SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 31
Downloaden Sie, um offline zu lesen
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/363/2015
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 328/MENKES/SK/IX/2013 TENTANG
•y FORMULARIUM NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa sehubungan adanya perubahan restriksi
obat, penggunaan obat yang memerlukan
keahlian khusus, penambahan jenis obat dan
bentuk sediaan obat, perlu dilakukan
penyesuaian daftar obat dalam Formularium
Nasional;
b. bahwa Formularium Nasional yang ditetapkan
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
328/Menkes/SK/IX/2013 tentang Formularium
Nasional sebagaimana telah diubah dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
159/Menkes/SK/V/2014 perlu disesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kebutuhan hukum sesuai kajian
pola penyakit yang terjadi di Indonesia;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan
tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor
328/Menkes/SK/IX/2013 tentang Formularium
Nasional;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3671);
2. Undang-Undang .
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 2 -
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4456);
3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5062);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);
6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5256);
7. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 29) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor
111 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 255);
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
189/Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat
Nasional;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang Kewajiban
Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Pemerintah;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
/ 585) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
741);
11. Keputusan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 3 -
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
228/Menkes/SK/VI/2013 tentang Komite
Nasional Penyusunan Formularium Nasional
2013;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
328/Menkes/SK/IX/2013 tentang Formularium
Nasional sebagaimana telah diubah dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
159/Menkes/SK/V/2014;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN MENTERI
KESEHATAN NOMOR 328/MENKES/SK/IX/2013
TENTANG FORMULARIUM NASIONAL.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 328/Menkes/SK/IX/2013 tentang Formularium Nasional
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
159/Menkes/SK/V/2014 diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan Sub Kelas Terapi 1.1 pada Kelas Terapi 1 diubah sehingga
berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI /NAMA
GENERIK/ SEDIAAN /KEKUATAN
DAN RESTRIKSI PENGGUNAAN
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI /NAMA
GENERIK/ SEDIAAN /KEKUATAN
DAN RESTRIKSI PENGGUNAAN TK 1 TK2 TK 3
1.ANALGESIK, AN7IPIRETIK, ANTIINFLAMASI NON STEROID,
ANTIPIRAI
1.1 ANALGESIK NARKOTIK
1 fentanil
inj : Hanya untuk nyeri sedang
hingga berat yang tidak respon
dengan opioid lainnya dan harus
diberikan oleh tim medis yang
dapat melakukan resusitasi.
pai
k a
an
dir
da
tch : Untuk nyeri pada pasien
oker yang tidak teratasi dengan
algetik opioid. Terapi harus
ciulai dari non opioid terlebih
l u l u jika memungkinkan.
1. inj 0,05 mg/mL (i.v) V
2. patch 12,5 meg/jam
MEMTERi KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 4 -
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN
FASILITAS
KESEHATAN
DAN RESTRIKSI PENGGUNAAN TK 1 TK 2 TK 3
3. patch 25 meg/jam
1
V
1
V4. patch 50 meg/jam V
2 hie romorfon HC1
1. tab oros 8 mg V V
2. tab oros 16 mg V
3 kodein
1. tab 10 mg
2. tab 20 mg V V V
4 morfin HC1
Hanya untuk pemakaian pada
tindakan anestesi atau perawatan
di Rumah Sakit dan untuk
>
mengatasi nyeri kanker yang tidak
respon /terhadap analgetik non
narkotik atau nyeri pada serangan
jan tung.
1. tab 10 mg
2. tab SR 10 mg
3. tab SR 15 mg V
4. tab sal selaput 30 mg
5. inj 10 mg/mL (i.m./s.k/i.v.) V V
5 petidin
1. inj 50 mg/mL (i.m./s.k./i.v.) V
Hanya untuk tindakan anestesi
dan nyeri sedang hingga berat
pada pasien yang dirawat di
Rumah Sakit.
Tidak digunakan untuk nyeri
kanker.
6 sufentanil
1. inj 5 mcg/mL (i.v.)
Hanya untuk tindakan anestesi
yang diberikan dokter anestesi.
Ketentuan Kelas Terapi 5 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
5. ANTIEPILEPSI - ANTIKONVULSI
1 diazepam1
1. inj 5 mg/mL (i.v.) V V V
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
- 5 -
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
KELAS
TERAPI
Hanya untuk i.v.
KELAS
TERAPI
2. lar. rektal 5 mg/2,5 mL V V
KELAS
TERAPI
3. lar. rektal 10 mg/2,5 mL v
o fenitoin Nao
1. kaps 50 mg* V V
o
2. kaps 100 mg* V V
o
3. inj 100 mg/2 mL V V V
o
Dapat digunakan untuk status
konvulsivus.
o
4. inj 50 mg /mL J
N
J
V
J
V
o
Dapat digunakan untuk status
konvulsivus.
3 fenobarbital3
1. tab 30 mg* J J
V
3
2. tab 100 mg* /
V
/
3
3. inj 50 mg/mL V V
4 gabapentin4
Hanya untuk post neurapetic
neuralgia, dan neurapetic
diabeticum, dan tidak untuk rest leg
less syndrome.
4
1. kaps 100 mg V V
4
2. kaps 300 mg V V
5 kar bamazepin*5
1. tab 200 mg V V V
5
2. sir 100 mg/5 mL V V
6 klonazepam6
1. kaps 2 mg V V
7 magnesium sulfat7
Hanya untuk kejang pada
preeklampsia dan eklampsia.
Tidak digunakan untuk kejang
lainnya.
7
1. inj 20 % V V
7
2. inj 40 % V V V
8 topiramat8
1. tab 25 mg >/
8
2. tab 50 mg V
8
3. tab 100 mg
9 valproat*
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 6 -
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN
FASILITAS
KESEHATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
Dapat digunakan untuk epilepsi
umum (general epilepsy).
1. tab sal 250 mg V V V
2. tab sal 500 mg V V V
3. tab SR 250 mg V V
4. tab SR 500 mg V V
5. sir 250 mg/5 mL V V
3. Ketentuan Sub Sub Sub Kelas Terapi 6.2.2.6 pada Kelas Terapi 6 Sub
Sub Kelas Terapi 6.2 Sub Sub Kelas Terapi 6.2.2 diubah sehingga
berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
6. ANTIINFEKSI
6.2 ANTIBAKTERI
6.2.2 Antibakteri Lain
6.2.2.6 Kuinolon
1 levofloksasin1
Tidak digunakan untuk pasien usia
< 18 tahun.
1
1. tab 500 mg V V
1
2. inf 5 mg/mL V V
2 moksifloksasin2
Untuk bakteri ANP (dibuktikan
dengan hasil kultur).
2
1. tab 400 mg V
2
2. inf 400 mg/250 mL V
3 ofloksasin3
1. tab 200 mg V V
3
2. tab 400 mg V V
4 siprofloksasin4
Tidak digunakan untuk pasien usia
< 18 tahun..
4
1. tab scored 500 mg V V V
4
2. inf 2 mg/mL V
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 7 -
4. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 6 Sub Kelas Terapi 6.6 Sub Sub
Kelas Terapi 6.6.2 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
6. ANTIINFEKSI
6.6 ANTIVIRUS
6.6.2 Anti Sitomegalovirus (CMV)
2 valgansiklovir2
Hanya sebagai profilaksis pasien
yang menjalani transplantasi organ.
2
1. tab sal 450 mg V V
5. Ketentuan Kelas Terapi 7 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
7. ANTIM IGREN dan ANTIVERTIGO
7.1 ANTIMIGREN
7.1.1 Profilaksis
1 propranolol1
1. tab 10 mg V V V
1
2. tab 40 mg V V
7.1.2 Serangan Akut
1 ergotamin'1
Dapat digunakan untuk serangan
migren akut.
1
1. tab 1 mg V V V
2 kom Dinasi2
a. ergotamin 1 mg
2
b. kafein 50 mg
2
1. tab V V
7.2 ANTIVERTIGO
1 beta listin1
1. tab 6 mg V V
1
2. tab 24 mg V V
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 8 -
6. Ketentuan Sub Kelas Terapi 8.3 pada Kelas Terapi 8 diubah sehingga
berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
8.ANTIN1
PAL1A1
EOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI
"IF
8.3 SITOTOKSIK
1 asparaginase1
Untuk leukemia limfoblastik akut.
1
1. serb inj 10.000 Ul/vial
2 bevasizumab2
Untuk k^hker kolorektal
metastatik.'
2
1. inj 25 mg/mL
3 bleomisin3
Untuk squamous cell carcinoma
pada daerah kepala dan leher,
serviks, esofagus, penis, testis,
kulit, paru, glioma, Non-Hodgkin
Limfoma, plerodesis.
3
1. serb inj 15 mg/mL V
4 busulfan4
1. tab salut 2 mg V
5 dakarbazin5
Unti
mete
Hodj
xk melanoma malignan
istatik, sarkoma dan penyakit
*kin.
5
1. serb inj 100 mg/vial V
5
2. serb inj 200 mg/vial V
6 daktinomtsin6
a) Untuk tumor Wilms,
rabdomiosarkom pada anak,
sarkoma Ewings, dan Ca testis
non seminoma metastatik.
6
b) Neoplasia trofoblastik
gestasional.
6
1. inj 0,5 mg/vial (i.v.) V
7 daunorubisin7
Untuk leukemia akut.
7
1. serb inj 20 mg/vial
8 doksorubisin8
Dosis kumulatif maksimum
(seumur hidup): 500 mg/m2.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 9 -
KELAS
TERAPI
SUB/KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB/KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
KELAS
TERAPI
1. Serb inj 10 mg/vial (i.v.)
KELAS
TERAPI
2. serb inj 50 mg/vial
9 dosetaksel9
Untuk kanker kepala dan leher,
paru, payudara, ovarium dan
prostat.
9
1. inj 20 mg/0,5 mL
9
2. inj 80 mg/2 mL
10 epirubisin10
1. serb inj 10 mg/5 mL •J
10
2. serb inj 50 mg/25 mL •J ,
11 erlotinib11
Hanya untuk adenokarsinoma
dengan EGFR mutasi positif.
11
1. tab sal selaput 100 mg V
11
2. tab sal selaput 150 mg
12 etoposid12
Untuk kanker testis, kanker paru,
germ cell tumor, retinoblastoma,
neuroblastoma, sarkoma dan
limfoma maligna.
12
1. kaps 100 mg V
12
2. inj 20 mg/mL V
13 fludarabin13
Hanya un tuk BCLL atau AML.
13
1. tab sal 10 mg
13
2. inj 50 mg/vial V
14 fluorourasil14
Untuk kanker kepala dan leher,
saluran cerna, payudara, leher
rahim, dan kanker serviks.
14
1. inj 50 mg/mL (i.v.)
14
2. inj 500 mg/5 mL V
14
3. inj 250 mg/mL
14
4. serb inj 250 mg
15 gefitinib15
Hanya untuk terapi lini pertama
NSCLC jenis non-squamous
(Adenocarcinoma) dengan EGFR
mutasi positif serta bagi pasien
stadium lanjut yang telah diberi
kemoterapi atau yang tidak cocok
dengan pemberian kemoterapi
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 10 -
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI T V 1
lis. 1
T V O T V Q
KELAS
TERAPI
sebelumnya.
KELAS
TERAPI
1. tab 250 mg
j
V
16 gemsitabin16
Untuk kanker pankreas, paru,
payudara metastatik, ovarium dan
kandung kemih.
16
1. inj 200 mg/vial V
16
2. inj 1.000 mg/vial V
17 hidroksi urea17
Untuk leukemia granulositik
kronik, trombositosis esensial,
polisitemia vera, dan thalasemia.
17
1. tab 500 mg V
18 ifosfamid18
Diberikan bersama mesna.
18
1. serb inj 500 mg/vial V
18
2. serb inj 1.000 mg/vial y
18
3. serb inj 2.000 mg/vial y
19 imatinib mesilat19
Diindikasikan pada:
19
a) LGK/CML dan LLA/ALL
dengan pemeriksaan
kromosom Philadelphia positif
atau BCR-ABL positif.
19
b) GIST yang unceptable dengan
hasil pemeriksaan CD 117
positif.
19
1. tab sal selaput 100 mg
20 irinotekan20
Hanya digunakan untuk Ca Colon
dan rectum metastatic Harus
diberikan bersama dengan 5 FU.
20
1. injy20 mg/mL V
20
2. inf 20 mg/mL
21 kapesitabin21
Hanya digunakan untuk kanker
kolorektal dan metastatik breast
cancer.
21
1. tab 500 mg
22 karboplatin22
Tergantung AUC (Area Under the
Curve).
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 11 -
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
KELAS
TERAPI
1. inj 50 mg/5 mL V
KELAS
TERAPI
2. inj 150 mg/15 mL
KELAS
TERAPI
3. ini 450 mg/45 mL V
23 klorambusil23
1. tab 2 mg
24 lapatinib24
Untuk kanker payudara metastasis
yang tidak memberikan respon
terhadap transtuzumab dengan
hasil pemeriksaan HER2 (CerbB2)
positif 3 atau ISH positif dan
dikombinasi degan kemoterapi,
second line untuk metastase otak.
24
1. tab 250 mg
25 melfalan25
Untuk multiple mieloma.
25
1. tab 2 mg V
26 merkaptopurin26
1. tab 50 mg
27 metotreksat27
1. tab/2,5 mg V
27
2. serb inj 5 mg/vial
(i.v./i.rn./i.t.)
Jy
27
Sediaan injeksi:
27
a) Untuk koriokarsinoma,
kanker serviks, payudara,
osteosarkoma,
neuroblastoma,
retinoblastoma, kolorektal,
leukemia akut, limfoma
Burkitt dan non Hodgkin
dan sebagai
imunosupresan.
27
b) Untuk PTG (Penyakit
Throphoblastic Ganas).
27
3. serb inj 50 mg/2 mL
27
Tidak untuk intra tekal.
28 mitomisin C (crystalling28
Hanya digunakan untuk kasus
yang tidak bisa diatasi dengan obat
primer/lini pertama.
28
1. inj 2 mg/mL V
28
2. serb inj 10 mg/vial V
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
- 12 -
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
29 nilotinib29
1. kaps150 mg V
29
2. kaps 200 mg
30 oksaliplatin30
Hanya digunakan untuk kanker
kolorektal metastase dan adjuvant
stadium III.
30
1. serl4 inj 50 mg/vial V
30
2. serb ihj 100 mg/vial
31 paklitaksel31
1. inj 30 mg/vial V
31
2. inj 100 mg/vial
31
3. inj 300 mg/vial
32 rituksimab32
Untuk semua jenis Limfoma
malignum Non Hodgkins (LNH)
dengan hasil pemeriksaan CD20
positif.
32
1. inj 100 mg/10 mL V
32
2. ini 500 mg/50 mL y
33 setu csimab33
a) Kanker kolorektal metastatik
dengan hasil pemeriksaan
KRAS wild type positif
(normal).
33
b) Kanker kepala dan leher tipe
squamosa dan dikombinasi
dengan kemoterapi atau
radiasi.
33
1. inj 5 mg/mL
34 siklofosfamid34
Untuk kanker payudara, limfoma
malignum, leukemia akut dan
kronik, kanker ovarium dan sebagai
imunosupresan.
34
1. tab sal 50 mg
34
2. serb inj 200 mg/vial (i.v.)
34
3. serb inj 500 mg/vial (i.v.)
34
4. serb inj 1000 mg/vial (i.v.) V
35 sisp atin35
1. serb inj 10 mg
35
2. serb inj 50 mg
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
- 13 -
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
36 sitarabin36
Unti
mali
i k leukemia akut dan limfoma
p a .
36
1. inj 100 mg (i.m/i.v/s.k)
36
2. inj 500 mg/10 mL
37 temozolamid37
Hanya untuk glioblastoma.
37
1. kaps 20 mg
37
2. kaps 100 mg
38 trastuzumab38
Unti
deng
posi
ik kanker payudara metastasis
;an hasil pemeriksaan HER2
i f 3 (+++) atau ISH positif.
38
1. serb inj 440 mg/vial
7
V
39 vinb astin39
Hanya untuk indikasi Limfoma
Malignum (Hodgkins), kanker testis
stadium lanjut (termasuk germ cells
carcinoma), kanker kandung kemih,
histiosis, dan melanoma.
39
1. serb inj 10 mg/mL
40 vinkristin40
Untuk leukemia, Limfoma Maligna
Non Hodgkins (LNH),
rabdomiosarkoma dan Ewing
Sarcoma, osteosarcoma, trofoblastik
ganas dan multipel mieloma.
40
1. serb inj 1 mg (i.v.)
40
2. serb inj 2 mg/2 mL (i.v.)
41 vinorelbin41
a) JVbn Small Cell Lung Cancer
(NSCLC).
41
b) Terapi lini kedua pada kasus
kanker payudara.
41
1. inj 10 mg/mL
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
- 14 -
7. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 8 Sub Kelas Terapi 8.4 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
8. ANTIIS
PALL
rEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI
8.4 LAIN - LAIN
2 asam zoledronat2
a) Hiperkalsemia akibat
keganasan.
2
b) Metastase tulang.
2
1. inf 4 mg/100 mL V
8. Ketentuan pada Kelas Terapi 9 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
9. ANTIPARKINSON
1 kombinasi:1
a. benserazid 25 mg
1
b. levodopalOO mg
1
l.kaps V
1
2.kaps disp V
2 kom Dinasi:2
a. levodopalOO mg
2
b. karbidopa 25 mg
2
c. entekapon 200 mg
2
l.tab
3 pramipeksol3
1. tab ER 0,375 mg
3
2. tab ER 0,750 mg V V
4 ropinirol4
1. tab sal 2 mg V V
4
2. tab sal 4 mg v V
4
3. tab sal 8 mg V
5 triheksifenidil5
1. tab 2 mg V V
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 15 -
9. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 11 Sub Kelas Terapi 11.1 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
TK 1 TK 2 TK 3
11. PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA
11.1 PRODUK DARAH
2 faktor VIII2
Faktr VIII (unit) = BB (kg) x %
(target plasma - kadar F VIII
pasien).
2
1. serb inj 250 Ul/vial + pelarut
5 mL V
2
Untuk terapi kasus hemofili A
dengan perdarahan.
2
Dibawah pengawasan ahli
hematologi dan atau ahli
penyakit dalam dan anak.
2
2. serp> inj 500 Ul/vial + pelarut
5 mL, V
2
Untuk terapi kasus hemofili A
dengan perdarahan.
2
Dibawah pengawasan ahli
hematologi dan atau ahli
penyakit dalam dan anak.
2
3. serb inj 230 - 340 UI
2
4. serb inj 480 - 600 UI
2
5. serb inj 1.000 UI
10. Ketentuan pengurangan angka 1 pada Kelas Terapi 15 Sub Kelas
Terapi 15.1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
15. DIURETIK dan OBAT untuk HIPERTROFI PROSTAT
15.1 DIURETIK
1 amilorid1
1. tab 5 mg V V V
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 16 -
11. Ketentuan angka 1 pada Kelas Terapi 16 Sub Kelas Terapi 16.2 Sub
Sub Kelas Terapi 16.2.1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
16. HOR]VION, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI
16.2 ANTIDIABETE,S
16.2.1 Antidiabete's Oral
1 akarbose*1
1. tab 5 0 mg V V
1
2. tab 100 mg V V
12. Ketentuan Sub Kelas Terapi 17.3 pada Kelas Terapi 17 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
17. OBArr KARDIOVASKULER
17.3 ANTIHIPERTENSI
Catatan:
Pemberian obat antihipertensi harus
didasarkan pada prinsip dosis titrasi, mulai
dari dosis terkecil hingga tercapai dosis
dengan outcome tekanan darah terbaik.
1 amlodipin*1
1. tab 5 mg V V
1
2. tab 10 mg V V V
2 atenolol*2
1. tab 5 0 mg V V V
2
2. tab 100 mg V V
3 beraprost sodium3
Untuk hipertensi pulmonal.
3
1. tab 2 0 meg V
4 bisoprolol*4
Hanya untuk kasus hipertensi.
4
1. tab 5 mg V V
5 diltiazem5
1. tab 3 0 mg* V V
5
2. kaps SR 100 mg* V V
5
3. kaps SR 200 mg* V
5
4. serb inj 10 mg/10 mL V V
5
Untuk hipertensi berat.
5
5. inj 2 5 mg/5 mL V V
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 17 -
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
KELAS
TERAPI
Untuk hipertensi berat atau
angina pektoris pada kasus
rawat inap.
KELAS
TERAPI
6. serb inj 50 mg/vial V V
KELAS
TERAPI
Untuk hipertensi berat atau
angina pektoris pada kasus
rawat inap.
6 doksazosin*6
1. tab 1 mg V
6
2. tab 2 mg
1
V
7 hidroklorotiazid*7
1. tab 25 mg 1
V
J
V8 imidapril*8
1. tab 5 mg V
8
2. tab 10 mg V V
9 irbesartan*9
Untuk hipertensi yang intoleransi
terhadap ACE inhibitor.
9
1. tab 150 mg V
1
V
9
2. tab 300 mg V V
10 kandesartan*10
Untuk hipertensi yang intoleransi
terhadap ACE inhibitor.
10
1. tab 8 mg V V
10
2. tab 16 mg V V
11 kaptopril*11
1. tab 12,5 mg V
11
2. tab 25 mg V V
11
3. tab 50 mg V V
12 klonidin12
Untuk hipertensi berat pada kasus
rawat inap.
12
1. tab 0,15 mg* V V
12
2. inj 150 mcg/mL V
13 klortalidon13
1. tab 50 mg V V
14 lisinopril*14
1. tab 5 mg V V
14
2. tab 10 mg V V
14
3. tatf20 mg V V
15 metildopa*
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 18 -
KELAb
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAb
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN
DAN RESTRIKSI T V 1 T V O
1 IS. 2 T V Q
KELAb
TERAPI
Selektif untuk wanita hamil.
KELAb
TERAPI
1. tab sal 250 mg V
1
V
16 nifedipin*16
1. kaps10 mg V V V
16
Hanya untuk preeklampsia
dan tokolitik.
16
2. tab SR 20 mg /
V
16
3. tab SR 30 mg V /
17 nikardipin17
1. inj 10 mg/vial V V
18 nimodipin18
Untuk pendarahan sub arachnoid.
18
1. tab 30 mg V
18
2. inf 0,2 mg/mL V
19 perindoprilarginin*19
1. tab 5 mg V V
20 pro]pranolol*20
1. tab 10 mg V V V
21 ramipril*21
1. tab 2,5 mg V
21
2. tab 5 mg V V
21
3. tab 10 mg V V
22 telmisartan*22
Untuk hipertensi yang intoleransi
terhadap ACE inhibitor.
22
1. tab 40 mg V V
22
2. tab §.0 mg V V
23 valsartan* ,23
Untuk hipertensi yang intoleransi
terhadap ACE inhibitor.
23
1. tab 80 mg V V
23
2. tab 160 mg V
24 verapamil*24
1. tab 80 mg V V
24
2. tab SR 240 mg V V
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 19 -
13. Ketentuan Sub Kelas Terapi 17.4 pada Kelas Terapi 17 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.4 ANTIAGREGASI PLATELET
1 asam asetilsalisilat (asetosal)*1
1. tab 80 mg V V
1
2. tab 100 mg
2 klopidogrel*2
Hanya digunakan untuk
pemasangan sten jantung.
2
Saat akan dilakukan tindakan PTCA
diberikan 4-8 tab. Rumatan 1
tab/hari selama 1 tahun.
2
Pasien ^ang menderita recent
myocardial, infarction, ischaemic
stroke atau established Peripheral
Arterial Disease (PAD).
2
Pasien yang menderita sindrom
koroner akut: NON STEMI [unstable
angina) dan STEMI.
2
Hati-hati inetraksi obat pada pasien
yang menggunakan obat-obat
golongan Proton Pump Inhibitor (PPI).
2
1. tab 75 mg V
3 silostazol3
Hanya untuk kasus Peripheral
Arterial Disease (PAD) dan pasien
yang tidak dapat diberikan asam
asetilsalisilat.
3
1. tab 100 mg V V
4 tikagrelor4
1. tab 90 mg V V
14. Ketentuan penambahan angka 1 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas
Terapi 17.8 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
17. OBAT KARDIOVASKULER
17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA
1 atorvastatin
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 20 -
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
KELAS
TERAPI
1. tab 10 mg V V
KELAS
TERAPI
2. tab Ojb mg V V
2 fenofibrat '2
Hanya untuk hipertrigliseridemia
dengan kadar trigliserida > 250
mg/dL.
2
1. kaps 100 mg V V
2
2. kaps 300 mg V
3 gem Ibrozil3
Hanya untuk hipertrigliseridimia.
3
Tidak dianjurkan diberikan bersama
statin.
3
1. kaps 300 mg V
3
2. kaps 600 mg V V
4 kolestiramin4
1. serb, 4 g V
5 pravastatin5
a) Hanya untuk hiperlipidemia
dengan kadar LDL >160 mg,
pada penyakit jantung koroner
dan diabetes melitus disertai
makroalbuminuria.
5
b) Pemberian selama 6 bulan,
selanjutnya harus dievaluasi
kembali.
5
1. tab 10 mg V V
5
2. tab 20 mg V
6 rosuvastatin6
1. tab 10 mg V
1 simvastatin *1
Sebagai terapi tambahan terhadap
terapi diet pada pasien
hiperlipidemia dengan:
1
a) kadar LDL > 160 mg/dL untuk
pasien tanpa komplikasi
diabetes melitus/PJK.
1
b) kadar LDL >100 mg/dL untuk
pasien PJK.
1
c) kadar LDL >130 mg/dL untuk
pasien diabetes melitus.
Setelah 6 bulan dilakukan
evaluasi ketaatan pasien
terhadap kontrol diet dan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 21 -
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
FASILITAS
KESEHATAN
D AN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
pemeriksaan laboratorium LDL
dilampirkan setiap 6 bulan.
1. tab sal 10 mg V V V
2. tab sal 20 mg V V V
15. Ketentuan angka 1 pada Kelas Terapi 23 Sub Kelas Terapi 23.1 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN
FASILITAS
KESEHATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
23. PSIKOFARMAKA
23.1 ANTIANSIETAS
1 alprazolam
a) Hanya dapat diresepkan oleh
Dokter Spesialis Kesehatan
Jiwa dan Internist
Psikosomatik.
b) Hanya untuk kasus
- Panic attack
- Panic disorder
c) Peresepan oleh dokter spesialis
penyakit dalam maksimal 5
hari/bulan
1. tab 0,25 mg V V
2. tab 0,5 mg V V
3. tab 1 mg V V
16. Ketentuan Sub Kelas Terapi 23.4 pada Kelas Terapi 23 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
FASILITAS
KESEHATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
23. PSIKOFARMAKA
23.4 ANTIPSIKOSI^
1 aripiprazol'
1. tab discmelt 10 mg V
2. tab discmelt 15 mg V
3. oral solution 1 mg/mL V V
2 flufenazin
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
- 22 -
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN / KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN / KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
KELAS
TERAPI
Hanya untuk monoterapi rumatan
pada pasien schizoprenia yang tidak
dapat menggunakan terapi oral.
KELAS
TERAPI
1. inj 25 mg/mL (i.m.) V V
3 haloperidol3
1. tab 0,5 mg* v V V
3
2. tab 1,5 mg* y v V
3
3. tab 2 mg v v v
3
4. tab 5 mg* V V
3
5. tts 2 mg/mL v
y
v
3
6. inj 5 mg/mL (i.m.) V V V
3
Untuk agitasi akut.
3
Untuk kasus kedaruratan
psikiatrik (tidak untuk
pemakaian jangka panjang).
3
7. inj 50 mg/mL V V
3
Hanya untuk monoterapi
rumatan pada pasien
schizophrenia yang tidak dapat
menggunakan terapi oral.
4 klorpromazin4
1. tab sal 25 mg J
V
V
4
2. tab sal 100 mg* Jy J
y
J
y
4
3. inj 5 mg/mL (i.m.) V V V
5 klozapin^5
Han
yanj
anti
ya untuk pengobatan psikosis
; sudah resisten terhadap
psikotik lain.
5
1. tab 25 mg V
5
2. tab 100 mg V
5
Hanya untuk schizophrenia
yang resisten/intoleran.
5
Lakukan cek leukosit secara
berkala (hati-hati
agranulositosis).
6 olanzapin6
1. tab sal 5 mg V V
6
1.
a) Monoterapi schizophrenia.
6
1.
b) Adjunctive treatment pada
kasus bipolar yang tidak
memberikan respon
dengan pemberian litium
atau valproat.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 23 -
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
KELAS
TERAPI
2. tab sal 10 mg V
KELAS
TERAPI
2.
a) Monoterapi
schizophrenia.
KELAS
TERAPI
2.
b) Adjunctive treatment pada
kasus bipolar yang tidak
memberikan respon
dengan pemberian litium
atau valproat.
KELAS
TERAPI
3. inj L0 mg/2 mL
KELAS
TERAPI
3.
Diperlukan hanya untuk
serangan schizophrenic acute
yang' tidak memberikan respon
dengan. terapi lini pertama.
KELAS
TERAPI
3.
Tidak boleh digunakan untuk
pemakaian j angka panjang.
KELAS
TERAPI
3.
Hanya untuk agitasi akut pada
penderita schizophrenia.
7 risperidon*7
a) Monoterapi schizophrenia.
7
b) Adjunctive treatment pada
pasien bipolar yang tidak
memberikan respon dengan
pemberian litium atau valproat.
7
1. tab sal 1 mg V V
7
2. tab sal 2 mg V V
7
3. tab 3 mg V
8 trifluoperazin*8
1. tab sal 5 mg V
9 quetiapin9
1. tab SR 200 mg V V
9
1.
a) Untuk schizophrenia.
9
1.
b) Untuk pasien bipolar yang
tidak memberikan respon
terhadap pemberian
lithium atau valproat.
9
2. tab SR 300 mg V
9
3. tab SR 400 mg V V
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 24 -
17. Ketentuan Kelas Terapi 24 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
I
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
24.RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT KOLINESTERASE
24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISI NEUROMUSKULER
1 atrakurium1
Hanya untuk tindakan anestesi dan
pasien ICU yang memerlukan
karena menggunakan ventilator.
1
1. inj 25 mg/2,5 mL V V
2 neostigmin2
1. inj 0,5 mg/mL V
3 rokuronium3
1. inj 50 mg/5 mL (i.v.) V V
4 suksinilkolin4
1. inj 20 mg/mL V V
2. inj 50 mg/mL (i.v./i.m.) V V
3. serb inj 100 mg/vial (i.v./i.m) V V
24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS
1 neostigmin1
1. inj 0,5 mg/mL V V
2 piridostigmin2
1. tab sal 60 mg V
24.3 PENGHAMBAT KOLINESTERASE
1 donepezil1
Hanya untuk moderate to severe
dementia pada Alzheimer.
1
1. tab 5 mg
1
2. tab eff 10 mg V
18. Ketentuan Sub Kelas Terapi 25.1 pada Kelas Terapi 25 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
25. OBAT untuk SALURAN CERNA
25.1 AN1"ASIDA dan ANTIULKUS
1 antasida, kombinasi :1
a. aluminium hidroksida 200
mg
1
b. magnesium hidroksida 200
mg
1
1. tab kunyah V
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 25 -
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TV 11 I V 1 TV O T V Q1 1 V o
KELAS
TERAPI
2. susp V
2 esomeprazol2
1. inj 40 mg/vial (i.v.) 4 V
3 lansoprazol3
1. kaps 30 mg V
3
Untuk terapi j angka pendek
pacta K a s u s r u K a K l a m p u n g ,
L U K d - K U U U U . C I 1 U I I 1 , U d l l I C l l U K b
e S U l d . g l l . l o . J _ J l U c I l K d . i l 1 J d i l l
b c U C l U I U I l l d . K d . l l
3
2. inj 30 mg/mL V
Untuk pasien IGD atau rawat
inap dengan riwayat
perdarahan saluran cerna
4 ome prazol4
1. kaps 20 mg J
V
J 4
4
Untuk terapi jangka pendek
pada kasus tukak lambung,
tukak duodenum dan refluks
esofagitis.
4
Diberikan 1 jam sebelum
makan.
4
2. inj 40 mg/10 mL
4
Untuk pasien IGD atau rawat
inap dengan riwayat
perdarahan saluran cerna
5 ranil:idin5
1. tab 150 mg V V V
5
2. inj 25 mg/mL
6 sukralfat6
1. tab 500 mg V
6
2. susp 500 mg/5 mL V
19. Ketentuan Sub K^las Terapi 26.1 pada Kelas Terapi 26 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
26. OBA]r untuk SALURAN NAPAS
26.1 ANTIASMA
1 aminofilin
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 26 -
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
KELAS
TERAPI
1. tab 150 mg* 4 4 4
KELAS
TERAPI
2. tab 200 mg* 4 4 4
KELAS
TERAPI
3. inj 24 mg/mL 4, pp 4 4
2 budesonid2
1. serb ih 100 meg/dosis* 4 4
2
1.
Tidak untuk serangan asma
akut.
2
1.
Harus melampirkan hasil
pemeriksaan spirometri.
2
2. ih 200 meg/dosis* 4 4
2
2.
Harus melampirkan hasil
pemeriksaan spirometri.
2
3. cairan ih 0.25 mg/mL 4 4
2
3.
Hanya untuk serangan asma
akut.
3 bud(
com
;sonid-formoterol (fixed
Dination)*
3
1. ih 80/4,5 meg V
3
1.
a) Untuk terapi rumatan
pada penderita asma.
3
1.
b) Tidak diindikasikan untuk
Tbronkhospasme akut.
3
2. ih :L60/4,5 meg J J
V
3
2.
a) Untuk terapi rumatan
pada penderita asma atau
terapi rumatan pada
PPOK.
b) Tidak diindikasikan untuk
bronkhospasme akut.
c) Penggunaan jangka
panjang memerlukan
pemeriksaan spirometri.
4 deksametason4
1. tab 0,5 mg* 4 4 4
4
2. inj 5 mg/mL (i.v.) 4 4 4
5 epinefrin (adrenalin)5
1. inj 1 mg/mL 4 4
6 fenoterol HBr*6
Hanya untuk serangan asma akut.
6
1. aerosol 100 meg/puff 4 4
6
2. cairan ih 0,1% 4 4
7 flutilcason propionat7
Tidak untuk rumatan terapi asma.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 27 -
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN
FASILITAS
KESEHATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 1
1. cairan ih 0,5 mg/dosis 4 4
8 ipratropium bromida*
Untuk pasien PPOK dengan
eksaserbasi akut.
Tidak untuk jangka panjang.
1. ih 20 meg/puff 4 4
9 kombinasi:
a. ipratropium bromida 0,5 mg
b. salhhtamol 2,5 mg
Hanya untiik:
a) Serangan asma akut
b) Bronkospasme yang menyertai
PPOK
c) SOPT (Sindrom Obstruksi
Pasca Tuberkulosis)
1. nebules 4 4
2. solution 0,025% 4 4
Sebagai nebulizer di UGD.
1 n
1 V J
metilprednisolon
1. tab 4 mg* j
X
X
2. tab 16 mg* • J
y
i
3. inj 125 mg/2 mL 4 4
y
1 1
J. JL
prokaterol
Hanya untuk nocturnal asma yang
tidak respon dengan pemberian
salbutamol.
1. serb ih 10 meg j
X J
X
2. cairan ih 30 meg 4
y
y
3. cairan ih 50 meg 4 4
1 O salbutamol
1. tab 2 mg* 4 4 4
2. tab 4 mg* 4 4 V
3. inj 50 mcg/mL 4 4
4. lar ih 0,5 %* 4, PP 4
5. nebules vial 2,5 mg 4 4
Hanya untuk:
a) Serangan asma akut
b) Bronkospasme yang
menyertai PPOK
c) SOPT (Sindrom Obstruksi
Pasca Tuberkulosis)
6. sir 2 mg/5 mL* 4 4
7. cairan ih 0,1% 4 4 4
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 28 -
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
A I V O
KELAS
TERAPI
Hanva untuk seranpan asma
A i C U A V CA U I A i> l * n O U l C U i g C U A C A O A A A C L
akut dan atau bronkospasme
yang menyertai PPOK, SOPT
(Sindrom Obstruksi Pasca
Tuberkulosis).
KELAS
TERAPI
8. aerosol 100 meg* 4 4
KELAS
TERAPI
Hanya untuk serangan asma
akut dan atau bronkospasme
yang menyertai PPOK, SOPT
(Sindrom Obstruksi Pasca
Tuberkulosis).
KELAS
TERAPI
9. serb ih 200 meg/kaps +
rotahaler*
4 4
13 teofi lin*13
1. tab 100 mg 4 4
13
2. tab 150 mg 4 4
13
3. tab SR 300 mg 4 4
14 terbutalin14
1. tab 2,5 mg* 4 4
14
2. sir 1,5 mg/5 mL 4 4
14
3. inj 0,5 mg/mL 4 4
14
Hanya untuk serangan asma
akut dan/atau PPOK.
14
4. cairan ih 2,5 mg/mL 4 4
14
Hanya untuk serangan asma
akut dan/atau PPOK.
14
5. serb ih 0,50 mg/dose 4
14
Hanya untuk serangan asma
akut dan/atau PPOK.
15 kom ainasi:*15
a. salmeterol 25 meg
15
b. flutikason propionat 50 meg
15
Tida
akut
c diberikan pada kasus asma
15
1. ih 50 meg/puff 4 4
16 kombinasi :*16
a. salmeterol 50 meg
16
b. flutikason propionatlOO meg
16
Tidak diberikan pada kasus asma
akut.
16
1. ih 100 meg/puff 4 4
17 kombinasi :*17
a. salmeterol 50 meg
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 29 -
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
KELAS
TERAPI
b. flutikason propionat 250 meg
KELAS
TERAPI
Tidak diberikan pada kasus asma
akut.
KELAS
TERAPI
1. ih 250 meg/puff 4 4
18 kombinasi:18
a. salmeterol 50 meg
18
b. flutikason propionat 500 meg
18
1. ih 500 meg/puff 4 4
20. Ketentuan Sub Kelas Terapi 26.4 pada Kelas Terapi 26 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
26. OBA:f untuk SALURAN NAFAS
2 6 A OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS
1 indakaterol1
1. serb ihl50 meg 4 4
1
2. serb ih 300 meg 4 4
2 ipratropium bromida2
Untuk pasien PPOK dengan
eksaserbasi akut.
2
Tida c untuk j angka panjang.
2
1. ih 20 mg/puff* V 4 4
2
2. nebulizer 0,025% V, PP 4 4
3 kom Dinasi:3
a. ipratropium bromida 0,5 mg
3
b. salbutamol 2,5 mg
3
Hanya untuk :
3
a) serangan asma akut.
3
b) bronkospasme yang menyertai
PPOK-.
3
c). SOPT (Sindrom Obstruksi
Pasca Tuberkulosis).
3
1. nebules 4, PP 4 4
4 tiotropium *4
Satu paket berisi 30 tablet dan 1
handihaller.
4
1. serb ih 18 meg + handihaller 4 4
4
2. serb ih 18 meg, refill 4 y
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 30 -
21. Ketentuan penambahan angka 3 pada Kelas Terapi 27 Sub Kelas
Terapi 27.1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI
FASILITAS
KESEHATAN
KELAS
TERAPI
SUB KELAS TERAPI/NAMA
GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
27. OBA1" yang MEMPENGARUHI SISTEM IMUN
27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN
1 hepatitis B imunoglobulin [human)1
Untuk bayi baru lahir dengan ibu
HBsAg positif.
1
1. inj 0,5 mL 4 4
y
4
y
o
mi
human tetanus immunoglobulino
mi
Untuk:
o
mi
a) Luka baru terkontaminasi
pada pasien dengan riwayat
vaksinasi tetanus yang tidak
diketahui/tidak lengkap.
o
mi
b) Manifestasi tetanus secara
klinis.
o
mi
1. inj 7/50 UI (i.m.) Jy Jy Jy
o
mi
2. inj'50,0 UI (i.m.) Jy jy jy
oo imunoglobulin intravenaoo
Hanya digunakan untuk terapi
Guillain-Barre syndrome (GBS)
oo
1. inj 250 mg/50 mL 4
4 serum anti bisa ular :4
Khusus untuk daerali tertentu.
4
Disimpan pada suhu 2-8°C.
4
A.B.U. I (khusus ular dari luar
Papua)
4
1. i inj (i.m./i.v.) 4 4 4
4
A.B.U. I (khusus ular dari Papua)
4
1. inj (i.m./i.v.) 4 4 4
5 serum antidifteri (A.D.S)5
Disimpan pada suhu 2-8°C.
5
1. inj i.m. 10.000 Ul/vial 4 4 4
5
2. inj i.m. 20.000 Ul/vial 4 4 4
6 serum antirabies6
Digunakan untuk pengobatan post
exposure di daerah rabies.
6
Disimpan pada suhu 2-8°C.
6
1. inj 200 UI/mL 4 4 4
6
2. inj 100 UI/mL 4 4 4
7 serum antitetanus (A.T.S)
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 31 -
KELAS SUB KELAS TERAPI/NAMA FASILITAS
TERAPI GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN KESEHATAN
DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3
Disimpan pada suhu 2-8°C.
Hanya untuk terapi tetanus
Untuk pencegahan:
1. ini 1500 Ul/amp (i.m.) 4 4 4
Untuk pengobatan:
1. inj >0.000 Ul/vial (i.m./i.v.) 4 4 4
2. ini 20<000 Ul/vial (i.m./i.v.) 4 4 4
8 tetanus toxoid
1. ini 4 4 4
Pasal II
Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 September 2015
^vMEN^PERI, KESEHATAN
/ S y ^ E P u S I p INDONESIA,
Li
OELOEK

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_
Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_
Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_Nur Aisyah
 
Kepmenkes No. 137 Tahun 2016 tentang Perubahan Formularium
Kepmenkes No. 137 Tahun 2016 tentang Perubahan FormulariumKepmenkes No. 137 Tahun 2016 tentang Perubahan Formularium
Kepmenkes No. 137 Tahun 2016 tentang Perubahan FormulariumLautan Jiwa
 
KepMenKes NOMOR 89/MENKES/SK/II/2013
KepMenKes NOMOR 89/MENKES/SK/II/2013KepMenKes NOMOR 89/MENKES/SK/II/2013
KepMenKes NOMOR 89/MENKES/SK/II/2013Nur Fadillah
 
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018 perubahan fornas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018  perubahan fornasKeputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018  perubahan fornas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018 perubahan fornasUlfah Hanum
 
Rancangan Formularium 2
Rancangan Formularium 2Rancangan Formularium 2
Rancangan Formularium 2Sisca Yoliza
 
Kepmenkes No. 523 Tahun 2015 tentang Formularium Nasional
Kepmenkes No. 523 Tahun 2015 tentang Formularium NasionalKepmenkes No. 523 Tahun 2015 tentang Formularium Nasional
Kepmenkes No. 523 Tahun 2015 tentang Formularium NasionalLautan Jiwa
 
Formularium nasional 2016
Formularium nasional 2016Formularium nasional 2016
Formularium nasional 2016AlfieSaputera
 
Kepmenkes tentang Formularium Nasional dan Perubahannya (5.0, hanya bagian ha...
Kepmenkes tentang Formularium Nasional dan Perubahannya (5.0, hanya bagian ha...Kepmenkes tentang Formularium Nasional dan Perubahannya (5.0, hanya bagian ha...
Kepmenkes tentang Formularium Nasional dan Perubahannya (5.0, hanya bagian ha...Lautan Jiwa
 
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013Operator Warnet Vast Raha
 
Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...
Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...
Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...Ulfah Hanum
 
Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_
Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_
Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_Ulfah Hanum
 

Was ist angesagt? (14)

Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_
Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_
Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_
 
Kepmenkes No. 137 Tahun 2016 tentang Perubahan Formularium
Kepmenkes No. 137 Tahun 2016 tentang Perubahan FormulariumKepmenkes No. 137 Tahun 2016 tentang Perubahan Formularium
Kepmenkes No. 137 Tahun 2016 tentang Perubahan Formularium
 
KepMenKes NOMOR 89/MENKES/SK/II/2013
KepMenKes NOMOR 89/MENKES/SK/II/2013KepMenKes NOMOR 89/MENKES/SK/II/2013
KepMenKes NOMOR 89/MENKES/SK/II/2013
 
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018 perubahan fornas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018  perubahan fornasKeputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018  perubahan fornas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018 perubahan fornas
 
Rancangan Formularium 2
Rancangan Formularium 2Rancangan Formularium 2
Rancangan Formularium 2
 
Kepmenkes No. 523 Tahun 2015 tentang Formularium Nasional
Kepmenkes No. 523 Tahun 2015 tentang Formularium NasionalKepmenkes No. 523 Tahun 2015 tentang Formularium Nasional
Kepmenkes No. 523 Tahun 2015 tentang Formularium Nasional
 
Formularium nasional 2016
Formularium nasional 2016Formularium nasional 2016
Formularium nasional 2016
 
Kepmenkes tentang Formularium Nasional dan Perubahannya (5.0, hanya bagian ha...
Kepmenkes tentang Formularium Nasional dan Perubahannya (5.0, hanya bagian ha...Kepmenkes tentang Formularium Nasional dan Perubahannya (5.0, hanya bagian ha...
Kepmenkes tentang Formularium Nasional dan Perubahannya (5.0, hanya bagian ha...
 
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
 
Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...
Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...
Keputusan Menteri Kesehatan No.HK_.01_.07/menkes-395-2017/ttg_daftar_obat_ese...
 
Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_
Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_
Kmk no. hk_.01_.07-menkes-659-2017_ttg_formularium_nasional_
 
Pesawat
PesawatPesawat
Pesawat
 
Tugas isna
Tugas isnaTugas isna
Tugas isna
 
Doen 2013
Doen 2013Doen 2013
Doen 2013
 

Ähnlich wie Perubahan ke dua atas Formularium nasional 2013

Kmk no. 159 ttg perubahan kmk no. 328 th 2013 ttg formularium nasional
Kmk no. 159 ttg perubahan kmk no. 328 th 2013 ttg formularium nasionalKmk no. 159 ttg perubahan kmk no. 328 th 2013 ttg formularium nasional
Kmk no. 159 ttg perubahan kmk no. 328 th 2013 ttg formularium nasionalDewi Zebua
 
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...BPJS Kesehatan RI
 
FORNAS Tahun 2022.pdf
FORNAS Tahun 2022.pdfFORNAS Tahun 2022.pdf
FORNAS Tahun 2022.pdfalimadjid2
 
Formularium-Nasional.pdf
Formularium-Nasional.pdfFormularium-Nasional.pdf
Formularium-Nasional.pdfTonyRamirez52
 
Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019Ulfah Hanum
 
FORMULARIUM Kel.2 Loc.B.pdf
FORMULARIUM Kel.2 Loc.B.pdfFORMULARIUM Kel.2 Loc.B.pdf
FORMULARIUM Kel.2 Loc.B.pdfAndinTheShadow
 
Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Ulfah Hanum
 
Doen kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Doen kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013Doen kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Doen kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013Faiz Amri
 
20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_ke20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_keAndi Ditha J
 
DOEN 2013.pdf
DOEN 2013.pdfDOEN 2013.pdf
DOEN 2013.pdfEls P
 
Per kabpom di_ifiot
Per kabpom di_ifiotPer kabpom di_ifiot
Per kabpom di_ifiotIinSuhesti1
 
Pmk no. 35_ttg_perubahan_standar_pelayanan_kefarmasian_di_apotek_
Pmk no. 35_ttg_perubahan_standar_pelayanan_kefarmasian_di_apotek_Pmk no. 35_ttg_perubahan_standar_pelayanan_kefarmasian_di_apotek_
Pmk no. 35_ttg_perubahan_standar_pelayanan_kefarmasian_di_apotek_Ulfah Hanum
 

Ähnlich wie Perubahan ke dua atas Formularium nasional 2013 (17)

Kmk no. 159 ttg perubahan kmk no. 328 th 2013 ttg formularium nasional
Kmk no. 159 ttg perubahan kmk no. 328 th 2013 ttg formularium nasionalKmk no. 159 ttg perubahan kmk no. 328 th 2013 ttg formularium nasional
Kmk no. 159 ttg perubahan kmk no. 328 th 2013 ttg formularium nasional
 
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
 
FORNAS Tahun 2022.pdf
FORNAS Tahun 2022.pdfFORNAS Tahun 2022.pdf
FORNAS Tahun 2022.pdf
 
Formularium-Nasional.pdf
Formularium-Nasional.pdfFormularium-Nasional.pdf
Formularium-Nasional.pdf
 
Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019
 
FORMULARIUM Kel.2 Loc.B.pdf
FORMULARIUM Kel.2 Loc.B.pdfFORMULARIUM Kel.2 Loc.B.pdf
FORMULARIUM Kel.2 Loc.B.pdf
 
Swamedikasi
SwamedikasiSwamedikasi
Swamedikasi
 
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
 
Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013
 
Doen kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Doen kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013Doen kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
Doen kepmenkes 312 2013 daftar obat esensial nasional 2013
 
20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_ke20160602105914 peraturan menteri_ke
20160602105914 peraturan menteri_ke
 
Permenkes Nomor 23 Tahun 2020.pdf
Permenkes Nomor 23 Tahun 2020.pdfPermenkes Nomor 23 Tahun 2020.pdf
Permenkes Nomor 23 Tahun 2020.pdf
 
Doen 2013
Doen 2013Doen 2013
Doen 2013
 
DOEN 2013.pdf
DOEN 2013.pdfDOEN 2013.pdf
DOEN 2013.pdf
 
Per kabpom di_ifiot
Per kabpom di_ifiotPer kabpom di_ifiot
Per kabpom di_ifiot
 
Doen 2013
Doen 2013Doen 2013
Doen 2013
 
Pmk no. 35_ttg_perubahan_standar_pelayanan_kefarmasian_di_apotek_
Pmk no. 35_ttg_perubahan_standar_pelayanan_kefarmasian_di_apotek_Pmk no. 35_ttg_perubahan_standar_pelayanan_kefarmasian_di_apotek_
Pmk no. 35_ttg_perubahan_standar_pelayanan_kefarmasian_di_apotek_
 

Mehr von Ulfah Hanum

UU Nomor 17 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 17 Tahun 2023.pdfUU Nomor 17 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 17 Tahun 2023.pdfUlfah Hanum
 
KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...
KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...
KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...Ulfah Hanum
 
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020Ulfah Hanum
 
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...Ulfah Hanum
 
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020Ulfah Hanum
 
Pmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotika
Pmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotikaPmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotika
Pmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotikaUlfah Hanum
 
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...Ulfah Hanum
 
Permenkes RI no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
Permenkes RI  no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...Permenkes RI  no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
Permenkes RI no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...Ulfah Hanum
 
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarPer BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarUlfah Hanum
 
Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018
Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018 Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018
Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018 Ulfah Hanum
 
Permenkes nomor 66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...
Permenkes nomor  66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...Permenkes nomor  66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...
Permenkes nomor 66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...Ulfah Hanum
 
Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...
Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...
Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...Ulfah Hanum
 
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...Ulfah Hanum
 
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNSPeraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNSUlfah Hanum
 
Permenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifas
Permenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifasPermenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifas
Permenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifasUlfah Hanum
 
Permenkes no 10 tahun 2017 juknis dak fisik kesehatan 2017
Permenkes no 10 tahun 2017  juknis dak fisik kesehatan 2017Permenkes no 10 tahun 2017  juknis dak fisik kesehatan 2017
Permenkes no 10 tahun 2017 juknis dak fisik kesehatan 2017Ulfah Hanum
 
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas Ulfah Hanum
 
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...Ulfah Hanum
 

Mehr von Ulfah Hanum (20)

UU Nomor 17 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 17 Tahun 2023.pdfUU Nomor 17 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 17 Tahun 2023.pdf
 
KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...
KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...
KMK Nomor 2015 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehat...
 
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020
 
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...
 
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
Perpres nomor 88_tahun_2019 ttg juknis dana alokasi khusus fisik TA 2020
 
Pmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotika
Pmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotikaPmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotika
Pmk no. 44 th 2019 ttg perubahan penggolongan narkotika
 
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
 
Permenkes RI no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
Permenkes RI  no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...Permenkes RI  no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
Permenkes RI no 2 Th 2019 tentang petunjuk operasional penggunaan dak fisik ...
 
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarPer BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
 
Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018
Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018 Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018
Peraturan presiden nomor 16 tahun 2018
 
Permenkes nomor 66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...
Permenkes nomor  66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...Permenkes nomor  66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...
Permenkes nomor 66 tahun 2017 tentang petunjuk operasional dana alokasi khus...
 
Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...
Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...
Permenkes no 377 tahun 2009 petunjuk teknik jabatan fungsional apoteker dan a...
 
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
 
Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015 Buku DOEN 2015
Buku DOEN 2015
 
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNSPeraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
 
Doen 2015
Doen 2015Doen 2015
Doen 2015
 
Permenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifas
Permenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifasPermenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifas
Permenkes 21 2015 kapsul vitamin a bayi, balita dan ibu nifas
 
Permenkes no 10 tahun 2017 juknis dak fisik kesehatan 2017
Permenkes no 10 tahun 2017  juknis dak fisik kesehatan 2017Permenkes no 10 tahun 2017  juknis dak fisik kesehatan 2017
Permenkes no 10 tahun 2017 juknis dak fisik kesehatan 2017
 
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
 
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
 

Kürzlich hochgeladen

PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaYosuaNatanael1
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxssuser981dcb
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio PerawatMovieWulandari
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxLintangDwiCandra1
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 

Perubahan ke dua atas Formularium nasional 2013

  • 1. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/363/2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 328/MENKES/SK/IX/2013 TENTANG •y FORMULARIUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sehubungan adanya perubahan restriksi obat, penggunaan obat yang memerlukan keahlian khusus, penambahan jenis obat dan bentuk sediaan obat, perlu dilakukan penyesuaian daftar obat dalam Formularium Nasional; b. bahwa Formularium Nasional yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 328/Menkes/SK/IX/2013 tentang Formularium Nasional sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 159/Menkes/SK/V/2014 perlu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan hukum sesuai kajian pola penyakit yang terjadi di Indonesia; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 328/Menkes/SK/IX/2013 tentang Formularium Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 2. Undang-Undang .
  • 2. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256); 7. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 29) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 255); 8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah; 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor / 585) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741); 11. Keputusan
  • 3. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 3 - 11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228/Menkes/SK/VI/2013 tentang Komite Nasional Penyusunan Formularium Nasional 2013; 12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 328/Menkes/SK/IX/2013 tentang Formularium Nasional sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 159/Menkes/SK/V/2014; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 328/MENKES/SK/IX/2013 TENTANG FORMULARIUM NASIONAL. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 328/Menkes/SK/IX/2013 tentang Formularium Nasional sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 159/Menkes/SK/V/2014 diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan Sub Kelas Terapi 1.1 pada Kelas Terapi 1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI /NAMA GENERIK/ SEDIAAN /KEKUATAN DAN RESTRIKSI PENGGUNAAN FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI /NAMA GENERIK/ SEDIAAN /KEKUATAN DAN RESTRIKSI PENGGUNAAN TK 1 TK2 TK 3 1.ANALGESIK, AN7IPIRETIK, ANTIINFLAMASI NON STEROID, ANTIPIRAI 1.1 ANALGESIK NARKOTIK 1 fentanil inj : Hanya untuk nyeri sedang hingga berat yang tidak respon dengan opioid lainnya dan harus diberikan oleh tim medis yang dapat melakukan resusitasi. pai k a an dir da tch : Untuk nyeri pada pasien oker yang tidak teratasi dengan algetik opioid. Terapi harus ciulai dari non opioid terlebih l u l u jika memungkinkan. 1. inj 0,05 mg/mL (i.v) V 2. patch 12,5 meg/jam
  • 4. MEMTERi KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 4 - KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN FASILITAS KESEHATAN DAN RESTRIKSI PENGGUNAAN TK 1 TK 2 TK 3 3. patch 25 meg/jam 1 V 1 V4. patch 50 meg/jam V 2 hie romorfon HC1 1. tab oros 8 mg V V 2. tab oros 16 mg V 3 kodein 1. tab 10 mg 2. tab 20 mg V V V 4 morfin HC1 Hanya untuk pemakaian pada tindakan anestesi atau perawatan di Rumah Sakit dan untuk > mengatasi nyeri kanker yang tidak respon /terhadap analgetik non narkotik atau nyeri pada serangan jan tung. 1. tab 10 mg 2. tab SR 10 mg 3. tab SR 15 mg V 4. tab sal selaput 30 mg 5. inj 10 mg/mL (i.m./s.k/i.v.) V V 5 petidin 1. inj 50 mg/mL (i.m./s.k./i.v.) V Hanya untuk tindakan anestesi dan nyeri sedang hingga berat pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit. Tidak digunakan untuk nyeri kanker. 6 sufentanil 1. inj 5 mcg/mL (i.v.) Hanya untuk tindakan anestesi yang diberikan dokter anestesi. Ketentuan Kelas Terapi 5 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 5. ANTIEPILEPSI - ANTIKONVULSI 1 diazepam1 1. inj 5 mg/mL (i.v.) V V V
  • 5. MENTERI KESEHATAN REPUBUK INDONESIA - 5 - KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 KELAS TERAPI Hanya untuk i.v. KELAS TERAPI 2. lar. rektal 5 mg/2,5 mL V V KELAS TERAPI 3. lar. rektal 10 mg/2,5 mL v o fenitoin Nao 1. kaps 50 mg* V V o 2. kaps 100 mg* V V o 3. inj 100 mg/2 mL V V V o Dapat digunakan untuk status konvulsivus. o 4. inj 50 mg /mL J N J V J V o Dapat digunakan untuk status konvulsivus. 3 fenobarbital3 1. tab 30 mg* J J V 3 2. tab 100 mg* / V / 3 3. inj 50 mg/mL V V 4 gabapentin4 Hanya untuk post neurapetic neuralgia, dan neurapetic diabeticum, dan tidak untuk rest leg less syndrome. 4 1. kaps 100 mg V V 4 2. kaps 300 mg V V 5 kar bamazepin*5 1. tab 200 mg V V V 5 2. sir 100 mg/5 mL V V 6 klonazepam6 1. kaps 2 mg V V 7 magnesium sulfat7 Hanya untuk kejang pada preeklampsia dan eklampsia. Tidak digunakan untuk kejang lainnya. 7 1. inj 20 % V V 7 2. inj 40 % V V V 8 topiramat8 1. tab 25 mg >/ 8 2. tab 50 mg V 8 3. tab 100 mg 9 valproat*
  • 6. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 6 - KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN FASILITAS KESEHATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 Dapat digunakan untuk epilepsi umum (general epilepsy). 1. tab sal 250 mg V V V 2. tab sal 500 mg V V V 3. tab SR 250 mg V V 4. tab SR 500 mg V V 5. sir 250 mg/5 mL V V 3. Ketentuan Sub Sub Sub Kelas Terapi 6.2.2.6 pada Kelas Terapi 6 Sub Sub Kelas Terapi 6.2 Sub Sub Kelas Terapi 6.2.2 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 6. ANTIINFEKSI 6.2 ANTIBAKTERI 6.2.2 Antibakteri Lain 6.2.2.6 Kuinolon 1 levofloksasin1 Tidak digunakan untuk pasien usia < 18 tahun. 1 1. tab 500 mg V V 1 2. inf 5 mg/mL V V 2 moksifloksasin2 Untuk bakteri ANP (dibuktikan dengan hasil kultur). 2 1. tab 400 mg V 2 2. inf 400 mg/250 mL V 3 ofloksasin3 1. tab 200 mg V V 3 2. tab 400 mg V V 4 siprofloksasin4 Tidak digunakan untuk pasien usia < 18 tahun.. 4 1. tab scored 500 mg V V V 4 2. inf 2 mg/mL V
  • 7. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 7 - 4. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 6 Sub Kelas Terapi 6.6 Sub Sub Kelas Terapi 6.6.2 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 6. ANTIINFEKSI 6.6 ANTIVIRUS 6.6.2 Anti Sitomegalovirus (CMV) 2 valgansiklovir2 Hanya sebagai profilaksis pasien yang menjalani transplantasi organ. 2 1. tab sal 450 mg V V 5. Ketentuan Kelas Terapi 7 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 7. ANTIM IGREN dan ANTIVERTIGO 7.1 ANTIMIGREN 7.1.1 Profilaksis 1 propranolol1 1. tab 10 mg V V V 1 2. tab 40 mg V V 7.1.2 Serangan Akut 1 ergotamin'1 Dapat digunakan untuk serangan migren akut. 1 1. tab 1 mg V V V 2 kom Dinasi2 a. ergotamin 1 mg 2 b. kafein 50 mg 2 1. tab V V 7.2 ANTIVERTIGO 1 beta listin1 1. tab 6 mg V V 1 2. tab 24 mg V V
  • 8. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 8 - 6. Ketentuan Sub Kelas Terapi 8.3 pada Kelas Terapi 8 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 8.ANTIN1 PAL1A1 EOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI "IF 8.3 SITOTOKSIK 1 asparaginase1 Untuk leukemia limfoblastik akut. 1 1. serb inj 10.000 Ul/vial 2 bevasizumab2 Untuk k^hker kolorektal metastatik.' 2 1. inj 25 mg/mL 3 bleomisin3 Untuk squamous cell carcinoma pada daerah kepala dan leher, serviks, esofagus, penis, testis, kulit, paru, glioma, Non-Hodgkin Limfoma, plerodesis. 3 1. serb inj 15 mg/mL V 4 busulfan4 1. tab salut 2 mg V 5 dakarbazin5 Unti mete Hodj xk melanoma malignan istatik, sarkoma dan penyakit *kin. 5 1. serb inj 100 mg/vial V 5 2. serb inj 200 mg/vial V 6 daktinomtsin6 a) Untuk tumor Wilms, rabdomiosarkom pada anak, sarkoma Ewings, dan Ca testis non seminoma metastatik. 6 b) Neoplasia trofoblastik gestasional. 6 1. inj 0,5 mg/vial (i.v.) V 7 daunorubisin7 Untuk leukemia akut. 7 1. serb inj 20 mg/vial 8 doksorubisin8 Dosis kumulatif maksimum (seumur hidup): 500 mg/m2.
  • 9. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 9 - KELAS TERAPI SUB/KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB/KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 KELAS TERAPI 1. Serb inj 10 mg/vial (i.v.) KELAS TERAPI 2. serb inj 50 mg/vial 9 dosetaksel9 Untuk kanker kepala dan leher, paru, payudara, ovarium dan prostat. 9 1. inj 20 mg/0,5 mL 9 2. inj 80 mg/2 mL 10 epirubisin10 1. serb inj 10 mg/5 mL •J 10 2. serb inj 50 mg/25 mL •J , 11 erlotinib11 Hanya untuk adenokarsinoma dengan EGFR mutasi positif. 11 1. tab sal selaput 100 mg V 11 2. tab sal selaput 150 mg 12 etoposid12 Untuk kanker testis, kanker paru, germ cell tumor, retinoblastoma, neuroblastoma, sarkoma dan limfoma maligna. 12 1. kaps 100 mg V 12 2. inj 20 mg/mL V 13 fludarabin13 Hanya un tuk BCLL atau AML. 13 1. tab sal 10 mg 13 2. inj 50 mg/vial V 14 fluorourasil14 Untuk kanker kepala dan leher, saluran cerna, payudara, leher rahim, dan kanker serviks. 14 1. inj 50 mg/mL (i.v.) 14 2. inj 500 mg/5 mL V 14 3. inj 250 mg/mL 14 4. serb inj 250 mg 15 gefitinib15 Hanya untuk terapi lini pertama NSCLC jenis non-squamous (Adenocarcinoma) dengan EGFR mutasi positif serta bagi pasien stadium lanjut yang telah diberi kemoterapi atau yang tidak cocok dengan pemberian kemoterapi
  • 10. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 10 - KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI T V 1 lis. 1 T V O T V Q KELAS TERAPI sebelumnya. KELAS TERAPI 1. tab 250 mg j V 16 gemsitabin16 Untuk kanker pankreas, paru, payudara metastatik, ovarium dan kandung kemih. 16 1. inj 200 mg/vial V 16 2. inj 1.000 mg/vial V 17 hidroksi urea17 Untuk leukemia granulositik kronik, trombositosis esensial, polisitemia vera, dan thalasemia. 17 1. tab 500 mg V 18 ifosfamid18 Diberikan bersama mesna. 18 1. serb inj 500 mg/vial V 18 2. serb inj 1.000 mg/vial y 18 3. serb inj 2.000 mg/vial y 19 imatinib mesilat19 Diindikasikan pada: 19 a) LGK/CML dan LLA/ALL dengan pemeriksaan kromosom Philadelphia positif atau BCR-ABL positif. 19 b) GIST yang unceptable dengan hasil pemeriksaan CD 117 positif. 19 1. tab sal selaput 100 mg 20 irinotekan20 Hanya digunakan untuk Ca Colon dan rectum metastatic Harus diberikan bersama dengan 5 FU. 20 1. injy20 mg/mL V 20 2. inf 20 mg/mL 21 kapesitabin21 Hanya digunakan untuk kanker kolorektal dan metastatik breast cancer. 21 1. tab 500 mg 22 karboplatin22 Tergantung AUC (Area Under the Curve).
  • 11. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 11 - KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 KELAS TERAPI 1. inj 50 mg/5 mL V KELAS TERAPI 2. inj 150 mg/15 mL KELAS TERAPI 3. ini 450 mg/45 mL V 23 klorambusil23 1. tab 2 mg 24 lapatinib24 Untuk kanker payudara metastasis yang tidak memberikan respon terhadap transtuzumab dengan hasil pemeriksaan HER2 (CerbB2) positif 3 atau ISH positif dan dikombinasi degan kemoterapi, second line untuk metastase otak. 24 1. tab 250 mg 25 melfalan25 Untuk multiple mieloma. 25 1. tab 2 mg V 26 merkaptopurin26 1. tab 50 mg 27 metotreksat27 1. tab/2,5 mg V 27 2. serb inj 5 mg/vial (i.v./i.rn./i.t.) Jy 27 Sediaan injeksi: 27 a) Untuk koriokarsinoma, kanker serviks, payudara, osteosarkoma, neuroblastoma, retinoblastoma, kolorektal, leukemia akut, limfoma Burkitt dan non Hodgkin dan sebagai imunosupresan. 27 b) Untuk PTG (Penyakit Throphoblastic Ganas). 27 3. serb inj 50 mg/2 mL 27 Tidak untuk intra tekal. 28 mitomisin C (crystalling28 Hanya digunakan untuk kasus yang tidak bisa diatasi dengan obat primer/lini pertama. 28 1. inj 2 mg/mL V 28 2. serb inj 10 mg/vial V
  • 12. MENTERI KESEHATAN REPUBUK INDONESIA - 12 - KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 29 nilotinib29 1. kaps150 mg V 29 2. kaps 200 mg 30 oksaliplatin30 Hanya digunakan untuk kanker kolorektal metastase dan adjuvant stadium III. 30 1. serl4 inj 50 mg/vial V 30 2. serb ihj 100 mg/vial 31 paklitaksel31 1. inj 30 mg/vial V 31 2. inj 100 mg/vial 31 3. inj 300 mg/vial 32 rituksimab32 Untuk semua jenis Limfoma malignum Non Hodgkins (LNH) dengan hasil pemeriksaan CD20 positif. 32 1. inj 100 mg/10 mL V 32 2. ini 500 mg/50 mL y 33 setu csimab33 a) Kanker kolorektal metastatik dengan hasil pemeriksaan KRAS wild type positif (normal). 33 b) Kanker kepala dan leher tipe squamosa dan dikombinasi dengan kemoterapi atau radiasi. 33 1. inj 5 mg/mL 34 siklofosfamid34 Untuk kanker payudara, limfoma malignum, leukemia akut dan kronik, kanker ovarium dan sebagai imunosupresan. 34 1. tab sal 50 mg 34 2. serb inj 200 mg/vial (i.v.) 34 3. serb inj 500 mg/vial (i.v.) 34 4. serb inj 1000 mg/vial (i.v.) V 35 sisp atin35 1. serb inj 10 mg 35 2. serb inj 50 mg
  • 13. MENTERI KESEHATAN REPUBUK INDONESIA - 13 - KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 36 sitarabin36 Unti mali i k leukemia akut dan limfoma p a . 36 1. inj 100 mg (i.m/i.v/s.k) 36 2. inj 500 mg/10 mL 37 temozolamid37 Hanya untuk glioblastoma. 37 1. kaps 20 mg 37 2. kaps 100 mg 38 trastuzumab38 Unti deng posi ik kanker payudara metastasis ;an hasil pemeriksaan HER2 i f 3 (+++) atau ISH positif. 38 1. serb inj 440 mg/vial 7 V 39 vinb astin39 Hanya untuk indikasi Limfoma Malignum (Hodgkins), kanker testis stadium lanjut (termasuk germ cells carcinoma), kanker kandung kemih, histiosis, dan melanoma. 39 1. serb inj 10 mg/mL 40 vinkristin40 Untuk leukemia, Limfoma Maligna Non Hodgkins (LNH), rabdomiosarkoma dan Ewing Sarcoma, osteosarcoma, trofoblastik ganas dan multipel mieloma. 40 1. serb inj 1 mg (i.v.) 40 2. serb inj 2 mg/2 mL (i.v.) 41 vinorelbin41 a) JVbn Small Cell Lung Cancer (NSCLC). 41 b) Terapi lini kedua pada kasus kanker payudara. 41 1. inj 10 mg/mL
  • 14. MENTERI KESEHATAN REPUBUK INDONESIA - 14 - 7. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 8 Sub Kelas Terapi 8.4 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 8. ANTIIS PALL rEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI 8.4 LAIN - LAIN 2 asam zoledronat2 a) Hiperkalsemia akibat keganasan. 2 b) Metastase tulang. 2 1. inf 4 mg/100 mL V 8. Ketentuan pada Kelas Terapi 9 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 9. ANTIPARKINSON 1 kombinasi:1 a. benserazid 25 mg 1 b. levodopalOO mg 1 l.kaps V 1 2.kaps disp V 2 kom Dinasi:2 a. levodopalOO mg 2 b. karbidopa 25 mg 2 c. entekapon 200 mg 2 l.tab 3 pramipeksol3 1. tab ER 0,375 mg 3 2. tab ER 0,750 mg V V 4 ropinirol4 1. tab sal 2 mg V V 4 2. tab sal 4 mg v V 4 3. tab sal 8 mg V 5 triheksifenidil5 1. tab 2 mg V V
  • 15. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 15 - 9. Ketentuan angka 2 pada Kelas Terapi 11 Sub Kelas Terapi 11.1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 11. PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA 11.1 PRODUK DARAH 2 faktor VIII2 Faktr VIII (unit) = BB (kg) x % (target plasma - kadar F VIII pasien). 2 1. serb inj 250 Ul/vial + pelarut 5 mL V 2 Untuk terapi kasus hemofili A dengan perdarahan. 2 Dibawah pengawasan ahli hematologi dan atau ahli penyakit dalam dan anak. 2 2. serp> inj 500 Ul/vial + pelarut 5 mL, V 2 Untuk terapi kasus hemofili A dengan perdarahan. 2 Dibawah pengawasan ahli hematologi dan atau ahli penyakit dalam dan anak. 2 3. serb inj 230 - 340 UI 2 4. serb inj 480 - 600 UI 2 5. serb inj 1.000 UI 10. Ketentuan pengurangan angka 1 pada Kelas Terapi 15 Sub Kelas Terapi 15.1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 15. DIURETIK dan OBAT untuk HIPERTROFI PROSTAT 15.1 DIURETIK 1 amilorid1 1. tab 5 mg V V V
  • 16. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 16 - 11. Ketentuan angka 1 pada Kelas Terapi 16 Sub Kelas Terapi 16.2 Sub Sub Kelas Terapi 16.2.1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 16. HOR]VION, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI 16.2 ANTIDIABETE,S 16.2.1 Antidiabete's Oral 1 akarbose*1 1. tab 5 0 mg V V 1 2. tab 100 mg V V 12. Ketentuan Sub Kelas Terapi 17.3 pada Kelas Terapi 17 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 17. OBArr KARDIOVASKULER 17.3 ANTIHIPERTENSI Catatan: Pemberian obat antihipertensi harus didasarkan pada prinsip dosis titrasi, mulai dari dosis terkecil hingga tercapai dosis dengan outcome tekanan darah terbaik. 1 amlodipin*1 1. tab 5 mg V V 1 2. tab 10 mg V V V 2 atenolol*2 1. tab 5 0 mg V V V 2 2. tab 100 mg V V 3 beraprost sodium3 Untuk hipertensi pulmonal. 3 1. tab 2 0 meg V 4 bisoprolol*4 Hanya untuk kasus hipertensi. 4 1. tab 5 mg V V 5 diltiazem5 1. tab 3 0 mg* V V 5 2. kaps SR 100 mg* V V 5 3. kaps SR 200 mg* V 5 4. serb inj 10 mg/10 mL V V 5 Untuk hipertensi berat. 5 5. inj 2 5 mg/5 mL V V
  • 17. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 17 - KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 KELAS TERAPI Untuk hipertensi berat atau angina pektoris pada kasus rawat inap. KELAS TERAPI 6. serb inj 50 mg/vial V V KELAS TERAPI Untuk hipertensi berat atau angina pektoris pada kasus rawat inap. 6 doksazosin*6 1. tab 1 mg V 6 2. tab 2 mg 1 V 7 hidroklorotiazid*7 1. tab 25 mg 1 V J V8 imidapril*8 1. tab 5 mg V 8 2. tab 10 mg V V 9 irbesartan*9 Untuk hipertensi yang intoleransi terhadap ACE inhibitor. 9 1. tab 150 mg V 1 V 9 2. tab 300 mg V V 10 kandesartan*10 Untuk hipertensi yang intoleransi terhadap ACE inhibitor. 10 1. tab 8 mg V V 10 2. tab 16 mg V V 11 kaptopril*11 1. tab 12,5 mg V 11 2. tab 25 mg V V 11 3. tab 50 mg V V 12 klonidin12 Untuk hipertensi berat pada kasus rawat inap. 12 1. tab 0,15 mg* V V 12 2. inj 150 mcg/mL V 13 klortalidon13 1. tab 50 mg V V 14 lisinopril*14 1. tab 5 mg V V 14 2. tab 10 mg V V 14 3. tatf20 mg V V 15 metildopa*
  • 18. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 18 - KELAb TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAb TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN DAN RESTRIKSI T V 1 T V O 1 IS. 2 T V Q KELAb TERAPI Selektif untuk wanita hamil. KELAb TERAPI 1. tab sal 250 mg V 1 V 16 nifedipin*16 1. kaps10 mg V V V 16 Hanya untuk preeklampsia dan tokolitik. 16 2. tab SR 20 mg / V 16 3. tab SR 30 mg V / 17 nikardipin17 1. inj 10 mg/vial V V 18 nimodipin18 Untuk pendarahan sub arachnoid. 18 1. tab 30 mg V 18 2. inf 0,2 mg/mL V 19 perindoprilarginin*19 1. tab 5 mg V V 20 pro]pranolol*20 1. tab 10 mg V V V 21 ramipril*21 1. tab 2,5 mg V 21 2. tab 5 mg V V 21 3. tab 10 mg V V 22 telmisartan*22 Untuk hipertensi yang intoleransi terhadap ACE inhibitor. 22 1. tab 40 mg V V 22 2. tab §.0 mg V V 23 valsartan* ,23 Untuk hipertensi yang intoleransi terhadap ACE inhibitor. 23 1. tab 80 mg V V 23 2. tab 160 mg V 24 verapamil*24 1. tab 80 mg V V 24 2. tab SR 240 mg V V
  • 19. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 19 - 13. Ketentuan Sub Kelas Terapi 17.4 pada Kelas Terapi 17 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 17. OBAT KARDIOVASKULER 17.4 ANTIAGREGASI PLATELET 1 asam asetilsalisilat (asetosal)*1 1. tab 80 mg V V 1 2. tab 100 mg 2 klopidogrel*2 Hanya digunakan untuk pemasangan sten jantung. 2 Saat akan dilakukan tindakan PTCA diberikan 4-8 tab. Rumatan 1 tab/hari selama 1 tahun. 2 Pasien ^ang menderita recent myocardial, infarction, ischaemic stroke atau established Peripheral Arterial Disease (PAD). 2 Pasien yang menderita sindrom koroner akut: NON STEMI [unstable angina) dan STEMI. 2 Hati-hati inetraksi obat pada pasien yang menggunakan obat-obat golongan Proton Pump Inhibitor (PPI). 2 1. tab 75 mg V 3 silostazol3 Hanya untuk kasus Peripheral Arterial Disease (PAD) dan pasien yang tidak dapat diberikan asam asetilsalisilat. 3 1. tab 100 mg V V 4 tikagrelor4 1. tab 90 mg V V 14. Ketentuan penambahan angka 1 pada Kelas Terapi 17 Sub Kelas Terapi 17.8 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 17. OBAT KARDIOVASKULER 17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA 1 atorvastatin
  • 20. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 20 - KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 KELAS TERAPI 1. tab 10 mg V V KELAS TERAPI 2. tab Ojb mg V V 2 fenofibrat '2 Hanya untuk hipertrigliseridemia dengan kadar trigliserida > 250 mg/dL. 2 1. kaps 100 mg V V 2 2. kaps 300 mg V 3 gem Ibrozil3 Hanya untuk hipertrigliseridimia. 3 Tidak dianjurkan diberikan bersama statin. 3 1. kaps 300 mg V 3 2. kaps 600 mg V V 4 kolestiramin4 1. serb, 4 g V 5 pravastatin5 a) Hanya untuk hiperlipidemia dengan kadar LDL >160 mg, pada penyakit jantung koroner dan diabetes melitus disertai makroalbuminuria. 5 b) Pemberian selama 6 bulan, selanjutnya harus dievaluasi kembali. 5 1. tab 10 mg V V 5 2. tab 20 mg V 6 rosuvastatin6 1. tab 10 mg V 1 simvastatin *1 Sebagai terapi tambahan terhadap terapi diet pada pasien hiperlipidemia dengan: 1 a) kadar LDL > 160 mg/dL untuk pasien tanpa komplikasi diabetes melitus/PJK. 1 b) kadar LDL >100 mg/dL untuk pasien PJK. 1 c) kadar LDL >130 mg/dL untuk pasien diabetes melitus. Setelah 6 bulan dilakukan evaluasi ketaatan pasien terhadap kontrol diet dan
  • 21. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 21 - KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN FASILITAS KESEHATAN D AN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 pemeriksaan laboratorium LDL dilampirkan setiap 6 bulan. 1. tab sal 10 mg V V V 2. tab sal 20 mg V V V 15. Ketentuan angka 1 pada Kelas Terapi 23 Sub Kelas Terapi 23.1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN FASILITAS KESEHATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 23. PSIKOFARMAKA 23.1 ANTIANSIETAS 1 alprazolam a) Hanya dapat diresepkan oleh Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa dan Internist Psikosomatik. b) Hanya untuk kasus - Panic attack - Panic disorder c) Peresepan oleh dokter spesialis penyakit dalam maksimal 5 hari/bulan 1. tab 0,25 mg V V 2. tab 0,5 mg V V 3. tab 1 mg V V 16. Ketentuan Sub Kelas Terapi 23.4 pada Kelas Terapi 23 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN FASILITAS KESEHATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 23. PSIKOFARMAKA 23.4 ANTIPSIKOSI^ 1 aripiprazol' 1. tab discmelt 10 mg V 2. tab discmelt 15 mg V 3. oral solution 1 mg/mL V V 2 flufenazin
  • 22. MENTERI KESEHATAN REPUBUK INDONESIA - 22 - KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/SEDIAAN / KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/SEDIAAN / KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 KELAS TERAPI Hanya untuk monoterapi rumatan pada pasien schizoprenia yang tidak dapat menggunakan terapi oral. KELAS TERAPI 1. inj 25 mg/mL (i.m.) V V 3 haloperidol3 1. tab 0,5 mg* v V V 3 2. tab 1,5 mg* y v V 3 3. tab 2 mg v v v 3 4. tab 5 mg* V V 3 5. tts 2 mg/mL v y v 3 6. inj 5 mg/mL (i.m.) V V V 3 Untuk agitasi akut. 3 Untuk kasus kedaruratan psikiatrik (tidak untuk pemakaian jangka panjang). 3 7. inj 50 mg/mL V V 3 Hanya untuk monoterapi rumatan pada pasien schizophrenia yang tidak dapat menggunakan terapi oral. 4 klorpromazin4 1. tab sal 25 mg J V V 4 2. tab sal 100 mg* Jy J y J y 4 3. inj 5 mg/mL (i.m.) V V V 5 klozapin^5 Han yanj anti ya untuk pengobatan psikosis ; sudah resisten terhadap psikotik lain. 5 1. tab 25 mg V 5 2. tab 100 mg V 5 Hanya untuk schizophrenia yang resisten/intoleran. 5 Lakukan cek leukosit secara berkala (hati-hati agranulositosis). 6 olanzapin6 1. tab sal 5 mg V V 6 1. a) Monoterapi schizophrenia. 6 1. b) Adjunctive treatment pada kasus bipolar yang tidak memberikan respon dengan pemberian litium atau valproat.
  • 23. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 23 - KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 KELAS TERAPI 2. tab sal 10 mg V KELAS TERAPI 2. a) Monoterapi schizophrenia. KELAS TERAPI 2. b) Adjunctive treatment pada kasus bipolar yang tidak memberikan respon dengan pemberian litium atau valproat. KELAS TERAPI 3. inj L0 mg/2 mL KELAS TERAPI 3. Diperlukan hanya untuk serangan schizophrenic acute yang' tidak memberikan respon dengan. terapi lini pertama. KELAS TERAPI 3. Tidak boleh digunakan untuk pemakaian j angka panjang. KELAS TERAPI 3. Hanya untuk agitasi akut pada penderita schizophrenia. 7 risperidon*7 a) Monoterapi schizophrenia. 7 b) Adjunctive treatment pada pasien bipolar yang tidak memberikan respon dengan pemberian litium atau valproat. 7 1. tab sal 1 mg V V 7 2. tab sal 2 mg V V 7 3. tab 3 mg V 8 trifluoperazin*8 1. tab sal 5 mg V 9 quetiapin9 1. tab SR 200 mg V V 9 1. a) Untuk schizophrenia. 9 1. b) Untuk pasien bipolar yang tidak memberikan respon terhadap pemberian lithium atau valproat. 9 2. tab SR 300 mg V 9 3. tab SR 400 mg V V
  • 24. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 24 - 17. Ketentuan Kelas Terapi 24 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: I KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 24.RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT KOLINESTERASE 24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISI NEUROMUSKULER 1 atrakurium1 Hanya untuk tindakan anestesi dan pasien ICU yang memerlukan karena menggunakan ventilator. 1 1. inj 25 mg/2,5 mL V V 2 neostigmin2 1. inj 0,5 mg/mL V 3 rokuronium3 1. inj 50 mg/5 mL (i.v.) V V 4 suksinilkolin4 1. inj 20 mg/mL V V 2. inj 50 mg/mL (i.v./i.m.) V V 3. serb inj 100 mg/vial (i.v./i.m) V V 24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS 1 neostigmin1 1. inj 0,5 mg/mL V V 2 piridostigmin2 1. tab sal 60 mg V 24.3 PENGHAMBAT KOLINESTERASE 1 donepezil1 Hanya untuk moderate to severe dementia pada Alzheimer. 1 1. tab 5 mg 1 2. tab eff 10 mg V 18. Ketentuan Sub Kelas Terapi 25.1 pada Kelas Terapi 25 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/ KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 25. OBAT untuk SALURAN CERNA 25.1 AN1"ASIDA dan ANTIULKUS 1 antasida, kombinasi :1 a. aluminium hidroksida 200 mg 1 b. magnesium hidroksida 200 mg 1 1. tab kunyah V
  • 25. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 25 - KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TV 11 I V 1 TV O T V Q1 1 V o KELAS TERAPI 2. susp V 2 esomeprazol2 1. inj 40 mg/vial (i.v.) 4 V 3 lansoprazol3 1. kaps 30 mg V 3 Untuk terapi j angka pendek pacta K a s u s r u K a K l a m p u n g , L U K d - K U U U U . C I 1 U I I 1 , U d l l I C l l U K b e S U l d . g l l . l o . J _ J l U c I l K d . i l 1 J d i l l b c U C l U I U I l l d . K d . l l 3 2. inj 30 mg/mL V Untuk pasien IGD atau rawat inap dengan riwayat perdarahan saluran cerna 4 ome prazol4 1. kaps 20 mg J V J 4 4 Untuk terapi jangka pendek pada kasus tukak lambung, tukak duodenum dan refluks esofagitis. 4 Diberikan 1 jam sebelum makan. 4 2. inj 40 mg/10 mL 4 Untuk pasien IGD atau rawat inap dengan riwayat perdarahan saluran cerna 5 ranil:idin5 1. tab 150 mg V V V 5 2. inj 25 mg/mL 6 sukralfat6 1. tab 500 mg V 6 2. susp 500 mg/5 mL V 19. Ketentuan Sub K^las Terapi 26.1 pada Kelas Terapi 26 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 26. OBA]r untuk SALURAN NAPAS 26.1 ANTIASMA 1 aminofilin
  • 26. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 26 - KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 KELAS TERAPI 1. tab 150 mg* 4 4 4 KELAS TERAPI 2. tab 200 mg* 4 4 4 KELAS TERAPI 3. inj 24 mg/mL 4, pp 4 4 2 budesonid2 1. serb ih 100 meg/dosis* 4 4 2 1. Tidak untuk serangan asma akut. 2 1. Harus melampirkan hasil pemeriksaan spirometri. 2 2. ih 200 meg/dosis* 4 4 2 2. Harus melampirkan hasil pemeriksaan spirometri. 2 3. cairan ih 0.25 mg/mL 4 4 2 3. Hanya untuk serangan asma akut. 3 bud( com ;sonid-formoterol (fixed Dination)* 3 1. ih 80/4,5 meg V 3 1. a) Untuk terapi rumatan pada penderita asma. 3 1. b) Tidak diindikasikan untuk Tbronkhospasme akut. 3 2. ih :L60/4,5 meg J J V 3 2. a) Untuk terapi rumatan pada penderita asma atau terapi rumatan pada PPOK. b) Tidak diindikasikan untuk bronkhospasme akut. c) Penggunaan jangka panjang memerlukan pemeriksaan spirometri. 4 deksametason4 1. tab 0,5 mg* 4 4 4 4 2. inj 5 mg/mL (i.v.) 4 4 4 5 epinefrin (adrenalin)5 1. inj 1 mg/mL 4 4 6 fenoterol HBr*6 Hanya untuk serangan asma akut. 6 1. aerosol 100 meg/puff 4 4 6 2. cairan ih 0,1% 4 4 7 flutilcason propionat7 Tidak untuk rumatan terapi asma.
  • 27. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 27 - KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN / KEKUATAN FASILITAS KESEHATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 1 1. cairan ih 0,5 mg/dosis 4 4 8 ipratropium bromida* Untuk pasien PPOK dengan eksaserbasi akut. Tidak untuk jangka panjang. 1. ih 20 meg/puff 4 4 9 kombinasi: a. ipratropium bromida 0,5 mg b. salhhtamol 2,5 mg Hanya untiik: a) Serangan asma akut b) Bronkospasme yang menyertai PPOK c) SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkulosis) 1. nebules 4 4 2. solution 0,025% 4 4 Sebagai nebulizer di UGD. 1 n 1 V J metilprednisolon 1. tab 4 mg* j X X 2. tab 16 mg* • J y i 3. inj 125 mg/2 mL 4 4 y 1 1 J. JL prokaterol Hanya untuk nocturnal asma yang tidak respon dengan pemberian salbutamol. 1. serb ih 10 meg j X J X 2. cairan ih 30 meg 4 y y 3. cairan ih 50 meg 4 4 1 O salbutamol 1. tab 2 mg* 4 4 4 2. tab 4 mg* 4 4 V 3. inj 50 mcg/mL 4 4 4. lar ih 0,5 %* 4, PP 4 5. nebules vial 2,5 mg 4 4 Hanya untuk: a) Serangan asma akut b) Bronkospasme yang menyertai PPOK c) SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkulosis) 6. sir 2 mg/5 mL* 4 4 7. cairan ih 0,1% 4 4 4
  • 28. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 28 - KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 A I V O KELAS TERAPI Hanva untuk seranpan asma A i C U A V CA U I A i> l * n O U l C U i g C U A C A O A A A C L akut dan atau bronkospasme yang menyertai PPOK, SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkulosis). KELAS TERAPI 8. aerosol 100 meg* 4 4 KELAS TERAPI Hanya untuk serangan asma akut dan atau bronkospasme yang menyertai PPOK, SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkulosis). KELAS TERAPI 9. serb ih 200 meg/kaps + rotahaler* 4 4 13 teofi lin*13 1. tab 100 mg 4 4 13 2. tab 150 mg 4 4 13 3. tab SR 300 mg 4 4 14 terbutalin14 1. tab 2,5 mg* 4 4 14 2. sir 1,5 mg/5 mL 4 4 14 3. inj 0,5 mg/mL 4 4 14 Hanya untuk serangan asma akut dan/atau PPOK. 14 4. cairan ih 2,5 mg/mL 4 4 14 Hanya untuk serangan asma akut dan/atau PPOK. 14 5. serb ih 0,50 mg/dose 4 14 Hanya untuk serangan asma akut dan/atau PPOK. 15 kom ainasi:*15 a. salmeterol 25 meg 15 b. flutikason propionat 50 meg 15 Tida akut c diberikan pada kasus asma 15 1. ih 50 meg/puff 4 4 16 kombinasi :*16 a. salmeterol 50 meg 16 b. flutikason propionatlOO meg 16 Tidak diberikan pada kasus asma akut. 16 1. ih 100 meg/puff 4 4 17 kombinasi :*17 a. salmeterol 50 meg
  • 29. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 29 - KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 KELAS TERAPI b. flutikason propionat 250 meg KELAS TERAPI Tidak diberikan pada kasus asma akut. KELAS TERAPI 1. ih 250 meg/puff 4 4 18 kombinasi:18 a. salmeterol 50 meg 18 b. flutikason propionat 500 meg 18 1. ih 500 meg/puff 4 4 20. Ketentuan Sub Kelas Terapi 26.4 pada Kelas Terapi 26 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 26. OBA:f untuk SALURAN NAFAS 2 6 A OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS 1 indakaterol1 1. serb ihl50 meg 4 4 1 2. serb ih 300 meg 4 4 2 ipratropium bromida2 Untuk pasien PPOK dengan eksaserbasi akut. 2 Tida c untuk j angka panjang. 2 1. ih 20 mg/puff* V 4 4 2 2. nebulizer 0,025% V, PP 4 4 3 kom Dinasi:3 a. ipratropium bromida 0,5 mg 3 b. salbutamol 2,5 mg 3 Hanya untuk : 3 a) serangan asma akut. 3 b) bronkospasme yang menyertai PPOK-. 3 c). SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkulosis). 3 1. nebules 4, PP 4 4 4 tiotropium *4 Satu paket berisi 30 tablet dan 1 handihaller. 4 1. serb ih 18 meg + handihaller 4 4 4 2. serb ih 18 meg, refill 4 y
  • 30. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 30 - 21. Ketentuan penambahan angka 3 pada Kelas Terapi 27 Sub Kelas Terapi 27.1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI FASILITAS KESEHATAN KELAS TERAPI SUB KELAS TERAPI/NAMA GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 27. OBA1" yang MEMPENGARUHI SISTEM IMUN 27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN 1 hepatitis B imunoglobulin [human)1 Untuk bayi baru lahir dengan ibu HBsAg positif. 1 1. inj 0,5 mL 4 4 y 4 y o mi human tetanus immunoglobulino mi Untuk: o mi a) Luka baru terkontaminasi pada pasien dengan riwayat vaksinasi tetanus yang tidak diketahui/tidak lengkap. o mi b) Manifestasi tetanus secara klinis. o mi 1. inj 7/50 UI (i.m.) Jy Jy Jy o mi 2. inj'50,0 UI (i.m.) Jy jy jy oo imunoglobulin intravenaoo Hanya digunakan untuk terapi Guillain-Barre syndrome (GBS) oo 1. inj 250 mg/50 mL 4 4 serum anti bisa ular :4 Khusus untuk daerali tertentu. 4 Disimpan pada suhu 2-8°C. 4 A.B.U. I (khusus ular dari luar Papua) 4 1. i inj (i.m./i.v.) 4 4 4 4 A.B.U. I (khusus ular dari Papua) 4 1. inj (i.m./i.v.) 4 4 4 5 serum antidifteri (A.D.S)5 Disimpan pada suhu 2-8°C. 5 1. inj i.m. 10.000 Ul/vial 4 4 4 5 2. inj i.m. 20.000 Ul/vial 4 4 4 6 serum antirabies6 Digunakan untuk pengobatan post exposure di daerah rabies. 6 Disimpan pada suhu 2-8°C. 6 1. inj 200 UI/mL 4 4 4 6 2. inj 100 UI/mL 4 4 4 7 serum antitetanus (A.T.S)
  • 31. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA - 31 - KELAS SUB KELAS TERAPI/NAMA FASILITAS TERAPI GENERIK/ SEDIAAN/KEKUATAN KESEHATAN DAN RESTRIKSI TK 1 TK 2 TK 3 Disimpan pada suhu 2-8°C. Hanya untuk terapi tetanus Untuk pencegahan: 1. ini 1500 Ul/amp (i.m.) 4 4 4 Untuk pengobatan: 1. inj >0.000 Ul/vial (i.m./i.v.) 4 4 4 2. ini 20<000 Ul/vial (i.m./i.v.) 4 4 4 8 tetanus toxoid 1. ini 4 4 4 Pasal II Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 September 2015 ^vMEN^PERI, KESEHATAN / S y ^ E P u S I p INDONESIA, Li OELOEK