Islam merupakan agama yang komprehensif dimana segala aspek kehidupan manusia telah diatur dengan baik dan penuh perhitungan oleh Allah swt. Penelitian, perkembangan, dan implementasi instrumen Ekonomi Islam nyatanya efektif dalam proses pembangunan ekonomi di Indonesia.
Bukan hanya sebagai suatu ibadah atau ritual, praktik ekonomi Islam juga sudah merambah sebagai gaya hidup bagi seluruh masyarakat. Dengan adanya dana zakat, golongan yang tadinya tidak memiliki kemampuan untuk melakukan transaksi ekonomi menjadi mampu dan ikut serta mendorong roda perekonomian suatu Negara.
Dalam makalah ini akan dijelaskan berbagai pembahasan terkait golongan-golongan yang Allah sebut dalam Al-Quran sebagai pihak yang berhak menerima dan memakan dana zakat. Selain itu akan dibahas secara mendetail tentang makna dari salah satu asnaf yaitu fii sabilillah.
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
Asnaf zakat dan Interpretasi Makna Fii Sabilillah
1. ASNAF ZAKAT DAN INTERPRETASI
MAKNA FII SABILILLAH
Nadia Putri-Ucu Mujahidah-Efri Andini
Dalam Mata Kuliah Manajemen Zakat dan Wakaf
22 Februari 2020, Universitas Indonesia
2. اًمْلِّع يِّنْد ِّز ِّبَر
“Dan katakanlah,‘Wahai Rabb-ku,
tambahkanlah kepadaku ilmu.”
(QS. Thaaha: 114)
Ilmu
Pemahaman
Karya
4. “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan
untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Asnaf zakat yaitu golongan yang diperbolehkan menerima dan
memakan uang yang bersumber dari dana zakat. Dalam Al-Quran surat
At-Taubah ayat ke 60, Allah berfirman tentang golongan tersebut.
6. Harus diberikan kepada seluruh asnaf
Imam Syafi’i
Tidak mesti didistribusikan untuk seluruh asnaf
Mayoritas Fuqaha
Penentuan asnaf merupakan kewenangan
pemerintah (amil)
Imam Malik
Pengkhususan 8 asnaf dalam distribusi bukan
menunjukan kesaaman porsi dalam distribusi,
melainkan untuk mencegah didistribusikan
kepada selain mereka.
Hasanah Shadiq Khan
Asnaf Zakat
Menurut Para Ulama:
7. Orang yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga
tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup
FAKIR
orang yang memiliki harta namun tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup
MISKIN
FAKIR & MISKIN
Menurut Para Ulama:
8. Mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan zakat, mulai dari
mengumpulkan, menyimpan, menjaga, mencatat berapa zakat masuk dan keluar
serta sisanya dan juga menyalur atau mendistribusikannya kepada mustahik
zakat. Allah menyediakan upah bagi mereka dari harta zakat sebagai imbalan dan
tidak diambil dari selain harta zakat. Mereka diangkat oleh pemerintahan dan
memperoleh izin darinya atau dipilih oleh instansi pemerintahan yang berwenang oleh
masyarakat Islam untuk memungut dan membagikan serta tugas lain yang
berhubungan dengan zakat, seperti penyadaran atau penyuluhan masyarakat tentang
hukum zakat, menerangkan sifat-sifat pemilik harta yang dikenakan kewajiban
membayar zakat.
03. AMIL ZAKAT
9. Kelompok orang yang dianggap masih lemah
imannya, karena baru masuk Islam. Mereka
diberi zakat agar bertambah kesungguhan
dalam memeluk Islam dan bertambah
keyakinan mereka, bahwa segala
pengorbanan mereka dengan masuk Islam
tidak sia-sia. Dengan menempatkan golongan
ini sebagai sasaran zakat, maka jelas bagi kita
bahwa zakat dalam pandangan Islam bukan
sekedar perbuatan baik yang bersifat
kemanusiaan melulu dan bukan pula sekedar
ibadah yang dilakukan secara pribadi,
04. MUALLAFATU
QULUBUHUM Kelompok Muallaf, yaitu:
01 Orang-orang yang diberi sebagian
zakat agar kemudian memeluk Islam
Orang-orang yang diberi zakat dengan
harapan agar keistimewaannya kian
baik dan hatinya semakin mantap
Orang-orang muallaf yang diberi zakat
lantaran rekan-rekan mereka yang
masih diharapkan juga memeluk Islam.
02
03
10. Seseorang atau kelompok orang dengan uang zakatnya atau petugas
zakat dengan uang zakat yang telah terkumpul dari para muzakki,
membeli budak untuk kemudian dibebaskan.
Menolong pembebasan diri hamba mukatab, yaitu budak yang telah
membuat kesepakatan dan perjanjian dengan tuannya, bahwa ia
sanggup membayar sejumlah harta (misalnya uang) untuk
membebaskan dirinya
RIQAB
Adapun cara membebaskan perbudakan ini biasanya dilakukan dua hal, yaitu:Golongan mukatab yang ingin
membebaskan diri, artinya budak
yang telah dijanjikan oleh tuannya
akan dilepaskan jika ia dapat
membayar sejumlah tertentu dan
termasuk pula budak yang belum
dijanjikan untuk memerdekakan
dirinya.
Notes:
Mengingat golongan ini sekarang tidak ada lagi, maka zakat mereka dialihkan ke golongan mustahik lain menurut pendapat
mayoritas ulama fiqh (jumhur). Namun, sebagian ulama berpendapat bahwa golongan ini masih ada, yaitu para tentara muslim
yang menjadi tawanan.
11. GHARIMIN
Dibantu Dengan Syarat:orang-orang yang menanggung
hutang dan tidak sanggup
untuk membayarnya karena
telah jatuh miskin. Mereka
bermacam-macam di antaranya
orang yang mendapat berbagai
bencana dan musibah, baik
pada dirinya maupun pada
hartanya, sehingga mempunyai
kebutuhan mendesak untuk
berhutang bagi dirinya dan
keluarganya.
01
Hutang itu tidak timbul karena
kemaksiatan
Utang itu telah jatuh tempo, atau sudah harus dilunasi
ketika zakat itu diberi kepada si pengutang.
Pengutang tidak sanggup lagi melunasi
utangnya
Orang tersebut berhutang dalam melaksanakan
ketaatan atau mengerjakan sesuatu yang dibolehkan
oleh syariat
02
03
04
12. IBNU SABIL
Orang yang terputus bekalnya dalam
perjalanan, untuk saat sekarang, di
samping para musafir yang
mengadakan perjalanan yang
dianjurkan agama. Ibnu sabil sebagai
penerima zakat sering dipahami
dengan orang yang kehabisan biaya
diperjalanan ke suatu tempat bukan
untuk maksiat. Tujuan pemberian
zakat untuk mengatasi ketelantaran,
meskipun di kampung halamannya ia
termasuk mampu.
Sedang dalam perjalanan di luar lingkungan negeri tempat tinggalnya.
Jika masih di lingkungan negeri tempat tinggalnya, lalu ia dalam
keadaan membutuhkan, maka ia dianggap sebagai fakir atau miskin.
Perjalanan tersebut tidak bertentangan dengan syari’at Islam, sehingga
pemberian zakat itu tidak menjadi bantuan untuk berbuat maksiat.
Pada saat itu ia tidak memiliki biaya untuk kembali ke negerinya,
meskipun di negerinya sebagai orang kaya.
Dibantu Dengan Syarat:
14. Pendapat sebagian besar ulama, kata fii sabilillah pada ayat di
atas adalah jihad di jalan Allah swt. Artinya, salah satu penerima
zakat adalah orang-orang yang berperang di jalan Allah dan
segala keperluan yang terkait dengan perang tersebut.
Sebagian Besar Ulama
Fii sabilillah berarti segala bentuk kebaikan
Imam Ar-Razi
Fii Sabilillah
Menurut Para Ulama:
Sebagian ulama kontemporer berpendapat bahwa fii sabilillah
pada ayat tersebut berarti jihad dalam arti memperjuangkan
agama Allah. Jihad di sini bisa berarti jihad dengan fisik, jihad
dengan lisan dan jihad dengan tangan
Ulama Kontemporer
Semua bentuk kemaslahatan umum dan bukan
bersifat pribadi
Syaikh Rasyid Ridha dan Mahmud
Syaltut
15. Tafsir fii sabilillah dalam surat At-Taubah yang menerangkan
tentang mustahiq zakat ada empat yaitu tentara perang jihad,
tentara perang jihad dan haji, semua bentuk taqarrub kepada
Allah serta kemaslahatan umum
Fii Sabilillah
Menurut Para Ulama:
Kata fi sabilillah dalam Al-Quran dan hadits Rasulullah saw
hampir semuanya merujuk kepada arti Jihad dalam arti umum
dan khusus dengan segala konsekuensi di dalamnya, seperti
hijrah, infaq, boikot dan ribat (menjaga perbatasan wilayah)
Fii sabilillah sebagai mustahik zakat menurut
pendapat mayoritas dan terkuat adalah jihad fi
sabilillah dalam arti umum dengan dua cakupan
besarnya, yaitu: a.) jihad dengan senjata, ini berarti
perang jihad fii sabilillah b.) jihad dengan ilmu, ini
berarti dakwah jihad fii sabilillah
Zakat fii sabilillah dalam jihad senjata atau jihad
perang dapat diberikan kepada para relawan tentara,
sarana-sarana perang seperti senjata dan kendaraan
tempur, serta semua sarana dan prasarana
persiapannya
Al Mashlahah Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam dengan judul
Tafsir Fi Sabilillah dan Implikasinya bagi Cakupan Fi Sabilillah sebagai
Mustahik Zakat:
16. Zakat fii sabilillah dalam jihad ilmu atau dakwah dapat
diberikan kepada relawan da’i, sarana-sarana pendidikan da’i.
lembaga dakwah, buku-buku dakwah, pembuatan media
dakwah serta semua sarana dan prasarana di dalamnya
Fii Sabilillah
Zakat fii sabilillah diberikan kepada para pekerja sosial atau
relawan jihad perang atau jihad dakwah
Al Mashlahah Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam dengan judul
Tafsir Fi Sabilillah dan Implikasinya bagi Cakupan Fi Sabilillah sebagai
Mustahik Zakat: