SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 60
PEMBENTUKAN JAGAT RAYA, TATA
SURYA DAN BUMI
Oleh : UUS SUSANGKA
GURU SMP NEGERI 4 LAHAT
JULI 2014
Teori Pembentukan Jagat
Raya
1. Teori Big-Bang ( Ledakan Besar )
Alam Semesta ini bermula dari ledakan besar
(Big-Bang ) sekitar 13,7 Milyar tahun yang lalu,
semua materi dan energi yang kini ada dialam
terkumpul dalam suatu titik yang tidak
berdimensi dan berkerapatan tak terhingga.
Dalam teori ini diterangkan bahwa alam semesta
bermula dari ledakan dahsyat, seiring dengan
bertambahnya waktu ruang angkasa
mengembang, dan ruang itu memisah antara
benda-benda langit
.
Teori Big-Bang (ledakan Besar )
Berdasarkan
Teori Big-Bang dan Hukum Hubble
Umur Alam Semesta ditentukan
dengan cara.
Kecepatan galaksi menjauh adalah V
= H.d
H = konstanta Hubble = 50 km/s
100
pc
D = jarak galaksi yg paling jauh yg dapat
dilihat
tm = umur alam semesta = 1/H
= 6,172 x 1017
s = 19,6 miliar tahun
1pc = 3.26 tahun cahaya
1 tahun cahaya = 9,5 x 1012
Km
Teori Keadaan Tetap
( Stabil )
Menurut Sir Fred Hoyle ( 1948 )
Jagat raya tidak hanya sama dalam ruang
angkasa, akan tetapi juga tidak ada
perubahan dengan berjalannya waktu, zat-
zat baru senantiasa tercipta dalam ruang
angkasa yang terbentuk diantara galaksi-
galaksi sehingga pada akhirnya akan
terbentuk galaksi yang baru yang akan
menggantikan ruang diantara galaksi yang
menjauh. Zat tersebut sebagai hidrogen
Rekayasa Keplanetan
adalah perekayasaan
terhadap sifat-sifat
fisik , biologik dan
lingkungan energi
suatu planet atau
bulan , dengan tujuan
akhir untuk
membuatnya mampu
menghidupi bentuk –
bentuk kehidupan
Bumi
Mars
Bumi
Menerapkan teknologi yang dikembangkan pada restrukrisasi
bumi kepada planet-planet didalam tata surya agar mempunyai
kondisi mirip Bumi sehingga dapat didiami oleh makhluk hidup
Bumi
Dalam hal ini , kata “ Terra” berarti Bumi , sedangkan kata “ forming”
berarti pembentukan. Jadi Terraforming berarti pembentukan menjadi
mirip Bumi
Planet beratmosfer
Planet tak beratmosfer
Terraforming
Venus
Mars Titan
Ganymede Callisto Europa
Luna
Bumi
Triton
Materi-Materi yang Terdapat di
Jagat Raya
• Benda-benda
langit yang
bertaburan
diangkasa raya
sebenarnya
terikat pada
suatu susunan
tertentu adalah
galaksi.
Ciri-ciri Galaksi
• Galaksi mempunyai cahaya sendiri
• Galaksi mempunyai bentuk bentuk
tertentu
• Dalam jagat raya terdapat
miliyaran galaksi, Galaksi tempat
matahari, planet serta satelit di
sebut galaksi Bimasakti, dengan
matahari sebagai pusat peredaran
3.1.1 Geometri Biosfer
Secara geometrik Biosfer merupakan ruas permukaan bola bumi yang
mempunyai ketebalan relatif sangat tipis dibandingkan dengan radius
Bumi.
6945Km
120 Km
25 Km
troposfer
Stratosfer –
Mesosfer -
Termosfer
Litosfer +
Hidrosfer
astenosfer
mantel
Outer
Nucleosfer
Inner
Nucleosfer
Radius Bumi dari pusat hingga
lapisan termosfer  6945 km
Tebal Atmosfer dari muka laut
hingga lapisan termosfer  120 km
Tebal Litosfer & Hidrosfer yang bisa
mendukung kehidupan  15 km
Tebal Atmosfer yang bisa mendukung
kehidupan : Troposfer  10 km
Tebal Biosfer 10 km + 15 km  25 km
25 Km
Tidak dalam skala yang benar
matahari
Bumi
Bulan
3.1.2 Energi untuk Biosfer
Matahari merupakan satu-satunya
sumber energi untuk Biosfer
Sinar Matahari menyiram Bumi
dengan daya 130 trilion hp untuk
setiap detiknya, dan energi sebesar
ini hanyalah 0.00000005 dari energi
total yang dimiliki oleh Matahari
Rotasi : 23.9345 jam
Revolusi : 365.242 hari
23.45o Kemiringan Sumbu Rotasi : 23.439 o
Sumbu Rotasi preses dengan
perioda 25800
tahun
Kemiringan sumbu rotasi ini
mengakibatkan timbulnya
empat musim di permukaan
Bumi
Thermosfer
Mesosfer
Stratosfer
Troposfer
Exosfer
Ketinggian(km)
500
80
50
10
-50-100 50 500100 10000
Temperatur o
C
3.1.3 Penyaringan Radiasi Matahari untuk Biosfer
SinarX.01–10nm
Infrared.8–1000μm
Ultraviolet10–400nm
SinarVisible400–700nm
Radiowaves>10cm
Diserap uap air
Diserap lapisan Ozone
Diserap gas jarang
Tropopaus
Stratopaus
Mesopaus
Thermopaus
Litosfer
Astenosfer
Biosfer
Ketebalan Biosfer ini sangat tipis
dibandingkan dengan ukuran Bumi ,
hanya 0.50396 % dari radius Bumi
Meskipun demikian agar dapat
melaksanakan fungsinya Biosfer ini
dijaga oleh infrastruktur lapisan
atmosfer diatasnya terhadap unsur-
unsur radiasi matahari yang
membahayakan kehidupan dalam
Biosfer tersebut
Dengan demikian unsur radiasi yang
masuk ke Biosfer merupakan unsur
yang aman dan tidak membahayakan
kehidupan , yaitu unsur sinar terlihat
dan sedikit unsur ultra-violet.
3.1.4 Distribusi Energi didalam Biosfer
Radiasi
Solar
100 %
Diserap
Atmosfer
22 %
Dibiaskan
oleh Awan
47 %
Dipantulkan
ke antariksa
26 %
Dibiaskan
ketanah
21 %
Diserap oleh
tanah
24 %
Total Diserap oleh tanah
21 + 24 = 45 %
Dipantulkan
ke antariksa
Oleh udara +
tanah 7%
Albedo
26 + 7 = 33 %
Radiasi Matahari ( Solar )
sebagai energi yang
masuk ke Biosfer
mengalami penyerapan ,
pembiasan dan
pemantulan dengan
distribusi sebagai berikut.
Dengan demikian energi
radiasi solar yang 100 %
masuk Biosfer dipecah
dalam :
22 % diserap oleh Udara
45 % diserap oleh tanah
33 % dipantulkan ke
antariksa yang
merupakan Albedo
dari Biosfer.
Bruce M. Jakosky , “ Atmospheres of
the Terrestrial Planets “ , The New
Solar System , forth edition
Indonesia , pagi 06:00
Indonesia , siang 12:00
Indonesia , petang 18:00
Indonesia , malam 24:00
3.1.5 terbangkitnya iklim dan cuaca dalam Biosfer
Distribusi energi surya yang terserap serta dipantulkan oleh
udara , tanah maupun air dengan kontur serta luasan yang
berbeda-beda diseluruh muka Bumi membangkitkan distribusi
temperatur dan tekanan yang berbeda-beda pula.
Perbedaan distribusi temperatur dan
tekanan dimuka Bumi yang
dikombinasikan dengan rotasi Bumi
serta kemiringan sumbu rotasi Bumi
secara serempak membangkitkan iklim
dan cuaca.
Parameter-parameter fisik penting dalam
dinamika cuaca dan iklim adalah :
tekanan , temperatur , kerapatan dan
kebasahan udara , albedo permukaan
awan , laut dan daratan.
Parameter – parameter ini membangkitkan gerakan udara ,
dan air didalam biosfer yang kita kenal dengan angin ,
gelombang dan arus laut dengan kecepatan serta arah-
arahnya.
Rotasi Bumi dengan
perioda 23.5 jam ,
mengakibatkan setiap
lokasi dibumi rata-rata
memperolh siraman
energi selama 12 jam
Perhatikan perbedaan
albedo ( kecerlangan )
antara daratan , lautan
serta awan –awan.
CO2
CO2
CO2
CO2 + air +
batuan silikat 
mineral karbonat
Gerak kerak Bumi
memanaskan dan menekan
batuan karbonat
Pembentukan
sedimen didalam
laut
Subduksi
sedimen
Masuk ke laut
3.1.6 Perimbangan thermal dalam Biosfer
Panas dire-
radiasikan
Radiasi
Solar
CO2 dikeluarkan
oleh vulkano
Biosfer merupakan sebuah
mesin keplanetan otomatik
yang mampu menjaga
temperatur air beberapa
derajad diatas titik bekunya .
Sesuatu yang perlu untuk
syarat kehidupan
Terdapat dua proses yang
penting disini yaitu
● Greenhouse Effect ( Efek
Rumah Kaca ) : Pemanasan
atmosfer akibat akumulasi
radiasi yang dipantulkan
kembali oleh butiran CO2
diudara
● Carbonate – Silicate Cycle
: Siklus aliran CO2 dari
udara + air + batuan silikat
 mineral karbonat. 
terkubur dikerak bumi yang
bergerak dan menekan dan
memanasi mineral tersebut
 CO2 keluar dari Vulkano
Carbon-Silicate Cycle merupakan sistem umpan balik
yang menstabilkan temperatur air diatas titik beku .
3.1.7 Siklus Pendukung Kehidupan dalam Biosfer
Fotosintesis
Respirasi
Dekomposisi
Proses
Biologik & Kimia
Proses
Biologik & Kimia
Bahan Bakar Fosil
Pembakaran Hutan
Laut
Tanah
Bahan Bakar Fosil
“The Changing Climate “ S.H. Schneider , Scientific American , special Issue :
“ Managing Planet Earth “ September , 1989
Secara alami Biosfer dengan organisme hayati melakukan kegiatan lingkar tertutup
yang saling menguatkan. Haya intervensi kegiatan – berlebihan dari manusialah
yang mengganggu keseimbanagn
3.1.8 Geomagnetik sebagai perisai Biosfer terhadap radiasi
anginMatahari
Outer
Nucleus
Inner
Nucleus
Konveksi
termal
Rotasi Bumi
Medan magnetik Bumi ( GeoMagnetik ) diyakini timbul melalui proses yang disebut
GeoDynamo
Proses Geodinamo dapat dijelaskan sebagai berikut :
Bagian Nucleus luar yang berbentuk cairan yang konduktiv
elektrik mengalami pemanasan dari nucleus dalam yang padat
dan terdiri dari zat besi dengan panas mencapai 5000o
F.
Akibatnya terjadi aliran keatas dalam nucleus luar , yang
semakin dekat dengan dasar mantel akan semakin
mendingin dan turun lagi kebawah. Jadi akan terjadi
konveksi panas yang bersirkulasi naik dan turun didalam
nucleus luar ini.
Karena bagian nucleus
luar mempunyai putaran
relatif terhadap nucleus
dalam , maka interaksi
beda putaran dan
konveksi termal ini akan
membangkitkan efek
dinamo yang berupa
Medan Geomagnetik dari
Bumi.
Medan Geomagnetik
melindungi Biosfer dari erosi
anging matahari yang
menghancurkan
Medan
Geomagnetik
“Probing the Geodynamo “ G.A.Glatzmaier & P. Olson , Scientific American ,
special Edition : “ Our Ever Changing Earth “ Vol 15 , n02 , 2005
3.1.9 Peran Bulan dalam menjamin Kestabilan rotasi Bumi
Dalam tatasurya kita , hanya Bumi yang mempunyai Bulan dengan perbandingan
massa antara bulan dengan planet induknya sangat besar dibandingkan dengan
yang terdapat diplanet - planet lain di Tatasurya.
massa Bulan / massa Bumi = 0.0123
diameter Bulan / diameter Bumi = 0.272
gravitasi Bulan / Gravitasi Bumi = 0.1667
Dengan demikian sistem Bumi –
Bulan lebih merupakan sistem
double planet daripada sistem planet
dengan satelit.
Beberapa peran Bulan dalam
menstabilkan gerak bumi adalah
● Menjaga kemiringan sumbu rotasi bumi pada harga tetap 23.439281o
● Memberikan pasang – surut muka laut untuk interaksi biota laut / darat
● Memberikan pengaruh pada gerak lempengan Bumi dan aktivitas Vulkanik(?)
● Memperkuat medan geomagnetik dalam melindungi Biosfer terhadap badai
angin Matahari
3.2 Ekosfer & Habitable Zone
Ekosfer didefinisikan sebagai ruang disekeliling sebuah bintang dimana
kondisi - kondisi didalamnya secara termal cocok ( kompatibel ) untuk
terdapatnya kehidupan
Ekosfer merupakan ruangan berhingga
dengan batas dalam dan batas luar :
terlalu dekat dengan bintang maka air
pada planet tersebut akan berujud uap ;
terlalu jauh dari bintang maka air pada
planet tersebut akan berujud es beku yang
permanen.
Bintang
Batas dalam
Batas Luar
Planet
Batas-batas Ekosfer suatu bintang terutama ditentukan oleh jumlah
radiasi yang diterima dari bintang tersebut
Karena kita asumsikan bahwa persyaratan
krusial dari kehidupan adalah terdapatnya
air dalam ujud cairan yang stabil pada
muka planet , maka Ekosfer adalah daerah
dimana kita boleh berharap menemukan
planet – planet Bio –compatible.
EKOSFER
Biocompatible Planet pasti akan berada
didalam Ekosfer , namun tak semua
planet didalam Ekosfer ,biocompatible
3.2.1 Ekosfer Matahari
Untuk Matahari dengan Tata Suryanya , Ekosfer mempunyai batasan
sebagai berikut :
Besarnya iluminasi radiasi sinar Matahari
terhadap Bumi adalah 1370 W / m2
. Jika
besaran ini dijadikan satu satuan S ≡
1370 W/m2
Maka Ekosfer Matahari adalah ruang
bola yang dibatasi oleh Batas Luar
dengan iluminasi 0.25 S dan Batas
Dalam dengan iluminasi 1.1 S
Matahari
Venus
Mars
Bumi
Batas Dalam
1.1S
Batas Luar
0.25S
Disini terlihat bahwa orbit Venus dengan 1.95 S terletak
diluar Ekosfer pada sisi dalam. Sedangkan orbit Mars
dengan 0.38S terletak didalam Ekosfer Martyn J. Fogg , “ A Planet Dweller’s
Dreams “ , Islands in the Sky , Bold
New Ideas for Colonizing Space0.95
AU
2 AU
Batas Dalam adalah daerah dimana
iluminasi sebesar 1.1S sudah membuat
keadaan atmosfer mengalami Wet –
Greenhouse effect ( Laut mulai mendidih )
Batas Luar adalah daerah dimana iluminasi
sebesar 0.25 S masih mampu menjaga air
dalam bentuk cair dengan menggunakan
proses Carbonate – silicate Cycle
Ekosfer
3.2.2 Habitable Zone
Didalam Ekosfer terdapat daerah dimana jika suatu planet mempunyai
parameter seperti Bumi , maka planet pada daerah tersebut akan habitable
Daerah ini disebut Habitable Zone .
Matahari
Venus
Mars
Bumi
Batas Dalam
1.1S
Batas Luar
0.25S
Martyn J. Fogg , “ A Planet Dweller’s
Dreams “ , Islands in the Sky , Bold
New Ideas for Colonizing Space
0.95
AU
2 AU
Untuk Tata Surya kita Habitable Zone
adalah daerah dengan iluminasi antara
0.94 S dan 1.1 S .
Batas bawah , 0.94 S dipilih dengan
alasan , iluminasi sebesar ini yang
dialami oleh Bumi pada zamanAbad
Cambrian dimana menurut data fosil
geologi diyakini mulai terdapat
kehidupan .
Batas – batas Ekosfer dan Habitable
Zone berubah sepanjang waktu dengan
evolusi perubahan luminasitas matahari
( atau Bintang pada umumnya )
Habitable Zone
Ekosfer
3.3. Biosfer dan Ekosfer sebagai Mesin penopang kehidupan
Dari penjelasan dua pasal diatas jelas terlihat bahwa biosfer berfungsi sebagai
mesin penopang kehidupan yang canggih dengan sistem pengendalian otomatik
yang berupa sirkulasi – sirkulasi dengan sistem yang membatasinya disebelah atas
dan bawah .
Komplexitas Biosfer , meskipun hanya setebal
25 km , ditunjukkan dengan betapa besar
sistem pendukungnya . Sistem dukungan
sebelah atas dari Stratosfer sampai dengan
Magnetosfer saja ketebalannya mencapai
10000 km , ditambah sebuah Bulan dengan
diameter cukup besar untuk menjaga
keseimbangan gerak gasing Bumi
Dengan demikian Planetary Engineering yang
pada dasarnya membangun Biosfer buatan
pada suatu Planet harus memperhatikan
komplexitas diatas.
Sedangkan sistem dukungan bawah
dari Asthenosfer sampai pusat bumi
setebal 6350 km .
IV. Geo Engineering
Geo Engineering adalah Planetary Engineering yang diterapkan pada Bumi untuk
memperoleh Lingkungan dan Kondisi yang lebih baik untuk hidup
Seperti telah dijelaskan dalam Pasal yang lalu bahwa akibat intervensi kegiatan
kehidupan manusia , maka keseimbangan Biosfer yang secara alamiah diperoleh
melalui sistem proteksinya dan sirkulasinya sendiri akan terganggu
Dari sekian buah ketakseimbangan yang
diciptakan oleh peradapan manusia adalah
naiknya konten CO2 diatmosfer yang diyakini
menyebabkan pemanasan global selama tiga
puluh tahun terakhir ini.
Pemanasan global inilah yang diyakini
menyebabkan ketidak beraturannya iklim yang
terjadi dihampir seluruh muka Bumi , yang
menyebabkan munculnya fenomena-fenomena
bencana seperti banjir bandang , angin puting
beliung , badai tropis , kekeringan dan
kebakaran lahan dan sebagainya
Fenomena - fenomena bencana ini akan menyebabkan kerusakan pada sistem –
sistem pertanian yang selanjutkan ke kemampuan produktivitas makanan kita.
4.1 Definisi
4.2 Tantangan Teknologi untuk Geo Engineering
Dari kerusakan kerusakan alam yang dilakukan oleh peradaban
manusia , timbul tantangan – tantangan untuk melakukan Geo
engineering, dalam beberapa kasus , antara lain :
● Memperbaiki kerusakan iklim akibat ulah manusia
● Mencegah kekeringan pada skala regional atau kontinental.
● Mencegah banjir melalui pencegahan hujan.
● Meningkatkan suplai air tawar baik dimuka atau didalam tanah.
● Menstabilkan iklim : mencegah terjadinya faktor-faktor iklim yang
cencerung membuat karakteristik iklim yang extrem panas , dingin,
hujan maupun kekeringan.
● Memperbaiki kualitas pangan
Berikut diberikan contoh –contoh
Teknologi untuk Geo Engineering
pada masalah – masalah diatas.
4.3 Teknologi Mengatasi Pemanasan Global
Jika penyebab pemanasan global dikarenakan kadar CO2 diatmosfer yang telah
melampaui ambang batas keselamatan , maka beberapa solusi dirancang dengan
memperhatikan “ source “ dan “ sink “ gas asam arang tersebut.
Terdapat dua cara mengatasi pemanasan global ini yaitu :
● Mengendalikankan Source : [a] Pasif : mengurangi / mencegah timbulnya
CO2 diudara yang tak terkendali
[b] Aktif : mengatur Intensitas radiasi
matahari yang tiba di atmosfer dan tanah
● Mengaktifkan Sink : menghancurkan kadar CO2 yang telah memenuhi
atmosfer
4.3.1 Mengendalikan Source ( Pasif ) .
Dengan mengurangi kemungkinan terbentuknya gas CO2 diudara .
Diantara teknologi ini adalah :
● Penggunaan Bahan Bakar ramah lingkungan : Nabati , Batubara Cair ,
Hidrogen , Nuklir
● Pembangkit Listrik tenaga Alternatif : Surya , Bayu , Panas Bumi / Laut ,
Gelombang , Arus Laut , Nuklir ,
Biomass
4.3.1 Mengendalikan Source ( Aktif ).
[ 3 ] Mengurangi albedo pada daerah Kutub Utara / Selatan menaikan
radiasi Matahari yang masuk atmosefer
90 %
Refleksi atau albedo yang diberikan oleh dataran es bisa
mencapai 90 % dari radiasi total yang diberikan oleh
matahari.
Untuk membuat daerah kutub lebih layak untuk dihuni ,
maka peningkatan pemanasan bisa dicapai dengan
mengurangi reflektivitas daerah kutub tersebut
Salah satu cara yang dirancang adalah melapisi daratan
kutub dengan bahan karbonik agar dicapai sedikit sifat
benda hitam . Dengan demikian akan mengurangi jumlah
radiasi yang direflexikan balik ke angkasa.
Pelapisan dilaksanakan
dengan penyemprotan oleh
pesawat udara
[ 4 ] Menciptakan awan es setebal 5 mil dikawasan Artik
Hal ini dilaksanakan dengan meledakkan 10 bom
Hidrogen masing – masing 10 Mton dibawah
permukaan benua artik.
Uap awan akibat ledakan akan naik keatas , sampai
mencapai titik kondensasi dan membeku menjadi
awan es yang akan menjaga sinar infra merah tidak
memantul ke antariksa. “Controlling the weather “ Weather, LIFE
Science Library , P.D. Thompson et al ,
1965
4.3.2 Mengaktifkan Sink
[3] Menggubah gas CO2 menjadi batu.
Peneliti dari Laboratorium Ilmu Material
Goldwater dari Universitas Arizona , M.
McKelvy dan A. Chizmeshya merancang
penggunaan serpentin dan olivin sebagai
bahan untuk reaksi kimiawi yang
mengubah CO2 menjadi Magnesium
Karbonate.
CO2
Compressed
& Heated
Serpentin
& Olivin Katalist : Sodium
Bikarbonat
Magnesium
Karbonat
Karbonisasi Mineral
“Saving a scorched Earth “ Popular Science ,
August , 2005
[4] Fertilasi Laut.
Oceanografer dari Laboratorium Moss-
Landing Marine dari California , John
Martin , merancang penggunaan serbuk
besi untuk ditebarkan di laut belahan
selatan Bumi agar menarik planton –
planton pemakan CO2.
4.4 Teknologi Pengendalian Cuaca
Geo Engineering untuk mengatasi kekeringan atau banjir hanya bisa dilakukan
secara efektif melalui teknologi pengendalian cuaca dalam skala regional
ataupun kontinental
Teknologi Pengendalian Cuaca merupakan
langkah lanjut dari Teknologi Modifikasi Cuaca
yang dalam dua puluh tahun terakhir ini telah
dikuasai oleh para insinyur geofisika &
Meteorologi dalam skala lokal
Beberapa teknologi modifikasi cuaca yang telah dikuasai adalah
Pengukuran
basic
Parameter
Model
Dinamika
Forecasted
Parameter
Modified
Parameter
Modifikasi
Model
Strategi
Kendali
Peramalan
Modifikasi
Pengendalian
Cumulonimbus
Butiran air
tumbuh
4.4.1 Teknologi Semai Awan
Teknik operasi “ Cloud Seeding “ atau penyemaian awan ditunjukkan
sebagai berikut
Lintas Terbang dibawah Awan
Arus udara updraft
● Pesawat udara penyemai melintas dibawah dasar awan ( cloud deck )
sambil menyemprotkan zat kimia semaian.
● Arus udara “ Updraft “ mendorong zat semaian , “ serbuk garam perak “
masuk ke awan diatasnya
● Akibat zat semaian ini terjadi butiran air yang semakin cepat didalam
awan , sehingga mempercepat turun hujan.
Pesawat penyemai awan
BPPT , NC-212
4.4.1 Teknologi Semai Awan ( lanjutan )
Teknologi Semai Awan telah mengalami perkembangan
yang amat pesat dalam kurun waktu lima puluh tahun
terakhir ini.
Teknologi bahan kimiawi untuk semaian yang berupa
cairan , serbuk ataupun dalam bentuk yang dipadatkan
telah dicoba dengan hasil yang optimal
Metoda penyemaian dilaksanakan
dengan pesawat udara , balon udara
ataupun roket - roket cuaca telah
dicoba di berbagai negara
“Cloud Dancers “ D. Pendick , Scientific American presents WEATHER :
“ what we can and can’t do about it “ Vol 11 , no3 , Spring 2000
Roket sonda dengan
hulu bahan semaian
Balon Cuaca
dengan
Muatan bahan
semaian
Pesawat udara dengan bahan
semaian padat “flares “
Beberapa penerapan penyemaian awan :
● Membuat hujan air / butiran es
● Memecah awan , mencegah hujan
● Menjernihkan kabut / asap
● Memecah konsentrasi pusaran angin putting beliung
4.4.2 Penyemaian Langit : buat awan
4.4.3 Penyemaian Laut : cegah uap air / kurangi hujan
“Controlling the weather “ Weather, LIFE
Science Library , P.D. Thompson et al ,
1965
Teknik ini melapisi permukaan laut dengan
zat kimiawi atau bio kimiawi dengan tujuan
menahan penguapan air laut ke udara
Zat yang dapat digunakan antara lain :
● hexadecanol
● bio-degradeble material
Lapisan material ini akan menahan
penguapan air laut , sehingga akan
mengurangi curah hujan didaerah tersebut
dan sekaligus mencegah badai lautan
Teknik Penyemaian langit tanpa awan
bertemperatur dingin dilakukan untuk
membentuk awan buatan.
Awan buatan yang terbentuk dapat menahan
cuaca beku didaerah dibawahnya , dengan
memperangkap radiasi panas dari bawah untuk
tidak memantul ke angkasa
Penyemprotan dilakukan dengan bahan serbuk
garam perak dari pesawat udara.
4.4.4 Pengendalian Badai
Pengendalian badai raksasa [ Hurricane , Taifun atau Cyclone ] saat ini masih dalam
fasa rancang bangun melalui simulasi matematik komputasional dengan model
Dinamik Chaos.
Meskipun demikian hasil-hasil simulasi yang
dilakukan oleh R.N. Hoffmann dari NCAR
menunjukan sesuatu yang menjanjikan untuk
menerapkan teknik pengendalian ini dalam
praktek yang sebenarnya
Model Dinamika Chaos dari suatu Hurricane
yang disimulasikan , menunjukkan bahwa
pertumbuhannya sangat sensitif terhadap
perubahan kecil dari harga parameter –
parameternya , diantaranya
● tekanan dalam lorong mata badai
● kecepatan pergerakkan badai
● temperatur air didasar badai
Parameter – parameter fisik diatas kemudian
dijadikan parameter untuk pengendalian Badai
raksasa ini.
Mata badai
Pusaran badai
Dasar badai
“Controlling Hurricanes “ R.N. Hoffman , Scientific
American Vol 291 , no4 , October 2004
Proses pengendalian badai dijelaskan berikut
4.4.4 Pengendalian Badai ( lanjutan )
Badai raksasa
Lapisan Bio-
degradable
Penguapan
berkurang Penguapan
air laut
Arah gerak
badai
Pesawat hijau menyemai lorong mata
badai dengan serbuk kimiawi tertentu
Pesawat merah
menebar
material
biodegradable
untuk
mengurangi
daya penguapan
air laut pada
arah yang
dilewati badai
Satelit tenaga
surya
memancarkan
gelombang
mikro untuk
menggetarkan
dan
memanaskan
muka laut
sehingga badai
akan bergerak
kearah daerah
panas tersebut
Melalui proses ini mata badai akan semakin melemah pusarannya & melebar
keluar , dan ini tidak mendapatkan tambahan energi uap air dari bawah ,
sehingga ia akan cepat pudar dan mengarah ketempat yang telah ditentukan.
4.5 Geo Engineering dan dampak – dampak nya
Pada tiga pasal yang lalu telah diberikan beberapa kemajuan teknologi peradaban
manusia dalam Geo Engineering yang semakinlama semakin canggih
Pada abad dua puluh satu ini kita akan menyaksikan jangkauan teknologi dalam
skala yang semakin global dan dengan kemampuan pengendalian hampir seluruh
gejala alam di muka Bumi ini , untuk tujuan kemanusiaan dan kesejahteraan hidup
Namun disamping kemajuan – kemajuan yang dicapai , Geo Engineering juga
membawa dampak – dampak negatifnya sendiri yang kalau tidak cepat
diantisipasi akan menimbulkan kerugian – kerugian yang cukup besar dan juga
berskala global. Diantaranya adalah :
● Pandangan konservativ para petani yang
masih mengandalkan cuaca alami , karena
penyemaian disuatu kawasan akan mencuri
kebasahan dari kawasan lain sehingga akan
menyebabkan kekeringan
● Menaikkan suhu rata-rata daerah kutub akan
mengganggu keseimbangan termal diseluruh
muka Bumi sehingga akan mengacaukan arah
dan kecepatan arus angin dan ini akan
berdampak pada kacaunya iklim
● Menaikkan albedo awan juga akan
menyebabkan terjadinya ketak seimbangan
temperatur di muka laut
V. Terraforming
Seperti telah dijelaskan pada Pasal 2.2 , bahwa Terraforming merupakan
kegiatan Planetary Engineering untuk membuat Biosfer buatan pada
suatu Planet atau Bulan , dengan tujuan agar Planet atau Bulan tersebut
mempunyai karakteristik yang mampu mendukung kehidupan seperti di
Bumi.
Secara teknologi Terraforming merupakan pengembangan lanjut dari
Geo Engineering . Bedanya adalah pada Geo Engineering , planet yang
direkayasa adalah Bumi yang telah mempunyai kondisi Habitable.
5.1 Definisi
Pada Terraforming kondisi planet /
bulan yang akan digarap bukan dari
kelas Habitable ataupun Bio
Compatible , namun dari kelas
Easily Terraformable atau bahkan
planet dengan kondisi sembarang
tanpa atmosfer sekalipun
Dalam Ceramah pengantar ini akan
diberikan studi kasus Terraforming
Planet Mars dan Venus Carl Sagan ,“Pale Blue Dot , A Vision of the Human Future in
Space “, Random House , New York 1994
Matahari
Venus
Mars
Bumi
Batas Dalam
1.1S
Batas Luar
0.25S
0.95
AU
2 AU
Habitable Zone
Ekosfer
VENUS : Radius ( km ) : 6052
Rotasi ( day ) : 243.02
Revolusi ( day ) : 224.695
Kemiringan Sumbu Rotasi : 177.4 o
Gravitasi ( m / s2
) : 8.87
Tekanan Atmosfer ( bar ) : 92
Temperatur Muka ( o
K ) : 750
Komposisi Udara : CO2 ( .96)
, N2 (.035) , H2O ( .009 )
Medan Magnetik : < 0.00002 gauss
Tektonik : aktif
Bulan : nil
Venus
Bumi: Radius ( km ) : 6378
Rotasi ( hr ) : 23.9345
Revolusi ( day ) : 365.242
Kemiringan Sumbu Rotasi : 23.45 o
Gravitasi ( m / s2
) : 9.78
Tekanan Atmosfer ( bar ) : 1
Temperatur Muka ( o
K ) : 298
Kerapatan Udara :
Komposisi Udara : O2 ( .21 )
CO2 ( .00035) , N2 (.77) , H2O ( .01 )
Medan Magnetik : 0.31 gauss
Tektonik : aktif
Bulan : Luna , rasio massa : 0. 123. 10-1
Bumi
MARS : Radius ( km ) : 3396
Rotasi ( hr ) : 24.6230
Revolusi ( day ) : 686.93
Kemiringan Sumbu Rotasi : 25.19 o
Gravitasi ( m / s2
) : 3.69
Tekanan Atmosfer ( bar ) : 0.00648
Temperatur Muka ( o
K ) : 220
Kerapatan Udara :
Komposisi Udara : CO2 ( .95) ,
N2 (.027) , H2O ( .00006 )
Medan magnetik : < 0.0003 gauss
Tektonik : nil
Bulan : Deimos 0.28. 10-8
,
phobos , 0.168 . 10-8
Mars
5.2 Karakteristik Bumi , Venus dan Mars
Terlihat bahwa meskipun ketiga planet
tersebut berada dalam daerah dengan radius
hanya 2 AU dari Matahari , namun ketiganya
mempunyai karakteristik sangat berbeda.
Marilah kita lihat sifat-sifat dasar ketiga Planet diatas, .
5.3 Rasio Karakteristik terhadap Habitable Planet Bumi
Dari karakteristik yang dikemukakan diatas jelas terlihat bahwa , planet
Mars maupun Venus keduanya bukanlah Planet dari kelas Easily
Terraformable Planet
Venus / Bumi :
Diameter : 0.9489
Rotasi : - 243.02 ( Matahari terbit dari barat )
Gravitasi permukaan : 0.9069
Tekanan Atmosfer : 92
Temperatur Permukaan :19.08
Komposisi dominan Atmosfer : CO2 / O2
Aktifitas Tektonik : aktif
Medan magnetik : 0.0000645
Bulan : 0
Mars / Bumi :
Diameter : 0.5324
Rotasi : 1.0287
Gravitasi permukaan : 0.3773
Tekanan Atmosfer : 0.00648
Temperatur Permukaan : - 2.52
Komposisi dominan Atmosfer : CO2 / O2
Aktifitas Tektonik : tidak ada
Medan magnetik : 0.00096
Bulan : 2 , Deimos & Phobos
Venera 4 ( Soviet )
Magellan ( USA )
Viking ( USA )
Phobos 2 ( Soviet )
Bruce M. Jakosky , “ Atmospheres of the Terrestrial Planets “ ,
The New Solar System , forth edition
5.4 Terraforming Planet Mars
Berikut akan dijelaskan secara singkat beberapa pemikiran para ilmuwan
dalam merancang proses terrafoming untuk planet Mars
5.4.1 Tantangan yang dihadapi
Dari pasal sebelumnya dengan
memperbandingkan karakteristik Planet Mars
terhadap Bumi , maka tantangan yang
dihadapi oleh para Terraformer adalah :
Atmosfer Mars sangat tipis dengan tekanan
sangat rendah .0065 atm , dan sebagian
besar hanya terdiri dari gas CO2. dengan
temperatur sangat dingin , - 50o
C
Tidak terdapat aktifitas tektonik , sehingga
tidak ada Carbonate – Silicate Cycle untuk
menyeimbangkan panas di atmosfer
Tidak terdapat Medan Magnetik yang ,
melindungi lapisan atmosfer atas dari erosi
angin radiasi matahari
Semua jenis gas yang ada kecuali CO2
tersimpan beku dalam lapisan kutub –
kutub Mars
Gravitasi Mars yang hanya sepertiga Bumi belum tentu mampu menahan atmosfer
dengan tekanan 1 bar
Tidak terdapat Bulan dengan ukuran cukup besar , yang menstabilkan gerak wobble
Mars sehingga terjadi keseimbangan iklim
5.4.1 Tantangan yang dihadapi ( lanjutan )
Phobos
Deimos
massa Phobos / massa Mars = 0.168. 10-8
diameter Phobos / diameter Mars = 0.0033
massa Deimos / massa Mars = 0.28.10-8
diameter Deimos / diameter Mars = 0.0019
Phobos
9377 km
23463 km
J.K. Beatty et al , “ Planet, Satellite, and Smaii-body
Characteristics “ , The New Solar System , forth edition
Deimos
5.4.2 Menghangatkan Atmosfer Mars
Langkah awal dalam terraforming planet Mars adalah membuat tekanan atmosfer
diplanet tersebut naik dari hanya 0.006 bar menjadi 1 bar.
Hal ini bisa dilaksanakan dengan menguapkan gas CO2 yang diyakini tersimpan
dalam jumlah besar dalam bentuk beku di kutub selatan planet tersebut.
Penguapan bisa dilaksanakan dengan memanaskan atmosfer Mars sampai ke
titik uap Gas CO2 . Terdapat tiga teknologi :
[1] Membuat “ Efek Rumah Kaca “ diatmosfer Mars , dengan mendirikan pabrik –
pabrik CFC ( Halokarbon )
R.M.Zubrin & CP McKay , “ Terraforming Mars “ , Islands in
the Sky , Bold New Ideas for Colonizing Space
Pabrik pembuat CFC secara
otomatik dibuat di Bumi atau
dirakit di Phobos , kemudian
dilumcurkan dan didaratkan
secara otomatik dipermukaan Mars
Pabrik pembuat CFC ini , dibuat
dalam puluhan ribu banyaknya ,
kemudian memproduksi CFC
melalui proses sintesa dengan
gas yang ada di Mars dan
menyemprotkannya ke atmosfer
Mars
Pabrik CFC otomatik didaratkan di
permukaan Mars , langsung
menyemprotkan CFC ke atmosfer
5.4.2 Menghangatkan Atmosfer Mars ( lanjutan )
Untuk operasi pembuatan pabrik CFC dalam
jumlah banyak , Phobos dapat dipakai
sebagai pangkalan pembuatan dengan
bahan baku yang tersedian di Phobos
Phobos yang kaya akan mineral dapat dipakai
sebagai pangkalan pembuatan pabrik CFC
Jarak Mars dengan Phobos
yang cukup dekat dan dengan
gravitasi permukaan yang
hanya 30 % gravitasi Bumi
memudahkan pengiriman
peralatan kepermukaan Mars
Pemanasan
(K)
Tekanan CFC
(micr-bar)
Produksi CFC
(ton/jm)
Daya Butuh
(MWe)
5
10
20
30
40
0.012
0.04
0.11
0.22
0.80
263
878
2414
4829
17569
1315
4490
12070
24145
87845
Pabrik CFC otomatik mendarat dan
menyeprotkan CFC keatmosfer
5.4.2 Menghangatkan Atmosfer Mars ( lanjutan )
Cermin Pemantul
orbital , radius 125
km
R.M.Zubrin & CP McKay , “ Terraforming Mars “ , Islands in
the Sky , Bold New Ideas for Colonizing Space
Δ T = 5o
KMars
[2] Membuat Cermin Pemantul Sinar Matahari di Orbit Mars untuk memanaskan
permukaan tertentu di Mars , misal Ice cap Kutub Selatan
Kaca pemantul orbital ini dibuat dari bahan kisi-kisi aluminium atau bahan milar
tipis. Persiapan serta perakitannya bisa dilaksanakan di Phobos Atau Deimos.
Kaca pemantul orbital ini ditempatkan pada lintas keseimbanagn gravitasi Mars dan
tekanan radiasi Matahari yang mepunyai jarak 214 000 km dari pusat Mars.
124000 km
5.4.2 Menghangatkan Atmosfer Mars ( lanjutan )
0 5 10 15 20
Penambahan temperatur dikutub (K)
200
400
600
800
1000
RadiusKaca(km),Massa(kT)
Kutub Selatan
Kutub Utara
Planet Mars
massa
radius
Konsentrasi bekuan CO2 terdapat di Kutub Utara dan
Selatan Mars , namun yang paling luas adalah dikutub
Selatan
Polar cap: bekuan air
Untuk pemanasan
sampai 20 K dibutuhkan
kaca pemantul dengan
diameter 200 km dan
massa 800 kT
Cap kutub selatan Mars dengan
bentang 400 km diyakini terdiri dari
terutama bekuan CO2.
Cap kutub utara
Mars dengan
bentang 600 km
diyakini terdiri dari
terutama bekuan air
hingga mencapai
bentang 600 km
5.4.2 Menghangatkan Atmosfer Mars ( lanjutan )
R.M.Zubrin & CP McKay , “ Terraforming Mars “ , Islands in
the Sky , Bold New Ideas for Colonizing Space
Mars
[3] Mendatangkan Gas alam untuk ERK yang lebih kuat dari CO2 melalui Asteroida
yang ditabrakan ke permukaan Mars
Jupiter
Neptunus
Asteroid amonia +
Metan , 10Bton ,
dia 1.2 km
Energi released
10 TW-years
ΔT = 3K , menangkal
Ultrviolet
Mendatangkan asteroida ke Mars untuk menambah
konten zat amonia dan metan di atmosfernya ,
diambilkan dari gugusan asteroid yang terletak
diluar orbit Neptunus.
Dengan dorongan mesin roket awal , asteroid dengan diameter 1.2 km dapat dilempar
ke orbit swing- by dengan Neptunus dan saturnus untuk ditibakan ke mars
Asteroid tiba di Mars
dan ditabrakan ke
atmosfer
Mars
Saturnus
Neptunus
Asteroid di outer belt dipilih
dan diamati kontentnya
Asteroid tiba di Mars dan
ditabrakan ke atmosfer
Asteroid
Mendatangkan asteroida ke Mars untuk menambah konten zat amonia dan metan di
atmosfernya dilakukan dengan multiple swing by pada planet Neptunus dan
Saturnus sebagai berikut :
Asteroid didorong oleh mesin
roket kearah swing dengan
Neptunus
Coasting flight 20 th
R.M.Zubrin & CP
McKay , “
Terraforming Mars “ ,
Islands in the Sky ,
Bold New Ideas for
Colonizing Space
Gugusan
Asteroid luar
5.4.2 Menghangatkan Atmosfer Mars ( lanjutan )
Matahari
Swing-by
Neptunusi
Swing-by
Saturnus
0 10 20 30 40
Penambahan temperatur global (K)
5.4.2 Menghangatkan Atmosfer Mars ( lanjutan )
10
100
1000
Jumlahmissi,tekananNH3
1
Jumlah
missi
Tekanan NH3
Proses pengeboman dengan asteroida ini
dilaksanakan ratusan bahkan ribuan kali untuk
menaikkan temperatur permukaan Mars sebesar
40 K dan menaikkan tekanan NH3 sebesar 1 bar.
Diagram disamping menunjukkan untuk
menaikkan tekanan NH3 sebesar 0.1 bar
dibutuhkan missi pengeboman asteroid
sebanyak 50 kali dan ini akan meningkatkan
temperatur permukaan sebesar 15 K
Asteroid memasuki atmosfer
Mars untuk menabrak
permukaannya
Diagram pemanasan Mars
dengan NH3 impor
Ini berarti jika tiap tahun dilakukan satu
misi tabrakan asteroid , maka dalam waktu
setengah abad , temperatur permukaan
Mars akan cukup untuk mencairkan es
yang tersimpan dalam bekuan di danau-
danau kering R.M.Zubrin & CP McKay , “ Terraforming Mars “ ,
Islands in the Sky , Bold New Ideas for Colonizing
Space
5.4.3 Stabilisasi Rumah Kaca
Setelah atmosfer terbentuk dengan tekanan yang cukup ,sekitar 1 bar , maka efek
rumah kaca ( ERK )yang terjadi didalamnya harus dijaga keseimbangannya .
Keseimbangan ERK ini bisa terganggu akibat kemiringan sumbu rotasi Mars yang
terkadang bisa mencapai 25 - 35o
karena tidak adanya Bulan dengan massa
cukup besar untuk menstabilkan gerak gasing Mars.
25o
35o
Pada saat kemiringan mencapai
maximum , belahan selatan bisa
mengalami deep freeze termasuk
atmosfernya
Untuk menjaga agar sudut
kemiringan sumbu rotasi tetap
25o
, sehingga variasi iklim yang
terjadi akibat kemiringan ini tak
terlampau besar, diperlukan
sebuah bulan dengan massa
cukup besar yang mengorbit
Planet Mars
Bulan yang ada Deimos dan Phobos terlampau kecil , baik massa maupun ukurannya
, untuk dapat memberikan efek kestabilan gravitasi terhadap Mars
5.4.3 Stabilisasi Rumah Kaca ( lanjutan )
Ada tiga metoda yang dapat dirancang untuk menstabilkan iklim di Mars akibat
kemiringan sumbu rotasinya
Cermin pemantul
dipakai untuk
menaikkan
temperatur belahan
yang mengalami
musin dingin
Dengan cara mekanik ini diharapkan kestabilan rumah kaca dapat dijaga dengan
menguniformkan temperatur disetiap belahan kutub
35o
[1] Dengan memasang cermin pemantul dan penghambat datangnya cahaya
Matahari di Orbit Mars
Cermin penahan
dipakai untuk
mengurangi
temperatur belahan
yang mengalami
musin panas dengan
cara menyaring
sinar datang dari
Matahari
Cermin
pemantul
Cermin
penahan
Musim
panas
Musim
dingin
Temperatur
naik
Temperatur
turun
J.E. Oberg , “ New Earths ,
Restructuraing Earth and Other
Planets
[ 2 ] Dengan membuat Cincin yang mempunyai inklinasi tertentu dibuat dari asteroid –
asteroid yang dileburkan disekitar orbit Mars
5.4.3 Stabilisasi Rumah Kaca ( lanjutan )
Ribuan asteroid
didatangkan dengan
cara yang sama dan
diparkir diorbit Mars
dengan inklinasi
tertentu
Dengan menggunakan
bom hidrogen yang
ditembakkan dari
pangkalan di Mars atau
Phobos , asteroid
tersebut dileburkan
Dengan demikian
akan terjadi butiran-
butiran halus yang
berupa cincin dengan
lebar tertentu
Cincin ini akan menyaring sinar yang masuk dibelahan utara saat musim panas
sehingga tidak menyebabkan kutub overheated dan memantulkan panas dibelahan
selatan saat musim dingin sehingga atmosfer tidak membeku J.E. Oberg , “ New Earths ,
Restructuraing Earth and Other
Planets
[ 3 ] Dengan membuat Bulan buatan yang diameter dan massanya cukup besar untuk
menjaga kemiringan sumbu putar Mars
5.4.3 Stabilisasi Rumah Kaca ( lanjutan )
Bulan buatan
dibentuk dengan
mengikuti proses
terbentuknya
Planet secara alami
Ribuan asteroid
dengan ukuran besar-
besar didatangkan ke
orbit Mars dan saling
ditumbukkan
Akibat tumbukan ini
energi gravitasi antar
asteroid itu akan
menyebabkan mereka
saling mengorbit dan
akhirnya melekat
menjadi protoplanet
Protoplanet ini akan mengalami pemampatan akibat gravitasinya
sendiri dan kolaps membentuk bola , maka lahirlah planet yang
selanjutnya menjadi Bulan mars, yang dibuat berevolusi dengan
arah retrograde untuk melawan torsi gravitasi dari Matahari
terhadap Mars
5.4.4 Mengaktifkan Hidrosfer
Mengaktifkan hidrosfer dapat dilakukan dengan
cara yang sama saat menghangatkan atmosfer
yaitu dengan menabrakkan asteroid atau
dengan cermin pemantul di orbit.
J.E. Oberg , “ New Earths , Restructuraing
Earth and Other Planets , Ch 6 -7
Langkah berikutnya setelah menghangatkan
atmosfer dan menaikkan temperatur Mars
adalah mengaktifkan hidrosfer. Dengan kata
lain membuat lautan dan sungai-sungai
sebagai penopang kehidupan.
Cermin
pemantul surya
di orbit
Karena bagian utara Mars secara rata-rata lebih rendah
dari bagian selatannya , maka lautan yang akan
tercipta akan membelah planet tersebut , menjadi dua
bagian, belahan utara terdiri seluruhnya laut dan
belahan selatan seluruhnya daratan
Mars setelah
lautan diciptakan
5.4.5 Membangkitkan Oksigen di Atmosfer Mars
Cara yang paling mudah adalah melalui proses Biotechnology yang mengikut
sertakan tumbuh-tumbuhan seperti : ganggang ( algae ) , lichen , methanogen dan
organisme – organisme mikro lainnya .
Atmosfer Mars yang dihasilkan , walaupun
tekanan dan temperaturnya telah serupa
dengan yang ada di Bumi , namun kontennya
sama sekali belum
Atmosfer Mars tersebut masih terdiri dari
sebagian besar CO2 , dan gas-gas volatil
untuk ERK seperti NH3 , Amonia dan
sebagainya.
Dengan demikian, komposisi atmosfer Mars
harus diubah sehingga bisa mendukung
kehidupan Bumi yang akan menghuninya.
Kemajuan dalam teknologi Genetik Engineering saat ini memungkinkan untuk
melakukan kegiatan perekayasaan gene / species baru , yang mampu
beradaptasi dalam lingkungan atmosfer Mars yang baru terbentuk ini.
Melalui organisme - fotosintetik ini, sangat mungkin diciptakan oxigen dan ozone
diatmosfer Mars. Namunproses ini akan memakan waktu jutaan tahun agar
oxigen yang dihasilkan dapat mendukung kehidupan manusia
5.4.5 Membangkitkan Oksigen di Atmosfer Mars ( lanjutan )
Proses pembangkitan Oxigen ini bisa dipercepat dengan dua cara yaitu :
[1] Menggunakan Genetik Engineering untuk mensintesakan organisme
fotosintetik baru pembuat oxigen , yang mampu beradaptasi dengan
lingkungan atmosfer Mars
[2] Modifikasi iklim Mars dengan teknik Planetary Engineering yang
dikemukakan di Pasal 5.4.2 - 4
[ 1 ] Pendekatan Genetik Engineering
Organism
Butuh
O2
Ultra-
violet
Ke
keringan
Laju
tumbuh
Habitat
Ganggang
hijau
ya
Tak
tahan
Tak
tahan
Cepat
(jm)
Tanah /
salju
Lichen ya tahan tahan
Sangat
lamban
(th)
bebatuan
Ganggang
hijau - biru
tidak
Tak
tahan
tahan Cepat
(jm)
Tanah /
air
“Marsophil” tidak tahan tahan
Sangat
Cepat
(mn)
Tanah /
air
NASA telah mempelajari beberapa organisme kelas
ganggang untuk diuji dan dimodifikasi genetiknya
agar tahan cuaca mars yang telah dimodifikasi
Pemukim Mars dari Bumi mulai
penanaman GM Ganggang di permukaan
“Marsophil” adalah ganggang ideal
yang telah dimodifikasi genetik agar
tahan kondisi di Mars
J.E. Oberg , “ New Earths” , Restructuraing Earth and Other Planets , Ch 7 - 8
Sangat diharapkan adanya kemungkinan penciptaan spesies baru organisme
fotosintetik , yang jauh lebih mampu beradaptasi untuk tumbuh dalam kondisi
atmosfer Mars yang baru dikembangkan kearah biosfer , dengan laju pertumbuhan
yang sangat cepat.
5.4.5 Membangkitkan Oksigen di Atmosfer Mars ( lanjutan )
Dengan memeriksa seluruh kemungkinan tumbuhan Bumi yang mungkin bisa hidup
di permukaan Mars , dan asumsi bisa diciptakannya bibit – bibit “Marsophile” , para
ilmuwan masih dihadapkan pada proses pertumbuhan yang relatif lamban.
Dengan keadaan temperatur dan tekanan yang sudah dimodifikasi , kegiatan
fotosintetik dalam memproduksi oxigen hanya mampu dilaksanakan selama 3 sampai
5 jam setiap harinya.
Dengan kondisi ini maka penanaman
ganggang biru hijau seluas 25 %
permukaan Mars , akan menghasilkan
oxigen dengan tekanan 5 mbar dalam
waktu 7000 tahun
Padahal untuk menjadikan oxigen bisa
dipakai manusia bernafas diperlukan
tekanan sebesar 100 mbar , sehingga
diperlukan proses selama 140 000
tahun !
[ 1 ] Pendekatan Genetik Engineering
O2 CO2
5.4.5 Membangkitkan Oksigen di Atmosfer Mars ( lanjutan )
[ 2 ] Pendekatan Planetary Engineering
Agar ganggang hijau biru dan / atau Marsophil bisa tumbuh dengan sangat
cepat maka diperlukan kondisi atmosfer yang lebih besar tekanannya dan
variasi temperatur permukaan siang dan malam dikurangi perbedaannya.
Hal ini bisa dicapai dengan
secara terus menerus
mencairkan polar cap dan
mengendalikan beda temperatur
siang dan malam secara aktif ,
melalui penggunaan Cermin
pemantul orbital seperti
ditunjukkan pada paragraf 5.4.2
sampai 5.4.4
Cermin modulasi sinar
datang matahari
Cermin pencair
es kutub
Dengan infrastruktur
Cermin orbital ini , dan
dengan disintesakannya “
marsophile – marsopile
baru maka kemandirian
kita dalam kedirgantaraan
akan semakin maju
5.4.6 Memelihara Biosfer Mars yang terbentuk
Setelah Biosfer terbentuk di planet Mars , maka masalah yang masih timbul adalah
soal perawatan serta usia kerja dari biosfer tersebut
Tidak adanya Medan magnetik dan rendahnya
gravitasi akan menyebabkan atmosfer yang sudah
kondusif untuk kehidupan ini , hanya mampu
bertahan puluhan ribu tahun saja.
Rendahnya gravitasi serta ukuran muka planet
yang kecil akan menyebabkan ketebalan troposfer
lebih besar dari yang ada di Bumi , hal ini akan
menyebabkan
kegiatan penyemaian
awan lebih sering
dilakukan.
Teknologi Geo Engineering dalam menghisap kadar
CO2 dapat dikembangkan untuk membuat sistem
Carbonate – Silicate Cycle buatan untuk menjaga
keseimbangan termal Biosfer Mars
Teknologi Geo Engineering lainnya dapat diterapkan
untuk memperbaiki kualitas Biosfer yang dihasilkan
Mars setelah terbentuknya
Biosfer , menjadi Habitable Planet
Penyemaian awan di Mars
5.4.8 Memelihara Biosfer Mars yang terbentuk
Setelah terbentuknya Biosfer , mungkin
dalam waktu 500 sampai 1000 tahun ,
Phobos akan dipakai sebagai pangkalan
aktifitas pemeliharaan Biosfer dari orbit
Mars agar dapat bertahan dalam jangka
lama
Para pemukim dari Bumi segera
akan berdatangan ke Mars dan
melaksanakan pembangunan
infrastruktur untuk mendukung
kehidupan mereka di Mars
VI. Harapan Kepada TPSA - BPPT
● Melaksanakan kompetensinya
dalam pemanfaat Sumber Daya
Kebumian melalui Explorasi &
Inventarisasi Sumber Daya
Kebumian menuju kepada
kekemampuan Modifikasi
Sumber Daya Kebumian untuk
mencapai sistem Kebumian
yang lebih baik bagi Bangsa &
Negara
● Meningkatkan penguasaan Ilmu
Pengetahuan & Kerekayasaan Geo
Engineering khususnya dan ikut
dalam pengembangan Planetary
Engineering pada umumnya , dalam
rangka ikut memperbaiki kualitas
lingkungan hidup umat manusia di
Planet ini
Selamat ber - Rakor

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt? (20)

Tata surya dan proses terbentuknya jagat raya
Tata surya dan proses terbentuknya jagat rayaTata surya dan proses terbentuknya jagat raya
Tata surya dan proses terbentuknya jagat raya
 
Jagat Raya
Jagat RayaJagat Raya
Jagat Raya
 
Jagad raya dan tata surya
Jagad raya dan tata suryaJagad raya dan tata surya
Jagad raya dan tata surya
 
Antariksa dan Galaksi
Antariksa dan GalaksiAntariksa dan Galaksi
Antariksa dan Galaksi
 
Jagat raya
Jagat rayaJagat raya
Jagat raya
 
Jagat raya,tata surya, dan galaksi
Jagat raya,tata surya, dan galaksiJagat raya,tata surya, dan galaksi
Jagat raya,tata surya, dan galaksi
 
Jagat raya dan tata surya
Jagat raya dan tata suryaJagat raya dan tata surya
Jagat raya dan tata surya
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya
3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya
3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya
 
ilmu alamiah dasar
ilmu alamiah dasarilmu alamiah dasar
ilmu alamiah dasar
 
Anggota tata surya
Anggota tata suryaAnggota tata surya
Anggota tata surya
 
Bumi dan tata surya
Bumi dan tata suryaBumi dan tata surya
Bumi dan tata surya
 
Ppt alam semesta dan tata surya
Ppt alam semesta dan tata suryaPpt alam semesta dan tata surya
Ppt alam semesta dan tata surya
 
Makalah Ilmu Kealaman Dasar "ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA SERTA MENGENAL TATA ...
Makalah Ilmu Kealaman Dasar "ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA SERTA MENGENAL TATA ...Makalah Ilmu Kealaman Dasar "ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA SERTA MENGENAL TATA ...
Makalah Ilmu Kealaman Dasar "ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA SERTA MENGENAL TATA ...
 
Bumi dalam alam semesta
Bumi dalam alam semestaBumi dalam alam semesta
Bumi dalam alam semesta
 
Rangkuman materi bumi dan tata surya
Rangkuman materi bumi dan tata suryaRangkuman materi bumi dan tata surya
Rangkuman materi bumi dan tata surya
 
Tata Surya
Tata SuryaTata Surya
Tata Surya
 
TATA SURYA
TATA SURYATATA SURYA
TATA SURYA
 
Geografi - pembentukkan jagad raya
Geografi - pembentukkan jagad rayaGeografi - pembentukkan jagad raya
Geografi - pembentukkan jagad raya
 
Proses terbentuknya bumi
Proses terbentuknya bumiProses terbentuknya bumi
Proses terbentuknya bumi
 

Andere mochten auch

02 adi junaidi (memahami isi pokok ajaran al-qur'an)
02 adi junaidi (memahami isi pokok ajaran al-qur'an)02 adi junaidi (memahami isi pokok ajaran al-qur'an)
02 adi junaidi (memahami isi pokok ajaran al-qur'an)35255466
 
" Melatih fisik renang " .
" Melatih fisik renang " ." Melatih fisik renang " .
" Melatih fisik renang " .uus_76
 
Jagad raya tata surya-bumi
Jagad raya tata surya-bumiJagad raya tata surya-bumi
Jagad raya tata surya-bumipuput rachmani
 
Konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek geografi
Konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek geografiKonsep, pendekatan, prinsip, dan aspek geografi
Konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek geografiAriza Ekky
 
Ruang lingkup ilmu sejarah
Ruang lingkup ilmu sejarahRuang lingkup ilmu sejarah
Ruang lingkup ilmu sejarahLarasafdha
 
Konsep Diakronik, Sinkronik, Kausalitas dan Periodisasi Sejarah
Konsep Diakronik, Sinkronik, Kausalitas dan Periodisasi  SejarahKonsep Diakronik, Sinkronik, Kausalitas dan Periodisasi  Sejarah
Konsep Diakronik, Sinkronik, Kausalitas dan Periodisasi SejarahAlifia
 
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)SMAN 2 Genteng
 
TEORI-TEORI TENTANG MASUKNYA HINDU BUDHA
TEORI-TEORI TENTANG  MASUKNYA HINDU BUDHATEORI-TEORI TENTANG  MASUKNYA HINDU BUDHA
TEORI-TEORI TENTANG MASUKNYA HINDU BUDHAMbah Roshadi
 
Makalah Sejarah Indonesia Pada Masa Orde Baru dan Reformasi
Makalah Sejarah Indonesia Pada Masa Orde Baru dan ReformasiMakalah Sejarah Indonesia Pada Masa Orde Baru dan Reformasi
Makalah Sejarah Indonesia Pada Masa Orde Baru dan ReformasiDhiarrafii Bintang Matahari
 
Teori penyebaran hindu budha
Teori penyebaran hindu budhaTeori penyebaran hindu budha
Teori penyebaran hindu budhaDeuis Rosdiana
 
Pembagian Zaman Pra Aksara dan Ciri-Cirinya
Pembagian Zaman Pra Aksara dan Ciri-CirinyaPembagian Zaman Pra Aksara dan Ciri-Cirinya
Pembagian Zaman Pra Aksara dan Ciri-CirinyaDesy Pentalibertin
 
Kehidupan manusia masa Pra Aksara
Kehidupan manusia masa Pra AksaraKehidupan manusia masa Pra Aksara
Kehidupan manusia masa Pra AksaraArdhia Pramesti
 

Andere mochten auch (15)

02 adi junaidi (memahami isi pokok ajaran al-qur'an)
02 adi junaidi (memahami isi pokok ajaran al-qur'an)02 adi junaidi (memahami isi pokok ajaran al-qur'an)
02 adi junaidi (memahami isi pokok ajaran al-qur'an)
 
" Melatih fisik renang " .
" Melatih fisik renang " ." Melatih fisik renang " .
" Melatih fisik renang " .
 
Penciptaan alam semesta
Penciptaan alam semestaPenciptaan alam semesta
Penciptaan alam semesta
 
Jagad raya tata surya-bumi
Jagad raya tata surya-bumiJagad raya tata surya-bumi
Jagad raya tata surya-bumi
 
Klasifikasi sumber sejarah
Klasifikasi sumber sejarahKlasifikasi sumber sejarah
Klasifikasi sumber sejarah
 
PPT MATERI RENANG
PPT MATERI RENANGPPT MATERI RENANG
PPT MATERI RENANG
 
Konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek geografi
Konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek geografiKonsep, pendekatan, prinsip, dan aspek geografi
Konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek geografi
 
Ruang lingkup ilmu sejarah
Ruang lingkup ilmu sejarahRuang lingkup ilmu sejarah
Ruang lingkup ilmu sejarah
 
Konsep Diakronik, Sinkronik, Kausalitas dan Periodisasi Sejarah
Konsep Diakronik, Sinkronik, Kausalitas dan Periodisasi  SejarahKonsep Diakronik, Sinkronik, Kausalitas dan Periodisasi  Sejarah
Konsep Diakronik, Sinkronik, Kausalitas dan Periodisasi Sejarah
 
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
 
TEORI-TEORI TENTANG MASUKNYA HINDU BUDHA
TEORI-TEORI TENTANG  MASUKNYA HINDU BUDHATEORI-TEORI TENTANG  MASUKNYA HINDU BUDHA
TEORI-TEORI TENTANG MASUKNYA HINDU BUDHA
 
Makalah Sejarah Indonesia Pada Masa Orde Baru dan Reformasi
Makalah Sejarah Indonesia Pada Masa Orde Baru dan ReformasiMakalah Sejarah Indonesia Pada Masa Orde Baru dan Reformasi
Makalah Sejarah Indonesia Pada Masa Orde Baru dan Reformasi
 
Teori penyebaran hindu budha
Teori penyebaran hindu budhaTeori penyebaran hindu budha
Teori penyebaran hindu budha
 
Pembagian Zaman Pra Aksara dan Ciri-Cirinya
Pembagian Zaman Pra Aksara dan Ciri-CirinyaPembagian Zaman Pra Aksara dan Ciri-Cirinya
Pembagian Zaman Pra Aksara dan Ciri-Cirinya
 
Kehidupan manusia masa Pra Aksara
Kehidupan manusia masa Pra AksaraKehidupan manusia masa Pra Aksara
Kehidupan manusia masa Pra Aksara
 

Ähnlich wie " Pembentukan jagat raya, tata surya dan bumi " .

Fisika kd 3.10 dan 4.10
Fisika kd 3.10 dan 4.10Fisika kd 3.10 dan 4.10
Fisika kd 3.10 dan 4.10oRyZaQuinze
 
Alam semesta
Alam semesta Alam semesta
Alam semesta Ana Onana
 
Bab 2 tata surya
Bab 2 tata suryaBab 2 tata surya
Bab 2 tata suryaAna Onana
 
Mendeskripsikan dampak dan gerak edar sistem tata surya
Mendeskripsikan dampak dan gerak edar sistem tata suryaMendeskripsikan dampak dan gerak edar sistem tata surya
Mendeskripsikan dampak dan gerak edar sistem tata suryaBudi Trikusworo
 
Bumi dan alam semesta
Bumi dan alam semestaBumi dan alam semesta
Bumi dan alam semestaarissupriyadi
 
BUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPAN
BUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPANBUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPAN
BUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPANAlifia Laras
 
IPA Jilid 1_Bab 9 - Tata Surya.pptx
IPA Jilid 1_Bab 9 - Tata Surya.pptxIPA Jilid 1_Bab 9 - Tata Surya.pptx
IPA Jilid 1_Bab 9 - Tata Surya.pptxazzinki1
 
Bab 14 – Matahari dan Bumi
Bab 14 – Matahari dan BumiBab 14 – Matahari dan Bumi
Bab 14 – Matahari dan Bumidionadya p
 
Pengantar ilmu kebumian (dr. bayong)
Pengantar ilmu kebumian (dr. bayong)Pengantar ilmu kebumian (dr. bayong)
Pengantar ilmu kebumian (dr. bayong)Haura Alia Nabila
 
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan IklimEvolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan IklimKhairullah Khairullah
 
Dinamika planet bumi dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia
Dinamika planet bumi dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusiaDinamika planet bumi dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia
Dinamika planet bumi dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusialya miel
 

Ähnlich wie " Pembentukan jagat raya, tata surya dan bumi " . (20)

Geografi - Anggota Tata Surya dan Gerhana
Geografi - Anggota Tata Surya dan GerhanaGeografi - Anggota Tata Surya dan Gerhana
Geografi - Anggota Tata Surya dan Gerhana
 
Fisika kd 3.10 dan 4.10
Fisika kd 3.10 dan 4.10Fisika kd 3.10 dan 4.10
Fisika kd 3.10 dan 4.10
 
Jagat raya tata surya
Jagat raya   tata suryaJagat raya   tata surya
Jagat raya tata surya
 
Alam semesta
Alam semesta Alam semesta
Alam semesta
 
Bab 2 tata surya
Bab 2 tata suryaBab 2 tata surya
Bab 2 tata surya
 
Mendeskripsikan dampak dan gerak edar sistem tata surya
Mendeskripsikan dampak dan gerak edar sistem tata suryaMendeskripsikan dampak dan gerak edar sistem tata surya
Mendeskripsikan dampak dan gerak edar sistem tata surya
 
Bumi dan alam semesta
Bumi dan alam semestaBumi dan alam semesta
Bumi dan alam semesta
 
BUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPAN
BUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPANBUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPAN
BUMI SEBAGAI PUSAT KEHIDUPAN
 
Makalah ipa
Makalah ipaMakalah ipa
Makalah ipa
 
IPA Jilid 1_Bab 9 - Tata Surya.pptx
IPA Jilid 1_Bab 9 - Tata Surya.pptxIPA Jilid 1_Bab 9 - Tata Surya.pptx
IPA Jilid 1_Bab 9 - Tata Surya.pptx
 
Bab 14 – Matahari dan Bumi
Bab 14 – Matahari dan BumiBab 14 – Matahari dan Bumi
Bab 14 – Matahari dan Bumi
 
Bab 7.pptx
Bab 7.pptxBab 7.pptx
Bab 7.pptx
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Isi makalah
Isi makalahIsi makalah
Isi makalah
 
Pengantar ilmu kebumian (dr. bayong)
Pengantar ilmu kebumian (dr. bayong)Pengantar ilmu kebumian (dr. bayong)
Pengantar ilmu kebumian (dr. bayong)
 
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan IklimEvolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
 
Rpp 3.9 jun
Rpp 3.9 junRpp 3.9 jun
Rpp 3.9 jun
 
Tata surya 'matahari'
Tata surya 'matahari'Tata surya 'matahari'
Tata surya 'matahari'
 
Dinamika planet bumi dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia
Dinamika planet bumi dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusiaDinamika planet bumi dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia
Dinamika planet bumi dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia
 
Tata surya
Tata suryaTata surya
Tata surya
 

Kürzlich hochgeladen

(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 

" Pembentukan jagat raya, tata surya dan bumi " .

  • 1. PEMBENTUKAN JAGAT RAYA, TATA SURYA DAN BUMI Oleh : UUS SUSANGKA GURU SMP NEGERI 4 LAHAT JULI 2014
  • 2. Teori Pembentukan Jagat Raya 1. Teori Big-Bang ( Ledakan Besar ) Alam Semesta ini bermula dari ledakan besar (Big-Bang ) sekitar 13,7 Milyar tahun yang lalu, semua materi dan energi yang kini ada dialam terkumpul dalam suatu titik yang tidak berdimensi dan berkerapatan tak terhingga. Dalam teori ini diterangkan bahwa alam semesta bermula dari ledakan dahsyat, seiring dengan bertambahnya waktu ruang angkasa mengembang, dan ruang itu memisah antara benda-benda langit .
  • 4. Berdasarkan Teori Big-Bang dan Hukum Hubble Umur Alam Semesta ditentukan dengan cara. Kecepatan galaksi menjauh adalah V = H.d H = konstanta Hubble = 50 km/s 100 pc D = jarak galaksi yg paling jauh yg dapat dilihat tm = umur alam semesta = 1/H = 6,172 x 1017 s = 19,6 miliar tahun 1pc = 3.26 tahun cahaya 1 tahun cahaya = 9,5 x 1012 Km
  • 5.
  • 6.
  • 7. Teori Keadaan Tetap ( Stabil ) Menurut Sir Fred Hoyle ( 1948 ) Jagat raya tidak hanya sama dalam ruang angkasa, akan tetapi juga tidak ada perubahan dengan berjalannya waktu, zat- zat baru senantiasa tercipta dalam ruang angkasa yang terbentuk diantara galaksi- galaksi sehingga pada akhirnya akan terbentuk galaksi yang baru yang akan menggantikan ruang diantara galaksi yang menjauh. Zat tersebut sebagai hidrogen
  • 8. Rekayasa Keplanetan adalah perekayasaan terhadap sifat-sifat fisik , biologik dan lingkungan energi suatu planet atau bulan , dengan tujuan akhir untuk membuatnya mampu menghidupi bentuk – bentuk kehidupan Bumi Mars Bumi
  • 9. Menerapkan teknologi yang dikembangkan pada restrukrisasi bumi kepada planet-planet didalam tata surya agar mempunyai kondisi mirip Bumi sehingga dapat didiami oleh makhluk hidup Bumi Dalam hal ini , kata “ Terra” berarti Bumi , sedangkan kata “ forming” berarti pembentukan. Jadi Terraforming berarti pembentukan menjadi mirip Bumi Planet beratmosfer Planet tak beratmosfer Terraforming Venus Mars Titan Ganymede Callisto Europa Luna Bumi Triton
  • 10. Materi-Materi yang Terdapat di Jagat Raya • Benda-benda langit yang bertaburan diangkasa raya sebenarnya terikat pada suatu susunan tertentu adalah galaksi.
  • 11. Ciri-ciri Galaksi • Galaksi mempunyai cahaya sendiri • Galaksi mempunyai bentuk bentuk tertentu • Dalam jagat raya terdapat miliyaran galaksi, Galaksi tempat matahari, planet serta satelit di sebut galaksi Bimasakti, dengan matahari sebagai pusat peredaran
  • 12. 3.1.1 Geometri Biosfer Secara geometrik Biosfer merupakan ruas permukaan bola bumi yang mempunyai ketebalan relatif sangat tipis dibandingkan dengan radius Bumi. 6945Km 120 Km 25 Km troposfer Stratosfer – Mesosfer - Termosfer Litosfer + Hidrosfer astenosfer mantel Outer Nucleosfer Inner Nucleosfer Radius Bumi dari pusat hingga lapisan termosfer  6945 km Tebal Atmosfer dari muka laut hingga lapisan termosfer  120 km Tebal Litosfer & Hidrosfer yang bisa mendukung kehidupan  15 km Tebal Atmosfer yang bisa mendukung kehidupan : Troposfer  10 km Tebal Biosfer 10 km + 15 km  25 km 25 Km Tidak dalam skala yang benar
  • 13. matahari Bumi Bulan 3.1.2 Energi untuk Biosfer Matahari merupakan satu-satunya sumber energi untuk Biosfer Sinar Matahari menyiram Bumi dengan daya 130 trilion hp untuk setiap detiknya, dan energi sebesar ini hanyalah 0.00000005 dari energi total yang dimiliki oleh Matahari Rotasi : 23.9345 jam Revolusi : 365.242 hari 23.45o Kemiringan Sumbu Rotasi : 23.439 o Sumbu Rotasi preses dengan perioda 25800 tahun Kemiringan sumbu rotasi ini mengakibatkan timbulnya empat musim di permukaan Bumi
  • 14. Thermosfer Mesosfer Stratosfer Troposfer Exosfer Ketinggian(km) 500 80 50 10 -50-100 50 500100 10000 Temperatur o C 3.1.3 Penyaringan Radiasi Matahari untuk Biosfer SinarX.01–10nm Infrared.8–1000μm Ultraviolet10–400nm SinarVisible400–700nm Radiowaves>10cm Diserap uap air Diserap lapisan Ozone Diserap gas jarang Tropopaus Stratopaus Mesopaus Thermopaus Litosfer Astenosfer Biosfer Ketebalan Biosfer ini sangat tipis dibandingkan dengan ukuran Bumi , hanya 0.50396 % dari radius Bumi Meskipun demikian agar dapat melaksanakan fungsinya Biosfer ini dijaga oleh infrastruktur lapisan atmosfer diatasnya terhadap unsur- unsur radiasi matahari yang membahayakan kehidupan dalam Biosfer tersebut Dengan demikian unsur radiasi yang masuk ke Biosfer merupakan unsur yang aman dan tidak membahayakan kehidupan , yaitu unsur sinar terlihat dan sedikit unsur ultra-violet.
  • 15. 3.1.4 Distribusi Energi didalam Biosfer Radiasi Solar 100 % Diserap Atmosfer 22 % Dibiaskan oleh Awan 47 % Dipantulkan ke antariksa 26 % Dibiaskan ketanah 21 % Diserap oleh tanah 24 % Total Diserap oleh tanah 21 + 24 = 45 % Dipantulkan ke antariksa Oleh udara + tanah 7% Albedo 26 + 7 = 33 % Radiasi Matahari ( Solar ) sebagai energi yang masuk ke Biosfer mengalami penyerapan , pembiasan dan pemantulan dengan distribusi sebagai berikut. Dengan demikian energi radiasi solar yang 100 % masuk Biosfer dipecah dalam : 22 % diserap oleh Udara 45 % diserap oleh tanah 33 % dipantulkan ke antariksa yang merupakan Albedo dari Biosfer. Bruce M. Jakosky , “ Atmospheres of the Terrestrial Planets “ , The New Solar System , forth edition
  • 16. Indonesia , pagi 06:00 Indonesia , siang 12:00 Indonesia , petang 18:00 Indonesia , malam 24:00 3.1.5 terbangkitnya iklim dan cuaca dalam Biosfer Distribusi energi surya yang terserap serta dipantulkan oleh udara , tanah maupun air dengan kontur serta luasan yang berbeda-beda diseluruh muka Bumi membangkitkan distribusi temperatur dan tekanan yang berbeda-beda pula. Perbedaan distribusi temperatur dan tekanan dimuka Bumi yang dikombinasikan dengan rotasi Bumi serta kemiringan sumbu rotasi Bumi secara serempak membangkitkan iklim dan cuaca. Parameter-parameter fisik penting dalam dinamika cuaca dan iklim adalah : tekanan , temperatur , kerapatan dan kebasahan udara , albedo permukaan awan , laut dan daratan. Parameter – parameter ini membangkitkan gerakan udara , dan air didalam biosfer yang kita kenal dengan angin , gelombang dan arus laut dengan kecepatan serta arah- arahnya. Rotasi Bumi dengan perioda 23.5 jam , mengakibatkan setiap lokasi dibumi rata-rata memperolh siraman energi selama 12 jam Perhatikan perbedaan albedo ( kecerlangan ) antara daratan , lautan serta awan –awan.
  • 17. CO2 CO2 CO2 CO2 + air + batuan silikat  mineral karbonat Gerak kerak Bumi memanaskan dan menekan batuan karbonat Pembentukan sedimen didalam laut Subduksi sedimen Masuk ke laut 3.1.6 Perimbangan thermal dalam Biosfer Panas dire- radiasikan Radiasi Solar CO2 dikeluarkan oleh vulkano Biosfer merupakan sebuah mesin keplanetan otomatik yang mampu menjaga temperatur air beberapa derajad diatas titik bekunya . Sesuatu yang perlu untuk syarat kehidupan Terdapat dua proses yang penting disini yaitu ● Greenhouse Effect ( Efek Rumah Kaca ) : Pemanasan atmosfer akibat akumulasi radiasi yang dipantulkan kembali oleh butiran CO2 diudara ● Carbonate – Silicate Cycle : Siklus aliran CO2 dari udara + air + batuan silikat  mineral karbonat.  terkubur dikerak bumi yang bergerak dan menekan dan memanasi mineral tersebut  CO2 keluar dari Vulkano Carbon-Silicate Cycle merupakan sistem umpan balik yang menstabilkan temperatur air diatas titik beku .
  • 18. 3.1.7 Siklus Pendukung Kehidupan dalam Biosfer Fotosintesis Respirasi Dekomposisi Proses Biologik & Kimia Proses Biologik & Kimia Bahan Bakar Fosil Pembakaran Hutan Laut Tanah Bahan Bakar Fosil “The Changing Climate “ S.H. Schneider , Scientific American , special Issue : “ Managing Planet Earth “ September , 1989 Secara alami Biosfer dengan organisme hayati melakukan kegiatan lingkar tertutup yang saling menguatkan. Haya intervensi kegiatan – berlebihan dari manusialah yang mengganggu keseimbanagn
  • 19. 3.1.8 Geomagnetik sebagai perisai Biosfer terhadap radiasi anginMatahari Outer Nucleus Inner Nucleus Konveksi termal Rotasi Bumi Medan magnetik Bumi ( GeoMagnetik ) diyakini timbul melalui proses yang disebut GeoDynamo Proses Geodinamo dapat dijelaskan sebagai berikut : Bagian Nucleus luar yang berbentuk cairan yang konduktiv elektrik mengalami pemanasan dari nucleus dalam yang padat dan terdiri dari zat besi dengan panas mencapai 5000o F. Akibatnya terjadi aliran keatas dalam nucleus luar , yang semakin dekat dengan dasar mantel akan semakin mendingin dan turun lagi kebawah. Jadi akan terjadi konveksi panas yang bersirkulasi naik dan turun didalam nucleus luar ini. Karena bagian nucleus luar mempunyai putaran relatif terhadap nucleus dalam , maka interaksi beda putaran dan konveksi termal ini akan membangkitkan efek dinamo yang berupa Medan Geomagnetik dari Bumi. Medan Geomagnetik melindungi Biosfer dari erosi anging matahari yang menghancurkan Medan Geomagnetik “Probing the Geodynamo “ G.A.Glatzmaier & P. Olson , Scientific American , special Edition : “ Our Ever Changing Earth “ Vol 15 , n02 , 2005
  • 20. 3.1.9 Peran Bulan dalam menjamin Kestabilan rotasi Bumi Dalam tatasurya kita , hanya Bumi yang mempunyai Bulan dengan perbandingan massa antara bulan dengan planet induknya sangat besar dibandingkan dengan yang terdapat diplanet - planet lain di Tatasurya. massa Bulan / massa Bumi = 0.0123 diameter Bulan / diameter Bumi = 0.272 gravitasi Bulan / Gravitasi Bumi = 0.1667 Dengan demikian sistem Bumi – Bulan lebih merupakan sistem double planet daripada sistem planet dengan satelit. Beberapa peran Bulan dalam menstabilkan gerak bumi adalah ● Menjaga kemiringan sumbu rotasi bumi pada harga tetap 23.439281o ● Memberikan pasang – surut muka laut untuk interaksi biota laut / darat ● Memberikan pengaruh pada gerak lempengan Bumi dan aktivitas Vulkanik(?) ● Memperkuat medan geomagnetik dalam melindungi Biosfer terhadap badai angin Matahari
  • 21. 3.2 Ekosfer & Habitable Zone Ekosfer didefinisikan sebagai ruang disekeliling sebuah bintang dimana kondisi - kondisi didalamnya secara termal cocok ( kompatibel ) untuk terdapatnya kehidupan Ekosfer merupakan ruangan berhingga dengan batas dalam dan batas luar : terlalu dekat dengan bintang maka air pada planet tersebut akan berujud uap ; terlalu jauh dari bintang maka air pada planet tersebut akan berujud es beku yang permanen. Bintang Batas dalam Batas Luar Planet Batas-batas Ekosfer suatu bintang terutama ditentukan oleh jumlah radiasi yang diterima dari bintang tersebut Karena kita asumsikan bahwa persyaratan krusial dari kehidupan adalah terdapatnya air dalam ujud cairan yang stabil pada muka planet , maka Ekosfer adalah daerah dimana kita boleh berharap menemukan planet – planet Bio –compatible. EKOSFER Biocompatible Planet pasti akan berada didalam Ekosfer , namun tak semua planet didalam Ekosfer ,biocompatible
  • 22. 3.2.1 Ekosfer Matahari Untuk Matahari dengan Tata Suryanya , Ekosfer mempunyai batasan sebagai berikut : Besarnya iluminasi radiasi sinar Matahari terhadap Bumi adalah 1370 W / m2 . Jika besaran ini dijadikan satu satuan S ≡ 1370 W/m2 Maka Ekosfer Matahari adalah ruang bola yang dibatasi oleh Batas Luar dengan iluminasi 0.25 S dan Batas Dalam dengan iluminasi 1.1 S Matahari Venus Mars Bumi Batas Dalam 1.1S Batas Luar 0.25S Disini terlihat bahwa orbit Venus dengan 1.95 S terletak diluar Ekosfer pada sisi dalam. Sedangkan orbit Mars dengan 0.38S terletak didalam Ekosfer Martyn J. Fogg , “ A Planet Dweller’s Dreams “ , Islands in the Sky , Bold New Ideas for Colonizing Space0.95 AU 2 AU Batas Dalam adalah daerah dimana iluminasi sebesar 1.1S sudah membuat keadaan atmosfer mengalami Wet – Greenhouse effect ( Laut mulai mendidih ) Batas Luar adalah daerah dimana iluminasi sebesar 0.25 S masih mampu menjaga air dalam bentuk cair dengan menggunakan proses Carbonate – silicate Cycle Ekosfer
  • 23. 3.2.2 Habitable Zone Didalam Ekosfer terdapat daerah dimana jika suatu planet mempunyai parameter seperti Bumi , maka planet pada daerah tersebut akan habitable Daerah ini disebut Habitable Zone . Matahari Venus Mars Bumi Batas Dalam 1.1S Batas Luar 0.25S Martyn J. Fogg , “ A Planet Dweller’s Dreams “ , Islands in the Sky , Bold New Ideas for Colonizing Space 0.95 AU 2 AU Untuk Tata Surya kita Habitable Zone adalah daerah dengan iluminasi antara 0.94 S dan 1.1 S . Batas bawah , 0.94 S dipilih dengan alasan , iluminasi sebesar ini yang dialami oleh Bumi pada zamanAbad Cambrian dimana menurut data fosil geologi diyakini mulai terdapat kehidupan . Batas – batas Ekosfer dan Habitable Zone berubah sepanjang waktu dengan evolusi perubahan luminasitas matahari ( atau Bintang pada umumnya ) Habitable Zone Ekosfer
  • 24. 3.3. Biosfer dan Ekosfer sebagai Mesin penopang kehidupan Dari penjelasan dua pasal diatas jelas terlihat bahwa biosfer berfungsi sebagai mesin penopang kehidupan yang canggih dengan sistem pengendalian otomatik yang berupa sirkulasi – sirkulasi dengan sistem yang membatasinya disebelah atas dan bawah . Komplexitas Biosfer , meskipun hanya setebal 25 km , ditunjukkan dengan betapa besar sistem pendukungnya . Sistem dukungan sebelah atas dari Stratosfer sampai dengan Magnetosfer saja ketebalannya mencapai 10000 km , ditambah sebuah Bulan dengan diameter cukup besar untuk menjaga keseimbangan gerak gasing Bumi Dengan demikian Planetary Engineering yang pada dasarnya membangun Biosfer buatan pada suatu Planet harus memperhatikan komplexitas diatas. Sedangkan sistem dukungan bawah dari Asthenosfer sampai pusat bumi setebal 6350 km .
  • 25. IV. Geo Engineering Geo Engineering adalah Planetary Engineering yang diterapkan pada Bumi untuk memperoleh Lingkungan dan Kondisi yang lebih baik untuk hidup Seperti telah dijelaskan dalam Pasal yang lalu bahwa akibat intervensi kegiatan kehidupan manusia , maka keseimbangan Biosfer yang secara alamiah diperoleh melalui sistem proteksinya dan sirkulasinya sendiri akan terganggu Dari sekian buah ketakseimbangan yang diciptakan oleh peradapan manusia adalah naiknya konten CO2 diatmosfer yang diyakini menyebabkan pemanasan global selama tiga puluh tahun terakhir ini. Pemanasan global inilah yang diyakini menyebabkan ketidak beraturannya iklim yang terjadi dihampir seluruh muka Bumi , yang menyebabkan munculnya fenomena-fenomena bencana seperti banjir bandang , angin puting beliung , badai tropis , kekeringan dan kebakaran lahan dan sebagainya Fenomena - fenomena bencana ini akan menyebabkan kerusakan pada sistem – sistem pertanian yang selanjutkan ke kemampuan produktivitas makanan kita. 4.1 Definisi
  • 26. 4.2 Tantangan Teknologi untuk Geo Engineering Dari kerusakan kerusakan alam yang dilakukan oleh peradaban manusia , timbul tantangan – tantangan untuk melakukan Geo engineering, dalam beberapa kasus , antara lain : ● Memperbaiki kerusakan iklim akibat ulah manusia ● Mencegah kekeringan pada skala regional atau kontinental. ● Mencegah banjir melalui pencegahan hujan. ● Meningkatkan suplai air tawar baik dimuka atau didalam tanah. ● Menstabilkan iklim : mencegah terjadinya faktor-faktor iklim yang cencerung membuat karakteristik iklim yang extrem panas , dingin, hujan maupun kekeringan. ● Memperbaiki kualitas pangan Berikut diberikan contoh –contoh Teknologi untuk Geo Engineering pada masalah – masalah diatas.
  • 27. 4.3 Teknologi Mengatasi Pemanasan Global Jika penyebab pemanasan global dikarenakan kadar CO2 diatmosfer yang telah melampaui ambang batas keselamatan , maka beberapa solusi dirancang dengan memperhatikan “ source “ dan “ sink “ gas asam arang tersebut. Terdapat dua cara mengatasi pemanasan global ini yaitu : ● Mengendalikankan Source : [a] Pasif : mengurangi / mencegah timbulnya CO2 diudara yang tak terkendali [b] Aktif : mengatur Intensitas radiasi matahari yang tiba di atmosfer dan tanah ● Mengaktifkan Sink : menghancurkan kadar CO2 yang telah memenuhi atmosfer 4.3.1 Mengendalikan Source ( Pasif ) . Dengan mengurangi kemungkinan terbentuknya gas CO2 diudara . Diantara teknologi ini adalah : ● Penggunaan Bahan Bakar ramah lingkungan : Nabati , Batubara Cair , Hidrogen , Nuklir ● Pembangkit Listrik tenaga Alternatif : Surya , Bayu , Panas Bumi / Laut , Gelombang , Arus Laut , Nuklir , Biomass
  • 28. 4.3.1 Mengendalikan Source ( Aktif ). [ 3 ] Mengurangi albedo pada daerah Kutub Utara / Selatan menaikan radiasi Matahari yang masuk atmosefer 90 % Refleksi atau albedo yang diberikan oleh dataran es bisa mencapai 90 % dari radiasi total yang diberikan oleh matahari. Untuk membuat daerah kutub lebih layak untuk dihuni , maka peningkatan pemanasan bisa dicapai dengan mengurangi reflektivitas daerah kutub tersebut Salah satu cara yang dirancang adalah melapisi daratan kutub dengan bahan karbonik agar dicapai sedikit sifat benda hitam . Dengan demikian akan mengurangi jumlah radiasi yang direflexikan balik ke angkasa. Pelapisan dilaksanakan dengan penyemprotan oleh pesawat udara [ 4 ] Menciptakan awan es setebal 5 mil dikawasan Artik Hal ini dilaksanakan dengan meledakkan 10 bom Hidrogen masing – masing 10 Mton dibawah permukaan benua artik. Uap awan akibat ledakan akan naik keatas , sampai mencapai titik kondensasi dan membeku menjadi awan es yang akan menjaga sinar infra merah tidak memantul ke antariksa. “Controlling the weather “ Weather, LIFE Science Library , P.D. Thompson et al , 1965
  • 29. 4.3.2 Mengaktifkan Sink [3] Menggubah gas CO2 menjadi batu. Peneliti dari Laboratorium Ilmu Material Goldwater dari Universitas Arizona , M. McKelvy dan A. Chizmeshya merancang penggunaan serpentin dan olivin sebagai bahan untuk reaksi kimiawi yang mengubah CO2 menjadi Magnesium Karbonate. CO2 Compressed & Heated Serpentin & Olivin Katalist : Sodium Bikarbonat Magnesium Karbonat Karbonisasi Mineral “Saving a scorched Earth “ Popular Science , August , 2005 [4] Fertilasi Laut. Oceanografer dari Laboratorium Moss- Landing Marine dari California , John Martin , merancang penggunaan serbuk besi untuk ditebarkan di laut belahan selatan Bumi agar menarik planton – planton pemakan CO2.
  • 30. 4.4 Teknologi Pengendalian Cuaca Geo Engineering untuk mengatasi kekeringan atau banjir hanya bisa dilakukan secara efektif melalui teknologi pengendalian cuaca dalam skala regional ataupun kontinental Teknologi Pengendalian Cuaca merupakan langkah lanjut dari Teknologi Modifikasi Cuaca yang dalam dua puluh tahun terakhir ini telah dikuasai oleh para insinyur geofisika & Meteorologi dalam skala lokal Beberapa teknologi modifikasi cuaca yang telah dikuasai adalah Pengukuran basic Parameter Model Dinamika Forecasted Parameter Modified Parameter Modifikasi Model Strategi Kendali Peramalan Modifikasi Pengendalian
  • 31. Cumulonimbus Butiran air tumbuh 4.4.1 Teknologi Semai Awan Teknik operasi “ Cloud Seeding “ atau penyemaian awan ditunjukkan sebagai berikut Lintas Terbang dibawah Awan Arus udara updraft ● Pesawat udara penyemai melintas dibawah dasar awan ( cloud deck ) sambil menyemprotkan zat kimia semaian. ● Arus udara “ Updraft “ mendorong zat semaian , “ serbuk garam perak “ masuk ke awan diatasnya ● Akibat zat semaian ini terjadi butiran air yang semakin cepat didalam awan , sehingga mempercepat turun hujan. Pesawat penyemai awan BPPT , NC-212
  • 32. 4.4.1 Teknologi Semai Awan ( lanjutan ) Teknologi Semai Awan telah mengalami perkembangan yang amat pesat dalam kurun waktu lima puluh tahun terakhir ini. Teknologi bahan kimiawi untuk semaian yang berupa cairan , serbuk ataupun dalam bentuk yang dipadatkan telah dicoba dengan hasil yang optimal Metoda penyemaian dilaksanakan dengan pesawat udara , balon udara ataupun roket - roket cuaca telah dicoba di berbagai negara “Cloud Dancers “ D. Pendick , Scientific American presents WEATHER : “ what we can and can’t do about it “ Vol 11 , no3 , Spring 2000 Roket sonda dengan hulu bahan semaian Balon Cuaca dengan Muatan bahan semaian Pesawat udara dengan bahan semaian padat “flares “ Beberapa penerapan penyemaian awan : ● Membuat hujan air / butiran es ● Memecah awan , mencegah hujan ● Menjernihkan kabut / asap ● Memecah konsentrasi pusaran angin putting beliung
  • 33. 4.4.2 Penyemaian Langit : buat awan 4.4.3 Penyemaian Laut : cegah uap air / kurangi hujan “Controlling the weather “ Weather, LIFE Science Library , P.D. Thompson et al , 1965 Teknik ini melapisi permukaan laut dengan zat kimiawi atau bio kimiawi dengan tujuan menahan penguapan air laut ke udara Zat yang dapat digunakan antara lain : ● hexadecanol ● bio-degradeble material Lapisan material ini akan menahan penguapan air laut , sehingga akan mengurangi curah hujan didaerah tersebut dan sekaligus mencegah badai lautan Teknik Penyemaian langit tanpa awan bertemperatur dingin dilakukan untuk membentuk awan buatan. Awan buatan yang terbentuk dapat menahan cuaca beku didaerah dibawahnya , dengan memperangkap radiasi panas dari bawah untuk tidak memantul ke angkasa Penyemprotan dilakukan dengan bahan serbuk garam perak dari pesawat udara.
  • 34. 4.4.4 Pengendalian Badai Pengendalian badai raksasa [ Hurricane , Taifun atau Cyclone ] saat ini masih dalam fasa rancang bangun melalui simulasi matematik komputasional dengan model Dinamik Chaos. Meskipun demikian hasil-hasil simulasi yang dilakukan oleh R.N. Hoffmann dari NCAR menunjukan sesuatu yang menjanjikan untuk menerapkan teknik pengendalian ini dalam praktek yang sebenarnya Model Dinamika Chaos dari suatu Hurricane yang disimulasikan , menunjukkan bahwa pertumbuhannya sangat sensitif terhadap perubahan kecil dari harga parameter – parameternya , diantaranya ● tekanan dalam lorong mata badai ● kecepatan pergerakkan badai ● temperatur air didasar badai Parameter – parameter fisik diatas kemudian dijadikan parameter untuk pengendalian Badai raksasa ini. Mata badai Pusaran badai Dasar badai “Controlling Hurricanes “ R.N. Hoffman , Scientific American Vol 291 , no4 , October 2004
  • 35. Proses pengendalian badai dijelaskan berikut 4.4.4 Pengendalian Badai ( lanjutan ) Badai raksasa Lapisan Bio- degradable Penguapan berkurang Penguapan air laut Arah gerak badai Pesawat hijau menyemai lorong mata badai dengan serbuk kimiawi tertentu Pesawat merah menebar material biodegradable untuk mengurangi daya penguapan air laut pada arah yang dilewati badai Satelit tenaga surya memancarkan gelombang mikro untuk menggetarkan dan memanaskan muka laut sehingga badai akan bergerak kearah daerah panas tersebut Melalui proses ini mata badai akan semakin melemah pusarannya & melebar keluar , dan ini tidak mendapatkan tambahan energi uap air dari bawah , sehingga ia akan cepat pudar dan mengarah ketempat yang telah ditentukan.
  • 36. 4.5 Geo Engineering dan dampak – dampak nya Pada tiga pasal yang lalu telah diberikan beberapa kemajuan teknologi peradaban manusia dalam Geo Engineering yang semakinlama semakin canggih Pada abad dua puluh satu ini kita akan menyaksikan jangkauan teknologi dalam skala yang semakin global dan dengan kemampuan pengendalian hampir seluruh gejala alam di muka Bumi ini , untuk tujuan kemanusiaan dan kesejahteraan hidup Namun disamping kemajuan – kemajuan yang dicapai , Geo Engineering juga membawa dampak – dampak negatifnya sendiri yang kalau tidak cepat diantisipasi akan menimbulkan kerugian – kerugian yang cukup besar dan juga berskala global. Diantaranya adalah : ● Pandangan konservativ para petani yang masih mengandalkan cuaca alami , karena penyemaian disuatu kawasan akan mencuri kebasahan dari kawasan lain sehingga akan menyebabkan kekeringan ● Menaikkan suhu rata-rata daerah kutub akan mengganggu keseimbangan termal diseluruh muka Bumi sehingga akan mengacaukan arah dan kecepatan arus angin dan ini akan berdampak pada kacaunya iklim ● Menaikkan albedo awan juga akan menyebabkan terjadinya ketak seimbangan temperatur di muka laut
  • 37. V. Terraforming Seperti telah dijelaskan pada Pasal 2.2 , bahwa Terraforming merupakan kegiatan Planetary Engineering untuk membuat Biosfer buatan pada suatu Planet atau Bulan , dengan tujuan agar Planet atau Bulan tersebut mempunyai karakteristik yang mampu mendukung kehidupan seperti di Bumi. Secara teknologi Terraforming merupakan pengembangan lanjut dari Geo Engineering . Bedanya adalah pada Geo Engineering , planet yang direkayasa adalah Bumi yang telah mempunyai kondisi Habitable. 5.1 Definisi Pada Terraforming kondisi planet / bulan yang akan digarap bukan dari kelas Habitable ataupun Bio Compatible , namun dari kelas Easily Terraformable atau bahkan planet dengan kondisi sembarang tanpa atmosfer sekalipun Dalam Ceramah pengantar ini akan diberikan studi kasus Terraforming Planet Mars dan Venus Carl Sagan ,“Pale Blue Dot , A Vision of the Human Future in Space “, Random House , New York 1994
  • 38. Matahari Venus Mars Bumi Batas Dalam 1.1S Batas Luar 0.25S 0.95 AU 2 AU Habitable Zone Ekosfer VENUS : Radius ( km ) : 6052 Rotasi ( day ) : 243.02 Revolusi ( day ) : 224.695 Kemiringan Sumbu Rotasi : 177.4 o Gravitasi ( m / s2 ) : 8.87 Tekanan Atmosfer ( bar ) : 92 Temperatur Muka ( o K ) : 750 Komposisi Udara : CO2 ( .96) , N2 (.035) , H2O ( .009 ) Medan Magnetik : < 0.00002 gauss Tektonik : aktif Bulan : nil Venus Bumi: Radius ( km ) : 6378 Rotasi ( hr ) : 23.9345 Revolusi ( day ) : 365.242 Kemiringan Sumbu Rotasi : 23.45 o Gravitasi ( m / s2 ) : 9.78 Tekanan Atmosfer ( bar ) : 1 Temperatur Muka ( o K ) : 298 Kerapatan Udara : Komposisi Udara : O2 ( .21 ) CO2 ( .00035) , N2 (.77) , H2O ( .01 ) Medan Magnetik : 0.31 gauss Tektonik : aktif Bulan : Luna , rasio massa : 0. 123. 10-1 Bumi MARS : Radius ( km ) : 3396 Rotasi ( hr ) : 24.6230 Revolusi ( day ) : 686.93 Kemiringan Sumbu Rotasi : 25.19 o Gravitasi ( m / s2 ) : 3.69 Tekanan Atmosfer ( bar ) : 0.00648 Temperatur Muka ( o K ) : 220 Kerapatan Udara : Komposisi Udara : CO2 ( .95) , N2 (.027) , H2O ( .00006 ) Medan magnetik : < 0.0003 gauss Tektonik : nil Bulan : Deimos 0.28. 10-8 , phobos , 0.168 . 10-8 Mars 5.2 Karakteristik Bumi , Venus dan Mars Terlihat bahwa meskipun ketiga planet tersebut berada dalam daerah dengan radius hanya 2 AU dari Matahari , namun ketiganya mempunyai karakteristik sangat berbeda. Marilah kita lihat sifat-sifat dasar ketiga Planet diatas, .
  • 39. 5.3 Rasio Karakteristik terhadap Habitable Planet Bumi Dari karakteristik yang dikemukakan diatas jelas terlihat bahwa , planet Mars maupun Venus keduanya bukanlah Planet dari kelas Easily Terraformable Planet Venus / Bumi : Diameter : 0.9489 Rotasi : - 243.02 ( Matahari terbit dari barat ) Gravitasi permukaan : 0.9069 Tekanan Atmosfer : 92 Temperatur Permukaan :19.08 Komposisi dominan Atmosfer : CO2 / O2 Aktifitas Tektonik : aktif Medan magnetik : 0.0000645 Bulan : 0 Mars / Bumi : Diameter : 0.5324 Rotasi : 1.0287 Gravitasi permukaan : 0.3773 Tekanan Atmosfer : 0.00648 Temperatur Permukaan : - 2.52 Komposisi dominan Atmosfer : CO2 / O2 Aktifitas Tektonik : tidak ada Medan magnetik : 0.00096 Bulan : 2 , Deimos & Phobos Venera 4 ( Soviet ) Magellan ( USA ) Viking ( USA ) Phobos 2 ( Soviet ) Bruce M. Jakosky , “ Atmospheres of the Terrestrial Planets “ , The New Solar System , forth edition
  • 40. 5.4 Terraforming Planet Mars Berikut akan dijelaskan secara singkat beberapa pemikiran para ilmuwan dalam merancang proses terrafoming untuk planet Mars 5.4.1 Tantangan yang dihadapi Dari pasal sebelumnya dengan memperbandingkan karakteristik Planet Mars terhadap Bumi , maka tantangan yang dihadapi oleh para Terraformer adalah : Atmosfer Mars sangat tipis dengan tekanan sangat rendah .0065 atm , dan sebagian besar hanya terdiri dari gas CO2. dengan temperatur sangat dingin , - 50o C Tidak terdapat aktifitas tektonik , sehingga tidak ada Carbonate – Silicate Cycle untuk menyeimbangkan panas di atmosfer Tidak terdapat Medan Magnetik yang , melindungi lapisan atmosfer atas dari erosi angin radiasi matahari Semua jenis gas yang ada kecuali CO2 tersimpan beku dalam lapisan kutub – kutub Mars Gravitasi Mars yang hanya sepertiga Bumi belum tentu mampu menahan atmosfer dengan tekanan 1 bar
  • 41. Tidak terdapat Bulan dengan ukuran cukup besar , yang menstabilkan gerak wobble Mars sehingga terjadi keseimbangan iklim 5.4.1 Tantangan yang dihadapi ( lanjutan ) Phobos Deimos massa Phobos / massa Mars = 0.168. 10-8 diameter Phobos / diameter Mars = 0.0033 massa Deimos / massa Mars = 0.28.10-8 diameter Deimos / diameter Mars = 0.0019 Phobos 9377 km 23463 km J.K. Beatty et al , “ Planet, Satellite, and Smaii-body Characteristics “ , The New Solar System , forth edition Deimos
  • 42. 5.4.2 Menghangatkan Atmosfer Mars Langkah awal dalam terraforming planet Mars adalah membuat tekanan atmosfer diplanet tersebut naik dari hanya 0.006 bar menjadi 1 bar. Hal ini bisa dilaksanakan dengan menguapkan gas CO2 yang diyakini tersimpan dalam jumlah besar dalam bentuk beku di kutub selatan planet tersebut. Penguapan bisa dilaksanakan dengan memanaskan atmosfer Mars sampai ke titik uap Gas CO2 . Terdapat tiga teknologi : [1] Membuat “ Efek Rumah Kaca “ diatmosfer Mars , dengan mendirikan pabrik – pabrik CFC ( Halokarbon ) R.M.Zubrin & CP McKay , “ Terraforming Mars “ , Islands in the Sky , Bold New Ideas for Colonizing Space Pabrik pembuat CFC secara otomatik dibuat di Bumi atau dirakit di Phobos , kemudian dilumcurkan dan didaratkan secara otomatik dipermukaan Mars Pabrik pembuat CFC ini , dibuat dalam puluhan ribu banyaknya , kemudian memproduksi CFC melalui proses sintesa dengan gas yang ada di Mars dan menyemprotkannya ke atmosfer Mars Pabrik CFC otomatik didaratkan di permukaan Mars , langsung menyemprotkan CFC ke atmosfer
  • 43. 5.4.2 Menghangatkan Atmosfer Mars ( lanjutan ) Untuk operasi pembuatan pabrik CFC dalam jumlah banyak , Phobos dapat dipakai sebagai pangkalan pembuatan dengan bahan baku yang tersedian di Phobos Phobos yang kaya akan mineral dapat dipakai sebagai pangkalan pembuatan pabrik CFC Jarak Mars dengan Phobos yang cukup dekat dan dengan gravitasi permukaan yang hanya 30 % gravitasi Bumi memudahkan pengiriman peralatan kepermukaan Mars Pemanasan (K) Tekanan CFC (micr-bar) Produksi CFC (ton/jm) Daya Butuh (MWe) 5 10 20 30 40 0.012 0.04 0.11 0.22 0.80 263 878 2414 4829 17569 1315 4490 12070 24145 87845 Pabrik CFC otomatik mendarat dan menyeprotkan CFC keatmosfer
  • 44. 5.4.2 Menghangatkan Atmosfer Mars ( lanjutan ) Cermin Pemantul orbital , radius 125 km R.M.Zubrin & CP McKay , “ Terraforming Mars “ , Islands in the Sky , Bold New Ideas for Colonizing Space Δ T = 5o KMars [2] Membuat Cermin Pemantul Sinar Matahari di Orbit Mars untuk memanaskan permukaan tertentu di Mars , misal Ice cap Kutub Selatan Kaca pemantul orbital ini dibuat dari bahan kisi-kisi aluminium atau bahan milar tipis. Persiapan serta perakitannya bisa dilaksanakan di Phobos Atau Deimos. Kaca pemantul orbital ini ditempatkan pada lintas keseimbanagn gravitasi Mars dan tekanan radiasi Matahari yang mepunyai jarak 214 000 km dari pusat Mars. 124000 km
  • 45. 5.4.2 Menghangatkan Atmosfer Mars ( lanjutan ) 0 5 10 15 20 Penambahan temperatur dikutub (K) 200 400 600 800 1000 RadiusKaca(km),Massa(kT) Kutub Selatan Kutub Utara Planet Mars massa radius Konsentrasi bekuan CO2 terdapat di Kutub Utara dan Selatan Mars , namun yang paling luas adalah dikutub Selatan Polar cap: bekuan air Untuk pemanasan sampai 20 K dibutuhkan kaca pemantul dengan diameter 200 km dan massa 800 kT Cap kutub selatan Mars dengan bentang 400 km diyakini terdiri dari terutama bekuan CO2. Cap kutub utara Mars dengan bentang 600 km diyakini terdiri dari terutama bekuan air hingga mencapai bentang 600 km
  • 46. 5.4.2 Menghangatkan Atmosfer Mars ( lanjutan ) R.M.Zubrin & CP McKay , “ Terraforming Mars “ , Islands in the Sky , Bold New Ideas for Colonizing Space Mars [3] Mendatangkan Gas alam untuk ERK yang lebih kuat dari CO2 melalui Asteroida yang ditabrakan ke permukaan Mars Jupiter Neptunus Asteroid amonia + Metan , 10Bton , dia 1.2 km Energi released 10 TW-years ΔT = 3K , menangkal Ultrviolet Mendatangkan asteroida ke Mars untuk menambah konten zat amonia dan metan di atmosfernya , diambilkan dari gugusan asteroid yang terletak diluar orbit Neptunus. Dengan dorongan mesin roket awal , asteroid dengan diameter 1.2 km dapat dilempar ke orbit swing- by dengan Neptunus dan saturnus untuk ditibakan ke mars Asteroid tiba di Mars dan ditabrakan ke atmosfer
  • 47. Mars Saturnus Neptunus Asteroid di outer belt dipilih dan diamati kontentnya Asteroid tiba di Mars dan ditabrakan ke atmosfer Asteroid Mendatangkan asteroida ke Mars untuk menambah konten zat amonia dan metan di atmosfernya dilakukan dengan multiple swing by pada planet Neptunus dan Saturnus sebagai berikut : Asteroid didorong oleh mesin roket kearah swing dengan Neptunus Coasting flight 20 th R.M.Zubrin & CP McKay , “ Terraforming Mars “ , Islands in the Sky , Bold New Ideas for Colonizing Space Gugusan Asteroid luar 5.4.2 Menghangatkan Atmosfer Mars ( lanjutan ) Matahari Swing-by Neptunusi Swing-by Saturnus
  • 48. 0 10 20 30 40 Penambahan temperatur global (K) 5.4.2 Menghangatkan Atmosfer Mars ( lanjutan ) 10 100 1000 Jumlahmissi,tekananNH3 1 Jumlah missi Tekanan NH3 Proses pengeboman dengan asteroida ini dilaksanakan ratusan bahkan ribuan kali untuk menaikkan temperatur permukaan Mars sebesar 40 K dan menaikkan tekanan NH3 sebesar 1 bar. Diagram disamping menunjukkan untuk menaikkan tekanan NH3 sebesar 0.1 bar dibutuhkan missi pengeboman asteroid sebanyak 50 kali dan ini akan meningkatkan temperatur permukaan sebesar 15 K Asteroid memasuki atmosfer Mars untuk menabrak permukaannya Diagram pemanasan Mars dengan NH3 impor Ini berarti jika tiap tahun dilakukan satu misi tabrakan asteroid , maka dalam waktu setengah abad , temperatur permukaan Mars akan cukup untuk mencairkan es yang tersimpan dalam bekuan di danau- danau kering R.M.Zubrin & CP McKay , “ Terraforming Mars “ , Islands in the Sky , Bold New Ideas for Colonizing Space
  • 49. 5.4.3 Stabilisasi Rumah Kaca Setelah atmosfer terbentuk dengan tekanan yang cukup ,sekitar 1 bar , maka efek rumah kaca ( ERK )yang terjadi didalamnya harus dijaga keseimbangannya . Keseimbangan ERK ini bisa terganggu akibat kemiringan sumbu rotasi Mars yang terkadang bisa mencapai 25 - 35o karena tidak adanya Bulan dengan massa cukup besar untuk menstabilkan gerak gasing Mars. 25o 35o Pada saat kemiringan mencapai maximum , belahan selatan bisa mengalami deep freeze termasuk atmosfernya Untuk menjaga agar sudut kemiringan sumbu rotasi tetap 25o , sehingga variasi iklim yang terjadi akibat kemiringan ini tak terlampau besar, diperlukan sebuah bulan dengan massa cukup besar yang mengorbit Planet Mars Bulan yang ada Deimos dan Phobos terlampau kecil , baik massa maupun ukurannya , untuk dapat memberikan efek kestabilan gravitasi terhadap Mars
  • 50. 5.4.3 Stabilisasi Rumah Kaca ( lanjutan ) Ada tiga metoda yang dapat dirancang untuk menstabilkan iklim di Mars akibat kemiringan sumbu rotasinya Cermin pemantul dipakai untuk menaikkan temperatur belahan yang mengalami musin dingin Dengan cara mekanik ini diharapkan kestabilan rumah kaca dapat dijaga dengan menguniformkan temperatur disetiap belahan kutub 35o [1] Dengan memasang cermin pemantul dan penghambat datangnya cahaya Matahari di Orbit Mars Cermin penahan dipakai untuk mengurangi temperatur belahan yang mengalami musin panas dengan cara menyaring sinar datang dari Matahari Cermin pemantul Cermin penahan Musim panas Musim dingin Temperatur naik Temperatur turun J.E. Oberg , “ New Earths , Restructuraing Earth and Other Planets
  • 51. [ 2 ] Dengan membuat Cincin yang mempunyai inklinasi tertentu dibuat dari asteroid – asteroid yang dileburkan disekitar orbit Mars 5.4.3 Stabilisasi Rumah Kaca ( lanjutan ) Ribuan asteroid didatangkan dengan cara yang sama dan diparkir diorbit Mars dengan inklinasi tertentu Dengan menggunakan bom hidrogen yang ditembakkan dari pangkalan di Mars atau Phobos , asteroid tersebut dileburkan Dengan demikian akan terjadi butiran- butiran halus yang berupa cincin dengan lebar tertentu Cincin ini akan menyaring sinar yang masuk dibelahan utara saat musim panas sehingga tidak menyebabkan kutub overheated dan memantulkan panas dibelahan selatan saat musim dingin sehingga atmosfer tidak membeku J.E. Oberg , “ New Earths , Restructuraing Earth and Other Planets
  • 52. [ 3 ] Dengan membuat Bulan buatan yang diameter dan massanya cukup besar untuk menjaga kemiringan sumbu putar Mars 5.4.3 Stabilisasi Rumah Kaca ( lanjutan ) Bulan buatan dibentuk dengan mengikuti proses terbentuknya Planet secara alami Ribuan asteroid dengan ukuran besar- besar didatangkan ke orbit Mars dan saling ditumbukkan Akibat tumbukan ini energi gravitasi antar asteroid itu akan menyebabkan mereka saling mengorbit dan akhirnya melekat menjadi protoplanet Protoplanet ini akan mengalami pemampatan akibat gravitasinya sendiri dan kolaps membentuk bola , maka lahirlah planet yang selanjutnya menjadi Bulan mars, yang dibuat berevolusi dengan arah retrograde untuk melawan torsi gravitasi dari Matahari terhadap Mars
  • 53. 5.4.4 Mengaktifkan Hidrosfer Mengaktifkan hidrosfer dapat dilakukan dengan cara yang sama saat menghangatkan atmosfer yaitu dengan menabrakkan asteroid atau dengan cermin pemantul di orbit. J.E. Oberg , “ New Earths , Restructuraing Earth and Other Planets , Ch 6 -7 Langkah berikutnya setelah menghangatkan atmosfer dan menaikkan temperatur Mars adalah mengaktifkan hidrosfer. Dengan kata lain membuat lautan dan sungai-sungai sebagai penopang kehidupan. Cermin pemantul surya di orbit Karena bagian utara Mars secara rata-rata lebih rendah dari bagian selatannya , maka lautan yang akan tercipta akan membelah planet tersebut , menjadi dua bagian, belahan utara terdiri seluruhnya laut dan belahan selatan seluruhnya daratan Mars setelah lautan diciptakan
  • 54. 5.4.5 Membangkitkan Oksigen di Atmosfer Mars Cara yang paling mudah adalah melalui proses Biotechnology yang mengikut sertakan tumbuh-tumbuhan seperti : ganggang ( algae ) , lichen , methanogen dan organisme – organisme mikro lainnya . Atmosfer Mars yang dihasilkan , walaupun tekanan dan temperaturnya telah serupa dengan yang ada di Bumi , namun kontennya sama sekali belum Atmosfer Mars tersebut masih terdiri dari sebagian besar CO2 , dan gas-gas volatil untuk ERK seperti NH3 , Amonia dan sebagainya. Dengan demikian, komposisi atmosfer Mars harus diubah sehingga bisa mendukung kehidupan Bumi yang akan menghuninya. Kemajuan dalam teknologi Genetik Engineering saat ini memungkinkan untuk melakukan kegiatan perekayasaan gene / species baru , yang mampu beradaptasi dalam lingkungan atmosfer Mars yang baru terbentuk ini. Melalui organisme - fotosintetik ini, sangat mungkin diciptakan oxigen dan ozone diatmosfer Mars. Namunproses ini akan memakan waktu jutaan tahun agar oxigen yang dihasilkan dapat mendukung kehidupan manusia
  • 55. 5.4.5 Membangkitkan Oksigen di Atmosfer Mars ( lanjutan ) Proses pembangkitan Oxigen ini bisa dipercepat dengan dua cara yaitu : [1] Menggunakan Genetik Engineering untuk mensintesakan organisme fotosintetik baru pembuat oxigen , yang mampu beradaptasi dengan lingkungan atmosfer Mars [2] Modifikasi iklim Mars dengan teknik Planetary Engineering yang dikemukakan di Pasal 5.4.2 - 4 [ 1 ] Pendekatan Genetik Engineering Organism Butuh O2 Ultra- violet Ke keringan Laju tumbuh Habitat Ganggang hijau ya Tak tahan Tak tahan Cepat (jm) Tanah / salju Lichen ya tahan tahan Sangat lamban (th) bebatuan Ganggang hijau - biru tidak Tak tahan tahan Cepat (jm) Tanah / air “Marsophil” tidak tahan tahan Sangat Cepat (mn) Tanah / air NASA telah mempelajari beberapa organisme kelas ganggang untuk diuji dan dimodifikasi genetiknya agar tahan cuaca mars yang telah dimodifikasi Pemukim Mars dari Bumi mulai penanaman GM Ganggang di permukaan “Marsophil” adalah ganggang ideal yang telah dimodifikasi genetik agar tahan kondisi di Mars J.E. Oberg , “ New Earths” , Restructuraing Earth and Other Planets , Ch 7 - 8
  • 56. Sangat diharapkan adanya kemungkinan penciptaan spesies baru organisme fotosintetik , yang jauh lebih mampu beradaptasi untuk tumbuh dalam kondisi atmosfer Mars yang baru dikembangkan kearah biosfer , dengan laju pertumbuhan yang sangat cepat. 5.4.5 Membangkitkan Oksigen di Atmosfer Mars ( lanjutan ) Dengan memeriksa seluruh kemungkinan tumbuhan Bumi yang mungkin bisa hidup di permukaan Mars , dan asumsi bisa diciptakannya bibit – bibit “Marsophile” , para ilmuwan masih dihadapkan pada proses pertumbuhan yang relatif lamban. Dengan keadaan temperatur dan tekanan yang sudah dimodifikasi , kegiatan fotosintetik dalam memproduksi oxigen hanya mampu dilaksanakan selama 3 sampai 5 jam setiap harinya. Dengan kondisi ini maka penanaman ganggang biru hijau seluas 25 % permukaan Mars , akan menghasilkan oxigen dengan tekanan 5 mbar dalam waktu 7000 tahun Padahal untuk menjadikan oxigen bisa dipakai manusia bernafas diperlukan tekanan sebesar 100 mbar , sehingga diperlukan proses selama 140 000 tahun ! [ 1 ] Pendekatan Genetik Engineering O2 CO2
  • 57. 5.4.5 Membangkitkan Oksigen di Atmosfer Mars ( lanjutan ) [ 2 ] Pendekatan Planetary Engineering Agar ganggang hijau biru dan / atau Marsophil bisa tumbuh dengan sangat cepat maka diperlukan kondisi atmosfer yang lebih besar tekanannya dan variasi temperatur permukaan siang dan malam dikurangi perbedaannya. Hal ini bisa dicapai dengan secara terus menerus mencairkan polar cap dan mengendalikan beda temperatur siang dan malam secara aktif , melalui penggunaan Cermin pemantul orbital seperti ditunjukkan pada paragraf 5.4.2 sampai 5.4.4 Cermin modulasi sinar datang matahari Cermin pencair es kutub Dengan infrastruktur Cermin orbital ini , dan dengan disintesakannya “ marsophile – marsopile baru maka kemandirian kita dalam kedirgantaraan akan semakin maju
  • 58. 5.4.6 Memelihara Biosfer Mars yang terbentuk Setelah Biosfer terbentuk di planet Mars , maka masalah yang masih timbul adalah soal perawatan serta usia kerja dari biosfer tersebut Tidak adanya Medan magnetik dan rendahnya gravitasi akan menyebabkan atmosfer yang sudah kondusif untuk kehidupan ini , hanya mampu bertahan puluhan ribu tahun saja. Rendahnya gravitasi serta ukuran muka planet yang kecil akan menyebabkan ketebalan troposfer lebih besar dari yang ada di Bumi , hal ini akan menyebabkan kegiatan penyemaian awan lebih sering dilakukan. Teknologi Geo Engineering dalam menghisap kadar CO2 dapat dikembangkan untuk membuat sistem Carbonate – Silicate Cycle buatan untuk menjaga keseimbangan termal Biosfer Mars Teknologi Geo Engineering lainnya dapat diterapkan untuk memperbaiki kualitas Biosfer yang dihasilkan Mars setelah terbentuknya Biosfer , menjadi Habitable Planet Penyemaian awan di Mars
  • 59. 5.4.8 Memelihara Biosfer Mars yang terbentuk Setelah terbentuknya Biosfer , mungkin dalam waktu 500 sampai 1000 tahun , Phobos akan dipakai sebagai pangkalan aktifitas pemeliharaan Biosfer dari orbit Mars agar dapat bertahan dalam jangka lama Para pemukim dari Bumi segera akan berdatangan ke Mars dan melaksanakan pembangunan infrastruktur untuk mendukung kehidupan mereka di Mars
  • 60. VI. Harapan Kepada TPSA - BPPT ● Melaksanakan kompetensinya dalam pemanfaat Sumber Daya Kebumian melalui Explorasi & Inventarisasi Sumber Daya Kebumian menuju kepada kekemampuan Modifikasi Sumber Daya Kebumian untuk mencapai sistem Kebumian yang lebih baik bagi Bangsa & Negara ● Meningkatkan penguasaan Ilmu Pengetahuan & Kerekayasaan Geo Engineering khususnya dan ikut dalam pengembangan Planetary Engineering pada umumnya , dalam rangka ikut memperbaiki kualitas lingkungan hidup umat manusia di Planet ini Selamat ber - Rakor