3. Pelarangan yang gharar
Definisi Gharar :
Kata ”al-gharar“ dalam bahasa Arab adalah
isim mashdar dari kata ()غرر yang berkisar
pengertiannya pada kekurangan, pertaruhan
(al-khathr) , serta menjerumuskan diri dalam
kehancuran dan ketidakjelasan.
4. Pendapat Para Ulama :
1. Imam as-Sahkhasi rahimahullahu menyatakan, “Al-Gharar
adalah yang terselubung (tidak jelas) hasilnya”.
2. Imam asy-Syairazi rahimahullahu menyatakan, ” Al-Gharar
adalah yang terselubung dan tidak jelas hasilnya” .
3. Abu Ya’la rahimahullahu mendefinisikannya dengan sesuatu
yang berada antara dua perkara yang tidak jelas hasilnya.
4. Ibnu Taimiyah rahimahullahu menyatakan, “Al-Gharar adalah
yang tidak jelas hasilnya (Majhul al-‘Aqibah)”.
5. Syekh as-Sa’di rahimahullahu, Al-Gharar adalah al-
mukhatharah (pertaruhan) dan al-jahalah (ketidakjelasan). Hal
ini masuk dalam perjudian.
5. Pelarangan yang gharar
Kesimpulan dari pengertian gharar :
Maksud al-Gharar ialah " ".
Maksud ketidakpastian dalam transaksi muamalah
ialah:
"Terdapat sesuatu yang ingin disembunyikan oleh
sebelah pihak dan menimbulkan rasa ketidakadilan
serta penganiayaan kepada pihak yang lain".
6. Pelarangan yang gharar
HUKUM GHARAR
Hukum gharar adalah haram hal ini didasari atas :
1. Hadist Abu Hurairah
َب ْنَع َمهلَس َو ِهْيَلَع ُ هاَّلل ىهلَص ِ هاَّلل ُلوُس َر ىَهَنَِرغْال ِْعيَب ْنَع َو ِةاَصَحْال ِْعي
“Artinya: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang jual
beli al-hashah dan jual beli gharar.”
2. Allah melarang memakan harta orang lain dengan cara batil. (Qs.
Al-Baqarah: 188) & (Qs. An-Nisaa: 29)
3. Gharar termasuk kategori perjudian. (Qs. Al-Maidah: 90)
7. Pelarangan yang gharar
Syarat-syarat bagi al-gharar yang dilarang :
1. Gharar-nya besar dan dominan pada akad transaksi
( ْنَأَن ْوُكَيُر ََرغْالًََاْريِثَكًََابِلَاغىَلَعِدْقَعْال ) .
2. Kebutuhan umum tidak membutuhkannya
( َلَأوُعْدَتُةَجاَحْالىَلِإاَذَهِر ََرغْالًةَجاَحًةَماَع ) Kebutuhan umum ( ُةَجاَحْالُةَماَعْال )
dapat disejajarkan dengan darurat.
3. Mungkin menghindarinya tanpa susah payah
( أنيمكنالتحرزمنالغرربالحرجولمشقة ) .
4. Gharar yang dilarang hanya pada akad mu’awadhah
( أنيكونالغررالمنهيعنهفيعقودالمعاوضات ) .
8. Pelarangan yang gharar
Contoh muamalah yang memiliki gharar terlarang :
1. Jual-beli al-hashah ( بيعالحصاة )
2. Jual-beli mulamasah dan munabadzah
( المالمسةوالمنابذة )
3. Jual-beli calon anak dari janin yang dikandung
( بيعحبلالحبلة )
4. Jual-beli buah sebelum tampak kepantasannya
untuk layak dikonsumsi ( ُعْيَبِارَمِِّثالَََلْبَقُبُِوداَه ِحَالَص )
5. Asuransi
9. Pelarangan yang Gharar
Jenis-jenis gharar
Ditinjau dari pada terjadinya jual beli :
1. Jual-beli barang yang belum ada (ma’dum)
2. Jual-beli barang yang tidak jelas (majhul)
3. Jual-beli barang yang tidak mampu
diserahterimakan
10. Pelarangan yang Gharar
Pentingnya mengenal kaedah gharar :
Dalam masalah jual beli, mengenal kaidah gharar
sangatlah penting, karena banyak permasalahan
jual-beli yang bersumber dari ketidak jelasan dan
adanya unsur taruhan di dalamnya. Imam Nawawi
mengatakan: “Larangan jual beli gharar
merupakan asas penting dari kitab jual-beli. Oleh
karena itu Imam Muslim menempatkannya di
depan. Permasalahan yang masuk dalam jual-beli
jenis ini sangat banyak, tidak terhitung.”
11. Pelarangan yang Gharar
Hikmah larangan gharar :
Diantara hikmah larangan julan beli ini adalah,
karena nampak adanya pertaruhan dan
menimbulkan sikap permusuhan pada orang yang
dirugikan. Yakni bisa menimbulkan kerugian yang
besar kepada pihak lain. Larangan ini juga
mengandung maksud untuk menjaga harta agar
tidak hilang dan menghilangkan sikap permusuhan
yang terjadi pada orang akibat jenis jual beli ini.
12.
13.
14.
15. Definisi Maysir :
Kata Maisir dalam bahasa Arab arti secara
harfiah adalah memperoleh sesuatu dengan
sangat mudah tanpa kerja keras atau
mendapat keuntungan tanpa bekerja. Yang
biasa juga disebut berjudi. Istilah lain yang
digunakan dalam al-Quran adalah kata `azlam`
yang berarti praktek perjudian.
16. Kesimpulan dari pengertian Maysir :
“Suatu transaksi yang dilakukan oleh dua
pihak untuk kepemilikan suatu benda atau
jasa yang menguntungkan satu pihak dan
merugikan pihak lain dengan cara mengaitkan
transaksi tersebut dengan suatu tindakan atau
kejadian tertentu.”
17. Pelarangan yang maysir
HUKUM Maysir
Hukum maysir adalah haram. Dalil-dalil pengharaman maysir:
1. Firman Allah pada QS. Al-Ma`idah : 90-91, QS. Al Baqarah 2:219, QS. Al Baqarah
2:219, QS. Al-An`am: 43.
2. Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu riwayat Al-Bukhary dan Muslim, Nabi
shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersada :
َف َكْرِامَقُأ َلاَعَت ِهِب ِاحَصِل َلاَق ْنَمٍََِْْب ْْقََّصَتََْْل
“Siapa yang berkata kapada temannya : “Kemarilah saya berqimar denganmu, maka
hendaknya ia bershodaqoh.”
3. “Diriwayatkan oleh Abdullah bin Omar bahwa Rasulullah s.a.w. melarang berjualbeli
yang disebut habal-al-habla semacam jual beli yang dipraktekkan pada zaman
Jahiliyah. Dalam jual beli ini seseorang harus membayar seharga seekor unta betina
yang unta tersebut belum lahir tetapi akan segera lahir sesuai jenis kelamin yang
diharapkan “.
18. Bentuk-bentuk maysir pada masa jahiliyah
1. Al-mukhâtharaħ perjudian dilakukan antara
dua orang laki-laki atau lebih yang
menempatkan harta dan isteri mereka
masing-masing sebagai taruhan dalam suatu
permainan. Orang yang berhasil
memenangkan permainan itu berhak
mengambil harta dan isteri dari pihak yang
kalah
19. 2. Al-tajzi`aħ, beberapa orang membeli hewan
yang disembelih dan dibagi menjadi 29 atau
10 bagian. Kemudian mereka malakukan
undian. orang yang namanya keluar ketika
diundi ialah yang menang sementara orang
yang namanya tidak keluar, ia kalah dan
membayar seluruh harga binatang tersebut.
20. Alasan maysir dilarang
• Ditinjau dari segi ekonomi
•
1. Ketidakadilan distribusi pendapatan.
Dalam judi keuntungan baru bisa didapat setelah salah satu pihak
menang atau dapat dikatakan menggunakan prinsip seperti riba,
penggeseran risiko (risk shifting) dari pihak yang kuat kepada pihak
yang lemah. Jelaslah prinsip ini tidak adil dan mematikan motivasi
pengusaha, Distribusi pendapatan seharusnya didasarkan pada
besar-kecilnya kontribusi yang disumbangkan ataupun berbagi risiko
(risk sharing).
2. Alokasi sumber daya ekonomi tidak efisien.
Dengan dialokasikannya sumber daya dalam perjudian maka nilai
tambah perekonomian akan terhenti dan berpotensi tersumbatnya
perekonomian yang mengarah pada perpindahan kekayaan dari
pihak-pihak yang produktif kepada pihak nonproduktif.
21. • Ditinjau dari segi social dan psikologis
1. Adanya kecenderungan bahkan keinginan untuk
menguasai harta orang lain dengan cara menyerempet
bahaya.
Motivasi ini didorong oleh gambaran keuntungan lebih
yang diberikan dalam berjudi walaupun terkadang
menderita kerugian.
2. Selain harta orang yang berjudi tidak jarang keluarga
mereka juga dijadikan sebagai taruhan. Kezaliman
terhadap orang lain yang berpotensi memunculkan
perpecahan dan permusuhan.
22. Pelarangan yang maysir
Contoh maysir dalam bisnis modern :
Pada industri asuransi, suatu penyelidikan
sementara terhadap bisnis asuransi konvensional
menunjukkan bahwa asuransi tersebut sangat
menyerupai perjudian dan perusahan-perusahan
asuransi sama halnya dengan ‘bank taruhan’
karena menerima premi dari peserta asuransi,
membayar klaim kerugian resiko atau kematian
pada penderita.
23. Pelarangan yang Maysir
Maysir dalam asuransi konvensional terjadi dalam tiga hal:
• 1. Ketika seorang pemegang polis mendadak kena musibah sehingga
memperoleh hasil klaim, padahal baru sebentar menjadi klien asuransi dan
baru sedikit membayar premi. Jika ini terjadi, nasabah diuntungkan.
• 2. Sebaliknya jika hingga akhir masa perjanjian tidak terjadi sesuatu,
sementara ia sudah membayar premi secara penuh/lunas, maka
perusahaanlah yang diuntungkan.
• 3. Apabila pemegang polis dengan sebab-sebab tertentu membatalkan
kontraknya sebelum masa reserving period, maka yang bersangkutan tidak
akan menerima kembali uang yang telah dibayarkan (cash value) kecuali
sebagian kecil saja, bahkan uangnya dianggap hangus.