Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Managemen Kualitas - Six Sigma - Magister Managemen - Universitas Trisakti Jakarta
1. MANAGEMEN KUALITAS
SIX SIGMA
Oleh :
R. Wendy F. Anbiya (122121094)
Sutarjo (122121150)
Ferdial Ricardo Chandra (122121040)
Fanny Gita (122121038)
Noviani Mira Sari (122121038)
Indah Dewi M. (122121052)
Ruth Diana Tambunan (122121107)
MAGISTER MANAGEMEN
UNIVERSITAS TRISAKTI
80
2. PENDAHULUAN
Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan teknologi dan inovasi telah
meningkat secara signifikan.Upaya untuk memberikan yang lebih baik,
lebih murah dan lebih cepat dari produk dan jasa dalam rangka untuk
mencapai kepuasan pelanggan telah sangat meningkat (Raharjo, 2007). Six
Sigma sebagai salah satu perbaikan yang paling efektif di antara sejumlah
besar organisasi-organisasi multinasional dan menunjukkan tren kenaikan
(Desai, 2006).
Sejak awal 1990-an, inisiatif Six Sigma yang memanfaatkan koleksi quality
manajemen dan kualitas alat statistik yang telah diperkenalkan dan
dipraktekkan sebagai kualitas sistem manajemen (Antonius dan Banuelas,
2002; Goh dan Xie, 2004)
Tujuan Pembahasan
Untuk memeriksa/menguji strategi dan konsep – konsep Six Sigma dan untuk
meneliti apakah Six Sigma dapat di aplikasikan pada industri dan dapat membawa
manfaat bagi organisasi yang telah mengaplikasikannya dengan sukses.
3. Six Sigma
merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk
memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi
proses (process variances) sekaligus mengurangi cacat (produk/jasa
yang diluar spesifikasi) dengan menggunakan statistik dan problem
solving tools secara intensif.
Secara harfiah, Six Sigma (6σ) adalah suatu besaran yang bisa kita
terjemahkan secara gampang sebagai sebuah proses yang memiliki
kemungkinan cacat (defects opportunity) sebanyak 3.4 buah dalam satu
juta produk/jasa.
Menurut Brue (2006), Six Sigma adalah pemecahan masalah teknologi
yang
menggunakan
data,
pengukuran,
dan
statistik
untuk
mengidentifikasi beberapa faktor penting yang akan secara dramatis
mengurangi limbah dan cacat sambil meningkatkan hasil diprediksi,
kepuasan pelanggan, keuntungan, dan nilai pemegang saham. Ada lima
langkah-langkah dalam penerapan Six Sigma yang disebut Six Sigma
DMAIC, yaitu Definition-Measurement-Analysis-Improvement-Control
(Eckes, 2002).
4. Perbedaan Six Sigma dan Total Quality Management (TQM)
Thomas Pyzdek, Dalam bukunya "The Six Sigma Handbook", Thomas Pyzdek
menjelaskan adanya perbedaan penting antara Six Sigma dan TQM yaitu, TQM
hanya memberikan petunjuk secara umum (sesuai dengan istilah manajemen yang
digunakan dalam TQM).
Petunjuk untuk TQM begitu umumnya sehingga hanya seorang pemimpin bisnis
yang berbakat yang mampu menterjemahkan TQM dalam operasional sehari-hari.
Secara singkat, TQM hanya memberikan petunjuk filosofis tentang menjaga dan
meningkatkan kualitas, tetapi sukar untuk membuktikan keberhasilan pencapaian
peningkatan kualitas.
Ada beberapa kelemahan yang muncul pada pelaksanaan Total Quality Control
yaitu:
1. Terlalu fokus pada kualitas dan tidak memperhatikan isu bisnis kritis lainnya.
2. Implementasi Total Quality Control menciptakan pemahaman bahwa masalah
kualitas adalah masalahnya departemen Quality Control, padahal masalah
kualitas biasanya berasal dari ketidakmampuan departemen lain dalam
perusahaan yg sama.
3. Penekanan umumnya pada standar minimum kualitas produk, bukan pada
bagaimana meningkatkan kinerja produk.
5. Lanjuta Perbedaan Perbedaan Six Sigma dan Total Quality
Management (TQM)
Sementara Six Sigma dalam pelaksanaannya menunjukkan hal-hal
menjadi solusi permasalahan di atas :
1. Menggunakan isu biaya, cycle time dan isu bisnis lainnya sebagai
bagian yg harus diperbaiki.
2. Six sigma tidak menggunakan ISO 9000 dan Malcolm Baldrige
Criteria tetapi fokus pada penggunaan alat untuk mencapai hasil yg
terukur.
3. Six sigma memadukan semua tujuan organisasi dalam satu
kesatuan. Kualitas hanyalah salah satu tujuan, dan tidak berdiri
sendiri atau lepas dari tujuan bisnis lainnya.
4. Six sigma menciptakan agen perubahan (change agent) yg bukan
bekerja di Quality Department. Ban hijau (Green Belt) adalah para
operator yg bekerja pada proyek Six Sigma sambil mengerjakan
tugasnya.
6. Six sigma dapat dijelaskan dalam dua perspektif, yaitu perspektif statistik dan
perspektif metodologi
Perspektif statistik sigma dalam statistik dikenal sebagai simpangan
baku (bahasa Inggris: standard deviation) yang menyatakan nilai simpangan
terhadap nilai tengah.
Suatu proses dikatakan baik apabila berjalan pada suatu rentang yang
disepakati. Rentang tersebut memiliki batas, batas atas atau USL (Upper
Specification Limit) dan batas bawah atau LSL (Lower Specification Limit'')
proses yang terjadi di luar rentang disebut cacat. Proses Six Sigma adalah
proses yang hanya menghasilkan 3.4 DPMO (defect permillion opportunity).
7. Perspektif metodologi
Six Sigma merupakan pendekatan menyeluruh
untuk menyelesaikan masalah dan peningkatan proses melalui fase DMAIC
(Define, Measure, Analyze, Improve, Control).
DMAIC merupakan jantung analisis six sigma yang menjamin voice of costumer
berjalan dalam keseluruhan proses sehingga produk yang dihasilkan memuaskan
pelanggan.
Define adalah fase menentukan masalah, menetapkan persyaratan-persyaratan
pelanggan, mengetahui CTQ (Critical to Quality). Fase ini tidak banyak
menggunakan statistik, alat-alat (tools) statistik yang sering dipakai pada fase ini
adalah diagram sebab-akibat (Cause and Effect Chart) dan Diagram Pareto
(Pareto Chart). Kedua alat (tool)statistik tersebut digunakan untuk melakukan
identifikasi masalah dan menentukan prioritas permasalahan.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menentukan masalah adalah
1. Spesifik, menjelaskan secara tepat apa yang salah, bagian proses mana yang
salah dan apa salahnya.
2. Dapat diamati, menjelaskan bukti-bukti nyata suatu masalah. bukti-bukti
tersebut dapat diperoleh baik melalui laporan internal maupun umpan balik
pelanggan.
3. Dapat diukur, menunjukkan lingkup masalah dalam suatu ukuran.
4. Dapat dikendalikan, masalah harus dapat diselesaikan dalam rentang waktu
8. Measure adalah fase mengukur tingkat kinerja saat ini, sebelum mengukur
tingkat kinerja biasanya terlebih dahulu melakukan analisis terhadap sistem
pengukuran yang digunakan.
Masalah yang muncul dalam pengukuran adalah variabilitas pengukuran yang
dinyatakan dalam varian (variance). Varian total suatu pengukuran berasal dari
varian yang ditimbulkan oleh produk (part to part) dan varian akibat kesalahan
pengukuran (gage).
Sumber variability dalam hasil pengukuran adalah :
9. Analyze adalah fase menganalisis faktor-faktor penyebab masalah/cacat.
Ada tiga langkah penting untuk analisis akar penyebab harus dilakukan dengan
benar:
• Diagram pareto digunakan untuk melakukan prioritas terhadapa masalahmasalah yang harus ditangani dengan aturan pengelompokan 80-20, 20%
dari kecacatan akan menyebabkan 80% masalah.
• Diagram sebab-akibat ( Cause & Effect Chart) digunakan untuk
mengorganisasi hasil informasi brainstorming dari sebab-sebab suatu
masalah. Diagram ini sering disebut juga dengan diagram fishbone karena
bentuknya yang mirip dengan tulang ikan, atau diagram ishikawa untuk
menghormati sang penemu.
• Uji hipotesis rata-rata, umumnya uji hipotesis rata-rata digunakan untuk
menetapkan faktor kausatif dengan cara menginformasikan sumber-sumber
variasi. Disamping itu, digunakan juga untuk menunjukan perbedaan yang
signifikan antara data awal (baseline) dengan data yang diambil setelah
perubahan (improvement), dilakukan.
10. Pengembangan (Improve) adalah fase meningkatkan proses dan
menghilangkan sebab-sebab cacat.
Pada fase pengukuran (measure) telah dinetapkan variabel faktor dan untuk
masing-masing variabel respons. Sedangkan pada fase pengembangan (improve)
banyak melibatkan uji perancangan percobaan ( Design of Experiment ) atau
disingkat DoE. DoE merupakan suatu pengujian dengan mengubah variabel faktor
sehingga penyebab perubahan pada variabel respon diketahui.
Langkah-langkah yang terlibat dalam fase ini adalah merancang rencana
perbaikan, memilih prioritas rencana perbaikan, dan menggambar proses
perbaikan.
Pengendalian (Control) adalah fase mengendalikan kinerja proses dan
menjamin cacat tidak muncul kembali. Alat (tool) yang umum digunakan adalah
diagram kontrol (Control chart). Fungsi umum diagram kontrol adalah, sebagai
berikut :
• Membantu mengurangi variabilitas.
• Memonitor kinerja setiap saat.
• Memungkinkan proses koreksi untuk mencegah penolakan.
11. Studi Kasus
PENERAPAN KONSEP SIX SIGMA UNTUK
MENINGKATKAN PROSES PERAMALAN PENJUALAN
PADA PERUSAHAAN DISTRIBUSI
(STUDI KASUS PT. BOGASARI FLOURMILLS DIV. PASTA )
12. PT. Bogasari Flour Mills Divisi Pasta
Proses perencanaan persediaan memiliki
peranan yang sangat penting untuk dapat
memenuhi kepuasan pelanggan
Permasalahan: Memperkirakan kebutuhan
pasar nasional akan pasta, dimana
penyimpangan
didalamnya
cukup
berpengaruh sehingga mengakibatkan
kekosongan/ kelebihan barang produksi,
yang akhirnya juga berpengaruh terhadap
pemenuhan pesanan.
13. Six Sigma
Define (Definisi):
Menentukan Critical To Quality (CTQ)
Measure (Pengukuran): Pengukuran terhadap data-data existing & current process. Data
peramalan penjualan dan data aktual penjualan tahun 2002-2005.
Analyze (Analisa)
Analisa Data:
Software Minitab Diagram boxplot, grafik runchart , kapabilitas proses (nilai sigma dan
DPMO)
Analisa Proses:
Metode Failure Modes and Effects Analysis (FMEA).
Improve (Perbaikan)
Peramalan penjualan dengan metode dekomposisi untuk peramalan penjualan dalam 1
tahun dan membuat order form distributor serta program sederhana input order untuk
penyesuaian peramalan penjualan per bulannya.
Control (Kontrol)
16. Failure Mode and Effects
Analysis (FMEA)
Proses-proses yang ada pada proses
peramalan penjualan adalah sbb:
1. Penentuan target penjualan.
2. Pengumpulan data historis.
3. Breakdown production per bulan.
4. Adjustment production per bulan.
17. Dari proses-proses tersebut dapat dianalisa:
1.
Potensi kegagalan dari setiap proses.
2.
Efek kegagalan tersebut bagi Bogasari.
3.
Penyebab kegagalan tersebut.
4.
Proses pencegahan dan pengendalian yang sedang
berjalan untuk mencegah terjadinya kegagalan
tersebut.
5.
Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi
kesulitan atau meningkatkan identifikasi dini.
6.
Siapa yang bertanggung jawab dari setiap tindakan
yang diambil.
18. Improvement (Perbaikan)
1.
Metode Peramalan Penjualan
2.
Order Form Pelanggan (Check-list)
Sumber:
Adlan, Denny Michels. Devitha, Anastasia. Wibowo,
Satrio. Satriago, Handry. Penerapan Konsep Six
Sigma Untuk Meningkatkan Proses Peramalan
Penjualan Pada Perusahaan Distribusi (Studi Kasus
Pt. Bogasari Flourmills Div. Pasta). Jakarta:
Universitas Bina Nusantara. 2005
20. Sesi Tanya Jawab
Dapatkah Six Sigma diterapkan pada suatu
perusahaan dan apa dampak manfaat
penerapan Six Sigma tersebut?
Oleh Isralliananda (122121059)
Bagaimana proses untuk mendapatkan
kualifikasi Six Sigma Dream Bell?
Oleh Sapta Okta (122121112)
Apa kelemahan Six Sigma?
Oleh Simin (122121115)
21. Jawaban Pertanyaan
1. Dapatkah Six Sigma diterapkan pada suatu perusahaan dan apa
dampak manfaat penerapan Six Sigma tersebut?
Jawab :
Dapat, ada beberapa perusahaan yang telah menerapkan Six
Sigma, seperti Allied Signal (1994, target 5 s : 200), Asea
Brown Boveri (1993), General Electric (targer 6 s : 2000),
Polaroid (target 6 s : 2001) dll.
Manfaat penerapan Six Sigma bagi perusahaan :
a. Mempertahankan kelangsungan usaha
Meningkatkan Market share
Customer Retention
Meningkatkan Profit dan Investor Relations
Meningkatkan hubungan dengan Supplier
b. Adanya kejelasan performance yang harus dicapai oleh
setiap anggota organisasi
22. Jawaban Pertanyaan … (2)
c. Mempercepat kegiatan improvement:
Process Improvement: Defect reduction, Cycle time reduction,
metodologi desain proses
Meningkatkan Produktifitas
Product/service Improvement
Cost Reduction
d. Mendorong budaya belajar di dalam organisasi
Meningkatkan skill karyawan dalam memperbaiki proses
e. Mendorong dilakukannya perubahan yang bersifat strategis
Culture Change
Manfaat penerapan Six Sigma bagi pelanggan :
Meningkatkan “value to customer”
Produk / service yang bermutu tinggi
Biaya yang murah harga murah
23. Jawaban Pertanyaan ... (3)
2. Bagaimana proses untuk mendapatkan kualifikasi
sertifikasi Six Sigma Dream Belt?
Megikuti prosesi modul yang diselenggarakan
oleh
SSCX,
sebuah
asosiasi
yang
menyelengarakan pelatihan dan pengembangan
kemampuan Six Sigma.
3. Apa kelemahan Six Sigma?
Six Sigma tidak memiliki kelemahan, namun jika
ada yang berpandangan ada hal yang menjadi
kelemahan dalam Six Sigma bisa jadi justru hal
tersebut yang merupakan kelebihan Six Sigma.
24. Kelompok Six Sigma
Kiri – Kanan : Ferdial Ricardo Chandra (122121040) – Indah Dewi M. (122121052) –
Fanny Gita (122121038) – Sutarjo (122121150) – R. Wendy F. Anbiya (122121094)