2. Pemeriksaan Kepala
a. Inspeksi :
Bentuk kepala ( dolicephalus/ lonjong,
Brakhiocephalus/ bulat ), kesimetrisan, dan
pergerakan. Adakah hirochepalus/
pembesaran kepala.
b. Palpasi :
Nyeri tekan, fontanella cekung / tidak
( pada bayi ).
3. Pemeriksaan wajah
Pemeriksaan Mata
Inspeksi :
Kelengkapan dan kesimetrisan mata
Adakah eksoftalmus ( mata menonjol ),
atau Enofthalmus (mata tenggelam )
Kelopak mata / palpebra : adakah oedem,
ptosis, peradangan, luka, atau benjolan
Bulu mata : rontok atau tidak
4. Konjunctiva dan sclera, adakah perubahan
warna, kemerahan ,kuning atau pucat.
Warna iris serta reaksi pupil terhadap
cahaya, miosis /mengecil, midriasis/
melebar, pin point / kecil sekali, nomalnya
isokor / pupil sama besar.
5. Kornea, warna merah biasanya karena
peradangan, warna putih atau abu-abu di
tepi kornea ( arcus senilis ), warna biru,
hijau pengaruh ras. Amati kedudukan
kornea, Nigtasmus : gerakan ritmis bola
mata
Strabismus konvergent : kornea lebih
dekat ke sudut mata medial
Strabismus devergent : Klien mengeluh
melihat doble, karena kelumpuhan otot.
7. Pemeriksaan Visus
jarak 5-6 m dengan snellen card periksa visus OD /
OS
5/5 atau 6/6 = normal
OD (Optik Dekstra/ka): 5/5
Berarti : pada jarak 5 m, mata masih bisa melihat
huruf yang seharusnya dapat dilihat/dibaca pada
jarak 5 m
OS (Optik Sinistra/ki) : 5/2
Berarti : pada jarak 5 m, mata masih dapat
melihat/membaca yang seharusnya di baca pada jarak
2 m.
9. Pemeriksaan lapang pandang
Haemianoxia : klien tidak dapat melihat
separoh dari medan penglihatan
Haemoxia : Klien tidak dapat melihat
seperempat dari lapang penglihatan
Pemeriksaan tekanan bola mata
Dengan mengunakan tonometri atau
palpasi bola mata untuk mengetahui
adanya nyeri tekan atau konsistensi bola
mata.
12. Pemeriksaan telinga
a. Inspeksi dan palpasi
Amati bagian telinga luar: bentuk,
ukuran, warna, lesi, nyeri tekan,
adakah peradangan, penumpukan
serumen.
Dengan otoskop periksa amati, warna,
bentuk, transparansi, perdarahan, dan
perforasi.
13. Uji kemampuan kepekaan telinga :
dengan bisikan pada jarak 4,5 – 6 m
untuk menguji kemampuan
pendengaran telinga kiri dan kanan
dengan arloji dengan jarak 30 Cm,
bandingkan kemampuan mendengar
telinga kanan dan kiri
14. uji weber: mengetahui keseimbangan
konduksi suara yang didengar klien,
normalnya klien mendengar seimbang
antara kanan dan kiri
15. uji rinne: untuk membandingkan
kemampuan pendengaran antara konduksi
tulang dan konduksi udara, normalnya
klien mampu mendengarkan suara garpu
tala dari kondusi udara setelah suara dari
kondusi tulang
16. uji swabach: untuk membandingkan
kemampuan hantaran konduksi udara
antara pemeriksa dan klien, dengan
syarat pendengaran pemeriksa normal.
17. Pemeriksaan hidung
Inspeksi dan palpasi
Amati bentuk tulang hidung dan
posis septum nasi ( adakah
pembengkokan atau tidak )
Amati meatus, adakah perdarahan,
kotoran, pembengkakan, mukosa
hidung, adakah pembesaran ( polip )
18. Pemeriksaan Mulut dan Faring
Inspeksi dan Palpasi
Amati bibir, untuk mengetahui kelainan
konginetal ( labioseisis, palatoseisis, atau
labiopalatoseisis ), warna bibir pucat, atau
merah ,adakah lesi dan massa.
Amati gigi ,gusi, dan lidah, adakah caries,
kotoran, kelengkapan, gigi palsu, gingivitis,warna
lidah, perdarahan dan abses.
Amati orofaring atau rongga mulut, bau mulut,
uvula simetris atau tidak
20. Adakah pembesaran tonsil
T : 0, Sudah dioperasi,
T : 1, Ukuran normal
T : 2, Pembesaran tonsil tidak sampai garis
tengah
T : 3, Pembesaran sampai garis tengah
T : 4 , Pembesaran melewati garis tengah
Perhatikan suara klien ada perubahan atau
tidak
Perhatikan adakah lendir dan benda asing atau
tidak
21. Pemeriksaan wajah
Inspeksi :
Perhatikan ekspresi wajah
Warna dan kondisi wajah
Struktur wajah: sembab atau tidak,
ada kelumpuhan otot-otot fasialis atau
tidak.
22. Pemeriksaan leher
Inspeksi dan palpasi :
Bentuk leher : simetris atau tidak
ektomorf / kurus : gizi jelek, atau TBC
endomorf : obesitas,
adakah peradangan, jaringan parut, perubahan
warna, dan massa
Kelenjar tiroid : ada pembesaran atau tidak
dengan meraba pada suprasternal pada saat klien
menelan
normalnya tidak teraba kecuali pada orang kurus