SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 12
Kelas                 : HTN C
Nama dan NPM          : Togi Kristin Natalia              1006688395
                        Viera Amelia Priyono              1006688445
                        Rafie Naufan                      1006731903
                        Aby Haryono                       1006756370


                          Organisasi Kemasyarakatan

        Indonesia sebagai negara demokrasi menjamin hak seluruh warga negaranya untuk
menyalurkan aspirasinya dan mengeksplorasi diri mereka masing-masing untuk mencapai
suatu kondisi ideal tertentu yang diinginkan. Dalam Pasal 28 dan Pasal 28 A-J Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, dijabarkan secara menyeluruh hak-
hak yang dapat diperoleh masyarakat untuk menjamin kesejahteraan dan kebebasan mereka,
serta mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
        Untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, perlu
dilaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya merupakan pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Dengan
hakekat pembangunan sebagaimana tersebut di atas, maka pembangunan merupakan
pengamalan Pancasila.
        Masalah keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan nasional adalah wajar.
Kesadaran serta kesempatan untuk itu sepatutnya ditumbuhkan, mengingat pembangunan
adalah untuk manusia dan seluruh masyarakat Indonesia. Dengan pendekatan ini, usaha untuk
menumbuhkan kesadaran tersebut sekaligus juga merupakan upaya untuk memantapkan
kesadaran kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berorientasi kepada
pembangunan nasional.
        Dalam kerangka inilah letak pentingnya peranan Organisasi Kemasyarakatan,
sehingga pengaturan serta pembinaannya perlu diarahkan kepada pencapaian dua sasaran
pokok, yaitu :
1. Terwujudnya Organisasi Kemasyarakatan yang mampu memberikan pendidikan kepada
    masyarakat Warganegara Republik Indonesia ke arah :
    a) Makin mantapnya kesadaran kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
        berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
    b) Tumbuhnya gairah dan dorongan yang kuat pada manusia dan masyarakat Indonesia
        untuk ikut serta secara aktif dalam pembangunan nasional;
2. Terwujudnya Organisasi Kemasyarakatan yang mandiri dan mampu berperan secara
    berdaya guna sebagai sarana untuk berserikat atau berorganisasi bagi masyarakat
    Warganegara Republik Indonesia guna menyalurkan aspirasinya dalam pembangunan
    nasional, yang sekaligus merupakan penjabaran Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945.


A. Pengertian Organisasi Kemasyarakatan

         Organisasi Kemasyarakatan, atau biasa disebut juga dengan Organisasi Massa dan
disingkat menjadi Ormas, adalah organisasi yang dibentuk berdasarkan persamaan nasib,
sifat, tempat, ataupun tujuan dan cita-cita, dan tidak memiliki unsur politis seperti halnya
Partai Politik. Contohnya antara lain organisasi keagamaan, perkumpulan masyarakat
tertentu, dan sebagainya.


Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan”                                           Page 1 of 12
Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985, yang dimaksud dengan
Organisasi Kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga
Negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi,
agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan serta dalam
pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
        Beberapa dasar hukum berdirinya Organisasi Kemasyarakatan ini antara lain Pasal
28C tentang hak memajukan diri dan memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
masyarakat, bangsa dan negaranya. Pasal 28E (1) tentang kebebasan meyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan bersikap seusai hati nurani, (2) hak berserikat, berkumpul dan
berpendapat. Pasal 28F tentang hak berkomunikasi untuk mengembangkan pribadi &
lingkungan. Selain itu, Organisasi Msyarakat juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 8
tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
        Salah satu ciri penting dalam Organisasi Kemasyarakatan adalah kesuka-relaan dalam
pembentukan dan keanggotaannya. Anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia
bebas untuk membentuk, memilih, dan bergabung dalam Organisasi Kemasyarakatan yang
dikehendaki dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara atas dasar kesamaan
kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
        Organisasi Kemasyarakatan dapat mempunyai satu atau lebih dari satu sifat
kekhususan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini, yaitu kesamaan kegiatan, profesi, fungsi,
agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Organisasi atau perhimpunan yang
dibentuk secara sukarela oleh anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia yang
keanggotaannya terdiri dari Warganegara Republik Indonesia dan warganegara asing,
termasuk dalam pengertian Organisasi Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam pasal
ini, dan oleh karenanya tunduk kepada ketentuan-ketentuan Undang-undang No 8 Tahun
1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
        Organisasi atau perhimpunan yang dibentuk oleh Pemerintah antara lain Praja Muda
Karana (Pramuka), Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri), dan lain sebagainya,
sedangkan organisasi atau perhimpunan yang dibentuk oleh anggota masyarakat
Warganegara Republik Indonesia yang bergerak dalam bidang perekonomian seperti
Koperasi, Perseroan Terbatas, dan lain sebagainya, tidak termasuk dalam pengertian
Organisasi Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 Undang-undang No 8
Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan.


B. Asas dan Tujuan Organisasi Kemasyarakatan

        Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985, Organisasi Kemasyarakatan
berdasarkan Pancasila sebagai satu-satunya asas. Asas sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
adalah asas dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai
satu-satunya asas bagi Organisasi Kemasyarakatan harus dipegang teguh oleh setiap
Organisasi Kemasyarakatan dalam memperjuangkan tercapainya tujuan dan dalam
melaksanakan program masing-masing.
        Adapun tujuan Organisasi Kemasyarakatan berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang
Nomor 8 tahun 1985 ialah Organisasi Kemasyarakatan menetapkan tujuan masing-masing
sesuai dengan sifat kekhususannya dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana
termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Maksud dari pasal ini adalah bahwa tiap-tiap Organisasi
Kemasyarakatan memiliki kebebasan untuk menetapkan tujuan khususnya masing-masing,
entah berdasarkan kepentingan agama atau ras tertentu, untuk mencapai suatu kondisi ideal

Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan”                                         Page 2 of 12
tertentu, dan sebagainya, selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung
didalam Pancasila dan peraturan perundangan di Indonesia serta nilai-nilai yang berlaku
dalam masyarakat.


C. Fungsi Organisasi Kemasyarakatan

        Organisasi Kemasyarakatan atau Ormas merupakan sebuah organisasi yang di bentuk
oleh masyarakat atas dasar kesamaan maksud maupun tujuan, menurut pasal 1 UU Nomor 8
Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan organisasi kemasyarakatan merupakan
organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia secara
sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai
tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila. Menurut hal itu dapat di simpulkan Ormas berfungsi sebagai wadah bagi
masyarakat yang memiliki kesamaan tertentu untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang
sesuai dengan Pancasila, organisasi masyarakat juga di fungsikan menyukseskan
pembangunan nasional baik dari dalam maupun luar organisasi kemasyarakatan seperti
pembinaan anggotanya dan turut membantu pembangunan masyarakat sekitar sebagaimana
yang di sebutkan dalam UUD 1945.
        Fungsi Organisasi Kemasyarakatan, menurut Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 tahun
1985 antara lain sebagai berikut:
• Sebagai wadah penyalur sesuai kepentingan anggotanya;
• Sebagai wadah pembinaan dan pengembangan anggotanya dalam usaha mewujudkan
    tujuan organisasi;
• Sebagai wadah peran serta dalam usaha menyukseskan pembangunan nasional;
• Sebagai sarana penyalur aspirasi anggota, dan sebagai sarana komunikasi sosial timbal
    balik antar anggota, dan/atau antar organisasi kemasyarakatan, dan antara organisasi
    kemasyarakatan       dengan    organisasi    kekuatan     sosial    politik,  Badan
    Permusyawaratan/Perwakilan Rakyat, dan Pemerintah.
        Oleh karena Organisasi Kemasyarakatan dibentuk atas dasar sifat kekhususannya
masing-masing, maka sudah semestinya apabila Organisasi Kemasyarakatan berusaha
melakukan kegiatan sesuai dengan kepentingan para anggotanya.
        Organisasi Kemasyarakatan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan
anggotanya merupakan tempat penempaan kepemimpinan dan peningkatan keterampilan
yang dapat disumbangkan dalam pembangunan disegala bidang dalam usaha mewujudkan
tujuan organisasi. Karena dalam pembangunan nasional yang pada hakekatnya adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia,
pembangunan nasional itu memerlukan upaya untuk terus meningkatkan keikutsertaan secara
aktif seluruh lapisan masyarakat Indonesia serta upaya untuk memantapkan kesadaran
kehidupan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
        Pembangunan adalah usaha bersama bangsa untuk mencapai masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila. Oleh karena itu Organisasi Kemasyarakatan sebagai wadah
peranserta anggota masyarakat, merupakan kebutuhan yang tidak dapat dielakkan.
        Menurut Koentjaraningrat (1982) bahwa dalam pembangunan nasional manusia
merupakan titik sentral, yang berarti bahwa seluruh kegiatan pembangunan nasional harus
diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Suatu bangsa selalu
menghendaki adanya keseimbangan, keserasian dan keselarasan hubungan antara manusia
dengan Tuhannya, antara sesama manusia, antara manusia dengan masyarakat, antara

Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan”                                        Page 3 of 12
manusia dengan lingkungannya, dengan cita-cita kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Maka karena itu organisasi masyarakat berfungsi dalam pembangunan nasional manusia


D. Hak dan Kewajiban Organisasi Kemasyarakatan

Hak Ormas

        Menurut pasal 6 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan,
organisasi kemasyarakatan berhak:
    a) melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi;
    b) mempertahankan hak hidupnya sesuai dengan tujuan organisasi.
        Dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapat tujuan organisasi haruslah kegiatan
tersebut sesuai dengan pancasila dan UUD serta telah di tetapkan sebelumnya dalam
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi tersebut, tujuan organisasi menurut
        Pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan,
menyebutkan: Organisasi Kemasyarakatan menetapkan tujuan masing-masing sesuai dengan
sifat kekhususannya dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jadi organisasi masyarakat memiliki tujuan yang berbeda-beda karena sifat kekhususan dari
organisasi masyarakat ini, organisasi masyarakat harus bersifat khusus karena
pembentukannya berdasarkan kesamaan-kesamaan agama, profesi, fungsi yang membedakan
tiap-tiap organisasi masyarakat.
        Disebutkan juga dalam pasal 8             UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang
Organisasi Kemasyarakatan: Untuk lebih berperan dalam melaksanakan fungsinya,
Organisasi Kemasyarakatan berhimpun dalam satu wadah pembinaan dan pengembangan
yang sejenis. Meski memiliki kegiatan dan tujuan yang berbeda-beda namun kegiatan dari
organisasi kemasyarakatan tidaklah boleh menyalahi nilai-nilai pancasila. Yang dimaksud
dengan "satu wadah pembinaan dan pengembangan yang sejenis" ialah hanya ada satu wadah
untuk setiap jenis Ormas, seperti untuk Organisasi Kemasyarakatan pemuda dalam wadah
yang sekarang bernama Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), untuk Organisasi
Kemasyarakatan tani dalam wadah yang sekarang bernama Himpunan Kerukunan Tani
Indonesia (HKTI), dan lain sebagainya.
        Organisasi masyarakat juga berhak untuk mempertahankan hak hidupnya sesuai
tujuan organisasi selama tidak menyalahi aturan yang telah di tetapkan undang-undang serta
bertentangan dengan pancasila, pemerintah tidak dapat membekukan dan membubarkan
organisasi kemasyarakatan begitu saja, selama tidak melanggar aturan-aturan yang di
sebutkan dalam pasal 13, 14, 15, 16 dan 17 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang
Organisasi Kemasyarakatan.

Kewajiban Ormas

       Menurut Pasal 7 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan,
Organisasi Kemasyarakatan berkewajiban:
   a) Mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
   b) Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila dan Undang-undang Dasar
       1945;
   c) Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
       Organisasi masyarakat memiliki keharusan untuk memiliki Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah tangga, hal ini bertujuan agar organisasi memiliki haluan yang jelas, serta

Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan”                                         Page 4 of 12
memperjelas bentuk dari suatu organisasi, dalam Anggaran Dasar dan Anggaran rumah
tangga menggambarkan mekanisme kerja dari suatu organisasi serta memuat tujuan dan
kegiatan yang akan dilakukan suatu Organisasi masyarakat, Hal-hal yang tercantum dalam
setiap AD/ART suatu organisasi tergantung dari perhatian organisasi tersebut kepada suatu
hal. Ada suatu hal yang dalam suatu organisasi dimasukkan dalam AD atau ART-nya karena
dianggap penting, tetapi diorganisasi lain bisa jadi hal tersebut tidak dimasukkan dalam AD
atau ART organisasi tersebut karena dianggap tidak penting.
        Dalam pasal 2 dan pasal 3                 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang
Organisasi Kemasyarakatan, organisasi masyarakat haruslah satu-satunya berasaskan
pancasila karena sejalan dengan usaha pemantapan penghayatan dan pengamalan Pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam rangka menjamin
kelestarian Pancasila, maka Organisasi Kemasyarakatan perlu menjadikan Pancasila sebagai
satu-satunya asas, Organisasi masyarakat juga harus memiliki tujuan yang sesuai dengan
UUD 1945, organisasi masyarakat yang memiliki peran dalam meningkatkan keikutsertaan
secara aktif seluruh lapisan masyarakat Indonesia serta upaya untuk memantapkan kesadaran
kehidupan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Organisasi
masyarakat sesuai dengan pancasila dan UUD 1945 selain membantu pembangunan nasional
juga harus menjaga kesatuan dan keutuhan Negara Republik Indonesia.
        Berdasarkan Pasal 8 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan
untuk lebih berperan dalam melaksanakan fungsinya, Organisasi Kemasyarakatan berhimpun
dalam satu wadah pembinaan dan pengembangan yang sejenis. Yang dimaksud dengan "satu
wadah pembinaan dan pengembangan yang sejenis" ialah hanya ada satu wadah untuk setiap
jenis Ormas, seperti untuk Organisasi Kemasyarakatan pemuda dalam wadah yang sekarang
bernama Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), untuk Organisasi Kemasyarakatan tani
dalam wadah yang sekarang bernama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), dan lain
sebagainya.


E. Syarat Berdirinya suatu Organisasi Kemasyarakatan

       Syarat-syarat lahirnya suatu Organisasi Kemasyarakatan antara lain sebagai berikut:
1. Dibentuknya para inisiator dari beberapa orang badan pendiri organisasi umunya
   berjumlah ganjil.
2. Diangkatnya orang-orang / tokoh-tokoh masyarakat yang dipilih untuk duduk sebagai
   dewan penasehat dan dewan pembina yang yang pengurusnya berjumlah ganjil.
3. Diangkatnya orang-orang yang mempunyai kemampuan berorganisasi untuk duduk dalam
   susunan pengurus organisasi.
4. Adanya tempat atau kantor pusat atau sekretariat dan perangkat-perangkatorganisasi
   umumnya berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan membentuk
   cabang disetiap provinsi, setiap kabupaten, anak cabang disetiap kecamatan, ranting
   disetiap kelurahan / desa diwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia baik dalam
   negeri dan perwakilan diluar negeri.
5. Pembuatan Akta Pendirian Organisasi melalui kantor Notaris dan PPAT yang ditunjuk
   dilengkapi dengan legalitas lainnya
   o Anggaran dasar dan Anggaran rumah tangga
   o Keterangan izin domisili
   o Keterangan terdaftar di kantor pajak / NPWP
   o Pengesahan Organisasi ke Dirjen Kesbang Departemen Dalam Negeri
   o Pengesahan Hak Paten Nama dan Logo Organisasi ke Direktorat Hak Paten
       Departemen Hukum dan HAM
Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan”                                          Page 5 of 12
o Rekening bank yang ditunjuk
6. Tambahan persyaratan lainnya, yaitu:
   • Dana awal
   • Program kerja jangka pendek, menengah, panjang
   • Program kegiatan antara lain membuat proposal kegiatan yang isinya terdiri dari :
      Nilai dan Visi, Misi, Aturan, Profesionalisme, Insentif, Sumber Daya dan Rencana
      Kerja.


F. Keanggotaan dan Kepengurusan Organisasi Kemasyarakatan

Keanggotaan Organisasi Kemasyarakatan

         Keanggotaan dan Kepengurusan Organisasi Kemasyarakatan diatur dalam Bab IV UU
No. 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan. Pasal 9 menyebutkan bahwa Setiap
Warganegara Republik Indonesia dapat menjadi anggota Organisasi Kemasyarakatan. Hal ini
dimaksudkan bahwa, setiap warga negara Indonesia, apapun latar belakang, suku, agama,
profesi dan hal-hal lain yang terdapat padanya, tidak menghalangi dirinya untuk menjadi
anggota dari suatu Organisasi Kemasyarakatan. Hal ini juga didasarkan pada hakikat
Organisasi Kemasyarakatan yang didirikan berdasarkan persamaan pemikiran, keyakinan,
cita-cita, dan tujuan tanpa memangdang status dan latar belakang dari anggotanya, asalkan
sesuai dengan masing-masing jiwa Organisasi Kemasyarakatan tersebut.
         Keanggotaan organisasi kemasyarakatan adalah bersifat sukarela, yang
pelaksanaannya diserahkan kepada organisasi yang bersangkutan, namun demi adanya tertib
administrasi diperlukan pendaftaran anggota. Pembagian jenis keanggotaan itu sendiri juga
didasarkan kepada kehendak dan persetujuan masing-masing Organisasi Kemasyatrakatan,
yang pada umumnya diletakkan pada anggaran dasar rumah tangganya. Jenis-jenis
keanggotaan antara lain Anggota Aktif dan Anggota Tidak Aktif, adapula yang membaginya
menjadi Anggota Inti, Anggota Simpatisan dan Anggota Kehormatan.

Kepengurusan Organisasi Kemasyarakatan

        Pasal 10 UU No. 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan menyebutkan
bahwa tempat kedudukan Pengurus atau Pengurus Pusat Organisasi Kemasyarakatan
ditetapkan dalam anggaran dasarnya. Hal ini berarti bahwa Undang-Undang tidak mengatur
secara pasti dan jelas bagaimana susunan kepengurusan suatu Organisasi Kemasyarakatan,
karena pada hakikatnya Organisasi Kemasyarakatan dibentuk atas prakarsa mandiri para
pendirinya maka segala kepengurusan yang didalamnya harus sesuai dengan keinginan,
kebutuhan dan aspirasi para anggotanya, yang dituangkan dalam anggaran dasar rumah
tangga.


G. Keuangan Organisasi Kemasyarakatan

      Oleh karena organisasi masyarakat ini menjadi satu komunitas besar tentunya sama
dengan sistem kerja dimana terdapat standarisasi dan struktur mengenai keungan dalam
kelompok. Sesuai dengan UU No. 8 tahun 1985 yang dijadikan sebagai landasannya, dimana
dalam undang-undang tersebut dipaparkan penjelasan dari keuangan dalam organisasi
masyarakat itu sendiri (bab V Pasal 11 tentang Keuangan), dituliskan bahwa keuangan

Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan”                                        Page 6 of 12
Organisasi Kemasyarakatan itu sendiri berasal dari iuran anggota, sumbangan yang tidak
mengikat, serta berasal dari usaha lain yang sah.
       Mengenai iuran anggota sendiri tentu sebelumnya ada kesepakatan awal mengenai
jumlah yang harus dibayarkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan, baik dalam sebulan
maupun dalam jangka waktu setahun, dimana kesepakatan ini merupakan kesepakat dalam
organisasi masyarakat itu sendiri, sistem keuangan antar organisasi masyarakat yang satu dan
yang lain tentunya tidak sama. Semua memiliki cara dan strategi sendiri dalam usaha
mengembangkan organisasi nya demi kelangsungan dan kesejahteraan anggota organisasi
masyarakat tersebut.
       Selain dari pada 3 ketetapan urusan keuangan organisasi, dapat pula mendapat
bantuan keuangan dari luar negeri, dimana bantuan keuangan kepada organisasi
kemasyarakatan yang diperoleh dari luar negeri ini harus dengan persetujuan Pemerintah
Pusat. Namun pada hakekatnya cara ini hanya dilakukan bagi organisasi masyarakat yang
melakukan pembangunan dalam urusan kenegaraan dan pemerintah pusat itu sendiri. selain
itu mengenai sumbangan yang tidak mengikat maksudnya adalah dimana sumbangan
sukarela dari setiap anggota. Mengenai sumbangan sukarela ini tidak dipaksakan dan tidak
menjadi sebuah ketetapan. Sumbangan ini dikatakan tidak mengikat dalam arti tidak
dipaksakan dan tidak dibebankan kepada anggota. Hanya sebagai sumbangan sukarela baik
dalam bentuk dan jumlahnya.


H. Pembinaan Organisasi Kemasyarakatan

        Pembinaan Organisasi kemasyarakatan diatur dalam Pasal 12 UU No. 8 tahun 1985
tetang Organisasi Kemasyarakatan, yang menyatakan bahwa:
    1. Pemerintah melakukan pembinaan terhadap Organisasi Kemasyarakatan
    2. Pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (1) diatur dengan
        Peraturan Pemerintah
        Organisasi kemasyarakatan memegang peran penting dalam pembangunan nasional
seperti dalam ketentuan umum UU No. 8 tahun 1985 yaitu dalam rangka penataan dan
peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, dalam proses pembentukan organisasi kemasyarakatan, segala yang
bersangkutan dengan organisasi masyarakat tersebut dilaporkan kepada pemerintah dan
mendapat persetujuan dan kesepakat untuk jalannya kegiatan organisasi masyarakat tersebut.
Yang dimaksud dengan persetujuan Pemerintah Pusat adalah persetujuan yang diberikan oleh
Menteri Dalam Negeri, atau Menteri/Pimpinan Lembaga Non Departemen lainnya setelah
mendengar pertimbangan Menteri Dalam Negeri.Selain itu, dalam menjalankan fungsinya
untuk mencapai tujuan organisasi, diperlukan keseimbangan antara hak dan kewajibannya
yang dapat dipertanggungjawabkan, baik terhadap anggotanya, maupun terhadap masyarakat,
bangsa dan negara.
        Mengenai pembinaan organisasi masyarakat dilakukan agar tersusunnya struktur
organisasi masyarakat sehingga dapat tercapai tujuan dan kesejahteraan bersama.
Keanggotaan organisasi kemasyarakatan adalah bersifat sukarela, yang pelaksanaannya
diserahkan kepada organisasi yang bersangkutan, namun demi adanya tertib administrasi
diperlukan pendaftaran anggota. Dalam halnya, Pemerintah melakukan pembinaan terhadap
organisasi kemasyarakatan agar dapat tumbuh dan berkembang secara sehat dan mandiri,
sehingga dapat memberikan pengaruh positif dalam mendinamisasikan dan meningkatkan
swadaya serta mendorong kreativitas masyarakat yang merupakan sumber daya manusia yang
sangat potensial. Bimbingan dilakukan dengan cara memberikan saran, anjuran, petunjuk,


Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan”                                           Page 7 of 12
pengarahan, nasihat, pendidikan dan latihan atau penyuluhan agar organisasi kemasyarakatan
dapat tumbuh secara sehat dan mandiri serta dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.
        Selain dari pada melakukan pembinaan, dilakukan juga pengayoman sebagai bentuk
penghargaan dan pengakuan hak-hak para anggota sebagai anggota organisasi masyarakat
yang telah disetujui oleh pemerintah tersebut. Pengayoman dilakukan dengan cara
memberikan perlindungan hak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
        Pemberian dorongan dilakukan dongan cara menggairahkan, menggerakkan
kreativitas dan aktivitas yang positif, memberikan penghargaan dan kesempatan untuk
mengembangkan diri agar dapat melaksanakan fungsinya secara maksimal untuk mencapai
tujuan organisasi. Oleh karena itu, dalam hal kekuatan organisasi masyarakat itu sendiri,
maka organisasi kemasyarakatan diupayakan berhimpun dalam wadah pembinaan dan
pengembangan yang sejenis. Seperti yang di tuliskan dalam Ketentuan UU NO 8 tahun 1985
bab VI mengenai Pembinaan, dituliskan bahwa Pemerintah melakukan pembinaan terhadap
Organisasi Kemasyarakatan dan sebagaimana Pelaksanaan pembinaan tersebut diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
        Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 18 tahun 1986 tentang
pelaksanaan Undang-undang nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan
dijelaskan mengenai pembinaan itu sendiri. dituliskan bahwa Pembinaan teknis organisasi
kemasyarakatan dilakukan oleh Menteri dan/atau Pimpinan Lembaga non Departemen yang
membidangi sifat kekhususan organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan dan Pelaksanaan
pembinaan teknis organisasi kemasyarakatan di daerah dilakukan oleh instansi teknis di
bawah koordinasi Gubernur, Bupati/Walikotamadya.


I. Pembekuan dan Pembubaran Organisasi Kemasyarakatan

       Berdasarkan Pasal 13 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan,
Pemerintah dapat membekukan Pengurus atau Pengurus Pusat Organisasi Kemasyarakatan
apabila Organisasi Kemasyarakatan:
    a. melakukan kegiatan yang mengganggu keamanan dan ketertiban umum;
    b. menerima bantuan dari pihak asing tanpa persetujuan Pemerintah;
    c. memberi bantuan kepada pihak asing yang merugikan kepentingan Bangsa dan
       Negara.
       Selanjutnya ditegaskan pada Pasal 14 bahwa Apabila Organisasi Kemasyarakatan
yang Pengurusnya dibekukan masih tetap melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13, maka Pemerintah dapat membubarkan organisasi yang bersangkutan. Selain itu,
pada Pasal 15 disebutkan bahwa Pemerintah juga dapat membubarkan Organisasi
Kemasyarakatan yang tidak memenuhi ketentuan-ketentuan Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 7,
dan/atau Pasal 18.
       Lembaga yang berwenang untuk membekukan Pengurus atau Pengurus Pusat dan
membubarkan Organisasi Kemasyarakatan adalah Pemerintah. Yang dimaksud dengan
"Pemerintah" dalam pasal-pasal ini adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Tingkat I
yaitu Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, dan Pemerintah Daerah Tingkat II yaitu Bupati /
Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II.
       Wewenang membekukan dan membubarkan tersebut berada pada:
    a. Pemerintah Pusat bagi Organisasi kemasyarakatan yang ruang lingkup keberadaannya
       bersifat nasional;
    b. Gubernur bagi organisasi Kemasyarakatan yang ruang lingkup keberadaannya
       terbatas dalam wilayah Propinsi yang bersangkutan;


Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan”                                         Page 8 of 12
c. Bupati/Walikotamadya bagi Organisasi Kemasyarakatan yang ruang lingkup
        keberadaannya terbatas dalam wilayah Kabupaten/Kotamadya yang bersangkutan.
        Pembekuan dan pembubaran dapat dilakukan setelah mendengar keterangan dari
Pengurus atau Pengurus Pusat Organisasi Kemasyarakatan yang bersangkutan dan setelah
memperoleh pertimbangan dalam segi hukum dari Mahkamah Agung untuk tingkat nasional,
sedangkan untuk tingkat Propinsi dan tingkat Kabupaten/Kotamadya setelah memperoleh
pertimbangan dari instansi yang berwenang sehingga dapat dipertanggungjawabkan dari
semua segi, bersifat mendidik, dalam rangka pembinaan yang positif, dan dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembubaran merupakan upaya
terakhir.
        Berdasarkan Pasal 16 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan,
Pemerintah membubarkan Organisasi Kemasyarakatan yang menganut, mengembangkan, dan
menyebarkan paham atau ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme serta ideologi, paham,
atau ajaran lain yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam
segala bentuk dan perwujudannya. Yang dimaksud dengan "ideologi, paham, atau ajaran lain
yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam segala bentuk
dan perwujudannya" ialah segala ideologi, paham, atau ajaran yang bertentangan dengan
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, dasar negara, dan ideologi nasional, serta
Undang-Undang Dasar 1945.
        Berikut ini adalah mekanisme Pembekuan dan Pembubaran Ormas berdasarkan PP
Nomor 18 Tahun 1986.
    • Sebelum melakukan pembekuan ormas, Pemerintah terlebih dahulu menegur secara
        tertulis sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dengan jarak waktu 10 (sepuluh) hari kepada
        Pengurus, Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat ormas bersangkutan.
    • Apabila teguran tidak diindahkan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan setelah diterima
        surat teguran, Pemerintah memanggil Pengurus, Pengurus Daerah atau Pengurus
        Pusat sesuai dengan ruang lingkup keberadaannya untuk didengar keterangannya.
    • Apabila panggilan tidak dipenuhi atau setelah didengar keterangannya ternyata ormas
        yang bersangkutan masih tetap melakukan tindakan yang melanggar maka Pemerintah
        membekukan Pengurus, Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat organisasi
        kemasyarakatan yang bersangkutan.
    • Sebelum melakukan tindakan pembekuan, bagi ormas yang mempunyai ruang lingkup
        Nasional, Pemerintah Pusat meminta pertimbangan dan saran dalam segi hukum dari
        Mahkamah Agung.
    • Bagi ormas yang mempunyai ruang lingkup Propinsi atau Kabupaten/Kotamadya,
        Gubernur atau Bupati/Walikotamadya, Pemerintah meminta pertimbangan dari
        instansi yang berwenang di daerah.
    • Tindakan        pembekuan     dapat    juga     dilakukan    oleh    Gubernur      atau
        Bupati/Walikotamadya terhadap pengurus Daerah dari organisasi kemasyarakatan
        yang mempunyai ruang lingkup Nasional yang berada di wilayahnya apabila
        melakukan tindakan yang melanggar.
    • Gubernur harus meminta pertimbangan dan petunjuk Menteri Dalam Negeri. Menteri
        Dalam Negeri, sebelum memberi pertimbangan dan petunjuk, terlebih dahulu
        mendengar keterangan dari Pengurus Pusat ormas yang bersangkutan.
    • Pemerintah dapat mempertimbangkan untuk mencabut kembali pembekuan Pengurus,
        Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat apabila ormas yang bersangkutan dalam jangka
        waktu 3 (tiga) bulan memenuhi ketentuan sebagai berikut: a.secara nyata tidak lagi
        melakukan kegiatan yang mengakibatkan pembekuannya; b.mengakui kesalahannya
        dan berjanji tidak akan melakukan pelanggaran lagi; c.mengganti Pengurus, Pengurus
        Daerah atau Pengurus Pusat yang melakukan kesalahan tersebut.
Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan”                                            Page 9 of 12
•    Apabila Pengurus, Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat yang dibekukan masih tetap
        melakukan kegiatan yang mengakibatkan pembekuan, ormas bersangkutan dapat
        dibubarkan oleh Pemerintah.
    • Pemerintah sebelum melakukan tindakan pembubaran, terlebih dahulu memberikan
        peringatan tertulis kepada organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan.
    • Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah menerima peringatan tertulis,
        ormas tersebut masih melanggar, Pemerintah dapat membubarkan ormas
        bersangkutan.
    • Sebelum melakukan tindakan pembubaran, bagi ormas yang mempunyai ruang
        lingkup Nasional, Pemerintah Pusat meminta pertimbangan dan saran dalam segi
        hukum dari Mahkamah Agung.
    • Bagi ormas yang mempunyai ruang lingkup Propinsi atau Kabupaten/Kotamadya,
        Gubemur atau Bupati/Walikotamadya, Pemerintah Pusat meminta pertimbangan dan
        saran dari instansi yang berwenang di daerah serta petunjuk dari Menteri Dalam
        Negeri dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
    • Pembubaran          yang     dilakukan     oleh    Pemerintah     Pusat,   Gubernur,
        Bupati/Walikotamadya diberitahukan kepada Pengurus, Pengurus Daerah atau
        Pengurus Pusat organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan dan diumumkan
        kepada masyarakat.
    • Pemerintah membubarkan ormas yang menganut, mengembangkan dan menyebarkan
        paham atau ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme serta ideologi paham atau ajaran
        lain yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam
        segala bentuk dan perwujudannya, sesuai dengan ruang lingkup keberadaan organisasi
        kemasyarakatan yang bersangkutan.
    • Pembubaran dilakukan dengan memperhatikan saran dan pertimbangan instansi yang
        berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
    • Setelah dibubarkan, organisasi kemasyarakatan tersebut dinyatakan sebagai organisasi
        terlarang. Keputusan pembubaran dan pernyataan sebagai organisasi terlarang
        disampaikan secara tertulis kepada ormas yang dibubarkan tersebut dan diumumkan
        kepada masyarakat.
        Sebenarnya keberadaan Peraturan ini sudah sangatlah usang karena sudah tidak sesuai
lagi dengan semangat Reformasi yang terus bergulir di Negeri ini. Tapi, kewibawaan UU ini
juga masih berlaku sebagai payung hukum untuk menindak Ormas-ormas yang telah terbukti
melakukan pelanggaran terhadap peraturan ini sebelum ada UU yang mencabutnya.


J. Organisasi Kemasyarakatan di Indonesia

         Organisasi Kemasyarakatan di Indonesia amat beragam dan banyak jumlahnya.
Banyaknya ragam dan jumlah Organisasi Kemasyarakatan di Indonesia ini mencerminkan
kepribadian masyarakat Indonesia yang menjungjung tinggi demokrasi dan kebebasan
berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pikiran. Masyarakat Indonesia juga dapat dikatakan
kritis, mempunyai jiwa pemberontak dan keinginan bersatu padu yang cukup kuat.
         Pendiri Organisasi Kemasyarakatan di Indonesia berasal dari berbagai latar belakang
pendidikan, usia, status sosial, pekerjaan, kepercayaan, dan sebagainya. Misalnya saja
Organisasi Kemasyarakatan yang didirikan oleh masyarakat muda, atau kelas pelajar dan
mahasiswa. Organisasi-organisasi ini pada umumnya bercirikan adanya aspirasi dan
semangat jiwa muda yang ingin membuat perubahan di Indonesia agar menjadi lebih baik
dalam hal-hal tertentu. Contohnya saja ada ClubSpeak, yaitu organisasi yang bergerak di
bidang pencegahan korupsi. Organisasi ini didirikan oleh para pelajar dan mahasiswa yang
Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan”                                          Page 10 of 12
ingin menerbarkan benih-benih kejujuran dan anti korupsi sejak dini, sehingga program kerja
mereka adalah memberikan penyuluhan yang menarik bagi pelajar dan mahasiswa seusia
mereka agar menjadi generasi penerus tanpa korupsi. Selain itu juga ada Indonesian Future
Leader, Indonesian Youth Conference, dan sebagainya yang bertujuan untuk membentuk
pribadi generasi muda yang berani, bersih, berwawasan luas dan mampu mengaspirasikan
pendapat mereka demi kemajuan dan kemakmuran bangsa di masa depan.
        Organisasi Kemasyarakatan lainnya, yang dibentuk oleh generasi pasca mahasiswa,
lebih beragam lagi jenis dan jumlahnya. Ada yang didirikan atas persamaan kepercayaan dan
keyakinan seperti Front Pembela Islam, ada yang berdasarkan suku seperti Forum Kabinet
Betawi dan sejenisnya, ada pula yang bersifat mengawasi pemerintahan seperti Indonesian
Corruption Watch dan Indonesian Police Watch. Organisasi ini bertujuan untuk membentuk
pemerintahan Indonesia yang lebih bersih dan baik lagi, dengan cara melakukan pengawasan
terhadap pemerintah dan menginformasikannya kepada masyarakat.
        Organisasi lainnya juga ada yang bersifat mengajak masyarakat untuk hidup lebih
baik lagi, seperti Bike to Work yang mengajak masyarakat untuk menggunakan sepeda
menuju kantor sehingga mengurangi polusi. Adapula Jakarta Green Club, Greeneratoid dan
sebagainya yang mengajak masyarakat untuk lebih peduli kepada lingkungan dan mencegah
efek global warming lebih lanjut serta menghijaukan bumi untuk masa depan yang lebih baik.
        Selain yang telah disebutkan diatas, masih banyak lagi contoh-contoh Organisasi
Kemasyarakatan yang ada di Indonesia, yang didirikan dengan tujuan dan latar belakang
yang beragam. Kesemuaan itu pada intinya bertujuan untuk bersama mencapai cita-cita,
mempertahankan suatu kebudayaan, serta membentuk masyarakat dan masa depan Indonesia
yang baik.




Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan”                                         Page 11 of 12
Daftar Pustaka
   • UU No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan
   • Penjelasan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1986 tentang
       Pelaksanaan UU No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemaysarakatan
   • http://www.jimly.com
   • http://www.Nasionalinilah.com/
   • Asshidiqie, Jimly. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. 2006. Jakarta: Sekretariat
       Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusional RI.




Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan”                                     Page 12 of 12

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Napza materi ppt
Napza materi pptNapza materi ppt
Napza materi pptIin Inayah
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3natal kristiono
 
materi 4 mengenal tata tertib sekolah.ppt
materi 4 mengenal tata tertib sekolah.pptmateri 4 mengenal tata tertib sekolah.ppt
materi 4 mengenal tata tertib sekolah.pptRaficaMahera2
 
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsiBab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsinatal kristiono
 
33 alat musik tradisional indonesia
33 alat musik tradisional indonesia33 alat musik tradisional indonesia
33 alat musik tradisional indonesiaNormouliza 'nurnurr'
 
Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)
Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)
Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)fitriasolihah1
 
Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)
Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)
Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)Egha Rhiyanti Putri
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaARY SETIADI
 
Ppt kedisiplinan
Ppt kedisiplinanPpt kedisiplinan
Ppt kedisiplinanbkupstegal
 
Masalah yang timbul akibat keanekaragaman masyarakat multikultural
Masalah yang timbul akibat keanekaragaman masyarakat multikulturalMasalah yang timbul akibat keanekaragaman masyarakat multikultural
Masalah yang timbul akibat keanekaragaman masyarakat multikulturalVJ Asenk
 
Kenakalan remaja dan permasalahannya ppt
Kenakalan remaja dan permasalahannya pptKenakalan remaja dan permasalahannya ppt
Kenakalan remaja dan permasalahannya pptMughnibagus
 
pengantar pendidikan pancasila
pengantar pendidikan pancasilapengantar pendidikan pancasila
pengantar pendidikan pancasilaRudi Wicaksana
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMuhammad Irwan
 
PENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT  KESEJAHTERAAN MASYARAKATPENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT  KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKATAkadusyifa .
 
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraMakalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraWarnet Raha
 
MODUL AJAR PPKn KLS 7 BAB 2.pdf
MODUL AJAR PPKn KLS 7 BAB 2.pdfMODUL AJAR PPKn KLS 7 BAB 2.pdf
MODUL AJAR PPKn KLS 7 BAB 2.pdfSuhardi64
 

Was ist angesagt? (20)

Napza materi ppt
Napza materi pptNapza materi ppt
Napza materi ppt
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
 
materi 4 mengenal tata tertib sekolah.ppt
materi 4 mengenal tata tertib sekolah.pptmateri 4 mengenal tata tertib sekolah.ppt
materi 4 mengenal tata tertib sekolah.ppt
 
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsiBab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
 
33 alat musik tradisional indonesia
33 alat musik tradisional indonesia33 alat musik tradisional indonesia
33 alat musik tradisional indonesia
 
Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)
Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)
Matematika tema 7 kelas 2 (mengenal pecahan)
 
Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)
Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)
Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
 
Ppt kedisiplinan
Ppt kedisiplinanPpt kedisiplinan
Ppt kedisiplinan
 
Masalah yang timbul akibat keanekaragaman masyarakat multikultural
Masalah yang timbul akibat keanekaragaman masyarakat multikulturalMasalah yang timbul akibat keanekaragaman masyarakat multikultural
Masalah yang timbul akibat keanekaragaman masyarakat multikultural
 
Kenakalan remaja dan permasalahannya ppt
Kenakalan remaja dan permasalahannya pptKenakalan remaja dan permasalahannya ppt
Kenakalan remaja dan permasalahannya ppt
 
Program wali kelas
Program wali kelasProgram wali kelas
Program wali kelas
 
pengantar pendidikan pancasila
pengantar pendidikan pancasilapengantar pendidikan pancasila
pengantar pendidikan pancasila
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Kebhinekaan
Kebhinekaan Kebhinekaan
Kebhinekaan
 
laporan alat peraga sederhana
laporan alat peraga sederhanalaporan alat peraga sederhana
laporan alat peraga sederhana
 
PENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT  KESEJAHTERAAN MASYARAKATPENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT  KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PENGARUH PERKEMBANGAN PENDUDUK DALAM TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
 
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraMakalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Makalah hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
 
MODUL AJAR PPKn KLS 7 BAB 2.pdf
MODUL AJAR PPKn KLS 7 BAB 2.pdfMODUL AJAR PPKn KLS 7 BAB 2.pdf
MODUL AJAR PPKn KLS 7 BAB 2.pdf
 
Manusia dan Peradaban
Manusia dan PeradabanManusia dan Peradaban
Manusia dan Peradaban
 

Ähnlich wie Ormas dan Pembangunan Nasional

1985 08 organisasi kemasyarakatan
1985 08 organisasi kemasyarakatan1985 08 organisasi kemasyarakatan
1985 08 organisasi kemasyarakatanKurniawan Sukawangi
 
1985 08 organisasi kemasyarakatan
1985 08 organisasi kemasyarakatan1985 08 organisasi kemasyarakatan
1985 08 organisasi kemasyarakatanKurniawan Sukawangi
 
Uu nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan
Uu nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatanUu nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan
Uu nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatanJamhur Ilmi
 
161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota
161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota
161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kotaA Boyoz
 
Persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupanbermasyarakat
Persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupanbermasyarakatPersamaan kedudukan warga negara dalam kehidupanbermasyarakat
Persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupanbermasyarakatOperator Warnet Vast Raha
 
IMPLEMENTASI EMPAT PILAR KEBANGSAAN
IMPLEMENTASI  EMPAT PILAR KEBANGSAANIMPLEMENTASI  EMPAT PILAR KEBANGSAAN
IMPLEMENTASI EMPAT PILAR KEBANGSAANIWAN SUKMA NURICHT
 
Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan KewarganegaraanPengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan KewarganegaraanGunadarma University
 
Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke
Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-okePresentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke
Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-okeRiky Return
 
Makalah bela nkri
Makalah bela nkriMakalah bela nkri
Makalah bela nkrikartoba
 
Partai politik di indonesia
Partai politik di indonesiaPartai politik di indonesia
Partai politik di indonesiaDewi Ratna
 
Hubungan pancasila-uud-45
Hubungan pancasila-uud-45Hubungan pancasila-uud-45
Hubungan pancasila-uud-45Rini Dwi
 
Makalah landasan hubungan uud 1945 dan negara kesatuan indonesia
Makalah landasan hubungan uud 1945 dan negara kesatuan indonesiaMakalah landasan hubungan uud 1945 dan negara kesatuan indonesia
Makalah landasan hubungan uud 1945 dan negara kesatuan indonesiaRekha Zahari
 

Ähnlich wie Ormas dan Pembangunan Nasional (20)

Anggaran dasar golkar
Anggaran dasar golkarAnggaran dasar golkar
Anggaran dasar golkar
 
1985 08 organisasi kemasyarakatan
1985 08 organisasi kemasyarakatan1985 08 organisasi kemasyarakatan
1985 08 organisasi kemasyarakatan
 
1985 08 organisasi kemasyarakatan
1985 08 organisasi kemasyarakatan1985 08 organisasi kemasyarakatan
1985 08 organisasi kemasyarakatan
 
Uu nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan
Uu nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatanUu nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan
Uu nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan
 
Makalah Pkn multipartai
Makalah Pkn multipartaiMakalah Pkn multipartai
Makalah Pkn multipartai
 
161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota
161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota
161218 id-pendidikan-politik-partai-golkar-di-kota
 
Adapun peranan guru sebagai motivator adalah
Adapun peranan guru sebagai motivator adalahAdapun peranan guru sebagai motivator adalah
Adapun peranan guru sebagai motivator adalah
 
Uu 08 1985
Uu 08 1985Uu 08 1985
Uu 08 1985
 
Persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupanbermasyarakat
Persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupanbermasyarakatPersamaan kedudukan warga negara dalam kehidupanbermasyarakat
Persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupanbermasyarakat
 
IMPLEMENTASI EMPAT PILAR KEBANGSAAN
IMPLEMENTASI  EMPAT PILAR KEBANGSAANIMPLEMENTASI  EMPAT PILAR KEBANGSAAN
IMPLEMENTASI EMPAT PILAR KEBANGSAAN
 
Pkn materi smstr1
Pkn materi smstr1Pkn materi smstr1
Pkn materi smstr1
 
Masyarakat madani
Masyarakat madaniMasyarakat madani
Masyarakat madani
 
Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan KewarganegaraanPengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan
 
Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke
Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-okePresentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke
Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke
 
Makalah bela nkri
Makalah bela nkriMakalah bela nkri
Makalah bela nkri
 
Implementasi politik
Implementasi politikImplementasi politik
Implementasi politik
 
Partai politik di indonesia
Partai politik di indonesiaPartai politik di indonesia
Partai politik di indonesia
 
Hubungan pancasila-uud-45
Hubungan pancasila-uud-45Hubungan pancasila-uud-45
Hubungan pancasila-uud-45
 
Asp
AspAsp
Asp
 
Makalah landasan hubungan uud 1945 dan negara kesatuan indonesia
Makalah landasan hubungan uud 1945 dan negara kesatuan indonesiaMakalah landasan hubungan uud 1945 dan negara kesatuan indonesia
Makalah landasan hubungan uud 1945 dan negara kesatuan indonesia
 

Ormas dan Pembangunan Nasional

  • 1. Kelas : HTN C Nama dan NPM : Togi Kristin Natalia 1006688395 Viera Amelia Priyono 1006688445 Rafie Naufan 1006731903 Aby Haryono 1006756370 Organisasi Kemasyarakatan Indonesia sebagai negara demokrasi menjamin hak seluruh warga negaranya untuk menyalurkan aspirasinya dan mengeksplorasi diri mereka masing-masing untuk mencapai suatu kondisi ideal tertentu yang diinginkan. Dalam Pasal 28 dan Pasal 28 A-J Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, dijabarkan secara menyeluruh hak- hak yang dapat diperoleh masyarakat untuk menjamin kesejahteraan dan kebebasan mereka, serta mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, perlu dilaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya merupakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Dengan hakekat pembangunan sebagaimana tersebut di atas, maka pembangunan merupakan pengamalan Pancasila. Masalah keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan nasional adalah wajar. Kesadaran serta kesempatan untuk itu sepatutnya ditumbuhkan, mengingat pembangunan adalah untuk manusia dan seluruh masyarakat Indonesia. Dengan pendekatan ini, usaha untuk menumbuhkan kesadaran tersebut sekaligus juga merupakan upaya untuk memantapkan kesadaran kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Dalam kerangka inilah letak pentingnya peranan Organisasi Kemasyarakatan, sehingga pengaturan serta pembinaannya perlu diarahkan kepada pencapaian dua sasaran pokok, yaitu : 1. Terwujudnya Organisasi Kemasyarakatan yang mampu memberikan pendidikan kepada masyarakat Warganegara Republik Indonesia ke arah : a) Makin mantapnya kesadaran kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; b) Tumbuhnya gairah dan dorongan yang kuat pada manusia dan masyarakat Indonesia untuk ikut serta secara aktif dalam pembangunan nasional; 2. Terwujudnya Organisasi Kemasyarakatan yang mandiri dan mampu berperan secara berdaya guna sebagai sarana untuk berserikat atau berorganisasi bagi masyarakat Warganegara Republik Indonesia guna menyalurkan aspirasinya dalam pembangunan nasional, yang sekaligus merupakan penjabaran Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945. A. Pengertian Organisasi Kemasyarakatan Organisasi Kemasyarakatan, atau biasa disebut juga dengan Organisasi Massa dan disingkat menjadi Ormas, adalah organisasi yang dibentuk berdasarkan persamaan nasib, sifat, tempat, ataupun tujuan dan cita-cita, dan tidak memiliki unsur politis seperti halnya Partai Politik. Contohnya antara lain organisasi keagamaan, perkumpulan masyarakat tertentu, dan sebagainya. Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 1 of 12
  • 2. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985, yang dimaksud dengan Organisasi Kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Beberapa dasar hukum berdirinya Organisasi Kemasyarakatan ini antara lain Pasal 28C tentang hak memajukan diri dan memperjuangkan haknya secara kolektif untuk masyarakat, bangsa dan negaranya. Pasal 28E (1) tentang kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan bersikap seusai hati nurani, (2) hak berserikat, berkumpul dan berpendapat. Pasal 28F tentang hak berkomunikasi untuk mengembangkan pribadi & lingkungan. Selain itu, Organisasi Msyarakat juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan. Salah satu ciri penting dalam Organisasi Kemasyarakatan adalah kesuka-relaan dalam pembentukan dan keanggotaannya. Anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia bebas untuk membentuk, memilih, dan bergabung dalam Organisasi Kemasyarakatan yang dikehendaki dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Organisasi Kemasyarakatan dapat mempunyai satu atau lebih dari satu sifat kekhususan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini, yaitu kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Organisasi atau perhimpunan yang dibentuk secara sukarela oleh anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia yang keanggotaannya terdiri dari Warganegara Republik Indonesia dan warganegara asing, termasuk dalam pengertian Organisasi Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini, dan oleh karenanya tunduk kepada ketentuan-ketentuan Undang-undang No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan. Organisasi atau perhimpunan yang dibentuk oleh Pemerintah antara lain Praja Muda Karana (Pramuka), Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri), dan lain sebagainya, sedangkan organisasi atau perhimpunan yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia yang bergerak dalam bidang perekonomian seperti Koperasi, Perseroan Terbatas, dan lain sebagainya, tidak termasuk dalam pengertian Organisasi Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 Undang-undang No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan. B. Asas dan Tujuan Organisasi Kemasyarakatan Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985, Organisasi Kemasyarakatan berdasarkan Pancasila sebagai satu-satunya asas. Asas sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah asas dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi Organisasi Kemasyarakatan harus dipegang teguh oleh setiap Organisasi Kemasyarakatan dalam memperjuangkan tercapainya tujuan dan dalam melaksanakan program masing-masing. Adapun tujuan Organisasi Kemasyarakatan berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 ialah Organisasi Kemasyarakatan menetapkan tujuan masing-masing sesuai dengan sifat kekhususannya dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maksud dari pasal ini adalah bahwa tiap-tiap Organisasi Kemasyarakatan memiliki kebebasan untuk menetapkan tujuan khususnya masing-masing, entah berdasarkan kepentingan agama atau ras tertentu, untuk mencapai suatu kondisi ideal Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 2 of 12
  • 3. tertentu, dan sebagainya, selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila dan peraturan perundangan di Indonesia serta nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. C. Fungsi Organisasi Kemasyarakatan Organisasi Kemasyarakatan atau Ormas merupakan sebuah organisasi yang di bentuk oleh masyarakat atas dasar kesamaan maksud maupun tujuan, menurut pasal 1 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan organisasi kemasyarakatan merupakan organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Menurut hal itu dapat di simpulkan Ormas berfungsi sebagai wadah bagi masyarakat yang memiliki kesamaan tertentu untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang sesuai dengan Pancasila, organisasi masyarakat juga di fungsikan menyukseskan pembangunan nasional baik dari dalam maupun luar organisasi kemasyarakatan seperti pembinaan anggotanya dan turut membantu pembangunan masyarakat sekitar sebagaimana yang di sebutkan dalam UUD 1945. Fungsi Organisasi Kemasyarakatan, menurut Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 antara lain sebagai berikut: • Sebagai wadah penyalur sesuai kepentingan anggotanya; • Sebagai wadah pembinaan dan pengembangan anggotanya dalam usaha mewujudkan tujuan organisasi; • Sebagai wadah peran serta dalam usaha menyukseskan pembangunan nasional; • Sebagai sarana penyalur aspirasi anggota, dan sebagai sarana komunikasi sosial timbal balik antar anggota, dan/atau antar organisasi kemasyarakatan, dan antara organisasi kemasyarakatan dengan organisasi kekuatan sosial politik, Badan Permusyawaratan/Perwakilan Rakyat, dan Pemerintah. Oleh karena Organisasi Kemasyarakatan dibentuk atas dasar sifat kekhususannya masing-masing, maka sudah semestinya apabila Organisasi Kemasyarakatan berusaha melakukan kegiatan sesuai dengan kepentingan para anggotanya. Organisasi Kemasyarakatan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan anggotanya merupakan tempat penempaan kepemimpinan dan peningkatan keterampilan yang dapat disumbangkan dalam pembangunan disegala bidang dalam usaha mewujudkan tujuan organisasi. Karena dalam pembangunan nasional yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, pembangunan nasional itu memerlukan upaya untuk terus meningkatkan keikutsertaan secara aktif seluruh lapisan masyarakat Indonesia serta upaya untuk memantapkan kesadaran kehidupan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan adalah usaha bersama bangsa untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Oleh karena itu Organisasi Kemasyarakatan sebagai wadah peranserta anggota masyarakat, merupakan kebutuhan yang tidak dapat dielakkan. Menurut Koentjaraningrat (1982) bahwa dalam pembangunan nasional manusia merupakan titik sentral, yang berarti bahwa seluruh kegiatan pembangunan nasional harus diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Suatu bangsa selalu menghendaki adanya keseimbangan, keserasian dan keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, antara sesama manusia, antara manusia dengan masyarakat, antara Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 3 of 12
  • 4. manusia dengan lingkungannya, dengan cita-cita kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Maka karena itu organisasi masyarakat berfungsi dalam pembangunan nasional manusia D. Hak dan Kewajiban Organisasi Kemasyarakatan Hak Ormas Menurut pasal 6 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan berhak: a) melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi; b) mempertahankan hak hidupnya sesuai dengan tujuan organisasi. Dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapat tujuan organisasi haruslah kegiatan tersebut sesuai dengan pancasila dan UUD serta telah di tetapkan sebelumnya dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi tersebut, tujuan organisasi menurut Pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan, menyebutkan: Organisasi Kemasyarakatan menetapkan tujuan masing-masing sesuai dengan sifat kekhususannya dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi organisasi masyarakat memiliki tujuan yang berbeda-beda karena sifat kekhususan dari organisasi masyarakat ini, organisasi masyarakat harus bersifat khusus karena pembentukannya berdasarkan kesamaan-kesamaan agama, profesi, fungsi yang membedakan tiap-tiap organisasi masyarakat. Disebutkan juga dalam pasal 8 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan: Untuk lebih berperan dalam melaksanakan fungsinya, Organisasi Kemasyarakatan berhimpun dalam satu wadah pembinaan dan pengembangan yang sejenis. Meski memiliki kegiatan dan tujuan yang berbeda-beda namun kegiatan dari organisasi kemasyarakatan tidaklah boleh menyalahi nilai-nilai pancasila. Yang dimaksud dengan "satu wadah pembinaan dan pengembangan yang sejenis" ialah hanya ada satu wadah untuk setiap jenis Ormas, seperti untuk Organisasi Kemasyarakatan pemuda dalam wadah yang sekarang bernama Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), untuk Organisasi Kemasyarakatan tani dalam wadah yang sekarang bernama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), dan lain sebagainya. Organisasi masyarakat juga berhak untuk mempertahankan hak hidupnya sesuai tujuan organisasi selama tidak menyalahi aturan yang telah di tetapkan undang-undang serta bertentangan dengan pancasila, pemerintah tidak dapat membekukan dan membubarkan organisasi kemasyarakatan begitu saja, selama tidak melanggar aturan-aturan yang di sebutkan dalam pasal 13, 14, 15, 16 dan 17 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan. Kewajiban Ormas Menurut Pasal 7 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Kemasyarakatan berkewajiban: a) Mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga; b) Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945; c) Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Organisasi masyarakat memiliki keharusan untuk memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah tangga, hal ini bertujuan agar organisasi memiliki haluan yang jelas, serta Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 4 of 12
  • 5. memperjelas bentuk dari suatu organisasi, dalam Anggaran Dasar dan Anggaran rumah tangga menggambarkan mekanisme kerja dari suatu organisasi serta memuat tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan suatu Organisasi masyarakat, Hal-hal yang tercantum dalam setiap AD/ART suatu organisasi tergantung dari perhatian organisasi tersebut kepada suatu hal. Ada suatu hal yang dalam suatu organisasi dimasukkan dalam AD atau ART-nya karena dianggap penting, tetapi diorganisasi lain bisa jadi hal tersebut tidak dimasukkan dalam AD atau ART organisasi tersebut karena dianggap tidak penting. Dalam pasal 2 dan pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan, organisasi masyarakat haruslah satu-satunya berasaskan pancasila karena sejalan dengan usaha pemantapan penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam rangka menjamin kelestarian Pancasila, maka Organisasi Kemasyarakatan perlu menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas, Organisasi masyarakat juga harus memiliki tujuan yang sesuai dengan UUD 1945, organisasi masyarakat yang memiliki peran dalam meningkatkan keikutsertaan secara aktif seluruh lapisan masyarakat Indonesia serta upaya untuk memantapkan kesadaran kehidupan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Organisasi masyarakat sesuai dengan pancasila dan UUD 1945 selain membantu pembangunan nasional juga harus menjaga kesatuan dan keutuhan Negara Republik Indonesia. Berdasarkan Pasal 8 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan untuk lebih berperan dalam melaksanakan fungsinya, Organisasi Kemasyarakatan berhimpun dalam satu wadah pembinaan dan pengembangan yang sejenis. Yang dimaksud dengan "satu wadah pembinaan dan pengembangan yang sejenis" ialah hanya ada satu wadah untuk setiap jenis Ormas, seperti untuk Organisasi Kemasyarakatan pemuda dalam wadah yang sekarang bernama Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), untuk Organisasi Kemasyarakatan tani dalam wadah yang sekarang bernama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), dan lain sebagainya. E. Syarat Berdirinya suatu Organisasi Kemasyarakatan Syarat-syarat lahirnya suatu Organisasi Kemasyarakatan antara lain sebagai berikut: 1. Dibentuknya para inisiator dari beberapa orang badan pendiri organisasi umunya berjumlah ganjil. 2. Diangkatnya orang-orang / tokoh-tokoh masyarakat yang dipilih untuk duduk sebagai dewan penasehat dan dewan pembina yang yang pengurusnya berjumlah ganjil. 3. Diangkatnya orang-orang yang mempunyai kemampuan berorganisasi untuk duduk dalam susunan pengurus organisasi. 4. Adanya tempat atau kantor pusat atau sekretariat dan perangkat-perangkatorganisasi umumnya berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan membentuk cabang disetiap provinsi, setiap kabupaten, anak cabang disetiap kecamatan, ranting disetiap kelurahan / desa diwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia baik dalam negeri dan perwakilan diluar negeri. 5. Pembuatan Akta Pendirian Organisasi melalui kantor Notaris dan PPAT yang ditunjuk dilengkapi dengan legalitas lainnya o Anggaran dasar dan Anggaran rumah tangga o Keterangan izin domisili o Keterangan terdaftar di kantor pajak / NPWP o Pengesahan Organisasi ke Dirjen Kesbang Departemen Dalam Negeri o Pengesahan Hak Paten Nama dan Logo Organisasi ke Direktorat Hak Paten Departemen Hukum dan HAM Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 5 of 12
  • 6. o Rekening bank yang ditunjuk 6. Tambahan persyaratan lainnya, yaitu: • Dana awal • Program kerja jangka pendek, menengah, panjang • Program kegiatan antara lain membuat proposal kegiatan yang isinya terdiri dari : Nilai dan Visi, Misi, Aturan, Profesionalisme, Insentif, Sumber Daya dan Rencana Kerja. F. Keanggotaan dan Kepengurusan Organisasi Kemasyarakatan Keanggotaan Organisasi Kemasyarakatan Keanggotaan dan Kepengurusan Organisasi Kemasyarakatan diatur dalam Bab IV UU No. 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan. Pasal 9 menyebutkan bahwa Setiap Warganegara Republik Indonesia dapat menjadi anggota Organisasi Kemasyarakatan. Hal ini dimaksudkan bahwa, setiap warga negara Indonesia, apapun latar belakang, suku, agama, profesi dan hal-hal lain yang terdapat padanya, tidak menghalangi dirinya untuk menjadi anggota dari suatu Organisasi Kemasyarakatan. Hal ini juga didasarkan pada hakikat Organisasi Kemasyarakatan yang didirikan berdasarkan persamaan pemikiran, keyakinan, cita-cita, dan tujuan tanpa memangdang status dan latar belakang dari anggotanya, asalkan sesuai dengan masing-masing jiwa Organisasi Kemasyarakatan tersebut. Keanggotaan organisasi kemasyarakatan adalah bersifat sukarela, yang pelaksanaannya diserahkan kepada organisasi yang bersangkutan, namun demi adanya tertib administrasi diperlukan pendaftaran anggota. Pembagian jenis keanggotaan itu sendiri juga didasarkan kepada kehendak dan persetujuan masing-masing Organisasi Kemasyatrakatan, yang pada umumnya diletakkan pada anggaran dasar rumah tangganya. Jenis-jenis keanggotaan antara lain Anggota Aktif dan Anggota Tidak Aktif, adapula yang membaginya menjadi Anggota Inti, Anggota Simpatisan dan Anggota Kehormatan. Kepengurusan Organisasi Kemasyarakatan Pasal 10 UU No. 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan menyebutkan bahwa tempat kedudukan Pengurus atau Pengurus Pusat Organisasi Kemasyarakatan ditetapkan dalam anggaran dasarnya. Hal ini berarti bahwa Undang-Undang tidak mengatur secara pasti dan jelas bagaimana susunan kepengurusan suatu Organisasi Kemasyarakatan, karena pada hakikatnya Organisasi Kemasyarakatan dibentuk atas prakarsa mandiri para pendirinya maka segala kepengurusan yang didalamnya harus sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan aspirasi para anggotanya, yang dituangkan dalam anggaran dasar rumah tangga. G. Keuangan Organisasi Kemasyarakatan Oleh karena organisasi masyarakat ini menjadi satu komunitas besar tentunya sama dengan sistem kerja dimana terdapat standarisasi dan struktur mengenai keungan dalam kelompok. Sesuai dengan UU No. 8 tahun 1985 yang dijadikan sebagai landasannya, dimana dalam undang-undang tersebut dipaparkan penjelasan dari keuangan dalam organisasi masyarakat itu sendiri (bab V Pasal 11 tentang Keuangan), dituliskan bahwa keuangan Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 6 of 12
  • 7. Organisasi Kemasyarakatan itu sendiri berasal dari iuran anggota, sumbangan yang tidak mengikat, serta berasal dari usaha lain yang sah. Mengenai iuran anggota sendiri tentu sebelumnya ada kesepakatan awal mengenai jumlah yang harus dibayarkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan, baik dalam sebulan maupun dalam jangka waktu setahun, dimana kesepakatan ini merupakan kesepakat dalam organisasi masyarakat itu sendiri, sistem keuangan antar organisasi masyarakat yang satu dan yang lain tentunya tidak sama. Semua memiliki cara dan strategi sendiri dalam usaha mengembangkan organisasi nya demi kelangsungan dan kesejahteraan anggota organisasi masyarakat tersebut. Selain dari pada 3 ketetapan urusan keuangan organisasi, dapat pula mendapat bantuan keuangan dari luar negeri, dimana bantuan keuangan kepada organisasi kemasyarakatan yang diperoleh dari luar negeri ini harus dengan persetujuan Pemerintah Pusat. Namun pada hakekatnya cara ini hanya dilakukan bagi organisasi masyarakat yang melakukan pembangunan dalam urusan kenegaraan dan pemerintah pusat itu sendiri. selain itu mengenai sumbangan yang tidak mengikat maksudnya adalah dimana sumbangan sukarela dari setiap anggota. Mengenai sumbangan sukarela ini tidak dipaksakan dan tidak menjadi sebuah ketetapan. Sumbangan ini dikatakan tidak mengikat dalam arti tidak dipaksakan dan tidak dibebankan kepada anggota. Hanya sebagai sumbangan sukarela baik dalam bentuk dan jumlahnya. H. Pembinaan Organisasi Kemasyarakatan Pembinaan Organisasi kemasyarakatan diatur dalam Pasal 12 UU No. 8 tahun 1985 tetang Organisasi Kemasyarakatan, yang menyatakan bahwa: 1. Pemerintah melakukan pembinaan terhadap Organisasi Kemasyarakatan 2. Pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah Organisasi kemasyarakatan memegang peran penting dalam pembangunan nasional seperti dalam ketentuan umum UU No. 8 tahun 1985 yaitu dalam rangka penataan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dalam proses pembentukan organisasi kemasyarakatan, segala yang bersangkutan dengan organisasi masyarakat tersebut dilaporkan kepada pemerintah dan mendapat persetujuan dan kesepakat untuk jalannya kegiatan organisasi masyarakat tersebut. Yang dimaksud dengan persetujuan Pemerintah Pusat adalah persetujuan yang diberikan oleh Menteri Dalam Negeri, atau Menteri/Pimpinan Lembaga Non Departemen lainnya setelah mendengar pertimbangan Menteri Dalam Negeri.Selain itu, dalam menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan organisasi, diperlukan keseimbangan antara hak dan kewajibannya yang dapat dipertanggungjawabkan, baik terhadap anggotanya, maupun terhadap masyarakat, bangsa dan negara. Mengenai pembinaan organisasi masyarakat dilakukan agar tersusunnya struktur organisasi masyarakat sehingga dapat tercapai tujuan dan kesejahteraan bersama. Keanggotaan organisasi kemasyarakatan adalah bersifat sukarela, yang pelaksanaannya diserahkan kepada organisasi yang bersangkutan, namun demi adanya tertib administrasi diperlukan pendaftaran anggota. Dalam halnya, Pemerintah melakukan pembinaan terhadap organisasi kemasyarakatan agar dapat tumbuh dan berkembang secara sehat dan mandiri, sehingga dapat memberikan pengaruh positif dalam mendinamisasikan dan meningkatkan swadaya serta mendorong kreativitas masyarakat yang merupakan sumber daya manusia yang sangat potensial. Bimbingan dilakukan dengan cara memberikan saran, anjuran, petunjuk, Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 7 of 12
  • 8. pengarahan, nasihat, pendidikan dan latihan atau penyuluhan agar organisasi kemasyarakatan dapat tumbuh secara sehat dan mandiri serta dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Selain dari pada melakukan pembinaan, dilakukan juga pengayoman sebagai bentuk penghargaan dan pengakuan hak-hak para anggota sebagai anggota organisasi masyarakat yang telah disetujui oleh pemerintah tersebut. Pengayoman dilakukan dengan cara memberikan perlindungan hak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemberian dorongan dilakukan dongan cara menggairahkan, menggerakkan kreativitas dan aktivitas yang positif, memberikan penghargaan dan kesempatan untuk mengembangkan diri agar dapat melaksanakan fungsinya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, dalam hal kekuatan organisasi masyarakat itu sendiri, maka organisasi kemasyarakatan diupayakan berhimpun dalam wadah pembinaan dan pengembangan yang sejenis. Seperti yang di tuliskan dalam Ketentuan UU NO 8 tahun 1985 bab VI mengenai Pembinaan, dituliskan bahwa Pemerintah melakukan pembinaan terhadap Organisasi Kemasyarakatan dan sebagaimana Pelaksanaan pembinaan tersebut diatur dengan Peraturan Pemerintah. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 18 tahun 1986 tentang pelaksanaan Undang-undang nomor 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan dijelaskan mengenai pembinaan itu sendiri. dituliskan bahwa Pembinaan teknis organisasi kemasyarakatan dilakukan oleh Menteri dan/atau Pimpinan Lembaga non Departemen yang membidangi sifat kekhususan organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan dan Pelaksanaan pembinaan teknis organisasi kemasyarakatan di daerah dilakukan oleh instansi teknis di bawah koordinasi Gubernur, Bupati/Walikotamadya. I. Pembekuan dan Pembubaran Organisasi Kemasyarakatan Berdasarkan Pasal 13 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan, Pemerintah dapat membekukan Pengurus atau Pengurus Pusat Organisasi Kemasyarakatan apabila Organisasi Kemasyarakatan: a. melakukan kegiatan yang mengganggu keamanan dan ketertiban umum; b. menerima bantuan dari pihak asing tanpa persetujuan Pemerintah; c. memberi bantuan kepada pihak asing yang merugikan kepentingan Bangsa dan Negara. Selanjutnya ditegaskan pada Pasal 14 bahwa Apabila Organisasi Kemasyarakatan yang Pengurusnya dibekukan masih tetap melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, maka Pemerintah dapat membubarkan organisasi yang bersangkutan. Selain itu, pada Pasal 15 disebutkan bahwa Pemerintah juga dapat membubarkan Organisasi Kemasyarakatan yang tidak memenuhi ketentuan-ketentuan Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 7, dan/atau Pasal 18. Lembaga yang berwenang untuk membekukan Pengurus atau Pengurus Pusat dan membubarkan Organisasi Kemasyarakatan adalah Pemerintah. Yang dimaksud dengan "Pemerintah" dalam pasal-pasal ini adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Tingkat I yaitu Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, dan Pemerintah Daerah Tingkat II yaitu Bupati / Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II. Wewenang membekukan dan membubarkan tersebut berada pada: a. Pemerintah Pusat bagi Organisasi kemasyarakatan yang ruang lingkup keberadaannya bersifat nasional; b. Gubernur bagi organisasi Kemasyarakatan yang ruang lingkup keberadaannya terbatas dalam wilayah Propinsi yang bersangkutan; Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 8 of 12
  • 9. c. Bupati/Walikotamadya bagi Organisasi Kemasyarakatan yang ruang lingkup keberadaannya terbatas dalam wilayah Kabupaten/Kotamadya yang bersangkutan. Pembekuan dan pembubaran dapat dilakukan setelah mendengar keterangan dari Pengurus atau Pengurus Pusat Organisasi Kemasyarakatan yang bersangkutan dan setelah memperoleh pertimbangan dalam segi hukum dari Mahkamah Agung untuk tingkat nasional, sedangkan untuk tingkat Propinsi dan tingkat Kabupaten/Kotamadya setelah memperoleh pertimbangan dari instansi yang berwenang sehingga dapat dipertanggungjawabkan dari semua segi, bersifat mendidik, dalam rangka pembinaan yang positif, dan dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembubaran merupakan upaya terakhir. Berdasarkan Pasal 16 UU Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan, Pemerintah membubarkan Organisasi Kemasyarakatan yang menganut, mengembangkan, dan menyebarkan paham atau ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme serta ideologi, paham, atau ajaran lain yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam segala bentuk dan perwujudannya. Yang dimaksud dengan "ideologi, paham, atau ajaran lain yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam segala bentuk dan perwujudannya" ialah segala ideologi, paham, atau ajaran yang bertentangan dengan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, dasar negara, dan ideologi nasional, serta Undang-Undang Dasar 1945. Berikut ini adalah mekanisme Pembekuan dan Pembubaran Ormas berdasarkan PP Nomor 18 Tahun 1986. • Sebelum melakukan pembekuan ormas, Pemerintah terlebih dahulu menegur secara tertulis sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dengan jarak waktu 10 (sepuluh) hari kepada Pengurus, Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat ormas bersangkutan. • Apabila teguran tidak diindahkan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan setelah diterima surat teguran, Pemerintah memanggil Pengurus, Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat sesuai dengan ruang lingkup keberadaannya untuk didengar keterangannya. • Apabila panggilan tidak dipenuhi atau setelah didengar keterangannya ternyata ormas yang bersangkutan masih tetap melakukan tindakan yang melanggar maka Pemerintah membekukan Pengurus, Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan. • Sebelum melakukan tindakan pembekuan, bagi ormas yang mempunyai ruang lingkup Nasional, Pemerintah Pusat meminta pertimbangan dan saran dalam segi hukum dari Mahkamah Agung. • Bagi ormas yang mempunyai ruang lingkup Propinsi atau Kabupaten/Kotamadya, Gubernur atau Bupati/Walikotamadya, Pemerintah meminta pertimbangan dari instansi yang berwenang di daerah. • Tindakan pembekuan dapat juga dilakukan oleh Gubernur atau Bupati/Walikotamadya terhadap pengurus Daerah dari organisasi kemasyarakatan yang mempunyai ruang lingkup Nasional yang berada di wilayahnya apabila melakukan tindakan yang melanggar. • Gubernur harus meminta pertimbangan dan petunjuk Menteri Dalam Negeri. Menteri Dalam Negeri, sebelum memberi pertimbangan dan petunjuk, terlebih dahulu mendengar keterangan dari Pengurus Pusat ormas yang bersangkutan. • Pemerintah dapat mempertimbangkan untuk mencabut kembali pembekuan Pengurus, Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat apabila ormas yang bersangkutan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan memenuhi ketentuan sebagai berikut: a.secara nyata tidak lagi melakukan kegiatan yang mengakibatkan pembekuannya; b.mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan melakukan pelanggaran lagi; c.mengganti Pengurus, Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat yang melakukan kesalahan tersebut. Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 9 of 12
  • 10. Apabila Pengurus, Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat yang dibekukan masih tetap melakukan kegiatan yang mengakibatkan pembekuan, ormas bersangkutan dapat dibubarkan oleh Pemerintah. • Pemerintah sebelum melakukan tindakan pembubaran, terlebih dahulu memberikan peringatan tertulis kepada organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan. • Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah menerima peringatan tertulis, ormas tersebut masih melanggar, Pemerintah dapat membubarkan ormas bersangkutan. • Sebelum melakukan tindakan pembubaran, bagi ormas yang mempunyai ruang lingkup Nasional, Pemerintah Pusat meminta pertimbangan dan saran dalam segi hukum dari Mahkamah Agung. • Bagi ormas yang mempunyai ruang lingkup Propinsi atau Kabupaten/Kotamadya, Gubemur atau Bupati/Walikotamadya, Pemerintah Pusat meminta pertimbangan dan saran dari instansi yang berwenang di daerah serta petunjuk dari Menteri Dalam Negeri dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. • Pembubaran yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Gubernur, Bupati/Walikotamadya diberitahukan kepada Pengurus, Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan dan diumumkan kepada masyarakat. • Pemerintah membubarkan ormas yang menganut, mengembangkan dan menyebarkan paham atau ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme serta ideologi paham atau ajaran lain yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam segala bentuk dan perwujudannya, sesuai dengan ruang lingkup keberadaan organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan. • Pembubaran dilakukan dengan memperhatikan saran dan pertimbangan instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. • Setelah dibubarkan, organisasi kemasyarakatan tersebut dinyatakan sebagai organisasi terlarang. Keputusan pembubaran dan pernyataan sebagai organisasi terlarang disampaikan secara tertulis kepada ormas yang dibubarkan tersebut dan diumumkan kepada masyarakat. Sebenarnya keberadaan Peraturan ini sudah sangatlah usang karena sudah tidak sesuai lagi dengan semangat Reformasi yang terus bergulir di Negeri ini. Tapi, kewibawaan UU ini juga masih berlaku sebagai payung hukum untuk menindak Ormas-ormas yang telah terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan ini sebelum ada UU yang mencabutnya. J. Organisasi Kemasyarakatan di Indonesia Organisasi Kemasyarakatan di Indonesia amat beragam dan banyak jumlahnya. Banyaknya ragam dan jumlah Organisasi Kemasyarakatan di Indonesia ini mencerminkan kepribadian masyarakat Indonesia yang menjungjung tinggi demokrasi dan kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pikiran. Masyarakat Indonesia juga dapat dikatakan kritis, mempunyai jiwa pemberontak dan keinginan bersatu padu yang cukup kuat. Pendiri Organisasi Kemasyarakatan di Indonesia berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, usia, status sosial, pekerjaan, kepercayaan, dan sebagainya. Misalnya saja Organisasi Kemasyarakatan yang didirikan oleh masyarakat muda, atau kelas pelajar dan mahasiswa. Organisasi-organisasi ini pada umumnya bercirikan adanya aspirasi dan semangat jiwa muda yang ingin membuat perubahan di Indonesia agar menjadi lebih baik dalam hal-hal tertentu. Contohnya saja ada ClubSpeak, yaitu organisasi yang bergerak di bidang pencegahan korupsi. Organisasi ini didirikan oleh para pelajar dan mahasiswa yang Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 10 of 12
  • 11. ingin menerbarkan benih-benih kejujuran dan anti korupsi sejak dini, sehingga program kerja mereka adalah memberikan penyuluhan yang menarik bagi pelajar dan mahasiswa seusia mereka agar menjadi generasi penerus tanpa korupsi. Selain itu juga ada Indonesian Future Leader, Indonesian Youth Conference, dan sebagainya yang bertujuan untuk membentuk pribadi generasi muda yang berani, bersih, berwawasan luas dan mampu mengaspirasikan pendapat mereka demi kemajuan dan kemakmuran bangsa di masa depan. Organisasi Kemasyarakatan lainnya, yang dibentuk oleh generasi pasca mahasiswa, lebih beragam lagi jenis dan jumlahnya. Ada yang didirikan atas persamaan kepercayaan dan keyakinan seperti Front Pembela Islam, ada yang berdasarkan suku seperti Forum Kabinet Betawi dan sejenisnya, ada pula yang bersifat mengawasi pemerintahan seperti Indonesian Corruption Watch dan Indonesian Police Watch. Organisasi ini bertujuan untuk membentuk pemerintahan Indonesia yang lebih bersih dan baik lagi, dengan cara melakukan pengawasan terhadap pemerintah dan menginformasikannya kepada masyarakat. Organisasi lainnya juga ada yang bersifat mengajak masyarakat untuk hidup lebih baik lagi, seperti Bike to Work yang mengajak masyarakat untuk menggunakan sepeda menuju kantor sehingga mengurangi polusi. Adapula Jakarta Green Club, Greeneratoid dan sebagainya yang mengajak masyarakat untuk lebih peduli kepada lingkungan dan mencegah efek global warming lebih lanjut serta menghijaukan bumi untuk masa depan yang lebih baik. Selain yang telah disebutkan diatas, masih banyak lagi contoh-contoh Organisasi Kemasyarakatan yang ada di Indonesia, yang didirikan dengan tujuan dan latar belakang yang beragam. Kesemuaan itu pada intinya bertujuan untuk bersama mencapai cita-cita, mempertahankan suatu kebudayaan, serta membentuk masyarakat dan masa depan Indonesia yang baik. Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 11 of 12
  • 12. Daftar Pustaka • UU No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan • Penjelasan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1986 tentang Pelaksanaan UU No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemaysarakatan • http://www.jimly.com • http://www.Nasionalinilah.com/ • Asshidiqie, Jimly. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. 2006. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusional RI. Essay HTN “Organisasi Kemasyarakatan” Page 12 of 12