3. Karakteristik IFRS
• IFRS menggunakan “Principles Base “ :
– Lebih menekankan pada intepratasi dan aplikasi atas standar sehingga
harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi
apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar
aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau
menggunakan jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik
kuantitaif maupun kualitatif
3
4. Nilai Wajar – PSAK lama
Nilai di mana suatu aset dapat
dipertukarkan atau suatu kewajiban
diselesaikan antara pihak yang
memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar (arm’s
length transaction)
Bukan nilai yang akan diterima atau
dibayarkan entitas dalam suatu transaksi
yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan,
atau penjualan akibat kesulitan keuangan.
4
5. Hirarki Penentuan Nilai Wajar – PSAK LAMA
• Kuotasi harga di pasar aktif;
• Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik
penilaian yang meliputi:
– penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang
terkini antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan,
jika tersedia;
– referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain
yang secara substansial sama;
– analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow
analysis); dan
– model penetapan harga opsi (option pricing model)
5
6. FAIR VALUE DALAM PSAK
PSAK
50,55,60
PSAK
16, 19
PSAK
13
PSAK
15, 22
PSAK
69
PSAK
48, 58
Properti
Investasi
Aset Tidak Lancar
Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan
Aset takberwuju
Agikultur
Instrumen
Keuangan
Aset
Tetap
FAIR
VALUE
IFRS 13
Penurunan
Nilai
6
8. ASSET TYPE MEASUREMENT AT
INITIAL RECOGNITION
MODEL BASED
ON FAIR VALUE
BASIS OF
IMPAIRMENT TEST
IFRS 9 Financial
Instruments
Fair value For specified financial
assets and for particular
business models: fair
value
IAS 16 Property,
Plant and Equipment
Purchase costs + construction
costs + costs to bring to the
location and condition
necessary to be capable of
operating in the manner
intended by management.
Accounting policy choice:
revaluation model
Compare carrying amount
to recoverable amount.
Recoverable amount is
greater of value in use and
fair value less disposal
costs (IAS 36)
IAS 38 Intangible
Assets
Purchase costs + development
costs + costs to bring to the
location and condition
necessary to be capable of
operating as intended by
management
Accounting policy choice:
revaluation model
IAS 40
Investment Property
Cost including transaction costs Accounting policy choice:
fair value
IAS 41 Agriculture Fair value less costs to sell Fair value less costs to
sell
8
9. Penilaian Wajar - Dampak terhadap Bisnis
• Pengungkapan Transparan
• Peran penilai menjadi penting
• Entitas menentukan:
– Aset atau liabilitas yang diukur dengan nilai wajar
– Untuk non keuangan, menentukan asumsi penilaian
– Pasar utama atau pasar paling menguntungkan
– Teknik penilaian yang tepat
– Input atas teknik penilaian berdasarkan asumsi pelaku pasar
• Konvergensi US GAAP dengan IFRS karena
menggunakan konsep yang sama
9
11. Konsep Nilai Wajar PSAK 68
• mendefinisikan nilai wajar (fair value);
• menetapkan dalam suatu Pernyataan,
kerangka pengukuran nilai wajar; dan
• mensyaratkan pengungkapan
mengenai pengukuran nilai wajar.
Tujuan :
11
12. Ruang Lingkup
• Pernyataan ini diterapkan ketika Pernyataan lain
mensyaratkan atau mengizinkan pengukuran atau
pengungkapan mengenai nilai wajar (dan pengukuran,
seperti nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual
(fair value less costs to sell), berdasarkan nilai wajar atau
pengungkapan mengenai pengukuran tersebut), kecuali
sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 06 dan 07.
12
13. Ruang Lingkup - Pengecualian
• Pengukuran dan pengungkapan
– transaksi pembayaran berbasis saham dalam ruang lingkup PSAK
53: Pembayaran Berbasis Saham;
– transaksi sewa dalam ruang lingkup PSAK 30: Sewa; dan
– pengukuran yang memiliki beberapa keserupaan dengan nilai wajar
tetapi bukan merupakan nilai wajar, seperti nilai realisasi neto (net
realisable value) dalam PSAK 14: Persediaan atau nilai pakai (value
in use) dalam PSAK 48: Penurunan Nilai Aset.
• Pengungkapan
– aset program yang diukur pada nilai wajar sesuai PSAK 24:
– investasi program manfaat purnakarya yang diukur pada nilai wajar
sesuai dengan PSAK 18
– aset yang jumlah terpulihkannya adalah nilai wajar setelah dikurangi
biaya pelepasan sesuai dengan PSAK 48
13
14. Definisi Nilai Wajar
• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk
menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar
untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi
teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
• “...the price that would be received to sell an asset or
transfer a liability in an orderly transaction between
market participants at the measurement date.”
IFRS 13 para 9
14
15. Definisi Lama
Nilai di mana suatu aset
dapat dipertukarkan atau
suatu kewajiban
diselesaikan antara pihak
yang memahami dan
berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar
(arm’s length transaction)
Definisi Lama Kelemanah
Tidak spesifik apakan entitas
menjual atau membeli aset
Tidak jelas tentang diselesaikan,
karena tidak menunjukkan kreditor
Tidak jelas tentang pengertian
nilai wajar
Tidak menjelaskan kapan
transaksi terjadi
?
15
16. Aset dan Liabilitas
• Pengukuran nilai wajar adalah untuk aset atau liabilitas
tertentu.
• Ketika mengukur nilai wajar, entitas memperhitungkan
karakteristik aset atau liabilitas jika pelaku pasar akan
memperhitungkan karakteristik tersebut ketika enentukan
harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran.
Karakteristik tersebut misalnya :
– kondisi dan lokasi aset; dan
– pembatasan, jika ada, atas penjualan atau
penggunaan aset.
• Aset atau liabilitas diukur pada nilai wajar dapat terdiri dari
aset atau liabilitas yang berdiri sendiri atau sekolompok
aset atau liabilitas.
16
17. Transaksi
• Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa aset
atau liabilitas dipertukarkan dalam suatu transaksi
teratur antara pelaku pasar untuk menjual aset atau
mengalihkan liabilitas pada tanggal pengukuran
berdasarkan kondisi pasar saat ini.
• nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk
menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi:
– di pasar utama (principal market) untuk aset atau liabilitas
tersebut; atau
– jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling
menguntungkan (most advantegous market) untuk aset atau
liabilitas tersebut.
17
18. Pelaku Pasar
• Entitas mengukur nilai wajar suatu aset atau liabilitas
menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku
pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas
tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar
bertindak dalam kepentingan ekonomik terbaiknya.
• Entitas mengidentifikasi pelaku pasar secara umum,
mempertimbangkan faktor yang spesifik untuk:
– Aset dan liabilitas
– Pasar utama
– Pelaku pasar yang akan melakukan transasi
18
19. • Saat mengukur nilai wajar menggunakan asumsi bahwa pihak yang
berpartisipasi dalam pasar menentukan harga aset atau liablitas
berdasarkan kondisi pasar saat itu, termasuk asumsi tentang risiko.
• Karakteristik atas aset dan liablitas khusus yang dipertimbangkan pihak
berpartisipasi dalam pasar saat menentukan harga pada tanggal
pengukuran, termasuk
• Umur, kondisi dan lokasi aset
• Ristriksi atas penjualan atau penggunaan
Pedoman penerapan
19
20. Harga
• Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk
menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar
untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi
teratur di pasar utama (atau pasar yang paling
menguntungkan) pada tanggal pengukuran
berdasarkan kondisi pasar saat ini (yaitu harga
keluaran) terlepas apakah harga tersebut dapat
diobservasi secara langsung atau diestimasi
menggunakan teknik penilaian lain.
20
21. Penggunaan Tertinggi dan Terbaik - (Highest and best Used)
• Pengukuran nilai wajar aset nonkeuangan memperhitungkan
kemampuan pelaku pasar untuk menghasilkan manfaat ekonomik
dengan menggunakan aset dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya
(highest and best use) atau dengan menjualnya kepada pelaku pasar
lain yang akan menggunakan aset tersebut dalam penggunaan tertinggi
dan terbaiknya.
Penerapan Aset non Keuangan
Penggunaan tertinggi dan terbaik memperhitungkan:
• Penggunaan yang secara fisik dimungkinkan (physically possible)
memperhitungkan karakteristik fisik aset
• Penggunaan yang secara hukum diizinkan (legally permissible)
memperhitungkan adanya pembatasan hukum atas penggunaan
aset.
• Pengunaan yang layak secara keuangan (financially feasible)
21
22. Penggunaan tertinggi dan terbaik aset nonkeuangan dapat
memberikan nilai maksimum dengan melalui
• penggunaan kombinasi dengan aset atau liabilitas maka nilai
wajar adalah didasarkan asumsi aset tersebut digunakan
bersama aset atau liablitas lain:
– Kombinasi
– Aset pelengkap
– Relevan dari kelompok aset
• melalui penggunaan aset secara terpisah, nilai wajar adalah
harga diterima dalam transaksi menjual aset kepada pelaku
pasar yang akan menggunakan secara terpisah.
Premis Penilaian Aset non Keuangan
22
23. • Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa liabilitas keuangan
atau, liabilitas non keuangan atau instrumen ekuitas milik entitas
sendiri (contohnya kepemilikan saham yang diterbitkan sebagai
pembayaran dalam suatu kombinasi bisnis) dialihkan kepada pelaku
pasar pada tanggal pengukuran.
• Pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri
mengasumsikan :
– Liabilitas akan tetap terutang dan pelaku pasar yang menerima
pengalihan (transferee) disyaratkan untuk memenuhi kewajiban tersebut.
Liabilitas tidak akan diselesaikan dengan pihak lawan atau diakhiri pada
tanggal pengukuran.
– Instrumen ekuitas milik entitas sendiri akan tetap beredar dan pelaku
pasar yang menerima pengalihan akan mengambil alih hak dan tanggung
jawab yang terkait dengan instrumen tersebut. Instrumen tersebut tidak
akan dibatalkan atau diakhiri pada tanggal pengukuran.
Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik
Entitas Sendiri
23
24. • Ketika harga kuotasian (quoted price) untuk pengalihan
liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri yang
identik atau serupa tidak tersedia dan item yang identik
dimiliki oleh pihak lain sebagai aset, entitas mengukur
nilai wajar liabilitas atau instrumen ekuitas dari perspektif
pelaku pasar yang memiliki item yang identik sebagai
aset pada tanggal pengukuran.
Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik
Entitas Sendiri
24
25. Entitas mengukur liabilitas dan ekuitas dengan:
a. menggunakan harga kuotasian di pasar aktif (active market) untuk
item yang identik yang dimiliki oleh pihak lain sebagai aset, jika
harga tersebut tersedia.
b. jika harga tersebut tidak tersedia, menggunakan input lain yang
dapat diobservasi, seperti harga kuotasian di pasar yang tidak aktif
untuk item yang identik yang dimiliki oleh pihak lain sebagai aset.
c. jika harga yang dapat diobservasi dalam (a) dan (b) tidak tersedia,
maka menggunakan teknik penilaian lain, seperti:
i. pendekatan penghasilan (income approach) (contohnya teknik nilai kini yang
memperhitungkan nilai arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima
pelaku pasar dari kepemilikannya atas liabilitas atau instrumen ekuitas sebagai
aset;
ii. pendekatan pasar (market approach) (contohnya menggunakan harga
kuotasian untuk liabilitas atau instrumen ekuitas yang serupa yang dimiliki oleh
pihak lain sebagai aset;
Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik
Entitas Sendiri
25
26. • Ketika harga kuotasian untuk pengalihan liabilitas atau
instrumen ekuitas milik entitas sendiri yang identik atau
serupa tidak tersedia dan item yang identik tidak dimiliki
oleh pihak lain sebagai asset
– entitas mengukur nilai wajar liabilitas atau instrumen
ekuitas menggunakan teknik penilaian dari
perspektif pelaku pasar yang memiliki liabilitas atau
telah menerbitkan klaim atas ekuitas.
Liabilitas dan Instrumen Ekuitas yang Tidak Dimiliki
Pihak Lain Sebagai Aset
26
27. • Nilai wajar liabilitas mencerminkan dampak risiko
wanprestasi (non-performance risk).
• Risiko wanprestasi mencakup, namun tidak terbatas
pada, risiko kredit entitas (sebagaimana didefinisikan
dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan).
• Risiko wanprestasi diasumsikan sama sebelum dan
sesudah pengalihan liabilitas.
Risiko Wanprestasi
27
28. • Dampak pembatasan yang mencegah pengalihan
liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri baik
secara implisit atau eksplisit tercakup dalam input lain
terhadap pengukuran nilai wajar.
Pembatasan yang Mencegah Pengalihan Liabilitas
atau Instrumen Ekuitas Milik Entitas Sendiri
28
29. • Nilai wajar liabilitas keuangan dengan fitur dapat ditarik
kembali sewaktu-waktu (demand feature) (contohnya
giro) adalah tidak kurang dari jumlah yang terutang pada
saat penarikan, didiskontokan dari tanggal pertama
jumlah tersebut dapat disyaratkan untuk dibayar.
Liabilitas Keuangan dengan Fitur dapat Ditarik
Kembali Sewaktu-waktu
29
30. • Jika entitas mengelola kelompok aset keuangan dan
liabilitas keuangan tersebut berdasarkan eksposur
netonya terhadap risiko pasar atau risiko kredit, entitas
diizinkan untuk menerapkan pengecualian terhadap
Pernyataan ini untuk mengukur nilai wajar. (Par 48).
• Entitas mengukur nilai wajar kelompok aset keuangan
dan liabilitas keuangan secara konsisten dengan
bagaimana pelaku pasar menetapkan harga eksposure
risiko neto pada tanggal pengukuran.
Penerapan pada Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
dengan Posisi Saling Hapus dalam Risiko Pasar atau
Risiko Kredit Pihak Lawan
30
31. Entitas diizinkan untuk menggunakan pengecualian jika entitas melakukan
seluruh hal sebagai berikut:
a. Mengelola kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan
berdasarkan eksposur neto entitas terhadap risiko pasar tertentu atau
terhadap risiko kredit dari pihak lawan tertentu sesuai dengan risiko
manajemen atau strategi investasi entitas yang terdokumentasi;
b. Menyediakan informasi atas dasar tersebut, mengenai kelompok aset
keuangan dan liabilitas keuangan kepada anggota manajemen kunci
entitas, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7:
c. Disyaratkan atau telah menentukan untuk mengukur aset keuangan dan
liabilitas keuangan tersebut pada nilai wajar dalam laporan posisi
keuangan pada setiap akhir periode pelaporan.
Pengecualian par 48 hanya berlaku untuk aset keuangan dan liabilitas
keuagnan dalam ruang lingkup PSAK 55.
Penerapan pada Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
dengan Posisi Saling Hapus dalam Risiko Pasar atau
Risiko Kredit Pihak Lawan
31
32. a. Ketika menggunakan pengecualian par 48, entitas menerapkan bid
ask spread yang mempresentasikan nilai wajar dalam keadaan
tersebut pada exposure neto entitas terhadap risiko pasar.
b. Ketika menggunakan pengecualian par 48, entitas memastikan
bahwa risiko pasar dalam kelompok aset dan liabilitas keuangan
tersebut secara substansial sama
c. Durasi eksposure entitas terhadap risiko pasr secara substansial
sama
Eksposure terhadap nilai pasar
32
33. a. Ketika menggunakan pengecualian par 48, entitas memperhitungkan
dampak eksposure neto terhadap kredit entitas dalam pengukuran
nilai wajar ketika pelaku pasar memperhitungkan perjanjian apapun
yang ada saat ini yang mengurangi eksposure risiko kredit jika gagal
bayar.
b. Pengukuran nilai wajar mencerminkan harapan pelaku pasar
mengenai kemungkinan bahwa perjanjian tersebut akan memiliki
kekuatan hukum jika terjadi gagal bayar.
Eksposure terhadap risiko pihak lawan tertentu
33
34. a. Harga transaksi adalah harga yang dibayar untuk mempeoleh aset
atau harga yagn diterima untuk mengambil alih liabilitas (harga
masuk / entry price).
b. Nilai wajar aset atau liabilitas adalah harga yang akan diterima untuk
menjual aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan
liabilitas (harga keluar).
c. Dalam banyak kasus harga transaksi akan sama dengan nilai wajar,
contohnya kasus tersebut terjadi pada tanggal transaksi terjadi
transaksi untuk membeli aset di pasar di mana aset tersebut akan
dijual.
d. Jika harga transaksi berbeda dengan nilai wajar, maka entitas
mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laba
rugi, kecuali dinyatakan lain dalam pernyataan tersebut.
Nilai wajar pada saat pengakuan awal
34
35. • Entitas menggunakan teknik penilaian yang sesuai dalam keadaan dan
dimana data yang memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar,
memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang
relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat
diobservasi.
• Tujuan teknik penilaian adalah untuk mengestimasi harga di mana
transaksi teratur untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas akan
terjadi antara para pelaku pasar pada tanggal transaksi
• Tiga teknik penilaian yang digunakan secara luas adalah pendekatan
pasar, pendekatan biaya (cost approach) dan pendekatan
penghasilan.
• Teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur nilai wajar diterapkan
secara konsisten.
• Penggunaan teknik tunggal atau beberapa teknik penilaian dimungkinkan.
• Pengukuran nilai wajar adalah titik dalam rentang tersebut yang paling
mewakili nilai wajar dalam keadaan tersebut.
Teknik Penilaian
35
36. • Teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur nilai
wajar memaksimalkan penggunaan input yang dapat
diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan
input yang tidak dapat diobservasi.
• Entitas memilih input yang konsisten dengan karakteristik
aset atau liabilitas yang akan diperhitungkan pelaku pasar
dalam transaksi untuk aset atau liabilitas tersebut
Prinsip Umum Teknik Penilaian
36
37. • Jika aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar memiliki harga bid
dan harga ask (contohnya input dari pasar dealer), harga dalam bid–
ask spread yang paling merepresentasikan nilai wajar dalam keadaan
tersebut digunakan untuk mengukur nilai wajar terlepas dari dimana
input tersebut dikategorikan dalam hirarki nilai wajar (yaitu Level 1, 2,
atau 3).
• Penggunaan bid ask spread untuk posisi aset dan liabilitas diizinkan
tetapi tidak disyaratkan.
• Pernyataan ini tidak menghalangi penggunaan harga nilai tengah
pasar (mid market pricing) atau konvensi penentuan harga lain yang
digunakan pelaku pasar sebagai panduan praktis untuk mengukur nlai
wajar dalam bid ask spread.
Input Berdasarkan Harga Bid and Ask
37
38. Hirarki Fair Value
38
Apakah ada harga kuotasian
dalam pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik
(Level 1)
Apakah ada input selain
harga kuotasioan yang
dapat diobservasi*
Gunakan nilai wajar
pengukuran dengan Level 1
Gunakan input selain
Harga kuotasian yang
dapat diobservasi baik
secara langsung atau tidak
langsung, pengukuan ‡
Level 2
Gunakan input yang
bukan berdasarkan
harga pasar yang
dapat diobservasi.
Level 3
NoYes
Yes
No
Harus digunakan tanpa
penyesuaian
* Maksimumkan input yang dapat
diobservasi, termasuk informasi pasar
dan informasi publik lainnya
‡ Input yang tidak dapat diobservasi
diantaranya data entitas (anggaran,
proyeksi), harus disesuaikan jika
pelaku pasar menggunakan asumsi
berbeda
38
38
39. • Input Level 1 adalah harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau
liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran.
• Harga kuotasian di pasar aktif menyediakan bukti yang paling andal dari nilai wajar dan
digunakan tanpa penyesuaian.
• Penekanan pada Level 1 adalah untuk menentukan kedua hal sebagai berikut:
a. pasar utama untuk aset atau liabilitas atau, jika tidak terdapat pasar utama, pasar
yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut; dan
b. apakah entitas dapat melakukan transaksi untuk aset atau liabilitas tersebut pada
harga di pasar tersebut pada tanggal pengukuran.
• Entitas tidak membuat penyesuaian terhadap input Level 1 kecuali dalam beberapa
keadaan sebagai berikut:
a. tidak dapat diakses untuk setiap aset atau liabilitas tersebut secara individual
b. harga kuotasian di pasar aktif tidak merepresentasikan nilai wajar pada tanggal
pengukuran.
c. aset di pasar aktif dan harga tersebut perlu untuk disesuaikan untuk faktor yang
spesifik terhadap item atau aset tersebut
Input Level 1
39
40. • Input Level 2 adalah input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang
dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung.
• Jika aset atau liabilitas memiliki persyaratan (kontraktual) yang spesifik, input Level 2
harus dapat diobservasi untuk keseluruhan jangka waktu yang substansial dari aset atau
liabilitas tersebut.
a. harga kuotasian untuk aset atau liabilitas yang serupa di pasar aktif.
b. harga kuotasian untuk aset atau liabilitas yang identik atau yang serupa di pasar
yang tidak aktif.
c. input selain dari harga kuotasian yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas,
sebagai contoh:
i. suku bunga dan kurva imbal hasil yang dapat diobservasi pada interval
kuotasi yang umum;
ii. volatilitas yang tersirat; dan
iii. credit spreads.
d. input yang diperkuat pasar (market-corroborated inputs).
• Penyesuaian terhadap input Level 2 akan beragam, tergantung pada faktor yang spesifik
atas aset atau liabilitas. Faktor tersebut termasuk hal sebagai berikut:
a. kondisi atau lokasi aset;
b. tingkat dimana input terkait dengan item yang sebanding dengan aset atau
liabilitas
c. volume atau level aktivitas di pasar dimana input dapat diamati.
Input Level 2
40
41. • Input Level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau
liabilitas.
• Input yang tidak dapat diobservasi digunakan untuk mengukur nilai
wajar sejauh input yang dapat diobservasi yang relevan tidak tersedia,
• Asumsi mengenai risiko termasuk risiko yang inheren dalam teknik
penilaian tertentu yang digunakan untuk mengukur nilai wajar (seperti
model penentuan harga) dan risiko yang inheren dalam input untuk
teknik penilaian.
• Entitas dapat mengembangkan input yang tidak dapat diobservasi
menggunakan informasi terbaik yang tersedia
Input Level 3
41
42. • Entitas mengungkapkan informasi yang membantu
pengguna laporan keuangannya untuk menilai kedua hal
sebagai berikut:
a. untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara
berulang (recurring) atau tidak berulang (non-recurring) dalam
laporan posisi keuangan setelah pengakuan awal, teknik
penilaian dan input yang digunakan untuk mengembangkan
pengukuran tersebut.
b. untuk pengukuran nilai wajar yang berulang yang menggunakan
input yang tidak dapat diobservasi yang signifikan (Level 3),
dampak dari pengukuran terhadap laba rugi atau penghasilan
komprehensif lain untuk periode tersebut.
Pengungkapan
42
43. Untuk memenuhi tujuan pengungkapan, entitas empertimbangkan
seluruh hal sebagai berikut:
a.level detil yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan
pengungkapan;
b.berapa banyak penekanan yang ditetapkan pada setiap
persyaratan;
c. berapa banyak penggabungan atau pemisahan yang perlu
dilaksanakan; dan
d.apakah pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi
tambahan untuk mengevaluasi informasi kuantitatif yang
diungkapkan.
Pengungkapan
43
44. Untuk memenuhi tujuan pengungkapan entitas mengungkapakan
informasi berikut:
a. Alasan pengkuruan nilai wajar berulang dan tidak berulang
b. Level hirarki nilai wajar
c. Jumlah perpindahan antar hirarki nilai wajar 1 dan 2, alasan dan
kebijakan akuntansinya.
d. Untuk level 2 dan 3, deskripsi teknik penilaian dan input dalam
pengukuran.
e. Level 3, rekonsiliasi saldo awal dan akhir, perubahan selama
periode, keuntungan kerugian yagn direalisasi dan belum direalisasi.
f. Jika penggunaan teringgi dan terbaik aset non keuangan berbeda
dari penggunaannya, fakta tersebut harus diungkapkan.
Pengungkapan
44
45. a. Pendekatan pengukuran nilai wajar
b. Premis penilaian untuk aset non keuangan
c. Nilai wajar pada saat pengakuan awal
d. Teknik penlaian
i. Pendekatan pasar
ii. Pendekatan biaya
iii. Pendekatan penghasilan
iv. Teknik nilai kini
Komponen penilaian nilai kini (prinsip umum, risiko dan ketidakpastian,
teknik penyesuaian tingkat diskonto, teknik nilai kini yang diharapkan)
e. Penerapan teknik nilai kini pada liabilitas dan instrument ekuitas milik entitas
sendiri yang tidak dimiliki oleh pihak lain sebagai aset
f. Pengukuran nlai wajar ketika volume atau tingkat aktivitas aset atau liabilitas
menurun secara signifikan
i. identifikasi transaksi tidak teratur
ii. penggunaan harga kuotasian yang disediakan pihak ketiga)
Pedoman Penerapan
45
46. a. Bagian ini hanya ada di PSAK 68 revisi 2013 namun
untuk PSAK penyesuan tahun 2015 sudah tidak ada,
karena sudah disesuaikan.
b. PSAK yang disesuaikan antara lain:
Amandemen terhadap PSAK
9. PSAK 19
10.PSAK 22
11.PSAK 24
12.PSAK 30
13.PSAK 48
14.PSAK 50
15.PSAK 53
16.PSAK 55
17.PSAK 56
18.PSAK 60
19.PSAK 53
20.ISAK 8
21.ISAK 10
22.ISAK 11
23.ISAK 28
24.PSAK 57
1. PSAK 1
2. PSAK 3
3. PSAK 8
4. PSAK 10
5. PSAK 13
6. PSAK 14
7. PSAK 15
8. PSAK 16
46
47. a. Penggunaan tertinggi dan terbaik dan premis penilaian (1. kelompok aset;
2.tanah; 3. Proyek penelitian dan pengembangan)
b. Penggunaan beberapa teknik penilaian (4. mesin yang dimiliki dan
digunakan; 5. perangkat lunak)
c. Pasar utama atau pasar yang paling menguntungkan (6. pasar utama level
1)
d. Harga transaksi dan nilai wajar pada saat pengakuan awal (7. swap suku
bunga pada saat pengakuan awal)
e. Aset yang dibatasi (8. pembatasn pada penjualan instrument ekuitas; 9.
pembatasan pada penggunaan aset)
f. Pengukuran liabilitas (10. structured notes; 11. liabilitas aktivitas purna
operasi; 12. kewajian utang: harga kuotasian; 13. kewajiban utang: teknik
nilai kini)
g. Pengukuran nilai wajar ketika volume atau tingkat aktivitas aset atau
liabilitas menurun secara signifikan (14. estimasti tingkat imbal hasil ketika
volume atau tingkat aktivitas aset menurun secara signifikan)
h. Pengungkapan (15. Aset yagn diukur pada nilai wajar; 16. Rekonsilisasi
pengukuran nilai wajar level 3; 17. Teknik penilaian dan input; 18. Proses
penilaian; 19. Informasi sensitivitas terhadap perubahan dalam input tidak
dapat diobservasi yang signifikan.
Contoh Ilustrasi
47
48. • Entitas mengakuisisi aset dan mengambil alih liabilitas dalam suatu
kombinasi bisnis:
a. Aset A,
b. Aset B dan
c. Aset C.
• Aset C : perangkat lunak penagihan (billing) yang takterpisahkan dari
bisnis yang dikembangkan oleh entitas yang diakuisisi untuk
penggunaannya sendiri, bersama dengan asetA dan B (yaitu aset yang
terkait).
Diketahui:
• Nilai wajar setiap dapat aset diukur secara terpisah
• setiap aset akan memberikan nilai maksimum kepada pelaku pasar
utamanya melalui penggunaannya dalam kombinasi dengan aset lain atau
dengan aset dan liabilitas lain
• Tidak terdapat bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan saat ini aset
tersebut bukanlah penggunaan tertinggi dan terbaiknya.
Pengukuran Aset Non Keuangan
48
49. Kelompok Aset Pembeli Finansial
• Entitas menentukan bahwa pembeli finansial tidak memiliki aset yang
terkait atau aset pengganti yang akan meningkatkan nilai kelompok
dimana aset tersebut akan digunakan.
• Karena pembeli finansial tidak memiliki aset pengganti, maka Aset C (yaitu
perangkat lunak penagihan) akan digunakan selama umur ekonomiknya
• Nilai wajar Aset:
a. Aset A: Rp 300
b. Aset B: Rp 200
c. Aset C: Rp 100
Pengukuran Aset Non Keuangan
49
50. Kelompok Aset Pembeli Strategis
• Entitas menentukan bahwa pembeli strategis memiliki aset terkait yang akan
meningkatkan nilai kelompok dimana aset tersebut akan digunakan (yaitu sinergi
pelaku pasar).
• Aset tersebut mencakup aset pengganti untuk Aset C (perangkat lunak penagihan),
yang hanya akan digunakan untuk periode transaksi terbatas dan tidak dapat dijual
secara tersendiri pada akhir periode tersebut.
• Karena pembeli strategik memiliki aset pengganti, maka Aset C tidak akan
digunakan selama umur ekonomiknya.
• Nilai wajar Aset:
a. Aset A: Rp 360
b. Aset B: Rp 260
c. Aset C: Rp 30
• Nilai wajar indikasian aset sebagai suatu kelompok dalam kelompok aset pembeli
strategis adalah Rp650.
Pengukuran Aset Non Keuangan
50
51. • Nilai wajar Aset A, B dan C akan ditentukan berdasarkan
penggunaan aset tersebut sebagai suatu kelompok dalam
kelompok pembeli strategis (Rp360 Rp260 dan Rp30)
• Walaupun penggunaan aset dalam kelompok pembeli
strategis tidak memaksimalkan nilai wajar dari setiap aset
secara tersendiri, penggunaan aset tersebut akan
memaksimalkan nilai wajar aset sebagai suatu kelompok
(Rp650).
Pengukuran Aset Non Keuangan
51
52. 52
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/