SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 31
Downloaden Sie, um offline zu lesen
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 1
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH PENGINDERAAN JAUH
“KLASIFIKASI TERSELIA (Mahalanobis Distance Classification)
MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT KABUPATEN TUBAN”
Dosen Pengampu:
Lalu Muhamad Jaelani ST., MSc., PhD
Dosen Asistensi :
Cherie Bekti Pribadi, S.T., M.T
Oleh :
Wachidatin Nisa’ul C. 03311540000067
Departemen Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil Lingkungan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Ph. 031-5929486, 5929487
2017
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan baik. Adapun laporan ini yakni
sebagai syarat dalam memenuhi tugas Mata Kuliah Penginderaan Jauh. Maka dari itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada,
1. Lalu Muhamad Jaelani ST., MSc., PhD., selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Penginderaan Jauh
2. Cherie Bekti Pribadi, S.T., M.T., selaku Dosen Responsi Mata Kuliah Penginderaan Jauh
3. Serta pihak-pihak lain yang ikut membantu dalam menyelasikan laporan ini.
Penulis berharap laporan ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan
kita. Penulis sadar bahwasannya masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan laporan ini.
Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang akan
di buat berikutnya.
Semoga laporan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan juga dapat
berguna bagi penulis. Kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan demi perbaikan laporan
ini.
Surabaya, 04 Desember 2017
Penulis
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2 Maksud dan Tujuan............................................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................................... 5
2.1 Klasifikasi Terselia................................................................................................................ 5
2.2 Jenis Klasifikasi Terselia....................................................................................................... 5
2.3 Region Of Interest................................................................................................................. 7
BAB III PELAKSANAAN ........................................................................................................... 9
3.1 Alat dan Bahan...................................................................................................................... 9
3.2 Tempat dan Waktu Praktikum............................................................................................. 10
3.3 Petunjuk Praktikum............................................................................................................. 10
3.3.1 Proses Penentuan Region of Interest (ROI).................................................................. 10
3.3.2 Proses Klasifikasi Terselia............................................................................................ 13
3.3.3 Proses Penentuan Confusion Matrix............................................................................. 15
3.3.4 Proses Pemotongan Sesuai Batas Kabupaten / Kota .................................................... 17
BAB IV HASIL DAN ANALISA............................................................................................... 27
4.1 Proses Penentuan Region Of Interest.................................................................................. 27
4.2 Proses Klasifikasi Terselia .................................................................................................. 27
4.3 Proses Penentuan Confusion Matrix ................................................................................... 28
4.4 Proses Pemotongan sesuai Batas Kabupaten / Kota............................................................ 28
4.5 Peta Klasifikasi.................................................................................................................... 29
BAB V PENUTUP....................................................................................................................... 30
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 31
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Klasifikasi citra digital merupakan proses pengelompokan piksel ke dalam kelas-kelas
tertentu, seperti perbedaan pada nilai warna. Perbedaan warna ini dimulai dari 0 – hingga gradasi
warna. Semakin banyak klasifikasi citra, maka semakin banyak warna yang digunakan dan
semakin bagus pula hasilnya. Pada umumnya Klasifikasi citra digital terbagi ke dalam dua jenis,
yaitu supervised dan unsupervised. Namun pada umumnya yang digunakan adalah klasifikasi
terselia supervised karena lebih terpercaya.. Klasifikasi supervised dapat didefinisikan sebagai
pengelompokan nilai warna yang telah terintegrasi oleh data survei secara primer, semisal data
mengenai vegetasi, kawasan, pola lahan terbangun. dan sebagainya.
Menurut Projo Danoedoro (1996) klasifikasi supervised ini melibatkan interaksi analis
secara intensif, dimana analis menuntun proses klasifikasi dengan identifikasi objek pada citra
(training area). Sehingga pengambilan sampel perlu dilakukan dengan mempertimbangkan pola
spektral pada setiap panjang gelombang tertentu, sehingga diperoleh daerah acuan yang baik untuk
mewakili suatu objek tertentu. Sedangkan unsupervised merupakan pengelompokan warna yang
belum terintegrasi. Unsupervised dapat dijadikan sebagai data sementara atau awal untuk
keperluan tertentu semisal studi., selanjutnya untuk meningkatkan keakuratannya perlu dilakukan
pengecekan di lapangan (ground check) apakah yang telah terklasifikasi sesuai atau tidak
Salah satu software yang banyak digunakan dalam pengolahan data citra satelit ialah ENVI.
Software ini dilengkapi dengan fitur hingga memberikan manfaat dan dapat digunakan dalam
berbagai macam pengaplikasian. Salah satu hal yang dapat dilakukan yakni digunakan untuk
klasifikasi terselia (supervised classification) pada citra satelit.
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini ialah :
1. Mahasiswa mampu mengoperasikan software ENVI
2. Mahasiswa mampu melakukan pendefinisan pada ROI
3. Mahasiswa mampu melakukan proses klasifikasi terselia
4. Mahasiswa mampu membuat peta hasil klasifikasi terselia
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Klasifikasi Terselia
Klasifikasi citra digital merupakan proses pengelompokan piksel ke dalam kelas-kelas
tertentu, seperti perbedaan pada nilai warna. Perbedaan warna ini dimulai dari 0 – hingga gradasi
warna. Semakin banyak klasifikasi citra, maka semakin banyak warna yang digunakan dan
semakin bagus pula hasilnya. Pada umumnya Klasifikasi citra digital terbagi ke dalam dua jenis,
yaitu supervised dan unsupervised. Namun pada umumnya yang digunakan adalah klasifikasi
terselia supervised karena lebih terpercaya.. Klasifikasi supervised dapat didefinisikan sebagai
pengelompokan nilai warna yang telah terintegrasi oleh data survei secara primer, semisal data
mengenai vegetasi, kawasan, pola lahan terbangun. dan sebagainya.
Menurut Projo Danoedoro (1996) klasifikasi supervised ini melibatkan interaksi analis
secara intensif, dimana analis menuntun proses klasifikasi dengan identifikasi objek pada citra
(training area). Sehingga pengambilan sampel perlu dilakukan dengan mempertimbangkan pola
spektral pada setiap panjang gelombang tertentu, sehingga diperoleh daerah acuan yang baik untuk
mewakili suatu objek tertentu. Sedangkan unsupervised merupakan pengelompokan warna yang
belum terintegrasi. Unsupervised dapat dijadikan sebagai data sementara atau awal untuk
keperluan tertentu semisal studi., selanjutnya untuk meningkatkan keakuratannya perlu dilakukan
pengecekan di lapangan (ground check) apakah yang telah terklasifikasi sesuai atau tidak.
Keunggulan supervised classification :
 Lebih akurat karena telah didasari oleh data survei primer
 Dilakukan secara otomatis
 Klasifikasi sesuai dengan masukan data dalam daftar fungsi
Kekurangan supervised classification :
 Membutuhkan kemampuan tenaga survei untuk identifikasi secara langsung ke lapangan
 Biaya yang sangat mahal
 Besar kemungkinan terjadi human error
 Membutuhkan pengetahuan awal pada wilayah survei
2.2 Jenis Klasifikasi Terselia
Proses klasifikasi dengan pemilihan kategori informasi yang diinginkan dan
memiliki training area untuk tiap ketegori penutup lahan yang memakili sebagai
kunci interpretasi merupakan klasifikasi terbimbing. Klasifikasi terbimbing
digunakan data penginderaan jauh multispectral yang berbasis numeric.
maka pengenalan polanya merupakan proses otomatik dengan bantuan komputer. Klasifikasi
terbimbing yang didasarkan pada pengenalan pola spectral terdiri atas tiga tahapan
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 6
a. Ta h a p t r a i n i n g s a m p l e
a n a l i s i s m e n y u s u n k u n c i i n t e r p r e t a s i d a n mengembangkan
secara numeric spectral untuk setiap kenampakan dengan memeriksa batas daerah
(training area)
b. Tahapan klasifikasi
Setiap pixel pada serangkaian data citra dibandingkan setiap kategori pada kunci
interpretasi numeric, yaitu menentukan nilai pixel yang tak dikenal dan paling mirip
dengan kategori yang sama. Perbandingan tiap pixel citra dengan kategori pada
kunci interpretasi dikerluarkan secara numeric dengan menggunakan berbagai
strategi klasifikasi (dapat dipilih salah satu dari jarak minimum rata -rata
kelas, parallelepiped, kemiripan maksimum). Setiap pixel kemudian diberi
nama sehingga diperoleh matrik multi dimensi untuk menentukan jenis
kategori penutupan lahan yang diinterpretasi
c. T a h a p a n k e l u a r a n
H a s i l m a t r i k d i d e n i l e a s i s e h i n g g a t e r b e n t u k p e t a penutupan
lahan dan dibuat tabel matrik luas berbagai jenis tutupan lahan pada citra
Adapun metode klalsifikasi :
a. Parallelepiped
Klasifikasi parallelepiped menggunakan aturan keputusan sederhana untuk mengklasifikasikan
data multispektral. Batas-batas keputusan merupakan parallelepiped n-dimensi dalam ruang data
gambar. Dimensi ini ditentukan berdasarkan batas deviasi standar dari rata-rata setiap kelas yang
dipilih.
b. Minimum Distance
Teknik jarak minimal menggunakan vektor rata-rata endmember masing-masing dan menghitung
jarak Euclidean dari setiap piksel yang diketahui oleh vektor rata-rata untuk masing-masing kelas.
Beberapa piksel memiliki kemungkinan tidak terklasifikasi jika tidak memenuhi kriteria yang
dipilih.
c. Maximum Likelihood
Klasifikasi supervised maximum likelihood merupakan klasifikasi yang berpedoman pada nilai
piksel yang sudah dikategorikan obyeknya atau dibuat dalam training sampel untuk masing-
masing obyek penutup lahan. Pemilihan training sampel yang kurang baik dapat menghasilkan
klasifikasi yang kurang optimal sehingga akurasi yang diperoleh rendah. Dengan demikian
diperlukan analisis secara statistik atau uji akurasi dari training sampel tersebut.
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 7
2.3 Region Of Interest
Dalam pengolahan citra, terkadang kita hanya menginginkan pengolahan hanya pada
daerah/bagian tertentu dari citra. Daerah yang kita inginkan tersebut disebut dengan Region of
Interest (ROI). Proses untuk mendapatkan ROI salah satunya adalah dengan cara melakukan
cropping pada suatu citra.ROI memegang peranan yang sangat penting dengan memfasilitasi
penggambaran daerah yang penting dalam suatu citra. ROI merupakan proses partisi gambar
digital ke beberapa daerah dengan tujuan untuk menyederhanakan ataupun merubah representasi
gambar menjadi sesuatu yang lebih bermakna dan mudah dianalisa. Ada beberapa metoda yang
sering digunakan dalam ROI citra antara lain:
A. Thresholding
Metode thresholding didasarkan pada pemisahan pixel ke dalam kelas yang berbeda
tergantung pada tingkat keabuan masing-masing pixel. Intensitas citra medis seperti tumor dan
jaringan pada otak biasanya sangat rumit dan memiliki tingkat keabuan yang sangat dekat sehingga
menyebabkan kesulitan penentuan ambang batas (threshold). Metode thresholding tidak bisa
diterapkan untuk citra dengan tingkat keabuan yang berdekatan sehingga biasanya dikombinasikan
dengan metode lain.
B. Region growing
Metode region growing seperti menggabungan thresholding dengan kondisi konektivitas
atau kriteria daerah homogenitas. Keberhasilan dari metode tersebut bergantung pada kepresisian
informasi anatomi untuk meletakkan baik satu mapun beberapa pixel untuk masing-masing daerah
homogen. Kelemahan lain dari metode region growing adalah metode tersebut hanya dapat bekerja
dengan baik pada daerah yang homogen dan membutuhkan operator untuk menentukan daerah
yang akan diROI.
Metode region growing yang paling umum digunakan adalah watershed. Prinsip dasar dari
watershed adalah merubah gradien tingkat keabuan citra menjadi permukaan topografi. Daerah
minimum dari citra merupakan sumber dimana air meluap dan bentuk-bentuk “kolam”
(“catchment basin”) menggambarkan permukaan air. Algoritma ini akan berhenti bila dua “kolam”
dari dua sumber yang berbeda bertemu. Jika pada citra terdapat banyak pola dan noise, maka akan
terbentuk banyak “kolam” sehingga terjadi ROI yang berlebihan.
C. Shapebased
Metode shapebased juga memberikan pendekatan yang cukup sederhana dalam ROI citra
namun sangat sulit dalam penentuan kontur awal sehingga ketidaktepatan dalam penentuan kontur
awal dapat menyebabkan hasil ROI yang kurang memuaskan.
D. Clustering
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 8
Metode statistik atau clustering didasarkan pada distribusi parameter tertentu. Hal
terpenting dalam metode ini adalah melakukan estimasi definisi awal dari parameter sehingga
bagus tidaknya ROI tergantung pada seberapa baik distribusi yang diasumsikan mendekati
distribusi dari data. Pada kenyataanya, secara umum citra medis mengandung noise dan
ketidakpastian distribusi yang tidak dapat diketahui sebelumnya.
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 9
BAB III PELAKSANAAN
3.1 Alat dan Bahan
Berikut ialah alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum klasifikasi terselia :
1. Laptop
2. Mouse
3. ENVI 5.1
4. Citra Landsat
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 10
3.2 Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum deteksi awan dilaksanakan pada :
Hari : Senin
Tanggal : 04 Desember 2017
Waktu : 16.00 – 20.00 WIB
Tempat : Jl. Keputih Tambak XX (BMA) No 14, Surabaya.
3.3 Petunjuk Praktikum
3.3.1 Proses Penentuan Region of Interest (ROI)
a. Buka Software ENVI
b. Input citra Landsat dengan cara. File > Open.
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 11
c. Pilih data Landsat yang MTL, kemudian open
d. Membuat ROI, dengan cara. Pilih Region of Interest (ROI) Tools, yang ada pada toolbar
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 12
e. Beri nama pada ROI, yakni klasifikasi untuk awan, pemukiman, laut, lahan terbuka, dsb. Pilih
warna untuk klasifikasi tersebut. Kemudian digit pada area citra, apabila telah selesai, tekan
enter.
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 13
3.3.2 Proses Klasifikasi Terselia
a. Setelah proses ROI, pada Toolbox pilih Classification > Supervised Classification >
Mahalanobis Distance Classification
b. Pilih yang spectral subset terbanyak, yakni 7/7 band, kemudian oke
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 14
c. Pilih Select All Items > Multiple Values > Pilih tempat penyimpanan Output > Pilih tempat
penyimpanan Rules > ok
d. Proses supervised classification sedang berjalan
e. Hasil dari Supervised Classification, Mahalanobis Distance Classification
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 15
3.3.3 Proses Penentuan Confusion Matrix
a. Dari Hasil Supervised Classification, pada Toolbox cari Confusion Matrix Using Ground
Truth ROIs
b. Pilih file Output, yang tadi di save.
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 16
c. Pilih oke
d. Pilih oke
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 17
e. Hasil dari Confusion Matrix
3.3.4 Proses Pemotongan Sesuai Batas Kabupaten / Kota
a. Dari data yang telah diproses sebelumnya. Buka vector daerah pada citra yang telah terpotong,
vector yang digunakan yakni Kabupaten Tuban, dengan cara. File > Open > Pilih vector kabupaten
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 18
b. Pada Toolbox, cari Subset Data From ROIs
c. Pilih Output > Ok
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 19
d. Select Input ROIs : Pilih layer vector kabupaten tuban. Mask pixels output of ROI : Pilih yes.
Pilih tempat penyimpanan. Kemudian ok
e. Citra telah tersubset.
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 20
f. Matikan semua layer hingga membentuk subset kabupaten tuban
g. Membuat layout dengan ENVI Classic. File > Open Image > Pilih file output yang tadi .hdr
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 21
h. Pilih RGB. Pilih 3 kali
i. Pilih File > QuickMap > New QuickMap
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 22
j. Pilih Ukuran Kertas (A4), Pilih landscape
k. Besarkan scala hingga mencakup seluruh wilayah
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 23
l. Pengaturan layout > Apply
m. Memunculkan legenda dengan cara. Overlay > Annotation
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 24
n. Window : pilih image. Color : pilih hitam. Klik Edit Map Key Items > Ganti dengan Legenda
> Ok
o. Klik pada peta. Moving ke tempat yang diinginkan
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 25
p. Menyimpan peta dengan cara, File > Save Image as > Image File > Output file type ganti
dengan PNG > Pilih tempat penyimpanan > Oke
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 26
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 27
BAB IV HASIL DAN ANALISA
4.1 Proses Penentuan Region Of Interest
4.2 Proses Klasifikasi Terselia
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 28
4.3 Proses Penentuan Confusion Matrix
4.4 Proses Pemotongan sesuai Batas Kabupaten / Kota
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 29
4.5 Peta Klasifikasi
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 30
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum Supervised Classification kali ini, daerah yang digunakan yaitu
Kabupaten Tuban Jawa Timur. Jenis dari Supervised Classification yang digunakan yakni
Mahalanobis Distance Classification. Adapun jumlah ROI yakni sebanyak 6 buah : Pemukiman,
Laut, Vegetasi, Lahan terbuka, Danau, dan Awan.
Berdasarkan dari hasil Confusion Matrix, nilai koefisien kappa sebesar 0.9978 dengan
nilai akurasi sebesar 99.9866 %, yang berarti bahwa pengklasifikasian citra tersebut dapat
dikatakan baik
LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA
WACHIDATIN NC 31
DAFTAR PUSTAKA
Klasifikasi Terselia. Tanggal Akses 04 Desember 2017.
https://www.scribd.com/document/337291044/PRAKTIKUM-ACARA-8
Mustawa Yooga, Aziz Lukman Praja Abdul Azizah Juariah Neneng. 2015 Klasifikasi Citra
(Supervised Dan Unsupervised). Kota Bandung. UNISBA.
Pengertian Resolusi. Tanggal Akses 04 Desember 2017http://www.untukku.com/artikel-
untukku/pengertian-resolusi-untukku.html
Studi Tutupan Lahan. Tanggal Akses 04 Desember 2017. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-
32468-3508100022-Presentation.pdf
.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi) Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi) bramantiyo marjuki
 
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruangPeran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruangArya Pinandita
 
Laporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta TematikLaporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta TematikSally Indah N
 
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMakalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMega Yasma Adha
 
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel AtributeKoreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel AtributeAzmi Rahman
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanbramantiyo marjuki
 
Klasifikasi Multispektral pada Landsat 7
Klasifikasi Multispektral pada Landsat 7Klasifikasi Multispektral pada Landsat 7
Klasifikasi Multispektral pada Landsat 7Ririn Indahyani
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Nurul Afdal Haris
 
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...Gedhe Foundation
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Luhur Moekti Prayogo
 
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgisTutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgisEgi Septiana
 

Was ist angesagt? (20)

Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi) Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
Modul Quantum GIS 2 (Aplikasi)
 
DIGITASI
DIGITASIDIGITASI
DIGITASI
 
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
 
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruangPeran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
 
Laporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta TematikLaporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta Tematik
 
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMakalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
 
CITRA SRTM
CITRA SRTM CITRA SRTM
CITRA SRTM
 
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel AtributeKoreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
Koreksi Geometrik, Digitasi Peta dan Pengisian Tabel Atribute
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
 
Klasifikasi Multispektral pada Landsat 7
Klasifikasi Multispektral pada Landsat 7Klasifikasi Multispektral pada Landsat 7
Klasifikasi Multispektral pada Landsat 7
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
 
Metadata Dalam GIS
Metadata Dalam GISMetadata Dalam GIS
Metadata Dalam GIS
 
Pemetaan digital
Pemetaan digital Pemetaan digital
Pemetaan digital
 
Fotogrametri dijital sift dan surf
Fotogrametri dijital sift dan surfFotogrametri dijital sift dan surf
Fotogrametri dijital sift dan surf
 
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
 
Laporan koreksi geometri citra satelit landsat
Laporan koreksi geometri citra satelit landsatLaporan koreksi geometri citra satelit landsat
Laporan koreksi geometri citra satelit landsat
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
 
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgisTutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
 
pci geomatica
pci geomaticapci geomatica
pci geomatica
 
Laporan DGN95 - RSGI
Laporan DGN95 - RSGILaporan DGN95 - RSGI
Laporan DGN95 - RSGI
 

Ähnlich wie KLASIFIKASI TERSELIA LANDSAT

Laporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuranLaporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuransholasido
 
Penginderaan Jauh : Deteksi Awan
Penginderaan Jauh : Deteksi AwanPenginderaan Jauh : Deteksi Awan
Penginderaan Jauh : Deteksi AwanWachidatin N C
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Luhur Moekti Prayogo
 
Modul praktikum 3 cluster
Modul praktikum 3   clusterModul praktikum 3   cluster
Modul praktikum 3 clusterDeiHart DeiHart
 
Naskah%20 publikasi
Naskah%20 publikasiNaskah%20 publikasi
Naskah%20 publikasiCahyaUPN97
 
Tugas besar mkti (fix)
Tugas besar mkti (fix)Tugas besar mkti (fix)
Tugas besar mkti (fix)artha69
 
Modul statistik 2019 2020
Modul statistik 2019 2020 Modul statistik 2019 2020
Modul statistik 2019 2020 iankurniawan019
 
Proposal Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
Proposal Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur UniversityProposal Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
Proposal Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur UniversityYudo Devianto
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...Luhur Moekti Prayogo
 
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKRAlat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKREko Supriyadi
 
Laporan cluster
Laporan clusterLaporan cluster
Laporan clusterAnangzakir
 
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3Eko Supriyadi
 
Proyek Aplikasi Seleksi Penerimaan Mahasiswa PTN
Proyek Aplikasi Seleksi Penerimaan Mahasiswa PTNProyek Aplikasi Seleksi Penerimaan Mahasiswa PTN
Proyek Aplikasi Seleksi Penerimaan Mahasiswa PTNLucha Kamala Putri
 
Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...
Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS  LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS  LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...
Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...Irsan Widyawan
 
Tesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentTesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentArie Purwanto
 
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKRAlat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKREko Supriyadi
 
04 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_1
04 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_104 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_1
04 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_1Setyo Alfarezi
 
Convolutional Neural Network Malaria Cells oleh Moh. Taufiq Novianto
Convolutional Neural Network Malaria Cells oleh Moh. Taufiq NoviantoConvolutional Neural Network Malaria Cells oleh Moh. Taufiq Novianto
Convolutional Neural Network Malaria Cells oleh Moh. Taufiq NoviantoMoh. Taufiq Novianto
 

Ähnlich wie KLASIFIKASI TERSELIA LANDSAT (20)

Laporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuranLaporan uji pengukuran
Laporan uji pengukuran
 
Penginderaan Jauh : Deteksi Awan
Penginderaan Jauh : Deteksi AwanPenginderaan Jauh : Deteksi Awan
Penginderaan Jauh : Deteksi Awan
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 
Modul praktikum 3 cluster
Modul praktikum 3   clusterModul praktikum 3   cluster
Modul praktikum 3 cluster
 
Naskah%20 publikasi
Naskah%20 publikasiNaskah%20 publikasi
Naskah%20 publikasi
 
Tugas besar mkti (fix)
Tugas besar mkti (fix)Tugas besar mkti (fix)
Tugas besar mkti (fix)
 
Modul statistik 2019 2020
Modul statistik 2019 2020 Modul statistik 2019 2020
Modul statistik 2019 2020
 
Proposal Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
Proposal Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur UniversityProposal Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
Proposal Thesis From Yudo Devianto - Budi Luhur University
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...
 
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKRAlat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
 
Laporan cluster
Laporan clusterLaporan cluster
Laporan cluster
 
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3
 
Proyek Aplikasi Seleksi Penerimaan Mahasiswa PTN
Proyek Aplikasi Seleksi Penerimaan Mahasiswa PTNProyek Aplikasi Seleksi Penerimaan Mahasiswa PTN
Proyek Aplikasi Seleksi Penerimaan Mahasiswa PTN
 
PPT SIDANG TA.pptx
PPT SIDANG TA.pptxPPT SIDANG TA.pptx
PPT SIDANG TA.pptx
 
Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...
Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS  LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS  LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...
Bab I Tugas Akhir SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI CONTOH DAN TITIK PENGAMA...
 
Tesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentTesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-Government
 
summit evolution
summit evolutionsummit evolution
summit evolution
 
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKRAlat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKR
 
04 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_1
04 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_104 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_1
04 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_1
 
Convolutional Neural Network Malaria Cells oleh Moh. Taufiq Novianto
Convolutional Neural Network Malaria Cells oleh Moh. Taufiq NoviantoConvolutional Neural Network Malaria Cells oleh Moh. Taufiq Novianto
Convolutional Neural Network Malaria Cells oleh Moh. Taufiq Novianto
 

Mehr von Wachidatin N C

Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangPertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangWachidatin N C
 
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang PertambanganPertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang PertambanganWachidatin N C
 
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang TransportasiPertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang TransportasiWachidatin N C
 
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang TransportasiPertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang TransportasiWachidatin N C
 
IIG : Program Pembinaan Pemerintah Desa Terkait Batas Administrasi
IIG : Program Pembinaan Pemerintah Desa Terkait Batas AdministrasiIIG : Program Pembinaan Pemerintah Desa Terkait Batas Administrasi
IIG : Program Pembinaan Pemerintah Desa Terkait Batas AdministrasiWachidatin N C
 
IIG : Analisis Potensi Kawasan Pencemaran Air
IIG : Analisis Potensi Kawasan Pencemaran AirIIG : Analisis Potensi Kawasan Pencemaran Air
IIG : Analisis Potensi Kawasan Pencemaran AirWachidatin N C
 
IIG : Kebijakan Satu Peta
IIG : Kebijakan Satu PetaIIG : Kebijakan Satu Peta
IIG : Kebijakan Satu PetaWachidatin N C
 
SIG : Tutorial Software ILWIS, QGIS, dan GRASS
SIG : Tutorial Software ILWIS, QGIS, dan GRASSSIG : Tutorial Software ILWIS, QGIS, dan GRASS
SIG : Tutorial Software ILWIS, QGIS, dan GRASSWachidatin N C
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamWachidatin N C
 
Toponimi : Analisa Pulau Selaru
Toponimi : Analisa Pulau SelaruToponimi : Analisa Pulau Selaru
Toponimi : Analisa Pulau SelaruWachidatin N C
 
Toponimi Sentra Ikan Bulak
Toponimi Sentra Ikan BulakToponimi Sentra Ikan Bulak
Toponimi Sentra Ikan BulakWachidatin N C
 

Mehr von Wachidatin N C (12)

Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangPertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
 
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang PertambanganPertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
 
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang TransportasiPertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
 
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang TransportasiPertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
Pertambangan : Tingkat Konsumsi Migas Bidang Transportasi
 
IIG : Program Pembinaan Pemerintah Desa Terkait Batas Administrasi
IIG : Program Pembinaan Pemerintah Desa Terkait Batas AdministrasiIIG : Program Pembinaan Pemerintah Desa Terkait Batas Administrasi
IIG : Program Pembinaan Pemerintah Desa Terkait Batas Administrasi
 
IIG : Analisis Potensi Kawasan Pencemaran Air
IIG : Analisis Potensi Kawasan Pencemaran AirIIG : Analisis Potensi Kawasan Pencemaran Air
IIG : Analisis Potensi Kawasan Pencemaran Air
 
IIG : Kebijakan Satu Peta
IIG : Kebijakan Satu PetaIIG : Kebijakan Satu Peta
IIG : Kebijakan Satu Peta
 
SIG : Tutorial Software ILWIS, QGIS, dan GRASS
SIG : Tutorial Software ILWIS, QGIS, dan GRASSSIG : Tutorial Software ILWIS, QGIS, dan GRASS
SIG : Tutorial Software ILWIS, QGIS, dan GRASS
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
 
Toponimi : Analisa Pulau Selaru
Toponimi : Analisa Pulau SelaruToponimi : Analisa Pulau Selaru
Toponimi : Analisa Pulau Selaru
 
Toponimi Sentra Ikan Bulak
Toponimi Sentra Ikan BulakToponimi Sentra Ikan Bulak
Toponimi Sentra Ikan Bulak
 
Green cars
Green carsGreen cars
Green cars
 

Kürzlich hochgeladen

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 

Kürzlich hochgeladen (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 

KLASIFIKASI TERSELIA LANDSAT

  • 1. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 1 LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGINDERAAN JAUH “KLASIFIKASI TERSELIA (Mahalanobis Distance Classification) MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT KABUPATEN TUBAN” Dosen Pengampu: Lalu Muhamad Jaelani ST., MSc., PhD Dosen Asistensi : Cherie Bekti Pribadi, S.T., M.T Oleh : Wachidatin Nisa’ul C. 03311540000067 Departemen Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil Lingkungan dan Kebumian Institut Teknologi Sepuluh Nopember Ph. 031-5929486, 5929487 2017
  • 2. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta hidayah- Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan baik. Adapun laporan ini yakni sebagai syarat dalam memenuhi tugas Mata Kuliah Penginderaan Jauh. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada, 1. Lalu Muhamad Jaelani ST., MSc., PhD., selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Penginderaan Jauh 2. Cherie Bekti Pribadi, S.T., M.T., selaku Dosen Responsi Mata Kuliah Penginderaan Jauh 3. Serta pihak-pihak lain yang ikut membantu dalam menyelasikan laporan ini. Penulis berharap laporan ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penulis sadar bahwasannya masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan laporan ini. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang akan di buat berikutnya. Semoga laporan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan juga dapat berguna bagi penulis. Kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan demi perbaikan laporan ini. Surabaya, 04 Desember 2017 Penulis
  • 3. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................................... 2 DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3 BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 4 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4 1.2 Maksud dan Tujuan............................................................................................................... 4 BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................................... 5 2.1 Klasifikasi Terselia................................................................................................................ 5 2.2 Jenis Klasifikasi Terselia....................................................................................................... 5 2.3 Region Of Interest................................................................................................................. 7 BAB III PELAKSANAAN ........................................................................................................... 9 3.1 Alat dan Bahan...................................................................................................................... 9 3.2 Tempat dan Waktu Praktikum............................................................................................. 10 3.3 Petunjuk Praktikum............................................................................................................. 10 3.3.1 Proses Penentuan Region of Interest (ROI).................................................................. 10 3.3.2 Proses Klasifikasi Terselia............................................................................................ 13 3.3.3 Proses Penentuan Confusion Matrix............................................................................. 15 3.3.4 Proses Pemotongan Sesuai Batas Kabupaten / Kota .................................................... 17 BAB IV HASIL DAN ANALISA............................................................................................... 27 4.1 Proses Penentuan Region Of Interest.................................................................................. 27 4.2 Proses Klasifikasi Terselia .................................................................................................. 27 4.3 Proses Penentuan Confusion Matrix ................................................................................... 28 4.4 Proses Pemotongan sesuai Batas Kabupaten / Kota............................................................ 28 4.5 Peta Klasifikasi.................................................................................................................... 29 BAB V PENUTUP....................................................................................................................... 30 5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 30 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 31
  • 4. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Klasifikasi citra digital merupakan proses pengelompokan piksel ke dalam kelas-kelas tertentu, seperti perbedaan pada nilai warna. Perbedaan warna ini dimulai dari 0 – hingga gradasi warna. Semakin banyak klasifikasi citra, maka semakin banyak warna yang digunakan dan semakin bagus pula hasilnya. Pada umumnya Klasifikasi citra digital terbagi ke dalam dua jenis, yaitu supervised dan unsupervised. Namun pada umumnya yang digunakan adalah klasifikasi terselia supervised karena lebih terpercaya.. Klasifikasi supervised dapat didefinisikan sebagai pengelompokan nilai warna yang telah terintegrasi oleh data survei secara primer, semisal data mengenai vegetasi, kawasan, pola lahan terbangun. dan sebagainya. Menurut Projo Danoedoro (1996) klasifikasi supervised ini melibatkan interaksi analis secara intensif, dimana analis menuntun proses klasifikasi dengan identifikasi objek pada citra (training area). Sehingga pengambilan sampel perlu dilakukan dengan mempertimbangkan pola spektral pada setiap panjang gelombang tertentu, sehingga diperoleh daerah acuan yang baik untuk mewakili suatu objek tertentu. Sedangkan unsupervised merupakan pengelompokan warna yang belum terintegrasi. Unsupervised dapat dijadikan sebagai data sementara atau awal untuk keperluan tertentu semisal studi., selanjutnya untuk meningkatkan keakuratannya perlu dilakukan pengecekan di lapangan (ground check) apakah yang telah terklasifikasi sesuai atau tidak Salah satu software yang banyak digunakan dalam pengolahan data citra satelit ialah ENVI. Software ini dilengkapi dengan fitur hingga memberikan manfaat dan dapat digunakan dalam berbagai macam pengaplikasian. Salah satu hal yang dapat dilakukan yakni digunakan untuk klasifikasi terselia (supervised classification) pada citra satelit. 1.2 Maksud dan Tujuan Tujuan dari praktikum kali ini ialah : 1. Mahasiswa mampu mengoperasikan software ENVI 2. Mahasiswa mampu melakukan pendefinisan pada ROI 3. Mahasiswa mampu melakukan proses klasifikasi terselia 4. Mahasiswa mampu membuat peta hasil klasifikasi terselia
  • 5. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Klasifikasi Terselia Klasifikasi citra digital merupakan proses pengelompokan piksel ke dalam kelas-kelas tertentu, seperti perbedaan pada nilai warna. Perbedaan warna ini dimulai dari 0 – hingga gradasi warna. Semakin banyak klasifikasi citra, maka semakin banyak warna yang digunakan dan semakin bagus pula hasilnya. Pada umumnya Klasifikasi citra digital terbagi ke dalam dua jenis, yaitu supervised dan unsupervised. Namun pada umumnya yang digunakan adalah klasifikasi terselia supervised karena lebih terpercaya.. Klasifikasi supervised dapat didefinisikan sebagai pengelompokan nilai warna yang telah terintegrasi oleh data survei secara primer, semisal data mengenai vegetasi, kawasan, pola lahan terbangun. dan sebagainya. Menurut Projo Danoedoro (1996) klasifikasi supervised ini melibatkan interaksi analis secara intensif, dimana analis menuntun proses klasifikasi dengan identifikasi objek pada citra (training area). Sehingga pengambilan sampel perlu dilakukan dengan mempertimbangkan pola spektral pada setiap panjang gelombang tertentu, sehingga diperoleh daerah acuan yang baik untuk mewakili suatu objek tertentu. Sedangkan unsupervised merupakan pengelompokan warna yang belum terintegrasi. Unsupervised dapat dijadikan sebagai data sementara atau awal untuk keperluan tertentu semisal studi., selanjutnya untuk meningkatkan keakuratannya perlu dilakukan pengecekan di lapangan (ground check) apakah yang telah terklasifikasi sesuai atau tidak. Keunggulan supervised classification :  Lebih akurat karena telah didasari oleh data survei primer  Dilakukan secara otomatis  Klasifikasi sesuai dengan masukan data dalam daftar fungsi Kekurangan supervised classification :  Membutuhkan kemampuan tenaga survei untuk identifikasi secara langsung ke lapangan  Biaya yang sangat mahal  Besar kemungkinan terjadi human error  Membutuhkan pengetahuan awal pada wilayah survei 2.2 Jenis Klasifikasi Terselia Proses klasifikasi dengan pemilihan kategori informasi yang diinginkan dan memiliki training area untuk tiap ketegori penutup lahan yang memakili sebagai kunci interpretasi merupakan klasifikasi terbimbing. Klasifikasi terbimbing digunakan data penginderaan jauh multispectral yang berbasis numeric. maka pengenalan polanya merupakan proses otomatik dengan bantuan komputer. Klasifikasi terbimbing yang didasarkan pada pengenalan pola spectral terdiri atas tiga tahapan
  • 6. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 6 a. Ta h a p t r a i n i n g s a m p l e a n a l i s i s m e n y u s u n k u n c i i n t e r p r e t a s i d a n mengembangkan secara numeric spectral untuk setiap kenampakan dengan memeriksa batas daerah (training area) b. Tahapan klasifikasi Setiap pixel pada serangkaian data citra dibandingkan setiap kategori pada kunci interpretasi numeric, yaitu menentukan nilai pixel yang tak dikenal dan paling mirip dengan kategori yang sama. Perbandingan tiap pixel citra dengan kategori pada kunci interpretasi dikerluarkan secara numeric dengan menggunakan berbagai strategi klasifikasi (dapat dipilih salah satu dari jarak minimum rata -rata kelas, parallelepiped, kemiripan maksimum). Setiap pixel kemudian diberi nama sehingga diperoleh matrik multi dimensi untuk menentukan jenis kategori penutupan lahan yang diinterpretasi c. T a h a p a n k e l u a r a n H a s i l m a t r i k d i d e n i l e a s i s e h i n g g a t e r b e n t u k p e t a penutupan lahan dan dibuat tabel matrik luas berbagai jenis tutupan lahan pada citra Adapun metode klalsifikasi : a. Parallelepiped Klasifikasi parallelepiped menggunakan aturan keputusan sederhana untuk mengklasifikasikan data multispektral. Batas-batas keputusan merupakan parallelepiped n-dimensi dalam ruang data gambar. Dimensi ini ditentukan berdasarkan batas deviasi standar dari rata-rata setiap kelas yang dipilih. b. Minimum Distance Teknik jarak minimal menggunakan vektor rata-rata endmember masing-masing dan menghitung jarak Euclidean dari setiap piksel yang diketahui oleh vektor rata-rata untuk masing-masing kelas. Beberapa piksel memiliki kemungkinan tidak terklasifikasi jika tidak memenuhi kriteria yang dipilih. c. Maximum Likelihood Klasifikasi supervised maximum likelihood merupakan klasifikasi yang berpedoman pada nilai piksel yang sudah dikategorikan obyeknya atau dibuat dalam training sampel untuk masing- masing obyek penutup lahan. Pemilihan training sampel yang kurang baik dapat menghasilkan klasifikasi yang kurang optimal sehingga akurasi yang diperoleh rendah. Dengan demikian diperlukan analisis secara statistik atau uji akurasi dari training sampel tersebut.
  • 7. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 7 2.3 Region Of Interest Dalam pengolahan citra, terkadang kita hanya menginginkan pengolahan hanya pada daerah/bagian tertentu dari citra. Daerah yang kita inginkan tersebut disebut dengan Region of Interest (ROI). Proses untuk mendapatkan ROI salah satunya adalah dengan cara melakukan cropping pada suatu citra.ROI memegang peranan yang sangat penting dengan memfasilitasi penggambaran daerah yang penting dalam suatu citra. ROI merupakan proses partisi gambar digital ke beberapa daerah dengan tujuan untuk menyederhanakan ataupun merubah representasi gambar menjadi sesuatu yang lebih bermakna dan mudah dianalisa. Ada beberapa metoda yang sering digunakan dalam ROI citra antara lain: A. Thresholding Metode thresholding didasarkan pada pemisahan pixel ke dalam kelas yang berbeda tergantung pada tingkat keabuan masing-masing pixel. Intensitas citra medis seperti tumor dan jaringan pada otak biasanya sangat rumit dan memiliki tingkat keabuan yang sangat dekat sehingga menyebabkan kesulitan penentuan ambang batas (threshold). Metode thresholding tidak bisa diterapkan untuk citra dengan tingkat keabuan yang berdekatan sehingga biasanya dikombinasikan dengan metode lain. B. Region growing Metode region growing seperti menggabungan thresholding dengan kondisi konektivitas atau kriteria daerah homogenitas. Keberhasilan dari metode tersebut bergantung pada kepresisian informasi anatomi untuk meletakkan baik satu mapun beberapa pixel untuk masing-masing daerah homogen. Kelemahan lain dari metode region growing adalah metode tersebut hanya dapat bekerja dengan baik pada daerah yang homogen dan membutuhkan operator untuk menentukan daerah yang akan diROI. Metode region growing yang paling umum digunakan adalah watershed. Prinsip dasar dari watershed adalah merubah gradien tingkat keabuan citra menjadi permukaan topografi. Daerah minimum dari citra merupakan sumber dimana air meluap dan bentuk-bentuk “kolam” (“catchment basin”) menggambarkan permukaan air. Algoritma ini akan berhenti bila dua “kolam” dari dua sumber yang berbeda bertemu. Jika pada citra terdapat banyak pola dan noise, maka akan terbentuk banyak “kolam” sehingga terjadi ROI yang berlebihan. C. Shapebased Metode shapebased juga memberikan pendekatan yang cukup sederhana dalam ROI citra namun sangat sulit dalam penentuan kontur awal sehingga ketidaktepatan dalam penentuan kontur awal dapat menyebabkan hasil ROI yang kurang memuaskan. D. Clustering
  • 8. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 8 Metode statistik atau clustering didasarkan pada distribusi parameter tertentu. Hal terpenting dalam metode ini adalah melakukan estimasi definisi awal dari parameter sehingga bagus tidaknya ROI tergantung pada seberapa baik distribusi yang diasumsikan mendekati distribusi dari data. Pada kenyataanya, secara umum citra medis mengandung noise dan ketidakpastian distribusi yang tidak dapat diketahui sebelumnya.
  • 9. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 9 BAB III PELAKSANAAN 3.1 Alat dan Bahan Berikut ialah alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum klasifikasi terselia : 1. Laptop 2. Mouse 3. ENVI 5.1 4. Citra Landsat
  • 10. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 10 3.2 Tempat dan Waktu Praktikum Praktikum deteksi awan dilaksanakan pada : Hari : Senin Tanggal : 04 Desember 2017 Waktu : 16.00 – 20.00 WIB Tempat : Jl. Keputih Tambak XX (BMA) No 14, Surabaya. 3.3 Petunjuk Praktikum 3.3.1 Proses Penentuan Region of Interest (ROI) a. Buka Software ENVI b. Input citra Landsat dengan cara. File > Open.
  • 11. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 11 c. Pilih data Landsat yang MTL, kemudian open d. Membuat ROI, dengan cara. Pilih Region of Interest (ROI) Tools, yang ada pada toolbar
  • 12. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 12 e. Beri nama pada ROI, yakni klasifikasi untuk awan, pemukiman, laut, lahan terbuka, dsb. Pilih warna untuk klasifikasi tersebut. Kemudian digit pada area citra, apabila telah selesai, tekan enter.
  • 13. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 13 3.3.2 Proses Klasifikasi Terselia a. Setelah proses ROI, pada Toolbox pilih Classification > Supervised Classification > Mahalanobis Distance Classification b. Pilih yang spectral subset terbanyak, yakni 7/7 band, kemudian oke
  • 14. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 14 c. Pilih Select All Items > Multiple Values > Pilih tempat penyimpanan Output > Pilih tempat penyimpanan Rules > ok d. Proses supervised classification sedang berjalan e. Hasil dari Supervised Classification, Mahalanobis Distance Classification
  • 15. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 15 3.3.3 Proses Penentuan Confusion Matrix a. Dari Hasil Supervised Classification, pada Toolbox cari Confusion Matrix Using Ground Truth ROIs b. Pilih file Output, yang tadi di save.
  • 16. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 16 c. Pilih oke d. Pilih oke
  • 17. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 17 e. Hasil dari Confusion Matrix 3.3.4 Proses Pemotongan Sesuai Batas Kabupaten / Kota a. Dari data yang telah diproses sebelumnya. Buka vector daerah pada citra yang telah terpotong, vector yang digunakan yakni Kabupaten Tuban, dengan cara. File > Open > Pilih vector kabupaten
  • 18. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 18 b. Pada Toolbox, cari Subset Data From ROIs c. Pilih Output > Ok
  • 19. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 19 d. Select Input ROIs : Pilih layer vector kabupaten tuban. Mask pixels output of ROI : Pilih yes. Pilih tempat penyimpanan. Kemudian ok e. Citra telah tersubset.
  • 20. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 20 f. Matikan semua layer hingga membentuk subset kabupaten tuban g. Membuat layout dengan ENVI Classic. File > Open Image > Pilih file output yang tadi .hdr
  • 21. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 21 h. Pilih RGB. Pilih 3 kali i. Pilih File > QuickMap > New QuickMap
  • 22. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 22 j. Pilih Ukuran Kertas (A4), Pilih landscape k. Besarkan scala hingga mencakup seluruh wilayah
  • 23. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 23 l. Pengaturan layout > Apply m. Memunculkan legenda dengan cara. Overlay > Annotation
  • 24. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 24 n. Window : pilih image. Color : pilih hitam. Klik Edit Map Key Items > Ganti dengan Legenda > Ok o. Klik pada peta. Moving ke tempat yang diinginkan
  • 25. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 25 p. Menyimpan peta dengan cara, File > Save Image as > Image File > Output file type ganti dengan PNG > Pilih tempat penyimpanan > Oke
  • 26. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 26
  • 27. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 27 BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Proses Penentuan Region Of Interest 4.2 Proses Klasifikasi Terselia
  • 28. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 28 4.3 Proses Penentuan Confusion Matrix 4.4 Proses Pemotongan sesuai Batas Kabupaten / Kota
  • 29. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 29 4.5 Peta Klasifikasi
  • 30. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 30 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil praktikum Supervised Classification kali ini, daerah yang digunakan yaitu Kabupaten Tuban Jawa Timur. Jenis dari Supervised Classification yang digunakan yakni Mahalanobis Distance Classification. Adapun jumlah ROI yakni sebanyak 6 buah : Pemukiman, Laut, Vegetasi, Lahan terbuka, Danau, dan Awan. Berdasarkan dari hasil Confusion Matrix, nilai koefisien kappa sebesar 0.9978 dengan nilai akurasi sebesar 99.9866 %, yang berarti bahwa pengklasifikasian citra tersebut dapat dikatakan baik
  • 31. LAPORAN PENGINDERAAN JAUH KLASIFIKASI TERSELIA WACHIDATIN NC 31 DAFTAR PUSTAKA Klasifikasi Terselia. Tanggal Akses 04 Desember 2017. https://www.scribd.com/document/337291044/PRAKTIKUM-ACARA-8 Mustawa Yooga, Aziz Lukman Praja Abdul Azizah Juariah Neneng. 2015 Klasifikasi Citra (Supervised Dan Unsupervised). Kota Bandung. UNISBA. Pengertian Resolusi. Tanggal Akses 04 Desember 2017http://www.untukku.com/artikel- untukku/pengertian-resolusi-untukku.html Studi Tutupan Lahan. Tanggal Akses 04 Desember 2017. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper- 32468-3508100022-Presentation.pdf .