SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 19
STATISTIK KECELAKAAN & PELAPORAN11 
1
2 
Kecelakaan & Hampir Celaka 
Kecelakaan Murni 
ANSI Z.16.1 
Konpensasi Kecelakaan
3 
Maksud dan Tujuan Pelaporan Kecelakaan 
1. Untuk menilai dan mengukur tingkat dan kemajuan 
usaha Keselamatan Kerja 
2. Untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor 
penyebab kecelakaan sehingga dapat ditetapkan 
langkah pencegahannya 
3. Untuk mengidentifikasi bagian atau sektor yang 
tingkat kecelakaannya tinggi sehingga usaha 
Keselamatan Kerja dapat diarahkan secara tepat
4 
Pentingnya pelaporan kecelakaan karena : 
1. Pelaporan dan pencatatan data kecelakaan belum 
dilaksanakan secara disiplin, tertib dan teratur 
untuk seluruh perusahaan. 
2. Belum adanya standard penilaian tingkat 
kecelakaan yang seragam dan berlaku secara 
nasional, dalam hal ini termasuk klasifikasi faktor-faktor 
kecelakaan yang digunakan. 
3. Mekanisme pelaporan yang belum berjalan secara 
baik sehingga sering terdapat perbedaan angka 
kecelakaan
5 
Materi Pelaporan 
A. Tempat dan waktu kejadian 
B. Data korban : nama, umur, masa kerja, 
akibat yang diderita/bagian tubuh yang 
cidera 
C. Kerugian yang ditimbulkan : kerugian 
materi, hari/jam yang hilang 
D. Faktor-faktor kecelakaan : sumber dan type 
kecelakaan, keadaan yang berbahaya, 
perbuatan yang berbahaya.
6 
Sistim Pencatatan dan Pelaporan 
• Bulanan 
• Tiga bulanan (triwulan) 
• Tahunan
7 
Pengertian Statistik Kecelakaan 
Statistik kecelakaan adalah statistik yang 
berkaitan dengan kecelakaan yang dialami oleh 
pekerja yang berakibat kematian atau cacat 
termasuk penyakit akibat kerja. 
Satuan perhitungan dalam statistik ini adalah 
jumlah terjadinya kecelakaan sehingga untuk 
seorang pekerja yang mengalami dua atau lebih 
kecelakaan akan dihitung banyaknya peristiwa 
kecelakaan tersebut
8 
Beberapa Istilah Dalam Perhitungan 
Statistik Kecelakaan 
• Hari Kerja Aman : 
Jumlah hari kerja tanpa adanya kecelakaan 
yang menyebabkan terjadinya Lost Time. 
Hari kerja aman ini akan hangus (nol) jika 
dalam waktu kurun perhitungannya terjadi 
kecelakaan yang menyebabkan Lost Time.
9 
Loss Time : 
• suatu kecelakaan kerja yang menyebabkan 
korban kecelakaan tersebut tidak dapat 
bekerja sehari penuh (1 x 24 jam) pada hari 
apapun setelah kecelakaan itu terjadi.
10 
Hari-hari hilang : 
• Kerugian (losses) karena cidera akibat suatu 
kecelakaan kerja atau ketidak mampuan 
untuk berproduksi secara nyata. Perhitungan 
hari-hari hilang ini dibagi dua ;
11 
1. Schedule charge : 
Perhitungan hari hilang yang berdasarkan 
tabel ANSI Z16.1 
2. Non Schedule charge : 
Perhitungan jumlah hari hilang berdasarkan 
jumlah dari semua hari kalender penuh, 
dimana penderita tidak dapat bekerja, 
jumlah ini tidak termasuk hari dimana 
kecelakaan itu terjadi.
12 
• Jumlah Jam Kerja Sebenarnya : 
Jumlah total dari jam dimana karyawan 
tersebut bekerja dikurangi dengan jam 
cuti ditambah dengan jam lembur, dg 
rumus ; 
N = (Jk x T) + (Jk x JL) - C 
dimana : 
N : Jumlah jam kerja sebenarnya 
Jk : jumlah karyawan 
T : total jam pekerja 
JL : jumlah jam lembur
13 
C : jumlah jam cuti 
• Jika selama jam kerja sebenarnya tidak 
terjadi kecelakaan yang menyebabkan 
Loss Time maka jam kerja sebenarnya 
ini dinamakan Jam Kerja Aman
14 
Tingkat Kekerapan (Frequency Rate) : 
Tingkat kekerapan menghubungkan jumlah 
kecelakaan yang menyebabkan lost time 
dengan jam kerja sebenarnya selama periode 
kerja tertentu dan dinyatakan dalam satuan 
satu juta jam, dengan perhitungan ; 
n x 1.000.000 
FR = ------------------ 
N 
n : jumlah kecelakaan berakibat cacat (lost time)
15 
Tingkat Keparahan (Severity Rate) : 
Tingkat keparahan yang menghubungkan 
hari hilang (days charge) dengan jam kerja 
selama periode tertentu dan dinyatakan 
dalam satuan satu juta jam 
TD x 1.000.000 
SR = ------------------- 
N 
TD : jumlah hari hilang (total days charge)
Rata-rata hari hilang (Average days charge) : 
16 
• Yaitu perbandingan antara cidera berakibat cacat 
terjadi dibandingkan dengan waktu yang hilang 
SR TD 
AD = -------- atau ------- 
FR n
17 
Indek cidera berakibat cacat 
(Average days charge) : 
Pengukuran ini berusaha menggabungkan tingkat 
kekerapan dengan tingkat keparahan secara total 
FR x SR 
nI = --------------- 
1000 
nI : Indek cidera berakibat cacat
18 
Indikator Kekerapan - Keparahan 
(Frequency Severity Indicator) : 
Bila kita ingin mengetahui persen perbaikan atau 
ingin membandingkan tingkat perbedaan antara 2 
unit, maka harus digunakan akar dari Indek cidera 
berakibat cacat tsb. Akar ini disebut Indikator 
Kekerapan - Keparahan, 
FR x SR 
FSI =  ----------- 
1000
19 
Indek Cidera Berat 
(Serious Injury Index) : 
• Indek ini berusaha mengukur semua cidera berat yang 
terjadi setiap satu juta jam kerja terpapar, 
SI x 1.000.000 
SII = ----------------------- 
N 
SII : Indek Cidera Berat 
SI : Cidera berat

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat
Agus Witono
 
Kepmen mentamben 555k tahun 1995 keselamatan kesehatan kerja pertambangan umum
Kepmen mentamben 555k tahun 1995 keselamatan kesehatan kerja pertambangan umumKepmen mentamben 555k tahun 1995 keselamatan kesehatan kerja pertambangan umum
Kepmen mentamben 555k tahun 1995 keselamatan kesehatan kerja pertambangan umum
triturno
 
STATISTIK dan PELAPORAN K3(1).ppt
STATISTIK dan PELAPORAN K3(1).pptSTATISTIK dan PELAPORAN K3(1).ppt
STATISTIK dan PELAPORAN K3(1).ppt
muhammadsujatmika
 

Was ist angesagt? (20)

190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
 
Kepmen mentamben 555k tahun 1995 keselamatan kesehatan kerja pertambangan umum
Kepmen mentamben 555k tahun 1995 keselamatan kesehatan kerja pertambangan umumKepmen mentamben 555k tahun 1995 keselamatan kesehatan kerja pertambangan umum
Kepmen mentamben 555k tahun 1995 keselamatan kesehatan kerja pertambangan umum
 
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
 
HIRADC
HIRADCHIRADC
HIRADC
 
Prosedur menghadapikeadaan darurat.ppt
Prosedur menghadapikeadaan darurat.pptProsedur menghadapikeadaan darurat.ppt
Prosedur menghadapikeadaan darurat.ppt
 
Kesiapsiagaan Gempa
Kesiapsiagaan GempaKesiapsiagaan Gempa
Kesiapsiagaan Gempa
 
Safety induction
Safety inductionSafety induction
Safety induction
 
Hot work permit
Hot work permitHot work permit
Hot work permit
 
Sop hira
Sop hiraSop hira
Sop hira
 
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoIdentifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
 
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekanPengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan
 
Kecelakaan kerja
Kecelakaan kerjaKecelakaan kerja
Kecelakaan kerja
 
kecelakaan kerja
kecelakaan kerjakecelakaan kerja
kecelakaan kerja
 
Key Performance Indikator pada K3
Key Performance Indikator pada K3Key Performance Indikator pada K3
Key Performance Indikator pada K3
 
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)
 
STATISTIK dan PELAPORAN K3(1).ppt
STATISTIK dan PELAPORAN K3(1).pptSTATISTIK dan PELAPORAN K3(1).ppt
STATISTIK dan PELAPORAN K3(1).ppt
 
Safety Culture
Safety CultureSafety Culture
Safety Culture
 
p2k3 training
p2k3 trainingp2k3 training
p2k3 training
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
 

Andere mochten auch

Per 03 men-1998-tentang-tata-cara-pelaporan-dan-pemeriksaan-kecelakaan
Per 03 men-1998-tentang-tata-cara-pelaporan-dan-pemeriksaan-kecelakaanPer 03 men-1998-tentang-tata-cara-pelaporan-dan-pemeriksaan-kecelakaan
Per 03 men-1998-tentang-tata-cara-pelaporan-dan-pemeriksaan-kecelakaan
hanu suwardi
 
INVESTIGASI K3 TAMBANG
INVESTIGASI K3 TAMBANGINVESTIGASI K3 TAMBANG
INVESTIGASI K3 TAMBANG
rekar sudirman
 
Analisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerja Analisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerja
Soni Fariski
 
8. dasar pemadaman kebakaran
8. dasar pemadaman kebakaran8. dasar pemadaman kebakaran
8. dasar pemadaman kebakaran
Winarso Arso
 
9. dasar dasar inspeksi
9. dasar dasar inspeksi9. dasar dasar inspeksi
9. dasar dasar inspeksi
Winarso Arso
 
17. toksikologi industri
17. toksikologi industri17. toksikologi industri
17. toksikologi industri
Winarso Arso
 
Modul kesehatan dan keselamatan kerja
Modul kesehatan dan keselamatan kerjaModul kesehatan dan keselamatan kerja
Modul kesehatan dan keselamatan kerja
Bambang Apriyanto
 
Hazard Identification & Risk Analysis (HIRA)
Hazard Identification & Risk Analysis (HIRA)Hazard Identification & Risk Analysis (HIRA)
Hazard Identification & Risk Analysis (HIRA)
Sudip Dey
 
13 6619-2001-penggolongan-dan-pencatatan-cedera-akibat-kerja-di-pertambangan-...
13 6619-2001-penggolongan-dan-pencatatan-cedera-akibat-kerja-di-pertambangan-...13 6619-2001-penggolongan-dan-pencatatan-cedera-akibat-kerja-di-pertambangan-...
13 6619-2001-penggolongan-dan-pencatatan-cedera-akibat-kerja-di-pertambangan-...
hanu suwardi
 

Andere mochten auch (20)

investigasi kecelakaan
investigasi kecelakaaninvestigasi kecelakaan
investigasi kecelakaan
 
Per 03 men-1998-tentang-tata-cara-pelaporan-dan-pemeriksaan-kecelakaan
Per 03 men-1998-tentang-tata-cara-pelaporan-dan-pemeriksaan-kecelakaanPer 03 men-1998-tentang-tata-cara-pelaporan-dan-pemeriksaan-kecelakaan
Per 03 men-1998-tentang-tata-cara-pelaporan-dan-pemeriksaan-kecelakaan
 
INVESTIGASI K3 TAMBANG
INVESTIGASI K3 TAMBANGINVESTIGASI K3 TAMBANG
INVESTIGASI K3 TAMBANG
 
Analisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerja Analisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerja
 
Analisis Kecelakaan Berdasarkan Accident Theories-Tugas KesKer-FKMUNSRI 2011
Analisis Kecelakaan Berdasarkan Accident Theories-Tugas KesKer-FKMUNSRI 2011Analisis Kecelakaan Berdasarkan Accident Theories-Tugas KesKer-FKMUNSRI 2011
Analisis Kecelakaan Berdasarkan Accident Theories-Tugas KesKer-FKMUNSRI 2011
 
8. dasar pemadaman kebakaran
8. dasar pemadaman kebakaran8. dasar pemadaman kebakaran
8. dasar pemadaman kebakaran
 
11. slips, trips & falls bahasa
11. slips, trips & falls bahasa 11. slips, trips & falls bahasa
11. slips, trips & falls bahasa
 
9. dasar dasar inspeksi
9. dasar dasar inspeksi9. dasar dasar inspeksi
9. dasar dasar inspeksi
 
Tugas besar investigasi kecelakaan
Tugas besar investigasi kecelakaanTugas besar investigasi kecelakaan
Tugas besar investigasi kecelakaan
 
17. toksikologi industri
17. toksikologi industri17. toksikologi industri
17. toksikologi industri
 
16. permit sistem
16. permit sistem16. permit sistem
16. permit sistem
 
08 mengapakah
08 mengapakah08 mengapakah
08 mengapakah
 
Modul kesehatan dan keselamatan kerja
Modul kesehatan dan keselamatan kerjaModul kesehatan dan keselamatan kerja
Modul kesehatan dan keselamatan kerja
 
Investigasi Kecelakaan
Investigasi KecelakaanInvestigasi Kecelakaan
Investigasi Kecelakaan
 
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedungPembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
Pembuatan JSA, HIRA, SOP, WI pada konstruksi gedung
 
Hira
HiraHira
Hira
 
Metode hirac
Metode hiracMetode hirac
Metode hirac
 
Hazard Identification & Risk Analysis (HIRA)
Hazard Identification & Risk Analysis (HIRA)Hazard Identification & Risk Analysis (HIRA)
Hazard Identification & Risk Analysis (HIRA)
 
modul K3
modul K3modul K3
modul K3
 
13 6619-2001-penggolongan-dan-pencatatan-cedera-akibat-kerja-di-pertambangan-...
13 6619-2001-penggolongan-dan-pencatatan-cedera-akibat-kerja-di-pertambangan-...13 6619-2001-penggolongan-dan-pencatatan-cedera-akibat-kerja-di-pertambangan-...
13 6619-2001-penggolongan-dan-pencatatan-cedera-akibat-kerja-di-pertambangan-...
 

Mehr von Winarso Arso (20)

07 fakta ilmiah
07 fakta ilmiah07 fakta ilmiah
07 fakta ilmiah
 
06 pendahuluan
06 pendahuluan06 pendahuluan
06 pendahuluan
 
05 daftar isi-baik
05 daftar isi-baik05 daftar isi-baik
05 daftar isi-baik
 
04 kt pengantar
04 kt pengantar04 kt pengantar
04 kt pengantar
 
03 ttg pengarang
03 ttg pengarang03 ttg pengarang
03 ttg pengarang
 
01 kdt
01 kdt01 kdt
01 kdt
 
02 kpd pembaca
02 kpd pembaca02 kpd pembaca
02 kpd pembaca
 
Tubuh kita
Tubuh kitaTubuh kita
Tubuh kita
 
Mengagumkan
MengagumkanMengagumkan
Mengagumkan
 
Marikitabelajartentangislam
MarikitabelajartentangislamMarikitabelajartentangislam
Marikitabelajartentangislam
 
Islam budha
Islam budhaIslam budha
Islam budha
 
Desain di alam[1]
Desain di alam[1]Desain di alam[1]
Desain di alam[1]
 
Al quran dan_sains[1]
Al quran dan_sains[1]Al quran dan_sains[1]
Al quran dan_sains[1]
 
15 teknik pemadaman kebakaran
15 teknik pemadaman kebakaran15 teknik pemadaman kebakaran
15 teknik pemadaman kebakaran
 
14. hazops
14. hazops14. hazops
14. hazops
 
13. smk3 dan p2 k3
13. smk3 dan p2 k313. smk3 dan p2 k3
13. smk3 dan p2 k3
 
7. pertolongan pertama pada kecelakaan [p3 k]
7. pertolongan pertama pada kecelakaan [p3 k]7. pertolongan pertama pada kecelakaan [p3 k]
7. pertolongan pertama pada kecelakaan [p3 k]
 
6. alat pelindung pernafasan
6. alat pelindung pernafasan6. alat pelindung pernafasan
6. alat pelindung pernafasan
 
5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri
 
4. gas detector
4. gas detector4. gas detector
4. gas detector
 

11. statistik & pelaporan kecelakaan

  • 1. STATISTIK KECELAKAAN & PELAPORAN11 1
  • 2. 2 Kecelakaan & Hampir Celaka Kecelakaan Murni ANSI Z.16.1 Konpensasi Kecelakaan
  • 3. 3 Maksud dan Tujuan Pelaporan Kecelakaan 1. Untuk menilai dan mengukur tingkat dan kemajuan usaha Keselamatan Kerja 2. Untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor penyebab kecelakaan sehingga dapat ditetapkan langkah pencegahannya 3. Untuk mengidentifikasi bagian atau sektor yang tingkat kecelakaannya tinggi sehingga usaha Keselamatan Kerja dapat diarahkan secara tepat
  • 4. 4 Pentingnya pelaporan kecelakaan karena : 1. Pelaporan dan pencatatan data kecelakaan belum dilaksanakan secara disiplin, tertib dan teratur untuk seluruh perusahaan. 2. Belum adanya standard penilaian tingkat kecelakaan yang seragam dan berlaku secara nasional, dalam hal ini termasuk klasifikasi faktor-faktor kecelakaan yang digunakan. 3. Mekanisme pelaporan yang belum berjalan secara baik sehingga sering terdapat perbedaan angka kecelakaan
  • 5. 5 Materi Pelaporan A. Tempat dan waktu kejadian B. Data korban : nama, umur, masa kerja, akibat yang diderita/bagian tubuh yang cidera C. Kerugian yang ditimbulkan : kerugian materi, hari/jam yang hilang D. Faktor-faktor kecelakaan : sumber dan type kecelakaan, keadaan yang berbahaya, perbuatan yang berbahaya.
  • 6. 6 Sistim Pencatatan dan Pelaporan • Bulanan • Tiga bulanan (triwulan) • Tahunan
  • 7. 7 Pengertian Statistik Kecelakaan Statistik kecelakaan adalah statistik yang berkaitan dengan kecelakaan yang dialami oleh pekerja yang berakibat kematian atau cacat termasuk penyakit akibat kerja. Satuan perhitungan dalam statistik ini adalah jumlah terjadinya kecelakaan sehingga untuk seorang pekerja yang mengalami dua atau lebih kecelakaan akan dihitung banyaknya peristiwa kecelakaan tersebut
  • 8. 8 Beberapa Istilah Dalam Perhitungan Statistik Kecelakaan • Hari Kerja Aman : Jumlah hari kerja tanpa adanya kecelakaan yang menyebabkan terjadinya Lost Time. Hari kerja aman ini akan hangus (nol) jika dalam waktu kurun perhitungannya terjadi kecelakaan yang menyebabkan Lost Time.
  • 9. 9 Loss Time : • suatu kecelakaan kerja yang menyebabkan korban kecelakaan tersebut tidak dapat bekerja sehari penuh (1 x 24 jam) pada hari apapun setelah kecelakaan itu terjadi.
  • 10. 10 Hari-hari hilang : • Kerugian (losses) karena cidera akibat suatu kecelakaan kerja atau ketidak mampuan untuk berproduksi secara nyata. Perhitungan hari-hari hilang ini dibagi dua ;
  • 11. 11 1. Schedule charge : Perhitungan hari hilang yang berdasarkan tabel ANSI Z16.1 2. Non Schedule charge : Perhitungan jumlah hari hilang berdasarkan jumlah dari semua hari kalender penuh, dimana penderita tidak dapat bekerja, jumlah ini tidak termasuk hari dimana kecelakaan itu terjadi.
  • 12. 12 • Jumlah Jam Kerja Sebenarnya : Jumlah total dari jam dimana karyawan tersebut bekerja dikurangi dengan jam cuti ditambah dengan jam lembur, dg rumus ; N = (Jk x T) + (Jk x JL) - C dimana : N : Jumlah jam kerja sebenarnya Jk : jumlah karyawan T : total jam pekerja JL : jumlah jam lembur
  • 13. 13 C : jumlah jam cuti • Jika selama jam kerja sebenarnya tidak terjadi kecelakaan yang menyebabkan Loss Time maka jam kerja sebenarnya ini dinamakan Jam Kerja Aman
  • 14. 14 Tingkat Kekerapan (Frequency Rate) : Tingkat kekerapan menghubungkan jumlah kecelakaan yang menyebabkan lost time dengan jam kerja sebenarnya selama periode kerja tertentu dan dinyatakan dalam satuan satu juta jam, dengan perhitungan ; n x 1.000.000 FR = ------------------ N n : jumlah kecelakaan berakibat cacat (lost time)
  • 15. 15 Tingkat Keparahan (Severity Rate) : Tingkat keparahan yang menghubungkan hari hilang (days charge) dengan jam kerja selama periode tertentu dan dinyatakan dalam satuan satu juta jam TD x 1.000.000 SR = ------------------- N TD : jumlah hari hilang (total days charge)
  • 16. Rata-rata hari hilang (Average days charge) : 16 • Yaitu perbandingan antara cidera berakibat cacat terjadi dibandingkan dengan waktu yang hilang SR TD AD = -------- atau ------- FR n
  • 17. 17 Indek cidera berakibat cacat (Average days charge) : Pengukuran ini berusaha menggabungkan tingkat kekerapan dengan tingkat keparahan secara total FR x SR nI = --------------- 1000 nI : Indek cidera berakibat cacat
  • 18. 18 Indikator Kekerapan - Keparahan (Frequency Severity Indicator) : Bila kita ingin mengetahui persen perbaikan atau ingin membandingkan tingkat perbedaan antara 2 unit, maka harus digunakan akar dari Indek cidera berakibat cacat tsb. Akar ini disebut Indikator Kekerapan - Keparahan, FR x SR FSI =  ----------- 1000
  • 19. 19 Indek Cidera Berat (Serious Injury Index) : • Indek ini berusaha mengukur semua cidera berat yang terjadi setiap satu juta jam kerja terpapar, SI x 1.000.000 SII = ----------------------- N SII : Indek Cidera Berat SI : Cidera berat