2. Fungsi sistem respirasi
Fungsi sistem kardiovaskular
Fungsi sistem GIT
Fungsi sistem reproduktif
Fungsi sistem endokrin
Fungsi sistem muskuloskeletal
Fungsi sistem integumen
Fungsi sistem syaraf
2
3. Fleksibilitas otot-pernafasan menurun
Kapasitas fungsional paru menurun sehingga
menyebabkan terjadinya dyspnea, terutama saat
aktivitas
Mekanisme batuk efektif menurun, meningkatkan
resiko terjadinya penyakit infeksi pernafasan
Alveoli menebal dan mengalami penurunan dalam
jumlah dan ukuran
Perubahan struktur skeleton dapat menurunkan
ekspansi diafragma.
Hilangnya silia menyebabkan kurang efektifnya
peningkatan mukosilia
3
4. Pencegahan Primer
◦ Penurunan fungsi pulmonal dipercepaat dengan merokok (aktif
maupun pasif)
◦ Menghindari polusi udara (sisa bahan bakar, emisi kendaraan,
asap pabrik yang mengandung asbes, timbal, kadmium,
merkuri)
◦ Memberikan edukasi
Pencegahan Sekunder
◦ Mempertahankan patensi jalan nafas
◦ Memudahkan pertukaran gas
◦ Memaksimalkan pola nafas
◦ Meningkatkan atau mempertahankan aktivitas optimal
5. Pencegahan Tertier
◦ Memaksimalkan fungsi pulmonal
◦ Menghindari atau meminimalkan gangguan terhadap
sistem pulmonal
◦ Menumbuhkan kemandirian klien
6. Elastisitas dinding aorta menurun
Cardiac output dan recovery time menurun,
dimana jantung membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk kembali pada HR normal setelah
mengalami peningkatan HR
Terjadi penurunan perfusi ke semua organ tubuh
Elastisitas pembuluh darah, terutama arteri,
menurun tekanan darah meningkat dilatasi
vena, sehingga vena superfisial menjadi lebih
prominen
6
7. Perubahan Implikasi Klinis
Ventrikel kiri menebal
Katub jantung menebal dan
membentuk penonjolan
Jumlah sel pacemaker
menurun
Vena mengalami dilatasi,
katub-katub menjadi tidak
kompeten
Penurunan kekuatan
kontraktil
Gangguan aliran darah
melalui katub
Umum terjadi disritmia
Edema pada ekstremitas
bawah dengan
penumpukan darah
8. ◦ Jangan merokok
◦ Kontrol kadar kolesterol tubuh
◦ Hindari obesitas
◦ Gaya hidup yang aktif/ tidak monoton
◦ Hindari Diabetes melitus dan Hipertensi
9. Enamel gigi menipis
Peningkatan penyakit periodontal
“taste bud” / sensasi rasa menurun jumlahnya,
dan produksi saliva juga menurun
Penurunan refleks gags resiko tersedak
meningkat
Hilangnya tulang perioteum dan peridontal
tanggalnya gigi
Retraksi dari struktur gusi⇨kesulitan dalam
mempertahankan perlekatan gigi palsu yang pas
9
10. Atrofi mukosa lambung⇨ perlambatan pencernaan
makanan
Penurunan motilitas lambung dan usus ⇨
penurunan absorpsi obat-obatan, zat besi, kalsium,
vitamin B12, konstipasi sering terjadi
11. Penurunan produksi estrogen, mrp onset terjadinya
menopause
Ukuran ovarium menurun, juga uterus dan cerviks
Vagina memendek, menyempit, elastisitas menurun
Garis-garis pada vagina (rugae) berkurang
Jaringan penyokong thd organ reproduksi kendor
resiko terjadi prolaps uteri
Jaringan mamae kendor
Libido & kebutuhan terhadap hubungan intim dengan
pasangan tidak mengalami perubahan.
11
12. Produksi testosteron menurun
Ukuran testikel mengecil
Mungkin terjadi impotensi
Waktu yang dibutuhkan untuk ereksi memanjang
waktu ejakulasi juga memanjang
Kelenjar prostat biasanya mengalami pembesaran/
hipertropi
Libido & kebutuhan terhadap hubungan intim dengan
pasangan tidak mengalami perubahan.
Jumlah sperma dan viskositasnya menurun, tetapi
kualitas sperma dipengaruhi ole gizi
12
13. Terjadi ketidak seimbangan antara penggunaan
dan produksi hormon
Sel-sel beta pankreas melepaskan insulin lebih
lambat sehingga sering terjadi peningkatan gula
darah.
Aktivitas kelenjar tyroid menurun sehingga BMR
juga menurun
13
14. Elastisitas dan massa otot mengendur
peurunan kekuatan otot, daya tahan, koordinasi
dan meningkatkan waktu reaksi
Terjadi dimineralisasi tulang dan penyusutan
diskus intervertebral
Perubahan degenerasi pada sendi kekakuan
pada sendi dan kehilangan rentang gerak
14
15. Jaringan sub cutan dan serat elastin kendor
kulit menjadi tipis dan lentur/ kisut
Hiperpigmentasi dan bintik-bintik merah
Penurunan sekresi dan kelembaban
Regulasi suhu tubuh menurun
Aliran kapiler menurun penyembuhan luka
memanjang
Vaskuler menjadi rapuh dan kaku
Aktivitas kelenjar yang memproduksi melanin
menurun rambut abu-abu s/d putih
15
16. Jumlah neuron otak mulai berkurang
Aliran darah cerebral dan penggunaan oksigen
menurun
Waktu yang dibutuhkan untuk membawa sinyal
dari dan ke organ yang mendapatkan rangsangan
meningkat
Memori jangka pendek berkurang, memori jangka
panjang tetap.
Periode terbangun lebih lama
Reflek tendon menurun
16
17. DIMENSIA
Adalah patologi pada otak yang sifatnya organik
yang ditandai oleh hilangnya fungsi intelektual.
Manifestasi klinik yang terjadi pada dimensia
tidak bisa dikatakan sebagai bagian normal dari
proses aging
17
18. PERUB. PADA SISTEM URINARIUS
Nephron pada ginjal mengalami penurunan
dalam jumlah dan fungsi
GFR menurun
BUN (urea darah) meningkat
Kemampuan ginjal untuk menghemat natrium
menurun.
Kapasitas vesica urinarius menurun
Otot-otot blader dan perianal melemah
Angka kejadian untuk terjadinya inkontinensia
urine meningkat
Kelj.prostat membesar, menyebabkan rasa
kencing tidak tuntas. 18
19. PERUB.SENSORI : PENGLIHATAN
Lensa mata menjadi keras dan kemampuan
untuk memfokuskan pada obyek yang dekat
Daya akomodasi menurun, sehingga kemampuan
untuk mentoleransi cahaya menurun.
Konsistensi vitreus humor menurun sehingga
pandangan menjadi kabur.
Fungsi glandula lakrimasi menurun sehingga
produksi air mata menurun, mata menjadi
kering dan gatal
19
20. PERUB. SENSORI : PENDENGARAN
Daun telinga menjadi kurang fleksibel, rambut
halus yng berada di dalam liang telinga menjadi
lebih kaku dan mengalami atropi, produksi
serumen meningkat.
Suplai darah menurun menyebabkan degenerasi
pada cochlea.
Presbycusis, adalah ketidakseimbangan
pendengaran pada lansia, sering disertai
kehilangan kemampuan mengenali nada.
20
21. PERUBAHAN SOSIOLOGIS
Status dan peran
Lansia mulai kehilangan peran, status, nilai (value)
dan mungkin tersingkir dari situasi sosial
Lansia mungkin akan kehilangan fungsi secara
struktural akibat tidak adanya peran yang sifatnya
spesifik bagi lansia
21
22. SUPPORT SOCIAL
Merupakan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kepemilikan, harga diri dan kasih sayang
Kepemilikan dan atau hubungan kasih sayang
mungkin merupakan kekuatan untuk melawan
proses kehilangan yang terjadi seiring dengan
bertambahnya usia.
Hubungan kasih sayang dan kedekatan dengan
anggota keluarga mungkin merupakan kekuatan
untuk melawan stress dan penyakit
Mungkin akan timbul sibling terhadap teman
atau tetangga terutama bagi lansia yang hidup
seorang diri ataupun yang tidak memiliki anak. 22
23. PERUBAHAN PSIKOLOGIS
Intelegensi
Tidak mengalami penurunan akibat proses aging
Mungkin mengalami penurunan fungsi mental akibat
penyakit, terutama penyakit-penyakit vaskuler
Penurunan kognitif biasanya diukur dari penampilan dan
kemampuan lansia dalam memecahkan masalah
Belajar
Perbedaan dalam belajar terjadi disebabkan oleh beberapa
faktor seperti motivasi, nilai dan persepsi
Lansia dapat belajar dengan baik ketika mereka mau
mendekati stimulus
Biasanya lansia tidak mau menyelesaikan tugas dengan
baik jika mereka menganggap tugas tersebut tidak perlu
atau tidak relevan. 23
24. Problem Solving
Problem solving pada lansia berbeda dengan orang muda :
Lansia cenderung :
Melihat kembali pengalaman masa lalu
Pendekatan masalah secara harfiah, tidak berdasarkan
hipotesa
Keahlian organisasi menurun
Memilih sedikit resiko, dan kurang menyukai perubahan
strategi
Dipengarui oleh informasi yang berlebihan
Memori
Dengan segera memori akan mengalami
ketidakseimbangan
Memori jangka pendek menurun
Memori jangka panjang tidak mengalami kerusakan
Lansia cenderung me-recall hal-hal penting 24
25. Sikap & nilai
Cenderung konstan sepanjang hidup
Kapasitas performa/ penampilan
Pada umumnya penampilan menurun akibat proses aging
Lansia sering tergopoh-gopoh sehingga mungkin timbul
frustasi dan terjadi penurunan performa.
25