SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
Tugas Individu


         KEWIRAUSAHAAN
Perkembangan Wirausaha Sektor Jasa
                 di Indonesia




                     Oleh :

             Nama : EKA MAYASARI
                    Kelas : Vs
             Nim : 10540 3327 09




  FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

          TAHUN AKADEMIK 2011
PERKEMBANGAN WIRAUSAHA SEKTOR JASA

                                DI INDONESIA



        Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak
agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu.Jadi wirausaha
adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Wirausaha secara historis
sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755.Di luar
negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia
baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda
dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.Pendidikan
kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa,
Amerika, dan Kanada. Jenis-Jenis Usaha Dalam Bidang Ekonomi:


a.   Agraris


           Usaha dalam bidang agraris menggunakan lahan tanah sebagai faktor
     produksi   utama.    Misalnya     pertanian,   perkebunan,   peternakan   dan
     perikanan.Bidang agraris dapat menghasilkan bahan pangan seperti padi,
     sayur, daging, ikan dan susu. Bidang ini juga dapat menghasilkan bahan baku
     industri seperti tebu, cokelat kelapa sawit dan kapas.


b.   Industri


           Usaha bidang industri merupakan jenis usaha yang mengola bahan
     mentah menjadi bahan jadi, bahan mentah menjadi bahan setengah jadi, dan
     bahan setengah jadi menjadi bahan jadi.Bahan mentah adalah bahan yang
     perlu diolah dulu agar dapat memenuhi kebutuhan, misalnya kapas dan kayu
     gelondongan.
Bahan setengah jadi adalah hasil olahan dari bahan mentah tapi masih
     perlu diolah lagi agar siap digunakan, contoh benag bagi industri tekstil dan
     tepung bagi industri roti.Bahan jadi adalah hasil akhir proses pengolahan
     yang sudah siap untuk digunakan, misalnya baju, sepeda dan televisi. Contoh
     Industri kecil : pengrajin sepatu, mebel, alat-alat rumah tangga, dan tahu
     tempe.    Contoh Industri besar: perusahaan tekstil, mobil, semen dan
     elektronik.


c.   Perdagangan


              Usaha dalam bidang perdagangan adalah jenis usaha menjual barang-
     barang produksi kepada pihak lain tanpa mengola bahan tersebut. Misalnya
     pedagang beras, bahan bangunan dan makanan.


d.   Jasa


              Usaha bidang jasa adalah jenis usaha yang tidak menghasilkan benda
     melainkan memberikan pelayanan kepada pihak lain sesuai kebutuhan.
     Misalnya guru, dokter dan paramedis. Jenis-jenis wirausaha dalam sektor Jasa
     di Indonesia. Pekerjaan yang menghasilkan jasa. Jenis pekerjaan ini
     menghasilkan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.


              Kita   membutuhkan      pendidikan,layanan     kesehatan,    layanan
     transportasi, dan lain-lain. Dokter merupakan pekerjaan yang menghasilkan
     jasa dalam bidang kesehatan.Perhatikan contoh jenis pekerjaan serta jasanya
     berikut ini.
         Guru berjasa dalam pendidikan.
         Dokter berjasa dalam kesehatan.
         Sopir berjasa dalam layanan transportasi.
     Jenis pekerjaan lain yang menghasilkan jasa ialah montir, sopir, pengacara,
     polisi, tentara, jaksa, hakim, pegawai negeri,perias pengantin,dan perawat.
1.   JASA TRANSPORTASI


       Jasa transportasi merupakan salah satu faktor yang penting yang
berpengaruh terhadap lancarnya kegiatan perdagangan. Sayangnya penanganan
jasa transportasi milik bangsa Indonesia belum mendapat perhatian serius dari
pemerintah. Akibatnya peluang memperoleh devisa, lapangan pekerjaan dan
penguasaan teritorial Indonesia oleh usaha jasa transportasi nasional belum dapat
dimanfaatkan.


 1.1. Jenis-Jenis Transportasi yang Ada di Indonesia


     Berikut jenis-jenis transportasi yang ada di Indonesia :
     a.   Transportasi Air


                Di Indonesia, sebagai negara bahari, perahu dan kapal merupakan
          alat transportasi dan komunikasi penting sejak awal peradaban
          Nusantara. Tak heran, alat transportasi yang paling banyak ragamnya di
          Indonesia adalah perahu dan kapal.


                Setiap daerah berpantai di Indonesia memiliki jenis perahu
          tradisional dengan bentuk dan ornamen khas. Misalnya, Pinisi dari
          Makasar, Sope dari Jakarta, Alut Pasa dari Kalimantan Timur, Lancang
          Kuning dari Riau, Gelati dari Perairan Bali, dan Kora-kora dari Maluku.


                Di beberapa daerah di Indonesia, misalnya Kalimantan, jalur
          penghubung utama antarwilayah adalah sungai. Transportasi utama
          yang banyak digunakan adalah perahu. Mulai dari perahu kecil yang
          disebut kelotok atau ketingting yang bisa memuat 10 penumpang,
          hingga bus air berupa perahu panjang (long boat) yang bisa
          mengangkut puluhan penumpang.
b.   Transportasi Darat


         Di Pulau Jawa, yang menjadi pusat perkembangan peradaban
     Nusantara sejak abad ke-4, jalur perhubungan yang berkembang adalah
     jalur darat. Kuda banyak dipakai untuk bepergian karena kekuatan dan
     kecepatannya. Alat transportasi yang berkembang pun menggunakan
     jasa kuda, misalnya, kereta kuda yang kemudian berkembang menjadi
     andong atau delman. Sedangkan untuk mengangkut barang, selain
     menggunakan jasa kuda, juga ada pedati yang ditarik sapi atau kerbau.


         Awal masuknya transportasi darat modern di Indonesia dimulai
     pada masa pendudukan Belanda, di pusat pemerintahannya saat itu
     yang berada di Batavia atau Jakarta. Pemerintah Belanda membangun
     jalur kereta api dengan rute Batavia-Buitenzorg (Bogor), tahun 1873.


         Sedangkan alat transportasi yang digunakan di dalam kota adalah
     trem yang digerakkan oleh mesin uap. Trem merupakan angkutan
     massal pertama yang ada di Jakarta. Pada 1910, Jakarta sudah
     mempunyai jaringan trem.
         Tahun 1960-an, Presiden Sukarno memerintahkan penghapusan
     trem karena dianggap tidak cocok lagi untuk kota sebesar Jakarta. Trem
     pun digantikan bus-bus besar.


         Untuk transportasi jarak dekat, ada oplet dan becak. Ada pula
     bemo yang mulai dipakai sejak tahun 1962. Tahun 1970-an, muncul
     helicak dan bajaj. Meski sudah dilarang beroperasi, kita masih bisa
     menemukan beberapa jenis alat transportasi ini.


         Saat ini, alat transportasi darat yang biasa dimanfaatkan
     masyarakat adalah bus dan kereta listrik. Pemerintah pun berusaha
     mengembangkan transportasi massal yang modern dan murah seperti
bus TransJakarta. Di masa depan, rencananya, akan ada monorel yang
     lebih cepat dan canggih. Meski sarana transportasi sudah semakin
     canggih, alat transportasi tradisional seperti andong atau delman masih
     banyak kita temui. Misalnya, di Yogyakarta.


c.   Transpostasi Udara


         Sejarah transportasi udara di Indonesia terkait dengan sejarah
     kemerdekaan. Untuk kemudahan transportasi, pada 1948, mantan
     presiden Soekarno membeli dua pesawat tipe DC-3 dari Singapura.
     Pembelian pesawat tersebut didanai para pengusaha asal Aceh. Wilayah
     Aceh kala itu merupakan bagian Indonesia yang belum tersentuh
     Belanda.


         Sebagai bentuk penghargaan kepada Aceh, dua pesawat tersebut
     dinamai RI-001 Seulawah Agam dan RI-002 Seulawah Inong. Pesawat
     tersebut melakukan penerbangan pertama pada 26 Januari 1949 dengan
     rute penerbangan Calcutta-Rangoon. Kedua pesawat tersebut menjadi
     cikal bakal perusahaan penerbangan pertama tanah air yaitu Garuda
     Indonesia.


         Industri penerbangan nasional dirintis tahun 1946 di Yogyakarta
     oleh tim Angkatan Udara Republik Indonesia yang dipelopori Wiweko
     Soepono, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan J. Sumarsono. Salah satu hasil
     rancangannya    adalah   pesawat   Si   Kumbang     yang    melakukan
     penerbangan pertama pada 1 Agustus 1954.


         Pada 26 April 1976 industri pesawat terbang itu berkembang
     menjadi PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) yang didirikan
     dengan DR. B.J. Habibie. Salah satu hasil karya IPTN adalah prototipe
     pesawat turbo N-250 yang pertama kali terbang selama 55 menit, pada
10 Agustus 1995. Namun industri pesawat terbang ini harus berhenti
       karena kekurangan dana akibat krisis moneter pada 1997


1.2. Jasa Transportasi Dalam Neraca Pembayaran Indonesia


            Berdasarkan data dari Bank Indonesia, defisit jasa transportasi
     dalam neraca pembayaran merupakan penyumbang defisit terbesar
     dibandingkan dengan jasa travel dan investment income. Jasa travel yang
     terdiri dari tenaga kerja dan wisman justru menunjukkan kondisi surplus.
     Statistik jasa transportasi baik pada jasa pengangkutan penumpang
     maupun pengangkutan barang menunjukkan nilai defisit.


            Asuransi adalah persetujuan di mana pihak penanggung berjanji
     akan mengganti kerugian sehubungan dengan kerusakan-kerusakan,
     kerugian atau kehilangan laba yang diharapkan oleh pihak tertanggung
     yang diakibatkan oleh suatu kejadian yang tidak disangka.


1.3. Permasalahan Jasa Transportasi Laut dan Udara


            Perkembangan transportasi laut Indonesia cukup memprihatinkan,
     karena terbukti terus mengalami penurunan pangsa muatan dan jumlah
     armada. Di tengah-tengah berkembangnya perdagangan bebas dan
     meningkatnya kebutuhan angkutan laut dunia, peran armada laut nasional
     menyusut drastis. Sehingga banyak kapal-kapal armada asing yang terlibat
     dan mengambil pangsa pasar pengangkutan komoditi baik ekspor-impor
     maupun antar pulau.


            Jasa transportasi laut nasional lebih banyak dikuasai perusahaan
     asing sehingga melemahkan daya saing perdagangan komoditas nasional
     dan justru memberikan keunggulan kompetitif kepada produk dan jasa
     asing. Jasa transporasi nasional belum siap dalam memasuki pasar bebas.
Kebijakan/peraturan pemerintah di bidang jasa transportasi belum
       komprehensif dan mendukung pengembangan industri jasa transportasi
       nasional.


       Di sektor jasa transportasi, Indonesia harus mampu mewujudkan
transportasi udara dan laut yang menuju kemandirian finansial, teknologi, dan
SDM. Pemerintah dalam waktu dekat perlu menyusun dan melaksanakan
kebijakan/peraturan yang meliputi keberadaan armada laut dan udara, jasa dan
keamanan pelabuhan (port manajemen dan port security) dan bandara secara
komprehensif, konsisten dan dinamis untuk meningkatkan penerimaan devisanya.


       Kebijakan/peraturan     tentang      jasa   transportasi   tersebut   harus
memperhitungkan berbagai faktor kendala dan pendorong serta melibatkan
berbagai stakeholders termasuk Pemda yang melaksanakan otonomi daerah, bea
cukai, perusahaan jasa pelabuhan dan bandara. Di sektor transportasi laut,
Indonesia harus dapat mewujudkan asas cabotage untuk perairan domestik,
menentukan beberapa pelabuhan internasional, dan perbaikan kebijakan yang
berkaitan dengan kemajuan transportasi laut. Sedangkan untuk meningkatkan
kualitas jasa transportasi udara adalah menyederhanakan pelayanan seperti e-
ticketing, e-boarding dan kepastian jadwal penerbangan. Kemampuan SDM di
bidang jasa transportasi harus ditingkatkan baik kemampuan terhadap pengelolaan
jasa transportasi, penggunaan teknologi modern, kemampuan koordinasi, dan
integritasnya untuk kepentingan nasional.



2.   JASA PARIWISATA


     Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat diharapkan dapat
menjadi primadona dalam perolehan devisa. Meskipun demikian, kemampuan
sektor pariwisata sebagai penghasil devisa ini menunjukkan kecenderungan yang
kurang menggembirakan. Di sisi lain, kecenderungan orang Indonesia untuk
bepergian ke luar negeri semakin meningkat dalam sepuluh tahun terakhir. Hal ini
mengakibatkan semakin mengecilnya travel balance (inflow devisa-outflow
devisa) dari sektor pariwisata.


2.1. Kinerja Sektor Pariwisata di Indonesia


             Penerimaan devisa turis meningkat dari tahun ke tahun pada masa
      pra krisis dan mencapai puncaknya sebesar USD 4.237 juta pada tahun 1997
      dan turun drastis pada tahun 1998 hingga hanya sebesar USD 2.153 juta.
      Meskipun belum mencapai tingkat pertumbuhan yang sama dengan masa
      sebelum krisis, angka travel inflows sebenarnya beranjak naik mulai tahun
      1999 yaitu sebesar USD 4,4 miliar dari tahun sebelumnya yaitu 4,3
      miliar.Statistik   jasa     kunjungan   keluar   (travel-outflows)   mencakup
      pengeluaran devisa dari kunjungan wisatawan Indonesia ke luar negeri baik
      untuk tujuan bisnis maupun personal, Termasuk haji dan umroh.
      Pengeluaran devisa turis oleh wisatawan Indonesia yang bepergian ke luar
      negeri terus mengalami kenaikan selama satu dasawarsa terakhir ini.
      Pengeluaran devisa turis oleh wisatawan Indonesia yang bepergian ke luar
      negeri terus mengalami kenaikan selama satu dasawarsa terakhir ini dengan
      rata-rata pertumbuhan sekitar 9,8%. Dalam pra krisis angka pertumbuhan
      pengeluaran devisa turis bahkan mencapai sekitar 16,2%. Kecenderungan
      ini terus berlangsung selama periode pasca krisis dengan pertumbuhan
      sebesar 4,4% sampai dengan sekarang. Wisatawan asing yang paling banyak
      berkunjung ke Indonesia berasal dari Singapura yang berdekatan secara
      geografis dengan Indonesia. Namun demikian, karakteristik turis dari negara
      Asia berbeda dengan turis yang berasal dari Eropa atau Timur Tengah.
      Wisman asal Singapura merupakan yang tersingkat masa kunjungannya di
      antara 10 pasar utama pariwisata Indonesia. Sedangkan kunjungan dengan
      lama tinggal relatif panjang, yaitu sekitar 2 minggu dilakukan oleh wisman
      dari USA, Inggris, Jerman Jerman dan Belanda. Hal ini mungkin terkait
      dengan jarak negara asal wisman ke Indonesia. Wisman dari negara yang
jauh cenderung tinggal lebih lama untuk mengkompensasi biaya dan waktu
    perjalanan yang dibutuhkan.




2.2. Pariwisata Indonesia dalam menghadapi GATS


         Guna melihat perbandingan yang lebih baik, dapat menggunakan
    beberapa beberapa indikator sebagai pendekatan untuk melihat kesiapan kita
    dalam menghadapi GATS dan Perdagangan Bebas.


         Pertama adalah indikator Tourism Impact Index (TII).TII mengukur
    dampak ekonomi secara langsung dari aktifitas perekonomian dari industri
    pariwisata di suatu negara. TII dihitung dari rasio antara jumlah penerimaan
    pariwisata internasional dan belanja pariwisata internasional terhadap GDP.
    Dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, TII Indonesia masih dibawah
    Malaysia, Singapura dan Thailand. Dengan demikian Indonesia masih
    mempunyai pekerjaan rumah yang besar dalam upaya meningkatkan
    kemampuan pariwisata dalam memperluas dampak pariwisata terhadap
    pertumbuhan ekonomi dalam kerangka GATT dan perdagangan global.


    Tabel 4. Asean Tourism Impact Index (TII) Th. 1990-2004


        Negara            1990            1995          2000          2004
        Malaysia           8,49          11,16          11,71        20,53
       Singapore          22,70          25,25          19,70        18,96
        Thailand           7,24          11,71          13,43        16,48
       Indonesia           2,89           5,62          9,30          9,75
        Philipina          3,67           5,99          6,17          2,85


    Kedua adalah indikator Tourism Participation Index (TPI). TPI mengukur
    keterlibatan masyarakat dalam aktivitas pariwisata TII dihitung dari ratio
antara jumlah wisatawan yang masuk dan wisatawan domestik yang keluar
negeri    dibandingkan    jumlah     total    penduduk    dinegara   tersebut.
Dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, TPI Indonesia masih
dibawah Singapura, Malaysia, Thailand dan Philipina. Hal ini perlu
perhatian besar terutama dalam hal kesadaran pariwisata nasional untuk
lebih memajukan daya saing wisata Indonesia di dunia internasional.


Tabel 5. Asean Tourism Participation Index (TPI) Th. 1990-2003


          Negara              1990           1995        2000        2003
          Malaysia           20.52           13.65       10.32       11.0
         Singapore           29.19           24.44       15.59       15.35
          Thailand            1.68           1.25        0.89        0.95
         Indonesia            0.20           0.26        0.17        0.19
          Philipina           0.54           0.47        0.31        0.31


         Kinerja sektor pariwisata di Indonesia berdasarkan analisa devisa
menunjukkan penerimaan devisa dari pariwisata meningkat sampai krisis
tahun 1997. Pasca krisis, kinerja pariwisata beranjak naik mulai tahun 1999.
Analisa non devisa menunjukkan rata-rata lama tinggal relatif tinggi
dilakukan wisman dari kawasan jauh seperti Eropa, sedangkan yang
terendah dari kawasan ASEAN. Satu-satunya faktor yang menguntungkan
pariwisata Indonesia adalah faktor harga (price competitiveness index).
         Jika dibandingkan beberapa negara ASEAN lain yaitu Malaysia,
Thailand dan Singapura, peringkat Indonesia masih kalah dalam hal
pertumbuhan kedatangan wisman, Tourism Impact Index, dan Tourism
Participation Index. Ini menunjukkan bahwa di tingkat regional saja
Indonesia masih perlu berbenah dalam menghadapi persaingan.


         Di bidang pariwisata, pemerintah sebaiknya memperhatikan
keunggulan dan kekurangan industri pariwisata nasional sebagaimana
teridentifikasi dalam index value yang memperlihatkan keunggulan
     komparatif di bidang kompetisi harga serta kelemahan di bidang
     infrastruktur, kualitas SDM, teknologi dan lingkungan sosial dibanding
     dengan negara lain di Asia Tenggara. Perlu dipertimbangkan juga
     pengembangan sentra-sentra industri dan perdagangan mengingat proporsi
     pengeluaran wisman untuk belanja dan souvernir serta animo wisman dari
     negara-negara tetangga untuk datang berkunjung dalam rangka bisnis yang
     cukup besar. Dengan kelebihan daya saing harga yang dimiliki, pemerintah
     dapat menawarkan pusat-pusat belanja khusus bagi wisman.


3.   JASA KEUANGAN


      Perkembangan sektor jasa keuangan saat ini dipengaruhi oleh globalisasi
atau liberalisasi baik di bidang perdagangan maupun investasi. Kini semakin
marak transaksi yang bersifat lintas batas negara dimana hal tersebut bisa
dimungkinkan terjadi karena adanya jasa lembaga keuangan. Kemudian seiring
dengan makin globalnya perekonomian melalui arus perdagangan dan investasi,
kebutuhan akan jasa intermediasi dan manajemen resiko juga kian meningkat.
Keadaan fundamental perekonomian yg saat ini sedang membaik dapat
menjadikan kegiatan yg bersegmen jasa keuangan dapat tumbuh dgn baik
kedepannya.Hal   tersebut   diungkapkan   oleh   CEO   MNC      Group   Hary
Tanoesoedibjokala dalam acara gala dinner di Hotel Grand Hyatt.Media dan
finance perlu dikembangkan karena sesuatu hal yg berisinggungan dengan
populasi pasti berkembang dgn baik. Kita ketahui 80 persen perekonomian
Indonesia   dikendalikan oleh perekonomian dalam negeri. Perkembangan
ekonomi diluar Pulau Jawa berkembang dgn cepat, yakni financial service. Ke
depan kita cukup optimis kegiatan jasa keuangan akan bertumbuh dgn cepat.
Penggunaan nama dan logo baru tersebut merupakan penyesuaian atas logo lama
sejalan dgn perkembangan jasa keuangan mengutamakan asperk integratif dalam
pemberian jasa layanan keuangan kepada masyarakat.
Liberalisasi jasa keuangan merupakan suatu hal yang harus dihadapi, dan
untuk itu dapat dijadikan sebagai suatu pilihan strategi untuk pengembangan
sektor jasa keuangan di Indonesia. Namun diperlukan strategi khusus
mempersiapkan prasyarat dan kondisi yang diperlukan untuk bisa mengambil
manfaat dari liberalisasi jasa keuangan tersebut. Sejauh ini jika dibandingkan
dengan beberapa negara lain, Indonesia sudah cukup lebar membuka sektor jasa
melalui komitmennya meski belum sepenuhnya terbuka (full liberlized).


       Di dalam negeri pemerintah perlu melakukan penguatan stabilitas
makroekonomi, percepatan implementasi arsitektur perbankan Indonesia, dan
reformasi institusi regulator dan pengawas (termasuk pembentukan otoritas jasa
keuangan) sebagai prasyarat utama memperoleh manfaat dari internasionalisasi
jasa keuangan.


       Disamping manfaat, liberalisasi jasa keuangan juga berpotensi memberi
dampak negatif terhadap perekonomian nasional karena di dalam liberalisasi jasa
keuangan tersebut mengandung beberapa resiko. Beberapa resiko tersebut adalah:
       a. potensi dampak negatif dari liberalisasi terhadap penyedia jasa
          keuangan domestik,
       b. kemungkinan kesulitan dalam monitoring/pengawasan perusahaan
          asing,
       c. potensi untuk mematikan “infant industry”,
       d. kemungkinan tak adanya komitmen dari perusahaan asing terhadap
          ekonomi lokal,
       e. potensi terjadinya “capital flight”.


       Harus disadari bahwa untuk bisa mendapatkan manfaat riil dari liberalisasi
jasa keuangan tersebut, suatu negara perlu membuat berbagai persiapan yang
matang. Beberapa faktor kunci untuk memperoleh manfaat dan kesuksesan upaya
pembukaan pasar jasa keuangan meliputi bagaimana Indonesia dapat menciptakan
lingkungan yang kondusif dengan menjaga stabilitas makroekonomi dan
keuangan, memperkuat sistem jasa keuangan domestik melalui reformasi
struktural, serta penguatan regulasi dan pengawasan terhadap lembaga jasa
keuangan.


4.    JASA TENAGA KERJA


          Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung
maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga
kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi
tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh
tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan
kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.


          Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja
terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih.
     a.   Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan
          tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya, misalnya guru, dokter,
          insinyur, akuntan, dan ahli hukum.
     b.   Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau
          latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di
          bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir.


     c.   Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang
          tidak   membutuhkan     pendidikan    dan   latihan   dalam    menjalankan
          pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain.


          Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja
rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang
menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan
pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang
menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las,
pengayuh becak, dan sopir.


       Terdapat dua isu utama yang dihadapi dunia pada saat ini berkaitan
dengan globalisasi yaitu yang pertama adalah isu mengenai liberalisasi
perdagangan dan isu kedua adalah mengenai personal movement atau migrasi
tenaga kerja internasional atau yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan
Tenaga Kerja Indonesia (TKI).


       Tingkat pengangguran semakin meningkat yang dipicu oleh krisis
ekonomi sejak tahun 1998 mengakibatkan jumlah angkatan kerja tidak dapat
terserap seluruhnya. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mendorong
meningkatnya potensi jumlah TKI yang mencari pekerjaan di luar negeri. Pada
tahun 2003 jumlah penduduk Indonesia mencapai 213,170 juta jiwa dengan
jumlah angkatan kerja mencapai 100,316 juta jiwa sementara jumlah
pengangguran mencapai 9,531juta jiwa atau 9,5 % terhadap angkatan kerja.


       Disamping sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi masalah
pengangguran; ada beberapa keuntungan lain yang dapat diperoleh dari
pengiriman TKI ke luar negeri; diantaranya adalah:
       a. penciptaan devisa dari remittance yang dikirimkan ke dalam negeri,
       b. peningkatan kualitas tenaga kerja berkat pengalaman kerja dan
          interaksi sosial di luar negeri; serta
       c. peningkatan kesejahteraan sosial tenaga kerja.


       Dengan adanya globalisasi atau perdagangan bebas, persaingan bagi
tenaga kerja Indonesia tidak hanya untuk memperebutkan peluang pasar kerja di
luar negeri namun juga memperebutkan peluang pasar kerja di dalam negeri
terutama apabila dilihat dari segi kualitas dimana ada kemungkinan tenaga kerja
yang ada di dalam negeri akan diisi oleh tenaga kerja asing yang lebih baik dan
berkompeten. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja bangsa Indonesia
akan sangat tergantung pada sumber daya manusianya, bukan lagi pada sumber
daya alam yang selama ini menjadi keunggulan komparatif.


        Pada era globalisasi ini, masalah perlindungan TKI di luar negeri menjadi
isu yang sensitif di dalam negeri. Lemahnya pencatatan transfer devisa yang
dilakukan oleh Bank Indonesia juga merupakan suatu persoalan tersendiri.
Pencatatan transfer devisa yang dilakukan oleh BI selama ini merupakan transfer
yang dilakukan melalui bank sementara umumnya TKI belum berorientasi kepada
bank (belum “bank minded”). Permasalahan selanjutnya adalah berkaitan dengan
kualitas TKI dimana kualitas TKI yang bermigrasi ke luar negeri relatif termasuk
negara maju dapat dikatakan masih rendah dibandingkan tenaga kerja dari negara
lain.


        Disamping itu, Indonesia sendiri tidak luput dari migrasi tenaga kerja
asing. Sejauh ini yang umum dijumpai adalah tenaga kerja skilled. Meski
demikian, apabila situasi politik dan ekonomi sudah membaik, tidak tertutup
kemungkinan Indonesia akan dimasuki tenaga kerja semi-skilled dari sesama
negara Asia. Akibatnya, ancaman pengangguran untuk tenaga kerja skilled
domestik akan semakin serius. Bagi Indonesia sendiri, berdasarkan data dari
majalah Newsweek edisi 17 Oktober 1994, para migran tenaga kerja asing
umumnya datang dari negara dimana tingkat upah buruh rendah dan terbanyak di
antaranya berasal dari Indonesia (800 ribu) yang pada umumnya kualitas tenaga
kerja dari Indonesia ini masih tergolong buruh kasar, sama seperti tenaga kerja
migran dari Bangladesh.


        Untuk    mengatur,     membina,      melaksanakan        dan   mengawasi
penyelenggaraan penempatan dan perlindugnan TKI di luar negeri, pada tanggal
18 Oktober 2004 telah diterbitkan Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 tentang
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri. Adapun hal-
hal yang sedang dilakukan oleh Pemerintah antara lain adalah :
a. meninjau standar pelatihan dan struktur biaya serta peningkatan
           pelayanan bagi TKI,
       b. melakukan kerjasama bilateral ketenagakerjaan,
       c. melakukan kerjasama dan koordinasi antara instansi berupa persiapan
           teknis pembentukan Tim Advokasi,
       d. membentuk Badan Penempatan TKI ke luar negeri.


       Menyangkut Jasa TKI, pemerintah perlu melakukan kebijakan menyeluruh
dan terpadu untuk memberikan perlindungan terhadap TKI dan untuk
meningkatkan kualitas serta produktifitas TKI yang akan bermigrasi ke negara
lain mengingat masih banyak terdapat permasalahan berkaitan dengan TKI. Pada
akhirnya, untuk dapat memanfaatkan peluang yang timbul, Indonesia perlu segera
melakukan persiapan selain untuk bersaing di pasar dalam negeri dengan pihak
asing, juga bersaing di pasar luar negeri. Secara umum, hal yang perlu dilakukan
adalah penguatan koordinasi kelembagaan yang menangani sektor-jasa-jasa secara
menyeluruh.


       Masalah jasa juga menyangkut persoalan tenaga kerja. Sepanjang
perekonomian dalam negeri masih terbatas dalam menyediakan lapangan kerja
atau usaha bagi angkatan kerja yang berjumlah besar maka pengiriman TKI ke
luar negeri masih tetap akan strategis.
       Kebijaksanaan menyeluruh dan terpadu untuk memberikan perlindungan
terhadap TKI masih perlu disempurnakan lebih lanjut mengingat masih banyak
terdapat permasalahan berkaitan dengan TKI. Tidak hanya pada sub-sektor jasa
TKI, secara umum koordinasi kelembagaan untuk menangani persoalan jasa-jasa
ini secara holistik juga masih lemah.

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Perkembangan Wirausaha Sektor Jasa di Indonesia

Qdoc.tips pelabuhan fix
Qdoc.tips pelabuhan fixQdoc.tips pelabuhan fix
Qdoc.tips pelabuhan fixFekiMahdi
 
Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5Arjuna Ahmadi
 
Trasportasi laut slide
Trasportasi laut slideTrasportasi laut slide
Trasportasi laut slideDevi Nalendro
 
Perkembangan transportasi di indonesia
Perkembangan transportasi di indonesiaPerkembangan transportasi di indonesia
Perkembangan transportasi di indonesiapuspita andrianita
 
Museum transportasi - TMII
Museum transportasi - TMIIMuseum transportasi - TMII
Museum transportasi - TMIIsyalindrihs
 
Museum transportasi tmii
Museum transportasi   tmiiMuseum transportasi   tmii
Museum transportasi tmiisylhadisaputri
 
Manajemen Transportasi Materi 10
Manajemen Transportasi Materi 10Manajemen Transportasi Materi 10
Manajemen Transportasi Materi 10Arjuna Ahmadi
 
IPS _ TRANSPORTASI DAN NEGARA MAJU
IPS _ TRANSPORTASI DAN NEGARA MAJUIPS _ TRANSPORTASI DAN NEGARA MAJU
IPS _ TRANSPORTASI DAN NEGARA MAJUShafa Fatin
 
pelayaran di kepulauan nusantara
pelayaran di kepulauan nusantarapelayaran di kepulauan nusantara
pelayaran di kepulauan nusantaraaulia malik
 
Isral mahfuzi multi moda, scm
Isral mahfuzi multi  moda, scmIsral mahfuzi multi  moda, scm
Isral mahfuzi multi moda, scmIsral Mahfuzi
 
Pusat-Pusat Ekonomi di Indonesia
Pusat-Pusat Ekonomi di IndonesiaPusat-Pusat Ekonomi di Indonesia
Pusat-Pusat Ekonomi di IndonesiaFatahillah17
 
Transformasi Transportasi.pptx
Transformasi Transportasi.pptxTransformasi Transportasi.pptx
Transformasi Transportasi.pptxJhoPesireron
 
KAI(kereta api indonesia) presentasi ppt
KAI(kereta api indonesia) presentasi pptKAI(kereta api indonesia) presentasi ppt
KAI(kereta api indonesia) presentasi pptmfrozi1
 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUT
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUTBAB II TINJAUAN PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUT
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUTYogga Haw
 
Perkembangan_IPTEK.pptx
Perkembangan_IPTEK.pptxPerkembangan_IPTEK.pptx
Perkembangan_IPTEK.pptxisembel
 
Perkembangan_teknologi_transportasi.doc
Perkembangan_teknologi_transportasi.docPerkembangan_teknologi_transportasi.doc
Perkembangan_teknologi_transportasi.docBrilianDwiPrasetiyoJ
 

Ähnlich wie Perkembangan Wirausaha Sektor Jasa di Indonesia (20)

Transportation
TransportationTransportation
Transportation
 
Qdoc.tips pelabuhan fix
Qdoc.tips pelabuhan fixQdoc.tips pelabuhan fix
Qdoc.tips pelabuhan fix
 
AKAT LAUT.pdf
AKAT LAUT.pdfAKAT LAUT.pdf
AKAT LAUT.pdf
 
Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5Manajemen Transportasi Materi 5
Manajemen Transportasi Materi 5
 
Trasportasi laut slide
Trasportasi laut slideTrasportasi laut slide
Trasportasi laut slide
 
Perkembangan transportasi di indonesia
Perkembangan transportasi di indonesiaPerkembangan transportasi di indonesia
Perkembangan transportasi di indonesia
 
Museum transportasi - TMII
Museum transportasi - TMIIMuseum transportasi - TMII
Museum transportasi - TMII
 
Museum transportasi tmii
Museum transportasi   tmiiMuseum transportasi   tmii
Museum transportasi tmii
 
Manajemen Transportasi Materi 10
Manajemen Transportasi Materi 10Manajemen Transportasi Materi 10
Manajemen Transportasi Materi 10
 
IPS _ TRANSPORTASI DAN NEGARA MAJU
IPS _ TRANSPORTASI DAN NEGARA MAJUIPS _ TRANSPORTASI DAN NEGARA MAJU
IPS _ TRANSPORTASI DAN NEGARA MAJU
 
pelayaran di kepulauan nusantara
pelayaran di kepulauan nusantarapelayaran di kepulauan nusantara
pelayaran di kepulauan nusantara
 
Isral mahfuzi multi moda, scm
Isral mahfuzi multi  moda, scmIsral mahfuzi multi  moda, scm
Isral mahfuzi multi moda, scm
 
Perkembangan iptek di dunia
Perkembangan iptek di duniaPerkembangan iptek di dunia
Perkembangan iptek di dunia
 
Pusat-Pusat Ekonomi di Indonesia
Pusat-Pusat Ekonomi di IndonesiaPusat-Pusat Ekonomi di Indonesia
Pusat-Pusat Ekonomi di Indonesia
 
Transformasi Transportasi.pptx
Transformasi Transportasi.pptxTransformasi Transportasi.pptx
Transformasi Transportasi.pptx
 
BAB 6.pptx
BAB 6.pptxBAB 6.pptx
BAB 6.pptx
 
KAI(kereta api indonesia) presentasi ppt
KAI(kereta api indonesia) presentasi pptKAI(kereta api indonesia) presentasi ppt
KAI(kereta api indonesia) presentasi ppt
 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUT
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUTBAB II TINJAUAN PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUT
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - TRANSPORTASI LAUT
 
Perkembangan_IPTEK.pptx
Perkembangan_IPTEK.pptxPerkembangan_IPTEK.pptx
Perkembangan_IPTEK.pptx
 
Perkembangan_teknologi_transportasi.doc
Perkembangan_teknologi_transportasi.docPerkembangan_teknologi_transportasi.doc
Perkembangan_teknologi_transportasi.doc
 

Kürzlich hochgeladen

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 

Perkembangan Wirausaha Sektor Jasa di Indonesia

  • 1. Tugas Individu KEWIRAUSAHAAN Perkembangan Wirausaha Sektor Jasa di Indonesia Oleh : Nama : EKA MAYASARI Kelas : Vs Nim : 10540 3327 09 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR TAHUN AKADEMIK 2011
  • 2. PERKEMBANGAN WIRAUSAHA SEKTOR JASA DI INDONESIA Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu.Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755.Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Jenis-Jenis Usaha Dalam Bidang Ekonomi: a. Agraris Usaha dalam bidang agraris menggunakan lahan tanah sebagai faktor produksi utama. Misalnya pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.Bidang agraris dapat menghasilkan bahan pangan seperti padi, sayur, daging, ikan dan susu. Bidang ini juga dapat menghasilkan bahan baku industri seperti tebu, cokelat kelapa sawit dan kapas. b. Industri Usaha bidang industri merupakan jenis usaha yang mengola bahan mentah menjadi bahan jadi, bahan mentah menjadi bahan setengah jadi, dan bahan setengah jadi menjadi bahan jadi.Bahan mentah adalah bahan yang perlu diolah dulu agar dapat memenuhi kebutuhan, misalnya kapas dan kayu gelondongan.
  • 3. Bahan setengah jadi adalah hasil olahan dari bahan mentah tapi masih perlu diolah lagi agar siap digunakan, contoh benag bagi industri tekstil dan tepung bagi industri roti.Bahan jadi adalah hasil akhir proses pengolahan yang sudah siap untuk digunakan, misalnya baju, sepeda dan televisi. Contoh Industri kecil : pengrajin sepatu, mebel, alat-alat rumah tangga, dan tahu tempe. Contoh Industri besar: perusahaan tekstil, mobil, semen dan elektronik. c. Perdagangan Usaha dalam bidang perdagangan adalah jenis usaha menjual barang- barang produksi kepada pihak lain tanpa mengola bahan tersebut. Misalnya pedagang beras, bahan bangunan dan makanan. d. Jasa Usaha bidang jasa adalah jenis usaha yang tidak menghasilkan benda melainkan memberikan pelayanan kepada pihak lain sesuai kebutuhan. Misalnya guru, dokter dan paramedis. Jenis-jenis wirausaha dalam sektor Jasa di Indonesia. Pekerjaan yang menghasilkan jasa. Jenis pekerjaan ini menghasilkan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kita membutuhkan pendidikan,layanan kesehatan, layanan transportasi, dan lain-lain. Dokter merupakan pekerjaan yang menghasilkan jasa dalam bidang kesehatan.Perhatikan contoh jenis pekerjaan serta jasanya berikut ini. Guru berjasa dalam pendidikan. Dokter berjasa dalam kesehatan. Sopir berjasa dalam layanan transportasi. Jenis pekerjaan lain yang menghasilkan jasa ialah montir, sopir, pengacara, polisi, tentara, jaksa, hakim, pegawai negeri,perias pengantin,dan perawat.
  • 4. 1. JASA TRANSPORTASI Jasa transportasi merupakan salah satu faktor yang penting yang berpengaruh terhadap lancarnya kegiatan perdagangan. Sayangnya penanganan jasa transportasi milik bangsa Indonesia belum mendapat perhatian serius dari pemerintah. Akibatnya peluang memperoleh devisa, lapangan pekerjaan dan penguasaan teritorial Indonesia oleh usaha jasa transportasi nasional belum dapat dimanfaatkan. 1.1. Jenis-Jenis Transportasi yang Ada di Indonesia Berikut jenis-jenis transportasi yang ada di Indonesia : a. Transportasi Air Di Indonesia, sebagai negara bahari, perahu dan kapal merupakan alat transportasi dan komunikasi penting sejak awal peradaban Nusantara. Tak heran, alat transportasi yang paling banyak ragamnya di Indonesia adalah perahu dan kapal. Setiap daerah berpantai di Indonesia memiliki jenis perahu tradisional dengan bentuk dan ornamen khas. Misalnya, Pinisi dari Makasar, Sope dari Jakarta, Alut Pasa dari Kalimantan Timur, Lancang Kuning dari Riau, Gelati dari Perairan Bali, dan Kora-kora dari Maluku. Di beberapa daerah di Indonesia, misalnya Kalimantan, jalur penghubung utama antarwilayah adalah sungai. Transportasi utama yang banyak digunakan adalah perahu. Mulai dari perahu kecil yang disebut kelotok atau ketingting yang bisa memuat 10 penumpang, hingga bus air berupa perahu panjang (long boat) yang bisa mengangkut puluhan penumpang.
  • 5. b. Transportasi Darat Di Pulau Jawa, yang menjadi pusat perkembangan peradaban Nusantara sejak abad ke-4, jalur perhubungan yang berkembang adalah jalur darat. Kuda banyak dipakai untuk bepergian karena kekuatan dan kecepatannya. Alat transportasi yang berkembang pun menggunakan jasa kuda, misalnya, kereta kuda yang kemudian berkembang menjadi andong atau delman. Sedangkan untuk mengangkut barang, selain menggunakan jasa kuda, juga ada pedati yang ditarik sapi atau kerbau. Awal masuknya transportasi darat modern di Indonesia dimulai pada masa pendudukan Belanda, di pusat pemerintahannya saat itu yang berada di Batavia atau Jakarta. Pemerintah Belanda membangun jalur kereta api dengan rute Batavia-Buitenzorg (Bogor), tahun 1873. Sedangkan alat transportasi yang digunakan di dalam kota adalah trem yang digerakkan oleh mesin uap. Trem merupakan angkutan massal pertama yang ada di Jakarta. Pada 1910, Jakarta sudah mempunyai jaringan trem. Tahun 1960-an, Presiden Sukarno memerintahkan penghapusan trem karena dianggap tidak cocok lagi untuk kota sebesar Jakarta. Trem pun digantikan bus-bus besar. Untuk transportasi jarak dekat, ada oplet dan becak. Ada pula bemo yang mulai dipakai sejak tahun 1962. Tahun 1970-an, muncul helicak dan bajaj. Meski sudah dilarang beroperasi, kita masih bisa menemukan beberapa jenis alat transportasi ini. Saat ini, alat transportasi darat yang biasa dimanfaatkan masyarakat adalah bus dan kereta listrik. Pemerintah pun berusaha mengembangkan transportasi massal yang modern dan murah seperti
  • 6. bus TransJakarta. Di masa depan, rencananya, akan ada monorel yang lebih cepat dan canggih. Meski sarana transportasi sudah semakin canggih, alat transportasi tradisional seperti andong atau delman masih banyak kita temui. Misalnya, di Yogyakarta. c. Transpostasi Udara Sejarah transportasi udara di Indonesia terkait dengan sejarah kemerdekaan. Untuk kemudahan transportasi, pada 1948, mantan presiden Soekarno membeli dua pesawat tipe DC-3 dari Singapura. Pembelian pesawat tersebut didanai para pengusaha asal Aceh. Wilayah Aceh kala itu merupakan bagian Indonesia yang belum tersentuh Belanda. Sebagai bentuk penghargaan kepada Aceh, dua pesawat tersebut dinamai RI-001 Seulawah Agam dan RI-002 Seulawah Inong. Pesawat tersebut melakukan penerbangan pertama pada 26 Januari 1949 dengan rute penerbangan Calcutta-Rangoon. Kedua pesawat tersebut menjadi cikal bakal perusahaan penerbangan pertama tanah air yaitu Garuda Indonesia. Industri penerbangan nasional dirintis tahun 1946 di Yogyakarta oleh tim Angkatan Udara Republik Indonesia yang dipelopori Wiweko Soepono, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan J. Sumarsono. Salah satu hasil rancangannya adalah pesawat Si Kumbang yang melakukan penerbangan pertama pada 1 Agustus 1954. Pada 26 April 1976 industri pesawat terbang itu berkembang menjadi PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) yang didirikan dengan DR. B.J. Habibie. Salah satu hasil karya IPTN adalah prototipe pesawat turbo N-250 yang pertama kali terbang selama 55 menit, pada
  • 7. 10 Agustus 1995. Namun industri pesawat terbang ini harus berhenti karena kekurangan dana akibat krisis moneter pada 1997 1.2. Jasa Transportasi Dalam Neraca Pembayaran Indonesia Berdasarkan data dari Bank Indonesia, defisit jasa transportasi dalam neraca pembayaran merupakan penyumbang defisit terbesar dibandingkan dengan jasa travel dan investment income. Jasa travel yang terdiri dari tenaga kerja dan wisman justru menunjukkan kondisi surplus. Statistik jasa transportasi baik pada jasa pengangkutan penumpang maupun pengangkutan barang menunjukkan nilai defisit. Asuransi adalah persetujuan di mana pihak penanggung berjanji akan mengganti kerugian sehubungan dengan kerusakan-kerusakan, kerugian atau kehilangan laba yang diharapkan oleh pihak tertanggung yang diakibatkan oleh suatu kejadian yang tidak disangka. 1.3. Permasalahan Jasa Transportasi Laut dan Udara Perkembangan transportasi laut Indonesia cukup memprihatinkan, karena terbukti terus mengalami penurunan pangsa muatan dan jumlah armada. Di tengah-tengah berkembangnya perdagangan bebas dan meningkatnya kebutuhan angkutan laut dunia, peran armada laut nasional menyusut drastis. Sehingga banyak kapal-kapal armada asing yang terlibat dan mengambil pangsa pasar pengangkutan komoditi baik ekspor-impor maupun antar pulau. Jasa transportasi laut nasional lebih banyak dikuasai perusahaan asing sehingga melemahkan daya saing perdagangan komoditas nasional dan justru memberikan keunggulan kompetitif kepada produk dan jasa asing. Jasa transporasi nasional belum siap dalam memasuki pasar bebas.
  • 8. Kebijakan/peraturan pemerintah di bidang jasa transportasi belum komprehensif dan mendukung pengembangan industri jasa transportasi nasional. Di sektor jasa transportasi, Indonesia harus mampu mewujudkan transportasi udara dan laut yang menuju kemandirian finansial, teknologi, dan SDM. Pemerintah dalam waktu dekat perlu menyusun dan melaksanakan kebijakan/peraturan yang meliputi keberadaan armada laut dan udara, jasa dan keamanan pelabuhan (port manajemen dan port security) dan bandara secara komprehensif, konsisten dan dinamis untuk meningkatkan penerimaan devisanya. Kebijakan/peraturan tentang jasa transportasi tersebut harus memperhitungkan berbagai faktor kendala dan pendorong serta melibatkan berbagai stakeholders termasuk Pemda yang melaksanakan otonomi daerah, bea cukai, perusahaan jasa pelabuhan dan bandara. Di sektor transportasi laut, Indonesia harus dapat mewujudkan asas cabotage untuk perairan domestik, menentukan beberapa pelabuhan internasional, dan perbaikan kebijakan yang berkaitan dengan kemajuan transportasi laut. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas jasa transportasi udara adalah menyederhanakan pelayanan seperti e- ticketing, e-boarding dan kepastian jadwal penerbangan. Kemampuan SDM di bidang jasa transportasi harus ditingkatkan baik kemampuan terhadap pengelolaan jasa transportasi, penggunaan teknologi modern, kemampuan koordinasi, dan integritasnya untuk kepentingan nasional. 2. JASA PARIWISATA Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat diharapkan dapat menjadi primadona dalam perolehan devisa. Meskipun demikian, kemampuan sektor pariwisata sebagai penghasil devisa ini menunjukkan kecenderungan yang kurang menggembirakan. Di sisi lain, kecenderungan orang Indonesia untuk
  • 9. bepergian ke luar negeri semakin meningkat dalam sepuluh tahun terakhir. Hal ini mengakibatkan semakin mengecilnya travel balance (inflow devisa-outflow devisa) dari sektor pariwisata. 2.1. Kinerja Sektor Pariwisata di Indonesia Penerimaan devisa turis meningkat dari tahun ke tahun pada masa pra krisis dan mencapai puncaknya sebesar USD 4.237 juta pada tahun 1997 dan turun drastis pada tahun 1998 hingga hanya sebesar USD 2.153 juta. Meskipun belum mencapai tingkat pertumbuhan yang sama dengan masa sebelum krisis, angka travel inflows sebenarnya beranjak naik mulai tahun 1999 yaitu sebesar USD 4,4 miliar dari tahun sebelumnya yaitu 4,3 miliar.Statistik jasa kunjungan keluar (travel-outflows) mencakup pengeluaran devisa dari kunjungan wisatawan Indonesia ke luar negeri baik untuk tujuan bisnis maupun personal, Termasuk haji dan umroh. Pengeluaran devisa turis oleh wisatawan Indonesia yang bepergian ke luar negeri terus mengalami kenaikan selama satu dasawarsa terakhir ini. Pengeluaran devisa turis oleh wisatawan Indonesia yang bepergian ke luar negeri terus mengalami kenaikan selama satu dasawarsa terakhir ini dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 9,8%. Dalam pra krisis angka pertumbuhan pengeluaran devisa turis bahkan mencapai sekitar 16,2%. Kecenderungan ini terus berlangsung selama periode pasca krisis dengan pertumbuhan sebesar 4,4% sampai dengan sekarang. Wisatawan asing yang paling banyak berkunjung ke Indonesia berasal dari Singapura yang berdekatan secara geografis dengan Indonesia. Namun demikian, karakteristik turis dari negara Asia berbeda dengan turis yang berasal dari Eropa atau Timur Tengah. Wisman asal Singapura merupakan yang tersingkat masa kunjungannya di antara 10 pasar utama pariwisata Indonesia. Sedangkan kunjungan dengan lama tinggal relatif panjang, yaitu sekitar 2 minggu dilakukan oleh wisman dari USA, Inggris, Jerman Jerman dan Belanda. Hal ini mungkin terkait dengan jarak negara asal wisman ke Indonesia. Wisman dari negara yang
  • 10. jauh cenderung tinggal lebih lama untuk mengkompensasi biaya dan waktu perjalanan yang dibutuhkan. 2.2. Pariwisata Indonesia dalam menghadapi GATS Guna melihat perbandingan yang lebih baik, dapat menggunakan beberapa beberapa indikator sebagai pendekatan untuk melihat kesiapan kita dalam menghadapi GATS dan Perdagangan Bebas. Pertama adalah indikator Tourism Impact Index (TII).TII mengukur dampak ekonomi secara langsung dari aktifitas perekonomian dari industri pariwisata di suatu negara. TII dihitung dari rasio antara jumlah penerimaan pariwisata internasional dan belanja pariwisata internasional terhadap GDP. Dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, TII Indonesia masih dibawah Malaysia, Singapura dan Thailand. Dengan demikian Indonesia masih mempunyai pekerjaan rumah yang besar dalam upaya meningkatkan kemampuan pariwisata dalam memperluas dampak pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi dalam kerangka GATT dan perdagangan global. Tabel 4. Asean Tourism Impact Index (TII) Th. 1990-2004 Negara 1990 1995 2000 2004 Malaysia 8,49 11,16 11,71 20,53 Singapore 22,70 25,25 19,70 18,96 Thailand 7,24 11,71 13,43 16,48 Indonesia 2,89 5,62 9,30 9,75 Philipina 3,67 5,99 6,17 2,85 Kedua adalah indikator Tourism Participation Index (TPI). TPI mengukur keterlibatan masyarakat dalam aktivitas pariwisata TII dihitung dari ratio
  • 11. antara jumlah wisatawan yang masuk dan wisatawan domestik yang keluar negeri dibandingkan jumlah total penduduk dinegara tersebut. Dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, TPI Indonesia masih dibawah Singapura, Malaysia, Thailand dan Philipina. Hal ini perlu perhatian besar terutama dalam hal kesadaran pariwisata nasional untuk lebih memajukan daya saing wisata Indonesia di dunia internasional. Tabel 5. Asean Tourism Participation Index (TPI) Th. 1990-2003 Negara 1990 1995 2000 2003 Malaysia 20.52 13.65 10.32 11.0 Singapore 29.19 24.44 15.59 15.35 Thailand 1.68 1.25 0.89 0.95 Indonesia 0.20 0.26 0.17 0.19 Philipina 0.54 0.47 0.31 0.31 Kinerja sektor pariwisata di Indonesia berdasarkan analisa devisa menunjukkan penerimaan devisa dari pariwisata meningkat sampai krisis tahun 1997. Pasca krisis, kinerja pariwisata beranjak naik mulai tahun 1999. Analisa non devisa menunjukkan rata-rata lama tinggal relatif tinggi dilakukan wisman dari kawasan jauh seperti Eropa, sedangkan yang terendah dari kawasan ASEAN. Satu-satunya faktor yang menguntungkan pariwisata Indonesia adalah faktor harga (price competitiveness index). Jika dibandingkan beberapa negara ASEAN lain yaitu Malaysia, Thailand dan Singapura, peringkat Indonesia masih kalah dalam hal pertumbuhan kedatangan wisman, Tourism Impact Index, dan Tourism Participation Index. Ini menunjukkan bahwa di tingkat regional saja Indonesia masih perlu berbenah dalam menghadapi persaingan. Di bidang pariwisata, pemerintah sebaiknya memperhatikan keunggulan dan kekurangan industri pariwisata nasional sebagaimana
  • 12. teridentifikasi dalam index value yang memperlihatkan keunggulan komparatif di bidang kompetisi harga serta kelemahan di bidang infrastruktur, kualitas SDM, teknologi dan lingkungan sosial dibanding dengan negara lain di Asia Tenggara. Perlu dipertimbangkan juga pengembangan sentra-sentra industri dan perdagangan mengingat proporsi pengeluaran wisman untuk belanja dan souvernir serta animo wisman dari negara-negara tetangga untuk datang berkunjung dalam rangka bisnis yang cukup besar. Dengan kelebihan daya saing harga yang dimiliki, pemerintah dapat menawarkan pusat-pusat belanja khusus bagi wisman. 3. JASA KEUANGAN Perkembangan sektor jasa keuangan saat ini dipengaruhi oleh globalisasi atau liberalisasi baik di bidang perdagangan maupun investasi. Kini semakin marak transaksi yang bersifat lintas batas negara dimana hal tersebut bisa dimungkinkan terjadi karena adanya jasa lembaga keuangan. Kemudian seiring dengan makin globalnya perekonomian melalui arus perdagangan dan investasi, kebutuhan akan jasa intermediasi dan manajemen resiko juga kian meningkat. Keadaan fundamental perekonomian yg saat ini sedang membaik dapat menjadikan kegiatan yg bersegmen jasa keuangan dapat tumbuh dgn baik kedepannya.Hal tersebut diungkapkan oleh CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjokala dalam acara gala dinner di Hotel Grand Hyatt.Media dan finance perlu dikembangkan karena sesuatu hal yg berisinggungan dengan populasi pasti berkembang dgn baik. Kita ketahui 80 persen perekonomian Indonesia dikendalikan oleh perekonomian dalam negeri. Perkembangan ekonomi diluar Pulau Jawa berkembang dgn cepat, yakni financial service. Ke depan kita cukup optimis kegiatan jasa keuangan akan bertumbuh dgn cepat. Penggunaan nama dan logo baru tersebut merupakan penyesuaian atas logo lama sejalan dgn perkembangan jasa keuangan mengutamakan asperk integratif dalam pemberian jasa layanan keuangan kepada masyarakat.
  • 13. Liberalisasi jasa keuangan merupakan suatu hal yang harus dihadapi, dan untuk itu dapat dijadikan sebagai suatu pilihan strategi untuk pengembangan sektor jasa keuangan di Indonesia. Namun diperlukan strategi khusus mempersiapkan prasyarat dan kondisi yang diperlukan untuk bisa mengambil manfaat dari liberalisasi jasa keuangan tersebut. Sejauh ini jika dibandingkan dengan beberapa negara lain, Indonesia sudah cukup lebar membuka sektor jasa melalui komitmennya meski belum sepenuhnya terbuka (full liberlized). Di dalam negeri pemerintah perlu melakukan penguatan stabilitas makroekonomi, percepatan implementasi arsitektur perbankan Indonesia, dan reformasi institusi regulator dan pengawas (termasuk pembentukan otoritas jasa keuangan) sebagai prasyarat utama memperoleh manfaat dari internasionalisasi jasa keuangan. Disamping manfaat, liberalisasi jasa keuangan juga berpotensi memberi dampak negatif terhadap perekonomian nasional karena di dalam liberalisasi jasa keuangan tersebut mengandung beberapa resiko. Beberapa resiko tersebut adalah: a. potensi dampak negatif dari liberalisasi terhadap penyedia jasa keuangan domestik, b. kemungkinan kesulitan dalam monitoring/pengawasan perusahaan asing, c. potensi untuk mematikan “infant industry”, d. kemungkinan tak adanya komitmen dari perusahaan asing terhadap ekonomi lokal, e. potensi terjadinya “capital flight”. Harus disadari bahwa untuk bisa mendapatkan manfaat riil dari liberalisasi jasa keuangan tersebut, suatu negara perlu membuat berbagai persiapan yang matang. Beberapa faktor kunci untuk memperoleh manfaat dan kesuksesan upaya pembukaan pasar jasa keuangan meliputi bagaimana Indonesia dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dengan menjaga stabilitas makroekonomi dan
  • 14. keuangan, memperkuat sistem jasa keuangan domestik melalui reformasi struktural, serta penguatan regulasi dan pengawasan terhadap lembaga jasa keuangan. 4. JASA TENAGA KERJA Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya. Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. a. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya, misalnya guru, dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum. b. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir. c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain. Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang
  • 15. menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir. Terdapat dua isu utama yang dihadapi dunia pada saat ini berkaitan dengan globalisasi yaitu yang pertama adalah isu mengenai liberalisasi perdagangan dan isu kedua adalah mengenai personal movement atau migrasi tenaga kerja internasional atau yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Tingkat pengangguran semakin meningkat yang dipicu oleh krisis ekonomi sejak tahun 1998 mengakibatkan jumlah angkatan kerja tidak dapat terserap seluruhnya. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mendorong meningkatnya potensi jumlah TKI yang mencari pekerjaan di luar negeri. Pada tahun 2003 jumlah penduduk Indonesia mencapai 213,170 juta jiwa dengan jumlah angkatan kerja mencapai 100,316 juta jiwa sementara jumlah pengangguran mencapai 9,531juta jiwa atau 9,5 % terhadap angkatan kerja. Disamping sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi masalah pengangguran; ada beberapa keuntungan lain yang dapat diperoleh dari pengiriman TKI ke luar negeri; diantaranya adalah: a. penciptaan devisa dari remittance yang dikirimkan ke dalam negeri, b. peningkatan kualitas tenaga kerja berkat pengalaman kerja dan interaksi sosial di luar negeri; serta c. peningkatan kesejahteraan sosial tenaga kerja. Dengan adanya globalisasi atau perdagangan bebas, persaingan bagi tenaga kerja Indonesia tidak hanya untuk memperebutkan peluang pasar kerja di luar negeri namun juga memperebutkan peluang pasar kerja di dalam negeri terutama apabila dilihat dari segi kualitas dimana ada kemungkinan tenaga kerja yang ada di dalam negeri akan diisi oleh tenaga kerja asing yang lebih baik dan berkompeten. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja bangsa Indonesia
  • 16. akan sangat tergantung pada sumber daya manusianya, bukan lagi pada sumber daya alam yang selama ini menjadi keunggulan komparatif. Pada era globalisasi ini, masalah perlindungan TKI di luar negeri menjadi isu yang sensitif di dalam negeri. Lemahnya pencatatan transfer devisa yang dilakukan oleh Bank Indonesia juga merupakan suatu persoalan tersendiri. Pencatatan transfer devisa yang dilakukan oleh BI selama ini merupakan transfer yang dilakukan melalui bank sementara umumnya TKI belum berorientasi kepada bank (belum “bank minded”). Permasalahan selanjutnya adalah berkaitan dengan kualitas TKI dimana kualitas TKI yang bermigrasi ke luar negeri relatif termasuk negara maju dapat dikatakan masih rendah dibandingkan tenaga kerja dari negara lain. Disamping itu, Indonesia sendiri tidak luput dari migrasi tenaga kerja asing. Sejauh ini yang umum dijumpai adalah tenaga kerja skilled. Meski demikian, apabila situasi politik dan ekonomi sudah membaik, tidak tertutup kemungkinan Indonesia akan dimasuki tenaga kerja semi-skilled dari sesama negara Asia. Akibatnya, ancaman pengangguran untuk tenaga kerja skilled domestik akan semakin serius. Bagi Indonesia sendiri, berdasarkan data dari majalah Newsweek edisi 17 Oktober 1994, para migran tenaga kerja asing umumnya datang dari negara dimana tingkat upah buruh rendah dan terbanyak di antaranya berasal dari Indonesia (800 ribu) yang pada umumnya kualitas tenaga kerja dari Indonesia ini masih tergolong buruh kasar, sama seperti tenaga kerja migran dari Bangladesh. Untuk mengatur, membina, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan penempatan dan perlindugnan TKI di luar negeri, pada tanggal 18 Oktober 2004 telah diterbitkan Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri. Adapun hal- hal yang sedang dilakukan oleh Pemerintah antara lain adalah :
  • 17. a. meninjau standar pelatihan dan struktur biaya serta peningkatan pelayanan bagi TKI, b. melakukan kerjasama bilateral ketenagakerjaan, c. melakukan kerjasama dan koordinasi antara instansi berupa persiapan teknis pembentukan Tim Advokasi, d. membentuk Badan Penempatan TKI ke luar negeri. Menyangkut Jasa TKI, pemerintah perlu melakukan kebijakan menyeluruh dan terpadu untuk memberikan perlindungan terhadap TKI dan untuk meningkatkan kualitas serta produktifitas TKI yang akan bermigrasi ke negara lain mengingat masih banyak terdapat permasalahan berkaitan dengan TKI. Pada akhirnya, untuk dapat memanfaatkan peluang yang timbul, Indonesia perlu segera melakukan persiapan selain untuk bersaing di pasar dalam negeri dengan pihak asing, juga bersaing di pasar luar negeri. Secara umum, hal yang perlu dilakukan adalah penguatan koordinasi kelembagaan yang menangani sektor-jasa-jasa secara menyeluruh. Masalah jasa juga menyangkut persoalan tenaga kerja. Sepanjang perekonomian dalam negeri masih terbatas dalam menyediakan lapangan kerja atau usaha bagi angkatan kerja yang berjumlah besar maka pengiriman TKI ke luar negeri masih tetap akan strategis. Kebijaksanaan menyeluruh dan terpadu untuk memberikan perlindungan terhadap TKI masih perlu disempurnakan lebih lanjut mengingat masih banyak terdapat permasalahan berkaitan dengan TKI. Tidak hanya pada sub-sektor jasa TKI, secara umum koordinasi kelembagaan untuk menangani persoalan jasa-jasa ini secara holistik juga masih lemah.