SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
A. TEORI PENDUKUNG
1. OSPF
OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja
dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya
adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan
memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi
terhadap jaringan tersebut.
OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing,
artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan
ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area. Dengan
menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih
teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan. Efek
dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya
lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan
rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protocol
yang selalu berusaha untuk bekerja layaknya prinsip kerja seperti demikian.
Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi
routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi
dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di
dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau
router tetangga.
Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus
membentuk hubungan dengan neighbour router. Router OSPF mempunyai sebuah
mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan.
Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol.
Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan
sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah
perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan
istilah Hello packet. Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10
detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media
Point-to-Point.
Hello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router
pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address
untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5).
Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protokol hello ini dan
juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol
dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis
media di mana router OSPF berjalan.
Secara garis besar, proses yang dilakukan routing protokol OSPF mulai dari awal
hingga dapat saling bertukar informasi ada lima langkah. Berikut ini adalah langkah-
langkahnya:
1) Membentuk Adjacency Router
Adjacency router arti harafiahnya adalah router yang bersebelahan atau yang
terdekat. Jadi proses pertama dari router OSPF ini adalah menghubungkan diri
dan saling berkomunikasi dengan para router terdekat atau neighbour router.
Untuk dapat membuka komunikasi, Hello protocol akan bekerja dengan
mengirimkan Hello packet. Misalkan ada dua buah router, Router A dan B yang
saling berkomunikasi OSPF. Ketika OSPF kali pertama bekerja, maka kedua
router tersebut akan saling mengirimkan Hello packet dengan alamat multicast
sebagai tujuannya. Di dalam Hello packet terdapat sebuah field yang berisi
Neighbour ID. Misalkan router B menerima Hello packet lebih dahulu dari
router A. Maka Router B akan mengirimkan kembali Hello packet-nya dengan
disertai ID dari Router A.
Ketika router A menerima hello packet yang berisikan ID dari dirinya
sendiri, maka Router A akan menganggap Router B adalah adjacent router dan
mengirimkan kembali hello packet yang telah berisi ID Router B ke Router B.
Dengan demikian Router B juga akan segera menganggap Router A sebagai
adjacent routernya. Sampai di sini adjacency router telah terbentuk dan siap
melakukan pertukaran informasi routing.
Contoh pembentukan adjacency di atas hanya terjadi pada proses OSPF
yang berlangsung pada media Point-to-Point. Namun, prosesnya akan lain lagi
jika OSPF berlangsung pada media broadcast multiaccess seperti pada jaringan
ethernet. Karena media broadcast akan meneruskan paket-paket hello ke seluruh
router yang ada dalam jaringan, maka adjacency router-nya tidak hanya satu.
Proses pembentukan adjacency akan terus berulang sampai semua router yang
ada di dalam jaringan tersebut menjadi adjacent router.
Kelompok (4, 5, dan 6)
Namun apa yang akan terjadi jika semua router menjadi adjacent router?
Tentu komunikasi OSPF akan meramaikan jaringan. Bandwidth jaringan Anda
menjadi tidak efisien terpakai karena jatah untuk data yang sesungguhnya ingin
lewat di dalamnya akan berkurang. Untuk itu pada jaringan broadcast
multiaccess akan terjadi lagi sebuah proses pemilihan router yang menjabat
sebagai “juru bicara” bagi router-router lainnya.
Router juru bicara ini sering disebut dengan istilah Designated Router.
Selain router juru bicara, disediakan juga back-up untuk router juru bicara ini.
Router ini disebut dengan istilah Backup Designated Router. Langkah
berikutnya adalah proses pemilihan DR dan BDR, jika memang diperlukan.
2) Memilih DR dan BDR (jika diperlukan)
Dalam jaringan broadcast multiaccess, DR dan BDR sangatlah diperlukan.
DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam
jaringan tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan
disebarkan oleh DR dan BDR. Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi
proses yang sangat kritikal. Sesuai dengan namanya, BDR merupakan “shadow”
dari DR. Artinya BDR tidak akan digunakan sampai masalah terjadi pada router
DR. Ketika router DR bermasalah, maka posisi juru bicara akan langsung
diambil oleh router BDR. Sehingga perpindahan posisi juru bicara akan
berlangsung dengan smooth.
Proses pemilihan DR/BDR tidak lepas dari peran penting Hello packet. Di
dalam Hello packet ada sebuah field berisikan ID dan nilai Priority dari sebuah
router. Semua router yang ada dalam jaringan broadcast multi-access akan
menerima semua Hello dari semua router yang ada dalam jaringan tersebut pada
saat kali pertama OSPF berjalan. Router dengan nilai Priority tertinggi akan
menang dalam pemilihan dan langsung menjadi DR. Router dengan nilai
Priority di urutan kedua akan dipilih menjadi BDR. Status DR dan BDR ini
tidak akan berubah sampai salah satunya tidak dapat berfungsi baik, meskipun
ada router lain yang baru bergabung dalam jaringan dengan nilai Priority-nya
lebih tinggi.
Secara default, semua router OSPF akan memiliki nilai Priority 1. Range
Priority ini adalah mulai dari 0 hingga 255. Nilai 0 akan menjamin router
tersebut tidak akan menjadi DR atau BDR, sedangkan nilai 255 menjamin
Kelompok (4, 5, dan 6)
sebuah router pasti akan menjadi DR. Router ID biasanya akan menjadi sebuah
“tie breaker” jika nilai Priority-nya sama. Jika dua buah router memiliki nilai
Priority yang sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah router dengan nilai
router ID tertinggi dalam jaringan. Setelah DR dan BDR terpilih, langkah
selanjutnya adalah mengumpulkan seluruh informasi jalur dalam jaringan.
3) Mengumpulkan State-state dalam Jaringan
Setelah terbentuk hubungan antar router-router OSPF, kini saatnya untuk
bertukar informasi mengenai state-state dan jalur-jalur yang ada dalam jaringan.
Pada jaringan yang menggunakan media broadcast multiaccess, DR-lah yang
akan melayani setiap router yang ingin bertukar informasi OSPF dengannya.
DR akan memulai lebih dulu proses pengiriman ini. Namun yang menjadi
pertanyaan selanjutnya adalah, siapakah yang memulai lebih dulu pengiriman
data link-state OSPF tersebut pada jaringan Point-to-Point?
Untuk itu, ada sebuah fase yang menangani siapa yang lebih dulu
melakukan pengiriman. Fase ini akan memilih siapa yang akan menjadi master
dan siapa yang menjadi slave dalam proses pengiriman. Router yang menjadi
master akan melakukan pengiriman lebih dahulu, sedangkan router slave akan
mendengarkan lebih dulu. Fase ini disebut dengan istilah Exstart State. Router
master dan slave dipilih berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router.
Ketika sebuah router mengirimkan Hello packet, router ID masing-masing juga
dikirimkan ke router neighbour.
Setelah membandingkan dengan miliknya dan ternyata lebih rendah, maka
router tersebut akan segera terpilih menjadi master dan melakukan pengiriman
lebih dulu ke router slave. Setelah fase Exstart lewat, maka router akan
memasuki fase Exchange. Pada fase ini kedua buah router akan saling
mengirimkan Database Description Packet. Isi paket ini adalah ringkasan status
untuk seluruh media yang ada dalam jaringan. Jika router penerimanya belum
memiliki informasi yang ada dalam paket Database Description, maka router
pengirim akan masuk dalam fase loading state. Fase loading state merupakan
fase di mana sebuah router mulai mengirimkan informasi state secara lengkap
ke router tetangganya.
Setelah loading state selesai, maka router-router yang tergabung dalam
OSPF akan memiliki informasi state yang lengkap dan penuh dalam database
Kelompok (4, 5, dan 6)
statenya. Fase ini disebut dengan istilah Full state. Sampai fase ini proses awal
OSPF sudah selesai, namun database state tidak bisa digunakan untuk proses
forwarding data. Maka dari itu, router akan memasuki langkah selanjutnya,
yaitu memilih rute-rute terbaik menuju ke suatu lokasi yang ada dalam database
state tersebut.
4) Memilih Rute Terbaik untuk Digunakan
Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka kini
saatnya untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table.
Jika sebuah rute telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut akan
terus digunakan. Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan
oleh OSPF adalah Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan seberapa
dekat dan cepatnya sebuah rute. Nilai Cost didapat dari perhitungan dengan
rumus: Cost of the link = 108 /Bandwidth Router OSPF akan menghitung
semua cost yang ada dan akan menjalankan algoritma Shortest Path First untuk
memilih rute terbaiknya. Setelah selesai, maka rute tersebut langsung
dimasukkan dalam routing table dan siap digunakan untuk forwarding data.
5) Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date
Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut
harus juga me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah
rute yang sudah tidak valid, maka router harus tahu dan tidak boleh lagi
menggunakannya. Ketika ada perubahan link-state dalam jaringan, OSPF router
akan melakukan flooding terhadap perubahan ini. Tujuannya adalah agar
seluruh router dalam jaringan mengetahui perubahan tersebut. Sampai di sini
semua proses OSPF akan terus berulang-ulang. Mekanisme seperti ini membuat
informasi rute-rute yang ada dalam jaringan terdistribusi dengan baik, terpilih
dengan baik dan dapat digunakan dengan baik pula.
2. BACKBONE
Backbone merupakan sebuah teknik yang digunakan dalam penggabungan
beberapa jaringan lokal pada masing-masing lantai dari bangunan bertingkat
dengan menggunakan satu jalur kabel utama dan khusus. Backbone merupakan
jalan, saluran utama, atau bisa disebut dengan jalan tol dalam sebuah jaringan.
Kelompok (4, 5, dan 6)
Teknik backbone merupakan teknik yang paling banyak digunakan karena
dapat mencegah bottleneck yang terjadi pada server. Kabel yang digunakan
biasanya adalah jenis serat optik, kabel RG-58, atau RG-8. Sedangkan konektor
yang digunakan adalah ST untuk serat optik, BNC untuk kabel RG-58, dan AUI
untuk kabel RG-8.
Hal yang perlu diperhatikan sebelum membangung jaringan backbone:
 Kebutuhan yang berkaitan dengan desain akses jaringan, meliputi jenis
data, pelayanan, IP, dan frame relay.
 Kapasitas yang dibutuhkan dalam membangun jaringan backbone
tergantung pada desain keluarannya.
 Topologi dan teknologi yang akan digunakan perlu dipertimbangkan.
 Topologi akan berpengaruh pada jumlah dan letak node, desain saluran,
maupun keseluruhan desain akses backbone.
B. DESAIN JARINGAN UTAMA (BACKBONE)
a) Teknologi dalam Membangun Jaringan Backbone
Dalam membangun jaringan backbone, teknologi yang perlu dipersiapkan
antara lain:
 Bridge backbone ring
 Fiber Distributed Data Interface (FDDI) : 100 Mbps, Sistem dual ring
dengan protocol MAC token ring
 Asynchronous Transfer Mode ( ATM ), lokal switch, atau public switch
FDDI merupakan protokol yang digunakan untuk transmisi pada jaringan
yang mempunyai Token Passing Ring yang dapat meningkatkan kinerja
jaringan. FDDI menggunakan serat optik dengan kecepatan transmisi
mencapai 100 Mpbs. FDDI dapat menghubungkan sampai 500 terminal
dengan jarak maksimum 2 km. Asynchronous Transfer Mode ( ATM )
merupakan teknologi ini dikembangkan pada awal tahun 1990-an. Prinsip
pada ATM adalah setiap informasi harus ditransfer ke dalam bentuk sel.
ATM memiliki kecepatan transfer data yang tinggi, yaitu mencapai 150
Kelompok (4, 5, dan 6)
Mpbs. Teknologi ini sangat cocok digunakan dalam pengiriman data dalam
bentuk suara atau gambar (multimedia).
b) Teknik Pengkabelan
Sistem kabel pada jaringan backbone harus menyediakan interkoneksi
antara ruang peralatan komunikasi, ruang telekomunikasi, ruang terminal utama,
dan fasilitas masuk dalam struktur sistem telekomunikasi kabel. sistem
pengkabelan terdiri dari kabel backbone, kabel patch atau jumper yang
digunakan untuk menghubungkan lalu lintas transfer data. Kabel backbone
menghubungkan lalu lintas utama data.
Warna sebutan untuk tipe kabel serat antara lain:
Single Mode fiber> Kuning
Multi Mode fiber 62.5 micron > Orange
Multi Mode fiber 50 micron 1GB > Orange
Multi Mode fiber 50 micron 10GB > Aqua
Topologi bus sering juga disebut sebagai topologi backbone, dimana ada
sebuah kabel coaxial yang dibentang kemudian beberapa komputer
dihubungkan pada kabel tersebut. Secara sederhana pada topologi bus, satu
kabel media transmisi dibentang dari ujung ke ujung, kemudian kedua ujung
ditutup dengan “terminator” atau terminating-resistance (biasanya berupa
tahanan listrik sekitar 60 ohm).
Pada titik tertentu diadakan sambungan (tap) untuk setiap terminal. Wujud
dari tap ini bisa berupa “kabel transceiver” bila digunakan “thick coax” sebagai
media transmisi atau berupa “BNC T-connector” bila digunakan “thin coax”
sebagai media transmisi atau berupa konektor “RJ-45” dan “hub” bila
digunakan kabel UTP. Transmisi data dalam kabel bersifat “full duplex”, dan
sifatnya “broadcast”, semua terminal bisa menerima transmisi data. Suatu
protokol akan mengatur transmisi dan penerimaan data, yaitu Protokol Ethernet
atau CSMA/CD. Pemakaian kabel coax (10Base5 dan 10Base2)
telah distandarisasi dalam IEEE 802.3.
Kelompok (4, 5, dan 6)
C. TOPOLOGI JARINGAN
D. SETTING ROUTER UTAMA
1. Buka Aplikasi Winbox
2. Klik MAC Address Router, klik connect.
3. New Terminal, ketikan perintah: system reset, -enter
Kelompok (4, 5, dan 6)
4. Tekan Y, tunggu sampai router Disconnect, kemudian klik Ok.
5. Jalankan kembali winbox.
6. Muncul Dialog Configuration
7. Kemudian klik remove configuration.
8. Muncul Dialog Router Disconnect, klik OK.
9. Jalankan kembali Aplikasi Winbox,Sampai pada langkah ini, Router Anda
sudah di reset.
10. Setting Interface Seperti gambar berikut :
Keterangan:
 Pada Ether 1 diubah menjadi WAN
 Pada Ether 2 diubah menjadi Router 1
 Pada Ether 3 diubah menjadi Router 2
 Pada Ether 4 diubah menjadi Router 3
Kelompok (4, 5, dan 6)
11. Setting IP Address pada masing-masing Ethernet, seperti pada gambar
berikut ini
Setting OSPF, dengan cara :
 Klik Routing
 Pilih OSPF
 Klik Networks, Klik +
 Atur seperti Gambar :
Kelompok (4, 5, dan 6)
Langkah mengatur OSPF selanjutnya :
1. Klik Menu Instance
2. Lalu double klik default
atur seperti gambar :
Kelompok (4, 5, dan 6)
E. SETTING ROUTER 1
1. Buka Aplikasi Winbox
2. Klik MAC Address Router, klik connect.
3. New Terminal, ketikan perintah: system reset, -enter
4. Tekan Y, tunggu sampai router Disconnect, kemudian klik Ok.
5. Jalankan kembali winbox.
6. Muncul Dialog Configuration
7. Kemudian klik remove configuration.
8. Muncul Dialog Router Disconnect, klik OK.
9. Jalankan kembali Aplikasi Winbox,Sampai pada langkah ini, Router Anda
sudah di reset.
Setting Interface Seperti gambar berikut :
Kelompok (4, 5, dan 6)
Keterangan :
 Pada Ether 1 menjadi Router Utama
 Pada Ether 3 menjadi LAN
10. Setting IP Address, pada masing-masing Ethernet, seperti pada gambar
berikut ini:
Setting OSPF, dengan cara :
 Klik Routing
 Pilih OSPF
 Pilih menu Instances,atur seperti gambar
Kelompok (4, 5, dan 6)
11. Tambah Routing dengan cara :
 Klik IP Routes, lalu
 Tambahkan Gateway,maka klik OK.
Maka tampilan penambahan Route
F. SETTING ROUTER 2
1. Buka Aplikasi Winbox
Kelompok (4, 5, dan 6)
2. Klik MAC Address Router, klik connect.
3. New Terminal, ketikan perintah: system reset, -enter
4. Tekan Y, tunggu sampai router Disconnect, kemudian klik Ok.
5. Jalankan kembali winbox.
6. Muncul Dialog Configuration
7. Kemudian klik remove configuration.
8. Muncul Dialog Router Disconnect, klik OK.
9. Jalankan kembali Aplikasi Winbox,Sampai pada langkah ini, Router Anda
sudah di reset.
10. Setting Interface Seperti gambar berikut :
Keterangan:
 Pada Ether 1 menjadi Router Utama
 Pada Ether 4 menjadi LAN
 Pada Ether 5 menjadi LAN2
Kelompok (4, 5, dan 6)
11. Setting IP Address, pada masing-masing Ethernet, seperti pada gambar
berikut ini:
Setting OSPF, dengan cara :
 Klik Routing
 Pilih OSPF
 Pilih menu Instances,atur seperti gambar :
12. Tambah Routing dengan cara :
 Klik IP Routes, lalu +
 Tambahkan Gateway,maka klik OK.
Kelompok (4, 5, dan 6)
Kelompok (4, 5, dan 6)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Tugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer RoutingTugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer RoutingCindy Carissa
 
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Veliany Khosasih
 
Routing protocol(revisi)
Routing protocol(revisi)Routing protocol(revisi)
Routing protocol(revisi)ismailnursidiq
 
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Veliany Khosasih
 
Routing information protocol v 2
Routing information protocol v 2Routing information protocol v 2
Routing information protocol v 2Gama Iffahindra
 
Routing Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing DinamisRouting Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing Dinamisengguh123
 
Routing protocol
Routing protocolRouting protocol
Routing protocolengguh123
 
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracerStatic dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracersams4droid
 
Kelompok 15 pengiriman data dalam jaringan
Kelompok 15   pengiriman data dalam jaringanKelompok 15   pengiriman data dalam jaringan
Kelompok 15 pengiriman data dalam jaringanLina Purnawati
 
Routing dan-internetworking
Routing dan-internetworkingRouting dan-internetworking
Routing dan-internetworkingMr. FM
 

Was ist angesagt? (18)

Pertemuan 14
Pertemuan 14Pertemuan 14
Pertemuan 14
 
Tugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer RoutingTugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer Routing
 
Routing Protocol
Routing Protocol Routing Protocol
Routing Protocol
 
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
 
Routing protocol(revisi)
Routing protocol(revisi)Routing protocol(revisi)
Routing protocol(revisi)
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
 
Routing information protocol v 2
Routing information protocol v 2Routing information protocol v 2
Routing information protocol v 2
 
Routing Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing DinamisRouting Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing Dinamis
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Routing protocol
Routing protocolRouting protocol
Routing protocol
 
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracerStatic dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
 
Routing Protocol
Routing ProtocolRouting Protocol
Routing Protocol
 
Kelompok 15 pengiriman data dalam jaringan
Kelompok 15   pengiriman data dalam jaringanKelompok 15   pengiriman data dalam jaringan
Kelompok 15 pengiriman data dalam jaringan
 
Kelompok 5
Kelompok 5Kelompok 5
Kelompok 5
 
Tugas switching
Tugas switchingTugas switching
Tugas switching
 
Jar
JarJar
Jar
 
Routing dan-internetworking
Routing dan-internetworkingRouting dan-internetworking
Routing dan-internetworking
 

Andere mochten auch

Digital Engagement at Mart Rovereto 2013, Marseille
Digital Engagement at Mart Rovereto 2013, MarseilleDigital Engagement at Mart Rovereto 2013, Marseille
Digital Engagement at Mart Rovereto 2013, MarseilleLuca Melchionna
 
Publishing as a Student
Publishing as a StudentPublishing as a Student
Publishing as a StudentFastbleep
 
Technology Expenditures
Technology ExpendituresTechnology Expenditures
Technology Expenditureseamitchell1109
 
транспорт киев2025-30май11-пб
транспорт киев2025-30май11-пбтранспорт киев2025-30май11-пб
транспорт киев2025-30май11-пбindrih
 
Business project plan for aj thiesen bldg
Business project plan for aj thiesen bldgBusiness project plan for aj thiesen bldg
Business project plan for aj thiesen bldgCharles McGill
 
Recent Developments in Chinese Patent Practice - Presented by Ming Deng at Ch...
Recent Developments in Chinese Patent Practice - Presented by Ming Deng at Ch...Recent Developments in Chinese Patent Practice - Presented by Ming Deng at Ch...
Recent Developments in Chinese Patent Practice - Presented by Ming Deng at Ch...Jj HanXue
 
Intro to literature 9
Intro to literature 9Intro to literature 9
Intro to literature 9ZUKI SUDIANA
 
Iit fest o gcdp output.
Iit fest o gcdp output.Iit fest o gcdp output.
Iit fest o gcdp output.Anay Vaish
 
Cellular respiration introduction general for 9th grade biology
Cellular respiration introduction general for 9th grade biologyCellular respiration introduction general for 9th grade biology
Cellular respiration introduction general for 9th grade biologyStephanie Beck
 

Andere mochten auch (14)

Digital Engagement at Mart Rovereto 2013, Marseille
Digital Engagement at Mart Rovereto 2013, MarseilleDigital Engagement at Mart Rovereto 2013, Marseille
Digital Engagement at Mart Rovereto 2013, Marseille
 
Publishing as a Student
Publishing as a StudentPublishing as a Student
Publishing as a Student
 
Technology Expenditures
Technology ExpendituresTechnology Expenditures
Technology Expenditures
 
транспорт киев2025-30май11-пб
транспорт киев2025-30май11-пбтранспорт киев2025-30май11-пб
транспорт киев2025-30май11-пб
 
Business project plan for aj thiesen bldg
Business project plan for aj thiesen bldgBusiness project plan for aj thiesen bldg
Business project plan for aj thiesen bldg
 
Ban Pet Sales
Ban Pet SalesBan Pet Sales
Ban Pet Sales
 
Recent Developments in Chinese Patent Practice - Presented by Ming Deng at Ch...
Recent Developments in Chinese Patent Practice - Presented by Ming Deng at Ch...Recent Developments in Chinese Patent Practice - Presented by Ming Deng at Ch...
Recent Developments in Chinese Patent Practice - Presented by Ming Deng at Ch...
 
test slides
test slidestest slides
test slides
 
Lumea sofiei
Lumea sofiei Lumea sofiei
Lumea sofiei
 
Galileo at a Crossroads
Galileo at a CrossroadsGalileo at a Crossroads
Galileo at a Crossroads
 
Intro to literature 9
Intro to literature 9Intro to literature 9
Intro to literature 9
 
Solar Power Fencing
Solar Power FencingSolar Power Fencing
Solar Power Fencing
 
Iit fest o gcdp output.
Iit fest o gcdp output.Iit fest o gcdp output.
Iit fest o gcdp output.
 
Cellular respiration introduction general for 9th grade biology
Cellular respiration introduction general for 9th grade biologyCellular respiration introduction general for 9th grade biology
Cellular respiration introduction general for 9th grade biology
 

Ähnlich wie OSPF-TEORI

Ähnlich wie OSPF-TEORI (20)

1
11
1
 
Routing dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam RoutingRouting dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam Routing
 
TA OSPF VLAN
TA OSPF VLANTA OSPF VLAN
TA OSPF VLAN
 
Routing Protocol
Routing ProtocolRouting Protocol
Routing Protocol
 
Jaringan komunikasi 7 pti1
Jaringan komunikasi   7 pti1Jaringan komunikasi   7 pti1
Jaringan komunikasi 7 pti1
 
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.pptProtokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
 
Sharing Knowledge Day 1 OSPF and L2VPN (update) (1).pdf
Sharing Knowledge Day 1 OSPF and L2VPN (update) (1).pdfSharing Knowledge Day 1 OSPF and L2VPN (update) (1).pdf
Sharing Knowledge Day 1 OSPF and L2VPN (update) (1).pdf
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Routing Protocol
Routing ProtocolRouting Protocol
Routing Protocol
 
12-Protokol_Routing.ppt
12-Protokol_Routing.ppt12-Protokol_Routing.ppt
12-Protokol_Routing.ppt
 
Ospf
OspfOspf
Ospf
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Makalah manajemen jaringan komputer
Makalah manajemen jaringan komputerMakalah manajemen jaringan komputer
Makalah manajemen jaringan komputer
 
Kelompok 4 routing
Kelompok 4 routingKelompok 4 routing
Kelompok 4 routing
 
Perbedaan dynamik dan statik routing
Perbedaan dynamik dan statik routingPerbedaan dynamik dan statik routing
Perbedaan dynamik dan statik routing
 
Distance vektor
Distance vektorDistance vektor
Distance vektor
 
Tugas makalah routing
Tugas makalah routingTugas makalah routing
Tugas makalah routing
 
#4.pptx
#4.pptx#4.pptx
#4.pptx
 
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaatRouting Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
 
Administrasi infrastruktur jaringan.pptx
Administrasi infrastruktur jaringan.pptxAdministrasi infrastruktur jaringan.pptx
Administrasi infrastruktur jaringan.pptx
 

Mehr von Willy Winas

Kelompok 7 virtual-private-network
Kelompok 7 virtual-private-networkKelompok 7 virtual-private-network
Kelompok 7 virtual-private-networkWilly Winas
 
Kelompok 4-5-6 ospf dan backbone
Kelompok 4-5-6 ospf dan backboneKelompok 4-5-6 ospf dan backbone
Kelompok 4-5-6 ospf dan backboneWilly Winas
 
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantaiKelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantaiWilly Winas
 
Kelompok 2 dua lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 2 dua lantai 4 ruangan masing-masing lantaiKelompok 2 dua lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 2 dua lantai 4 ruangan masing-masing lantaiWilly Winas
 
Kelompok 1 satu lantai 8 ruangan
Kelompok 1 satu lantai 8 ruanganKelompok 1 satu lantai 8 ruangan
Kelompok 1 satu lantai 8 ruanganWilly Winas
 
1102671 willy winaspermata_uas _adsj
1102671 willy winaspermata_uas _adsj1102671 willy winaspermata_uas _adsj
1102671 willy winaspermata_uas _adsjWilly Winas
 
Laporan 8 virtual private network ip tunneling
Laporan 8 virtual private network   ip tunnelingLaporan 8 virtual private network   ip tunneling
Laporan 8 virtual private network ip tunnelingWilly Winas
 
Laporan 7 konfigurasi wireless lan
Laporan 7 konfigurasi wireless lanLaporan 7 konfigurasi wireless lan
Laporan 7 konfigurasi wireless lanWilly Winas
 
Laporan 6 pratikum instalasi dan jaringan komputer
Laporan 6 pratikum instalasi dan jaringan komputerLaporan 6 pratikum instalasi dan jaringan komputer
Laporan 6 pratikum instalasi dan jaringan komputerWilly Winas
 
Laporan 5 routing static mikrotic router
Laporan 5 routing static mikrotic routerLaporan 5 routing static mikrotic router
Laporan 5 routing static mikrotic routerWilly Winas
 
Laporan 4 pengenalan mikrotic router
Laporan 4 pengenalan mikrotic routerLaporan 4 pengenalan mikrotic router
Laporan 4 pengenalan mikrotic routerWilly Winas
 
Pratikum 2 installasi perangkat jaringan
Pratikum 2 installasi perangkat jaringanPratikum 2 installasi perangkat jaringan
Pratikum 2 installasi perangkat jaringanWilly Winas
 

Mehr von Willy Winas (13)

Kelompok 7 virtual-private-network
Kelompok 7 virtual-private-networkKelompok 7 virtual-private-network
Kelompok 7 virtual-private-network
 
Kelompok 4-5-6 ospf dan backbone
Kelompok 4-5-6 ospf dan backboneKelompok 4-5-6 ospf dan backbone
Kelompok 4-5-6 ospf dan backbone
 
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantaiKelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 3 tiga lantai 4 ruangan masing-masing lantai
 
Kelompok 2 dua lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 2 dua lantai 4 ruangan masing-masing lantaiKelompok 2 dua lantai 4 ruangan masing-masing lantai
Kelompok 2 dua lantai 4 ruangan masing-masing lantai
 
Kelompok 1 satu lantai 8 ruangan
Kelompok 1 satu lantai 8 ruanganKelompok 1 satu lantai 8 ruangan
Kelompok 1 satu lantai 8 ruangan
 
1102671 willy winaspermata_uas _adsj
1102671 willy winaspermata_uas _adsj1102671 willy winaspermata_uas _adsj
1102671 willy winaspermata_uas _adsj
 
Laporan 8 virtual private network ip tunneling
Laporan 8 virtual private network   ip tunnelingLaporan 8 virtual private network   ip tunneling
Laporan 8 virtual private network ip tunneling
 
Laporan 7 konfigurasi wireless lan
Laporan 7 konfigurasi wireless lanLaporan 7 konfigurasi wireless lan
Laporan 7 konfigurasi wireless lan
 
Laporan 6 pratikum instalasi dan jaringan komputer
Laporan 6 pratikum instalasi dan jaringan komputerLaporan 6 pratikum instalasi dan jaringan komputer
Laporan 6 pratikum instalasi dan jaringan komputer
 
Laporan 5 routing static mikrotic router
Laporan 5 routing static mikrotic routerLaporan 5 routing static mikrotic router
Laporan 5 routing static mikrotic router
 
Laporan 4 pengenalan mikrotic router
Laporan 4 pengenalan mikrotic routerLaporan 4 pengenalan mikrotic router
Laporan 4 pengenalan mikrotic router
 
Pratikum 2 installasi perangkat jaringan
Pratikum 2 installasi perangkat jaringanPratikum 2 installasi perangkat jaringan
Pratikum 2 installasi perangkat jaringan
 
Kamis
KamisKamis
Kamis
 

OSPF-TEORI

  • 1. A. TEORI PENDUKUNG 1. OSPF OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area. Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan. Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protocol yang selalu berusaha untuk bekerja layaknya prinsip kerja seperti demikian. Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga. Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbour router. Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol. Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point. Hello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address
  • 2. untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protokol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF berjalan. Secara garis besar, proses yang dilakukan routing protokol OSPF mulai dari awal hingga dapat saling bertukar informasi ada lima langkah. Berikut ini adalah langkah- langkahnya: 1) Membentuk Adjacency Router Adjacency router arti harafiahnya adalah router yang bersebelahan atau yang terdekat. Jadi proses pertama dari router OSPF ini adalah menghubungkan diri dan saling berkomunikasi dengan para router terdekat atau neighbour router. Untuk dapat membuka komunikasi, Hello protocol akan bekerja dengan mengirimkan Hello packet. Misalkan ada dua buah router, Router A dan B yang saling berkomunikasi OSPF. Ketika OSPF kali pertama bekerja, maka kedua router tersebut akan saling mengirimkan Hello packet dengan alamat multicast sebagai tujuannya. Di dalam Hello packet terdapat sebuah field yang berisi Neighbour ID. Misalkan router B menerima Hello packet lebih dahulu dari router A. Maka Router B akan mengirimkan kembali Hello packet-nya dengan disertai ID dari Router A. Ketika router A menerima hello packet yang berisikan ID dari dirinya sendiri, maka Router A akan menganggap Router B adalah adjacent router dan mengirimkan kembali hello packet yang telah berisi ID Router B ke Router B. Dengan demikian Router B juga akan segera menganggap Router A sebagai adjacent routernya. Sampai di sini adjacency router telah terbentuk dan siap melakukan pertukaran informasi routing. Contoh pembentukan adjacency di atas hanya terjadi pada proses OSPF yang berlangsung pada media Point-to-Point. Namun, prosesnya akan lain lagi jika OSPF berlangsung pada media broadcast multiaccess seperti pada jaringan ethernet. Karena media broadcast akan meneruskan paket-paket hello ke seluruh router yang ada dalam jaringan, maka adjacency router-nya tidak hanya satu. Proses pembentukan adjacency akan terus berulang sampai semua router yang ada di dalam jaringan tersebut menjadi adjacent router. Kelompok (4, 5, dan 6)
  • 3. Namun apa yang akan terjadi jika semua router menjadi adjacent router? Tentu komunikasi OSPF akan meramaikan jaringan. Bandwidth jaringan Anda menjadi tidak efisien terpakai karena jatah untuk data yang sesungguhnya ingin lewat di dalamnya akan berkurang. Untuk itu pada jaringan broadcast multiaccess akan terjadi lagi sebuah proses pemilihan router yang menjabat sebagai “juru bicara” bagi router-router lainnya. Router juru bicara ini sering disebut dengan istilah Designated Router. Selain router juru bicara, disediakan juga back-up untuk router juru bicara ini. Router ini disebut dengan istilah Backup Designated Router. Langkah berikutnya adalah proses pemilihan DR dan BDR, jika memang diperlukan. 2) Memilih DR dan BDR (jika diperlukan) Dalam jaringan broadcast multiaccess, DR dan BDR sangatlah diperlukan. DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan disebarkan oleh DR dan BDR. Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi proses yang sangat kritikal. Sesuai dengan namanya, BDR merupakan “shadow” dari DR. Artinya BDR tidak akan digunakan sampai masalah terjadi pada router DR. Ketika router DR bermasalah, maka posisi juru bicara akan langsung diambil oleh router BDR. Sehingga perpindahan posisi juru bicara akan berlangsung dengan smooth. Proses pemilihan DR/BDR tidak lepas dari peran penting Hello packet. Di dalam Hello packet ada sebuah field berisikan ID dan nilai Priority dari sebuah router. Semua router yang ada dalam jaringan broadcast multi-access akan menerima semua Hello dari semua router yang ada dalam jaringan tersebut pada saat kali pertama OSPF berjalan. Router dengan nilai Priority tertinggi akan menang dalam pemilihan dan langsung menjadi DR. Router dengan nilai Priority di urutan kedua akan dipilih menjadi BDR. Status DR dan BDR ini tidak akan berubah sampai salah satunya tidak dapat berfungsi baik, meskipun ada router lain yang baru bergabung dalam jaringan dengan nilai Priority-nya lebih tinggi. Secara default, semua router OSPF akan memiliki nilai Priority 1. Range Priority ini adalah mulai dari 0 hingga 255. Nilai 0 akan menjamin router tersebut tidak akan menjadi DR atau BDR, sedangkan nilai 255 menjamin Kelompok (4, 5, dan 6)
  • 4. sebuah router pasti akan menjadi DR. Router ID biasanya akan menjadi sebuah “tie breaker” jika nilai Priority-nya sama. Jika dua buah router memiliki nilai Priority yang sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah router dengan nilai router ID tertinggi dalam jaringan. Setelah DR dan BDR terpilih, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan seluruh informasi jalur dalam jaringan. 3) Mengumpulkan State-state dalam Jaringan Setelah terbentuk hubungan antar router-router OSPF, kini saatnya untuk bertukar informasi mengenai state-state dan jalur-jalur yang ada dalam jaringan. Pada jaringan yang menggunakan media broadcast multiaccess, DR-lah yang akan melayani setiap router yang ingin bertukar informasi OSPF dengannya. DR akan memulai lebih dulu proses pengiriman ini. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, siapakah yang memulai lebih dulu pengiriman data link-state OSPF tersebut pada jaringan Point-to-Point? Untuk itu, ada sebuah fase yang menangani siapa yang lebih dulu melakukan pengiriman. Fase ini akan memilih siapa yang akan menjadi master dan siapa yang menjadi slave dalam proses pengiriman. Router yang menjadi master akan melakukan pengiriman lebih dahulu, sedangkan router slave akan mendengarkan lebih dulu. Fase ini disebut dengan istilah Exstart State. Router master dan slave dipilih berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Ketika sebuah router mengirimkan Hello packet, router ID masing-masing juga dikirimkan ke router neighbour. Setelah membandingkan dengan miliknya dan ternyata lebih rendah, maka router tersebut akan segera terpilih menjadi master dan melakukan pengiriman lebih dulu ke router slave. Setelah fase Exstart lewat, maka router akan memasuki fase Exchange. Pada fase ini kedua buah router akan saling mengirimkan Database Description Packet. Isi paket ini adalah ringkasan status untuk seluruh media yang ada dalam jaringan. Jika router penerimanya belum memiliki informasi yang ada dalam paket Database Description, maka router pengirim akan masuk dalam fase loading state. Fase loading state merupakan fase di mana sebuah router mulai mengirimkan informasi state secara lengkap ke router tetangganya. Setelah loading state selesai, maka router-router yang tergabung dalam OSPF akan memiliki informasi state yang lengkap dan penuh dalam database Kelompok (4, 5, dan 6)
  • 5. statenya. Fase ini disebut dengan istilah Full state. Sampai fase ini proses awal OSPF sudah selesai, namun database state tidak bisa digunakan untuk proses forwarding data. Maka dari itu, router akan memasuki langkah selanjutnya, yaitu memilih rute-rute terbaik menuju ke suatu lokasi yang ada dalam database state tersebut. 4) Memilih Rute Terbaik untuk Digunakan Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka kini saatnya untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table. Jika sebuah rute telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut akan terus digunakan. Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan seberapa dekat dan cepatnya sebuah rute. Nilai Cost didapat dari perhitungan dengan rumus: Cost of the link = 108 /Bandwidth Router OSPF akan menghitung semua cost yang ada dan akan menjalankan algoritma Shortest Path First untuk memilih rute terbaiknya. Setelah selesai, maka rute tersebut langsung dimasukkan dalam routing table dan siap digunakan untuk forwarding data. 5) Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus juga me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute yang sudah tidak valid, maka router harus tahu dan tidak boleh lagi menggunakannya. Ketika ada perubahan link-state dalam jaringan, OSPF router akan melakukan flooding terhadap perubahan ini. Tujuannya adalah agar seluruh router dalam jaringan mengetahui perubahan tersebut. Sampai di sini semua proses OSPF akan terus berulang-ulang. Mekanisme seperti ini membuat informasi rute-rute yang ada dalam jaringan terdistribusi dengan baik, terpilih dengan baik dan dapat digunakan dengan baik pula. 2. BACKBONE Backbone merupakan sebuah teknik yang digunakan dalam penggabungan beberapa jaringan lokal pada masing-masing lantai dari bangunan bertingkat dengan menggunakan satu jalur kabel utama dan khusus. Backbone merupakan jalan, saluran utama, atau bisa disebut dengan jalan tol dalam sebuah jaringan. Kelompok (4, 5, dan 6)
  • 6. Teknik backbone merupakan teknik yang paling banyak digunakan karena dapat mencegah bottleneck yang terjadi pada server. Kabel yang digunakan biasanya adalah jenis serat optik, kabel RG-58, atau RG-8. Sedangkan konektor yang digunakan adalah ST untuk serat optik, BNC untuk kabel RG-58, dan AUI untuk kabel RG-8. Hal yang perlu diperhatikan sebelum membangung jaringan backbone:  Kebutuhan yang berkaitan dengan desain akses jaringan, meliputi jenis data, pelayanan, IP, dan frame relay.  Kapasitas yang dibutuhkan dalam membangun jaringan backbone tergantung pada desain keluarannya.  Topologi dan teknologi yang akan digunakan perlu dipertimbangkan.  Topologi akan berpengaruh pada jumlah dan letak node, desain saluran, maupun keseluruhan desain akses backbone. B. DESAIN JARINGAN UTAMA (BACKBONE) a) Teknologi dalam Membangun Jaringan Backbone Dalam membangun jaringan backbone, teknologi yang perlu dipersiapkan antara lain:  Bridge backbone ring  Fiber Distributed Data Interface (FDDI) : 100 Mbps, Sistem dual ring dengan protocol MAC token ring  Asynchronous Transfer Mode ( ATM ), lokal switch, atau public switch FDDI merupakan protokol yang digunakan untuk transmisi pada jaringan yang mempunyai Token Passing Ring yang dapat meningkatkan kinerja jaringan. FDDI menggunakan serat optik dengan kecepatan transmisi mencapai 100 Mpbs. FDDI dapat menghubungkan sampai 500 terminal dengan jarak maksimum 2 km. Asynchronous Transfer Mode ( ATM ) merupakan teknologi ini dikembangkan pada awal tahun 1990-an. Prinsip pada ATM adalah setiap informasi harus ditransfer ke dalam bentuk sel. ATM memiliki kecepatan transfer data yang tinggi, yaitu mencapai 150 Kelompok (4, 5, dan 6)
  • 7. Mpbs. Teknologi ini sangat cocok digunakan dalam pengiriman data dalam bentuk suara atau gambar (multimedia). b) Teknik Pengkabelan Sistem kabel pada jaringan backbone harus menyediakan interkoneksi antara ruang peralatan komunikasi, ruang telekomunikasi, ruang terminal utama, dan fasilitas masuk dalam struktur sistem telekomunikasi kabel. sistem pengkabelan terdiri dari kabel backbone, kabel patch atau jumper yang digunakan untuk menghubungkan lalu lintas transfer data. Kabel backbone menghubungkan lalu lintas utama data. Warna sebutan untuk tipe kabel serat antara lain: Single Mode fiber> Kuning Multi Mode fiber 62.5 micron > Orange Multi Mode fiber 50 micron 1GB > Orange Multi Mode fiber 50 micron 10GB > Aqua Topologi bus sering juga disebut sebagai topologi backbone, dimana ada sebuah kabel coaxial yang dibentang kemudian beberapa komputer dihubungkan pada kabel tersebut. Secara sederhana pada topologi bus, satu kabel media transmisi dibentang dari ujung ke ujung, kemudian kedua ujung ditutup dengan “terminator” atau terminating-resistance (biasanya berupa tahanan listrik sekitar 60 ohm). Pada titik tertentu diadakan sambungan (tap) untuk setiap terminal. Wujud dari tap ini bisa berupa “kabel transceiver” bila digunakan “thick coax” sebagai media transmisi atau berupa “BNC T-connector” bila digunakan “thin coax” sebagai media transmisi atau berupa konektor “RJ-45” dan “hub” bila digunakan kabel UTP. Transmisi data dalam kabel bersifat “full duplex”, dan sifatnya “broadcast”, semua terminal bisa menerima transmisi data. Suatu protokol akan mengatur transmisi dan penerimaan data, yaitu Protokol Ethernet atau CSMA/CD. Pemakaian kabel coax (10Base5 dan 10Base2) telah distandarisasi dalam IEEE 802.3. Kelompok (4, 5, dan 6)
  • 8. C. TOPOLOGI JARINGAN D. SETTING ROUTER UTAMA 1. Buka Aplikasi Winbox 2. Klik MAC Address Router, klik connect. 3. New Terminal, ketikan perintah: system reset, -enter Kelompok (4, 5, dan 6)
  • 9. 4. Tekan Y, tunggu sampai router Disconnect, kemudian klik Ok. 5. Jalankan kembali winbox. 6. Muncul Dialog Configuration 7. Kemudian klik remove configuration. 8. Muncul Dialog Router Disconnect, klik OK. 9. Jalankan kembali Aplikasi Winbox,Sampai pada langkah ini, Router Anda sudah di reset. 10. Setting Interface Seperti gambar berikut : Keterangan:  Pada Ether 1 diubah menjadi WAN  Pada Ether 2 diubah menjadi Router 1  Pada Ether 3 diubah menjadi Router 2  Pada Ether 4 diubah menjadi Router 3 Kelompok (4, 5, dan 6)
  • 10. 11. Setting IP Address pada masing-masing Ethernet, seperti pada gambar berikut ini Setting OSPF, dengan cara :  Klik Routing  Pilih OSPF  Klik Networks, Klik +  Atur seperti Gambar : Kelompok (4, 5, dan 6)
  • 11. Langkah mengatur OSPF selanjutnya : 1. Klik Menu Instance 2. Lalu double klik default atur seperti gambar : Kelompok (4, 5, dan 6)
  • 12. E. SETTING ROUTER 1 1. Buka Aplikasi Winbox 2. Klik MAC Address Router, klik connect. 3. New Terminal, ketikan perintah: system reset, -enter 4. Tekan Y, tunggu sampai router Disconnect, kemudian klik Ok. 5. Jalankan kembali winbox. 6. Muncul Dialog Configuration 7. Kemudian klik remove configuration. 8. Muncul Dialog Router Disconnect, klik OK. 9. Jalankan kembali Aplikasi Winbox,Sampai pada langkah ini, Router Anda sudah di reset. Setting Interface Seperti gambar berikut : Kelompok (4, 5, dan 6)
  • 13. Keterangan :  Pada Ether 1 menjadi Router Utama  Pada Ether 3 menjadi LAN 10. Setting IP Address, pada masing-masing Ethernet, seperti pada gambar berikut ini: Setting OSPF, dengan cara :  Klik Routing  Pilih OSPF  Pilih menu Instances,atur seperti gambar Kelompok (4, 5, dan 6)
  • 14. 11. Tambah Routing dengan cara :  Klik IP Routes, lalu  Tambahkan Gateway,maka klik OK. Maka tampilan penambahan Route F. SETTING ROUTER 2 1. Buka Aplikasi Winbox Kelompok (4, 5, dan 6)
  • 15. 2. Klik MAC Address Router, klik connect. 3. New Terminal, ketikan perintah: system reset, -enter 4. Tekan Y, tunggu sampai router Disconnect, kemudian klik Ok. 5. Jalankan kembali winbox. 6. Muncul Dialog Configuration 7. Kemudian klik remove configuration. 8. Muncul Dialog Router Disconnect, klik OK. 9. Jalankan kembali Aplikasi Winbox,Sampai pada langkah ini, Router Anda sudah di reset. 10. Setting Interface Seperti gambar berikut : Keterangan:  Pada Ether 1 menjadi Router Utama  Pada Ether 4 menjadi LAN  Pada Ether 5 menjadi LAN2 Kelompok (4, 5, dan 6)
  • 16. 11. Setting IP Address, pada masing-masing Ethernet, seperti pada gambar berikut ini: Setting OSPF, dengan cara :  Klik Routing  Pilih OSPF  Pilih menu Instances,atur seperti gambar : 12. Tambah Routing dengan cara :  Klik IP Routes, lalu +  Tambahkan Gateway,maka klik OK. Kelompok (4, 5, dan 6)
  • 17. Kelompok (4, 5, dan 6)