SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 30
Teknik Pengambilan
Gambar
Kamera video adalah perangkat kamera yang
digunakan untuk mengambil gambar
bergerak dan menyimpannya pada media
tertentu, dimana kemudian akan dilakukan
proses pengolahan.
Sebelum melakukan shooting ada baiknya jika
seorang juru kamera melakukan persiapan-
persiapan sebagai berikut:
• Penguasaan terhadap perangkat kamera yang
akan digunakan. Sebaiknya mengikuti aturan
penggunaan yang tertulis pada manual book.
Pahami kelebihan dan kekurangannya.
• Setelah paham dengan seluk beluk kamera,
pahami juga adegan apa dan teknik yang
bagaimana yang diinginkan.
• Membuat breakdown peralatan yang akan
digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel
extension, dll.
• Pastikan baterai dalam kondisi prima dan
penuh, dan semua fasilitas di kamera
berjalan dengan baik.
• Pembagian jenis kamera video/ film dibedakan atas
media yang digunakan untuk menyimpan data
(gambar & suara) yang telah diambil.
• Seperti halnya pada fotografi, gambar yang telah
diambil disimpan pada gulungan film. Namun pada
kamera jenis ini, disamping gulungan film juga
terdapat pita magnetik untuk menyimpan data suara.
Dalam 1 detik pengambilan gambar, dibutuhkan
sekitar 30 frame film. Adapun jenis film yang
digunakan adalah film positif (slide), dimana untuk
melihat isinya harus dicuci terlebih dulu di
laboratorium film dan diproyeksikan dengan
menggunakan proyektor khusus.
Sebuah karya videografi yang selesai dan siap
ditonton umumnya melewati tahap-tahap berikut
ini :
• Pra Produksi : Proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai
dengan kebutuhan, tujuan dan khalayak sasaran yang dituju.
Meliputi persiapan fasilitas dan teknik produksi, mekanisme
operasional dan desain kreatif ( riset, penulisan outline, skenario,
storyboard, dsb.).
• Produksi : Proses pengambilan gambar di lapangan (shooting).
• Pasca Produksi : Proses penyuntingan di ruang editing, memadukan
hasil rekaman video dengan berbagai elemen audio visual lainnya.
• Presentasi : Menyajikan hasil penyuntingan (editing) dalam format
siap tonton (kaset, VCD, DVD, dsb.)
• Distribusi : Penyebarluasan karya videografi (screening, penjualan,
broadcasting, webcasting, dsb.).
Ada 6 control dasar pada kamera,
yaitu:
 Exposure (Aperture, Shutter Speed, ND Filter, Gain)
 Filter Colour
 White Balance
 Zoom
 Focus
 Audio Levels
1. Exposure :
Eksposure secara sederhana dapat saya
artikan sebagai pencahayaan kamera. Untuk
mendapatkan gambar yang normal, tidak
gelap (under exposure) dan tidak sangat
terang (over exposure) harus diperhatikan
Aperture (diafragma)
Di kamera televisi disebut juga Iris, yaitu sejumlah
lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa
sehingga bisa dibuka dan ditutup untuk mengatur
banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris seperti
pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai
cahaya yang masuk. Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa
mengirim sinar maksimum de dalam kamera, sebaliknya
kalau bukaan iris dikurangi lubang diafragma akan
menyempit, sehingga sinar yang masuk ke kamera jadi
sedikit. Bukaan diafragma diukur dalam satuan f-stop: f/1.4
– f/22. lebih kecil nomor f-stop = bukaan diafragma besar,
lebih besar nomor f-stop = bukaan diafragma kecil.
Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan
memutar ring iris di lensa kamera.
Shutter Speed
Biasanya shutter speed standar di kamera
televisi 1/50. kecuali anda ingin menggunakan
efek shutter atau untuk mensinkronkan
dengan objek, baru Shutter Speed di posisi ON
untuk selanjutnya bisa kita pilih sesuai tujuan
kita.
ND Filter
Filter ND (Neutral Density) berfungsi untuk
mengurangi intensitas sinar yang terlalu kuat
tanpa mempengaruhi kualitas warna cahaya.
Filter ini digunakan bila kondisi cahaya terlalu
keras, seperti tengah hari yang terik
Gain
Kebalikan dari ND filter, Gain berfungsi apabila
pengambilan gambar dalam keadaan kurang
cahaya, yang apabila dengan keadaan normal
dengan bukaan f-stop maksimal (f/1.4) masih
under exposure. Dengan Gain kita bisa
mengangkat exposure secara digital,
konsekuensinya gambar menjadi agak coral
(pecah).
2. Filter Colour
• Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk
ke dalam kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah
filter koreksi warna. Untuk shoting di dalam ruangan dengan
cahaya lampu tungsten (kemerahan) kita pasang filter 3200ºK dan
untuk shoting dengan penerangan cahaya matahari kita gunakan
filter 5600ºK.
• Cahaya matahari banyak mengandung warna biru. Kalau kita
memasang filter no.2 (5600ºK) untuk matahari, sebenarnya kita
memasang filter berwarna oranye untuk mengimbangi warna biru
pada matahari. Cahaya lampu bohlam lebih mengandung warna
merah, maka kita pasang filter no.1 (3200ºK) yang berwarna
kebiru-biruan.
• Sumber cahaya yang lebih tinggi intensitas sinarnya mengandung
warna biru, sumber cahaya yang intensitas sinarnya rendah lebih
mengandung warna merah. Perbedaan warna cahaya ini
tergantung pada suhu dan diukur dengan derajad Kelvin.
3. White Balance
Intensitas cahaya berbeda-beda pada saat yang berbeda
dan tempat berbeda dalam sehari. Cahaya matahari di
luar (daylight) mempunyai suhu kurang lebih 5600ºK,
cahaya bohlam di dalam ruangan mempunyai suhu kurang
lebih 3200ºK, cahaya lampu TL mempunyai suhu antara
5000ºK-6000ºK. karena intensitas cahaya sangat berbeda
maka filter koreksi warna tidak bisa menghasilkan warna
putih yang tepat. Maka dari itu kamera video juga
dilengkapi dengan tombol untuk menyetel white balance.
Cara termudah untuk white balance adalah dengan
mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang
berada dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya
yang kita pergunakan untuk merekam adegan
Cara menyetel white balance:
• Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya
yang kita pakai shoting.
• Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja
• Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna
putih
• Tekan tombol AWB (Auto White Balance)
• Kamera siap untuk merekam.
• Catatan: kamera harus di white balance lagi apabila keadaan
cahaya berubah.
• Bagi para cameraman profesional sering juga melakukan white
balance dengan cara manual yaitu dengan mengatur Colour
Temperature pada menu di kamera
4. Zoom
• Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau
menjauhi objek secara optik, dengan mengubah panjang
fokal lensa dari sudut pandang sempit (telephoto) ke
sudut lebar (wide angle).
• Zoom in : mendekatkan objek dari long shot ke close up
• Zoom out : menjauhkan objek dari close up ke long shot.
•
• Zooming bisa dilakukan dengan dua cara yaitu :
• - Manual : dengan memutar ring zoom pada lensa
• - Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle
camera sehingga terjangkau jari pada waktu
mengoperasikan kamera
5. FOKUS
• Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu.
Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan
oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam.
Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor.
• depth of field atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek-
objek di depan dan di belakang objek utama tampak dalam fokus.
• Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas
memudahkan cameraman mengikuti gerakan objek. Bidang
kedalaman yang sempit mengharuskan kita untuk terus menerus
follow focus apabila kamera atau objek bergerak.
• Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan
perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot).
6. Audio Levels
• Jangan abaikan audio level pada kamera karena
selain kualitas gambar, kualitas audio juga tidak
kalah pentingnya. Ingat Televisi adalah gabungan
antara gambar dan suara. Ada gambar tanpa
audio yang bagus akan sangat mengganggu
pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan
tidak sampai kepada penonton.
• Atur audio level jangan sampai under ataupun
over (peak).
Shot dasar :
1. ECU(EXTREME CLOSE UP)
Menampilkan gambar yang sangat detail
2. VCU(VERY CLOSE UP)
Permukaan wajah,jika yang di shot wajah
manusia kepala bagian atas dan dagu sedikit
terpotong
3. BCU(BIG CLOSE UP)
dari wajah hingga ke leher
4. CU(CLOSE UP)
Menampilkan seluruh permukaan wajah himgga
sedikit ke bahu dan sedikit pada bagian dada
5. MCU(MEDIUM CLOSE UP)
Menampilkan seluruh permukaan wajah hingga
pada bagian dada dengan patokan tangan pada
bagian siku sedikit ke atas
6. MS(MEDIUM SHOT)
Hampir sama dengan MCU tapi pada MS siku
sudah kelihatan hingga sedikit kebawah
7. THREE QUARTER SHOT
menampilkan badan hingga bagian lutut ke
atas
8. FULL LENGHT SHOT
Menampilkan seluruh badan dan besrnya
memenuhi layar / screen(fit to screen)
9. LONG SHOT
Menampilkan seluruh badan . Besar objek
sekitar 1/3 sampai 3/4 dari lebar layar Two Shot
SUDUT PENGAMBILAN
KAMERA
1. High Angle
Posisi kamera lebih tinggi dari obyek yang
diambil.
2. Normal Angle (Eye level)
Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata
(titik pusat perhatian) obyek yang diambil.
3. Low Angle
Posisi kamera lebih rendah dari obyek yang
diambil.
GERAKAN KAMERA
• Panning
Panning adalah gerakan kamera secara
horizontal (posisi kamera tetap di tempat)
dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
– Pan right : gerak kamera mendatar dari kiri ke
kanan.
– Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke
kiri.
• Tilting
Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal
(posisi kamera tetap di tempat) dari atas ke
bawah atau sebaliknya.
– Tilt up : gerak kamera secara vertikal dari bawah
ke atas.
– Tilt down : gerak kamera secara vertikal dari atas
ke bawah.
• Tracking
Track adalah gerakan kamera mendekati atau
menjauhi obyek.
– Track in : gerak kamera mendekati obyek
– Track out : gerak kamera menjauhi obyek
Follow
• Kamera mengikuti obyek bergerak searah
ALAT PENDUKUNG
KAMERA
• Tripod, penyangga kamera yang terdiri dari tiga kaki.
• Monopod, penyangga kamera yang hanya mempunyai
satu kaki.
• Dolly, penopang kamera diatas roda yang bisa digerakkan
keberbagai arah, biasanya berjalan diatas rel dan
mempunyai 4 roda.
• Cam Crane, alat penopang kamera berbentuk pipa
panjang yang disalah satu ujungnya diletakkan kamera
dan ujung lainnya diberi pemberat.
• Jimmy Jib, semacam Cam Crane yang diberi remote head
yang dikontrol oleh operator kamera.
• Filter, plastic atau kaca yang diletakkan diatas lensa
kamera untuk memberikan suasana tertentu.
Tips Merekam Video Dengan Baik
• Jika memungkinkan, selalu pergunakanlah manual
focus.
• Atur white balance pada setiap perpindahan lokasi
atau pergantian sumber pencahayaan.
• Jika melakukan pengambilan gambar di luar ruangan
(outdoor shooting), posisikan matahari di belakang
anda. Begitu juga sumber pencahayaan lainnya.
• Gunakan tripod atau alat bantu lainnya.
• Dalam kondisi rekaman tanpa alat bantu (handhelds),
pegang dan kendalikan kamera video Anda
sedemikian rupa agar hasil rekaman tetap stabil
(andaikan sebagai secangkir kopi panas).
• Gunakan zooming hanya untuk menata komposisi ambilan gambar. Hindari
penggunaannya pada saat merekam (rolling), kecuali jika ada maksud untuk
tujuan tertentu atau memang disengaja karena hasil rekaman akan diproses
lebih lanjut (editing).
• Shoot to edit. Pastikan untuk memproses lebih lanjut setiap hasil rekaman Anda
(editing). Untuk itu, rekaman video harus diciptakan dan dipersiapkan
sedemikian rupa agar siap untuk diproses lebih lanjut (variasi dan kelengkapan
gambar, durasi setiap shot, menghindari fasilitas kamera yang tidak diperlukan,
dsb.)
• Jaga durasi setiap shot. Jangan terlalu panjang dan monoton (tanpa variasi),
namun juga jangan terlalu pendek. Minimal antara 8 hingga 10 detik. Tidak ada
batas maksimal karena tergantung action yang direkam. Namun sebaik sudah
mulai merekam 3 hingga 5 detik sebelum action berlangsung. Berikan durasi
yang sama setelah action berlangsung.
• Jaga setiap shot dalam kondisi steady tanpa pergerakan kamera, setidaknya
selama 10 detik. Jika suatushot akan berisi pergerakan kamera, berikan awalan
dan akhiran dalam kondisi steady dengan durasi setidaknya 3 hingga 5 detik.
Kenali Bagian Tripot
Terima
Kasih

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (20)

Desain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografi
Desain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografiDesain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografi
Desain Grafis Percetakan menganalisis ilmu fotografi
 
Tata cara perhitungan jaminan reklamasi (final) danang
Tata cara perhitungan jaminan reklamasi (final) danang Tata cara perhitungan jaminan reklamasi (final) danang
Tata cara perhitungan jaminan reklamasi (final) danang
 
Tata Cara Konstruksi Sistem Drainase Perkotaan - Bagian 1
Tata Cara Konstruksi Sistem Drainase Perkotaan - Bagian 1Tata Cara Konstruksi Sistem Drainase Perkotaan - Bagian 1
Tata Cara Konstruksi Sistem Drainase Perkotaan - Bagian 1
 
Pengolahan audio video prosedur pengoperasian kamera video
Pengolahan audio video prosedur pengoperasian kamera videoPengolahan audio video prosedur pengoperasian kamera video
Pengolahan audio video prosedur pengoperasian kamera video
 
EDFAT.pptx
EDFAT.pptxEDFAT.pptx
EDFAT.pptx
 
Tugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
Tugas Besar Pemindahan Tanah MekanisTugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
Tugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
 
Dasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanDasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalan
 
Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nomor 3 Tahun 2012 tentang Panduan ...
Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nomor 3 Tahun 2012 tentang Panduan ...Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nomor 3 Tahun 2012 tentang Panduan ...
Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nomor 3 Tahun 2012 tentang Panduan ...
 
Proyektor
ProyektorProyektor
Proyektor
 
hernia
herniahernia
hernia
 
Manajemen proyek (1)
Manajemen proyek (1)Manajemen proyek (1)
Manajemen proyek (1)
 
Mengenal Fotografi (Sejarah dan Jenis-jenis Foto)
Mengenal Fotografi (Sejarah dan Jenis-jenis Foto)Mengenal Fotografi (Sejarah dan Jenis-jenis Foto)
Mengenal Fotografi (Sejarah dan Jenis-jenis Foto)
 
Pelabuhan ke 2
Pelabuhan ke 2Pelabuhan ke 2
Pelabuhan ke 2
 
Perencanaan program televisi (by Indra Prawira))
Perencanaan program televisi (by Indra Prawira))Perencanaan program televisi (by Indra Prawira))
Perencanaan program televisi (by Indra Prawira))
 
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
 
Media interaktif
Media interaktifMedia interaktif
Media interaktif
 
Efektifitas Pengawasan dan Penegakan Hukum Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...
Efektifitas Pengawasan dan Penegakan Hukum Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...Efektifitas Pengawasan dan Penegakan Hukum Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...
Efektifitas Pengawasan dan Penegakan Hukum Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...
 
Pengenalan Aplikasi Adobe Premiere
Pengenalan Aplikasi Adobe PremierePengenalan Aplikasi Adobe Premiere
Pengenalan Aplikasi Adobe Premiere
 
Pengawasan proyek
Pengawasan proyekPengawasan proyek
Pengawasan proyek
 
10 penjadwalan dengan metode pert
10 penjadwalan dengan metode pert10 penjadwalan dengan metode pert
10 penjadwalan dengan metode pert
 

Ähnlich wie Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi

Tekhnik kameramen
Tekhnik kameramenTekhnik kameramen
Tekhnik kameramen
Amat Moxer
 
PENGENALAN KAMERA VIDEO_FAHMI.ppt
PENGENALAN KAMERA VIDEO_FAHMI.pptPENGENALAN KAMERA VIDEO_FAHMI.ppt
PENGENALAN KAMERA VIDEO_FAHMI.ppt
Nganjoekensis881
 
Teknik pada fotograhpy
Teknik pada fotograhpyTeknik pada fotograhpy
Teknik pada fotograhpy
daichiro
 

Ähnlich wie Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi (20)

Tekhnik kameramen
Tekhnik kameramenTekhnik kameramen
Tekhnik kameramen
 
Tekhnik kameramen
Tekhnik kameramenTekhnik kameramen
Tekhnik kameramen
 
PENGENALAN KAMERA VIDEO_FAHMI.ppt
PENGENALAN KAMERA VIDEO_FAHMI.pptPENGENALAN KAMERA VIDEO_FAHMI.ppt
PENGENALAN KAMERA VIDEO_FAHMI.ppt
 
Dasar-dasar Fotografi
Dasar-dasar FotografiDasar-dasar Fotografi
Dasar-dasar Fotografi
 
Materi basic fotografi 1
Materi basic fotografi 1Materi basic fotografi 1
Materi basic fotografi 1
 
Teknik dasar fotografi
Teknik dasar fotografiTeknik dasar fotografi
Teknik dasar fotografi
 
Komponen Dasar Kamera
Komponen Dasar KameraKomponen Dasar Kamera
Komponen Dasar Kamera
 
Dasar-Dasar Foto Grafi
Dasar-Dasar Foto GrafiDasar-Dasar Foto Grafi
Dasar-Dasar Foto Grafi
 
anatomi+kamera_lensa+dan+film.pdf
anatomi+kamera_lensa+dan+film.pdfanatomi+kamera_lensa+dan+film.pdf
anatomi+kamera_lensa+dan+film.pdf
 
Materi Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptxMateri Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptx
 
Teknik dasar photography
Teknik dasar photographyTeknik dasar photography
Teknik dasar photography
 
Videografi.ppt
Videografi.pptVideografi.ppt
Videografi.ppt
 
Macam kamera
Macam  kameraMacam  kamera
Macam kamera
 
TATA CAHAYA - MATERI : Pengoperasian Kamera
TATA CAHAYA - MATERI : Pengoperasian KameraTATA CAHAYA - MATERI : Pengoperasian Kamera
TATA CAHAYA - MATERI : Pengoperasian Kamera
 
pertemuan 3_1 pertemuan 3_1 pertemuan 3_1 pertemuan 3_1
pertemuan 3_1 pertemuan 3_1 pertemuan 3_1 pertemuan 3_1pertemuan 3_1 pertemuan 3_1 pertemuan 3_1 pertemuan 3_1
pertemuan 3_1 pertemuan 3_1 pertemuan 3_1 pertemuan 3_1
 
Teknik pada fotograhpy
Teknik pada fotograhpyTeknik pada fotograhpy
Teknik pada fotograhpy
 
Jilid ii
Jilid iiJilid ii
Jilid ii
 
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI KAMERA VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI KAMERA VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdfDKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI KAMERA VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI KAMERA VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
 
KB 1 Fotografi_2.pptx
KB 1 Fotografi_2.pptxKB 1 Fotografi_2.pptx
KB 1 Fotografi_2.pptx
 
Principles Of Digital Photography
Principles Of Digital PhotographyPrinciples Of Digital Photography
Principles Of Digital Photography
 

Kürzlich hochgeladen

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 

Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi

  • 1.
  • 2. Teknik Pengambilan Gambar Kamera video adalah perangkat kamera yang digunakan untuk mengambil gambar bergerak dan menyimpannya pada media tertentu, dimana kemudian akan dilakukan proses pengolahan.
  • 3. Sebelum melakukan shooting ada baiknya jika seorang juru kamera melakukan persiapan- persiapan sebagai berikut: • Penguasaan terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. Sebaiknya mengikuti aturan penggunaan yang tertulis pada manual book. Pahami kelebihan dan kekurangannya. • Setelah paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan apa dan teknik yang bagaimana yang diinginkan.
  • 4. • Membuat breakdown peralatan yang akan digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel extension, dll. • Pastikan baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera berjalan dengan baik.
  • 5. • Pembagian jenis kamera video/ film dibedakan atas media yang digunakan untuk menyimpan data (gambar & suara) yang telah diambil. • Seperti halnya pada fotografi, gambar yang telah diambil disimpan pada gulungan film. Namun pada kamera jenis ini, disamping gulungan film juga terdapat pita magnetik untuk menyimpan data suara. Dalam 1 detik pengambilan gambar, dibutuhkan sekitar 30 frame film. Adapun jenis film yang digunakan adalah film positif (slide), dimana untuk melihat isinya harus dicuci terlebih dulu di laboratorium film dan diproyeksikan dengan menggunakan proyektor khusus.
  • 6. Sebuah karya videografi yang selesai dan siap ditonton umumnya melewati tahap-tahap berikut ini : • Pra Produksi : Proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan khalayak sasaran yang dituju. Meliputi persiapan fasilitas dan teknik produksi, mekanisme operasional dan desain kreatif ( riset, penulisan outline, skenario, storyboard, dsb.). • Produksi : Proses pengambilan gambar di lapangan (shooting). • Pasca Produksi : Proses penyuntingan di ruang editing, memadukan hasil rekaman video dengan berbagai elemen audio visual lainnya. • Presentasi : Menyajikan hasil penyuntingan (editing) dalam format siap tonton (kaset, VCD, DVD, dsb.) • Distribusi : Penyebarluasan karya videografi (screening, penjualan, broadcasting, webcasting, dsb.).
  • 7. Ada 6 control dasar pada kamera, yaitu:  Exposure (Aperture, Shutter Speed, ND Filter, Gain)  Filter Colour  White Balance  Zoom  Focus  Audio Levels
  • 8. 1. Exposure : Eksposure secara sederhana dapat saya artikan sebagai pencahayaan kamera. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan
  • 9. Aperture (diafragma) Di kamera televisi disebut juga Iris, yaitu sejumlah lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa dibuka dan ditutup untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris seperti pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai cahaya yang masuk. Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim sinar maksimum de dalam kamera, sebaliknya kalau bukaan iris dikurangi lubang diafragma akan menyempit, sehingga sinar yang masuk ke kamera jadi sedikit. Bukaan diafragma diukur dalam satuan f-stop: f/1.4 – f/22. lebih kecil nomor f-stop = bukaan diafragma besar, lebih besar nomor f-stop = bukaan diafragma kecil. Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan memutar ring iris di lensa kamera.
  • 10. Shutter Speed Biasanya shutter speed standar di kamera televisi 1/50. kecuali anda ingin menggunakan efek shutter atau untuk mensinkronkan dengan objek, baru Shutter Speed di posisi ON untuk selanjutnya bisa kita pilih sesuai tujuan kita.
  • 11. ND Filter Filter ND (Neutral Density) berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar yang terlalu kuat tanpa mempengaruhi kualitas warna cahaya. Filter ini digunakan bila kondisi cahaya terlalu keras, seperti tengah hari yang terik
  • 12. Gain Kebalikan dari ND filter, Gain berfungsi apabila pengambilan gambar dalam keadaan kurang cahaya, yang apabila dengan keadaan normal dengan bukaan f-stop maksimal (f/1.4) masih under exposure. Dengan Gain kita bisa mengangkat exposure secara digital, konsekuensinya gambar menjadi agak coral (pecah).
  • 13. 2. Filter Colour • Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk ke dalam kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah filter koreksi warna. Untuk shoting di dalam ruangan dengan cahaya lampu tungsten (kemerahan) kita pasang filter 3200ºK dan untuk shoting dengan penerangan cahaya matahari kita gunakan filter 5600ºK. • Cahaya matahari banyak mengandung warna biru. Kalau kita memasang filter no.2 (5600ºK) untuk matahari, sebenarnya kita memasang filter berwarna oranye untuk mengimbangi warna biru pada matahari. Cahaya lampu bohlam lebih mengandung warna merah, maka kita pasang filter no.1 (3200ºK) yang berwarna kebiru-biruan. • Sumber cahaya yang lebih tinggi intensitas sinarnya mengandung warna biru, sumber cahaya yang intensitas sinarnya rendah lebih mengandung warna merah. Perbedaan warna cahaya ini tergantung pada suhu dan diukur dengan derajad Kelvin.
  • 14. 3. White Balance Intensitas cahaya berbeda-beda pada saat yang berbeda dan tempat berbeda dalam sehari. Cahaya matahari di luar (daylight) mempunyai suhu kurang lebih 5600ºK, cahaya bohlam di dalam ruangan mempunyai suhu kurang lebih 3200ºK, cahaya lampu TL mempunyai suhu antara 5000ºK-6000ºK. karena intensitas cahaya sangat berbeda maka filter koreksi warna tidak bisa menghasilkan warna putih yang tepat. Maka dari itu kamera video juga dilengkapi dengan tombol untuk menyetel white balance. Cara termudah untuk white balance adalah dengan mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang berada dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan untuk merekam adegan
  • 15. Cara menyetel white balance: • Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting. • Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja • Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih • Tekan tombol AWB (Auto White Balance) • Kamera siap untuk merekam. • Catatan: kamera harus di white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah. • Bagi para cameraman profesional sering juga melakukan white balance dengan cara manual yaitu dengan mengatur Colour Temperature pada menu di kamera
  • 16. 4. Zoom • Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi objek secara optik, dengan mengubah panjang fokal lensa dari sudut pandang sempit (telephoto) ke sudut lebar (wide angle). • Zoom in : mendekatkan objek dari long shot ke close up • Zoom out : menjauhkan objek dari close up ke long shot. • • Zooming bisa dilakukan dengan dua cara yaitu : • - Manual : dengan memutar ring zoom pada lensa • - Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle camera sehingga terjangkau jari pada waktu mengoperasikan kamera
  • 17. 5. FOKUS • Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor. • depth of field atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek- objek di depan dan di belakang objek utama tampak dalam fokus. • Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas memudahkan cameraman mengikuti gerakan objek. Bidang kedalaman yang sempit mengharuskan kita untuk terus menerus follow focus apabila kamera atau objek bergerak. • Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot).
  • 18. 6. Audio Levels • Jangan abaikan audio level pada kamera karena selain kualitas gambar, kualitas audio juga tidak kalah pentingnya. Ingat Televisi adalah gabungan antara gambar dan suara. Ada gambar tanpa audio yang bagus akan sangat mengganggu pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan tidak sampai kepada penonton. • Atur audio level jangan sampai under ataupun over (peak).
  • 19. Shot dasar : 1. ECU(EXTREME CLOSE UP) Menampilkan gambar yang sangat detail 2. VCU(VERY CLOSE UP) Permukaan wajah,jika yang di shot wajah manusia kepala bagian atas dan dagu sedikit terpotong 3. BCU(BIG CLOSE UP) dari wajah hingga ke leher
  • 20. 4. CU(CLOSE UP) Menampilkan seluruh permukaan wajah himgga sedikit ke bahu dan sedikit pada bagian dada 5. MCU(MEDIUM CLOSE UP) Menampilkan seluruh permukaan wajah hingga pada bagian dada dengan patokan tangan pada bagian siku sedikit ke atas 6. MS(MEDIUM SHOT) Hampir sama dengan MCU tapi pada MS siku sudah kelihatan hingga sedikit kebawah
  • 21. 7. THREE QUARTER SHOT menampilkan badan hingga bagian lutut ke atas 8. FULL LENGHT SHOT Menampilkan seluruh badan dan besrnya memenuhi layar / screen(fit to screen) 9. LONG SHOT Menampilkan seluruh badan . Besar objek sekitar 1/3 sampai 3/4 dari lebar layar Two Shot
  • 22. SUDUT PENGAMBILAN KAMERA 1. High Angle Posisi kamera lebih tinggi dari obyek yang diambil. 2. Normal Angle (Eye level) Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata (titik pusat perhatian) obyek yang diambil. 3. Low Angle Posisi kamera lebih rendah dari obyek yang diambil.
  • 23. GERAKAN KAMERA • Panning Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap di tempat) dari kiri ke kanan atau sebaliknya. – Pan right : gerak kamera mendatar dari kiri ke kanan. – Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke kiri.
  • 24. • Tilting Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal (posisi kamera tetap di tempat) dari atas ke bawah atau sebaliknya. – Tilt up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas. – Tilt down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.
  • 25. • Tracking Track adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek. – Track in : gerak kamera mendekati obyek – Track out : gerak kamera menjauhi obyek Follow • Kamera mengikuti obyek bergerak searah
  • 26. ALAT PENDUKUNG KAMERA • Tripod, penyangga kamera yang terdiri dari tiga kaki. • Monopod, penyangga kamera yang hanya mempunyai satu kaki. • Dolly, penopang kamera diatas roda yang bisa digerakkan keberbagai arah, biasanya berjalan diatas rel dan mempunyai 4 roda. • Cam Crane, alat penopang kamera berbentuk pipa panjang yang disalah satu ujungnya diletakkan kamera dan ujung lainnya diberi pemberat. • Jimmy Jib, semacam Cam Crane yang diberi remote head yang dikontrol oleh operator kamera. • Filter, plastic atau kaca yang diletakkan diatas lensa kamera untuk memberikan suasana tertentu.
  • 27. Tips Merekam Video Dengan Baik • Jika memungkinkan, selalu pergunakanlah manual focus. • Atur white balance pada setiap perpindahan lokasi atau pergantian sumber pencahayaan. • Jika melakukan pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor shooting), posisikan matahari di belakang anda. Begitu juga sumber pencahayaan lainnya. • Gunakan tripod atau alat bantu lainnya. • Dalam kondisi rekaman tanpa alat bantu (handhelds), pegang dan kendalikan kamera video Anda sedemikian rupa agar hasil rekaman tetap stabil (andaikan sebagai secangkir kopi panas).
  • 28. • Gunakan zooming hanya untuk menata komposisi ambilan gambar. Hindari penggunaannya pada saat merekam (rolling), kecuali jika ada maksud untuk tujuan tertentu atau memang disengaja karena hasil rekaman akan diproses lebih lanjut (editing). • Shoot to edit. Pastikan untuk memproses lebih lanjut setiap hasil rekaman Anda (editing). Untuk itu, rekaman video harus diciptakan dan dipersiapkan sedemikian rupa agar siap untuk diproses lebih lanjut (variasi dan kelengkapan gambar, durasi setiap shot, menghindari fasilitas kamera yang tidak diperlukan, dsb.) • Jaga durasi setiap shot. Jangan terlalu panjang dan monoton (tanpa variasi), namun juga jangan terlalu pendek. Minimal antara 8 hingga 10 detik. Tidak ada batas maksimal karena tergantung action yang direkam. Namun sebaik sudah mulai merekam 3 hingga 5 detik sebelum action berlangsung. Berikan durasi yang sama setelah action berlangsung. • Jaga setiap shot dalam kondisi steady tanpa pergerakan kamera, setidaknya selama 10 detik. Jika suatushot akan berisi pergerakan kamera, berikan awalan dan akhiran dalam kondisi steady dengan durasi setidaknya 3 hingga 5 detik.