SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 12
KATA PENGANTAR 
Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan segala 
kemudahan sehingga pembuat makalah dapat menyelesaikan makalah filsafat 
tentang logika dengan mudah dan lancar. Makalah ini disusun untuk menjelaskan 
tentang berpikir ilmiah dan peranannya di filsafat. 
Makalah ini disusun secara sistematis dengan tujuan melengkapi tugas 
mata kuliah filsafat. Dan makalah ini diharapkan dapat menjadi media informasi 
dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai berpikir 
ilmiah bagi mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. 
Pembuat makalah telah berusaha menyajikan materi pada makalah ini 
dengan sebaik-baiknya, tetapi kekurangan dan kesalahan pasti ada. Seperti kata 
pepatah “ tak ada gading yang tak patah”. Semua yang ada dibumi ini tidak ada 
yang sempurna. Yang sempurna itu adalah kesempurnaan itu sendiri. Atas dasar 
kenyataan tersebut, saran dan kritik yang bersifat membangun agar makalah ini 
menjadi lebih baik, sangat diharapkan dan diterima tim penyusun dengan tangan 
terbuka. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah 
wawasan dan pengetahuan. Amin 
Palembang, November 2014 
Penulis 
1
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR ........................................................................1 
DAFTAR ISI .....................................................................................2 
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................3 
A. LATAR BELAKANG..................................................................3 
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................4 
C. TUJUAN......................................................................................4 
BAB II. PEMBAHASAN...................................................................5 
A. PENGERTIAN BERPIKIR ILMIAH............................................5 
B. LANGKAH-LANGKAH BERPIKIR ILMIAH............................6 
BAB III. PENUTUP...........................................................................10 
1. KESIMPULAN............................................................................10 
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................11 
2
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dilengkapi dengan akal dan 
pikiran. Tanpa akal manusia tidak akan bisa membuat waduk/bendungan, jalan 
dan jembatan, rumah-rumah bertingkat dan sebagainya. Hanya dengan akal dan 
pikiran, manusia dapat berubah taraf kehidupannya dari tradisional, berkembang 
dan mengikuti perkembangan sampai dengan modern. 
Akal digunakan manusia untuk berpikir, berpikir merupakan sebuah kegiatan 
mental yang menghasilkan pengetahuan. Jadi apabila manusia benar-benar 
memaksimalkan fungsi otaknya untuk berpikir dalam menemukan pengetahuan 
atau menghasilkan pengetahuan termasuk kategori berpikir ilmiah. Berpikir 
ilmiah sebuah kegiatan yang seringkali dilakukan oleh para ilmuwan. Ilmuwan 
dalam mengkaji dan meneliti hubungan kausalitas (sebab akibat) antara berbagai 
macam peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia di alam semesta ini 
menggunakan daya pikir yang logis analitis serta kritis. Maka dengan 
kemampuan berpikirnya manusia bisa mengembangkan pengetahuan, baik ilmu 
pengetahuan yang bersifat penyempurna dari ilmu pengetahuan sebelumnya 
ataupun ilmu pengetahuan yang bersifat baru. 
3
Ilmu pengetahuan dikatakan ilmiah jika memiliki metode dan cara yang benar dan 
bisa dipertanggungjawabkan paling tidak ditunjang oleh tiga komponen utama : 
pertama adanya objek, kedua adanya metode yang digunakan dan ketiga adanya 
sistematika tertentu.2 Jadi berpikir ilmiah merupakan cara berpikir yang memiliki 
tata cara dan aturan main yang berlandaskan sistematika tertentu dan benar 
berdasarkan atas data empiris. Selanjutnya agar berpikir ilmiah bisa terlaksana dan 
dilakukan dengan baik dan benar tentunya harus menggunakan langkah-langkah 
dalam kerangka berpikir ilmiah. Kerangka berpikir ilmiah inilah yang penulis 
jadikan tema pokok dalam penjelasan isi makalah ini. 
B. Rumusan Masalah 
Dari latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut: 
1. Apa pengertian berpikir ilmiah? 
2. Apa saja langkah-langkah dalam berpikir ilmiah? 
C. Tujuan Penulisan 
Dari rumusan masalah diatas yang menjadi tujuan penulisan yaitu: 
1. Menganalisis pengertian berpikir ilmiah 
2. Menganalisis langkah-langkah berpikir ilmiah 
4
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Definisi Berpikir Ilmiah 
Sebelum lebih jauh menjelaskan apa yang dimaksud berpikir ilmiah, ada 
baiknya lebih dahulu kita ketahui arti per kata dari kelompok kata tersebut. 
Pertama kata berpikir. Berpikir adalah menggunakan akal budi untuk 
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Sedangkan menurut Poespoprodjo 
berpikir adalah suatu aktifitas yang banyak seluk-beluknya, berlibat-libat, 
mencakup berbagai unsur dan langkah-langkah. Menurut Anita Taylor et. Al. 
berpikir adalah proses penarikan kesimpulan. Jadi berpikir merupakan sebuah 
proses tertentu yang dilakukan akal budi dalam memahami, mempertimbangkan, 
menganalisa, meneliti, menerangkan dan memikirkan sesuatu dengan jalan 
tertentu atau langkah-langkah tertentu sehingga sampai pada sebuah kesimpulan 
yang benar. 
Sedangkan Ilmiah yakni “bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan, 
memenuhi syarat kaidah ilmu pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah berpikir 
rasional dan berpikir empiris. Bersifat ilmiah apabila ia mengandung kebenaran 
5
secara objektif, karena didukung oleh informasi yang telah teruji kebenarannya 
dan disajikan secara mendalam, berkat penalaran dan analisa yang tajam.10 
Berpikir rasional adalah berpikir menggunakan dan mengandalkan otak atau rasio 
atau akal budi manusia sedangkan berpikir empiris berpikir dengan melihat 
realitas empiris, bukti nyata atau fakta nyata yang terjadi di lingkungan yang ada 
melalui panca indera manusia. 
Jadi memang tidak semua berpikir akan mengahasilkan pengetahuan dan 
ilmu dan juga tidak semua berpikir disebut berpikir ilmiah. Karena berpikir ilmiah 
memiliki aturan dan kaidah tersendiri yang harus diikuti oleh para pemikir dan 
ilmuwan sehingga proses berpikir mereka bisa dikatakan sebagai produk ilmu 
pengetahuan dan bermanfaat bagi khalayak ramai dan manusia pada umumnya. 
B. Langkah-langkah Berpikir Ilmiah 
Bagaimanapun juga berpikir ilmiah tetap menggunakan atau memakai 
proses berpikir ilmiah sebagai salah satu syarat untuk dikatakan bahwa apa yang 
dipikirkan termasuk dalam kerangka berpikir ilmiah. Adapun proses berpikir 
ilmiah menurut Sudjana menempuh langkah-langkah tertentu yang disanggah oleh 
tiga unsur pokok, yakni pengajuan masalah, perumusan hipotesis, dan verifikasi 
data. 
Menurut Jujun ada lima langkah dalam kerangka berpikir ilmiah. Pertama 
merumuskan masalah, kedua menyusun kerangka berpikir dalam pengajuan 
hipotesis, ketiga merumuskan hipotesis, keempat menguji hipotesis dan langkah 
terakhir adalah menarik suatu kesimpulan. Demikian pula menurut Nazir 
penelitian menggunakan metode ilmiah sekurang-kurangnya dilakukan dengan 
langkah-langkah berikut : (1) merumuskan serta mendefinisikan masalah, (2) 
mengadakan studi kepustakaan, (3) memformulasikan hipotesa, (4) menentukan 
model untuk menguji hipotesa, (5) mengumpulkan data, (6) menyusun, 
menganalisa dan memberikan interpretasi, (7) membuat generalisasi kesimpulan. 
Jadi dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya langkah-langkah 
atau taraf berpikir ilmiah dimulai dengan munculnya sebuah masalah 
6
yang kemudian disusun dalam suatu bentuk rumusan masalah, selanjutnya 
memberikan suatu solusi pemecahannya dalam bentuk jawaban atau kesimpulan 
yang bersifat sementara terhadap pertanyaan atau permasalahan yang diajukan, 
setelah itu menentukan cara yang benar untuk menguji hipotesis dengan 
mengumpulkan data-data dan fakta-fakta empiris yang relevan dengan hipotesis 
yang diajukan sehingga akan menampakkan apakah benar terdapat fakta dan data 
nyata tersebut atau tidak. Terakhir dapat ditarik sebuah kesimpulan apakah betul 
sebuah hipotesis yang telah diajukan itu ditolak atau bahkan diterima, 
berdasarkan data dan fakta yang ada, bukan berlandaskan terhadap opini atau 
asumsi. 
Berikut penjelasan langkah-langkah berpikir ilmiah dari dengan didukung 
pendapat para ahli. 
Langkah pertama dalam kerangka berpikir ilmiah adalah perumusan masalah. 
Perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian, dan merupakan langkah yang 
penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah. Penting karena rumusan 
masalah adalah ibarat pondasi rumah atau bangunan, tempat berpijak awal, 
apabila salah menentukan dan tidak jelas batasan dalam melakukan akan 
menyulitkan proses selanjutnya. Diantaranya akan menyulitkan seseorang atau 
pembaca dalam memahami kejelasan judul, sehingga membuat pembaca 
memahaminya dengan multi tafsir, oleh karena itu kejelasan judul perlu 
dituangkan dalam perumusan masalah. Perumusan masalah merupakan pedoman 
dasar yang kuat bagi pelaksanaan penelitian. Khususnya untuk menyusun butir-butir 
pertanyaan dalam alat (instrumen), angket, pedoman wawancara, pedoman 
menelusur dokumen dan sebagainya dan membatasi permasalahan yang akan 
diteliti. 
Dalam perumusan masalah seorang peneliti dituntut untuk teliti dan 
cermat menentukan batasan-batasan sebuah masalah yang akan diteliti sehingga 
tidak membuat kabur permasalahan yang diteliti. Perumusan masalah umumnya 
dan biasanya disusun dalam bentuk kalimat tanya, rumusan harus jelas dan berisi 
implikasi adanya data untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah, rumusan 
7
masalah juga harus merupakan dasar dalam membuat hipotesa dan menjadi dasar 
bagi judul suatu kegiatan penelitian. 
Langkah berikutnya perumusan hipotesis. “Hypo” artinya dibawah dan 
“thesa” artinya kebenaran. Dalam bahasa Indonesia dituliskan hipotesa, dan 
berkembang menjadi hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara atau 
dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan 
kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan. 
Pendapat lain mengatakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara atas 
pertanyaan penelitian yang diajukan terhadap masalah yang telah dirumuskan.21 
Oleh karena itulah, suatu hipotesis mesti dikembang dari suatu teori terpercaya. 
Jika hipotesis itu telah teruji oleh data empirik dan ternyata benar, maka jadilah 
hipotesa itu menjadi teori atau tesis. Karena berdasarkan isi dan rumusannya 
hipotesis dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu jenis hipotesis alternatif (Ha) 
dan hipotesis nol (Ho). 
Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan 
antara dua variabel atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal 
tertentu pada kelompok yang berbeda. Sedangkan hipotesis nol (Ho) adalah 
kebalikan dari hipotesis alternatif, yaitu menyatakan tidak adanya hubungan atau 
tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau lebih. 
Namun biasanya dalam penelitian deskriptif biasanya hipotesis bertujuan untuk 
membuat deskripsi mengenai hal yang diteliti, bukan bertujuan untuk menguji 
hipotesis. 
Setelah perumusan hipotesis langkah selanjutnya adalah pengujian 
hipotesis. Pengujian hipotesis merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan 
dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta 
yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.23 Setiap hipotesis dapat diuji 
kebenarannya tentu saja dengan menggunakan bukti-bukti empiris serta teknik 
analisis yang secermat mungkin, karena dengan demikian halnya, maka suatu 
hipotesis akan menentukan arah dan fokus upaya pengumpulan dan penganalisaan 
data. 
8
Jadi hipotesis adalah usaha untuk mengumpulkan bukti-bukti yang relevan 
dan berhubungan serta mendukung terhadap hipotesis yang telah diajukan 
sehingga bisa teruji kebenaran hipotesis tersebut atau tidak dan hal ini sangat 
penting untuk dilakukan karena tanpa ada proses pengujian hipotesis dalam 
sebuah penelitian akan sulit penelitian tersebut dipertanggungjawabkan 
kebenarannya secara ilmiah. 
Langkah terakhir dalam kerangka berpikir ilmiah adalah penarikan 
kesimpulan. Kesimpulan merupakan salah satu faktor yang penting dalam sebuah 
proses penelitian, kenapa demikian, karena dengan kesimpulan yang ada dalam 
suatu penelitian akan menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian. 
Kesimpulan itu berupa natijah hasil dari penafsiran dan pembahasan data yang 
diperoleh dalam penelitian, sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam 
perumusan masalah. 
Sedangkan menurut Suharsimi bahwa suatu kesimpulan bukan suatu karangan 
dari pembicaraan-pembicaraan lain, melainkan hasil proses tertentu “menarik”, 
dalam arti “memindahkan” sesuatu dari suatu tempat ke tempat lain. 
Menarik sebuah kesimpulan dalam suatu kegiatan penelitian tidak boleh 
sembarangan tanpa ada suatu data atau fakta yang ada dan diperoleh dalam 
kegiatan penelitian. Jadi sebuah kesalahan yang fatal apabila penarikan 
kesimpulan tanpa dilandasi dan berdasarkan data atau fakta yang telah diperoleh, 
apalagi hanya berdasarkan interpretasi dan opini seorang peneliti. 
Seharusnya kesimpulan itu menjawab permasalahan yang ada dalam 
kegiatan penelitian, sehingga antara hipotesis, permasalahan sangat berhubungan 
erat dengan kesimpulan. Maksudnya adalah penarikan kesimpulan tidak akan 
jelas, jika tidak ada data dan fakta yang menjawab sementara dari persoalan atau 
permasalahan yang telah ditentukan, yang sering disebut dalam istilah penelitian 
dengan hipotesis. Sehingga terlihat dengan jelas hubungan antara permasalahan, 
hipotesis dan kesimpulan. 
9
BAB III 
PENUTUP 
A. Simpulan 
Berpikir ilmiah merupakan cara berpikir yang memiliki dan menggunakan cara 
dan aturan tertentu dimulai dari adanya sebuah masalah sampai pada langkah 
terakhir dengan sebuah penarikan kesimpulan 
Tidak semua berpikir bisa dikatakan berpikir ilmiah, karena bagaimanapun juga 
berpikir ilmiah harus menggunakan metode atau cara serta aturan tertentu yang 
telah ditetapkan. Setiap manusia berhak untuk berpikir namun hanya manusia 
yang memiliki ilmu pengetahuanlah yang bisa berpikir baik rasional dan kritis 
dalam memahami dan memecahkan permasalahan 
Proses berpikir ilmiah itu melalui beberapa tahapan atau rangkaian kerangka 
berpikir ilmiah, dengan menggunakan pedoman atau kerangka berpikir ilmiah 
tentunya akan menghasilkan suatu pengetahuan yang berguna bagi manusia 
lainnya atau masyarakat pada umumnya, bukankah orang yang paling bermanfaat 
di muka bumi adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. 
Dengan fungsinya manusia sebagai khalifah fil ardi maka untuk mengawal alam 
jagad raya ini manusia harus memaksimalkan otak dan pikirannya didalam 
10
memikirkan dan manalar sesuatu dengan pedoman, acuan atau kerangka berpikir 
ilmiah. Sehingga bisa menjaga alam jagad raya ini dengan baik dan benar. 
DAFTAR PUSTAKA 
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Yogyakarta : Rineka Cipta, 1992. 
Arifin, Tatang. M. Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo 
Persada, 1995 
Bisri, Cik Hasan, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan 
Skripsi, Jakarta : Logos 1998. 
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai 
Pustaka, 1991. 
Faisal, Sanafiah, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional, 
1982. 
Hasan, Chalijah, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, Jakarta : Al Ikhlas, 1994. 
Narbuko, Cholid, Metode Penelitian, Jakarta : Bumi Aksara, 1997. 
Nazir, Moh, Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1983. 
Poespoprodjo, W., Logika Scientifika Pengantar Dialektika dan Ilmu, Bandung : 
Pustaka Grafika, 1999. 
Sudjana, Nana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Bandung : Sinar Baru, 1991. 
Suseno, Slameto, Teknik Penulisan Ilmiah Populer, Jakarta : Gramedia, 1986. 
11
Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta : 
Pustaka Sinar Harapan, 1996. 
12

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiahBerpikir ilmiah
Berpikir ilmiah
hiriza
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Riska Yuliatiningsih
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Rizqy Putra
 

Was ist angesagt? (20)

Makalah logika
Makalah logika Makalah logika
Makalah logika
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
 
Pancasila dan pengetahuan ilmiah
Pancasila dan pengetahuan ilmiahPancasila dan pengetahuan ilmiah
Pancasila dan pengetahuan ilmiah
 
Kalimat efektif ppt
Kalimat efektif pptKalimat efektif ppt
Kalimat efektif ppt
 
Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiahBerpikir ilmiah
Berpikir ilmiah
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan  Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologi
 
IPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan IslamIPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan Islam
 
Aksiologi ppt
Aksiologi pptAksiologi ppt
Aksiologi ppt
 
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan DeduksiArtikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
 
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasioContoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
 
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel PenelitianStruktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
Struktur Teks dan Genre Mikro pada Artikel Penelitian
 
Krisis Multidimensional
Krisis MultidimensionalKrisis Multidimensional
Krisis Multidimensional
 
Contoh Modul
Contoh Modul Contoh Modul
Contoh Modul
 
Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)
Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)
Materi kuliah ayat dan hadits ekonomi islam (1)
 
Power point makalah
Power point makalahPower point makalah
Power point makalah
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
 
contoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalahcontoh Bab 1. pendahuluan makalah
contoh Bab 1. pendahuluan makalah
 

Ähnlich wie Makalah berpikir ilmiah(1)

Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
Ferdy Tohopi
 
FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir
Lika Saras
 
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptxBangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
MuhammadSyeikhoni2
 
karakteristik topik yang bagus (makalah)
karakteristik topik yang bagus (makalah)karakteristik topik yang bagus (makalah)
karakteristik topik yang bagus (makalah)
kamal turmudzi
 
Metpen 1 Penelitian Ilmiah
Metpen 1   Penelitian IlmiahMetpen 1   Penelitian Ilmiah
Metpen 1 Penelitian Ilmiah
Andi Iswoyo
 
Riset dan Inovasi (Inovasi teknologi).pptx
Riset dan Inovasi (Inovasi teknologi).pptxRiset dan Inovasi (Inovasi teknologi).pptx
Riset dan Inovasi (Inovasi teknologi).pptx
Wandaa5
 

Ähnlich wie Makalah berpikir ilmiah(1) (20)

Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
 
Strategi Pembuatan Karya Ilmiah Bagi Anggota KIR (Kelompok Ilmiah Remaja)
Strategi Pembuatan Karya Ilmiah Bagi Anggota KIR (Kelompok Ilmiah Remaja)Strategi Pembuatan Karya Ilmiah Bagi Anggota KIR (Kelompok Ilmiah Remaja)
Strategi Pembuatan Karya Ilmiah Bagi Anggota KIR (Kelompok Ilmiah Remaja)
 
FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir
 
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptxBangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
 
makalah metode penelitian ilmiah
makalah metode penelitian ilmiahmakalah metode penelitian ilmiah
makalah metode penelitian ilmiah
 
karakteristik topik yang bagus (makalah)
karakteristik topik yang bagus (makalah)karakteristik topik yang bagus (makalah)
karakteristik topik yang bagus (makalah)
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
 
Menyusun rancangan penelitian sosial
Menyusun rancangan penelitian sosialMenyusun rancangan penelitian sosial
Menyusun rancangan penelitian sosial
 
Induktif
InduktifInduktif
Induktif
 
Metpen 1 Penelitian Ilmiah
Metpen 1   Penelitian IlmiahMetpen 1   Penelitian Ilmiah
Metpen 1 Penelitian Ilmiah
 
KONSEP DASAR PENELITIAN.pptx
KONSEP DASAR PENELITIAN.pptxKONSEP DASAR PENELITIAN.pptx
KONSEP DASAR PENELITIAN.pptx
 
Riset dan Inovasi (Inovasi teknologi).pptx
Riset dan Inovasi (Inovasi teknologi).pptxRiset dan Inovasi (Inovasi teknologi).pptx
Riset dan Inovasi (Inovasi teknologi).pptx
 
Tpki2 nurul azizah 1301414118
Tpki2 nurul azizah 1301414118Tpki2 nurul azizah 1301414118
Tpki2 nurul azizah 1301414118
 
METLIT P II 2023.pdf
METLIT P II 2023.pdfMETLIT P II 2023.pdf
METLIT P II 2023.pdf
 
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiahBahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
 
Bahan Ajar Metpen 1.pptx
Bahan Ajar Metpen 1.pptxBahan Ajar Metpen 1.pptx
Bahan Ajar Metpen 1.pptx
 
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuanpowerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
 
Ilmu Pengetahuan
Ilmu PengetahuanIlmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan
 
Buku kualitatif
Buku kualitatifBuku kualitatif
Buku kualitatif
 
Metodologi penelitian upi
Metodologi penelitian upiMetodologi penelitian upi
Metodologi penelitian upi
 

Kürzlich hochgeladen

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Kürzlich hochgeladen (20)

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 

Makalah berpikir ilmiah(1)

  • 1. KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan segala kemudahan sehingga pembuat makalah dapat menyelesaikan makalah filsafat tentang logika dengan mudah dan lancar. Makalah ini disusun untuk menjelaskan tentang berpikir ilmiah dan peranannya di filsafat. Makalah ini disusun secara sistematis dengan tujuan melengkapi tugas mata kuliah filsafat. Dan makalah ini diharapkan dapat menjadi media informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai berpikir ilmiah bagi mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pembuat makalah telah berusaha menyajikan materi pada makalah ini dengan sebaik-baiknya, tetapi kekurangan dan kesalahan pasti ada. Seperti kata pepatah “ tak ada gading yang tak patah”. Semua yang ada dibumi ini tidak ada yang sempurna. Yang sempurna itu adalah kesempurnaan itu sendiri. Atas dasar kenyataan tersebut, saran dan kritik yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih baik, sangat diharapkan dan diterima tim penyusun dengan tangan terbuka. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Amin Palembang, November 2014 Penulis 1
  • 2. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................1 DAFTAR ISI .....................................................................................2 BAB I. PENDAHULUAN.................................................................3 A. LATAR BELAKANG..................................................................3 B. RUMUSAN MASALAH.............................................................4 C. TUJUAN......................................................................................4 BAB II. PEMBAHASAN...................................................................5 A. PENGERTIAN BERPIKIR ILMIAH............................................5 B. LANGKAH-LANGKAH BERPIKIR ILMIAH............................6 BAB III. PENUTUP...........................................................................10 1. KESIMPULAN............................................................................10 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................11 2
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dilengkapi dengan akal dan pikiran. Tanpa akal manusia tidak akan bisa membuat waduk/bendungan, jalan dan jembatan, rumah-rumah bertingkat dan sebagainya. Hanya dengan akal dan pikiran, manusia dapat berubah taraf kehidupannya dari tradisional, berkembang dan mengikuti perkembangan sampai dengan modern. Akal digunakan manusia untuk berpikir, berpikir merupakan sebuah kegiatan mental yang menghasilkan pengetahuan. Jadi apabila manusia benar-benar memaksimalkan fungsi otaknya untuk berpikir dalam menemukan pengetahuan atau menghasilkan pengetahuan termasuk kategori berpikir ilmiah. Berpikir ilmiah sebuah kegiatan yang seringkali dilakukan oleh para ilmuwan. Ilmuwan dalam mengkaji dan meneliti hubungan kausalitas (sebab akibat) antara berbagai macam peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia di alam semesta ini menggunakan daya pikir yang logis analitis serta kritis. Maka dengan kemampuan berpikirnya manusia bisa mengembangkan pengetahuan, baik ilmu pengetahuan yang bersifat penyempurna dari ilmu pengetahuan sebelumnya ataupun ilmu pengetahuan yang bersifat baru. 3
  • 4. Ilmu pengetahuan dikatakan ilmiah jika memiliki metode dan cara yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan paling tidak ditunjang oleh tiga komponen utama : pertama adanya objek, kedua adanya metode yang digunakan dan ketiga adanya sistematika tertentu.2 Jadi berpikir ilmiah merupakan cara berpikir yang memiliki tata cara dan aturan main yang berlandaskan sistematika tertentu dan benar berdasarkan atas data empiris. Selanjutnya agar berpikir ilmiah bisa terlaksana dan dilakukan dengan baik dan benar tentunya harus menggunakan langkah-langkah dalam kerangka berpikir ilmiah. Kerangka berpikir ilmiah inilah yang penulis jadikan tema pokok dalam penjelasan isi makalah ini. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian berpikir ilmiah? 2. Apa saja langkah-langkah dalam berpikir ilmiah? C. Tujuan Penulisan Dari rumusan masalah diatas yang menjadi tujuan penulisan yaitu: 1. Menganalisis pengertian berpikir ilmiah 2. Menganalisis langkah-langkah berpikir ilmiah 4
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Berpikir Ilmiah Sebelum lebih jauh menjelaskan apa yang dimaksud berpikir ilmiah, ada baiknya lebih dahulu kita ketahui arti per kata dari kelompok kata tersebut. Pertama kata berpikir. Berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Sedangkan menurut Poespoprodjo berpikir adalah suatu aktifitas yang banyak seluk-beluknya, berlibat-libat, mencakup berbagai unsur dan langkah-langkah. Menurut Anita Taylor et. Al. berpikir adalah proses penarikan kesimpulan. Jadi berpikir merupakan sebuah proses tertentu yang dilakukan akal budi dalam memahami, mempertimbangkan, menganalisa, meneliti, menerangkan dan memikirkan sesuatu dengan jalan tertentu atau langkah-langkah tertentu sehingga sampai pada sebuah kesimpulan yang benar. Sedangkan Ilmiah yakni “bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan, memenuhi syarat kaidah ilmu pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah berpikir rasional dan berpikir empiris. Bersifat ilmiah apabila ia mengandung kebenaran 5
  • 6. secara objektif, karena didukung oleh informasi yang telah teruji kebenarannya dan disajikan secara mendalam, berkat penalaran dan analisa yang tajam.10 Berpikir rasional adalah berpikir menggunakan dan mengandalkan otak atau rasio atau akal budi manusia sedangkan berpikir empiris berpikir dengan melihat realitas empiris, bukti nyata atau fakta nyata yang terjadi di lingkungan yang ada melalui panca indera manusia. Jadi memang tidak semua berpikir akan mengahasilkan pengetahuan dan ilmu dan juga tidak semua berpikir disebut berpikir ilmiah. Karena berpikir ilmiah memiliki aturan dan kaidah tersendiri yang harus diikuti oleh para pemikir dan ilmuwan sehingga proses berpikir mereka bisa dikatakan sebagai produk ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi khalayak ramai dan manusia pada umumnya. B. Langkah-langkah Berpikir Ilmiah Bagaimanapun juga berpikir ilmiah tetap menggunakan atau memakai proses berpikir ilmiah sebagai salah satu syarat untuk dikatakan bahwa apa yang dipikirkan termasuk dalam kerangka berpikir ilmiah. Adapun proses berpikir ilmiah menurut Sudjana menempuh langkah-langkah tertentu yang disanggah oleh tiga unsur pokok, yakni pengajuan masalah, perumusan hipotesis, dan verifikasi data. Menurut Jujun ada lima langkah dalam kerangka berpikir ilmiah. Pertama merumuskan masalah, kedua menyusun kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis, ketiga merumuskan hipotesis, keempat menguji hipotesis dan langkah terakhir adalah menarik suatu kesimpulan. Demikian pula menurut Nazir penelitian menggunakan metode ilmiah sekurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah berikut : (1) merumuskan serta mendefinisikan masalah, (2) mengadakan studi kepustakaan, (3) memformulasikan hipotesa, (4) menentukan model untuk menguji hipotesa, (5) mengumpulkan data, (6) menyusun, menganalisa dan memberikan interpretasi, (7) membuat generalisasi kesimpulan. Jadi dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya langkah-langkah atau taraf berpikir ilmiah dimulai dengan munculnya sebuah masalah 6
  • 7. yang kemudian disusun dalam suatu bentuk rumusan masalah, selanjutnya memberikan suatu solusi pemecahannya dalam bentuk jawaban atau kesimpulan yang bersifat sementara terhadap pertanyaan atau permasalahan yang diajukan, setelah itu menentukan cara yang benar untuk menguji hipotesis dengan mengumpulkan data-data dan fakta-fakta empiris yang relevan dengan hipotesis yang diajukan sehingga akan menampakkan apakah benar terdapat fakta dan data nyata tersebut atau tidak. Terakhir dapat ditarik sebuah kesimpulan apakah betul sebuah hipotesis yang telah diajukan itu ditolak atau bahkan diterima, berdasarkan data dan fakta yang ada, bukan berlandaskan terhadap opini atau asumsi. Berikut penjelasan langkah-langkah berpikir ilmiah dari dengan didukung pendapat para ahli. Langkah pertama dalam kerangka berpikir ilmiah adalah perumusan masalah. Perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian, dan merupakan langkah yang penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah. Penting karena rumusan masalah adalah ibarat pondasi rumah atau bangunan, tempat berpijak awal, apabila salah menentukan dan tidak jelas batasan dalam melakukan akan menyulitkan proses selanjutnya. Diantaranya akan menyulitkan seseorang atau pembaca dalam memahami kejelasan judul, sehingga membuat pembaca memahaminya dengan multi tafsir, oleh karena itu kejelasan judul perlu dituangkan dalam perumusan masalah. Perumusan masalah merupakan pedoman dasar yang kuat bagi pelaksanaan penelitian. Khususnya untuk menyusun butir-butir pertanyaan dalam alat (instrumen), angket, pedoman wawancara, pedoman menelusur dokumen dan sebagainya dan membatasi permasalahan yang akan diteliti. Dalam perumusan masalah seorang peneliti dituntut untuk teliti dan cermat menentukan batasan-batasan sebuah masalah yang akan diteliti sehingga tidak membuat kabur permasalahan yang diteliti. Perumusan masalah umumnya dan biasanya disusun dalam bentuk kalimat tanya, rumusan harus jelas dan berisi implikasi adanya data untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah, rumusan 7
  • 8. masalah juga harus merupakan dasar dalam membuat hipotesa dan menjadi dasar bagi judul suatu kegiatan penelitian. Langkah berikutnya perumusan hipotesis. “Hypo” artinya dibawah dan “thesa” artinya kebenaran. Dalam bahasa Indonesia dituliskan hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan. Pendapat lain mengatakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang diajukan terhadap masalah yang telah dirumuskan.21 Oleh karena itulah, suatu hipotesis mesti dikembang dari suatu teori terpercaya. Jika hipotesis itu telah teruji oleh data empirik dan ternyata benar, maka jadilah hipotesa itu menjadi teori atau tesis. Karena berdasarkan isi dan rumusannya hipotesis dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu jenis hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho). Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok yang berbeda. Sedangkan hipotesis nol (Ho) adalah kebalikan dari hipotesis alternatif, yaitu menyatakan tidak adanya hubungan atau tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau lebih. Namun biasanya dalam penelitian deskriptif biasanya hipotesis bertujuan untuk membuat deskripsi mengenai hal yang diteliti, bukan bertujuan untuk menguji hipotesis. Setelah perumusan hipotesis langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.23 Setiap hipotesis dapat diuji kebenarannya tentu saja dengan menggunakan bukti-bukti empiris serta teknik analisis yang secermat mungkin, karena dengan demikian halnya, maka suatu hipotesis akan menentukan arah dan fokus upaya pengumpulan dan penganalisaan data. 8
  • 9. Jadi hipotesis adalah usaha untuk mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dan berhubungan serta mendukung terhadap hipotesis yang telah diajukan sehingga bisa teruji kebenaran hipotesis tersebut atau tidak dan hal ini sangat penting untuk dilakukan karena tanpa ada proses pengujian hipotesis dalam sebuah penelitian akan sulit penelitian tersebut dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. Langkah terakhir dalam kerangka berpikir ilmiah adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan merupakan salah satu faktor yang penting dalam sebuah proses penelitian, kenapa demikian, karena dengan kesimpulan yang ada dalam suatu penelitian akan menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian. Kesimpulan itu berupa natijah hasil dari penafsiran dan pembahasan data yang diperoleh dalam penelitian, sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah. Sedangkan menurut Suharsimi bahwa suatu kesimpulan bukan suatu karangan dari pembicaraan-pembicaraan lain, melainkan hasil proses tertentu “menarik”, dalam arti “memindahkan” sesuatu dari suatu tempat ke tempat lain. Menarik sebuah kesimpulan dalam suatu kegiatan penelitian tidak boleh sembarangan tanpa ada suatu data atau fakta yang ada dan diperoleh dalam kegiatan penelitian. Jadi sebuah kesalahan yang fatal apabila penarikan kesimpulan tanpa dilandasi dan berdasarkan data atau fakta yang telah diperoleh, apalagi hanya berdasarkan interpretasi dan opini seorang peneliti. Seharusnya kesimpulan itu menjawab permasalahan yang ada dalam kegiatan penelitian, sehingga antara hipotesis, permasalahan sangat berhubungan erat dengan kesimpulan. Maksudnya adalah penarikan kesimpulan tidak akan jelas, jika tidak ada data dan fakta yang menjawab sementara dari persoalan atau permasalahan yang telah ditentukan, yang sering disebut dalam istilah penelitian dengan hipotesis. Sehingga terlihat dengan jelas hubungan antara permasalahan, hipotesis dan kesimpulan. 9
  • 10. BAB III PENUTUP A. Simpulan Berpikir ilmiah merupakan cara berpikir yang memiliki dan menggunakan cara dan aturan tertentu dimulai dari adanya sebuah masalah sampai pada langkah terakhir dengan sebuah penarikan kesimpulan Tidak semua berpikir bisa dikatakan berpikir ilmiah, karena bagaimanapun juga berpikir ilmiah harus menggunakan metode atau cara serta aturan tertentu yang telah ditetapkan. Setiap manusia berhak untuk berpikir namun hanya manusia yang memiliki ilmu pengetahuanlah yang bisa berpikir baik rasional dan kritis dalam memahami dan memecahkan permasalahan Proses berpikir ilmiah itu melalui beberapa tahapan atau rangkaian kerangka berpikir ilmiah, dengan menggunakan pedoman atau kerangka berpikir ilmiah tentunya akan menghasilkan suatu pengetahuan yang berguna bagi manusia lainnya atau masyarakat pada umumnya, bukankah orang yang paling bermanfaat di muka bumi adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Dengan fungsinya manusia sebagai khalifah fil ardi maka untuk mengawal alam jagad raya ini manusia harus memaksimalkan otak dan pikirannya didalam 10
  • 11. memikirkan dan manalar sesuatu dengan pedoman, acuan atau kerangka berpikir ilmiah. Sehingga bisa menjaga alam jagad raya ini dengan baik dan benar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Yogyakarta : Rineka Cipta, 1992. Arifin, Tatang. M. Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995 Bisri, Cik Hasan, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi, Jakarta : Logos 1998. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1991. Faisal, Sanafiah, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional, 1982. Hasan, Chalijah, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, Jakarta : Al Ikhlas, 1994. Narbuko, Cholid, Metode Penelitian, Jakarta : Bumi Aksara, 1997. Nazir, Moh, Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1983. Poespoprodjo, W., Logika Scientifika Pengantar Dialektika dan Ilmu, Bandung : Pustaka Grafika, 1999. Sudjana, Nana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Bandung : Sinar Baru, 1991. Suseno, Slameto, Teknik Penulisan Ilmiah Populer, Jakarta : Gramedia, 1986. 11
  • 12. Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1996. 12