkungan. d. Kondisi kejiwaan
  • 24. 24 Gejala-gejala kejiwaan yang abnormal ini bersumber dari kondisi saraf (neurosis), kejiwaan (psikis), dan kepribadian (personality). Kondisi kejiwaan yang disebabkan oleh gejala psikosis umumnya menyebabkan seseorang kehilangan kontak hubungan dengan dunia nyata. Gejala ini ditemui penderita schizoprenia, paranoia, maniac, serta infantileautism (berperilaku seperti anak-anak). 2. Faktor eksternal a. Lingkungan keluarga Keluarga merupakan satuan sosial yang paling sederhana dalam kehidupan manusia. Anggota-anggotanya terdiri atas ayah, ibi, dan anak-anak, keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenalnya. Dengan demikian, kehidupan keluarga menjadi fase sosialisasi awal bagi pembentukan jiwa keagamaannya. b. Lingkungan institutional Lingkungan institutional yang ikut mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan dapat berupa institusi formal seperti sekolah ataupun yang nonformal seperti berbagai perkumpulan atau organisasi. Sekolah sebagai institusi pendidikan formal yang ikut memberi pengaruh dalam membantu perkembangan kepribadian anak. c. Lingkungan masyarakat Dapat dikatakan bahwa anak setelah menginjak usia sekolah, sebagaian besar waktu jaganya dihabiskan disekolah dan masyarakat. Berbeda dengan situasi dirumah dan di sekolah, umumnya pergaulan di masyarakat kurang menekankan pada disiplin atau aturan yang harus dipatuhi secara ketat.
  • 25. 25 Meskipun tampak longgar, kehidupan bermasyarakat dibatasi oleh berbagai norma dan nilai-nilai yang didukung oleh warganya. Oleh karena itu setiap warga berusaha untuk menyesuaikan sikap dan tingkah laku dengan norma dan nilai-nilai yang ada. Dari sini dipahami bahwa kehidupan bermasyarakat memiliki suatu tatanan yang terkondisikan.5 5 Ibid.,hlm 76-85
  • 26. 26 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Penanaman pendidikan agama bagi remaja terjadi pada beberapa basis, yaitu di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat, dimana dari ketiga basis tersebut memiliki peranannya masing-masing serta sangat mempengaruhi didalam pertumbuhan dan perkembangan jiwa keagamaan setiap remajanya. Ada beberapa cara didalam membina pribadi remaja agar menjadi pribadi yang memiliki jiwa keagamaan yang baik, yaitu dengan cara menunjukkan kepada remaja bahwa pembina memahami keadaan mereka, kemudian membina secara konsultasi dan mendekatkan agama kepada kehidupan remaja yang dibina. B. Saran Sebagai remaja yang berpendidikan dan mengetahui sedikit tentang agama, hendaknya kita harus menjadi lebih baik daripada yang lain, dan mengajarkan ilmu yang kita punya.
  • 27. 27 DAFTAR PUSTAKA http://referensicf.blogspot.com/2016/10/pendidikan-agama-bagi-remaja.html?m=1 Rohmah, Noer, 2013, Pengantar Psikologi Agama, (Yogyakarta: Teras) Arifin, Bambang Syamsyul, 2008, Psikologi Agama, (Bandung: Pustaka Setia)