SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 33
THAHARAH DARI NAJIS
DI SUSUN OLEH:
WAHYUDI
SITI KILAT
NUR HIDAYAH
YUSRO
NUR QOMARIAH
Sekolah Tinggi Agama Islam Pancawahana
STAIPANA BANGIL
Jln. Untung Suropati Bangil-Pasuruan Tlp./Fax. (0343) 741370
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “thaharah dari najis”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Bangil, 26 oktober 2013
Penulis
 asal kajian ini adalah Al-quran dan hadits
1. Al-quran
(... Dan pakaianmu bersihkanlah (al-mudatsir, 74:4)
b. Al-hadits:
2. Nabi saw bersabda:
“barang siapa yang berwudhu: maka hendaklah ia menghirup air dan meratakannya: dan barang siapa yang bersuci, hendaklah
mengganjilkan (hitungan).
b. Perintah nabi saw. Agar membersihkan darah haidh dari kain. Juga perintah nabi untuk menuangkan sumber air untuk
membersihkan kencing orang arabi.
c. Pernyataan nabi saw. Mengenai dua orang penghuni kubur :
Artinya „‟ sesungguhnya, keduanya di siksa, dan tidaklah keuanya di siksa lantaran dosa besar. Adapun seseorang dari keduanya
, adalah kerena tidak membersihkan kencing.
THAHARAH DARI NAJIS
1. Hukum mensucikan najis
 Berdasarkan nash-nash diatas, fiqati‟ mengambil kata sepakat bahwa membersihkan najis merupakan perintah syara‟, namun mereka berbeda pendapat
mengenai apakah perintah (amr) itu wajib atau nadb, atau biasa disebut sebagai sunnah.
 Satu pihak yang di pelopori imam abu hanifah dan ash-syafi‟i berpendapat bahwa membersihkan najis merupakan suatu yang wajib. Pihak lain
menyatakan bahwa membersihkan najis merupakan suatu yang wajib.
 Pihak lain mennyatakan membersihkan najis merupakan sunnah mu‟akkadah(bukan suatu kewajiban)
 Ada kelompok lain yang berpendirian bahwa ketika ingat, hukumnya adalah wajib. Sedangkan ketika lupa, hukumnya adalah sunnah.
 Dua pendapat terakhir ini merupakan pendapat imam malik dan para pengikutnya.
 Hadits lain juga mengatakan
Artinya” bahwa nabi pernah dilempar bagian dalam kambing yang berlumuran darah dan kotoran, padahal nabi sedang melaksanakan shalat. Kemudian
beliau memotong sholatnya.
Pengertian lahirnya hadits tersebut menunjukkan bahwa jika membersihkan najis itu merupakan kewajiban, sudah tentu rasul akan memotong shalatnya.
 Fuqaha yang memilih jalan tarjih didalam menghadapi hadits-hadits diatas, akan berkesimpulan wajib.
fuqaha yang lebih cenderung pada jalan jama‟ tentu akan berpendirian bahwa membersihkan najis merupakan kewajiban. Dengan
syarat, dalam keadaan ingat dan mampu.
Beberapa fuqaha ada yang menyatakan bahwa membersihkan najis merupakan kewajiban untuk selamanya
Benda-benda najis/ macam-macam najis
a) Bangkai binatang
b) Darah binatang, darah ikan
c) sperma
 semua mazhab sepakat bahwa bangkai binatang darat selain
manusia adalah najis jika pada binatang itu keluar darah yang
mengalir .
 Adapun bangkai manusia, maliki, syafi‟i dan hambali
mengatakannya suci.
 Hanafi berpendapat, bangkai mansia itu najis, dan yang terkena
dapat suci karena mandi.
 Begitu juga pendapat imamiyah, tetapi terbatas pada bangkai
orang islam. Dan semua mazhab sepakat bahwa kesturi yang
terpisah dari kijang adalah suci.
 Keempat mazhab sepakat bahwa darah adalah najis, kecuali darah orang yang mati
syahid. Selama darah itu berada diatas jasadnya begitu juga halnya dengan darah
yang tertinggal pada persembelihan, darah ikanm darah kutu dan darah kepiting.
 Imamiyah berkata: semua darah hewan yang darah nya mengalir, juga darah
manusia yang mati syahid atau bukan adalah najis. Sedangkan darah binatang yang
tidak mengalir darahnya, baik binatang laut atau binatang darat, begitu juga
tunggalan pada persembelihan, hukumnya suci.
 Imamiyah, maliki dan hanafi berpendapat bahwa mani anak adam dan lainnya adalah
najis, tetapi khusus imamiyah mengecualikan mani binatang yang darahnya tidak
mengalir, untuk binatang ini imamiyah beroendapat mani dan darahnya suci.
 Syafii berpendapat, mani anak adam suci, begitu pula semua binatang selain anjing dn babi.
 Hambali berpendapat mani anak adam dan mani binatang yang dagingnya di makan adalah
suci. Tetapi mani binatang yang dagingnya tidak dimakan adalah najis.
 Dan di antara najis lainnya yaitu:
 1 nanah
 2 benda cair yang memabukkan
 3 muntah
 4 madzi dan wadzi
1. nanah
 Nanah najis itu menurut 4 madzhab dan suci menurut imamnya
2. Benda cair yang memabukkan
 Benda cair yang memabukkan adalah nejis menurut semua madzhab. Tetapi ilmiyah
menambahkan satu ketentuan. Bahwa ada upaya menjadikan benda memabukkan
yang cair di ubah menjadi beku untuk menghindari hukum najisnya. Padahal
hukumnya tetap najis,ada baiknya jika kita petik kata seorang pengarang fuqoha
ilmiyah: ulama syiah dan sunnah sepakat tentang najisnya arak, kecuali sebagian
dari kami dan sebagian dari mereka yang menyalahi ketentuan ini dan mereka tidak
diakui oleh kedua kelompok.
 hukum nya najs menurut 4 mazhab dan suci menurut imamiyah.
4. Madzi dan muntah
 Keduanya najis menurut mazhab syafi‟i, maliki dan hanafi serta suci menurut
imamiyah, hambali berpendapat madzi suci. Sedangkan wadzi najis.
 Madzi adalah cairan yang keluar dari lubang dapan ketika ada rangsangan
seksual, sedangkan
 wadzi adalah air amis yang keluar setelah kencing
 Empat mazhab berpendapat bahwa muntah, madzi dan wadzi hukumnya najis.
 Sedangkan imamiyah berpendapat tidak. Bahkan imamiyah stu-satunya mazhab
yang berpendapat bahwa peluh/keringat orang yang junub, baik junub karena
zinah, liwat(homo), dengan binatang atau berusaha mengeluarkan mani dengan cara
apapun adalah najis.
 1. mughaladhoh (berat)
 2. mukhaffafah (ringan)
 3. mutawassithoh (sedang)
1. najis mughalladhoh yaitu najis nya anjing dan babi, liut=r keduanya binatang
itu, ingus nya da keringatnya, semikian pula binatang yang di peranakkan dari kedua
binatang yang suci. Misalnya: anjing, atau babi di perkawinkan dengan
kambing, lalu mempunyai anak maka anak nya itu juga termasuk najis
mughaladhoh.
 2. najis mukhoffafah yaitu air kancingnya anak kecil yang tidak makan selain
dengan air susu dan juga belum mencapai umur 2 tahun.
 3. najis mutawassithoh terbagi menjadi 2 macam yaitu:
 1. najis hukmiyah
 ialah yang tidak tampak bendanya, tidak ada rasa, warna dan baunya seperti air
kencing selain anak kecil apabila telah kering dan tidak ada sifatnya sama sekali ait
kencing tadi.
 2 najis ainiyah
 Ialah yang ada bendanya, atau ada rasanya, rupa atau baunya. Seperti kotoran
manusia.
 Benda yang dapat digunakan untuk menghilangkan najis diantaranya:
 Air
 Batu
 Kayu
 Adapun pembagian air dibagi menjadi 2 macam berdasarkan sedikitnya atu berdasarkan keadaannya:
A. air mutlak.
Air yang menurut syah asalnya yang keluar dari langit, keluar dari bumi begitu juga air yang tetap
warnanya walaupun berubah karena sesuatu yang sulit dihindari seperti: tanah, debu/sebab kejatuhan
daun, kayu. Karena mengalir di tempat yang asin/ mengandung belerang sedangkan menurut ikhtilaf para
ulama‟ „‟ air mutlak itu suci dan mensucikan
B. air musta’mal
 air yang sudah digunakan untuk bersuci, air ini hukumnya najis, karena telah bersentuhan
dengan benda najis, meskpun itu tidak mengalami perubahan apapun dan itu tidak boleh
digunakan lagi untuk membersihkan hadast dan najis.
 Imam hambali berkata:
 Air musta‟mal yang dibuat orang mandi junub tidak sah mandi nya dan ia wajib mengulang.
 Imam syafi‟i dan imamiyah dan hanafi berkata:
 Air itu menjadi musta‟mal tetapi mensucikan janabah orang tersebut sehingga tidk wajib
mandi.
 Para ulama mazhab berkata‟‟ apabila air terpisah dari tempat yang di basuh bersama najis
maka hukumnya bergantung pada tempat yang di basuh, jika tempat itu bersih maka air itu
suci dan sebaliknya.
C. Air mudhof
air perahan dari suatu benda seperti limau, tebu, anggur/air mutlak
pada awalnya yang bercampur dengan benda lain seperti air
bunga, air semacam itu suci tapi tidak mensucikan. Pendapat ini
merupakan kesepakatan para mazhab kecuali hanafi yang mana
beliau tidak membolahkan bersuci dari air najis, dengan semua
cairan selain minyak. Tetapi bukan sesuatu yang di rubah karena di
masak. Pendapat ini juga sesuai dengan asy-syahidin murthada dari
imamiyah.
 * air 2 qullah
semua mazhab bersepakat apabila air berubah warna, rasa, baunya karna bersentuhan dengan najis maka air itu
menjadi najis baik sedikit atau banyak, baik yang bermata air atau tidak. Mutlaq ataupun mudhof
berdasarkan hadits:
Artinya:‟‟ jia air itu telah mencapai 2 qullah tidak bisa menjadi najis. (HR. ABU
DAUD, TIRMIDZI, NASA‟I, IBNU MAJJAH DAN DI SYAHKAN OLEH IBNU
KHUZAIMAH, HAKIM IBN HIBBAN)
Yang di sebut 2 kullah sama dengan 500 kati iraq.
 Air mengaril dan air tenang
 Adapun perbedaaan pendapat tentang air mengaril menurut madzhab yaitu:
 1. madhab sya‟fi
 beliau berpendapat tidak membedakan antara air yang mengaril atau tidak dan air tenang yang
memancarkan atau tidak tetepi ditetapkan bedasarkan banyak atau sedikitnya air yang di namakan banyak
yaitu: 2 kullah bersentuhan dengan najis ia tidak najis.
 2. madzhab hanafi
 Beliau mengatakan setiap air yang mengaril sedikit atau benyak berhubungan dengan benda atautidak ia
menjadi najis.karena bersentuhan dengan benda najis malahan jika ada air najis dalam bejana yang lain
kemudian kedua jenis itu dicurahkan dari tempat yang tinggi sehingga kedua jenis air tersebut hukumnya
suci begitu juga di airkan di atas bumi.
 3. hambali mengatakan
 Air tenang bila kurang dari dua kullah menjadi najis walaupun hanya bersentuhan dengan najis baik
memancarkan atau tidak. Sedangkan air yang mengalir tidak menjasdi najis jika tercampur ddengan benda
najis kecuali berubah hukunya seperti air yang jumlahnya banyak.
4. Mazhab maliki
Mengatakan air yang sedikit tidak menjadi najis dengan hanya bersentuhan dengan najis.
Jelasnya ia tidak memparhatikan perubahan air itu karena najis. Jika air itu terkena najis
dan berubah, maka air itu najis. Tapi ketika air itu terkena najis dan tidak ada perubahan
maka air itu tetap najis. Baik itu sedikit/banyak.
*air mensucikan najis
Apabila ada air yang sedikit manjadi najis dengan bersentuhan dengan najis tetapi tetap
mengalami perubahan sifat apapun, maka imam syafi’i berpendapat, jika air itu di
kumpulkan 2 kullah menjadi suci dan mensucikan najis tersebut. Selanjutnya benda yang
dapat digunakan untuk bersuci adalah batu yang mensucikan yaitu batu tersebut harus
mempunyai syarat yaitu; permukaannya halus dan sesuai ukuran dan hendaknya kita
menggunakan batu saat bersuci. Begitu juga dengan kayupun dapat digunakan untuk
bersuci dengan syarat kayu tersebut sudah tidak di gunakan atau tumpul.
Adapun cara menghilangan najis tergantung dari tingkatan ( ringan, sedang, berat) dan jenis najisnya (ainiyah atau hukmiyah)
Cara menghilangkan/mensucikan najis ringan yaitu dengan cara menyiramkan ar suci kepada kencing anak tersebut sampai merata
walaupun air itu tidak mengalir. Siraman cukup satu kali
 Najis sedang (mutawassitah)
yaitu dengan menghilangkan perkara yang najis yakni rasa, warna dan baunya dengan air suci dan mensucikan, apabila sulit
menghilangkan warna atau baunya, maka tidak apa-apa.
 Najis berat (mughalladzah)
dari abu hurairah berkata bahwa rasulullah saw bersabda :
Artinya: „‟ cara mensucikan bejana diantara kalian apabila dijilat anjing adalah di cuci sebanyak 7x dan awalnya dengan tanah.
(HR. muslim)
Menurut madzhab syafi‟I mensucikannya dengan 7x air salah satunya di campuri dengan tanah dan menurut madzhab hanafi cara
mensucikannya cukup 3x saja.
Cara mensucikan benda yang terkena najis dengan menghilangkan zat, rasa, bau dab warnanya najis. Tapi apabila bau atau
warnanya susah untuk hilang misalnya pada darah haid maka di maafan (tidak masalah) selama zat sudah hilang dan benda
sudah di hukumi suci.
Akan tetapi oengecualian dari masalah istijmar (bersih dari tinja dan kencing dengan menggunakan batu atau yang semisalnya)
Bila beristinja‟ dengan batu hendaklah yang ganjil bilangannya. Lebih utama adalah 3 buah batu dengan sebuah batu yang
mempunyai 3 sisi.
Rasulullah saw bersabda:
Artinya: “dari lhuzaimah bin tsabit Ra. Ia berkata: sesungguhnyanabi saw di tanya tentang hal istithabah (membersihkan diri dari
berak dan kencingnya) maka beliau bersabda “beristitbah itu dengan 3 buah batu yang tidak ada kotoran dalam 3 batu itu”
(HR. ahmad, abu daud, ibnu majah)
 Mensucikan kulit bangkai dengan disamak
dari ibnu abbas ra beliau berkata bahwa rasulullah saw. Bersabda
Artinya:”kulit bangkai apa saja yang telah disamak maka ia telah suci” (HR. AN-NASA‟I, at-tirmidzi)
a. Kulit bangkai yang jika hewannya mati denganjalandi sembelih menjadi halal maka kulit bangkai tersebut bisa suci
dengan disamak.
b. Kulit bangkai yang hewan nya jika di sembelih tidak membuat hewan tersebut halal(artinya hewan tersebut haram di
makan) maka kulitnya tetap tidak bisa suci dengan disamak.
contoh: serigala mati lalu kulitnya di ambil, walaupun kulit tadi disamak, tetap kulit tersebut tidak suci(najis) alasanya, jika
serigala tersebut di sembelih tidak membuat hewan menjadi halal. Jika kulit hewan tersebut di samak lebih-lebih lagi tidak
membuat jadi suci. Kulit srigala tetap najis namun kulit ini boleh di gunakan dalam keadaan kering saja.
1. Etika (Adab) Buang Air
A. Pentingnya Bersuci/Thaharah dalam kaitannya dengan Ibadah Sholat
Artinya: “Usamah bin Umair Al Hudzaili ia berkata; Rasulullah bersabda: "Allah tidak menerima shalat kecuali dengan
bersuci, dan tidak menerima sedekah dari harta curian." (HR. Ibnu Majah:267, Tirmidzi:1,)
B. Kebanyakan adzab kubur akibat tidak beres dalam urusan istinja‟
Artinya: “ Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah bersabda: Bersihkan diri kamu dari air kencing, sebab kebanyakan siksa
kubur daripadanya (akibat tidak beres dalam membersihkannya).
Artinya: “Sesungguhnya Nabi melewati dua buah kuburan, ketika itu Beliau bersabda “kedua orang yang ada dalam kubur ini
disiksa. Seorang disiksa karena mengadu domba orang, dan yang seorang lagi karena tidak ber-istinja’dari kencingnya.”
(HR. Bukhari-Muslim)
C. Adapun adab-adabnya yaitu
1. Mencari tempat ketika akan buang air
Artinya: “(ABUDAUD - 23) : Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda: "Takutlah kalian terhadap perihal dua
orang yang terlaknat." Mereka (para sahabat) bertanya; "Siapakah dua orang yang terlaknat itu wahai Rasulullah?" Beliau
menjawab: "Yaitu orang yang buang air besar di jalanan manusia atau tempat berteduhnya mereka."
2. Jangan menghadap ke arah Kiblat atau membelakanginya
:
Artinya: “Dari Abu Ayyub Al Anshari ia berkata, Rasulullah Shallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: " Jika engkau buang hajat maka
janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya, baik buang air besar ataupun air kecil. (HR Tirmidzi:8)
Artinya: “Asy Syafi'i berkata; "Bahwasannya makna dari sabda Nabi "Janganlah kalian menghadap kiblat atau
membelakanginya ketika buang air besar atau kecil" adalah di tempat yang terbuka. Adapun jika di dalam bangunan yang
tertutup maka di sana ada keringanan untuk menghadap ke arah kiblat." Seperti ini pula yang dikatakan oleh Ishaq bin
Ibrahim.
Artinya: “Sedangkan Ahmad bin Hanbal Rahimahullah mengatakan; "Keringanan ketika buang air besar atau kecil dari Nabi
Shallahu 'alaihi wa Sallam itu hanya untuk membelakanginya, adapun menghadap ke arahnya tetap tidak diperbolehkan."
Seakan-akan Imam Ahmad tidak membedakan di padang pasir atau dalam bangunan yang tertutup untuk menghadap ke arah
kiblat."
3. Membaca do‟a sebelum masuk WC,
Artinya: “Dari Anas bin Malik berkata: Apabila Nabi (akan) masuk ke WC Beliau berkata: Ya
Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan. (HR. Imam yang
tujuh)
4. Membaca basmalah ketika akan masuk ke WC, karena kalimat basmalah itu berfungsi untuk menutupi
aurat manusia dari penglihatan jin. Sebagai terdapat dalam kitab Shahih al-Jami’:
Artinya: “Penutup aurat anak Adam dari pandangan jin ketika masuk WC adalah dengan mengucapkan
bismillȃh”.
5. Disunahkan ketika selesai buang air kecil untuk mengurut kemaluan dengan tiga kali urut.
Artinya: “Dari Isa bin Yazdad Al Yamani dari Bapaknya ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Jika salah seorang dari kalian kencing hendaklah mengurut kemaluannya tiga kali." (HR. Ibnu
Majah:321)
B. bagaimanakah cara/posisi ketika buang air
Posisi yang diajarkan ketika buang air adalah dengan posisi jongkok;
Artinya: " Dari Miqdam bin Syuraih bin Hani` dari Bapaknya dari Aisyah ia berkata; "Barangsiapa
menceritakan kepadamu bahwa Rasulullah kencing dengan berdiri maka janganlah engkau
membenarkannya, karena aku melihat beliau kencing dengan duduk." (HR. Ibnu Majah:303, )
Artinya: " Dari Suroqoh bin Malik ia berkata: Rasulullah mengajar kita tentang (cara) buang air
besar, hendaklah kita duduk di atas kaki kiri dan mengencangkan kaki kanan. (HR. Baihaqi)
Artinya: " Abu Ihsan al-Atsari menyatakan; buang hajat dianjurkan mengambil posisi duduk (maksudnya
jongkok) agak miring ke sebelah kiri dan menekan pinggul yang sebelah kiri tersebut. Posisi seperti ini
dapat membantu untuk mengeluarkan semua ampas-ampas yang tersisa dalam perut.
Artinya: " Hendaklah mendehem ketika akan selesai buang air agar membantu keluarnya sisa-sisa kotoran yang
tertinggal, sebab sangat dimungkinkan kotoran yang belum tuntas akan keluar ketika sudah bangkit dari
buang air.
 C. Bagaimanakah hukum kencing dengan berdiri
Makruh hukumnya buang air kecil sambil berdiri, dan ini merupakan status larangan yang paling ringan.
)
Kencing sambil berdiri diperbolehkan sebagai rukhsah/keringanan dalam keadaan tertentu, hal ini didasarkan atas beberapa hadits sebagai berikut:
Dari Hudzaifah ia berkata, "Nabi mendatangi tempat pembuangan sampah suatu kaum, beliau lalu kencing sambil berdiri. Kemudian beliau meminta air, maka aku pun datang dengan
membawa air, kemudian beliau berwudlu." (Bukhari:217, )
………
Dari Hudzaifah berkata; "Nabi pernah mendatangi tempat pembuangan sampah suatu kaum, lalu beliau kencing sambil berdiri. Aku pergi agar menjauh dari beliau, namun beliau justru
memanggilku hingga aku berada di sisinya, kemudian beliau berwudlu dan mengusap khufnya." ………Sedangkan hadits Abu Wa`il dari Hudzaifah adalah hadits yang paling shahih.
Sebagian ahlu ilmu telah memberi keringanan kencing sambil berdiri." …." (HR. Tirmidzi:13, Nasa‟i:27,28,)
Dari Hudzaifah ia berkata; "Rasulullah pernah mendatangi tempat pembuangan sampah suatu kaum lalu kencing dengan berdiri." (Ibn Majah:301)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata; "Sesungguhnya termasuk perangai buruk apabila kamu kencing dengan berdiri." (Hasiyah Sunan Tirmidzi:12)
 2. istinja‟
A. Pengertian Istinja
Istinja adalah membersihkan kubul (kemaluan depan) atau dubur (kemaluan belakang) setelah/buang air
besar.
Rasulullah saw. Bersabda”
Artinya: “sesungguhnya nabi melewati dua buah kuburan, ketika itu beliau bersabda “kedua orang
yang ada dalam kubur ini disiksa. Seorang disiksa karena mengadu domba orang, dan yang seorang
lagi karena tidak ber-istinja’dari kencingnya.” (HR. Bukhari-Muslim)
Hal ini memberikan gambaran kepada kita, bahwa perkara yang berkaitan dengan adab istinja‟ sangatlah
penting untuk diketahui dan kemudian kita praktekkan dalam kehidupan kita.
Jadi, hukum istinja adalah wajib
B. Alat yang dapat dipergunakan untuk Istinja adalah:
1. Air.
2. Batu (tiga buah batu atau satu batu yang mempunyai tiga sisi).
3. Benda-benda yang keras, kesat dan suci, serta tidak dimulyakan,misalnya
kayu, tisu, dan sebagainya.
Benda-benda yang licin, misalnya kaca dan batu yang licin, tidak sah digunakan
untuk beristinja, karena tidak dapat menghilangkan najis.Begitu pula benda-
benda yang dihormati, misalnya: makanan dan minuman, tidak boleh digunakan
untuk beristinja, karena termasuk perbuatan tabzir (mubazir), sedangkan tabzir
dilarang agama
C. Bagaimanakah cara istinja‟ sebagai awal kesempurnaan wudhu‟ dan shalat seseorang?
1. Hendaklah ber-istinja‟ dengan tangan kiri. Hadits dikabarkan oleh Salman al-Farisi:

“Rasulullah melarang kami menghadap kiblat ketika sedang buang air besar atau kencing, atau ber-istinja‟ dengan tangan kanan atau dengan batu kurang dari tiga biji atau dengan kotoran atau
tulang.”(HR. Muslim)
2. Jika ber-istinja‟ dengan batu saja maka hendaklah sekurang-kurangnya dengan tiga buah batu atau tiga buah sisi batu dengan syarat tempat najis benar-benar bersih. Hadits yang dikabarkan
oleh Jabir Ra. Rasulullah bersabda:

“Jika salah seorang di antara kamu ber-istinja‟ dengan batu (istijmar), maka hendaklah ia mengganjilkan tiga kali.”
Imam Asy-Syafi‟i dan Imam Ahmad mewajibkan penggunaan tiga batu atau lebih dalam istijmar (ber-istinja‟ dengan batu atau semisal selain air) berdasarkan hadits Jabir tersebut.
“Rasulullah melarang kami menghadap kiblat ketika sedang buang air besar atau kencing, atau ber-istinja‟ dengan tangan kanan atau dengan batu kurang dari tiga biji atau dengan kotoran atau
tulang.”(HR. Muslim)
 D. Bolehkah ber-istinja‟ dengan tisu WC/Toilet?
Boleh juga di sini menggunakan batu atau benda suci lainnya yang dapat mengangkat
najis dan bukan benda yang dimuliakan, serta dengan semua benda yang dapat
menghilangkan najis tanpa membatasi jenisnya.
Cara yang paling afdhal adalah mengawali istinja‟ dengan batu kemudian diikuti
dengan air. Penggunaan batu di awal dapat menghilangkan materi
najisnya, sementara penggunaan air setelahnya dapat menghilangkan bekasnya.
 D. Bagaimanakah jika dalam ber-istinja‟ hanya dengan batu atau air saja?
Diperbolehkan dalam ber-istinja‟ mencukupkan diri dengan hanya menggunakan satu media istinja‟ saja, dan yang paling afdhal
dalam hal ini adalah menggunakan air sebab air bisa menghilangkan benda najis dan bekasnya.
E. Cara istinja‟ dengan menggunakan air sama caranya dengan membersihkan najis mutawasithah (sedang), yakni digosok dan
di basuh dengan air muthlaq bukan hanya diusap dengan air.
F. Disunnahkan membaca do‟a setelah selesai buang air dan keluar keluar dari WC dengan do‟a:
 Abbas, K.H. Siradjuddin, 1985. 40 Masalah Agama II. Jakarta: Pustaka Tarbiyah.
 Anwar Moch, Fiqih Islam Tarjamah Matan Taqrib, Bandung: PT Alma‟arif, 1987.
 Harniwati, Dra dan ust. Labib Mz. Risalah fiqih Islam, Berkiblat pada Ahli Sunnah Wal-
jamaah. Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2006.
 Mughniyah, Muhammad Jawwad. Edisi Lengkap, Fiqih Lima Mazhab.
Hanafi, Ja’fari, Maliki, Syafi’i, Hambali. Jakarta : Lentera, 2010.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyacontoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyaRoisMansur
 
PPT Agama Islam III Thaharah
PPT Agama Islam III Thaharah PPT Agama Islam III Thaharah
PPT Agama Islam III Thaharah khoirulanam166
 
Makalah Agama Islam III Thaharah
Makalah Agama Islam III Thaharah Makalah Agama Islam III Thaharah
Makalah Agama Islam III Thaharah khoirulanam166
 
Materi fiqih kelas vii
Materi fiqih kelas viiMateri fiqih kelas vii
Materi fiqih kelas viimas_mughni
 
Fiqih Tharahah
Fiqih TharahahFiqih Tharahah
Fiqih Tharahahimuska
 
makalah fikih , air dan najis
makalah fikih , air dan najismakalah fikih , air dan najis
makalah fikih , air dan najisasnifuroida03
 
1. materi tentang thaharah
1. materi tentang thaharah1. materi tentang thaharah
1. materi tentang thaharahasni furoida
 
Slide thoharah
Slide thoharahSlide thoharah
Slide thoharahJusuf AN
 
Presentasi materi merawat jenazah
Presentasi materi merawat jenazahPresentasi materi merawat jenazah
Presentasi materi merawat jenazahIswi Haniffah
 

Was ist angesagt? (17)

contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyacontoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
 
PPT Agama Islam III Thaharah
PPT Agama Islam III Thaharah PPT Agama Islam III Thaharah
PPT Agama Islam III Thaharah
 
Makalah studi islam
Makalah studi islamMakalah studi islam
Makalah studi islam
 
Makalah Agama Islam III Thaharah
Makalah Agama Islam III Thaharah Makalah Agama Islam III Thaharah
Makalah Agama Islam III Thaharah
 
Materi fiqih kelas vii
Materi fiqih kelas viiMateri fiqih kelas vii
Materi fiqih kelas vii
 
Fiqih Tharahah
Fiqih TharahahFiqih Tharahah
Fiqih Tharahah
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 
makalah fikih , air dan najis
makalah fikih , air dan najismakalah fikih , air dan najis
makalah fikih , air dan najis
 
Ringkasan Materi PAI Kelas 7 Bab 5 Taharah
Ringkasan Materi PAI Kelas 7 Bab 5 TaharahRingkasan Materi PAI Kelas 7 Bab 5 Taharah
Ringkasan Materi PAI Kelas 7 Bab 5 Taharah
 
1. materi tentang thaharah
1. materi tentang thaharah1. materi tentang thaharah
1. materi tentang thaharah
 
Bab 1 Thaharah
Bab 1 ThaharahBab 1 Thaharah
Bab 1 Thaharah
 
FIQIH THAHARAH - lengkap
FIQIH THAHARAH - lengkap FIQIH THAHARAH - lengkap
FIQIH THAHARAH - lengkap
 
Najis
NajisNajis
Najis
 
Thaharoh
ThaharohThaharoh
Thaharoh
 
Makalah aik 2 thaharah
Makalah aik 2 thaharahMakalah aik 2 thaharah
Makalah aik 2 thaharah
 
Slide thoharah
Slide thoharahSlide thoharah
Slide thoharah
 
Presentasi materi merawat jenazah
Presentasi materi merawat jenazahPresentasi materi merawat jenazah
Presentasi materi merawat jenazah
 

Ähnlich wie Wahyudi fiqih

Ähnlich wie Wahyudi fiqih (20)

ATH-THAHARAH.pptx
ATH-THAHARAH.pptxATH-THAHARAH.pptx
ATH-THAHARAH.pptx
 
Hukum Air.pptx
Hukum Air.pptxHukum Air.pptx
Hukum Air.pptx
 
Ahkamus sholat ali raghib
Ahkamus sholat  ali raghibAhkamus sholat  ali raghib
Ahkamus sholat ali raghib
 
Bab thaharah
Bab thaharahBab thaharah
Bab thaharah
 
Week 7 konsep ibadah-pengertian&taharah
Week 7 konsep ibadah-pengertian&taharahWeek 7 konsep ibadah-pengertian&taharah
Week 7 konsep ibadah-pengertian&taharah
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 
THAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptx
THAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptxTHAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptx
THAHARAH (pengertian) untuk SMP.pptx
 
Slide thoharah
Slide thoharahSlide thoharah
Slide thoharah
 
Makalah rahim
Makalah rahimMakalah rahim
Makalah rahim
 
Makalah rahim
Makalah rahimMakalah rahim
Makalah rahim
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 
AL ISLAM MATA KULIAH DI UNIVERSITAS ISLAM RIAU
AL ISLAM MATA KULIAH DI UNIVERSITAS ISLAM RIAUAL ISLAM MATA KULIAH DI UNIVERSITAS ISLAM RIAU
AL ISLAM MATA KULIAH DI UNIVERSITAS ISLAM RIAU
 
Makanan dan minuman halal&thayyib
Makanan dan minuman halal&thayyibMakanan dan minuman halal&thayyib
Makanan dan minuman halal&thayyib
 
THAHARAH.ppt.pptx
THAHARAH.ppt.pptxTHAHARAH.ppt.pptx
THAHARAH.ppt.pptx
 
Fiqih keseharian
Fiqih keseharianFiqih keseharian
Fiqih keseharian
 
Memahami Asas Istihalah
Memahami Asas IstihalahMemahami Asas Istihalah
Memahami Asas Istihalah
 
Materi Thaharah.ppt
Materi Thaharah.pptMateri Thaharah.ppt
Materi Thaharah.ppt
 
Hubungan tahara dengan shalat
Hubungan tahara dengan shalatHubungan tahara dengan shalat
Hubungan tahara dengan shalat
 
Hubungan tahara dengan shalat
Hubungan tahara dengan shalatHubungan tahara dengan shalat
Hubungan tahara dengan shalat
 
materi pesantren kilat fiqih THAHARAH.ppt
materi pesantren kilat fiqih THAHARAH.pptmateri pesantren kilat fiqih THAHARAH.ppt
materi pesantren kilat fiqih THAHARAH.ppt
 

Mehr von wahyu islami

khutbah Delapan wasiat rosululloh saw
khutbah Delapan wasiat rosululloh sawkhutbah Delapan wasiat rosululloh saw
khutbah Delapan wasiat rosululloh sawwahyu islami
 
khutbah Ada amal, ada balasannya
khutbah Ada amal, ada balasannyakhutbah Ada amal, ada balasannya
khutbah Ada amal, ada balasannyawahyu islami
 
khutbah Mari kita bertawadhu lagi
khutbah Mari kita bertawadhu lagikhutbah Mari kita bertawadhu lagi
khutbah Mari kita bertawadhu lagiwahyu islami
 
rangkuman filsafat
rangkuman filsafatrangkuman filsafat
rangkuman filsafatwahyu islami
 
rangkuman filsafat
rangkuman filsafatrangkuman filsafat
rangkuman filsafatwahyu islami
 
Akhlak tasawuf (staipana)
Akhlak tasawuf (staipana)Akhlak tasawuf (staipana)
Akhlak tasawuf (staipana)wahyu islami
 
Daftar isi dan kata pengantar
Daftar isi dan kata pengantarDaftar isi dan kata pengantar
Daftar isi dan kata pengantarwahyu islami
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia   kalimat efektifMakalah bahasa indonesia   kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifwahyu islami
 

Mehr von wahyu islami (12)

khutbah Delapan wasiat rosululloh saw
khutbah Delapan wasiat rosululloh sawkhutbah Delapan wasiat rosululloh saw
khutbah Delapan wasiat rosululloh saw
 
khutbah Ada amal, ada balasannya
khutbah Ada amal, ada balasannyakhutbah Ada amal, ada balasannya
khutbah Ada amal, ada balasannya
 
khutbah Mari kita bertawadhu lagi
khutbah Mari kita bertawadhu lagikhutbah Mari kita bertawadhu lagi
khutbah Mari kita bertawadhu lagi
 
Khutbah jumat 1
Khutbah jumat 1Khutbah jumat 1
Khutbah jumat 1
 
rangkuman filsafat
rangkuman filsafatrangkuman filsafat
rangkuman filsafat
 
rangkuman filsafat
rangkuman filsafatrangkuman filsafat
rangkuman filsafat
 
Fiqih zakat
Fiqih zakatFiqih zakat
Fiqih zakat
 
Akhlak tasawuf (staipana)
Akhlak tasawuf (staipana)Akhlak tasawuf (staipana)
Akhlak tasawuf (staipana)
 
Isi makalah
Isi makalahIsi makalah
Isi makalah
 
Daftar isi dan kata pengantar
Daftar isi dan kata pengantarDaftar isi dan kata pengantar
Daftar isi dan kata pengantar
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia   kalimat efektifMakalah bahasa indonesia   kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
 

Kürzlich hochgeladen

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 

Wahyudi fiqih

  • 1. THAHARAH DARI NAJIS DI SUSUN OLEH: WAHYUDI SITI KILAT NUR HIDAYAH YUSRO NUR QOMARIAH Sekolah Tinggi Agama Islam Pancawahana STAIPANA BANGIL Jln. Untung Suropati Bangil-Pasuruan Tlp./Fax. (0343) 741370
  • 2. Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “thaharah dari najis”. Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Bangil, 26 oktober 2013 Penulis
  • 3.  asal kajian ini adalah Al-quran dan hadits 1. Al-quran (... Dan pakaianmu bersihkanlah (al-mudatsir, 74:4) b. Al-hadits: 2. Nabi saw bersabda: “barang siapa yang berwudhu: maka hendaklah ia menghirup air dan meratakannya: dan barang siapa yang bersuci, hendaklah mengganjilkan (hitungan). b. Perintah nabi saw. Agar membersihkan darah haidh dari kain. Juga perintah nabi untuk menuangkan sumber air untuk membersihkan kencing orang arabi. c. Pernyataan nabi saw. Mengenai dua orang penghuni kubur : Artinya „‟ sesungguhnya, keduanya di siksa, dan tidaklah keuanya di siksa lantaran dosa besar. Adapun seseorang dari keduanya , adalah kerena tidak membersihkan kencing. THAHARAH DARI NAJIS 1. Hukum mensucikan najis
  • 4.  Berdasarkan nash-nash diatas, fiqati‟ mengambil kata sepakat bahwa membersihkan najis merupakan perintah syara‟, namun mereka berbeda pendapat mengenai apakah perintah (amr) itu wajib atau nadb, atau biasa disebut sebagai sunnah.  Satu pihak yang di pelopori imam abu hanifah dan ash-syafi‟i berpendapat bahwa membersihkan najis merupakan suatu yang wajib. Pihak lain menyatakan bahwa membersihkan najis merupakan suatu yang wajib.  Pihak lain mennyatakan membersihkan najis merupakan sunnah mu‟akkadah(bukan suatu kewajiban)  Ada kelompok lain yang berpendirian bahwa ketika ingat, hukumnya adalah wajib. Sedangkan ketika lupa, hukumnya adalah sunnah.  Dua pendapat terakhir ini merupakan pendapat imam malik dan para pengikutnya.  Hadits lain juga mengatakan Artinya” bahwa nabi pernah dilempar bagian dalam kambing yang berlumuran darah dan kotoran, padahal nabi sedang melaksanakan shalat. Kemudian beliau memotong sholatnya. Pengertian lahirnya hadits tersebut menunjukkan bahwa jika membersihkan najis itu merupakan kewajiban, sudah tentu rasul akan memotong shalatnya.
  • 5.  Fuqaha yang memilih jalan tarjih didalam menghadapi hadits-hadits diatas, akan berkesimpulan wajib. fuqaha yang lebih cenderung pada jalan jama‟ tentu akan berpendirian bahwa membersihkan najis merupakan kewajiban. Dengan syarat, dalam keadaan ingat dan mampu. Beberapa fuqaha ada yang menyatakan bahwa membersihkan najis merupakan kewajiban untuk selamanya
  • 6. Benda-benda najis/ macam-macam najis a) Bangkai binatang b) Darah binatang, darah ikan c) sperma
  • 7.  semua mazhab sepakat bahwa bangkai binatang darat selain manusia adalah najis jika pada binatang itu keluar darah yang mengalir .  Adapun bangkai manusia, maliki, syafi‟i dan hambali mengatakannya suci.  Hanafi berpendapat, bangkai mansia itu najis, dan yang terkena dapat suci karena mandi.  Begitu juga pendapat imamiyah, tetapi terbatas pada bangkai orang islam. Dan semua mazhab sepakat bahwa kesturi yang terpisah dari kijang adalah suci.
  • 8.  Keempat mazhab sepakat bahwa darah adalah najis, kecuali darah orang yang mati syahid. Selama darah itu berada diatas jasadnya begitu juga halnya dengan darah yang tertinggal pada persembelihan, darah ikanm darah kutu dan darah kepiting.  Imamiyah berkata: semua darah hewan yang darah nya mengalir, juga darah manusia yang mati syahid atau bukan adalah najis. Sedangkan darah binatang yang tidak mengalir darahnya, baik binatang laut atau binatang darat, begitu juga tunggalan pada persembelihan, hukumnya suci.
  • 9.  Imamiyah, maliki dan hanafi berpendapat bahwa mani anak adam dan lainnya adalah najis, tetapi khusus imamiyah mengecualikan mani binatang yang darahnya tidak mengalir, untuk binatang ini imamiyah beroendapat mani dan darahnya suci.  Syafii berpendapat, mani anak adam suci, begitu pula semua binatang selain anjing dn babi.  Hambali berpendapat mani anak adam dan mani binatang yang dagingnya di makan adalah suci. Tetapi mani binatang yang dagingnya tidak dimakan adalah najis.  Dan di antara najis lainnya yaitu:  1 nanah  2 benda cair yang memabukkan  3 muntah  4 madzi dan wadzi
  • 10. 1. nanah  Nanah najis itu menurut 4 madzhab dan suci menurut imamnya 2. Benda cair yang memabukkan  Benda cair yang memabukkan adalah nejis menurut semua madzhab. Tetapi ilmiyah menambahkan satu ketentuan. Bahwa ada upaya menjadikan benda memabukkan yang cair di ubah menjadi beku untuk menghindari hukum najisnya. Padahal hukumnya tetap najis,ada baiknya jika kita petik kata seorang pengarang fuqoha ilmiyah: ulama syiah dan sunnah sepakat tentang najisnya arak, kecuali sebagian dari kami dan sebagian dari mereka yang menyalahi ketentuan ini dan mereka tidak diakui oleh kedua kelompok.
  • 11.  hukum nya najs menurut 4 mazhab dan suci menurut imamiyah. 4. Madzi dan muntah  Keduanya najis menurut mazhab syafi‟i, maliki dan hanafi serta suci menurut imamiyah, hambali berpendapat madzi suci. Sedangkan wadzi najis.  Madzi adalah cairan yang keluar dari lubang dapan ketika ada rangsangan seksual, sedangkan  wadzi adalah air amis yang keluar setelah kencing
  • 12.  Empat mazhab berpendapat bahwa muntah, madzi dan wadzi hukumnya najis.  Sedangkan imamiyah berpendapat tidak. Bahkan imamiyah stu-satunya mazhab yang berpendapat bahwa peluh/keringat orang yang junub, baik junub karena zinah, liwat(homo), dengan binatang atau berusaha mengeluarkan mani dengan cara apapun adalah najis.
  • 13.  1. mughaladhoh (berat)  2. mukhaffafah (ringan)  3. mutawassithoh (sedang) 1. najis mughalladhoh yaitu najis nya anjing dan babi, liut=r keduanya binatang itu, ingus nya da keringatnya, semikian pula binatang yang di peranakkan dari kedua binatang yang suci. Misalnya: anjing, atau babi di perkawinkan dengan kambing, lalu mempunyai anak maka anak nya itu juga termasuk najis mughaladhoh.
  • 14.  2. najis mukhoffafah yaitu air kancingnya anak kecil yang tidak makan selain dengan air susu dan juga belum mencapai umur 2 tahun.  3. najis mutawassithoh terbagi menjadi 2 macam yaitu:  1. najis hukmiyah  ialah yang tidak tampak bendanya, tidak ada rasa, warna dan baunya seperti air kencing selain anak kecil apabila telah kering dan tidak ada sifatnya sama sekali ait kencing tadi.  2 najis ainiyah  Ialah yang ada bendanya, atau ada rasanya, rupa atau baunya. Seperti kotoran manusia.
  • 15.  Benda yang dapat digunakan untuk menghilangkan najis diantaranya:  Air  Batu  Kayu  Adapun pembagian air dibagi menjadi 2 macam berdasarkan sedikitnya atu berdasarkan keadaannya: A. air mutlak. Air yang menurut syah asalnya yang keluar dari langit, keluar dari bumi begitu juga air yang tetap warnanya walaupun berubah karena sesuatu yang sulit dihindari seperti: tanah, debu/sebab kejatuhan daun, kayu. Karena mengalir di tempat yang asin/ mengandung belerang sedangkan menurut ikhtilaf para ulama‟ „‟ air mutlak itu suci dan mensucikan
  • 16. B. air musta’mal  air yang sudah digunakan untuk bersuci, air ini hukumnya najis, karena telah bersentuhan dengan benda najis, meskpun itu tidak mengalami perubahan apapun dan itu tidak boleh digunakan lagi untuk membersihkan hadast dan najis.  Imam hambali berkata:  Air musta‟mal yang dibuat orang mandi junub tidak sah mandi nya dan ia wajib mengulang.  Imam syafi‟i dan imamiyah dan hanafi berkata:  Air itu menjadi musta‟mal tetapi mensucikan janabah orang tersebut sehingga tidk wajib mandi.  Para ulama mazhab berkata‟‟ apabila air terpisah dari tempat yang di basuh bersama najis maka hukumnya bergantung pada tempat yang di basuh, jika tempat itu bersih maka air itu suci dan sebaliknya.
  • 17. C. Air mudhof air perahan dari suatu benda seperti limau, tebu, anggur/air mutlak pada awalnya yang bercampur dengan benda lain seperti air bunga, air semacam itu suci tapi tidak mensucikan. Pendapat ini merupakan kesepakatan para mazhab kecuali hanafi yang mana beliau tidak membolahkan bersuci dari air najis, dengan semua cairan selain minyak. Tetapi bukan sesuatu yang di rubah karena di masak. Pendapat ini juga sesuai dengan asy-syahidin murthada dari imamiyah.
  • 18.  * air 2 qullah semua mazhab bersepakat apabila air berubah warna, rasa, baunya karna bersentuhan dengan najis maka air itu menjadi najis baik sedikit atau banyak, baik yang bermata air atau tidak. Mutlaq ataupun mudhof berdasarkan hadits: Artinya:‟‟ jia air itu telah mencapai 2 qullah tidak bisa menjadi najis. (HR. ABU DAUD, TIRMIDZI, NASA‟I, IBNU MAJJAH DAN DI SYAHKAN OLEH IBNU KHUZAIMAH, HAKIM IBN HIBBAN) Yang di sebut 2 kullah sama dengan 500 kati iraq.  Air mengaril dan air tenang  Adapun perbedaaan pendapat tentang air mengaril menurut madzhab yaitu:  1. madhab sya‟fi  beliau berpendapat tidak membedakan antara air yang mengaril atau tidak dan air tenang yang memancarkan atau tidak tetepi ditetapkan bedasarkan banyak atau sedikitnya air yang di namakan banyak yaitu: 2 kullah bersentuhan dengan najis ia tidak najis.  2. madzhab hanafi  Beliau mengatakan setiap air yang mengaril sedikit atau benyak berhubungan dengan benda atautidak ia menjadi najis.karena bersentuhan dengan benda najis malahan jika ada air najis dalam bejana yang lain kemudian kedua jenis itu dicurahkan dari tempat yang tinggi sehingga kedua jenis air tersebut hukumnya suci begitu juga di airkan di atas bumi.  3. hambali mengatakan  Air tenang bila kurang dari dua kullah menjadi najis walaupun hanya bersentuhan dengan najis baik memancarkan atau tidak. Sedangkan air yang mengalir tidak menjasdi najis jika tercampur ddengan benda najis kecuali berubah hukunya seperti air yang jumlahnya banyak.
  • 19. 4. Mazhab maliki Mengatakan air yang sedikit tidak menjadi najis dengan hanya bersentuhan dengan najis. Jelasnya ia tidak memparhatikan perubahan air itu karena najis. Jika air itu terkena najis dan berubah, maka air itu najis. Tapi ketika air itu terkena najis dan tidak ada perubahan maka air itu tetap najis. Baik itu sedikit/banyak. *air mensucikan najis Apabila ada air yang sedikit manjadi najis dengan bersentuhan dengan najis tetapi tetap mengalami perubahan sifat apapun, maka imam syafi’i berpendapat, jika air itu di kumpulkan 2 kullah menjadi suci dan mensucikan najis tersebut. Selanjutnya benda yang dapat digunakan untuk bersuci adalah batu yang mensucikan yaitu batu tersebut harus mempunyai syarat yaitu; permukaannya halus dan sesuai ukuran dan hendaknya kita menggunakan batu saat bersuci. Begitu juga dengan kayupun dapat digunakan untuk bersuci dengan syarat kayu tersebut sudah tidak di gunakan atau tumpul.
  • 20. Adapun cara menghilangan najis tergantung dari tingkatan ( ringan, sedang, berat) dan jenis najisnya (ainiyah atau hukmiyah) Cara menghilangkan/mensucikan najis ringan yaitu dengan cara menyiramkan ar suci kepada kencing anak tersebut sampai merata walaupun air itu tidak mengalir. Siraman cukup satu kali  Najis sedang (mutawassitah) yaitu dengan menghilangkan perkara yang najis yakni rasa, warna dan baunya dengan air suci dan mensucikan, apabila sulit menghilangkan warna atau baunya, maka tidak apa-apa.  Najis berat (mughalladzah) dari abu hurairah berkata bahwa rasulullah saw bersabda : Artinya: „‟ cara mensucikan bejana diantara kalian apabila dijilat anjing adalah di cuci sebanyak 7x dan awalnya dengan tanah. (HR. muslim) Menurut madzhab syafi‟I mensucikannya dengan 7x air salah satunya di campuri dengan tanah dan menurut madzhab hanafi cara mensucikannya cukup 3x saja.
  • 21. Cara mensucikan benda yang terkena najis dengan menghilangkan zat, rasa, bau dab warnanya najis. Tapi apabila bau atau warnanya susah untuk hilang misalnya pada darah haid maka di maafan (tidak masalah) selama zat sudah hilang dan benda sudah di hukumi suci. Akan tetapi oengecualian dari masalah istijmar (bersih dari tinja dan kencing dengan menggunakan batu atau yang semisalnya) Bila beristinja‟ dengan batu hendaklah yang ganjil bilangannya. Lebih utama adalah 3 buah batu dengan sebuah batu yang mempunyai 3 sisi. Rasulullah saw bersabda: Artinya: “dari lhuzaimah bin tsabit Ra. Ia berkata: sesungguhnyanabi saw di tanya tentang hal istithabah (membersihkan diri dari berak dan kencingnya) maka beliau bersabda “beristitbah itu dengan 3 buah batu yang tidak ada kotoran dalam 3 batu itu” (HR. ahmad, abu daud, ibnu majah)
  • 22.  Mensucikan kulit bangkai dengan disamak dari ibnu abbas ra beliau berkata bahwa rasulullah saw. Bersabda Artinya:”kulit bangkai apa saja yang telah disamak maka ia telah suci” (HR. AN-NASA‟I, at-tirmidzi) a. Kulit bangkai yang jika hewannya mati denganjalandi sembelih menjadi halal maka kulit bangkai tersebut bisa suci dengan disamak. b. Kulit bangkai yang hewan nya jika di sembelih tidak membuat hewan tersebut halal(artinya hewan tersebut haram di makan) maka kulitnya tetap tidak bisa suci dengan disamak. contoh: serigala mati lalu kulitnya di ambil, walaupun kulit tadi disamak, tetap kulit tersebut tidak suci(najis) alasanya, jika serigala tersebut di sembelih tidak membuat hewan menjadi halal. Jika kulit hewan tersebut di samak lebih-lebih lagi tidak membuat jadi suci. Kulit srigala tetap najis namun kulit ini boleh di gunakan dalam keadaan kering saja.
  • 23. 1. Etika (Adab) Buang Air A. Pentingnya Bersuci/Thaharah dalam kaitannya dengan Ibadah Sholat Artinya: “Usamah bin Umair Al Hudzaili ia berkata; Rasulullah bersabda: "Allah tidak menerima shalat kecuali dengan bersuci, dan tidak menerima sedekah dari harta curian." (HR. Ibnu Majah:267, Tirmidzi:1,) B. Kebanyakan adzab kubur akibat tidak beres dalam urusan istinja‟ Artinya: “ Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah bersabda: Bersihkan diri kamu dari air kencing, sebab kebanyakan siksa kubur daripadanya (akibat tidak beres dalam membersihkannya). Artinya: “Sesungguhnya Nabi melewati dua buah kuburan, ketika itu Beliau bersabda “kedua orang yang ada dalam kubur ini disiksa. Seorang disiksa karena mengadu domba orang, dan yang seorang lagi karena tidak ber-istinja’dari kencingnya.” (HR. Bukhari-Muslim)
  • 24. C. Adapun adab-adabnya yaitu 1. Mencari tempat ketika akan buang air Artinya: “(ABUDAUD - 23) : Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda: "Takutlah kalian terhadap perihal dua orang yang terlaknat." Mereka (para sahabat) bertanya; "Siapakah dua orang yang terlaknat itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Yaitu orang yang buang air besar di jalanan manusia atau tempat berteduhnya mereka." 2. Jangan menghadap ke arah Kiblat atau membelakanginya : Artinya: “Dari Abu Ayyub Al Anshari ia berkata, Rasulullah Shallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: " Jika engkau buang hajat maka janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya, baik buang air besar ataupun air kecil. (HR Tirmidzi:8) Artinya: “Asy Syafi'i berkata; "Bahwasannya makna dari sabda Nabi "Janganlah kalian menghadap kiblat atau membelakanginya ketika buang air besar atau kecil" adalah di tempat yang terbuka. Adapun jika di dalam bangunan yang tertutup maka di sana ada keringanan untuk menghadap ke arah kiblat." Seperti ini pula yang dikatakan oleh Ishaq bin Ibrahim. Artinya: “Sedangkan Ahmad bin Hanbal Rahimahullah mengatakan; "Keringanan ketika buang air besar atau kecil dari Nabi Shallahu 'alaihi wa Sallam itu hanya untuk membelakanginya, adapun menghadap ke arahnya tetap tidak diperbolehkan." Seakan-akan Imam Ahmad tidak membedakan di padang pasir atau dalam bangunan yang tertutup untuk menghadap ke arah kiblat."
  • 25. 3. Membaca do‟a sebelum masuk WC, Artinya: “Dari Anas bin Malik berkata: Apabila Nabi (akan) masuk ke WC Beliau berkata: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan. (HR. Imam yang tujuh) 4. Membaca basmalah ketika akan masuk ke WC, karena kalimat basmalah itu berfungsi untuk menutupi aurat manusia dari penglihatan jin. Sebagai terdapat dalam kitab Shahih al-Jami’: Artinya: “Penutup aurat anak Adam dari pandangan jin ketika masuk WC adalah dengan mengucapkan bismillȃh”. 5. Disunahkan ketika selesai buang air kecil untuk mengurut kemaluan dengan tiga kali urut. Artinya: “Dari Isa bin Yazdad Al Yamani dari Bapaknya ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian kencing hendaklah mengurut kemaluannya tiga kali." (HR. Ibnu Majah:321)
  • 26. B. bagaimanakah cara/posisi ketika buang air Posisi yang diajarkan ketika buang air adalah dengan posisi jongkok; Artinya: " Dari Miqdam bin Syuraih bin Hani` dari Bapaknya dari Aisyah ia berkata; "Barangsiapa menceritakan kepadamu bahwa Rasulullah kencing dengan berdiri maka janganlah engkau membenarkannya, karena aku melihat beliau kencing dengan duduk." (HR. Ibnu Majah:303, ) Artinya: " Dari Suroqoh bin Malik ia berkata: Rasulullah mengajar kita tentang (cara) buang air besar, hendaklah kita duduk di atas kaki kiri dan mengencangkan kaki kanan. (HR. Baihaqi) Artinya: " Abu Ihsan al-Atsari menyatakan; buang hajat dianjurkan mengambil posisi duduk (maksudnya jongkok) agak miring ke sebelah kiri dan menekan pinggul yang sebelah kiri tersebut. Posisi seperti ini dapat membantu untuk mengeluarkan semua ampas-ampas yang tersisa dalam perut. Artinya: " Hendaklah mendehem ketika akan selesai buang air agar membantu keluarnya sisa-sisa kotoran yang tertinggal, sebab sangat dimungkinkan kotoran yang belum tuntas akan keluar ketika sudah bangkit dari buang air.
  • 27.  C. Bagaimanakah hukum kencing dengan berdiri Makruh hukumnya buang air kecil sambil berdiri, dan ini merupakan status larangan yang paling ringan. ) Kencing sambil berdiri diperbolehkan sebagai rukhsah/keringanan dalam keadaan tertentu, hal ini didasarkan atas beberapa hadits sebagai berikut: Dari Hudzaifah ia berkata, "Nabi mendatangi tempat pembuangan sampah suatu kaum, beliau lalu kencing sambil berdiri. Kemudian beliau meminta air, maka aku pun datang dengan membawa air, kemudian beliau berwudlu." (Bukhari:217, ) ……… Dari Hudzaifah berkata; "Nabi pernah mendatangi tempat pembuangan sampah suatu kaum, lalu beliau kencing sambil berdiri. Aku pergi agar menjauh dari beliau, namun beliau justru memanggilku hingga aku berada di sisinya, kemudian beliau berwudlu dan mengusap khufnya." ………Sedangkan hadits Abu Wa`il dari Hudzaifah adalah hadits yang paling shahih. Sebagian ahlu ilmu telah memberi keringanan kencing sambil berdiri." …." (HR. Tirmidzi:13, Nasa‟i:27,28,) Dari Hudzaifah ia berkata; "Rasulullah pernah mendatangi tempat pembuangan sampah suatu kaum lalu kencing dengan berdiri." (Ibn Majah:301) Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata; "Sesungguhnya termasuk perangai buruk apabila kamu kencing dengan berdiri." (Hasiyah Sunan Tirmidzi:12)
  • 28.  2. istinja‟ A. Pengertian Istinja Istinja adalah membersihkan kubul (kemaluan depan) atau dubur (kemaluan belakang) setelah/buang air besar. Rasulullah saw. Bersabda” Artinya: “sesungguhnya nabi melewati dua buah kuburan, ketika itu beliau bersabda “kedua orang yang ada dalam kubur ini disiksa. Seorang disiksa karena mengadu domba orang, dan yang seorang lagi karena tidak ber-istinja’dari kencingnya.” (HR. Bukhari-Muslim) Hal ini memberikan gambaran kepada kita, bahwa perkara yang berkaitan dengan adab istinja‟ sangatlah penting untuk diketahui dan kemudian kita praktekkan dalam kehidupan kita. Jadi, hukum istinja adalah wajib
  • 29. B. Alat yang dapat dipergunakan untuk Istinja adalah: 1. Air. 2. Batu (tiga buah batu atau satu batu yang mempunyai tiga sisi). 3. Benda-benda yang keras, kesat dan suci, serta tidak dimulyakan,misalnya kayu, tisu, dan sebagainya. Benda-benda yang licin, misalnya kaca dan batu yang licin, tidak sah digunakan untuk beristinja, karena tidak dapat menghilangkan najis.Begitu pula benda- benda yang dihormati, misalnya: makanan dan minuman, tidak boleh digunakan untuk beristinja, karena termasuk perbuatan tabzir (mubazir), sedangkan tabzir dilarang agama
  • 30. C. Bagaimanakah cara istinja‟ sebagai awal kesempurnaan wudhu‟ dan shalat seseorang? 1. Hendaklah ber-istinja‟ dengan tangan kiri. Hadits dikabarkan oleh Salman al-Farisi:  “Rasulullah melarang kami menghadap kiblat ketika sedang buang air besar atau kencing, atau ber-istinja‟ dengan tangan kanan atau dengan batu kurang dari tiga biji atau dengan kotoran atau tulang.”(HR. Muslim) 2. Jika ber-istinja‟ dengan batu saja maka hendaklah sekurang-kurangnya dengan tiga buah batu atau tiga buah sisi batu dengan syarat tempat najis benar-benar bersih. Hadits yang dikabarkan oleh Jabir Ra. Rasulullah bersabda:  “Jika salah seorang di antara kamu ber-istinja‟ dengan batu (istijmar), maka hendaklah ia mengganjilkan tiga kali.” Imam Asy-Syafi‟i dan Imam Ahmad mewajibkan penggunaan tiga batu atau lebih dalam istijmar (ber-istinja‟ dengan batu atau semisal selain air) berdasarkan hadits Jabir tersebut. “Rasulullah melarang kami menghadap kiblat ketika sedang buang air besar atau kencing, atau ber-istinja‟ dengan tangan kanan atau dengan batu kurang dari tiga biji atau dengan kotoran atau tulang.”(HR. Muslim)
  • 31.  D. Bolehkah ber-istinja‟ dengan tisu WC/Toilet? Boleh juga di sini menggunakan batu atau benda suci lainnya yang dapat mengangkat najis dan bukan benda yang dimuliakan, serta dengan semua benda yang dapat menghilangkan najis tanpa membatasi jenisnya. Cara yang paling afdhal adalah mengawali istinja‟ dengan batu kemudian diikuti dengan air. Penggunaan batu di awal dapat menghilangkan materi najisnya, sementara penggunaan air setelahnya dapat menghilangkan bekasnya.
  • 32.  D. Bagaimanakah jika dalam ber-istinja‟ hanya dengan batu atau air saja? Diperbolehkan dalam ber-istinja‟ mencukupkan diri dengan hanya menggunakan satu media istinja‟ saja, dan yang paling afdhal dalam hal ini adalah menggunakan air sebab air bisa menghilangkan benda najis dan bekasnya. E. Cara istinja‟ dengan menggunakan air sama caranya dengan membersihkan najis mutawasithah (sedang), yakni digosok dan di basuh dengan air muthlaq bukan hanya diusap dengan air. F. Disunnahkan membaca do‟a setelah selesai buang air dan keluar keluar dari WC dengan do‟a:
  • 33.  Abbas, K.H. Siradjuddin, 1985. 40 Masalah Agama II. Jakarta: Pustaka Tarbiyah.  Anwar Moch, Fiqih Islam Tarjamah Matan Taqrib, Bandung: PT Alma‟arif, 1987.  Harniwati, Dra dan ust. Labib Mz. Risalah fiqih Islam, Berkiblat pada Ahli Sunnah Wal- jamaah. Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2006.  Mughniyah, Muhammad Jawwad. Edisi Lengkap, Fiqih Lima Mazhab. Hanafi, Ja’fari, Maliki, Syafi’i, Hambali. Jakarta : Lentera, 2010.