SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 61
PERENCANAAN
PROGRAM
PENYULUHAN
Tutik Dalmiyatun, S.Pt., M.Sc
PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN
PERTANIAN
1.Pengenalan Metode PRA
2.Penyusunan Programa
3.Sistem LAKU
Tujuan Instruksional Khusus :
1)Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan
metode PRA
2)Mahasiswa dapat membuat program penyuluhan
3)Mahasiswa dapat memahami penerapan sistem
LAKU
Partisipasi Petani?
• Sikap kerjasama petani dalam pelaksanaan
program penyuluhan dengan cara menghadiri
rapat-rapat, mendemonstrasikan metode baru
untuk usahatani mereka dsb.
• Pengorganisasian kegiatan-kegiatan penyuluhan
oleh kelompok petani
• Menyediakan informasi yg diperlukan untuk
merencanakan program penyuluhan yg efektif
• Petani/organisasinya membayar
seluruh/sebagian biaya yang dibutuhkan jasa
penyuluhan
Mengapa petani harus berpartisipasi ?
• Memiliki informasi yg sangat penting untuk
merencanakan program yg berhasil  termasuk
tujuan,situasi, pengetahuan serta pengalaman mereka
• Petani lebih termotivasi utk bekerjasama dalam
program penyuluhan jika ikut bertanggungjawab di
dalamnya
• Sebagai masyarakat yg demokratis secara umum
menerima bahwa rakyat yg terlibat berhak
berpartisipasi dalam keputusan mengenai tujuan yg
akan dicapai
• Banyak permasalahan pembangunan pertanian, tidak
mungkin lagi dipecahkan dengan pengambilan
keputusan perorangan. Partsispasi kelompok sasaran
dalam keputusan kolektif sangat dibutuhkan.
Apa itu PRA (Participatory Rural Appraisal ) ?
• PRAsecara harfiah artinya penilaian/pengkajian/
penelitian (keadaan) desa secara partisipatif
• Dengan demikian PRACara yg digunakan dalam
melakukan kajian untuk memahami keadaan atau
kondisi desa dengan melibatkan partisipasi
masyarakat.
• Metode dan teknik PRA di daerah desa tetapi juga di
daerah kotaKajian masyarakat
• Kegiatan PRA bukanlah pelibatan masy dlm sebuah
paket penerapan PRA  melaikan sebuah proses
berkesinambungan selama kegiatan bersama antara
penyelenggara progrm dan masyarakat
Lanjutan PRA.......
• Oki PRA dlm penafsiran selanjutnya  pendekatan
dan teknik-teknik pelibatan masyarakat dalam proses-
proses pemikiran yg berlangsung selama kegiatan
perencanaan, pelaksanaan serta pemantaun dan
evaluasi program pembangunan masy. (secara luas)
• PRA merupakan metode pendekatan belajar mengenai
kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan , oleh
masyarakat pedesaan sendiri, meliputi kegiatan
menganalisis, merencanakan dan bertindak. 
• Dengan demikian PRA diartikan sebagaisekumpulan
pendekatan dan metode yang mendorong masy
pedesaan utk turut serta meningkatkan dan
menganalisis pengetahuan mereka mengenai hidup
dan kondisi mereka sendiri, agar mereka dpt membuat
rencana dan tindakan.
Mengapa PRA ?
1. Adanya kritik terhadap pendekatan TOP DOWN
2. Munculnya pemikiran pendekatan partisipatory
Prinsip-Prinsip PRA
1. Prinsip mengutamakan yg terabaikan (keberpihakan)
 Prinsip ini memiliki makna keberpihakan terhadap masyarakat
yang terabaikan, termarjinalisasikan, mungkin tertindas atau
terlindas oleh struktur
2. Prinsip pemberdayaan (penguatan) masyarakat,
 PRA bertujuan- meningkatkan kemampuan masyarakat, dalam
menganalisa keadaannya dan meningkatkan taraf hidupnya
secara mandiri dengan menggunakan sumber daya setempat
serta menurun ketergantungan kepada pihak luar.
3. Prinsip masyarakat sebagai pelaku, org luar sebagai fasilitator
 Menempatkan masyarakat sebagai pusat dari kegiatan
pembangunan, (org luar mendorong sebagi proses perubahan)
4. Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan
 PRA adalah suatu proses belajar berdasarkan pengalaman.
Lanjutan Prinsip PRA...
5. Santai dan Informal
 Kegiatan PRA diselenggarakan dalam suasana yang
bersifat luwes, terbuka, tidak memaksa dan informal.
6. Trianggulasi
 Salah satu kegiatan PRA adalah usaha mengumpulkan dan
menganalisis data atau informasi secara sistematis bersama
masyarakat
7. Optimalisasi Hasil
 Prinsip mengoptimalkan atau memperoleh hasil informasi
yang tepat guna menurut metode PRA adalah :
- Lebih baik kita "tidak tahu apa yang tidak perlu kita
ketahui" (ketahui secukupnya saja)
- Lebih baik kita "tidak tahu apakah informasi itu bisa disebut
benar seratus persen, tetap diperkirakan bahwa informasi itu
cenderung mendekati kebenaran" (daripada kita tahu sama
sekali)
Lanjutan...prinsip-prinsip PRA
8. Orientasi Praktis
 Artinya bahwa program program yang dikembangkan dengan
metode PRA ini lebih berorientasi pada pemecahan masalah
secara praktis
9. Prinsip keberlanjutan dan selang waktu
 Metode PRA bukanlah kegiatan paket yang selesai setelah
kegiatan penggalian informasi dianggap cukup dan orang luar
yang memfasilitasi kegiatan keluar dari desa
10. Belajar dari Kesalahan
 Dalam PRA kesalahan itu wajar dan sangat manusiawi, oleh
sebab itu perencanaan program jangan terlalu sulit sehingga
masyarakat tidak mampu memenuhinya
11. Terbuka
 Prinsip terbuka menganggap PRA sebagai metode dan
perangkat teknik yang belum selesai, sempurna dan pasti
benar
Tiga Pilar/Unsur Utama PRA
Duduk bersama, Mendengar, Berbaur
Mereka mampu melakukan, Belajar dari
kesalahan, Memfasilitasi
Melakukan trianggulasi “SUMBER”
Bersikap ‘rendah hati’,Fleksibel
Mengujicoba, Berimprovisasi
SIKAP PRILAKU ORANG LUAR
BERBAGITEKNIK-TEKNIK/METODE
Pengetahuan
Pengalaman
Proses belajar
Pemetaan, Transek,
Diagram Venn, Alur
sejarah, Alur pemasaran
Analisis kehidupan,
Ranking, dan lain-lain
Daur Program PRA
Daur program adalah tahapan-tahapan dalam
pengembangan program mulai dari:
1.Identifikasi masalah dan kebutuhan,
2.Pencarian alternatif kegiatan,
3.Pemilihan alternatif kegiatan,
4.Pengorganisasian dan pelaksanaan kegiatan
serta
5.Pemantauan dan evaluasi program
DAUR
PROGRAM
PERENCANAAN
KEGIATAN
Kajian Potensi dan Alternatif
Kegiatan
PELAKSANAAN KEGIATAN
PRA Sebagai sikap dan perilaku
petugas lapangan
PEMANTAUAN KEGIATAN
Teknik PRA untuk melihat
perkembangan program
EVALUASI KEGIATAN
Teknik PRA untuk mengkaji
hasil akhir program
PENJAJAGAN KEBUTUHAN
Kajian masalah dan
kebutuhan
Teknik-Teknik PRA
• Teknik penelusuran alur sejarah
• Teknik pembuatan bagan kecendrungan dan
perubahan
• Penyusunan kalender musiman
• Teknik pembuatan peta desa
• Teknik transek (penelusuran lokasi)
• Pembuatan sketsa kebun
• Diagram Venn (bagan hubungan kelembagaan)
• Kajian mata pencaharian
• Wawancara semi terstruktur
• Dan lain-lain
Adanya kritik terhadap pendekatan TOP DOWN
• Program pembangunan selama ini bersifat diturunkan
dari pemimpin lembaga kepada pelaksana dan masyr,
walaupun program ini didasarkan pd proses penjajagan
kebutuhan (need assessment) masyarakat. Akibatnya :
1. Byk hasil pemb tdk menyentuh kebutuhan yang
sesungguhnya dirasakan masyarakat
2. Keterlibatan masyarakat hanyalah sebagai pelaksana,
masy bukan sebagai pemilik, sehingga dukungan thd
program bersifat pura-pura
3. Keterlibatan masy kurang mendidik dan kurang
menjamin keberlanjutan program, karena prakarsa dan
keterampilan dimiliki org luar
Munculnya pemikiran pendekatan
partisipatory
• Perlu membandingkan pendekatan program yg
bersifat top down & pendekatan program yg bersifat
partisipatif (Bottom-up)
• Sebagai variabel pembanding antara lain : unsur
manajemen, pendekatan model, tujuan, strategi,
sumber informasi, peran penyuluh, kedudukan pelaku
utama, pendanaan, program penyuluhan , materi
penyuluhan, metode pembelajaran
• Menemukan cara untuk mewujudkan pendekatan yg
partisipatif secara praktis dilapangan
rehat
Pengertian Programa ?
• Programa PP disusun untuk memberikan arah,
pedoman dan alat pengendali pencapain
tujuan penyelenggaraan PP
• Penyusunan Programa prinsip keterpaduan
dan kesinergian program PP pada setiap
tingkatan
• Programasuatu pernyataan tertulis tentang
keadaan, masalah, tujuan dan cara
pencapaian tujuan yang disusun dalam bentuk
dan sistematika yg teratur
Alur Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian
TAHAPAN PENYUSUNAN PROGRAMA
 Penyusunan programa desa dimulai dengan penggalian data dan
informasi mengenai potensi desa, monografi desa, jenis
komoditas unggulan desa dan tingkat produktivitasnya,
keberadaan poktan/gapoktan, keberadaan kelembagaan
agribisnis desa, masalah-masalah yang dihadapi oleh pelaku
utama dan pelaku usaha. Penggalian data ini dilakukan oleh
penyuluh bersama-sama dengan tokoh dan anggota masyarakat
guna menjaring kebutuhan nyata, harapan dan aspirasi pelaku
utama dan pelaku usaha, antara lain dengan metode
Participatory Rural Appraisal (PRA)
 Pertemuan-pertemuan dalam rangka penyusunan programa
penyuluh di desa/ kelurahan dimotori oleh penyuluh (PNS,
swasta, dan swadaya) yang bertugas di desa/kelurahan dan
dihadiri oleh kepala desa/kelurahan, tokoh masyarakat, serta
pengurus kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha
1. PROGRAMA PENYULUHAN DESA
.
 Pertemuan-pertemuan pada akhirnya menghasilkan programa
desa yang merupakan sintesa antara kegiatan poktan/gapoktan
di tingkat desa dengan kegiatan dinas/cabang dinas lingkup
pertanian yang dialokasikan di desa/kelurahan
 Programa penyuluhan desa/kelurahan tidak disahkan, namun
diketahui oleh kepala desa/kelurahan agar dapat disinergikan
dengan program pembangunan di wilayahnya
 Naskah programa penyuluhan kemudian dijabarkan oleh
masing-masing penyuluh ke dalam Rencana Kerja Tahunan
Penyuluh (RKTP)
2. PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN (BPP)
• Penyusunan programa Kecamatan dimulai dari perumusan
keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan. Dalam
proses ini dilakukan pemeringkatan masalah-masalah yang
dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha sesuai dengan
skala prioritas kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dan
fokus pembanguan di kecamatan (BPP);
• Penyusunan programa dilakukan oleh penyuluh pertanian di
kecamatan dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan
pelaku usaha melalui serangkaian pertemuan-pertemuan
untuk menghasilkan draf programa kecamatan (BPP);
.
• Programa yang sudah final ditandatangani oleh koordinator
penyuluh kecamatan dan perwakilan kelembagaan pelaku
utama dan pelaku usaha, kemudian disahkan oleh Kepala
Balai Penyuluhan.
• Naskah programa kemudian dijabarkan oleh masing-masing
penyuluh ke dalam RKTP kecamatan, serta disampaikan
dalam forum musrenbangtan kecamatan sebagai bahan
penyusunan perencanaan pembangunan kecamatan
3. PROGRAMA PENYULUHAN KABUPATEN
• Penyusunan programa kabupaten dimulai dari perumusan
keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan. Dalam
proses ini dilakukan pemeringkatan masalah-masalah yang
dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha sesuai dengan
skala prioritas kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dan
fokus pembanguan di masing-masing tingkatan;
• Penyusunan programa dilakukan oleh penyuluh pertanian di
kabupaten dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan
pelaku usaha melalui serangkaian pertemuan-pertemuan untuk
menghasilkan draf programa kabupaten;
• Draf programa kabupaten disajikan dalam pertemuan yang
dihadiri oleh pejabat yang membidangi perencanaan dari
dinas/instansi lingkup pertanian, perikanan, dan kehuatanan
dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha
dalam rangka sintesa kegiatan penyuluhan;
.
• Programa penyuluhan kabupaten yang sudah final
ditandatangani oleh koordinator penyuluh di kabupaten dan
perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha,
kemudian disahkan oleh kepala badan pelaksana
penyuluhan/kepala kelembagaan penyuluhan kabupaten, dan
diketahui oleh pejabat dinas/instansi lingkup pertanian,
perikanan, dan kehutahan yang membidangi perencanaan di
masing-masing unit kerjanya;
• Naskah programa kemudian dijabarkan oleh masing-masing
penyuluh ke dalam RKTP kabupaten, serta disampaikan dalam
forum musrenbangtan kabupaten/kota sebagai bahan
penyusunan perencanaan pembangunan kabupaten/kota
4. PROGRAMA PENYULUHAN PROVINSI
• Penyusunan programa provinsi dimulai dari perumusan keadaan,
masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan. Dalam proses ini
dilakukan pemeringkatan masalah-masalah yang dihadapi oleh
pelaku utama dan pelaku usaha sesuai dengan skala prioritas
kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dan fokus pembanguan
di provinsi;
• Penyusunan programa dilakukan oleh penyuluh pertanian di
provinsi dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku
usaha melalui serangkaian pertemuan-pertemuan untuk
menghasilkan draf programa provinsi;
• Draf programa provinsi disajikan dalam pertemuan yang dihadiri
oleh pejabat yang membidangi perencanaan dari dinas/instansi
lingkup pertanian, perikanan, dan kehutanan dan perwakilan
kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha dalam rangka sintesa
kegiatan penyuluhan;
.
• Programa penyuluhan provinsi yang sudah final ditandatangani
oleh koordinator penyuluh di provinsi dan perwakilan kelembagaan
pelaku utama dan pelaku usaha, kemudian disahkan oleh kepala
badan koordinasi penyuluhan/kepala kelembagaan penyuluhan
provinsi, dan diketahui oleh pejabat dinas/instansi lingkup
pertanian, perikanan, dan kehutahan yang membidangi
perencanaan di masing-masing unit kerjanya;
• Naskah programa kemudian dijabarkan oleh masing-masing
penyuluh ke dalam RKTP di provinsi, serta disampaikan dalam
forum musrenbangtan provinsi sebagai bahan penyusunan
perencanaan pembangunan provinsi.
Unsur-Unsur Programa PP
Unsur-Unsur
Programa PP
Keadaan
3) Tujuan
1) Keadaan
4) Cara
Pencapaian
Tujuan
2) Masalah
KEADAAN
• Keadaan menggambarkan fakta-fakta berupa
data dan informasi mengenai potensi,
produktivitas dan lingkungan usaha pertanian,
perilaku/tingkat kemampuan petani dan
kebutuhan pelaku utama dalam usahanya di
wilayah (desa/kelurahan, kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, nasional) pada saat
akan disusunnya programa penyuluhan
pertanian
KEADAAN
•  Merupakan fakta yang ditunjukan oleh data yang
terdapat pada saat akan disusunnya suatu programa
• Data Aktual dan Data Potensial
Contoh Data Aktual
1. Produksi Padi Desa A MT 2010/2011 rata-rata mencapai 62 kwintal/ha
2. Telah terbantuk kelompok tani
• Data Potensial
1. Hasil demplot pemupukan berimbang padi di desa A MT 2010/2011
mencapai 80 kwintal /ha
2. Berdasarkan kemampuan sosial masyarakat dan variasinya
komoditas di Desa A dapat dibentuk kelompok tani minimal 10
Masalah
Suatu wilayah dikatakan mempunyai masalah kalau ada
fakta yang belum memuaskan atau fakta tersebut
belum sesuai dengan yang diinginkan
Terdapat perbedaan antara data aktual dan
potensial
Faktor-Faktor Penyebab Fakta tidak
memuaskan (masalah)
Prilaku dan Non Prilaku
PERMASALAHAN
• Permasalahan dalam hal ini terkait dengan faktor-faktor yang
dinilai dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan, atau
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara
kondisi saat ini (faktual) dengan kondisi yang ingin dicapai.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
 Faktor yang bersifat perilaku, yaitu faktor yang berkaitan
dengan tingkat adopsi pelaku utama dan pelaku usaha
terhadap penerapan suatu inovasi/teknologi baru, misalnya
belum yakin, belum mau, atau belum mampu menerapkan
dalam usahanya.
 Faktor yang bersifat non perilaku, yaitu faktor yang berkaitan
dengan ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana
pendukung usaha pelaku utama dan pelaku usaha, misalnya
ketersediaan pupuk, benih/bibit atau modal.
.
• Dari sekian banyak permasalahan yang diidentifikasi, perlu
dibuat pemeringkatan sesuai dengan prioritas pembangunan
pertanian di suatu wilayah. Penetapan urutan prioritas
masalah tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik identifikasi faktor penentu (impact point), dan teknik
pemeringkatan masalah lainnya
TUJUAN
• Tujuan dalam hal ini memuat pernyataan mengenai
perubahan perilaku dan kondisi pelaku utama dan pelaku
usaha yang hendak dicapai dengan cara menggali dan
mengembangkan potensi yang tersedia pada dirinya, keluarga
dan lingkungannya untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dan merespon peluang.
• Prinsip yang digunakan dalam merumuskan tujuan yaitu:
SMART: Specific (khas); Measurable (dapat diukur); Actionary
(dapat dikerjakan/dilakukan); Realistic (realistis); dan Time
Frame (memiliki batasan waktu untuk mencapai tujuan).
• Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan
adalah: ABCD: Audience (khalayak sasaran); Behaviour
(perubahan perilaku yang dikehendaki); Condition (kondisi
yang akan dicapai); dan Degree (derajat kondisi yang akan
dicapai).
Tujuan
Pernyataan pemecahan masalah atau pernyataan apa
yang ingin dicapai
• Ada 2 macam tujuan :
1. Tujuan program pernyataan mengenai pemecahan
masalah umum atau pernyataan secara umum apa
yang ingin dicapai
2. Tujuan kegiatan pernyataan menganai pemecahan
masalah khusus atau pernyataan khusus apa yang ingin
dicapai
Tujuan ditetapkan berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan petani dan keluarganya
Tujuan dirumuskan untuk menggambarkan perubahan
prilaku petani dan keluarganya dalam berusahatani
Cara Mencapai Tujuan
• Kegiatan yang menggambarkan bagaimana tujuan
itu bisa dicapai, dengan menggunakan metode dan
teknik yang sesuai dengan masalah dan penyebab
masalahnya, perubahan perilaku yang diinginkan,
potensi yang ada yang dapat mendukung tercapainya
tujuan penyuluhan.
• Jadi bentuknya berupa sebuah daftar yg berisi hal-hal
mengenai masalah khusus, tujuan kegiatan , metode,
lokasi unit, frekuensi, volume dan lain-lain.
• Yg penting dalam penyusunan rencana kegiatan adalah
penetapan metode penyuluhan pertanian yg tepat
digunakan untuk mencapai tujuan.
RENCANA KEGIATAN
• Rencana kegiatan menggambarkan apa yang dilakukan untuk
mencapai tujuan, bagaimana caranya, siapa yang melakukan,
siapa sasarannya, dimana, kapan, berapa biayanya, dan apa
hasil yang akan dicapai untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dan merespon peluang yang ada. Untuk
merumuskan rencana kegiatan perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
• 1. Tingkat kemampuan (pengetahuan, sikap dan
keterampilan) pelaku utama dan pelaku usaha;
• 2. Ketersediaan teknologi/inovasi, sarana dan prasarana,
serta sumberdaya lain yang mendukung kegiatan penyuluhan
pertanian;
.
3. Tingkat kemampuan (Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap)
penyuluh pertanian;
4. Situasi lingkungan fisik, sosial dan budaya yang ada; dan
5. Alokasi pembiayaan yang tersedia.
• Rencana kegiatan harus memuat unsur-unsur :
SIADIBIBA : Siapa yang akan melaksanakan?; Apa tujuan
yang ingin dicapai?; Dimana dilaksanakan?;
Bilamana/kapan waktu pelaksanaan; berapa banyak
hasil yang ingin dicapai (kuantitas dan kualitas); berapa
korbanan yang diperlukan (biaya, tenaga, dll); serta
bagaimana melaksanakannya (melalui kegiatan apa)?.
Rencana kegiatan yang disajikan dalam bentuk
tabulasi/matriks yang berisi masalah, kegiatan,
metode, keluaran, sasaran, volume/frekuensi, lokasi,
waktu, biaya, sumber biaya, penanggung jawab,
pelaksanaan dan pihak terkait.
.
Cara menyususun program
• Ditentukan dari atas (predetermined)
melaksanakan program pemerintah dan
didasarkan atas apa yg dapat atau ingin dicapai
oleh pemerintah
• Disusun sendiri (self-determined)
 yg didasarkan sepenuhnya pada kebutuhan yg
benar-benar dirasakan oleh anggota masyarakat
pedesaan
• Disusun bersama (joint)
 Penyusunan bersama antara yg berwenang dan
yg berkepentingan yg dianggap terbaik
Manfaat Program PP
• Adanya pernyataan tertulis (dokumen) yg dpt
digunkan setiap waktu
• Adanya tujuan yg dpt digunakan utk mengukur
kemajuan
• Adanya kelangsungan pelaksanaan program
• Bila petani diikutsertakan dalam merencanakan
program, mereka menganggap hasil program yg
dicapai sebagai pemecahan masalah mereka
• Pengalaman pendidikan bagi petani
• Meningkatkan kepercayaan diri petani dan sifat
kepemimpinan
Lingkup Materi Program Penyuluhan
Lingkup materi program penyuluhan harus
mencakup segala aspek kegiatan yang berkaitan
dengan upaya-upaya peningkatan produksi,
peningkatan pendapatan serta perbaikan
kesejahteraan masyarakat penerima
manfaatnya.
Tentang hal ini, beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah:
.
1.Optimasi pemanfaatan sumberdaya untuk
kegiatan produksi, dengan selalu
memperhatikan konservasi sumberdaya alam
dan pengelolaan limbah yang ditimbulkannya.
2. Efisien sistem produksi, yang tidak hanya
mempertimbangkan efisiensi teknis saja, tetapi
juga efisensi ekonomisnya.
3. Efisiensi sistem pemasaran produksi.
4. Pengelolaan usaha, termasuk pengelolaan
ekonomi rumah tangga.
.
5. Pengembangan sumberdaya keluarga
(terutama pemuda dan wanita).
6. Pengembangan kelembagaan-ekonomi dan
kelembagaan sosial.
7. Pembinaan kepemimpinan, baik kepemimpinan
dalam keluarga, kepemimpinan di lingkungan
pekerjaan, maupun kepemimpinan dalam
kelembagaan ekonomi dan
kelembagaan sosial.
Selain itu juga :
• Program-pogram yang berkaitan dengan
pengembangan sistem penyuluhan yang meliputi:
– Pengembangan organisasi dan administrasi
penyuluhan.
– Pengembangan sistem-kerja penyuluhan.
– Pengembangan proses belajar-mengajar dalam
penyuluhan.
– Pengembangan: metoda, materi, dan
perlengakapan penyuluhan.
– Pengembangan kelembagaan penunjang kegiatan
penyuluhan.
• Program-program yang berkaitan dengan
pengembangan karier penyuluh
Sistem Pelatihan, baik untuk meningkatkan kualifikasi
kemampuan penyuluh maupun dalam kaitannya
dengan promosi jabatan/kenaikan pangkat.
Sistem pengupahan, termasuk anggaran penunjang
kegiatan penyuluhan yang seringkali harus
dikeluarkan dari kantong penyuluh sendiri.
Sistem kenaikan pangkat dan jaminan hari tuanya.
rehat
LATIHAN DAN KUNJUNGAN (LAKU)
Latar Belakang..sistem LaKu
• Petugas lapang kurang terlatih
• Tidak mengikuti teknologi baru
• Dan kecendrungan tidak mengunjungi petani
karena lebih banyak dikantor
Maksud pendekatan ini :
• Membujuk petani pada produksi tanaman/
ternak tertentu
• Menerapkan disiplin yg tinggi
• Dan melaksanakan pola kerja tertentu
Pengertian Sistem lAkU
• Salah satu sistem penyuluhan yang
dilaksanakan dalam rangka mencapai target
penyuluhan pertanian
• Latihanpenyuluh mendapat latihan secara
kontinyu sebagai bahan penyuluhan
• Kunjunganpenyuluh secara terprogram
melakukan kunjungan kepada pelaku
agribisnis/petani sebagai sasaran penyuluhan
• LAKUdi Indonesia –Proyek penyuluhan
Pertanian tanaman Pangan (1976),--Proyek
penyuluhan pertanian (1980)
Langkah-Langkah Persiapan Kunjungan
1. Mencari tahu tentang keadaan pertanian
saat ini yg ada di desa tersebut.
2. Perlu dicek dengan kenyataan yg ada
dilapangan
3. Identifikasi Wilayah dengan berbagai metode
agar data yg didapat lebih akurat
4. Sistem laku dilaksanakan dengan
memperhatikan programa yg disusun
Contoh Jadwal pelaksanaan sistem Laku
Pelaksanaan Kunjungan
• Kunjungan Individu
apabila petani membutuhkan pendampingan
teknologi secara khusus
• Kunjungan Kelompok
Mengacu pada jadwal yang telah disepakati
antara penyuluh dan kelompok tani
• Setiap penyuluh mempersiapakan materi sesuai
dengan kebutuhan di tempat kunjungan
• Menyediakan waktu ke lapangan utk melihat
kemajuan pertanian, sekaligus mengidentifikasi
masalah yg ada.
Menurut Mardikanto dan Sutarni (1985) Pelaksanaan
sistem LAKU mengacu pada hal berikut ini
• Penyuluh lapangan berkewajiban membina sejumlah
kelompok secara pasti, teratur, tertib dan berkelanjutan
• Pasti, waktu dan tempat pasti menurut jadwal yg telah
disepakati bersama oleh PPL dan klpnya
• Teratur, frekuansi pembinaan (kunjungan) dilakukan
secara berkala dan teratur
• Tertib, harus mentaati kesepakatan tentang jadwal yg
telah disusun
• Berkelanjutan, agar pembinaan atau kunjungan
penyuluh untuk melaksanakan penyuluhan dapat
berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan
• PPL wajib mengikuti latihan (training) di BPP yg menjadi
pusat pertemuan dan informasi penyuluhan di tingkat
kecamatan
Waktu dan Tempat Kunjungan PP
• Beberapa saran dalam kunjungan lapangan yg
perlu diperhatikan :
1.Waktu kunjungan lapangan disesuikan dengan
kegiatan petani dilapangan
2.Jika ingin dilakukan secara berkelompok dapat
disepakati bersama petani,
3.Penetapan waktu penyuluhan akan tergantung :
• Metode, media, materi
• Keadaan atau situasi sasaran yg dituju
• Jenis kegiatan usahatani setempat
• Ketersediaan alat dan perlengkapan
• Mengikuti kegiatan masyarakat setempat
Latihan Bagi Penyuluh Pertanian
• Latihan bagi penyuluh sama pentingnya
dengan kunjungan bagi petani
• Dalam latihan, penyuluh akan mendapatkan
tambahan pengetahuan, keterampilan dan
informasi terutama dalam rangka mencapai
target dan pemecahan masalah yg ditemukan
dilapangan
• Latihan bertujuan dalam rangka memberikan
pelayanan penyuluhan yg efektif dan
profesional
Lanjutan.....
• Dalam latihan penyuluh dapat mempelajari :
1.Identifikasi teknologi produksi yg relevan dan
diperlukan petani
2.Keterampilan mendiagnosis dan menganalisis
masalah di lapangan
3.Teknik komunikasi yag memadai
4.Pemecahan masalah yang terjadi di lapangan
5.Bimbingan teknis/metode yg akan dilaksanakan
6.Peraturan, kebijaksanaan setempat dan lain-
lainiformasi yg dianggap perlu untuk di
sampaikan di dalam kunjungan lapangan
Pengukuran keberhasilan sistem LAKU
• Pelaksanaan sistem LAKU cendrung
mempunyai target pada komoditas tertentu
• keberhasilan diukur dengan meningkatkan
produksi komoditas yg di prioritaskan tersebut
• Pengalaman yg lalu keberhasilan ini di dapat
karena :
1.Disebarkannya informasi murah dan
sederhana kepada petani
2.Meningkatnya semangat kerja dan
pengabdian penyuluh
Keuntungan sistem LAKU
• Penyuluh harus bekerja lebih banyak di lapangan
dan selalu berinteraksi dengan cara mengunjungi
petani di lahan usahataninya
• Peningkatan disiplin kerja dan efektifitas kegiatan
• Dengan latihan teratur penyuluh dianggap
memiliki informasi dan teknologi mutakhir yg
dibutuhkan petani
• Penyuluh lapangan menerima pengawasan teknis
yg teratur
• Tersedia dukungan logistik bagi kegiatan
penyuluhan (transportasi, rungan kerja dan
peralatan video)
Kesulitan pelaksanaan sistem LAKU
• Tidak semua pelaku yg terlibat dalam sistem LAKU
bekerja untuk kebutuhan sasaran penyuluhan
pertanian
• Publikasi hasil penelitian cendrung pada publikasi
promosi bukan sebagai pada ilmu terapan yg
dibutuhkan petani
• Penyuluh cendrung dianggap rendah karena
berkerjasama dengan petani
• Penyusunan program cendrung dikendalikan oleh
pusat
• Cendrung Top Down dalam proses pelaksanaannya
• LAKU tidak efektif untuk daerah terpencil
• Perlu biaya cukup tinggi untuk transportasi dan
pelatihan yang teratur

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Metode penyuluhan pertanian seri 1.
Metode penyuluhan pertanian seri 1.Metode penyuluhan pertanian seri 1.
Metode penyuluhan pertanian seri 1.
wika_wibowo
 
Metode penyuluhan pertanian seri 3.
Metode penyuluhan pertanian seri 3.Metode penyuluhan pertanian seri 3.
Metode penyuluhan pertanian seri 3.
wika_wibowo
 
Contoh bahan penyuluhan pertanian indonesia
Contoh bahan penyuluhan pertanian indonesiaContoh bahan penyuluhan pertanian indonesia
Contoh bahan penyuluhan pertanian indonesia
NenengPadriah
 
04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak Lengkap04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak Lengkap
Ir. Zakaria, M.M
 
Ruang lingkup perencanaan program penyuluhan
Ruang lingkup perencanaan program penyuluhanRuang lingkup perencanaan program penyuluhan
Ruang lingkup perencanaan program penyuluhan
Rahma Rizky
 

Was ist angesagt? (20)

MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIFMENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
 
Metode penyuluhan pertanian seri 1.
Metode penyuluhan pertanian seri 1.Metode penyuluhan pertanian seri 1.
Metode penyuluhan pertanian seri 1.
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
 
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
 
Pertanian Modern
Pertanian Modern Pertanian Modern
Pertanian Modern
 
Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan
Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan
Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan
 
Metode penyuluhan pertanian seri 3.
Metode penyuluhan pertanian seri 3.Metode penyuluhan pertanian seri 3.
Metode penyuluhan pertanian seri 3.
 
5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian
 
Jenis jenis media penyuluhan -sariahhhhhh
Jenis jenis media penyuluhan -sariahhhhhhJenis jenis media penyuluhan -sariahhhhhh
Jenis jenis media penyuluhan -sariahhhhhh
 
Contoh bahan penyuluhan pertanian indonesia
Contoh bahan penyuluhan pertanian indonesiaContoh bahan penyuluhan pertanian indonesia
Contoh bahan penyuluhan pertanian indonesia
 
Peran penyuluh
Peran penyuluhPeran penyuluh
Peran penyuluh
 
Klasifikasi Usahatani
Klasifikasi UsahataniKlasifikasi Usahatani
Klasifikasi Usahatani
 
biosaka materi new.pptx
biosaka materi new.pptxbiosaka materi new.pptx
biosaka materi new.pptx
 
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIAN
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIANUNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIAN
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIAN
 
Ilmu Usahatani
Ilmu UsahataniIlmu Usahatani
Ilmu Usahatani
 
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsariPeningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari
 
04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak Lengkap04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak Lengkap
 
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanamanPertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
 
Pengembangan alat dan mesin pertanian
Pengembangan alat dan mesin pertanianPengembangan alat dan mesin pertanian
Pengembangan alat dan mesin pertanian
 
Ruang lingkup perencanaan program penyuluhan
Ruang lingkup perencanaan program penyuluhanRuang lingkup perencanaan program penyuluhan
Ruang lingkup perencanaan program penyuluhan
 

Ähnlich wie PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN

Teknik perencanaan pembangunan desa
Teknik perencanaan pembangunan desaTeknik perencanaan pembangunan desa
Teknik perencanaan pembangunan desa
PEMPROP JABAR
 
5 6-metode-pendekatan-sosial-dalam-pembangunan-partisipatif
5 6-metode-pendekatan-sosial-dalam-pembangunan-partisipatif5 6-metode-pendekatan-sosial-dalam-pembangunan-partisipatif
5 6-metode-pendekatan-sosial-dalam-pembangunan-partisipatif
Muhammad MK
 
[RANGKUMAN] BAHAN BACAAN MODUL 7 - Pemantauan dan Evaluasi Program.pdf
[RANGKUMAN] BAHAN BACAAN MODUL 7 - Pemantauan dan Evaluasi Program.pdf[RANGKUMAN] BAHAN BACAAN MODUL 7 - Pemantauan dan Evaluasi Program.pdf
[RANGKUMAN] BAHAN BACAAN MODUL 7 - Pemantauan dan Evaluasi Program.pdf
AmarAhmad13
 
9_PROGRAM_DAN_PROGRAMA_PENYULUHAN_pptx.pptx
9_PROGRAM_DAN_PROGRAMA_PENYULUHAN_pptx.pptx9_PROGRAM_DAN_PROGRAMA_PENYULUHAN_pptx.pptx
9_PROGRAM_DAN_PROGRAMA_PENYULUHAN_pptx.pptx
SetyoNugroho74
 

Ähnlich wie PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN (20)

10_PARTICIPATORY_RURAL_APPRAISAL_PRA_ppt.pptx
10_PARTICIPATORY_RURAL_APPRAISAL_PRA_ppt.pptx10_PARTICIPATORY_RURAL_APPRAISAL_PRA_ppt.pptx
10_PARTICIPATORY_RURAL_APPRAISAL_PRA_ppt.pptx
 
02. PRA (Participatory Rural Appraisal).ppt
02. PRA (Participatory Rural Appraisal).ppt02. PRA (Participatory Rural Appraisal).ppt
02. PRA (Participatory Rural Appraisal).ppt
 
01. PRA (Participatory Rural Appraisal).ppt
01. PRA (Participatory Rural Appraisal).ppt01. PRA (Participatory Rural Appraisal).ppt
01. PRA (Participatory Rural Appraisal).ppt
 
Teknik-Teknik Perencanaan Partisipatif.pdf
Teknik-Teknik Perencanaan Partisipatif.pdfTeknik-Teknik Perencanaan Partisipatif.pdf
Teknik-Teknik Perencanaan Partisipatif.pdf
 
Presentasi PRA2.ppt
Presentasi PRA2.pptPresentasi PRA2.ppt
Presentasi PRA2.ppt
 
Penyusunan program-kerja-kkn
Penyusunan program-kerja-kknPenyusunan program-kerja-kkn
Penyusunan program-kerja-kkn
 
Teknik perencanaan pembangunan desa
Teknik perencanaan pembangunan desaTeknik perencanaan pembangunan desa
Teknik perencanaan pembangunan desa
 
W2D4- 1.PERENCANAAN PARTISIPATIF
W2D4- 1.PERENCANAAN PARTISIPATIFW2D4- 1.PERENCANAAN PARTISIPATIF
W2D4- 1.PERENCANAAN PARTISIPATIF
 
2.RRAPRA.pptx
2.RRAPRA.pptx2.RRAPRA.pptx
2.RRAPRA.pptx
 
Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...
Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...
Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...
 
5 6-metode-pendekatan-sosial-dalam-pembangunan-partisipatif
5 6-metode-pendekatan-sosial-dalam-pembangunan-partisipatif5 6-metode-pendekatan-sosial-dalam-pembangunan-partisipatif
5 6-metode-pendekatan-sosial-dalam-pembangunan-partisipatif
 
Kuliah-10. Participatoris.pptx
Kuliah-10. Participatoris.pptxKuliah-10. Participatoris.pptx
Kuliah-10. Participatoris.pptx
 
1 participatory rural appraisal-pengenalan
1 participatory rural appraisal-pengenalan1 participatory rural appraisal-pengenalan
1 participatory rural appraisal-pengenalan
 
TAHAPAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
TAHAPAN PENGEMBANGAN MASYARAKATTAHAPAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
TAHAPAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
 
[RANGKUMAN] BAHAN BACAAN MODUL 7 - Pemantauan dan Evaluasi Program.pdf
[RANGKUMAN] BAHAN BACAAN MODUL 7 - Pemantauan dan Evaluasi Program.pdf[RANGKUMAN] BAHAN BACAAN MODUL 7 - Pemantauan dan Evaluasi Program.pdf
[RANGKUMAN] BAHAN BACAAN MODUL 7 - Pemantauan dan Evaluasi Program.pdf
 
9_PROGRAM_DAN_PROGRAMA_PENYULUHAN_pptx.pptx
9_PROGRAM_DAN_PROGRAMA_PENYULUHAN_pptx.pptx9_PROGRAM_DAN_PROGRAMA_PENYULUHAN_pptx.pptx
9_PROGRAM_DAN_PROGRAMA_PENYULUHAN_pptx.pptx
 
Perencanaan program dan penyusunan usulan kegiatan
Perencanaan program dan penyusunan usulan kegiatanPerencanaan program dan penyusunan usulan kegiatan
Perencanaan program dan penyusunan usulan kegiatan
 
Program kerja kkn STIT Al-Hidayah Tasikmalaya
Program kerja  kkn STIT  Al-Hidayah TasikmalayaProgram kerja  kkn STIT  Al-Hidayah Tasikmalaya
Program kerja kkn STIT Al-Hidayah Tasikmalaya
 
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIFMENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
 
Strategi promkes
Strategi promkesStrategi promkes
Strategi promkes
 

Mehr von Muhammad Eko

Minerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutritionMinerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutrition
Muhammad Eko
 
National swine nutrition guide
National swine nutrition guideNational swine nutrition guide
National swine nutrition guide
Muhammad Eko
 
Poultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feedingPoultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feeding
Muhammad Eko
 
Distillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultryDistillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultry
Muhammad Eko
 
Horse nutrition and feeding
Horse nutrition and feedingHorse nutrition and feeding
Horse nutrition and feeding
Muhammad Eko
 
Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]
Muhammad Eko
 
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Muhammad Eko
 
Dynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition developmentDynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition development
Muhammad Eko
 

Mehr von Muhammad Eko (20)

Nutrisi dan pakan unggas kontekstual
Nutrisi dan pakan unggas kontekstualNutrisi dan pakan unggas kontekstual
Nutrisi dan pakan unggas kontekstual
 
Minerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutritionMinerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutrition
 
National swine nutrition guide
National swine nutrition guideNational swine nutrition guide
National swine nutrition guide
 
Tabel hartadi
Tabel hartadiTabel hartadi
Tabel hartadi
 
Komposisi bahan pakan
Komposisi bahan pakanKomposisi bahan pakan
Komposisi bahan pakan
 
Poultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feedingPoultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feeding
 
Distillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultryDistillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultry
 
Horse nutrition and feeding
Horse nutrition and feedingHorse nutrition and feeding
Horse nutrition and feeding
 
Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]
 
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
 
Dynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition developmentDynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition development
 
hatchery design and technology
hatchery design and technologyhatchery design and technology
hatchery design and technology
 
grading of day old-chicks
grading of day old-chicksgrading of day old-chicks
grading of day old-chicks
 
hatchery design
hatchery designhatchery design
hatchery design
 
MANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASANMANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASAN
 
Nekropsi ayam
Nekropsi ayamNekropsi ayam
Nekropsi ayam
 
PARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGASPARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGAS
 
PENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasPENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggas
 
 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas
 
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamurPenyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur
 

Kürzlich hochgeladen

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Kürzlich hochgeladen (20)

BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 

PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN

  • 2. PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN 1.Pengenalan Metode PRA 2.Penyusunan Programa 3.Sistem LAKU Tujuan Instruksional Khusus : 1)Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan metode PRA 2)Mahasiswa dapat membuat program penyuluhan 3)Mahasiswa dapat memahami penerapan sistem LAKU
  • 3. Partisipasi Petani? • Sikap kerjasama petani dalam pelaksanaan program penyuluhan dengan cara menghadiri rapat-rapat, mendemonstrasikan metode baru untuk usahatani mereka dsb. • Pengorganisasian kegiatan-kegiatan penyuluhan oleh kelompok petani • Menyediakan informasi yg diperlukan untuk merencanakan program penyuluhan yg efektif • Petani/organisasinya membayar seluruh/sebagian biaya yang dibutuhkan jasa penyuluhan
  • 4. Mengapa petani harus berpartisipasi ? • Memiliki informasi yg sangat penting untuk merencanakan program yg berhasil  termasuk tujuan,situasi, pengetahuan serta pengalaman mereka • Petani lebih termotivasi utk bekerjasama dalam program penyuluhan jika ikut bertanggungjawab di dalamnya • Sebagai masyarakat yg demokratis secara umum menerima bahwa rakyat yg terlibat berhak berpartisipasi dalam keputusan mengenai tujuan yg akan dicapai • Banyak permasalahan pembangunan pertanian, tidak mungkin lagi dipecahkan dengan pengambilan keputusan perorangan. Partsispasi kelompok sasaran dalam keputusan kolektif sangat dibutuhkan.
  • 5. Apa itu PRA (Participatory Rural Appraisal ) ? • PRAsecara harfiah artinya penilaian/pengkajian/ penelitian (keadaan) desa secara partisipatif • Dengan demikian PRACara yg digunakan dalam melakukan kajian untuk memahami keadaan atau kondisi desa dengan melibatkan partisipasi masyarakat. • Metode dan teknik PRA di daerah desa tetapi juga di daerah kotaKajian masyarakat • Kegiatan PRA bukanlah pelibatan masy dlm sebuah paket penerapan PRA  melaikan sebuah proses berkesinambungan selama kegiatan bersama antara penyelenggara progrm dan masyarakat
  • 6. Lanjutan PRA....... • Oki PRA dlm penafsiran selanjutnya  pendekatan dan teknik-teknik pelibatan masyarakat dalam proses- proses pemikiran yg berlangsung selama kegiatan perencanaan, pelaksanaan serta pemantaun dan evaluasi program pembangunan masy. (secara luas) • PRA merupakan metode pendekatan belajar mengenai kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan , oleh masyarakat pedesaan sendiri, meliputi kegiatan menganalisis, merencanakan dan bertindak.  • Dengan demikian PRA diartikan sebagaisekumpulan pendekatan dan metode yang mendorong masy pedesaan utk turut serta meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri, agar mereka dpt membuat rencana dan tindakan.
  • 7. Mengapa PRA ? 1. Adanya kritik terhadap pendekatan TOP DOWN 2. Munculnya pemikiran pendekatan partisipatory
  • 8. Prinsip-Prinsip PRA 1. Prinsip mengutamakan yg terabaikan (keberpihakan)  Prinsip ini memiliki makna keberpihakan terhadap masyarakat yang terabaikan, termarjinalisasikan, mungkin tertindas atau terlindas oleh struktur 2. Prinsip pemberdayaan (penguatan) masyarakat,  PRA bertujuan- meningkatkan kemampuan masyarakat, dalam menganalisa keadaannya dan meningkatkan taraf hidupnya secara mandiri dengan menggunakan sumber daya setempat serta menurun ketergantungan kepada pihak luar. 3. Prinsip masyarakat sebagai pelaku, org luar sebagai fasilitator  Menempatkan masyarakat sebagai pusat dari kegiatan pembangunan, (org luar mendorong sebagi proses perubahan) 4. Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan  PRA adalah suatu proses belajar berdasarkan pengalaman.
  • 9. Lanjutan Prinsip PRA... 5. Santai dan Informal  Kegiatan PRA diselenggarakan dalam suasana yang bersifat luwes, terbuka, tidak memaksa dan informal. 6. Trianggulasi  Salah satu kegiatan PRA adalah usaha mengumpulkan dan menganalisis data atau informasi secara sistematis bersama masyarakat 7. Optimalisasi Hasil  Prinsip mengoptimalkan atau memperoleh hasil informasi yang tepat guna menurut metode PRA adalah : - Lebih baik kita "tidak tahu apa yang tidak perlu kita ketahui" (ketahui secukupnya saja) - Lebih baik kita "tidak tahu apakah informasi itu bisa disebut benar seratus persen, tetap diperkirakan bahwa informasi itu cenderung mendekati kebenaran" (daripada kita tahu sama sekali)
  • 10. Lanjutan...prinsip-prinsip PRA 8. Orientasi Praktis  Artinya bahwa program program yang dikembangkan dengan metode PRA ini lebih berorientasi pada pemecahan masalah secara praktis 9. Prinsip keberlanjutan dan selang waktu  Metode PRA bukanlah kegiatan paket yang selesai setelah kegiatan penggalian informasi dianggap cukup dan orang luar yang memfasilitasi kegiatan keluar dari desa 10. Belajar dari Kesalahan  Dalam PRA kesalahan itu wajar dan sangat manusiawi, oleh sebab itu perencanaan program jangan terlalu sulit sehingga masyarakat tidak mampu memenuhinya 11. Terbuka  Prinsip terbuka menganggap PRA sebagai metode dan perangkat teknik yang belum selesai, sempurna dan pasti benar
  • 11. Tiga Pilar/Unsur Utama PRA Duduk bersama, Mendengar, Berbaur Mereka mampu melakukan, Belajar dari kesalahan, Memfasilitasi Melakukan trianggulasi “SUMBER” Bersikap ‘rendah hati’,Fleksibel Mengujicoba, Berimprovisasi SIKAP PRILAKU ORANG LUAR BERBAGITEKNIK-TEKNIK/METODE Pengetahuan Pengalaman Proses belajar Pemetaan, Transek, Diagram Venn, Alur sejarah, Alur pemasaran Analisis kehidupan, Ranking, dan lain-lain
  • 12. Daur Program PRA Daur program adalah tahapan-tahapan dalam pengembangan program mulai dari: 1.Identifikasi masalah dan kebutuhan, 2.Pencarian alternatif kegiatan, 3.Pemilihan alternatif kegiatan, 4.Pengorganisasian dan pelaksanaan kegiatan serta 5.Pemantauan dan evaluasi program
  • 13. DAUR PROGRAM PERENCANAAN KEGIATAN Kajian Potensi dan Alternatif Kegiatan PELAKSANAAN KEGIATAN PRA Sebagai sikap dan perilaku petugas lapangan PEMANTAUAN KEGIATAN Teknik PRA untuk melihat perkembangan program EVALUASI KEGIATAN Teknik PRA untuk mengkaji hasil akhir program PENJAJAGAN KEBUTUHAN Kajian masalah dan kebutuhan
  • 14. Teknik-Teknik PRA • Teknik penelusuran alur sejarah • Teknik pembuatan bagan kecendrungan dan perubahan • Penyusunan kalender musiman • Teknik pembuatan peta desa • Teknik transek (penelusuran lokasi) • Pembuatan sketsa kebun • Diagram Venn (bagan hubungan kelembagaan) • Kajian mata pencaharian • Wawancara semi terstruktur • Dan lain-lain
  • 15. Adanya kritik terhadap pendekatan TOP DOWN • Program pembangunan selama ini bersifat diturunkan dari pemimpin lembaga kepada pelaksana dan masyr, walaupun program ini didasarkan pd proses penjajagan kebutuhan (need assessment) masyarakat. Akibatnya : 1. Byk hasil pemb tdk menyentuh kebutuhan yang sesungguhnya dirasakan masyarakat 2. Keterlibatan masyarakat hanyalah sebagai pelaksana, masy bukan sebagai pemilik, sehingga dukungan thd program bersifat pura-pura 3. Keterlibatan masy kurang mendidik dan kurang menjamin keberlanjutan program, karena prakarsa dan keterampilan dimiliki org luar
  • 16. Munculnya pemikiran pendekatan partisipatory • Perlu membandingkan pendekatan program yg bersifat top down & pendekatan program yg bersifat partisipatif (Bottom-up) • Sebagai variabel pembanding antara lain : unsur manajemen, pendekatan model, tujuan, strategi, sumber informasi, peran penyuluh, kedudukan pelaku utama, pendanaan, program penyuluhan , materi penyuluhan, metode pembelajaran • Menemukan cara untuk mewujudkan pendekatan yg partisipatif secara praktis dilapangan
  • 17. rehat
  • 18.
  • 19. Pengertian Programa ? • Programa PP disusun untuk memberikan arah, pedoman dan alat pengendali pencapain tujuan penyelenggaraan PP • Penyusunan Programa prinsip keterpaduan dan kesinergian program PP pada setiap tingkatan • Programasuatu pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara pencapaian tujuan yang disusun dalam bentuk dan sistematika yg teratur
  • 20. Alur Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian
  • 21. TAHAPAN PENYUSUNAN PROGRAMA  Penyusunan programa desa dimulai dengan penggalian data dan informasi mengenai potensi desa, monografi desa, jenis komoditas unggulan desa dan tingkat produktivitasnya, keberadaan poktan/gapoktan, keberadaan kelembagaan agribisnis desa, masalah-masalah yang dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha. Penggalian data ini dilakukan oleh penyuluh bersama-sama dengan tokoh dan anggota masyarakat guna menjaring kebutuhan nyata, harapan dan aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha, antara lain dengan metode Participatory Rural Appraisal (PRA)  Pertemuan-pertemuan dalam rangka penyusunan programa penyuluh di desa/ kelurahan dimotori oleh penyuluh (PNS, swasta, dan swadaya) yang bertugas di desa/kelurahan dan dihadiri oleh kepala desa/kelurahan, tokoh masyarakat, serta pengurus kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha 1. PROGRAMA PENYULUHAN DESA
  • 22. .  Pertemuan-pertemuan pada akhirnya menghasilkan programa desa yang merupakan sintesa antara kegiatan poktan/gapoktan di tingkat desa dengan kegiatan dinas/cabang dinas lingkup pertanian yang dialokasikan di desa/kelurahan  Programa penyuluhan desa/kelurahan tidak disahkan, namun diketahui oleh kepala desa/kelurahan agar dapat disinergikan dengan program pembangunan di wilayahnya  Naskah programa penyuluhan kemudian dijabarkan oleh masing-masing penyuluh ke dalam Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP)
  • 23. 2. PROGRAMA PENYULUHAN KECAMATAN (BPP) • Penyusunan programa Kecamatan dimulai dari perumusan keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan. Dalam proses ini dilakukan pemeringkatan masalah-masalah yang dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha sesuai dengan skala prioritas kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dan fokus pembanguan di kecamatan (BPP); • Penyusunan programa dilakukan oleh penyuluh pertanian di kecamatan dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha melalui serangkaian pertemuan-pertemuan untuk menghasilkan draf programa kecamatan (BPP);
  • 24. . • Programa yang sudah final ditandatangani oleh koordinator penyuluh kecamatan dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha, kemudian disahkan oleh Kepala Balai Penyuluhan. • Naskah programa kemudian dijabarkan oleh masing-masing penyuluh ke dalam RKTP kecamatan, serta disampaikan dalam forum musrenbangtan kecamatan sebagai bahan penyusunan perencanaan pembangunan kecamatan
  • 25. 3. PROGRAMA PENYULUHAN KABUPATEN • Penyusunan programa kabupaten dimulai dari perumusan keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan. Dalam proses ini dilakukan pemeringkatan masalah-masalah yang dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha sesuai dengan skala prioritas kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dan fokus pembanguan di masing-masing tingkatan; • Penyusunan programa dilakukan oleh penyuluh pertanian di kabupaten dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha melalui serangkaian pertemuan-pertemuan untuk menghasilkan draf programa kabupaten; • Draf programa kabupaten disajikan dalam pertemuan yang dihadiri oleh pejabat yang membidangi perencanaan dari dinas/instansi lingkup pertanian, perikanan, dan kehuatanan dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha dalam rangka sintesa kegiatan penyuluhan;
  • 26. . • Programa penyuluhan kabupaten yang sudah final ditandatangani oleh koordinator penyuluh di kabupaten dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha, kemudian disahkan oleh kepala badan pelaksana penyuluhan/kepala kelembagaan penyuluhan kabupaten, dan diketahui oleh pejabat dinas/instansi lingkup pertanian, perikanan, dan kehutahan yang membidangi perencanaan di masing-masing unit kerjanya; • Naskah programa kemudian dijabarkan oleh masing-masing penyuluh ke dalam RKTP kabupaten, serta disampaikan dalam forum musrenbangtan kabupaten/kota sebagai bahan penyusunan perencanaan pembangunan kabupaten/kota
  • 27. 4. PROGRAMA PENYULUHAN PROVINSI • Penyusunan programa provinsi dimulai dari perumusan keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan. Dalam proses ini dilakukan pemeringkatan masalah-masalah yang dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha sesuai dengan skala prioritas kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dan fokus pembanguan di provinsi; • Penyusunan programa dilakukan oleh penyuluh pertanian di provinsi dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha melalui serangkaian pertemuan-pertemuan untuk menghasilkan draf programa provinsi; • Draf programa provinsi disajikan dalam pertemuan yang dihadiri oleh pejabat yang membidangi perencanaan dari dinas/instansi lingkup pertanian, perikanan, dan kehutanan dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha dalam rangka sintesa kegiatan penyuluhan;
  • 28. . • Programa penyuluhan provinsi yang sudah final ditandatangani oleh koordinator penyuluh di provinsi dan perwakilan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha, kemudian disahkan oleh kepala badan koordinasi penyuluhan/kepala kelembagaan penyuluhan provinsi, dan diketahui oleh pejabat dinas/instansi lingkup pertanian, perikanan, dan kehutahan yang membidangi perencanaan di masing-masing unit kerjanya; • Naskah programa kemudian dijabarkan oleh masing-masing penyuluh ke dalam RKTP di provinsi, serta disampaikan dalam forum musrenbangtan provinsi sebagai bahan penyusunan perencanaan pembangunan provinsi.
  • 29. Unsur-Unsur Programa PP Unsur-Unsur Programa PP Keadaan 3) Tujuan 1) Keadaan 4) Cara Pencapaian Tujuan 2) Masalah
  • 30. KEADAAN • Keadaan menggambarkan fakta-fakta berupa data dan informasi mengenai potensi, produktivitas dan lingkungan usaha pertanian, perilaku/tingkat kemampuan petani dan kebutuhan pelaku utama dalam usahanya di wilayah (desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional) pada saat akan disusunnya programa penyuluhan pertanian
  • 31. KEADAAN •  Merupakan fakta yang ditunjukan oleh data yang terdapat pada saat akan disusunnya suatu programa • Data Aktual dan Data Potensial Contoh Data Aktual 1. Produksi Padi Desa A MT 2010/2011 rata-rata mencapai 62 kwintal/ha 2. Telah terbantuk kelompok tani • Data Potensial 1. Hasil demplot pemupukan berimbang padi di desa A MT 2010/2011 mencapai 80 kwintal /ha 2. Berdasarkan kemampuan sosial masyarakat dan variasinya komoditas di Desa A dapat dibentuk kelompok tani minimal 10
  • 32. Masalah Suatu wilayah dikatakan mempunyai masalah kalau ada fakta yang belum memuaskan atau fakta tersebut belum sesuai dengan yang diinginkan Terdapat perbedaan antara data aktual dan potensial Faktor-Faktor Penyebab Fakta tidak memuaskan (masalah) Prilaku dan Non Prilaku
  • 33. PERMASALAHAN • Permasalahan dalam hal ini terkait dengan faktor-faktor yang dinilai dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan, atau faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara kondisi saat ini (faktual) dengan kondisi yang ingin dicapai. Faktor-faktor tersebut antara lain:  Faktor yang bersifat perilaku, yaitu faktor yang berkaitan dengan tingkat adopsi pelaku utama dan pelaku usaha terhadap penerapan suatu inovasi/teknologi baru, misalnya belum yakin, belum mau, atau belum mampu menerapkan dalam usahanya.  Faktor yang bersifat non perilaku, yaitu faktor yang berkaitan dengan ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana pendukung usaha pelaku utama dan pelaku usaha, misalnya ketersediaan pupuk, benih/bibit atau modal.
  • 34. . • Dari sekian banyak permasalahan yang diidentifikasi, perlu dibuat pemeringkatan sesuai dengan prioritas pembangunan pertanian di suatu wilayah. Penetapan urutan prioritas masalah tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknik identifikasi faktor penentu (impact point), dan teknik pemeringkatan masalah lainnya
  • 35. TUJUAN • Tujuan dalam hal ini memuat pernyataan mengenai perubahan perilaku dan kondisi pelaku utama dan pelaku usaha yang hendak dicapai dengan cara menggali dan mengembangkan potensi yang tersedia pada dirinya, keluarga dan lingkungannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan merespon peluang. • Prinsip yang digunakan dalam merumuskan tujuan yaitu: SMART: Specific (khas); Measurable (dapat diukur); Actionary (dapat dikerjakan/dilakukan); Realistic (realistis); dan Time Frame (memiliki batasan waktu untuk mencapai tujuan). • Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah: ABCD: Audience (khalayak sasaran); Behaviour (perubahan perilaku yang dikehendaki); Condition (kondisi yang akan dicapai); dan Degree (derajat kondisi yang akan dicapai).
  • 36. Tujuan Pernyataan pemecahan masalah atau pernyataan apa yang ingin dicapai • Ada 2 macam tujuan : 1. Tujuan program pernyataan mengenai pemecahan masalah umum atau pernyataan secara umum apa yang ingin dicapai 2. Tujuan kegiatan pernyataan menganai pemecahan masalah khusus atau pernyataan khusus apa yang ingin dicapai Tujuan ditetapkan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan petani dan keluarganya Tujuan dirumuskan untuk menggambarkan perubahan prilaku petani dan keluarganya dalam berusahatani
  • 37. Cara Mencapai Tujuan • Kegiatan yang menggambarkan bagaimana tujuan itu bisa dicapai, dengan menggunakan metode dan teknik yang sesuai dengan masalah dan penyebab masalahnya, perubahan perilaku yang diinginkan, potensi yang ada yang dapat mendukung tercapainya tujuan penyuluhan. • Jadi bentuknya berupa sebuah daftar yg berisi hal-hal mengenai masalah khusus, tujuan kegiatan , metode, lokasi unit, frekuensi, volume dan lain-lain. • Yg penting dalam penyusunan rencana kegiatan adalah penetapan metode penyuluhan pertanian yg tepat digunakan untuk mencapai tujuan.
  • 38. RENCANA KEGIATAN • Rencana kegiatan menggambarkan apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan, bagaimana caranya, siapa yang melakukan, siapa sasarannya, dimana, kapan, berapa biayanya, dan apa hasil yang akan dicapai untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan merespon peluang yang ada. Untuk merumuskan rencana kegiatan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: • 1. Tingkat kemampuan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) pelaku utama dan pelaku usaha; • 2. Ketersediaan teknologi/inovasi, sarana dan prasarana, serta sumberdaya lain yang mendukung kegiatan penyuluhan pertanian;
  • 39. . 3. Tingkat kemampuan (Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap) penyuluh pertanian; 4. Situasi lingkungan fisik, sosial dan budaya yang ada; dan 5. Alokasi pembiayaan yang tersedia.
  • 40. • Rencana kegiatan harus memuat unsur-unsur : SIADIBIBA : Siapa yang akan melaksanakan?; Apa tujuan yang ingin dicapai?; Dimana dilaksanakan?; Bilamana/kapan waktu pelaksanaan; berapa banyak hasil yang ingin dicapai (kuantitas dan kualitas); berapa korbanan yang diperlukan (biaya, tenaga, dll); serta bagaimana melaksanakannya (melalui kegiatan apa)?. Rencana kegiatan yang disajikan dalam bentuk tabulasi/matriks yang berisi masalah, kegiatan, metode, keluaran, sasaran, volume/frekuensi, lokasi, waktu, biaya, sumber biaya, penanggung jawab, pelaksanaan dan pihak terkait. .
  • 41. Cara menyususun program • Ditentukan dari atas (predetermined) melaksanakan program pemerintah dan didasarkan atas apa yg dapat atau ingin dicapai oleh pemerintah • Disusun sendiri (self-determined)  yg didasarkan sepenuhnya pada kebutuhan yg benar-benar dirasakan oleh anggota masyarakat pedesaan • Disusun bersama (joint)  Penyusunan bersama antara yg berwenang dan yg berkepentingan yg dianggap terbaik
  • 42. Manfaat Program PP • Adanya pernyataan tertulis (dokumen) yg dpt digunkan setiap waktu • Adanya tujuan yg dpt digunakan utk mengukur kemajuan • Adanya kelangsungan pelaksanaan program • Bila petani diikutsertakan dalam merencanakan program, mereka menganggap hasil program yg dicapai sebagai pemecahan masalah mereka • Pengalaman pendidikan bagi petani • Meningkatkan kepercayaan diri petani dan sifat kepemimpinan
  • 43. Lingkup Materi Program Penyuluhan Lingkup materi program penyuluhan harus mencakup segala aspek kegiatan yang berkaitan dengan upaya-upaya peningkatan produksi, peningkatan pendapatan serta perbaikan kesejahteraan masyarakat penerima manfaatnya. Tentang hal ini, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
  • 44. . 1.Optimasi pemanfaatan sumberdaya untuk kegiatan produksi, dengan selalu memperhatikan konservasi sumberdaya alam dan pengelolaan limbah yang ditimbulkannya. 2. Efisien sistem produksi, yang tidak hanya mempertimbangkan efisiensi teknis saja, tetapi juga efisensi ekonomisnya. 3. Efisiensi sistem pemasaran produksi. 4. Pengelolaan usaha, termasuk pengelolaan ekonomi rumah tangga.
  • 45. . 5. Pengembangan sumberdaya keluarga (terutama pemuda dan wanita). 6. Pengembangan kelembagaan-ekonomi dan kelembagaan sosial. 7. Pembinaan kepemimpinan, baik kepemimpinan dalam keluarga, kepemimpinan di lingkungan pekerjaan, maupun kepemimpinan dalam kelembagaan ekonomi dan kelembagaan sosial.
  • 46. Selain itu juga : • Program-pogram yang berkaitan dengan pengembangan sistem penyuluhan yang meliputi: – Pengembangan organisasi dan administrasi penyuluhan. – Pengembangan sistem-kerja penyuluhan. – Pengembangan proses belajar-mengajar dalam penyuluhan. – Pengembangan: metoda, materi, dan perlengakapan penyuluhan. – Pengembangan kelembagaan penunjang kegiatan penyuluhan.
  • 47. • Program-program yang berkaitan dengan pengembangan karier penyuluh Sistem Pelatihan, baik untuk meningkatkan kualifikasi kemampuan penyuluh maupun dalam kaitannya dengan promosi jabatan/kenaikan pangkat. Sistem pengupahan, termasuk anggaran penunjang kegiatan penyuluhan yang seringkali harus dikeluarkan dari kantong penyuluh sendiri. Sistem kenaikan pangkat dan jaminan hari tuanya.
  • 48. rehat
  • 50. Latar Belakang..sistem LaKu • Petugas lapang kurang terlatih • Tidak mengikuti teknologi baru • Dan kecendrungan tidak mengunjungi petani karena lebih banyak dikantor Maksud pendekatan ini : • Membujuk petani pada produksi tanaman/ ternak tertentu • Menerapkan disiplin yg tinggi • Dan melaksanakan pola kerja tertentu
  • 51. Pengertian Sistem lAkU • Salah satu sistem penyuluhan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai target penyuluhan pertanian • Latihanpenyuluh mendapat latihan secara kontinyu sebagai bahan penyuluhan • Kunjunganpenyuluh secara terprogram melakukan kunjungan kepada pelaku agribisnis/petani sebagai sasaran penyuluhan • LAKUdi Indonesia –Proyek penyuluhan Pertanian tanaman Pangan (1976),--Proyek penyuluhan pertanian (1980)
  • 52. Langkah-Langkah Persiapan Kunjungan 1. Mencari tahu tentang keadaan pertanian saat ini yg ada di desa tersebut. 2. Perlu dicek dengan kenyataan yg ada dilapangan 3. Identifikasi Wilayah dengan berbagai metode agar data yg didapat lebih akurat 4. Sistem laku dilaksanakan dengan memperhatikan programa yg disusun
  • 54. Pelaksanaan Kunjungan • Kunjungan Individu apabila petani membutuhkan pendampingan teknologi secara khusus • Kunjungan Kelompok Mengacu pada jadwal yang telah disepakati antara penyuluh dan kelompok tani • Setiap penyuluh mempersiapakan materi sesuai dengan kebutuhan di tempat kunjungan • Menyediakan waktu ke lapangan utk melihat kemajuan pertanian, sekaligus mengidentifikasi masalah yg ada.
  • 55. Menurut Mardikanto dan Sutarni (1985) Pelaksanaan sistem LAKU mengacu pada hal berikut ini • Penyuluh lapangan berkewajiban membina sejumlah kelompok secara pasti, teratur, tertib dan berkelanjutan • Pasti, waktu dan tempat pasti menurut jadwal yg telah disepakati bersama oleh PPL dan klpnya • Teratur, frekuansi pembinaan (kunjungan) dilakukan secara berkala dan teratur • Tertib, harus mentaati kesepakatan tentang jadwal yg telah disusun • Berkelanjutan, agar pembinaan atau kunjungan penyuluh untuk melaksanakan penyuluhan dapat berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan • PPL wajib mengikuti latihan (training) di BPP yg menjadi pusat pertemuan dan informasi penyuluhan di tingkat kecamatan
  • 56. Waktu dan Tempat Kunjungan PP • Beberapa saran dalam kunjungan lapangan yg perlu diperhatikan : 1.Waktu kunjungan lapangan disesuikan dengan kegiatan petani dilapangan 2.Jika ingin dilakukan secara berkelompok dapat disepakati bersama petani, 3.Penetapan waktu penyuluhan akan tergantung : • Metode, media, materi • Keadaan atau situasi sasaran yg dituju • Jenis kegiatan usahatani setempat • Ketersediaan alat dan perlengkapan • Mengikuti kegiatan masyarakat setempat
  • 57. Latihan Bagi Penyuluh Pertanian • Latihan bagi penyuluh sama pentingnya dengan kunjungan bagi petani • Dalam latihan, penyuluh akan mendapatkan tambahan pengetahuan, keterampilan dan informasi terutama dalam rangka mencapai target dan pemecahan masalah yg ditemukan dilapangan • Latihan bertujuan dalam rangka memberikan pelayanan penyuluhan yg efektif dan profesional
  • 58. Lanjutan..... • Dalam latihan penyuluh dapat mempelajari : 1.Identifikasi teknologi produksi yg relevan dan diperlukan petani 2.Keterampilan mendiagnosis dan menganalisis masalah di lapangan 3.Teknik komunikasi yag memadai 4.Pemecahan masalah yang terjadi di lapangan 5.Bimbingan teknis/metode yg akan dilaksanakan 6.Peraturan, kebijaksanaan setempat dan lain- lainiformasi yg dianggap perlu untuk di sampaikan di dalam kunjungan lapangan
  • 59. Pengukuran keberhasilan sistem LAKU • Pelaksanaan sistem LAKU cendrung mempunyai target pada komoditas tertentu • keberhasilan diukur dengan meningkatkan produksi komoditas yg di prioritaskan tersebut • Pengalaman yg lalu keberhasilan ini di dapat karena : 1.Disebarkannya informasi murah dan sederhana kepada petani 2.Meningkatnya semangat kerja dan pengabdian penyuluh
  • 60. Keuntungan sistem LAKU • Penyuluh harus bekerja lebih banyak di lapangan dan selalu berinteraksi dengan cara mengunjungi petani di lahan usahataninya • Peningkatan disiplin kerja dan efektifitas kegiatan • Dengan latihan teratur penyuluh dianggap memiliki informasi dan teknologi mutakhir yg dibutuhkan petani • Penyuluh lapangan menerima pengawasan teknis yg teratur • Tersedia dukungan logistik bagi kegiatan penyuluhan (transportasi, rungan kerja dan peralatan video)
  • 61. Kesulitan pelaksanaan sistem LAKU • Tidak semua pelaku yg terlibat dalam sistem LAKU bekerja untuk kebutuhan sasaran penyuluhan pertanian • Publikasi hasil penelitian cendrung pada publikasi promosi bukan sebagai pada ilmu terapan yg dibutuhkan petani • Penyuluh cendrung dianggap rendah karena berkerjasama dengan petani • Penyusunan program cendrung dikendalikan oleh pusat • Cendrung Top Down dalam proses pelaksanaannya • LAKU tidak efektif untuk daerah terpencil • Perlu biaya cukup tinggi untuk transportasi dan pelatihan yang teratur