1. Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan KeputusanDan Para Pengambil
Keputusan(kelompok5) |1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses mengombinasikan
pendekatan yang rasional dan judgmental, yang prosesnya tidak dapat
diformulasikan secara lengkap. Dalam proses ini, pengambil keputusan akan
selalu menghadapi risiko yang berpengaruh pada proses judgment itu sendiri.
Pemahaman terhadap proses pengambilan keputusan pada masalah yang
kompleks sangatlah penting agar dapat mengambil keputusan dengan baik
dan menghadapi risiko dengan bijak. Praktik pengambilan keputusan selama
ini menunjukkan kompleksitas masalah dan keterbatasan kemampuan
rasional manusia, maka orang akan melakukan pengambilan keputusan secara
rasional dan juga dalam berbagai situasi, mengambil keputusan dengan
proses heuristik.
Heuristik adalah proses yang dilakukan oleh individu dalam mengambil
keputusan secara cepat, dengan menggunakan pedoman umum dan sebagian
informasi saja. Proses ini mengakibatkan adanya kemungkinan bias,
kesalahan, dan ketidakakuratan keputusan.
Kekeliruan konjungsi (conjuction fallacy) adalah pengambilan keputusan
tentang kemungkinan terjadinya peristiwa konjungtif yang berbeda dengan
logika teori probabilitas. Sementara itu, bias hainsait selama ini dikenal
sebagai tendensi bias karena orang (evaluator) yang telah mendapatkan
informasi tentang hasil merasa telah mengetahui suatu hasil sebelum suatu
keputusan diambil. “Biasanya ini dipandang tidak adil bagi pengambil
keputusan karena mengesampingkan keadaan ketika keputusan ini diambil.
B. TUJUAN
1. Makalah ini merupakan pemenuhan salah satu tugas dari matakuliah
Akuntansi Keperilakuan
2. Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan KeputusanDan Para Pengambil
Keputusan(kelompok5) |2
2. Makalah ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan pengetahuan
tentang Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan Keputusan Dan Para
Pengambilan Keputusan
3. Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan KeputusanDan Para Pengambil
Keputusan(kelompok5) |3
BAB II
PEMBAHASAN
A. DILEMA BISNIS
B. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
a. Definisi
Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara
berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada
pilihan atas dasar logika atau pertimbangan; (2) ada beberapa alternatif
yang harus dipilih salah satu yang terbaik; dan (3) ada tujuan yang ingin
dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut. Dari
pengertian keputusan tersebut dapat diperoleh pemahaman bahwa
keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum
situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa
alternatif. Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan
alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk
ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah yang
terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama didalam
organisasi.
b. Langkah-langkah pengambilan keputusan :
1. Pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atau suatu peluang.
Langkah ini merupakan respon terhadap suatu masalah, ancaman
yang dirasakan, atau kesempatan dibayangkan. Untuk mengenali dan
mendefinisikan masalah atau peluang, para pengambil keputusan
memerlukan informasi mengenai lingkungan, keuangan, dan operasi.
2. Pencarian atas tindakan alternatif dan kuantifikasi atas
konsekuensinya.
Ketika definisi dari masalah atau peluang selesai, pencarian untuk
program alternatif tindakan dan kuantifikasi konsekuensi mereka
dimulai. Pada langkah ini, sebagai alternatif praktis sebanyak
4. Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan KeputusanDan Para Pengambil
Keputusan(kelompok5) |4
mungkin diidentifikasi dan dievaluasi. Pencarian sering dimulai
dengan melihat masalah serupa yang terjadi di masa lalu dan tindakan
yang dipilih pada saat itu. Jika saja dipilih tindakan bekerja dengan
baik, mungkin akan diulangi. Jika tidak, pencarian alternatif tambahan
akan diperpanjang.Dalam tahap ini, sebanyak mungkin alternatif yang
praktis didiefinisikan dan dievaluasi.
3. Pemilihan alternatif yang optimal atau memuaskan.
Tahap yang paling penting dalam proses pengambilan keputusan
adalah memilih salah satu dari beberapa alternatif. Meskipun langkah
ini mungkin memunculkan pilihan rasional, pilihan terakhir sering
didasarkan pada pertimbangan politik dan psikologis daripada fakta
ekonomi.
4. Penerapan dan tindak lanjut.
Kesuksesan atau kegagalan dari keputusan akhir bergantung pada
efisiensi penerapannya. Pelaksanaan hanya akan berhasil jika individu-
individu yang memiliki kontrol atas sumber daya organisasi yang
diperlukan untuk melaksanakan keputusan (misalnya, uang, orang, dan
informasi) benar-benar berkomitmen untuk membuatnya bekerja.
c. Motif Kesadaran
Motif kesadaran ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang
untuk bertindak melakukan sesuatu yang masih berada dalam tingkat
kesadaran seseorang. Terdapat dua faktor penting dari motif kesadaran
dalam konteks pengambilan keputusan, yaitu :
1. Keinginan akan kestabilan atau kepastian.
Keinginan akan kestabilan menegaskan adanya kemampuan
untuk memprediksikan Ini menjadi pendorong bagi keinginan kita
untuk membuat bagian- bagian dari konsep yang cocok satu sama
lain secara konsisten. Motif ini mengaktifkan baik pikiran sadar dan
bawah sadar untuk membuat masuk akal suatu ketidakseimbangan,
ambigu, atau ketidakpastian informasi.
2. Keinginanan akan kompleksitas dan keragaman.
5. Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan KeputusanDan Para Pengambil
Keputusan(kelompok5) |5
Motif kompleksitas menimbulkan keinginan akan suatu stimulus
dan eksplorasi serta mengaktifkan pikiran sadar dan bawah sadar
untuk mencari data baru dari ingatan atau lingkungan, kemudian
menyeimbangkannya dan mengaturnya dengan motif. Selain itu,
faktor yang berhubungan erat dengan prediksi adalah perbedaan
dalam teori keputusan secara matematis antara kepastian, risiko, dan
ketidakpastian. Kepastian didapat ketika semua akibat dari suatu
alternatif keputusan tidak diketahui. Risiko dapat terjadi ketika
seseorang menentukan suatu pilihan dari berbagai alternatif yang ada.
Ketidakpastian timbul ketika seseorang tidak dapat menentukan
kemungkinan konseuensi yang timbul dari tindakan yang
dilakukannya.
Dengan menggunakan dimensi-dimensi kompleksitas dan
kemampuan untuk membuat prediksi, para ahli psikologi telah
mengembangkan empat jenis model keputusan :
1. Model keputusan yang diprogram secara sederhana.
Model ini ditandai dengan aturan-aturan prediksi yang tidak
kompleks, yang ditetapkan oleh orang lain yang bukan si pengambil
keputusan. Alternatif yang memuaskan, ketika pertama kali
ditemukan, biasanya langsung dipilih. Alternatif-alternatif tersebut
dinilai berdasarkan kriteria-kriteria yang sederhana dengan risiko
yang minimum, yang penerapannya dilakukan secara individu.
2. Model keputusan yang tidak diprogram secara sederhana.
Pada model ini, apa pun akan terlihat baik pada saat itu bagi si
pengambil keputusan yang langsung memilih alternatif tersebut.
Informasi bersumber dari prasangka melalui keyakinan-keyakinan
umum. Dalam organisasi, informasi juga dapat berasal dari sistem
informasi manajemen dengan akuntansi yang menjadi komponen
utama. Alternatif pertama yang dipilih harus mampu menyesuaikan
diri dengan tujuan laba jangka pendek yang diinginkan dengan
mengabaikan risiko yang ada.
6. Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan KeputusanDan Para Pengambil
Keputusan(kelompok5) |6
3. Model keputusan yang diprogram secara kompleks.
Pada model ini melibatkan perencanaan yang begitu rinci.
Masalah dan peluang diantisipasi dengan skala prioritas yang begitu
hati-hati. Alternatif-alternatif yang ada dievaluasi berdasarkan
pertimbangan memaksimalkan manfaat jangka panjang.
4. Model keputusan yang tidak diprogram diprogram secara kompleks
Model ini memiliki ciri khas yaitu partisipasi yang terus-
menerus dari semua orang yang terlibat untuk memaksimalkan
perolehan informasi dan koordinasi.
d. Jenis-jenis dari Model Proses
Tiga model utama dalam pengambilan keputusan dari seoran pengambilan
keputusan dalam suatu organisasi, model-model tersebut adalah:
1. Model Ekonomi
Model tradisional mengasumsikan bahwa semua tindakan
manusia dan keputusan secara sempurna rasional dan bahwa dalam
sebuah organisasi, ada konsistensi antara berbagai motif dan tujuan.
Diasumsikan bahwa semua alternatif adalah dikenal dan bahwa
probabilitas yang terkait dengan alternatif dapat dihitung dengan pasti.
Keputusan tidak tergantung pada preferensi pribadi, tetapi lebih
merupakan didikte oleh tujuan yang konsisten dari organisasi.
2. Model Sosial
Model ini merupakan kebalikan ekstrem dari model ekonomi.
Model ini mengasumsikan bahwa manusia pada dasarnya tidak
rasional dan bahwa keputusan dihitung berdasarkan interaksi sosial.
Model ini merasakan bahwa tekanan dan ekspektasi adalah kekuatan
motivasiutama.
3. Model Kepuasan Simon
Model ini lebih berguna dan model yang lebih praktis. Hal ini
didasarkan pada konsep Simon pada orang administrasi, di mana
manusia dipandang sebagai rasional karena mereka memiliki
kemampuan untuk berpikir, memproses informasi, membuat pilihan,
7. Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan KeputusanDan Para Pengambil
Keputusan(kelompok5) |7
dan belajar.
C. CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
1. Rasional Terbatas
Pengurutan alternative sangat penting dalam menentukan alternative
yang dipilih. Jika pengambilan keputusan sedang melakukan optimasi,
maka semua alternative dicantumkan dlam hierarki utama preferensi.
2. Intuisi
Para pakar tidak mengasumsikan bahwa pengambilan keputusan
intuitif merupakan sesuatu yang tidak rasional atau tidak efektif.
Pengambila ikeputusan intuitif kemungkinan dapat diambil dalam kondisi :
a. Bila ada ketidakpastian dalam tingkat yang tinggi
b. Bila hanya sedikit preseden untuk diikuti
c. Bila variable-variabel dapat diramalkan secara ilmiah
d. Bila fakta terbatas
e. Bila fakta tidak dengan jelas menunjukkan jalan yang diikuti
f. Bila data analitis guna berguna
g. Bila terdapat beberapa penyelesaian alternative yang masuk akal untuk
dipilih, dengan argument yang baik untuk masing-masing alternative
h. Bila waktu terbatas da nada tekanan untuk segera mengambil
keputusan yang tepat
3. Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang tampak cenderung memiliki kemungkinan
terpilih yang lebih tinggi dengan masalah-masalah yang penting. Hal ini
didasarkan karenamudah untuk mengenali maslah-masalah yang tampak(visible)
dan semua orangmenaruh perhatian yang besar terhadap pengambilan keputusan
di organisasi.
4. Membuat Pilihan
Para pengambil keputusan mengandalkan heuristic atau jalan pintas
penilaian dalam pengambilan keputusan. Terdapat 2 kategori dari
heuristic yaitu ketersediaan dan keterwakilan.
5. Perbedaan Individual : Gaya Pengambilan Keputusan
8. Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan KeputusanDan Para Pengambil
Keputusan(kelompok5) |8
Riset ini telah mengidentifikasi 4 pendekatan individual yang
berbeda terhadap pengambilan keputusan. Model ini dirancang untuk
digunakan para manager dan mengaspirasi para manager.
6. Keterbatasan Organisasi
Organisasi itu sendiri merupakan penghambat bagi para pengambil
keputusan. Contohnya para manager membentuk keputusan untuk mencerminkan
system penilaian kinerja dan pemberian imbalan.
D. ASUMSI KEPERILAKUAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
ORGANISASI
1. Perusahaan Sebagai Unit Pengambilan Keputusan
Cybert dan March menggambarkan empat konsep dasar relasional
sebagai inti dari pengambilan keputusan bisnis, yaitu :
a. Resolusi Semu dari Konflik
Suatu organisasi adalah koalisi dari individu-individu dengan
tujuan yang berbeda yang sering menimbulkan konflik, karena
mengambil keputusan melibatkan pemilihan atas satu
alternative yang sesuai dengan tujuan dan harapan secara
keseluruhan.
b. Menghindari Ketidakpastian
Pada saat mengambil keputusan, organisasi secara terus-
menerus akan dihantui oleh ketidakpastian dalam lingkungan internal
dan eksternal.
c. Perencanaan Masalah
Perencanaan masalah merupakan proses menemukan suatu
solusi atas suatu masalah tertentu atau sebagai suatu cara untuk
bereaksi terhadap peluang.
d. Pembelajaran Organisasi
Walaupun organisasi tidak mengalami proses
pembelajaran seperti individu, organisasi memperlihatkan perilaku
adiktif dari karyawannya dengan belajar untuk mengurus bagian
tertentu dari lingkungan tersebut.
9. Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan KeputusanDan Para Pengambil
Keputusan(kelompok5) |9
2. Manusia – Para Pengambil Keputusan Organisasi
3. Kekuatan dan Kelemahan Individu sebagai Pengambilan Keputusan
4. Peran Kelompok sebagai Pembuat Keputusan dan Pemecahan Masalah
a. Fenomena Pemikiran Kelompok
b. Fenomena Pergeseran yang Berisiko (Dampak Diskusi Kelompok)
c. Kesatuan Kelompok
E. PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH PENDATANG BARU VS
OLEH PAKAR
Bouwman (1984) mengungkapkan sejumlah perbedaan yang menarik
dalam strategi dan pendekatan yang digunakan serta data spesifik yang dipilih
oleh pakar dan pendatang baru ketika mengambil keputusan berdasarkan
informasi akuntansi atau informasi keuangan lainnya. Pendatang baru
mengumpulkan data tanpa melakukan deskriminasi dan menunggu untuk
melihat apa yang terjadi. Sebaliknya, para pakar mengumpulkan data secara
diskriminatif guna menindaklanjuti observasi tertentu.
Untuk menggambarkan perbedaan dalam penggunaan data dibagi
kedalam kedalam tiga komponen:
1. Pengujian Informasi
2. Integrasi pengamatan dan temuan
3. Pertimbangan
F. PERAN KEPRIBADIAN DAN GAYA KOGNITIF DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Kepribadian mengacu pada sikap atau keyakina individu, sementara
gaya kognitif mengacu pada cara atau metode dengan mana seseorang
menerima, menyimpan, memproses, serta meneruskan informasi. Memiliki
gaya kognitif yang berbeda dan menggunakan metode yang sama sekali
berbeda ketika menerima, menyimpan, dan memproses informasi. Dalam
situasi pengambilan keputusan, kepribadian dan gaya kognitif saling
berintraksi dan mempengaruhi (menambah atau mengurangi) dampak dari
informasi akuntansi.
10. Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan KeputusanDan Para Pengambil
Keputusan(kelompok5) |10
G. PERAN INFORMASI AKUNTANSI DAMLAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Secara defenisi, keputusan manajemen mempengeruhi kejadian atau
tindakan masa depan. Sedangkan informasi akuntansi memfokuskan pada
peristiwa-peristiwa dimasa lalu tidak dngan sendirinya dapat mengubah
kejadian atau dampaknya kecuali jika hal itu dilakukan melalui proses
pengambilan keputusan dengan kejadian masa depan beserta konsekuensinya
ditentukan.
Karena pengambilan keputusan dan informasi mengenai hasil kinerja
akuntansi fokus pada periode waktu yang berbeda, maka keduanya hanya
dihubungkan oleh fakta bahwa proses pengambilan keputusan menggunakan
data akuntansi tertentu yang dimodifikasi selain informasi nonkeuangan.
1. Data Akuntansi sebagai Stimuli dalam Pengenalan Masalah
Akuntansi dapat berfungsi sebagai stimuli dalam pengenalan
masalah melalui pelaporan deviasi kinerja aktual dari sasaran standar
anggaran atau memlalui informasi kepada manajer bahwa mereka gagal
untuk mencapai target output atau laba yang ditentukan sebelumnya.
Ketika informasi akuntansi digunakan sebagai alat pengenalan
masalah, maka informasi tersebut juga digunakan sebagai dasar untuk
menentukan konsekuensi yang dapat dikuantifikasi atas tindakan alternatif
yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut.
2. Dampak Data Akuntansi dalam Pilihan Keputusan
Bobot yang diberikan kepada informasi akuntansi dalam pilihan
akhir sangat bervariasi. Hal itu bergantung pada samapi sejauh mana hal
itu dipandang mengurangi ketidakpastian yang mengelilingi proses
pengambilan keputusan. Data penjualan dan biaya masa lalu, misalnya,
akan digunakan sebagai pendekatan pertama terhadap permintaan masa
depan untuk produk yang di jual pada masa lalu.
Dua elemen lainnya yang mempengaruhi keyakinan yang diberikan
pada informasi akuntansi adalah permintaan dan persaingan. Perusahaan
yang menghadapi sedikit persaingan dan memiliki permintaan yang tidak
11. Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan KeputusanDan Para Pengambil
Keputusan(kelompok5) |11
elastis akan lebih banyak bergantung pada data biaya yang disediakan
oleh sistem akuntansinya ketika membuat keputusan mengenai pasar yang
kompetitif. Telah ditemukan bahwa semakin penting kebutuhan akan
suatu keputusan, maka semakin besar pendekatan yang diberikan pada
data akuntansi yang langsung tersedia.
Informasi akuntansi memainkan peran yang lebih penting dalam
keputusan jangka pendek dibandingkan dalam keputusan yang melibatkan
konsekuensi jangka panjang, karena informasi akuntansi hanya
mencerminkan biaya dan pendapatan yang berkaitan dengan operasi
sekarang. Dan kelihatannya para pengambil keputusan lebih memilih
informasi eksternal jika informasi tersebut langsung tersedia dan tidak
begitu mahal dibandingkan dengan data akuntansi yang dikembangkan
secara internal.
3. Hipotesis Keperilakuan dari Dampak Data Akuntansi
Informasi akuntansi adalah salah satu input dalam model
pengambilan keputusan. Para pengambil keputusan dapat menyadari
bahwa aura otentisitas akuntansi tidak berdasar dan bahwa akuntansi,
paling tidak, adalah proses dengan mana dampak dari kejadian ekonomi
dilaporkan seakurat mungkin, tetapi tanpa kepura-puraan akan
kesempurnaan.
Para pengambil keputusan memandang akuntansi sebagai “ukuran
yang tidak sempurna” dengan kemungkinan besar bahwa nilai yang
sesungguhnya akan berbeda dengan nilai yang dilaporkan, karena
kesalahn dan inakurasi dalam proses pengukuran dan pelaporan tidak
dapat dihindari.
Informasi akuntansi menjadi tujuan ketika penghargaan atau sanksi
dikaitkan dengan hasilnya. Misalnya, jika seorang manajer berharap untuk
dipromosikan jika ia dapat mengurangi biaya, maka manajer tersebut akan
melihat informasi akuntansi sebagai dasar untuk menentukan apakah ia
telah berhasil atau tidak.
12. Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan KeputusanDan Para Pengambil
Keputusan(kelompok5) |12
Tingkat pengaruh informasi akuntansi juga bervariasi berdasarkan
jenis pengambil keputusan. Burns (1981) mengelompokkan pengambil
keputusan ke dalam tiga kelompok :
a. Para pembuat keputusan dalam perusahaan yang mengambil
keputusan mengenai operasi dan sistem akuntansi digunakan untuk
menyusun laporan.
b. Para pengambil keputusan dalam perusahaan yang hanya dapat
membuat keputusan mengenai operasi saja.
c. Mereka yang berada di luar perusahaan yang membuat keputusan
mengenai perusahaan tersebut yang dapat mempengaruhi lingkungan
dan operasinya, tetapi yang tidak memiliki kendali langsung atas
operasi perusahaan.
Para peneliti lain mempelajari pertanyaan-pertanyaan mengenai
bagaimana para pengambil keputusan menyesuaikan terhadap perubahan
dalam metode dan terminologi akuntansi. Mereka menemukan bahwa ada
dua faktor yang menentukan tingkat penyesuaian, yaitu umpan balik dan
fiksasi fungsional.
4. Umpan balik
Untuk memahami perubahan dalam metode akuntansi dan untuk
menyesuaikan aturan pengambilan keputusan sesuai dengan itu, maka
pengambil keputusan harus menerima informasi menerima informasi
mengenai perubahan tersebut atau memiliki umpan balik tidak langsung
mengenai perubahan tersebut. Jika seseorang mengabaikan dampak
jangka pendek yang mungkin akibat selang waktu antara perubahan dan
indikasinya, maka kecil kemungkinannya bahwa tidak terdapat umpan
balik sama sekali.
5. Fiksasi Fungsional
Hal ini merupakan fenomena keperilakuan yang mengimplikasikan
ketidakmampuan di pihak pengguna informasi akuntansi untuk
memahami apa yang tersirat di balik label yang diberikan kepada suatu
angka. Ketika mereka menerima suatu pendekatan pengukuran akuntansi
13. Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan KeputusanDan Para Pengambil
Keputusan(kelompok5) |13
sebagai alat untuk mengelola proses pengambilan keputusan mereka,
maka perilaku mereka jarang sekali akan dipengaruhi oleh perubahan
dalam metode akuntansi yang digunakan. Sebagai suatu atribut dari
pengambilan keputusan, fiksasi fungsional bervariasi tingkatnya dari
situasi yang satu ke situasi yang lain, namun tidak pernah tidak ada sama
sekali.
14. Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan KeputusanDan Para Pengambil
Keputusan(kelompok5) |14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif
terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti
(digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah yang terdiri dari beberapa
orang untuk mencapai tujuan bersama didalam organisasi.
Dalam pengambilan keputusan terdapat perbedaan yang sangan
menonjol antara pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pendatang baru
dengan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para pakar. Pendatang
baru mengumpulkan data tanpa melakukan deskriminasi dan menunggu
untuk melihat apa yang terjadi. Sebaliknya, para pakar mengumpulkan data
secara diskriminatif guna menindaklanjuti observasi tertentu.
Dalam situasi pengambilan keputusan, kepribadian dan gaya kognitif
saling berintraksi dan mempengaruhi (menambah atau mengurangi) dampak
dari informasi akuntansi.
Adapun pengambilan keputusan dan informasi mengenai hasil kinerja
akuntansi fokus pada periode waktu yang berbeda, maka keduanya hanya
dihubungkan oleh fakta bahwa proses pengambilan keputusan menggunakan
data akuntansi tertentu yang dimodifikasi selain informasi nonkeuangan
B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan.
15. Makalah Aspek Keperilakuan Pada Pengambilan KeputusanDan Para Pengambil
Keputusan(kelompok5) |15
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan
memakluminya, karena penulis adalah hamba Allah yang tak luput dari salah
khilaf, Alfa dan lupa.