Dokumen tersebut membahas tentang Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar penyusunan politik dan strategi nasional. Politik dan strategi nasional disusun berdasarkan sistem kenegaraan UUD 1945 oleh lembaga-lembaga politik pemerintah dan masyarakat. Terdapat beberapa tingkatan penentuan kebijakan nasional mulai dari tingkat penentu kebijakan puncak, umum, khusus, teknis, hingga daerah.
1. Semester 01
Prodi Kebidanan
Pendidikan Kewarganegaraan Modul 2
Kegiatan Belajar 2
Pancasila dan UUD 45 sebagai Dasar
Penyusunan Politik dan strategi Nasional
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2013
2. Penyusunan
Politik & Strategi
Nasional
Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional.
Landasan pemikiran dalam
manajemen nasional sangat
penting sebagai kerangka
acuan dalam penyususan
politik strategi
nasional, karena di
dalamnya terkandung
dasar negara, cita-cita
nasional dan konsep
strategi bangsa
3. Politik strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun
berdasarkan sistem kenegaraan menurut UUD 1945, yaitu dilakukan oleh
lembaga-lembaga politik yang ada pada pemerintah, yaitu
suprastruktur politik dan lembaga politik yang ada pada
masyarakat dan infrastruktur politik (partai politik, organisasi
kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan, kelompok
penekan, tokoh politik).
4. Mekanisme
Penyusunan
Politik dan Strategi Nasional
di tingkat suprastruktur politik diatur oleh Presiden, kemudian presiden menyusun
program kabinet dan memilih para menteri yang akan melaksanakan program kabinet
tersebut. Program kabinet dapat dipandang sebagai dokumen resmi yang memuat politik
nasional yang digariskan oleh Presiden.
Di tingkat infrastruktur, penyusunan politik dan strategi nasional merupakan sasaran
yang hendak dicapai oleh rakyat Indonesia dalam rangka pelaksanaan strategi nasional
yang meliputi bidang politik, ekonomi, hukum, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
6. 1
Tingkat
Penentu
Kebijakan
Puncak
meliputi kebijakan tertinggi yang menyeluruh secara
nasional mencakup: penentuan undang-undang dasar,
GBHN, pemberhentian Presiden dan wakil Presiden
Presiden dalam masa jabatannya oleh MPR menurut UUD
1945. Kebijakan puncak dapat juga dilakukan oleh
Presiden dalam hal ini sebagai kepala Negara (baca pasal
10 s/d 15 UUD 1945 hasil amandemen). Bentuk hukumnya
seperti dekrit, peraturan atau piagam kepala Negara.
7. 2
Tingkat
Penentu
Kebijakan
Umum
Merupakan tingkat kebijakan dibawah tingkat
kebijakan puncak, yang lingkupnya menyeluruh
nasional dan berisi mengenai masalah-masalah makro
strategi guna mencapai idaman nasional dalam situasi
dan kondisi tertentu berupa pembuatan undang-undang
yang dilakukan oleh DPR dengan persetujuan Presiden.
8. 3
Tingkat
Penentu
Kebijakan
Khusus
Merupakan kebijakan terhadap suatu bidang utama
pemerintah. Kebijakan ini adalah penjabaran kebijakan
umum guna merumuskan strategi, administrasi, sistem
dan prosedur dalam bidang tersebut. Wewenang
kebijakan khusus ini berada ditangan menteri
berdasarkan kebijakan tingkat diatasnya.
Contohnya, dalam keadaan tertentu menteri dapat
mengeluarkan surat edaran menteri.
10. •
5
Tingkat
Penentu
Kebijakan
Daerah
Wewenang penentuan pelaksanaan kebijakan
pemerintah pusat di Daerah terletak pada
Gubernur dalam kedudukannya sebagai wakil
pemerintah pusat di daerahnya masing-masing.
•
Kepala daerah berwenang mengeluarkan kebijakan
pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD.
Kebijakan tersebut berbentuk Peraturan Daerah
(Perda) tingkat I atau II.
Wawasan Nusantara danKetahananNasional. Landasanpemikirandalammanajemennasionalsangatpentingsebagaikerangkaacuandalampenyususanpolitikstrateginasional, karena di dalamnyaterkandungdasarnegara, cita-citanasionaldankonsepstrategibangsa Indonesia.
Politikstrateginasional yang telahberlangsungselamainidisusunberdasarkansistemkenegaraanmenurut UUD 1945, yaitudilakukanolehlembaga-lembagapolitik yang adapadapemerintah, yaitusuprastrukturpolitikdanlembagapolitik yang adapadamasyarakatdaninfrastrukturpolitik(partaipolitik, organisasikemasyarakatan, media massa, kelompokkepentingan, kelompokpenekan, tokohpolitik).
Proses penyusunanpolitikdanstrateginasionaldi tingkatsuprastrukturpolitikdiaturolehPresiden, kemudianpresidenmenyusun program kabinetdanmemilih para menteri yang akanmelaksanakan program kabinettersebut. Program kabinetdapatdipandangsebagaidokumenresmi yang memuatpolitiknasional yang digariskanolehPresiden. Di tingkatinfrastruktur, penyusunanpolitikdanstrateginasionalmerupakansasaran yang hendakdicapaiolehrakyatIndonesia dalamrangkapelaksanaanstrateginasional yang meliputibidangpolitik, ekonomi, hukum, sosialbudaya, danpertahanankeamanan.
StratifikasipolitiknasionaldalamnegaraRepublik Indonesia meliputibeberapahal, yaitu;
TingkatPenentuKebijakanPuncakmeliputikebijakantertinggiyang menyeluruhsecaranasionalmencakup: penentuanundang-undangdasar, GBHN, pemberhentianPresidendanwakilPresidenPresidendalammasajabatannyaoleh MPR menurut UUD 1945. KebijakanpuncakdapatjugadilakukanolehPresidendalamhalinisebagaikepala Negara (bacapasal 10 s/d 15 UUD 1945 hasilamandemen). Bentukhukumnyasepertidekrit, peraturanataupiagamkepala Negara.
Tingkat PenentuKebijakanUmumMerupakantingkatkebijakandibawahtingkatkebijakanpuncak, yang lingkupnyamenyeluruhnasionaldanberisimengenaimasalah-masalahmakrostrategigunamencapaiidamannasionaldalamsituasidankondisitertentuberupapembuatanundang-undang yang dilakukanoleh DPR denganpersetujuanPresiden.
Yang ketigaadalahTingkat PenentuKebijakanKhususMerupakankebijakanterhadapsuatubidangutamapemerintah. Kebijakaniniadalahpenjabarankebijakanumumgunamerumuskanstrategi, administrasi, sistemdanprosedurdalambidangtersebut. Wewenangkebijakankhususiniberadaditanganmenteriberdasarkankebijakantingkatdiatasnya. Contohnya, dalamkeadaantertentumenteridapatmengeluarkansuratedaranmenteri.
SelanjutnyaadalahTingkat PenentuKebijakanTeknisKebijakanteknismeliputikebijakandalamsatusektordaribidangutamadalambentukprosedursertateknikuntukmengimplementasikanrencana, program dankegiatan.
Yang terakhiradalahTingkat PenentuKebijakanDaerahWewenangpenentuanpelaksanaankebijakanpemerintahpusat di Daerah terletakpadaGubernurdalamkedudukannyasebagaiwakilpemerintahpusat di daerahnyamasing-masing.Kepaladaerahberwenangmengeluarkankebijakanpemerintahdaerahdenganpersetujuan DPRD. KebijakantersebutberbentukPeraturan Daerah (Perda) tingkat I atau II.