Pada presentasi ini membahas landasan hukum baik dari Al Qur'an, hadits, MUI, Regulasi dan para ulama mengenai pasar modal maupun akad didalamnya. Semoga bermanfaat.
1. PASAR MODAL SYARIAH
Robithoh ‘Alam Islamy-Ucu Mujahidah
Dalam Mata Kuliah Manajemen Investasi Islam
29 Februari 2020, Universitas Indonesia
2. وَب ِالر َمَّرَح َو َعْيَبال ُهللا َّلَحَأ َو
“ … dan Allah menghalalkan jual beli dan
mengharam-kan ribu…” (Q.S. al-Baqarah [2] :
275
Landasan Al Qur’an atas
Pasar Modal Syariah
ِ َّٱّلل ِلْضَف نِم ۟واُغَتْبٱ َو ِض ْرَ ْٱْل ىِف ۟واُرِشَتٱنَف ُةوَلَّصٱل ِتَي ِضُق اَذِإَف
“ .... Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaran-lah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah” (QS. Al Jumu’ah :10)
ِب ْمُكَنْيَب ْمُكَلا َوْمَأ واُلُكْأَت ََل واُنَمآ َينِذَّال اَهُّيَأ اَيَت ْنَع ًةَارَجِت َونُكَت ْنَأ ََّلِإ ِلِاطَبْالِم ٍاضَرۚ ْمُكْن
اًمي ِحَر ْمُكِب َانَك َ ََّّللا َّنِإ ۚ ْمُكَسُفْنَأ واُلُتْقَت ََل َو
“ Hai orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu,…” (QS. An-Nisa: 29).
3. “ … “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika
kamu orang orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak (boleh) menganiaya dan tidak (pula) dianiaya” (QS. al-Baqarah: 278-279).
ِالر َنِم َيِقَب اَم واُرَذ َو َ ََّّللا واُقَّتا واُنَمآ َينِذَّال اَهُّيَأ اَيَينِنِمْمُم ْمُتْنُك ْنِإ اَب
ۖ ِهِلوُسَر َو ِ ََّّللا َنِم ٍب ْرَحِب واُنَذْأَف واُلَعْفَت ْمَل ْنِإَف
ُت ََل َو َونُمِلْظَت ََل ْمُكِلا َوْمَأ ُوسُءُر ْمُكَلَف ْمُتْبُت ْنِإ َوَونُمَلْظ
Next......
“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu…”
(QS. Al-Ma’idah: 1). ِد ۡوُقُعۡالِب ا ۡوُف ۡوَا ا ٰۤۡوُنَما َنۡيِذَّال اَہُّيَاٰۤي
4. Landasan Al Hadits atas
Pasar Modal Syariah
“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain” (HR. Ibn
Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, Ahmad dari Ibn ‘Abbas, dan Malik dari Yahya).
“Tidak halal (memberikan) pinjaman dan penjualan, tidak halal (menetapkan) dua syarat dalam suatu
jual beli, tidak halal keuntungan sesuatu yang tidak ditanggung resikonya, dan tidak halal (melakukan)
penjualan sesuatu yang tidak ada padamu” (HR. Al Khomsah dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari
kakeknya).
“Rasulullah s.a.w. melarang jual beli (yang mengan-dung) gharar” (HR. Al Baihaqi dari Ibnu Umar)
“Rasulullah s.a.w. melarang (untuk) melakukan penawaran palsu” (Muttafaq ‘alaih)
“Rasulullah SAW bersabda, Allah Ta’ala berfirman:”Aku adalah Pihak ketiga dari dua Pihak yang berserikat
selama salah satu Pihak tidak mengkhianati yang lainnya. Maka, apabila salah satu Pihak mengkhianati yang
lain, Aku pun meninggalkan keduanya” (HR Abu Dawud, al-Daraquthni, al-Hakim, dan al-Baihaqi).
5. Landasan Al Hadits atas
Pasar Modal Syariah
“Nabi SAW melarang pembelian ganda pada satu transaksi pembelian” (HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi,
dan al-Nasa’i).
“Tidak boleh menjual sesuatu hingga kamu memilikinya” (HR Baihaqi dari Hukaim bin Hizam)
“Janganlah kamu menjual sesuatu yang tidak ada padamu” (HR. Al Khomsah dari Hukaim bin Hizam)
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan
yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka
kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram” (HR. Al-Tirmizi dari
‘Amr bin ‘Auf).
“Janganlah kamu menjual sesuatu yang tidak ada padamu” (HR. Al Khomsah dari Hukaim bin Hizam)
7. Kaidah Fikih
“Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalah boleh dilakukan
sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkannya.”
“Tidak boleh melakukan perbuatan hukum atas milik
orang lain tanpa seizinnya.”
8. “Jika salah seorang dari dua orang berserikat membeli porsi mitra
serikatnya, hukumnya boleh karena ia membeli milik pihak lain.”
Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz 5/173
“Bermuamalah dengan (melakukan kegiatan transaksi atas) saham
hukumnya boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam
perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya.”
Dr. Wahbah al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami wa
Adillatuhu juz 3/1841
Landasan Syariah
Pasar Modal
Menurut Para Ulama:
9. Landasan Syariah
Pasar Modal
Menurut Para Ulama:
yang menyatakan kebolehan jual beli saham
pada perusahaan-perusahaan yang memiliki
bisnis yang mubah, antara lain dikemukakan
oleh
1. Dr. Muhammad ‘Abdul Ghaffar al-Syarif;
2. Dr. Muhammad Yusuf Musa;
3. Dr. Muhammad Rawas Qal’ahji;
4. Syaikh Dr. ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz al-Matrak
menyatakan:
“(Jenis kedua), adalah saham-saham yang
terdapat dalam perseroan yang dibolehkan,
seperti perusahaan dagang atau perusahaan
manufaktur yang dibolehkan. Ber-musahamah
(saling bersaham) dan ber-syarikah
(berkongsi) dalam perusahaan tersebut serta
penjualbelikan sahamnya, jika perusahaan itu
dikenal serta tidak mengandung
ketidakpastian dan ketidak-jelasan yang
signifikan, hukumnya boleh. Hal itu
disebabkan karena saham adalah bagian dari
modal yang dapat memberikan keuntungan
kepada pemiliknya sebagai hasil dari usaha
perniagaan dan manufaktur. Hal itu
hukumnya halal, tanpa diragukan.”
10. Landasan Hukum Lain
Atas Pasar Modal
Menurut Para Ulama:
Pendapat para ulama yang membolehkan
pengalihan kepemilikan porsi suatu surat
berharga selama disepakati dan diizinkan
oleh pemilik porsi lain dari suatu surat
berharga (bi-idzni syarikihi). Lihat: Al-
Majmu’ Syarh al-Muhazdzab IX/265 dan Al-
Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu IV/881
Keputusan Muktamar ke-7 Majma’ Fiqh Islami tahun
1992 di Jeddah:
“Boleh menjual atau menjaminkan saham dengan tetap
memperhatikan peraturan yang berlaku pada perseroan.”
Keputusan dan Rekomendasi Lokakarya Alim Ulama
tentang Reksa Dana Syariah tanggal 24-25 Rabi’ul
Awal 1417 H/ 29-30 Juli 1997 M.
Undang-Undang RI nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal.
Nota Kesepahaman antara DSN-MUI dengan Bapepam
tanggal 14 Maret 2003 M./ 11 Muharram 1424 H dan
Pernyataan Bersama Bapepam, APEI, dan SRO tanggal
14 Maret 2003 tentang Kerjasama Pengembangan dan
Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal
Indonesia.
11. Landasan Hukum Lain
Atas Pasar Modal
SK DSN - MUI No. 01 Tahun 2001 tentang Pedoman
Dasar Dewan Syariah Nasional.
Nota Kesepahaman antara DSN-MUI dengan SRO
tanggal 10 Juli 2003 M/ 10 Jum. Awal 1424 H tentang
Kerjasama Pengembangan dan Implementasi Prinsip
Syariah di Pasar Modal Indonesia.
Workshop Pasar Modal Syariah di Jakarta pada 14-15
Maret 2003 M/11-12 Muharram 1424 H.
Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah
Nasional MUI pada hari Sabtu, tanggal 08 Sya’ban
1424 H./04 Oktober 2003 M.
12. Suatu Efek dipandang telah memenuhi
prinsip-prinsip syariah apabila telah
memperoleh Pernyataan Kesesuaian Syariah
Pasar Modal beserta seluruh mekanisme
kegiatannya terutama mengenai emiten,
jenis Efek yang diperdagangkan dan
mekanisme perdagangannya dipandang
telah sesuai dengan Syariah apabila telah
memenuhi Prinsip-prinsip Syariah.
Prinsip-prinsip Syariah
Pada Pasar Modal
13. Kriteria Emiten
Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara
pengelolaan perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik yang
menerbitkan Efek Syariah tidak boleh bertentangan dengan Prinsip-
prinsip Syariah.
01
Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 1 di atas, antara lain:
a. Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang;
02
14. Next......
03
Emiten atau Perusahaan Publik yang bermaksud
menerbitkan Efek Syariah wajib untuk menandatangani
dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dengan
syariah atas Efek Syariah yang dikeluarkan.
Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek
Syariah wajib menjamin bahwa kegiatan usahanya
memenuhi Prinsip-prinsip Syariah dan memiliki Shariah
Compliance Officer.
Dalam hal Emiten atau Perusahaan Publik yang
menerbitkan Efek Syariah sewaktu waktu tidak
memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka Efek yang
diterbitkan dengan sendirinya sudah bukan sebagai Efek
Syariah.
04
05
b.Lembaga keuangan konvensional (ribawi),
termasuk perbankan dan asuransi
konvensional;
c.Produsen, distributor, serta pedagang
makanan dan minuman yang haram; dan
d.produsen, distributor, dan/atau penyedia
barang-barang ataupun jasa yang merusak
moral dan bersifat mudarat.
e.melakukan investasi pada Emiten
(perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat
(nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga
keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya;
15. Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan
prinsip Syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara
pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/rabb al-
mal) dengan Manajer Investasi, begitu pula
pengelolaan dana investasi sebagai wakil shahib al-mal,
maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib
almal dengan pengguna investasi.
Reksa Dana Syariah :
Jenis-jenis Efek SyariahDi Indonesia:
Bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang
memenuhi kriteria sebagaimana tercantum dalam pasal
3, dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak
istimewa.
Saham Syariah :
Surat berharga jangka panjang berdasarkan Prinsip
Syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang
Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi
Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo
Obligasi Syariah :
Surat pengakuan atas suatu pembiayaan dalam jangka
waktu tertentu yang sesuai dengan Prinsip-prinsip
syariah .
Surat berharga komersial Syariah
Efek yang diterbitkan oleh kontrak investasi kolektif EBA
Syariah yang portofolio-nya terdiri dari aset keuangan
berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial,
tagihan yang timbul di kemudian hari, jual beli pemilikan
aset fisik oleh lembaga keuangan, Efek bersifat investasi
yang dijamin oleh pemerintah, sarana peningkatan
investasi/arus kas serta aset keuangan setara, yang sesuai
dengan Prinsip-prinsip Syariah.
Efek Beragun Aset Syariah
16. Transaksi yang dilarang
Dalam Pasar Modal Syariah:
Adalah tindakan menyembunyikan kecacatan obyek akad yang
dilakukan oleh penjual untuk mengelabui pembeli seolah-olah
obyek akad tersebut tidak cacat.
TADLIS
01
Adalah upaya mempengaruhi orang lain, baik dengan ucapan
maupun tindakan yang mengandung kebohongan, agar
terdorong untuk melakukan transaksi
TAGHRIR
02
Adalah tindakan menawar barang dengan harga lebih tinggi
oleh pihak yang tidak bermaksud membelinya, untuk
menimbulkan kesan banyak pihak yang berminat membelinya.
TANAJUSY / NAJSY
03
Contoh:
• Front Running
• Misleading information (Informasi Menyesatkan)
Contoh:
• Wash sale (Perdagangan semu yang tidak mengubah kepem
• Pre-arrange trade
Contoh:
• Pump and Dump
• Hype and Dump
• Creating fake demand/supply (Permintaan/Penawaran Pal
17. Transaksi yang dilarang Dalam Pasar Modal Syariah:
Adalah membeli suatu barang yang sangat diperlukan
masyarakat pada saat harga mahal dan menimbunnya dengan
tujuan untuk menjualnya kembali pada saat harganya lebih
mahal
IKHTIKAR
04
Adalah penjual menjelaskan/memaparkan
keunggulan/keistimewaan barang yang dijual serta
menyembunyikan kecacatannya
GHISYSY
05
Adalah merupakan ghabn tingkat berat, seperti jual-beli atas
barang dengan harga jauh di bawah harga pasar. Ghabn adalah
ketidakseimbangan antara dua barang (obyek) yang
dipertukarkan dalam suatu akad, baik segi kualitas maupun
kuantitasnya
GHABN FAHISY
06
Contoh:
• Front Running
• Misleading information (Informasi Menyesatkan)
Contoh:
• Marking at the close
• Alternate trade
Contoh:
• Insider trading (perdagangan orang dalam)
18. Transaksi yang dilarang
Dalam Pasar Modal Syariah:
Adalah menjual suatu barang yang tidak dimiliki.
BAI’ AL MA’DUM
07
Adalah tambahan yang diberikan dalam pertukaran
barangbarang ribawi (al-amwal al-ribawiyah) dan tambahan
yang diberikan atas pokok utang dengan imbalan penangguhan
pembayaran secara mutlak
RIBA
08
Adalah aktivitas spekulasi, judi dan untung-untungan di dalam
transaksi keuangan yang memungkinkan diperbolehkannya
suatu kekayaan dengan cara yang mudah, dengan
kemungkingan adanya pihak yang dirugikan di atas keuntungan
pihak yang lain
MAYSIR
09
Contoh:
• Short Selling (bai’ al-maksyuf/jual kosong)
Contoh:
• Margin trading
Contoh: