SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 9
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Triyani ( C 301 13 039 )| @TR_YN
Pendapatan Nasional
A. Sebagai Acuan Beberapa Hal Penting dalam Perekonomian.
Besarnya output nasional dapat menunjukkan beberapa hal penting dalam
sebuah perekonomian.
Yang pertama, besarnya output nasional merupakan gambaran awal
tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian (tenaga
kerja, barang modal, uang dan kemampuan kewirausahaan) digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa. Secara umum, makin besar pendapatan nasional
suatu negara, semakin baik efisiensi alokasi sumber daya ekonominya.
Yang kedua, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang
produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu negara. Alat ukur yang disepakati
tentang tingkat kemakmuran adalah output nasional per kapita. Nilai output per
kapita diperoleh dengan cara membagi besarnya output nasional dengan jumlah
penduduk pada tahun yang bersangkutan. Jika angka output per kapita makin
besar, tingkat kemakmuran dianggap makin tinggi. Sementara itu, alat ukur
tentang produktivitas rata-rata adalah output per tenaga kerja. Makin besar
angkanya, makin tinggi produktivitas tenaga kerja.
Yang ketiga, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang
masalah-masalah struktural (mendasar) yang dihadapi suatu perekonomian. Jika
sebagian besar output nasional dinikmati oleh sebagian kecil penduduk, maka
perekonomian tersebut mempunyai masalah dengan distribusi pendapatannya.
Jika sebagian besar output nasional berasal dari sektor pertanian (ekstraktif),
maka perekonomian tersebut berhadapan dengan masalah ketimpangan struktur
produksi. Dalam arti, perekonomian harus segera memodernisasikan diri, dengan
memperkuat industrinya, agar ada keseimbangan kontribusi antara sektor
pertanian yang dianggap sebagai sektor ekonomi tradisional dengan sektor
industri yang dianggap sebagai sektor ekonomi modern.
Istilah yang paling sering dipakai untuk pendapatan nasional adalah
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP). Istilah
tersebut merujuk pada pengertian :
“Nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yang diproduksi
oleh sebuah perekonomian dalam satu periode (kurun waktu) dengan
Triyani ( C 301 13 039 )| @TR_YN
menggunakan faktor-faktor produksi yang berada (berlokasi) dalam
perekonomian tersebut.”
“The total market value of all final goods and services produced within a
given period, by factors of production located within a country.“ (Case & Fair,
1996).
Produk domestik bruto (PDB) atau gross domestict product (GDP) dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu:
 PDB/GDP Nominal, yakni GDP yang dihitung dengan rumus Q (jumlah
produk) x P (harga tiap produk), di mana P adalah harga yang berlaku pada
saat itu. Sehingga P di sini dapat berubah-ubah nilainya.
 PDB/GDP Riil, yakni GDP yang dihitung dengan rumus Q (jumlah produk) x
P (harga tiap produk), di mana P adalah harga acuan yang konstan
(tetap/tidak berubah-ubah setiap tahun) dan Q adalah semua output yang
dihasilkan (riil).
Hubungan PDB Riil dan PDB Nominal
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa GDP/PDB
nominal mengukur nilai uang yang berlaku dari output perekonomian.
Sementara GDP/PDB riil mengukur output yang dinilai pada harga konstan.
PDB Riil : PDB Nominal
Deflator
Deflator adalah selisih kenaikan harga dari tahun ke tahun.
Dalam hal perhitungan pendapatan nasional, umumnya dapat dilakukan
dengan 3 macam pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan
pendapatan, dan pendekatan pengeluaran.
Ditinjau dari segi pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional adalah
jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh sektor di dalam suatu negara.
Sektor-sektor perekonomian yang dimaksud adalah sektor rumah tangga, sektor
badan usaha, sektor pemerintah, dan sektor perdagangan dengan luar negeri.
Pengeluaran sektor rumah tangga dicerminkan oleh konsumsi masyarakat (C),
pengeluaran sektor badan usaha dicerminkan oleh investasi yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan (I), pengeluaran sektor pemerintah dicerminkan oleh
pengeluaran pemerintah (G), sedangkan pengeluaran perdagangan dengan luar
Triyani ( C 301 13 039 )| @TR_YN
negeri tercermin dari selisih antara ekspor dan impor negara yang bersangkutan
(X - M).
Perlu diketahui bahwa pengeluaran domestik atas seluruh barang dan jasa
adalah jumlah pengeluaran domestik untuk barang dan jasa domestik serta
barang dan jasa mancanegara. Sehingga :
C = Cd + Cf
I = Id + If
G = Gd + Gf
Y = (C - Cf ) + (I - If ) + (G - Gf ) + X
Y = C + I + G + X – (Cf + If + Gf )
Y = C + I + G + ( X – M )
Dengan demikian, persamaan pendapatan nasional menurut pendekatan
pengeluaran dapat ditulis menjadi :
𝑌 = 𝐶 + 𝐼 + 𝐺 + 𝑋 − 𝑀
B. Konsumsi, Tabungan, dan/atau Investasi
Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya kita mengetahui apa yang
dimaksud dengan konsumsi, tabungan, dan/atau investasi terlebih dahulu.
Dalam ekonomi makro, pendapatan masyarakat suatu negara secara
keseluruhan (pendapatan nasional) dialokasikan ke dua kategori penggunaan,
yakni dikonsumsi dan ditabung. Jika pendapatan dilambangkan dengan Y,
sedangkan konsumsi dan tabungan dilambangkan dengan C dan S, maka kita
dapat merumuskan kesamaan :
𝑌 = 𝐶 + 𝑆
Baik konsumsi nasional maupun tabungan nasional, keduanya berbanding
lurus dengan pendapatan nasional. Hal ini berarti semakin besar pendapatan
semakin besar pula konsumsi dan tabungannya. Dan sebaliknya, apabila
pendapatan berkurang, konsumsi dan tabungan pun akan berkurang pula.
Hubungan antara konsumsi dan pendapatan nasional secara umum dapat
dirumuskan ke dalam persamaan :
𝐶 = 𝑓 𝑌
𝐶 = 𝑎 + 𝑏𝑌
Triyani ( C 301 13 039 )| @TR_YN
Yang mana a merupakan pengeluaran otonom, yakni pengeluaran yang
tidak boleh diganggu gugat. Ada pendapatan ataupun tidak, tetap melakukan
pengeluaran ini. Sementara b merupakan MPC (Marginal Propensity to
Consume), yakni bagian dari pendapatan yang dikonsumsi.
Dalam hal hubungan tabungan dan pendapatan nasional secara umum
dapat dirumuskan ke dalam persamaan :
Yang mana 1 – b merupakan MPS (Marginal Propensity to Save), yakni
bagian dari pendapatan yang dapat ditabung. Dari kedua persamaan di atas
dapat ditarik kesimpulan, bahwa :
“Semakin besar MPC, semakin besar pendapatan yang dikonsumsi.
Semakin besar pendapatan yang dikonsumsi, semakin sedikit yang dapat
ditabung/diinvestasikan. Semakin sedikit yang ditabung/diinvestasikan, semakin
rendah tingkat kesejahteraannya. Sehingga, semakin besar MPC, semakin
rendah tingkat kesejahteraannya.”
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang
berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan
akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan
di masa depan.
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari
modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan
datang. Misalnya membeli tanah.
Permintaan akan investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Jika
investasi dilambangkan dengan huruf I dan tingkat bunga (interest rate)
dilambangkan dengan huruf r, maka secara umum fungsi (permintaan akan)
investasi dapat dituliskan ke dalam persamaan :
S = f(Y)
S = Y – C
S = Y – (a + bY)
S = Y – a – bY
S = – a + (1 – b)Y
Triyani ( C 301 13 039 )| @TR_YN
Yang mana I0 adalah investasi otonom, r adalah tingkat bunga, dan p
adalah proporsi I terhadap r. Berdasarkan fungsi di atas, dapat kita ketahui
bahwa permintaan akan investasi berbanding terbalik dengan tingkat bunga.
Logikanya, apabila tingkat bunga tinggi, orang akan lebih senang menyimpan
uangnya di bank daripada menginvestasikannya, sebab hasil harapan (expected
return) yang diperoleh dari bunga bank lebih besar daripada hasil harapan
diterima dari penanaman modal. Akibatnya, permintaan akan investasi
berkurang. Tingginya bunga mencerminkan pula mahalnya kredit, sehingga
mengurangi dorongan berinvestasi di kalangan (calon) pengusaha. Hal
sebaliknya terjadi jika tingkat bunga rendah.
Sebagai contoh, jika permintaan akan investasi ditunjukkan oleh I = 250 –
500r, berapa besarnya investasi pada saat tingkat bunga bank yang berlaku
setinggi 12%? Berapa pula besarnya investasi bila tingkat bunga tersebut 30%?
Dari contoh di atas, kita dapat mengetahui bahwa tingkat investasi saat
suku bunga bank 12% lebih besar daripada saat suku bunga bank mencapai
30%.
C. Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow)
Siklus aliran pendapatan adalah sebuah model yang menggambarkan
bagaimana interaksi antarpara pelaku ekonomi menghasilkan pendapatan yang
digunakan sebagai pengeluaran dalam upaya memaksimalkan nilai kegunaan
masing-masing pelaku ekonomi. Berikut diagramnya :
Jawab :
I = 250 – 500r
Jika r = 12% = 0,12, maka Jika r = 30% = 0,30, maka
I = 250 – 500 (0,12) I = 250 – 500 (0,30)
I = 250 – 60 = 190 I = 250 – 150 = 100
I = f(r)
I = I0 – pr
Triyani ( C 301 13 039 )| @TR_YN
Model Circular Flow membagi perekonomian menjadi empat sektor:
1) Sektor Rumah Tangga (Households Sector), yang terdiri atas
sekumpulan individu yang dianggap homogeny dan identik.
2) Sektor Perusahaan (Firms Sector), yang terdiri atas sekumpulan
perusahaan yang memproduksi barang dan jasa.
3) Sektor Pemerintah (Government Sector), yang memiliki kewenangan
politik untuk mengatur kegiatan masyarakat dan perusahaan.
4) Sektor Luar Negeri (Foreign Sector), yaitu sektor perekonomian dunia,
dimana perekonomian melakukan transaksi ekspor-impor.
D. Tiga Pasar Utama (Three Basic Markets)
1. Pasar Barang dan Jasa
Pasar barang dan jasa adalah pertemuan antara permintaan dan
penawaran akan barang dan jasa. Dalam perekonomian tertutup, permintaan
utamanya berasal dari sektor rumah tangga dan pemerintah. Permintaan
tersebut umumnya merupakan permintaan akan barang dan jasa akhir.
Penawaran barang dan jasa berasal dari sektor perusahaan. Namun dalam
perekonomian modern, terutama dengan makin tingginya tingkat spesialisasi,
Triyani ( C 301 13 039 )| @TR_YN
tidak semua perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang dipakai untuk
memproduksi barang dan jasa.
2. Pasar Tenaga Kerja
Pasar tenaga kerja adalah interaksi antara permintaan dan penawaran
tenaga kerja. Dalam perekonomian tertutup, penawaran tenaga kerja berasal
dari sektor rumah tangga. Sedangkan permintaannya berasal dari sektor
perusahaan dan sektor pemerintah. Dalam perekonomian terbuka,
penawaran dan permintaan tenaga kerja juga dapat berasal dari luar negeri.
3. Pasar Uang dan Modal
Pasar uang adalah interaksi antara permintaan uang dengan
penawaran uang. Yang diperjualbelikan dalam pasar uang bukanlah fisik
uang, melainkan hak penggunaan uang. Penawaran uang berasal dari pihak-
pihak yang bersedia menunda hak penggunaan uangnya, entah dalam jangka
pendek atau jangka panjang. Permintaan uang berasal dari pihak-pihak yang
membutuhkan uang dengan berbagai alasan. Jika hak penggunaan uang
yang diperjualbelikan adalah setahun atau kurang, maka pasar tersebut
masuk kategori pasar uang (money market). Jika hak penggunaan uang yang
diperjualbelikan lebih dari satu tahun, pasar tersebut adalah pasar modal
(capital market).
Agar alokasi sumber daya keuangan makin efisien, dibutuhkan
lembaga-lembaga perantara keuangan (financial intermediatory) yang
berfungsi mempertemukan permintaan dan penawaran uang. Lembaga-
lembaga perantara tersebut dapat berupa bank maupun lembaga-lembaga
keuangan bukan perbankan.
E. Analisis IS-LM
Telah disebutkan di atas bahwa pasar dibeda-bedakan menjadi pasar
barang (termasuk jasa), pasar tenaga kerja, dan pasar uang (termasuk modal).
Analisis yang membahas keseimbangan serempak di pasar barang dan pasar
uang dikenal dengan dengan sebutan analisis IS-LM. Analisis yang digunakan
adalah kurva IS dan kurva LM.
Triyani ( C 301 13 039 )| @TR_YN
Kurva IS adalah kurva yang menunjukkan keseimbangan antara
pendapatan nasional dan tingkat bunga di pasar barang. Untuk model
perekonomian sederhana (dua sektor), persamaan kurva IS dapat dibentuk
dengan menyamakan persamaan investasi (investment) terhadap persamaan
tabungan (saving).
Sebagai contoh, bentuklah persamaan dan gambarkan kurva IS untuk C =
500 + 0,80Y dan I = 2000 – 5000i.
Jawab :
I = 2000 – 5000i
C = 500 + 0,80Y, maka S = -500 + 0,20Y
I = S
2000 – 5000i = -500 + 0,20Y
2500 – 5000i = 0,20Y
Y = 12500 – 25000i
0,50
0 12500 Y
Kurva LM adalah kurva yang menunjukkan keseimbangan antara
pendapatan nasional dan tingkat bunga di pasar uang. Persamaan kurva LM
dapat dibentuk dengan menyamakan persamaan permintaan akan uang
(Liquidity preference) terhadap persamaan penawaran uang (Money supply).
Sebagai contoh, bentuklah persamaan dan gambarkan kurva LM jika
permintaan akan uang ditunjukkan oleh L = 10000 + 0,4Y – 20000i dan jumlah
uang yang ditawarkan (beredar) sebanyak 9000.
L = M
10000 + 0,4Y – 20000i = 9000
0,4Y = - 1000 + 20000i
Y = - 2500 + 50000i
Triyani ( C 301 13 039 )| @TR_YN
0,05
Persamaan IS-LM pada hakekatnya adalah dua buah persamaan yang
masing-masing mewakili keseimbangan di pasar barang dan pasar uang. Jika
kedua persamaan itu digabungkan maka akan ditemukan keseimbangan, baik di
pasar barang maupun di pasar uang.
Secara grafis, keseimbangan di kedua pasar tersebut dapat terlihat seperti
gambar di bawah ini.
Berdasarkan kedua contoh di atas, keseimbangan serempak tercipta pada
tingkat bunga 20% dan pendapatan nasional sebesar 7.500. Hal ini diperoleh
dengan cara :
IS = LM
12500 – 25000i = - 2500 + 50000i
15000 = 75000i
i = 0,20
Dengan memasukkan i = 0,20 ke dalam persamaan IS atau LM, akan
diperoleh Y = 7.500.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013Sudanis Hariyanto
 
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnisAplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnisWahono Diphayana
 
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku OligopolistikTeori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku OligopolistikMajid Abdullah
 
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu EkonomiBab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu EkonomiJajang Sulaeman
 
Mikro dan-makro
Mikro dan-makroMikro dan-makro
Mikro dan-makroArul Jhaya
 
Soal kebijakan moneter dan fiskal lampiran soal tes pengetahuan
Soal kebijakan moneter dan fiskal lampiran soal tes pengetahuanSoal kebijakan moneter dan fiskal lampiran soal tes pengetahuan
Soal kebijakan moneter dan fiskal lampiran soal tes pengetahuanT'Janross Ingiend
 
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalKeseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalYesica Adicondro
 
Makalah memaksimumkan laba
Makalah memaksimumkan labaMakalah memaksimumkan laba
Makalah memaksimumkan labaBudi Prasetyo
 
Masalah-masalah ekonomi internasional
Masalah-masalah ekonomi internasional Masalah-masalah ekonomi internasional
Masalah-masalah ekonomi internasional Ahwal Dejiro
 
MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHAR
MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHARMAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHAR
MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHARBiyah Djauhar
 
Ekonometrika Variabel Dummy
Ekonometrika Variabel DummyEkonometrika Variabel Dummy
Ekonometrika Variabel DummyAyuk Wulandari
 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)M Abdul Aziz
 
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenHarya Wirawan
 
perekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektorperekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektorSucifitria
 
Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoliSari Riani
 

Was ist angesagt? (20)

Konsumsi dan Tabungan
Konsumsi dan TabunganKonsumsi dan Tabungan
Konsumsi dan Tabungan
 
Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013Buku Siswa  prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
Buku Siswa prakarya dan Kewirausahaan kelas XI semester 1 kurikulum 2013
 
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnisAplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
 
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku OligopolistikTeori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
 
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu EkonomiBab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
Bab 1 Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
 
Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)
 
Mikro dan-makro
Mikro dan-makroMikro dan-makro
Mikro dan-makro
 
Model mundell flemming dan Rezim Kurs
Model mundell flemming dan Rezim KursModel mundell flemming dan Rezim Kurs
Model mundell flemming dan Rezim Kurs
 
Soal kebijakan moneter dan fiskal lampiran soal tes pengetahuan
Soal kebijakan moneter dan fiskal lampiran soal tes pengetahuanSoal kebijakan moneter dan fiskal lampiran soal tes pengetahuan
Soal kebijakan moneter dan fiskal lampiran soal tes pengetahuan
 
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalKeseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan Nasional
 
Pertemuan ke vii teori produksi new
Pertemuan ke  vii teori produksi newPertemuan ke  vii teori produksi new
Pertemuan ke vii teori produksi new
 
Makalah memaksimumkan laba
Makalah memaksimumkan labaMakalah memaksimumkan laba
Makalah memaksimumkan laba
 
Teori ekonomi mikro
Teori ekonomi mikroTeori ekonomi mikro
Teori ekonomi mikro
 
Masalah-masalah ekonomi internasional
Masalah-masalah ekonomi internasional Masalah-masalah ekonomi internasional
Masalah-masalah ekonomi internasional
 
MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHAR
MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHARMAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHAR
MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHAR
 
Ekonometrika Variabel Dummy
Ekonometrika Variabel DummyEkonometrika Variabel Dummy
Ekonometrika Variabel Dummy
 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
 
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
 
perekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektorperekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektor
 
Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoli
 

Ähnlich wie Pendapatan Nasional (mine)

Bab 3 pertumbuhan ekonomi
Bab 3 pertumbuhan ekonomiBab 3 pertumbuhan ekonomi
Bab 3 pertumbuhan ekonomixNet8
 
pengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan incomepengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan incomediani lupitasari
 
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...zuhrofial imaniah
 
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat SektorMakalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat SektorDwi Andriyanto
 
Tugas Eko12, Bagas Dias W, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan nas...
Tugas Eko12, Bagas Dias W, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan nas...Tugas Eko12, Bagas Dias W, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan nas...
Tugas Eko12, Bagas Dias W, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan nas...MuhammadDias2
 
Tugas Eko12, Azrial Akbar, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan nas...
Tugas Eko12, Azrial Akbar, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan nas...Tugas Eko12, Azrial Akbar, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan nas...
Tugas Eko12, Azrial Akbar, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan nas...Azrial Akbar
 
Tugas Eko12, Gari Anantya N, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan n...
Tugas Eko12, Gari Anantya N, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan n...Tugas Eko12, Gari Anantya N, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan n...
Tugas Eko12, Gari Anantya N, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan n...Gari Anantya
 
Tugas Ekonomi 12, Shella Wahyu Shilvie, Ranti Pusriana, Metode Perhitungan Pe...
Tugas Ekonomi 12, Shella Wahyu Shilvie, Ranti Pusriana, Metode Perhitungan Pe...Tugas Ekonomi 12, Shella Wahyu Shilvie, Ranti Pusriana, Metode Perhitungan Pe...
Tugas Ekonomi 12, Shella Wahyu Shilvie, Ranti Pusriana, Metode Perhitungan Pe...Sshlvi
 
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesia
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesiaIndikator-indikator makro ekonomi di indonesia
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesiafebi pristan
 
SIKLUS PENDAPATAN NASIONAL
SIKLUS PENDAPATAN NASIONALSIKLUS PENDAPATAN NASIONAL
SIKLUS PENDAPATAN NASIONALilhampradita
 
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-19. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1AGUS SETIYONO
 
Pengukuran output dan pendapatan nasional
Pengukuran output dan pendapatan nasionalPengukuran output dan pendapatan nasional
Pengukuran output dan pendapatan nasionalSaputra Ayudi
 
perhitungan-pendapatan-nasional.ppt
perhitungan-pendapatan-nasional.pptperhitungan-pendapatan-nasional.ppt
perhitungan-pendapatan-nasional.pptRahmat751392
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copyPaarief Udin
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copyPaarief Udin
 

Ähnlich wie Pendapatan Nasional (mine) (20)

Bab 3 pertumbuhan ekonomi
Bab 3 pertumbuhan ekonomiBab 3 pertumbuhan ekonomi
Bab 3 pertumbuhan ekonomi
 
pengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan incomepengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan income
 
Pertemuan 6.pptx
Pertemuan 6.pptxPertemuan 6.pptx
Pertemuan 6.pptx
 
Homework
HomeworkHomework
Homework
 
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
 
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat SektorMakalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
 
Tugas Eko12, Bagas Dias W, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan nas...
Tugas Eko12, Bagas Dias W, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan nas...Tugas Eko12, Bagas Dias W, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan nas...
Tugas Eko12, Bagas Dias W, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan nas...
 
Tugas Eko12, Azrial Akbar, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan nas...
Tugas Eko12, Azrial Akbar, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan nas...Tugas Eko12, Azrial Akbar, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan nas...
Tugas Eko12, Azrial Akbar, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan nas...
 
Tugas Eko12, Gari Anantya N, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan n...
Tugas Eko12, Gari Anantya N, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan n...Tugas Eko12, Gari Anantya N, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan n...
Tugas Eko12, Gari Anantya N, Ranti Pusriana, Metode penghitungan pendapatan n...
 
Tugas Ekonomi 12, Shella Wahyu Shilvie, Ranti Pusriana, Metode Perhitungan Pe...
Tugas Ekonomi 12, Shella Wahyu Shilvie, Ranti Pusriana, Metode Perhitungan Pe...Tugas Ekonomi 12, Shella Wahyu Shilvie, Ranti Pusriana, Metode Perhitungan Pe...
Tugas Ekonomi 12, Shella Wahyu Shilvie, Ranti Pusriana, Metode Perhitungan Pe...
 
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesia
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesiaIndikator-indikator makro ekonomi di indonesia
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesia
 
SIKLUS PENDAPATAN NASIONAL
SIKLUS PENDAPATAN NASIONALSIKLUS PENDAPATAN NASIONAL
SIKLUS PENDAPATAN NASIONAL
 
Bab 1.pptx
Bab 1.pptxBab 1.pptx
Bab 1.pptx
 
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-19. penghitungan-pendapatan-nasional-1
9. penghitungan-pendapatan-nasional-1
 
Data Makro Ekonomi.pptx
Data Makro Ekonomi.pptxData Makro Ekonomi.pptx
Data Makro Ekonomi.pptx
 
Pengukuran output dan pendapatan nasional
Pengukuran output dan pendapatan nasionalPengukuran output dan pendapatan nasional
Pengukuran output dan pendapatan nasional
 
perhitungan-pendapatan-nasional.ppt
perhitungan-pendapatan-nasional.pptperhitungan-pendapatan-nasional.ppt
perhitungan-pendapatan-nasional.ppt
 
Pertemuan 10 baru
Pertemuan 10 baruPertemuan 10 baru
Pertemuan 10 baru
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
 
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
Rima nove yanti   xii ips-3 - copyRima nove yanti   xii ips-3 - copy
Rima nove yanti xii ips-3 - copy
 

Pendapatan Nasional (mine)

  • 1. Triyani ( C 301 13 039 )| @TR_YN Pendapatan Nasional A. Sebagai Acuan Beberapa Hal Penting dalam Perekonomian. Besarnya output nasional dapat menunjukkan beberapa hal penting dalam sebuah perekonomian. Yang pertama, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian (tenaga kerja, barang modal, uang dan kemampuan kewirausahaan) digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Secara umum, makin besar pendapatan nasional suatu negara, semakin baik efisiensi alokasi sumber daya ekonominya. Yang kedua, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu negara. Alat ukur yang disepakati tentang tingkat kemakmuran adalah output nasional per kapita. Nilai output per kapita diperoleh dengan cara membagi besarnya output nasional dengan jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan. Jika angka output per kapita makin besar, tingkat kemakmuran dianggap makin tinggi. Sementara itu, alat ukur tentang produktivitas rata-rata adalah output per tenaga kerja. Makin besar angkanya, makin tinggi produktivitas tenaga kerja. Yang ketiga, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang masalah-masalah struktural (mendasar) yang dihadapi suatu perekonomian. Jika sebagian besar output nasional dinikmati oleh sebagian kecil penduduk, maka perekonomian tersebut mempunyai masalah dengan distribusi pendapatannya. Jika sebagian besar output nasional berasal dari sektor pertanian (ekstraktif), maka perekonomian tersebut berhadapan dengan masalah ketimpangan struktur produksi. Dalam arti, perekonomian harus segera memodernisasikan diri, dengan memperkuat industrinya, agar ada keseimbangan kontribusi antara sektor pertanian yang dianggap sebagai sektor ekonomi tradisional dengan sektor industri yang dianggap sebagai sektor ekonomi modern. Istilah yang paling sering dipakai untuk pendapatan nasional adalah Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP). Istilah tersebut merujuk pada pengertian : “Nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh sebuah perekonomian dalam satu periode (kurun waktu) dengan
  • 2. Triyani ( C 301 13 039 )| @TR_YN menggunakan faktor-faktor produksi yang berada (berlokasi) dalam perekonomian tersebut.” “The total market value of all final goods and services produced within a given period, by factors of production located within a country.“ (Case & Fair, 1996). Produk domestik bruto (PDB) atau gross domestict product (GDP) dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:  PDB/GDP Nominal, yakni GDP yang dihitung dengan rumus Q (jumlah produk) x P (harga tiap produk), di mana P adalah harga yang berlaku pada saat itu. Sehingga P di sini dapat berubah-ubah nilainya.  PDB/GDP Riil, yakni GDP yang dihitung dengan rumus Q (jumlah produk) x P (harga tiap produk), di mana P adalah harga acuan yang konstan (tetap/tidak berubah-ubah setiap tahun) dan Q adalah semua output yang dihasilkan (riil). Hubungan PDB Riil dan PDB Nominal Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa GDP/PDB nominal mengukur nilai uang yang berlaku dari output perekonomian. Sementara GDP/PDB riil mengukur output yang dinilai pada harga konstan. PDB Riil : PDB Nominal Deflator Deflator adalah selisih kenaikan harga dari tahun ke tahun. Dalam hal perhitungan pendapatan nasional, umumnya dapat dilakukan dengan 3 macam pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Ditinjau dari segi pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh sektor di dalam suatu negara. Sektor-sektor perekonomian yang dimaksud adalah sektor rumah tangga, sektor badan usaha, sektor pemerintah, dan sektor perdagangan dengan luar negeri. Pengeluaran sektor rumah tangga dicerminkan oleh konsumsi masyarakat (C), pengeluaran sektor badan usaha dicerminkan oleh investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan (I), pengeluaran sektor pemerintah dicerminkan oleh pengeluaran pemerintah (G), sedangkan pengeluaran perdagangan dengan luar
  • 3. Triyani ( C 301 13 039 )| @TR_YN negeri tercermin dari selisih antara ekspor dan impor negara yang bersangkutan (X - M). Perlu diketahui bahwa pengeluaran domestik atas seluruh barang dan jasa adalah jumlah pengeluaran domestik untuk barang dan jasa domestik serta barang dan jasa mancanegara. Sehingga : C = Cd + Cf I = Id + If G = Gd + Gf Y = (C - Cf ) + (I - If ) + (G - Gf ) + X Y = C + I + G + X – (Cf + If + Gf ) Y = C + I + G + ( X – M ) Dengan demikian, persamaan pendapatan nasional menurut pendekatan pengeluaran dapat ditulis menjadi : 𝑌 = 𝐶 + 𝐼 + 𝐺 + 𝑋 − 𝑀 B. Konsumsi, Tabungan, dan/atau Investasi Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan konsumsi, tabungan, dan/atau investasi terlebih dahulu. Dalam ekonomi makro, pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan (pendapatan nasional) dialokasikan ke dua kategori penggunaan, yakni dikonsumsi dan ditabung. Jika pendapatan dilambangkan dengan Y, sedangkan konsumsi dan tabungan dilambangkan dengan C dan S, maka kita dapat merumuskan kesamaan : 𝑌 = 𝐶 + 𝑆 Baik konsumsi nasional maupun tabungan nasional, keduanya berbanding lurus dengan pendapatan nasional. Hal ini berarti semakin besar pendapatan semakin besar pula konsumsi dan tabungannya. Dan sebaliknya, apabila pendapatan berkurang, konsumsi dan tabungan pun akan berkurang pula. Hubungan antara konsumsi dan pendapatan nasional secara umum dapat dirumuskan ke dalam persamaan : 𝐶 = 𝑓 𝑌 𝐶 = 𝑎 + 𝑏𝑌
  • 4. Triyani ( C 301 13 039 )| @TR_YN Yang mana a merupakan pengeluaran otonom, yakni pengeluaran yang tidak boleh diganggu gugat. Ada pendapatan ataupun tidak, tetap melakukan pengeluaran ini. Sementara b merupakan MPC (Marginal Propensity to Consume), yakni bagian dari pendapatan yang dikonsumsi. Dalam hal hubungan tabungan dan pendapatan nasional secara umum dapat dirumuskan ke dalam persamaan : Yang mana 1 – b merupakan MPS (Marginal Propensity to Save), yakni bagian dari pendapatan yang dapat ditabung. Dari kedua persamaan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa : “Semakin besar MPC, semakin besar pendapatan yang dikonsumsi. Semakin besar pendapatan yang dikonsumsi, semakin sedikit yang dapat ditabung/diinvestasikan. Semakin sedikit yang ditabung/diinvestasikan, semakin rendah tingkat kesejahteraannya. Sehingga, semakin besar MPC, semakin rendah tingkat kesejahteraannya.” Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang. Misalnya membeli tanah. Permintaan akan investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Jika investasi dilambangkan dengan huruf I dan tingkat bunga (interest rate) dilambangkan dengan huruf r, maka secara umum fungsi (permintaan akan) investasi dapat dituliskan ke dalam persamaan : S = f(Y) S = Y – C S = Y – (a + bY) S = Y – a – bY S = – a + (1 – b)Y
  • 5. Triyani ( C 301 13 039 )| @TR_YN Yang mana I0 adalah investasi otonom, r adalah tingkat bunga, dan p adalah proporsi I terhadap r. Berdasarkan fungsi di atas, dapat kita ketahui bahwa permintaan akan investasi berbanding terbalik dengan tingkat bunga. Logikanya, apabila tingkat bunga tinggi, orang akan lebih senang menyimpan uangnya di bank daripada menginvestasikannya, sebab hasil harapan (expected return) yang diperoleh dari bunga bank lebih besar daripada hasil harapan diterima dari penanaman modal. Akibatnya, permintaan akan investasi berkurang. Tingginya bunga mencerminkan pula mahalnya kredit, sehingga mengurangi dorongan berinvestasi di kalangan (calon) pengusaha. Hal sebaliknya terjadi jika tingkat bunga rendah. Sebagai contoh, jika permintaan akan investasi ditunjukkan oleh I = 250 – 500r, berapa besarnya investasi pada saat tingkat bunga bank yang berlaku setinggi 12%? Berapa pula besarnya investasi bila tingkat bunga tersebut 30%? Dari contoh di atas, kita dapat mengetahui bahwa tingkat investasi saat suku bunga bank 12% lebih besar daripada saat suku bunga bank mencapai 30%. C. Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow) Siklus aliran pendapatan adalah sebuah model yang menggambarkan bagaimana interaksi antarpara pelaku ekonomi menghasilkan pendapatan yang digunakan sebagai pengeluaran dalam upaya memaksimalkan nilai kegunaan masing-masing pelaku ekonomi. Berikut diagramnya : Jawab : I = 250 – 500r Jika r = 12% = 0,12, maka Jika r = 30% = 0,30, maka I = 250 – 500 (0,12) I = 250 – 500 (0,30) I = 250 – 60 = 190 I = 250 – 150 = 100 I = f(r) I = I0 – pr
  • 6. Triyani ( C 301 13 039 )| @TR_YN Model Circular Flow membagi perekonomian menjadi empat sektor: 1) Sektor Rumah Tangga (Households Sector), yang terdiri atas sekumpulan individu yang dianggap homogeny dan identik. 2) Sektor Perusahaan (Firms Sector), yang terdiri atas sekumpulan perusahaan yang memproduksi barang dan jasa. 3) Sektor Pemerintah (Government Sector), yang memiliki kewenangan politik untuk mengatur kegiatan masyarakat dan perusahaan. 4) Sektor Luar Negeri (Foreign Sector), yaitu sektor perekonomian dunia, dimana perekonomian melakukan transaksi ekspor-impor. D. Tiga Pasar Utama (Three Basic Markets) 1. Pasar Barang dan Jasa Pasar barang dan jasa adalah pertemuan antara permintaan dan penawaran akan barang dan jasa. Dalam perekonomian tertutup, permintaan utamanya berasal dari sektor rumah tangga dan pemerintah. Permintaan tersebut umumnya merupakan permintaan akan barang dan jasa akhir. Penawaran barang dan jasa berasal dari sektor perusahaan. Namun dalam perekonomian modern, terutama dengan makin tingginya tingkat spesialisasi,
  • 7. Triyani ( C 301 13 039 )| @TR_YN tidak semua perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang dipakai untuk memproduksi barang dan jasa. 2. Pasar Tenaga Kerja Pasar tenaga kerja adalah interaksi antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Dalam perekonomian tertutup, penawaran tenaga kerja berasal dari sektor rumah tangga. Sedangkan permintaannya berasal dari sektor perusahaan dan sektor pemerintah. Dalam perekonomian terbuka, penawaran dan permintaan tenaga kerja juga dapat berasal dari luar negeri. 3. Pasar Uang dan Modal Pasar uang adalah interaksi antara permintaan uang dengan penawaran uang. Yang diperjualbelikan dalam pasar uang bukanlah fisik uang, melainkan hak penggunaan uang. Penawaran uang berasal dari pihak- pihak yang bersedia menunda hak penggunaan uangnya, entah dalam jangka pendek atau jangka panjang. Permintaan uang berasal dari pihak-pihak yang membutuhkan uang dengan berbagai alasan. Jika hak penggunaan uang yang diperjualbelikan adalah setahun atau kurang, maka pasar tersebut masuk kategori pasar uang (money market). Jika hak penggunaan uang yang diperjualbelikan lebih dari satu tahun, pasar tersebut adalah pasar modal (capital market). Agar alokasi sumber daya keuangan makin efisien, dibutuhkan lembaga-lembaga perantara keuangan (financial intermediatory) yang berfungsi mempertemukan permintaan dan penawaran uang. Lembaga- lembaga perantara tersebut dapat berupa bank maupun lembaga-lembaga keuangan bukan perbankan. E. Analisis IS-LM Telah disebutkan di atas bahwa pasar dibeda-bedakan menjadi pasar barang (termasuk jasa), pasar tenaga kerja, dan pasar uang (termasuk modal). Analisis yang membahas keseimbangan serempak di pasar barang dan pasar uang dikenal dengan dengan sebutan analisis IS-LM. Analisis yang digunakan adalah kurva IS dan kurva LM.
  • 8. Triyani ( C 301 13 039 )| @TR_YN Kurva IS adalah kurva yang menunjukkan keseimbangan antara pendapatan nasional dan tingkat bunga di pasar barang. Untuk model perekonomian sederhana (dua sektor), persamaan kurva IS dapat dibentuk dengan menyamakan persamaan investasi (investment) terhadap persamaan tabungan (saving). Sebagai contoh, bentuklah persamaan dan gambarkan kurva IS untuk C = 500 + 0,80Y dan I = 2000 – 5000i. Jawab : I = 2000 – 5000i C = 500 + 0,80Y, maka S = -500 + 0,20Y I = S 2000 – 5000i = -500 + 0,20Y 2500 – 5000i = 0,20Y Y = 12500 – 25000i 0,50 0 12500 Y Kurva LM adalah kurva yang menunjukkan keseimbangan antara pendapatan nasional dan tingkat bunga di pasar uang. Persamaan kurva LM dapat dibentuk dengan menyamakan persamaan permintaan akan uang (Liquidity preference) terhadap persamaan penawaran uang (Money supply). Sebagai contoh, bentuklah persamaan dan gambarkan kurva LM jika permintaan akan uang ditunjukkan oleh L = 10000 + 0,4Y – 20000i dan jumlah uang yang ditawarkan (beredar) sebanyak 9000. L = M 10000 + 0,4Y – 20000i = 9000 0,4Y = - 1000 + 20000i Y = - 2500 + 50000i
  • 9. Triyani ( C 301 13 039 )| @TR_YN 0,05 Persamaan IS-LM pada hakekatnya adalah dua buah persamaan yang masing-masing mewakili keseimbangan di pasar barang dan pasar uang. Jika kedua persamaan itu digabungkan maka akan ditemukan keseimbangan, baik di pasar barang maupun di pasar uang. Secara grafis, keseimbangan di kedua pasar tersebut dapat terlihat seperti gambar di bawah ini. Berdasarkan kedua contoh di atas, keseimbangan serempak tercipta pada tingkat bunga 20% dan pendapatan nasional sebesar 7.500. Hal ini diperoleh dengan cara : IS = LM 12500 – 25000i = - 2500 + 50000i 15000 = 75000i i = 0,20 Dengan memasukkan i = 0,20 ke dalam persamaan IS atau LM, akan diperoleh Y = 7.500.