Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Komputer untuk pendidikan
1. Makalah Komputer Masyarakat
Tentang pembahasan “Komputer Untuk Pendidikan”
Disusun Oleh :
Fikri Alfiyanto Putra
41813120153
Dosen :
Ibu Ratna Mutu Manikam, S.Kom , MT
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2014
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komputer dikembangkan pada tahun 1950-an sebagai kreasi besar tahun itu dengan
tabung-tabung vakum dan bermil-mil kebelnya memenuhi beberapa ruangan besar. Harganya
sangat tinggi dirancang untuk tujuan perhitungan-perhitungan manipulasi metematis yang rumit.
Ternyata komputer itu bekerja sangat efisien untuk segala jenis matematika tingkat tinggi.
Pada waktu itu masih belum jelas bagaimana pemakaian komputer dalam bidang
pendidikan. Sekalipun demikian, percobaan-percobaan pengajaran berkomputer sudah mulai
drastis pada tahun-tahun 1950-an dan 1960-an. Percobaan-percobaan ke arah itu didorong oleh
adanya perkembangan FORTRAN, tumbuhnya bahasa komputer yang lebih mudah dipelajari
dan hasil penelitian pengajaran berprogram dari B. F. Skinner..
Tampaknya format bertahap dari pengajaran berprogram linear cocok dengan
karakteristik komputer. Sekalipun demikian, faktor harga, keandalan perangkat kerasnya, dan
kegunaan materialnya yang memadai masih tetap merupakan rintangan besar dalam
pendayagunaannya yang luas dalam pengajaran baru, setelah munculnya mikrokomputer pada
tahun 1975, hal ini secara dramatis berubah sama sekali.
Adanya mikrokomputer dimungkinkan dengan ditemukannya mikroprosesor, yaitu
sebuah chip silikon tipis yang di dalamnya berisi seluruh kemampuan pemrosesan informasi dari
ruang sirkuit komputer orisinil. Pengembangan chip silikon itulah yang menekan harga komputer
menjadi lebih murah. Untuk jenis-jenis tugas tertentu, pendayagunaan komputer jelas lebih
ekonomis ketimbang penggunaan tenaga manusia. Penerimaan mokrokomputer di sekolah-
sekolah di Amerika boleh dikatakan lebih cepat dibandingkan dengan inovasi pendidikan
lainnya.
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Teknologi pada Pendidikan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan pengaruh
terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg, dengan
berkembangnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ada lima pergeseran dalam
proses pembelajaran yaitu:
(1) dari pelatihan ke penampilan
(2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja
(3) dari kertas ke “on line” atau saluran
(4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja
(5) dari waktu siklus ke waktu nyata.
Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media
komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan
siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan
menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan
langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang
luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer
atau internet.
Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau
pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah
lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu suatu model pembelajaran dengan
menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet. e-learning
merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam
jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu:
1. e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan,
mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi,
2. pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi
internet yang standar,
4. 3. memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma
pembelajaran tradisional.
Sebelum adanya Internet, masalah utama yang dihadapi oleh pendidikan (di seluruh
dunia) adalah akses kepada sumber informasi. Adanya Internet memungkinkan dunia pendidikan
untuk mengakses kepada sumber informasi yang mulai tersedia banyak.
Manfaat Internet sekarang sudah dapat dirasakan oleh berbagai kalangan. Manfaat
Internet sebagai salah satu media terbesar di dunia bisa digunakan sebagai pendoronga majunya
pendidikan masa depan.
Internet dapat dianggap sebagai sumber informasi yang sangat besar. Ada dua peranan
internet yang sangat penting, yakni:
(1) sebagai sumber data dan informasi,
(2) sarana pertukaran data dan informasi.
Sebagai sumber informasi, internet menyimpan berbagai jenis sumber informasi dalam
jumlah yang tidak terbatas. Bidang apa pun yang diminati, pasti ada informasi di Internet. Ini
dapat digunakan siswa untuk mencari bahan ajar dalam pembelajaran di sekolah. Bagi siswa
yang kurang mampu, ini sangat memudahkannya dalam mencari bahan ajar karena siswa tidak
perlu lagi untuk membeli buku.
B. Pengertian CAI (Computer Assisted Instruction)
Pembelajaran dengan bantuan komputer (CAI) adalah tipe CBI yang dapat digunakan
sendiri atau digunakan bersama dengan sistem instruksional lain. Perangkat lunak yang
digunakan berfungsi untuk membantu proses pembelajaran. Manfaat komputer meliputi
penyajian informasi, isi materi pelajaran dan latihan atau kombinasinya.
Menurut Herman D Surjono (1999), istilah CAI (Computer-Assisted Instruction)
umumnya menunjuk pada semua software pendidikan yang diakses melalui komputer di mana
anak didik dapat berinteraksi dengannya. Sistem komputer menyajikan serangkaian program
pengajaran kepada anak didik baik berupa informasi maupun latihan soal-soal untuk mencapai
tujuan pengajaran tertentu dan pebelajar melakukan aktivitas belajar dengan cara berinteraksi
dengan sistem komputer. Materipelajaran dapat disajikan program CAI melalui berbagai metode
seperti: drill and practice, tutorial,simulasi, permainan, problem-solving, dan lain sebagainya.
5. Menurut Nasution, CAI atau pengajaran dengan bantuan komputer adalah pengajaran yang
menggunakan komputer sebagai alat bantu .Komputer itu dapat dilengkapi sehingga memperluas
fungsinya dan dapat digunakan sebagai mesinbelajar atau teaching machine. (Husni Idris)
Criswell (dalam ivannugraha.blog.upi.edu: 2009) mendefinisikan CAI (Computer Assisted
Instruction) sebagai penggunaan komputer dalam menyampaikan bahan pengajaran dengan
melibatkan peserta didik secara aktif serta membolehkan umpan balik, Criswell mengemukakan:
The term computer-based Instruction (CBI) refers to any use of a computer to a present
instructional material, provide for active participation of the student and respond to student
action. Very simply, the goal of CBI is to teach6.
Pembelajaran berbasis komputer (CBI), perangkat lunak yang digunakan dapat
dimanfaatkan sebagai sistem pembelajaran individual. Selain itu, CBI dapat dimanfaatkan juga
sebagai fungsi CAI. Secara lebih tegas Hernawan dkk (2004: 22) mengatakan bahwa
Pembelajaran berbasis komputer merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam
proses pembelajaran dengan perangkat lunak berupa program komputer yang berisi materi
pelajaran. Lebih lanjut Hernawan mengatakan bahwa pembelajaran berbasis komputer
merupakan istilah yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang menggunakan komputer
dalam proses belajar mengajarnya baik sebagian maupun secara keseluruhan.
C. Pembagian model CAI
Pengklasifikasian program CAI berfungsi untuk menentukan strategi yang digunakan
dalam mencapai tujuan belajar dan bagaimana materi ajar akan disajikan oleh komputer.
Sebelum mengerjakan program drill and practice,siswa dianggap telah mempelajari materi
pelajaran.Meskipun programnya sederhana,namun aspek-aspek umpan balik dan penilaian harus
ada.Bentuk soal latihan dapat berupa pilihan ganda,mengisi,atau benar-salah,sedangkan
kesempatan jawaban dapat dilakukan berulang kali bila salah.Adapun pengertian dari model-
model pembelajaran CAI,diataranya:
6. 1. Program CAI Simulasi
Merupakan suatu presentasi atau model dari suatu kejadian nyata atau imajinasi dari suatu obyek,
sistem atau beberapa kejadian. Program CAI simulasi masih mengandung elemen-elemen pokok
dari sesuatu yang disimulasikan. Program CAI dengan model simulasi memungkinkan siswa
memanipulasikan tanpa harus menanggung resiko yang tidak menyenangkan. Siswa seolah-olah
terlibat dan mengalami kejadian sesungguhnya dan umpan balik diberikan sebagai akibat dari
keputusan yang diberikannya.
2. Program CAI games instructional
Memiliki kelebihan yaitu mampu mendorong motivasi tinggi siswa. Terkadang ada mata
pelajaran yang kurang menarik minat dan motivasi siswa, maka guru dapat menggunakan
program CAI games instructional yang terintegrasi dan terseleksi secara baik. Program CAI
instructional games dapat memberikan penguatan dalam mengajar keterampilan, konsep dan
informasi. CAI permainan menawarkan kepada siswa kemungkinan-kemungkinan yang sangat
menarik, tetapi hal itu harus terkait dengan tujuan utama dan yang terpenting dalam
mengembangkan dan memberi penguatan yaitu menyaring beberapa aspek proses belajar. CAI
permainan harus tetap menggunakan nilai-nilai pendidikan sebagai tujuan utamanya. Umumnya
CAI model permainan terkait dengan bentuk kompetisi sebagai komponen motivasi.
3. Program CAI problem solving
Menyajikan situasi (masalah) pada komputer yang diselesaikan melalui suatu proses deduksi
logika, sintesis dan implementasi. CAI problem solving, seperti halnya CAI simulasi, yang
dikembangkan dengan melibatkan komputer digunakan untuk meningkatkan proses mengajar
dan meningkatkan strategi pemecahan masalah tingkat tinggi.
4. Program CAI tutorial
Merupakan suatu program yang dirancang untuk bertindak sebagai tutor atau guru. CAI tutorial
menyajikan informasi atau konsep baru melalui monitor, dan siswa diberi kesempatan untuk
berinteraksi dengan informasi atau konsep baru tersebut. Komputer berperan layaknya sebagai
seorang guru. Siswa harus bisa berpartisipasi aktif dalam proses belajarnya dengan berinteraksi
dengan komputer. Materi pelajaran dalam satu sub pokok bahasan disajikan lebih dulu kemudian
7. diberikan soal latihan. Respon siswa kemudian dianalisis komputer dan siswa diberi umpan balik
sesuai dengan jawabannya. CAI tutorial juga memberikan alternatif percabangan sub pokok
bahasan, sesuai dengan kebutuhan belajar siswa dan persyaratan sub pokok bahasan tersebut.
Semakin bervariasi alternatif percabangan sub pokok bahasan, maka akan semakin banyak
individu siswa terlayani kebutuhan belajarnya.
Disamping itu program tutorial harus dapat menyesuaikan kecepatan dan tingkat
kemampuan siswa. Program CAI tutorial menawarkan keuntungan baik bagi guru maupun bagi
siswa. Keuntungan tersebut terdiri dari: (1) interaksi belajar, (2) belajar secara individual, dan (3)
Efisiensi. Tidak seperti layaknya guru kelas, program CAI tutorial dapat mengatur kecepatan
presentasi sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Dengan menggunakan teknik percabangan dan
interaktif, CAI tutorial dapat memberikan intruksi tambahan bagi siswa yang membutuhkannya
dan juga memperkenankan siswa yang mampu belajar dengan cepat untuk menyelesaikan materi
ajar. Untuk kasus siswa yang memiliki kelambatan dalam belajar, program CAI tutorial akan
dapat melayani sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga guru dapat menghemat waktu untuk
melakukan tugas-tugas bimbingan yang lain.
Sedang menurut Soulier,program CAI dapat diklasifikasikan menjadi 6 strategi,yakni: (1)
tutorials, (2) drill and practice, (3)simulations,(4) problem solving, (5) discovery Laboratory, and
(6) games (J.Steven Soulier : 1988) Ditinjau dari peran apa yang diperankan program komputer,
Merril secara spesifik menyatakan bahwa CAI merupakan penggunaan computer untuk
membantu dalam aktivitas pembelajaran.Pada umunya digunakan dengan mengacu penerapan
tutor,seperti misalnya member drill and practice,tutorials,simulation,and games (Paul F.Merril et
al : 1996). Definisi ini selaras dengan Tailor dalam Merrill,yang menyatakan bahwa semua
aplikasi computer dalam pendidikan dapat diklasifikasi sebagai tutor,tool atau tutee.
Dari keempat kajian diatas terdapat kesamaan dalam memandang perlunya pengklasifikasian
program CAI, yaitu untuk menentukan strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan belajar
dan belajar dan bagaimana materi ajar akan disajikan oleh komputer.
Patrick Suppens dan Richard Atkinson merupakan orang pertama yang menggunakan program
CAI format drill and practice untuk bidang aritmatika dan membaca. Program CAI format drill
and practice terdiri dari serangkaian soal-soal latihan guna meningkatkan keterampilan dan
kecepatan berfikir pada materi ajar materi yang berkaitan dengan matematika dan bahasa asing
8. Semakin bervariasi alternative percabangan sub pokok bahasan,maka akan semakin banyak
individu siswa terlayani kebutuhan belajarnya.Disamping itu program tutorial harus dapat
menyesuaikan kecepatan dan tingkat kemampuan siswa.Sebuah penelitian lintas negara
dilakukan oleh Simonson dan Thompson yang mengemukakan bahhwa program CAI tutorial
tidak dapat meniru pengetahuan individu guru dalam berinteraksi dengan seorang siswa. Dilain
pihak,program CAI tutorial menawarkan keuntungan baik bagi guru maupun bagi
siswa.Keuntungan tersebut terdiri dari: (1)interaksi belajar ,(2) belajr secara individual ,dan (3)
Efisiensi. Program CAI tutorial yang dirancang secara baik akan memberikan kesempatan bagi
siswa untuk berinteraksi dengan materi ajar yang tersjikan melalui monitor serta untuk
berpartisifasi aktif dalam pengalaman belajarnya.Siswa harus memiliki kesempatan untuk
melatih gagasan baru,bertanya,menguji hipotesis dan memeriksa kembali cakupan materi yang
telah dipelajarinya.Tidak seperti layaknya guru kelas ,program CAI tutorial dapat mengatur
kecepatan presentasi sesuai dengan kebutuhan belajar siswa . Dengan menggunakan tekhnik
percabangan dan interaktif,CAI tutorial dapat memberikan intruksi tambahan bagi siswa yang
membutuhkannya dan juga memperkenalkan siswa yang mampu belajar dengan cepat untuk
menyelesaikan materi ajar.Untuk kasus siswa yang memilki kelambatan belajar,program CAI
tutorial akan dapat meleyani sesuai dengan kebutuhan siswa,sehingga guru dapat menghemat
waktu untuk melakukan tugas-tugas bimbingan yang lain (Simonson and Thompson :1994).
D. Komputer Di Perguruan Tinggi
Dengan perkembangan teknologi informasi secepat yang terjadi dewasa ini, hampir tidak
ada bidang yang tidak dirambahnya, tidak terkecuali di dunia pendidikan tinggi. TI tidak hanya
berguna untuk hal-hal yang memang secara langsung mengeksploitasi potensi teknologi, tapi
juga mendorong munculnya cara-cara baru dalam melakukan pekerjaan/kegiatan. Adalah tugas
perguruan tinggi untuk memanfaatkan perkembangan TI sebaik-baiknya untuk kepentingan
penyelenggaraan layanan pendidikan tinggi yang berkualitas dan terjangkau oleh pihak-pihak
yang memerlukannya.Setidaknya ada tiga peran yang dapat dimainkan oleh TI:
• Sebagai integrator program dan kegiatan perguruan tinggi, dalam rangka meningkatkan
efektivitas, efisiensi, dan produktivitas. Peran sebagai integrator sangat penting karena
9. perencanaan program/kegiatan perguruan tinggi sering tidak dilakukan secara terpadu.
Banyak kegiatan yang tumpang tindih, dan banyak sumber daya yang tidak teralokasikan
secara efisien. Contoh yang mudah dijumpai: penjadwalan kegiatan perkuliahan ditangani
sepenuhnya di tingkat program studi, termasuk pengalokasian ruang kuliahnya. Jika
dipandang dari aras perguruan tinggi, jadwal kuliah dan alokasi ruang di masing-masing
program studi membentuk mosaik-mosaik yang sama sekali tidak indah, karena
penugasan dosen menjadi tidak merata (terutama untuk mata kuliah dasar umum yang
harus diikuti oleh semua mahasiswa), lebih-lebih untuk utilisasi ruang kelas. Ada
program studi yang kesulitan mencari ruang kelas, dan sebaliknya, ada yang tingkat
utilisasi ruang kelasnya rendah.
Bagaimana peran TI ? TI dapat membantu memudahkan perencanaan yang lebih terpadu.
Penjadwalan dan alokasi ruang dapat dibantu aplikasi komputer yang melakukan
perhitunganperhitungan optimalisasi dengan cepat. Tetapi tentu saja TI tetaplah sebagai
alat (tool). TI tidak bisa bergerak tanpa didukung oleh kebijakan yang kondusif. Dalam
contoh sebelumnya, perlu ada kebijakan sentralisasi penjadwalan ruang di tingkat
universitas, sehingga efisiensi bisa diterapkan secara menyeluruh.
Masih banyak contoh lain yang dapat disampaikan di bidang pengelolaan kegiatan
akademik, keuangan, ataupun SDM. Dalam peran sebagai integrator, baik bentuk peran
TI maupun kebijakan pendukungnya perlu dijelaskan secara eksplisit dalam rencana
strategis TI.
• TI sebagai enabler bagi perbaikan/penyempurnaan prosesproses akademik dan
administratif serta munculnya layananlayanan baru yang inovatif. Seperti halnya
teknologi lainnya, tujuan dasar pemanfaatan TI adalah perbaikan dan penyempurnaan
dari apa yang ada saat ini. Manifestasinya bisa berupa tingkat kemudahan, kecepatan,
produktivitas, akurasi, efisiensi, dan transparansi yang lebih tinggi. Apa yang dulu tidak
bisa dikerjakan, sekarang hal ini menjadi mungkin karena bantuan TI.
Mengingat peran enabler tersebut, perencanaan TI haruslah berorientasi pada
pemanfaatan potensi TI untuk perbaikan dan penyempurnaan. Pembatasan pemanfaatan
TI, misalnya hanya untuk menggantikan peran manusia (otomatisasi), bisa dianggap
sebagai pemborosan karena menyia-nyiakan potensi yang tidak termanfaatkan. Dengan
10. demikian, seorang perencana TI perlu memiliki visi yang jauh ke depan dan mampu
mengidentifikasi peluang-peluang yang inovatif.
Proses enabling yang melibatkan TI hampir selalu diikuti dengan kebutuhan akan
penyelarasan proses-proses bisnis. Penyediaan layanan KRS on-line misalnya, harus
disertai dengan perubahan proses/tahapan KRS. Kewajiban menghadap dosen
pembimbing akademik untuk meminta tandatangan otorisasi beban SKS yang akan
diambil dapat dihilangkan, karena tugas ini diambil alih oleh komputer. Perubahan proses
bisnis memang bukan domain TI, tetapi tanpa melakukan hal ini, implementasi sistem
dan teknologi informasi tidak akan banyak bermanfaat. Perencanaan TI harus
memperhatikan konsekuensi-konsekuensi semacam ini. Rencana strategis TI perlu
memuat pula strategi menghadapi konsekuensi ikutan dari setiap program implementasi
TI yang akan dijalankan.
• TI untuk memperluas akses bagi seluruh warga kampus. Ini adalah misi untuk
mewujudkan persamaan kesempatan (equal opportunities) atau “TI untuk semua“. Salah
satu kelebihan TI adalah daya penetrasinya yang sangat tinggi. TI dapat menjangkau
pihak-pihak bahkan yang paling jauh dan terpencil sekalipun. Kemampuan inilah yang
dimanfaatkan untuk memperluas akses komunikasi dan menyebarkan informasi ke pihak-
pihak yang sebelumnya tidak bisa menikmatinya. Di lingkungan kampuspun hal ini
berlaku. Jika sebelumnya tidak semua warga kampus bisa mengakses informasi dari
Internet atau berkomunikasi secara elektronis, TI bisa menghapus semua kendala
tersebut.
Untuk keperluan yang lebih spesifik, perluasan akses informasi dapat dimanfaatkan pula
untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang lebih merata, efektif, dan berkualitas.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses akuisisi pengetahuan, dan hal ini dicapai
melalui komunikasi informasi. Mahasiswa mengakses materi kuliah elektronis dari server
universitas, dosen mencari informasi di Internet untuk bahan kuliahnya, atau mahasiswa
berdiskusi dengan sesamanya lewat forum-forum on-line, semua itu adalah manifestasi
komunikasi informasi yang bisa difasilitasi oleh TI.
Sebenarnya ada satu lagi peran keempat, yaitu TI sebagai transformer, mengubah
tatanan, budaya, mekanisme, dan nilai-nilai dalam pengelolaan perguruan tinggi.
11. Transformasi akan muncul karena dua hal: penetrasi TI yang konsisten dan dukungan
lingkungan yang kondusif. Jika kedua hal ini berlangsung terus menerus, akan terjadi
proses akulturasi yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya transformasi budaya dalam
pemanfaatan TI dan nilai-nilai yang menyertainya. Sebagai contoh, penggunaan email
secara ekstensif dan konsisten dapat mengubah budaya komunikasi menjadi lebih efektif
dan efisien.
Belum banyak organisasi, termasuk perguruan tinggi di Indonesia, yang berhasil
memanfaatkan TI sebagai transformer. Hal ini dapat dimengerti mengingat kebutuhan
daya dorong yang kuat untuk bisa mengatasi inertia (kelembaman), terutama tentang pola
pikir dan kebiasaan. Selain itu diperlukan juga daya tahan dan persistensi yang tinggi
untuk mengawal proses perubahannya sebelum buah transformasi itu sendiri terlihat.
Bagi perguruan tinggi di Indonesia, memberdayakan TI sehingga bisa menjalankan
perannya sebagai integrator, enabler, dan pemerluas akses sudah cukup baik.
E. E- learning
Pembelajaran elektronik atau e-learning telah dimulai pada tahun 1970-an (Waller and
Wilson, 2001). Berbagai istilah digunakan untuk mengemukakan pendapat/gagasan tentang
pembelajaran elektronik, antara lain adalah: on-line learning, internet-enabled learning, virtual
learning, atau web-based learning.
Ada 3 (tiga) hal penting sebagai persyaratan kegiatan belajar elektronik (e-learning),
yaitu: (a) kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan (“jaringan” dalam
uraian ini dibatasi pada penggunaan internet. Jaringan dapat saja mencakup LAN atau WAN).
(Website eLearners.com), (b) tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan
oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM, atau bahan cetak, dan (c) tersedianya dukungan layanan
tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan (Newsletter of ODLQC,
2001). Di samping ketiga persyaratan tersebut di atas masih dapat ditambahkan persyaratan
lainnya, seperti adanya: (a) lembaga yang menyelenggarakan/mengelola kegiatan e-learning, (b)
sikap positif dari peserta didik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan
internet, (c) rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap peserta
12. belajar, (d) sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta belajar, dan (e)
mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.
Dengan demikian, secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa pembelajaran elektronik
(e-learning) merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (Internet, LAN,
WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai
bentuk layanan belajar lainnya (Brown, 2000; Feasey, 2001). Manfaat pembelajaran elektronik
menurut Bates (1995) dan Wulf (1996) terdiri atas 4 hal, yaitu:
(1) Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur
(enhance interactivity).
(2) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place
flexibility).
(3) Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
(4) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of
content as well as archivable capabilities).
Dengan demikian diharapkan penerapan e-learning di perguruan tinggi dapat memberikan
manfaat antara lain :
- Adanya peningkatan interaksi mahasiswa dengan sesamanya dan dengan dosen
- Tersedianya sumber-sumber pembelajaran yang tidak terbatas
- E-learning yang dikembangkan secara benar akan efektif dalam meningkatkan kualitas l
ulusan dan kualitas perguruan tinggi
- Terbentuknya komunitas pembelajar yang saling berinteraksi, saling memberi dan menerima
serta tidak terbatas dalam satu lokasi
- Meningkatkan kualitas dosen karena dimungkinkan menggali informasi secara lebih luas dan
bahkan tidak terbatas
13. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan pengaruh
terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Komunikasi sebagai media
pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer,
internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui
hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru
dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa
dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space
atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet.
Internet dapat dianggap sebagai sumber informasi yang sangat besar. Ada dua peranan
internet yang sangat penting, yakni: (1) sebagai sumber data dan informasi, (2) sarana pertukaran
data dan informasi. Bidang apa pun yang diminati, pasti ada informasi di Internet. Ini dapat
digunakan siswa untuk mencari bahan ajar dalam pembelajaran di sekolah. Bagi siswa yang
kurang mampu, ini sangat memudahkannya dalam mencari bahan ajar karena siswa tidak perlu
lagi untuk membeli buku.
Adapun manfaat computer di bidang pendidikan, yaitu sebagai berikut:
1) Sebagai alat presentasi
2) Sebagai pengganti mesin ketik
3) Sebagai alat hitung
4) Sebagai media komunikasi dengan masyarakat luas
Selain itu, adapun peranan penting computer pada pendidikan, yaitu sebagai berikut:
1) Merupakan sumber dari ilmu pengetahuan.
2) Sebagai alat bantu penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
3) Dijadikan salah satu prasarat komponen manajemen pendidikan modern.
4) Mentransformasikan data dalam bentuk digital, audio visual, simulasi, gerak, dan realitas
maya tergantung dari kemampuan sumber daya alat dan konsep pendidikan yang diinginkan.