Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi
1.
2. Teknik Pengambilan
Gambar
Kamera video adalah perangkat kamera yang
digunakan untuk mengambil gambar
bergerak dan menyimpannya pada media
tertentu, dimana kemudian akan dilakukan
proses pengolahan.
3. Sebelum melakukan shooting ada baiknya jika
seorang juru kamera melakukan persiapan-
persiapan sebagai berikut:
• Penguasaan terhadap perangkat kamera yang
akan digunakan. Sebaiknya mengikuti aturan
penggunaan yang tertulis pada manual book.
Pahami kelebihan dan kekurangannya.
• Setelah paham dengan seluk beluk kamera,
pahami juga adegan apa dan teknik yang
bagaimana yang diinginkan.
4. • Membuat breakdown peralatan yang akan
digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel
extension, dll.
• Pastikan baterai dalam kondisi prima dan
penuh, dan semua fasilitas di kamera
berjalan dengan baik.
5. • Pembagian jenis kamera video/ film dibedakan atas
media yang digunakan untuk menyimpan data
(gambar & suara) yang telah diambil.
• Seperti halnya pada fotografi, gambar yang telah
diambil disimpan pada gulungan film. Namun pada
kamera jenis ini, disamping gulungan film juga
terdapat pita magnetik untuk menyimpan data suara.
Dalam 1 detik pengambilan gambar, dibutuhkan
sekitar 30 frame film. Adapun jenis film yang
digunakan adalah film positif (slide), dimana untuk
melihat isinya harus dicuci terlebih dulu di
laboratorium film dan diproyeksikan dengan
menggunakan proyektor khusus.
6. Sebuah karya videografi yang selesai dan siap
ditonton umumnya melewati tahap-tahap berikut
ini :
• Pra Produksi : Proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai
dengan kebutuhan, tujuan dan khalayak sasaran yang dituju.
Meliputi persiapan fasilitas dan teknik produksi, mekanisme
operasional dan desain kreatif ( riset, penulisan outline, skenario,
storyboard, dsb.).
• Produksi : Proses pengambilan gambar di lapangan (shooting).
• Pasca Produksi : Proses penyuntingan di ruang editing, memadukan
hasil rekaman video dengan berbagai elemen audio visual lainnya.
• Presentasi : Menyajikan hasil penyuntingan (editing) dalam format
siap tonton (kaset, VCD, DVD, dsb.)
• Distribusi : Penyebarluasan karya videografi (screening, penjualan,
broadcasting, webcasting, dsb.).
7. Ada 6 control dasar pada kamera,
yaitu:
Exposure (Aperture, Shutter Speed, ND Filter, Gain)
Filter Colour
White Balance
Zoom
Focus
Audio Levels
8. 1. Exposure :
Eksposure secara sederhana dapat saya
artikan sebagai pencahayaan kamera. Untuk
mendapatkan gambar yang normal, tidak
gelap (under exposure) dan tidak sangat
terang (over exposure) harus diperhatikan
9. Aperture (diafragma)
Di kamera televisi disebut juga Iris, yaitu sejumlah
lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa
sehingga bisa dibuka dan ditutup untuk mengatur
banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris seperti
pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai
cahaya yang masuk. Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa
mengirim sinar maksimum de dalam kamera, sebaliknya
kalau bukaan iris dikurangi lubang diafragma akan
menyempit, sehingga sinar yang masuk ke kamera jadi
sedikit. Bukaan diafragma diukur dalam satuan f-stop: f/1.4
– f/22. lebih kecil nomor f-stop = bukaan diafragma besar,
lebih besar nomor f-stop = bukaan diafragma kecil.
Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan
memutar ring iris di lensa kamera.
10. Shutter Speed
Biasanya shutter speed standar di kamera
televisi 1/50. kecuali anda ingin menggunakan
efek shutter atau untuk mensinkronkan
dengan objek, baru Shutter Speed di posisi ON
untuk selanjutnya bisa kita pilih sesuai tujuan
kita.
11. ND Filter
Filter ND (Neutral Density) berfungsi untuk
mengurangi intensitas sinar yang terlalu kuat
tanpa mempengaruhi kualitas warna cahaya.
Filter ini digunakan bila kondisi cahaya terlalu
keras, seperti tengah hari yang terik
12. Gain
Kebalikan dari ND filter, Gain berfungsi apabila
pengambilan gambar dalam keadaan kurang
cahaya, yang apabila dengan keadaan normal
dengan bukaan f-stop maksimal (f/1.4) masih
under exposure. Dengan Gain kita bisa
mengangkat exposure secara digital,
konsekuensinya gambar menjadi agak coral
(pecah).
13. 2. Filter Colour
• Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk
ke dalam kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah
filter koreksi warna. Untuk shoting di dalam ruangan dengan
cahaya lampu tungsten (kemerahan) kita pasang filter 3200ºK dan
untuk shoting dengan penerangan cahaya matahari kita gunakan
filter 5600ºK.
• Cahaya matahari banyak mengandung warna biru. Kalau kita
memasang filter no.2 (5600ºK) untuk matahari, sebenarnya kita
memasang filter berwarna oranye untuk mengimbangi warna biru
pada matahari. Cahaya lampu bohlam lebih mengandung warna
merah, maka kita pasang filter no.1 (3200ºK) yang berwarna
kebiru-biruan.
• Sumber cahaya yang lebih tinggi intensitas sinarnya mengandung
warna biru, sumber cahaya yang intensitas sinarnya rendah lebih
mengandung warna merah. Perbedaan warna cahaya ini
tergantung pada suhu dan diukur dengan derajad Kelvin.
14. 3. White Balance
Intensitas cahaya berbeda-beda pada saat yang berbeda
dan tempat berbeda dalam sehari. Cahaya matahari di
luar (daylight) mempunyai suhu kurang lebih 5600ºK,
cahaya bohlam di dalam ruangan mempunyai suhu kurang
lebih 3200ºK, cahaya lampu TL mempunyai suhu antara
5000ºK-6000ºK. karena intensitas cahaya sangat berbeda
maka filter koreksi warna tidak bisa menghasilkan warna
putih yang tepat. Maka dari itu kamera video juga
dilengkapi dengan tombol untuk menyetel white balance.
Cara termudah untuk white balance adalah dengan
mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang
berada dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya
yang kita pergunakan untuk merekam adegan
15. Cara menyetel white balance:
• Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya
yang kita pakai shoting.
• Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja
• Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna
putih
• Tekan tombol AWB (Auto White Balance)
• Kamera siap untuk merekam.
• Catatan: kamera harus di white balance lagi apabila keadaan
cahaya berubah.
• Bagi para cameraman profesional sering juga melakukan white
balance dengan cara manual yaitu dengan mengatur Colour
Temperature pada menu di kamera
16. 4. Zoom
• Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau
menjauhi objek secara optik, dengan mengubah panjang
fokal lensa dari sudut pandang sempit (telephoto) ke
sudut lebar (wide angle).
• Zoom in : mendekatkan objek dari long shot ke close up
• Zoom out : menjauhkan objek dari close up ke long shot.
•
• Zooming bisa dilakukan dengan dua cara yaitu :
• - Manual : dengan memutar ring zoom pada lensa
• - Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle
camera sehingga terjangkau jari pada waktu
mengoperasikan kamera
17. 5. FOKUS
• Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu.
Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan
oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam.
Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor.
• depth of field atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek-
objek di depan dan di belakang objek utama tampak dalam fokus.
• Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas
memudahkan cameraman mengikuti gerakan objek. Bidang
kedalaman yang sempit mengharuskan kita untuk terus menerus
follow focus apabila kamera atau objek bergerak.
• Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan
perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot).
18. 6. Audio Levels
• Jangan abaikan audio level pada kamera karena
selain kualitas gambar, kualitas audio juga tidak
kalah pentingnya. Ingat Televisi adalah gabungan
antara gambar dan suara. Ada gambar tanpa
audio yang bagus akan sangat mengganggu
pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan
tidak sampai kepada penonton.
• Atur audio level jangan sampai under ataupun
over (peak).
19. Shot dasar :
1. ECU(EXTREME CLOSE UP)
Menampilkan gambar yang sangat detail
2. VCU(VERY CLOSE UP)
Permukaan wajah,jika yang di shot wajah
manusia kepala bagian atas dan dagu sedikit
terpotong
3. BCU(BIG CLOSE UP)
dari wajah hingga ke leher
20. 4. CU(CLOSE UP)
Menampilkan seluruh permukaan wajah himgga
sedikit ke bahu dan sedikit pada bagian dada
5. MCU(MEDIUM CLOSE UP)
Menampilkan seluruh permukaan wajah hingga
pada bagian dada dengan patokan tangan pada
bagian siku sedikit ke atas
6. MS(MEDIUM SHOT)
Hampir sama dengan MCU tapi pada MS siku
sudah kelihatan hingga sedikit kebawah
21. 7. THREE QUARTER SHOT
menampilkan badan hingga bagian lutut ke
atas
8. FULL LENGHT SHOT
Menampilkan seluruh badan dan besrnya
memenuhi layar / screen(fit to screen)
9. LONG SHOT
Menampilkan seluruh badan . Besar objek
sekitar 1/3 sampai 3/4 dari lebar layar Two Shot
22. SUDUT PENGAMBILAN
KAMERA
1. High Angle
Posisi kamera lebih tinggi dari obyek yang
diambil.
2. Normal Angle (Eye level)
Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata
(titik pusat perhatian) obyek yang diambil.
3. Low Angle
Posisi kamera lebih rendah dari obyek yang
diambil.
23. GERAKAN KAMERA
• Panning
Panning adalah gerakan kamera secara
horizontal (posisi kamera tetap di tempat)
dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
– Pan right : gerak kamera mendatar dari kiri ke
kanan.
– Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke
kiri.
24. • Tilting
Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal
(posisi kamera tetap di tempat) dari atas ke
bawah atau sebaliknya.
– Tilt up : gerak kamera secara vertikal dari bawah
ke atas.
– Tilt down : gerak kamera secara vertikal dari atas
ke bawah.
25. • Tracking
Track adalah gerakan kamera mendekati atau
menjauhi obyek.
– Track in : gerak kamera mendekati obyek
– Track out : gerak kamera menjauhi obyek
Follow
• Kamera mengikuti obyek bergerak searah
26. ALAT PENDUKUNG
KAMERA
• Tripod, penyangga kamera yang terdiri dari tiga kaki.
• Monopod, penyangga kamera yang hanya mempunyai
satu kaki.
• Dolly, penopang kamera diatas roda yang bisa digerakkan
keberbagai arah, biasanya berjalan diatas rel dan
mempunyai 4 roda.
• Cam Crane, alat penopang kamera berbentuk pipa
panjang yang disalah satu ujungnya diletakkan kamera
dan ujung lainnya diberi pemberat.
• Jimmy Jib, semacam Cam Crane yang diberi remote head
yang dikontrol oleh operator kamera.
• Filter, plastic atau kaca yang diletakkan diatas lensa
kamera untuk memberikan suasana tertentu.
27. Tips Merekam Video Dengan Baik
• Jika memungkinkan, selalu pergunakanlah manual
focus.
• Atur white balance pada setiap perpindahan lokasi
atau pergantian sumber pencahayaan.
• Jika melakukan pengambilan gambar di luar ruangan
(outdoor shooting), posisikan matahari di belakang
anda. Begitu juga sumber pencahayaan lainnya.
• Gunakan tripod atau alat bantu lainnya.
• Dalam kondisi rekaman tanpa alat bantu (handhelds),
pegang dan kendalikan kamera video Anda
sedemikian rupa agar hasil rekaman tetap stabil
(andaikan sebagai secangkir kopi panas).
28. • Gunakan zooming hanya untuk menata komposisi ambilan gambar. Hindari
penggunaannya pada saat merekam (rolling), kecuali jika ada maksud untuk
tujuan tertentu atau memang disengaja karena hasil rekaman akan diproses
lebih lanjut (editing).
• Shoot to edit. Pastikan untuk memproses lebih lanjut setiap hasil rekaman Anda
(editing). Untuk itu, rekaman video harus diciptakan dan dipersiapkan
sedemikian rupa agar siap untuk diproses lebih lanjut (variasi dan kelengkapan
gambar, durasi setiap shot, menghindari fasilitas kamera yang tidak diperlukan,
dsb.)
• Jaga durasi setiap shot. Jangan terlalu panjang dan monoton (tanpa variasi),
namun juga jangan terlalu pendek. Minimal antara 8 hingga 10 detik. Tidak ada
batas maksimal karena tergantung action yang direkam. Namun sebaik sudah
mulai merekam 3 hingga 5 detik sebelum action berlangsung. Berikan durasi
yang sama setelah action berlangsung.
• Jaga setiap shot dalam kondisi steady tanpa pergerakan kamera, setidaknya
selama 10 detik. Jika suatushot akan berisi pergerakan kamera, berikan awalan
dan akhiran dalam kondisi steady dengan durasi setidaknya 3 hingga 5 detik.