SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 13
Risiko Deteksi dan Perancangan
Pengujian Substantif
Dwi
Hana
• Risiko Deteksi
Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak akan dapat
mendeteksi salahsaji material yang ada dalam suatu asersi. Rencana
tingkat risiko yang diterimaharus ditetapkan untuk setiap asersi laporan
keuangan yang signifikan.
• Pengujian Substantif
Kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang relevan
danmenentukan risiko pengendalian untuk asersi – asersi laporan
keuangan,auditor harus membandingkan antara tingkat risiko
pengendaliansesungguhnya atau akhir dengan rencana tingkat risiko
pengendalian untuk asersi yang bersangkutan.
• Merevisi Rencana Risiko Deteksi
Tingkat risiko yang dapat diterima akhir (setelah direvisi) ditetapkan
untuk asersi dengan cara yang sama seperti risiko deteksi. Deteksi
setelah direvisi dapat ditentukan berdasarkan pertimbangan auditor
dengan bantuan matriksrisiko yaitu, metodologi untuk
mengidentifikasi baik pengendalian dan kelemahan dan untuk menilai
risiko pengendalian.
• Perancangan Pengujian Substantif
Untuk mendapatkan dasar yang masuk akal dalam memberikan
pendapat atas laporan keuangan klienya, auditor harus memperoleh
bukti kompeten yang cukup. Pengujian substantif di satu sisi bisa
mnghasilkan bukti tentang kewajaran yang signifikan, dan di sisi lain
pengujian substantif juga bisa menghasilkan bukti yang menunjukkan
kekeliruan jumlah rupiah atau salah saji dalam pencatatan dan saldo.
• Sifat
Sifat pengujian substantif berhubungan dengan jenis
dan efektivitas prosedur pengauditan yang dilakukan.
Resiko yang dapat diterima rendah maka auditor harus
menggunakan prosedur yang lebih efektif yang biasanya
lebih mahal, apabila tingkat resiko deteksi yang dapat
diterima tinggi, auditor menggunakan prosedur yang
kurang efektif yang biasanya lebih murah. Pengujian
subtantif terdiri dari 3 jenis :
• Prosedur Analitis
• Pengujian Detail Tansaksi
• Pengujian Detail Saldo
• Prosedur Analitis
• Prosedur ini mencakup perhitungan dan penggunaan rasio sederhana, analisis
vertikal atau laporan perbandingan, perbandingan antara jumlah sesungguhnya
dengan data historis atau anggaran, dan penggunaan model matematika dan
statistika seperti analisa regresi. Prosedur analitis sering kali dipandang kurang
efektif bila dibandingkan dengan pengujian detail. Tetapi dalam situasi
tertentu prosedur ini justru dipandang lebih efektif. Hal ini tampak pada
perusahaan tertentu seperti listrik, gas, dan telepon. Perusahaan ini memiliki
ribuan pelanggan namun memperoleh penghasilan kecil dari tiap
pelanggannya. Sehingga apabila dilakukan pengujian detail atas transaksi akan
sangat menjemukan dan mahal. PSA No 22, Prosedur analitis (SA 329.11)
menyertakan bahwa efektifitas dan efisiensi prosedur analitis tergantung pada:
• Sifat asersi
• Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksi suatu hubungan
• Tersedianya dan keandalan data yang digunakan untuk membuat taksiran
• Ketetapan taksiran
• Prosedur analitis kemungkinan meliputi
• Perbandingan antara nilai absolute saldo rekening tahun ini dalam
rekening control dengan saldo akhir tahun yang lalu, jumlah menurut
anggaran, atau nilai ekspektasi lain
• Menggunakan saldo akhir untuk menetukan presentase piutang dagang
terhadap aktiva lancar untuk dibandingkan dengan presentase tahun
lalu, data industry, atau ekspektasi lain.
• Menggunakan saldo akhir untuk menghitung rasio perputaran piutang
dagang terhadap aktiva lancer untuk dibandingkan dengan
presentasetahun lalu, data industri, atau nilai ekspektasi lain
Prosedur analitis yang mungkin dilakukan meliputi :
• Perbandingan antara jumlah absolute saldo akhir dengan saldo tahun
lalu, jumlah anggaran, atau nilai ekspektasi lain
• Perbandingan antara saldo akhir dengan saldo akhir menurut estimasi
independen
• Pengujian Detail Transaksi
Pengujian detail transaksi terutama berupa penelusuran dan pencocokan
kedokumen pendukung. Pengujian ini dilakuakan auditor terutama
untuk menemukan kesalahan jumlah rupiah, bukan pada penyimpangan atas
pengendalian, penelusuran berguna dalam pengujian atas pelaporan terlalu
rendah (understatement), sedangkan pencocokan dokumen terutama dilakukan
untuk menemukan pelaporan terlalu tinggi (overstatement). Pengujian ini
dilakuakan dengan menggunakan dokumen-dokumen yang terdapat dalam
arsip klien.
Pengujian detail transaksi kemungkinan meliputi:
• Menentukan bahwa total semua saldo akhir piutang dagang dalambuku
piutang dagang dalam buku pembantu, sama dengan jumlah saldo piutang
dagang di rekening kontrol.
• Mengkonfirmasikan saldo akhir sejumlah rekening piutang (dipilih sebagai
sampel) langsung ke debitur /pelanggan
Pengujian detail transaksi yang mungkin dilakukan meliputi :
• Pencocokan ke dokumen pendukung
• Menelusur data transaksi
• Pengujian detai saldo
• Pengujian detail atas saldo-saldo
Pengujian detail atas saldo dilakukan untuk mendapat bukti secara langsung
tentang sebuah saldo rekening. Sebagai contoh , auditor bisa meminta bank untuk
memberikan konfirmasi saldo kas atau meminta kepada pelanggan mengkonfirmasi
saldo piutang dagang.Pengujian detail atas saldo sering melibatkan dokumen ekstern
dan atau pengetahuan langsung auditor, penggunaan prosedur tersebut akan sangat
efektif, namun di sisi lain akan sangat memakan waktu dan biaya yang relatif mahal.
Pengujian detail saldo kemungkinan meliputi :
• Menentukan bahwa total semua saldo akhir piutang dagang dalam buku besar
pembantu, sama dengan jumlah saldo piutang dagang direkening kontrol.
• Mengonfirmasikan saldo akhir sejumlah piutang (dipilih sebagai sampel) langsung
ke debitur/pelanggan
• Waktu Pengujian
Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima bisa berpengaruh pula
pada saat pengujian substantif. Bila risiko deteksi tinggi
pengujian bisa dilakukan beberapa bulan seblum akhir tahun,
apabila risiko deteksi rendahpengujian substantif akan dilakukan
pada tanggal akhir tahun atau mendekati akhir tahun.
• Luas Pengujian
Diperlukan bukti yang lebih banyak untuk mencapai tingkat resiko
deteksi rendah yang bisa diterima daripada tingkat resiko deteksi
tinggi. Auditor bias menentukan berbagai jumlah bukti yang
harus diperoleh dengan mengubah luas pengujian substantive
yang dilakukan. Luas dalam praktik mengandung banyaknya hal
(items) atau besarnya sampel yang terhadapnya dilakukan
pengujian atau diterapkan prosedur tertentu.
Kerangka kerja umum
pengembangan program audit
Menyelesaikan perencanaan audit
• Identifikasikan asersi laporan keuangan yang dikupas dalam program audit
• Kembangkan tujuan spesifik audit
• Perolehlah pemahaman bisnis dan industri klien
• Penghitungan risiko bawaan, pengendalian, tingkat risiko deteksi final
• Buatlah catatan akuntansi, dokumen2 pendukung, proses akuntansi dan
pelaporan keuangan
• Pertimbangkan opsi mengenai perancangan pengujian substantif
Menspesifikasi pengujian substantif yang tercakup dlm program audit
• Perolehlahb pemahaman bisnis dan industri klien
• Spesifikasikan prosedur awal, prosedur analitis
• Spesifikasikan pengujian rincian transaksi yang dilakukan
• Pertimbangkan apakah ada prosedur atau persyaratan khusus yang dipakai
• Spesifikasikan prosedur untuk menentukan kesesuaian penyajian dan
pengungkapan dengan GAAP
PROGRAM AUDIT DALAM PERIKATAN PERTAMA
Dua hal yang memerlukan pertimbangan khusus dalam merancang program
audit untuk audit dalam penugasan pertama adalah :
• Penentuan ketepatan saldo saldo awal rekening pada periode yang diaudit
• Penentuan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan pada periode yang lalu
sebagai dasar untuk menentukan konsistensi penerapan prinsip tersebut pada
periode berjalan.
PROGRAM AUDIT DALAMPENUGASAN ULANGAN
Dalam suatu penugasan ulangan, auditor memiliki akses pada semua program
yang digunakan pada periode yang lalu dan kertas kerja yang berkaitan dengan
program tersebut. Dalam situasi demikian, strategi awal audit biasanya
ditetapkan auditor berdasarkan asumsi bahwa tingkat risiko dan program audit
untuk pengujian substantif yang digunakan pada periode yang lalu akan tepat
digunakan pada periode berjalan.
PERTIMBANGAN PERTIMBANGANKHUSUS DALAM
PERENCANGANPENGUJIAN SUBTANTIF
 Rekening-rekening laba rugi
• Prosedur analitis untuk rekening rekening laba - rugi
• Pengujian detil untuk rekening – rekening laba - rugi
 Akun yang Ada Dalam Transaksi Pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa
Hal ini dikarenakan transaksi tersebut tidak
dilaksanakan berdasarkan sikap yang independen dari
pihak – pihak yang bersangkutan.
Perbandingan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
Pengujian Pengendalian Pengujian Substantif
Jenis Pengujian pengendalian
manajemen / pengendalian
manual output komputer.
Pengujian pengendalian
komputer. Pengujian tindak
lanjut manual
Prosedur analitis. Pengujian
rincian atas transaksi.
Pengujian rincian atas saldo
Tujuan Menentukan efektivitas
rancangan dan operasi
prosedur serta kebijakan
struktur pengendalian
intern
Menentukan kewajaran
asersi laporan keuangan
yang signifikan.
Penentuan waktu Terutama pekerjaan interim Terutama pada/ mendekati
tanggal neraca
Komponen risiko audit Risiko pengendalian Risiko deteksi
Standar pekerjaan lapangan kedua Ketiga
Persyaratan oleh GAAS tidak ya

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasahmad rasyidin
 
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptMerancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptRina Limiati
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2Ratih Anjilni
 
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab auditIlham Sousuke
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoAbdul Hamid
 
Pemeriksaan Kas Dan Bank 2
Pemeriksaan Kas Dan Bank 2Pemeriksaan Kas Dan Bank 2
Pemeriksaan Kas Dan Bank 2gueste4aa42e
 
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalianMakalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalianIlham Akbar
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiPengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
 
Audit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Audit Siklus Persediaan Dan PergudanganAudit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Audit Siklus Persediaan Dan PergudanganLuthfi Nk
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanEllysa Putri
 
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10Enchii Enchii
 
Akuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisAkuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisMalang
 
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usahaHubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usahaAjeng Pipit
 
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)Hasan Romadon
 
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19 Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19 Fair Nurfachrizi
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
 
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanAkuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanSujatmiko Wibowo
 

Was ist angesagt? (20)

Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kas
 
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptMerancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
 
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
 
Pemeriksaan Kas Dan Bank 2
Pemeriksaan Kas Dan Bank 2Pemeriksaan Kas Dan Bank 2
Pemeriksaan Kas Dan Bank 2
 
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalianMakalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pendapatan : pengujian pengendalian
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiPengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
 
Audit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Audit Siklus Persediaan Dan PergudanganAudit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Audit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
 
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
TEORI AKUNTANSI (LABA) bab.10
 
Akuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisAkuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnis
 
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usahaHubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
 
pengauditan 2
pengauditan 2pengauditan 2
pengauditan 2
 
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
 
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19 Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
Aset Tidak Berwujud - PSAK 19
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 
AUDIT KAS DAN SETARA KAS
AUDIT KAS DAN SETARA KASAUDIT KAS DAN SETARA KAS
AUDIT KAS DAN SETARA KAS
 
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanAkuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
 

Ähnlich wie UNTUK AUDIT

metodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmetodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmas ijup
 
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisPerencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisDwi Wahyu
 
Sifat siklus investasi dan pembiayaan
Sifat siklus investasi dan pembiayaanSifat siklus investasi dan pembiayaan
Sifat siklus investasi dan pembiayaanRahmah Yuni Sakinah
 
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptxKel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptxWidyaRomadhan
 
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)marchaaddina
 
Kertas Kerja dan Bukti Audit
Kertas Kerja dan Bukti AuditKertas Kerja dan Bukti Audit
Kertas Kerja dan Bukti AuditRestika Ca
 
PPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptx
PPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptxPPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptx
PPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptxJeniferChandra2
 
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihanIlham Sousuke
 
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptxBAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptxSekarMayangsari1
 
Uji pengendalian dan subtantive
Uji pengendalian dan subtantiveUji pengendalian dan subtantive
Uji pengendalian dan subtantiveWirya Wkcybernet
 
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitisIlham Sousuke
 
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAANMAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAANBiyah Djauhar
 
Materi Inisiasi 1.ppt
Materi Inisiasi 1.pptMateri Inisiasi 1.ppt
Materi Inisiasi 1.pptIkhwanUuh
 
THE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptx
THE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptxTHE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptx
THE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptxAisyahAyuSaputri
 

Ähnlich wie UNTUK AUDIT (20)

metodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmetodologi pengujian audit
metodologi pengujian audit
 
Present bab 13 auditing
Present bab 13 auditingPresent bab 13 auditing
Present bab 13 auditing
 
Perencanaan audit
Perencanaan auditPerencanaan audit
Perencanaan audit
 
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisPerencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
 
Sifat siklus investasi dan pembiayaan
Sifat siklus investasi dan pembiayaanSifat siklus investasi dan pembiayaan
Sifat siklus investasi dan pembiayaan
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptxKel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
 
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
 
Kertas Kerja dan Bukti Audit
Kertas Kerja dan Bukti AuditKertas Kerja dan Bukti Audit
Kertas Kerja dan Bukti Audit
 
Auditing 1
Auditing 1Auditing 1
Auditing 1
 
PPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptx
PPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptxPPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptx
PPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptx
 
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
 
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptxBAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
 
Uji pengendalian dan subtantive
Uji pengendalian dan subtantiveUji pengendalian dan subtantive
Uji pengendalian dan subtantive
 
tugas.ppt
tugas.ppttugas.ppt
tugas.ppt
 
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
 
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAANMAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
 
BUKTI AUDIT
BUKTI AUDITBUKTI AUDIT
BUKTI AUDIT
 
Materi Inisiasi 1.ppt
Materi Inisiasi 1.pptMateri Inisiasi 1.ppt
Materi Inisiasi 1.ppt
 
THE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptx
THE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptxTHE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptx
THE OVERALL AUDIT PLAN and AUDIT PROGRAM.pptx
 

Mehr von Dwi Wahyu

Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2Dwi Wahyu
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1Dwi Wahyu
 
Audit Risk and Fraud
Audit Risk and FraudAudit Risk and Fraud
Audit Risk and FraudDwi Wahyu
 

Mehr von Dwi Wahyu (20)

Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 18
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 17
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 16
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 15
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 14
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 13
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 12
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 11
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 10
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 9
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 8
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 6
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 7
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 5
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 4
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 3
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 2
 
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1
Akuntansi Manajemen Edisi 8 oleh Hansen & Mowen Bab 1
 
Audit Risk and Fraud
Audit Risk and FraudAudit Risk and Fraud
Audit Risk and Fraud
 

UNTUK AUDIT

  • 1. Risiko Deteksi dan Perancangan Pengujian Substantif Dwi Hana
  • 2. • Risiko Deteksi Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak akan dapat mendeteksi salahsaji material yang ada dalam suatu asersi. Rencana tingkat risiko yang diterimaharus ditetapkan untuk setiap asersi laporan keuangan yang signifikan. • Pengujian Substantif Kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang relevan danmenentukan risiko pengendalian untuk asersi – asersi laporan keuangan,auditor harus membandingkan antara tingkat risiko pengendaliansesungguhnya atau akhir dengan rencana tingkat risiko pengendalian untuk asersi yang bersangkutan.
  • 3. • Merevisi Rencana Risiko Deteksi Tingkat risiko yang dapat diterima akhir (setelah direvisi) ditetapkan untuk asersi dengan cara yang sama seperti risiko deteksi. Deteksi setelah direvisi dapat ditentukan berdasarkan pertimbangan auditor dengan bantuan matriksrisiko yaitu, metodologi untuk mengidentifikasi baik pengendalian dan kelemahan dan untuk menilai risiko pengendalian. • Perancangan Pengujian Substantif Untuk mendapatkan dasar yang masuk akal dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan klienya, auditor harus memperoleh bukti kompeten yang cukup. Pengujian substantif di satu sisi bisa mnghasilkan bukti tentang kewajaran yang signifikan, dan di sisi lain pengujian substantif juga bisa menghasilkan bukti yang menunjukkan kekeliruan jumlah rupiah atau salah saji dalam pencatatan dan saldo.
  • 4. • Sifat Sifat pengujian substantif berhubungan dengan jenis dan efektivitas prosedur pengauditan yang dilakukan. Resiko yang dapat diterima rendah maka auditor harus menggunakan prosedur yang lebih efektif yang biasanya lebih mahal, apabila tingkat resiko deteksi yang dapat diterima tinggi, auditor menggunakan prosedur yang kurang efektif yang biasanya lebih murah. Pengujian subtantif terdiri dari 3 jenis : • Prosedur Analitis • Pengujian Detail Tansaksi • Pengujian Detail Saldo
  • 5. • Prosedur Analitis • Prosedur ini mencakup perhitungan dan penggunaan rasio sederhana, analisis vertikal atau laporan perbandingan, perbandingan antara jumlah sesungguhnya dengan data historis atau anggaran, dan penggunaan model matematika dan statistika seperti analisa regresi. Prosedur analitis sering kali dipandang kurang efektif bila dibandingkan dengan pengujian detail. Tetapi dalam situasi tertentu prosedur ini justru dipandang lebih efektif. Hal ini tampak pada perusahaan tertentu seperti listrik, gas, dan telepon. Perusahaan ini memiliki ribuan pelanggan namun memperoleh penghasilan kecil dari tiap pelanggannya. Sehingga apabila dilakukan pengujian detail atas transaksi akan sangat menjemukan dan mahal. PSA No 22, Prosedur analitis (SA 329.11) menyertakan bahwa efektifitas dan efisiensi prosedur analitis tergantung pada: • Sifat asersi • Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksi suatu hubungan • Tersedianya dan keandalan data yang digunakan untuk membuat taksiran • Ketetapan taksiran
  • 6. • Prosedur analitis kemungkinan meliputi • Perbandingan antara nilai absolute saldo rekening tahun ini dalam rekening control dengan saldo akhir tahun yang lalu, jumlah menurut anggaran, atau nilai ekspektasi lain • Menggunakan saldo akhir untuk menetukan presentase piutang dagang terhadap aktiva lancar untuk dibandingkan dengan presentase tahun lalu, data industry, atau ekspektasi lain. • Menggunakan saldo akhir untuk menghitung rasio perputaran piutang dagang terhadap aktiva lancer untuk dibandingkan dengan presentasetahun lalu, data industri, atau nilai ekspektasi lain Prosedur analitis yang mungkin dilakukan meliputi : • Perbandingan antara jumlah absolute saldo akhir dengan saldo tahun lalu, jumlah anggaran, atau nilai ekspektasi lain • Perbandingan antara saldo akhir dengan saldo akhir menurut estimasi independen
  • 7. • Pengujian Detail Transaksi Pengujian detail transaksi terutama berupa penelusuran dan pencocokan kedokumen pendukung. Pengujian ini dilakuakan auditor terutama untuk menemukan kesalahan jumlah rupiah, bukan pada penyimpangan atas pengendalian, penelusuran berguna dalam pengujian atas pelaporan terlalu rendah (understatement), sedangkan pencocokan dokumen terutama dilakukan untuk menemukan pelaporan terlalu tinggi (overstatement). Pengujian ini dilakuakan dengan menggunakan dokumen-dokumen yang terdapat dalam arsip klien. Pengujian detail transaksi kemungkinan meliputi: • Menentukan bahwa total semua saldo akhir piutang dagang dalambuku piutang dagang dalam buku pembantu, sama dengan jumlah saldo piutang dagang di rekening kontrol. • Mengkonfirmasikan saldo akhir sejumlah rekening piutang (dipilih sebagai sampel) langsung ke debitur /pelanggan
  • 8. Pengujian detail transaksi yang mungkin dilakukan meliputi : • Pencocokan ke dokumen pendukung • Menelusur data transaksi • Pengujian detai saldo • Pengujian detail atas saldo-saldo Pengujian detail atas saldo dilakukan untuk mendapat bukti secara langsung tentang sebuah saldo rekening. Sebagai contoh , auditor bisa meminta bank untuk memberikan konfirmasi saldo kas atau meminta kepada pelanggan mengkonfirmasi saldo piutang dagang.Pengujian detail atas saldo sering melibatkan dokumen ekstern dan atau pengetahuan langsung auditor, penggunaan prosedur tersebut akan sangat efektif, namun di sisi lain akan sangat memakan waktu dan biaya yang relatif mahal. Pengujian detail saldo kemungkinan meliputi : • Menentukan bahwa total semua saldo akhir piutang dagang dalam buku besar pembantu, sama dengan jumlah saldo piutang dagang direkening kontrol. • Mengonfirmasikan saldo akhir sejumlah piutang (dipilih sebagai sampel) langsung ke debitur/pelanggan
  • 9. • Waktu Pengujian Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima bisa berpengaruh pula pada saat pengujian substantif. Bila risiko deteksi tinggi pengujian bisa dilakukan beberapa bulan seblum akhir tahun, apabila risiko deteksi rendahpengujian substantif akan dilakukan pada tanggal akhir tahun atau mendekati akhir tahun. • Luas Pengujian Diperlukan bukti yang lebih banyak untuk mencapai tingkat resiko deteksi rendah yang bisa diterima daripada tingkat resiko deteksi tinggi. Auditor bias menentukan berbagai jumlah bukti yang harus diperoleh dengan mengubah luas pengujian substantive yang dilakukan. Luas dalam praktik mengandung banyaknya hal (items) atau besarnya sampel yang terhadapnya dilakukan pengujian atau diterapkan prosedur tertentu.
  • 10. Kerangka kerja umum pengembangan program audit Menyelesaikan perencanaan audit • Identifikasikan asersi laporan keuangan yang dikupas dalam program audit • Kembangkan tujuan spesifik audit • Perolehlah pemahaman bisnis dan industri klien • Penghitungan risiko bawaan, pengendalian, tingkat risiko deteksi final • Buatlah catatan akuntansi, dokumen2 pendukung, proses akuntansi dan pelaporan keuangan • Pertimbangkan opsi mengenai perancangan pengujian substantif Menspesifikasi pengujian substantif yang tercakup dlm program audit • Perolehlahb pemahaman bisnis dan industri klien • Spesifikasikan prosedur awal, prosedur analitis • Spesifikasikan pengujian rincian transaksi yang dilakukan • Pertimbangkan apakah ada prosedur atau persyaratan khusus yang dipakai • Spesifikasikan prosedur untuk menentukan kesesuaian penyajian dan pengungkapan dengan GAAP
  • 11. PROGRAM AUDIT DALAM PERIKATAN PERTAMA Dua hal yang memerlukan pertimbangan khusus dalam merancang program audit untuk audit dalam penugasan pertama adalah : • Penentuan ketepatan saldo saldo awal rekening pada periode yang diaudit • Penentuan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan pada periode yang lalu sebagai dasar untuk menentukan konsistensi penerapan prinsip tersebut pada periode berjalan. PROGRAM AUDIT DALAMPENUGASAN ULANGAN Dalam suatu penugasan ulangan, auditor memiliki akses pada semua program yang digunakan pada periode yang lalu dan kertas kerja yang berkaitan dengan program tersebut. Dalam situasi demikian, strategi awal audit biasanya ditetapkan auditor berdasarkan asumsi bahwa tingkat risiko dan program audit untuk pengujian substantif yang digunakan pada periode yang lalu akan tepat digunakan pada periode berjalan.
  • 12. PERTIMBANGAN PERTIMBANGANKHUSUS DALAM PERENCANGANPENGUJIAN SUBTANTIF  Rekening-rekening laba rugi • Prosedur analitis untuk rekening rekening laba - rugi • Pengujian detil untuk rekening – rekening laba - rugi  Akun yang Ada Dalam Transaksi Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Hal ini dikarenakan transaksi tersebut tidak dilaksanakan berdasarkan sikap yang independen dari pihak – pihak yang bersangkutan.
  • 13. Perbandingan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Pengujian Pengendalian Pengujian Substantif Jenis Pengujian pengendalian manajemen / pengendalian manual output komputer. Pengujian pengendalian komputer. Pengujian tindak lanjut manual Prosedur analitis. Pengujian rincian atas transaksi. Pengujian rincian atas saldo Tujuan Menentukan efektivitas rancangan dan operasi prosedur serta kebijakan struktur pengendalian intern Menentukan kewajaran asersi laporan keuangan yang signifikan. Penentuan waktu Terutama pekerjaan interim Terutama pada/ mendekati tanggal neraca Komponen risiko audit Risiko pengendalian Risiko deteksi Standar pekerjaan lapangan kedua Ketiga Persyaratan oleh GAAS tidak ya