SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 47
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Tri Widodo W. Utomo

Disampaikan pada Diklat Tata Pemerintahan,
Pusdiklat Kementerian Sekretariat Negara
Jakarta, 21 Oktober 2013
Biodata Singkat
Nama
TTL
Nip
Jabatan

:
:
:
:

Gol/Pangkat :
Alamat Ktr :
Alamt Rmh :
Email / Blog :

Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Yogyakarta, 15-07-1968
19680715 199401 1 001
Kepala Pusat Kajian Hukum Adm. Negara/
Ahli Peneliti Utama Bidang Administrasi Publik
IV-d / Pembina Utama Madya
Jl. Veteran No. 10 Jakarta
Villa Melati Mas Blok M6/12A, Serpong
Tangerang Selatan, HP. 0813-1786-9936
triwidodowu@yahoo.com
www.slideshare.net/triwidodowutomo
Struktur Penyajian
Polemik Public Administration;
SANKRI;
Kelembagaan Negara;
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan
Negara;
Koordinasi (Hubungan Kerja).
Bagian 1
Polemik Public Administration
Ketiadaan Konsensus ttg Makna & Ruang
Lingkup AN
Ruang Lingkup Public Administration
Ruang Lingkup Public Administration
Ruang Lingkup Public Administration
Ruang Lingkup Public Administration
Ruang Lingkup Public Administration
Bagian 2

SANKRI
Pergeseran Fokus

Urgensi Kesatuan?

SANRI

SANKRI
Matra Kesatuan?
Unsur Sistem dlm SANKRI

Prof Mustopadidjaja AR; SE, MPIA, PhD.
Unsur AN dlm SANKRI

Prof Mustopadidjaja AR; SE, MPIA, PhD.
Unsur Kesatuan dlm SANKRI
4 Matra Kesatuan:
o
o
o
o

Kesatuan Kejiwaan (psikologis) yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928;
Kesatuan Kenegaraan (politis) yang diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta
pada 17 Agustus 1945;
Kesatuan Kewilayahan (yuridis teritorial) yang diumumkan oleh Perdana
Menteri Djuanda pada 13 Desember 1957 (Djalal, 2001).
Kesatuan Visi (secara nasional), kesatuan arah, kesatuan langkah!

Keragaman sejarah, budaya, afiliasi politik, dll BUKAN alasan
untuk mengembangkan visi yg bertentangan dengan visi nasional,
atau untuk meng-klaim kedaulatan teritorial, atau untuk memiliki
ideologi yg berbda, atau untuk membangun sistem yg berbeda.
Maka, “Kesatuan” adalah “harga mati”. Perbedaan diapresiasi sbg
faktor penguat “Kesatuan” tsb.
10 Dimensi SANKRI
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tata Nilai;
Organisasi Pemerintahan Negara;
Manajemen Pemerintahan Negara;
Sumber Daya Aparatur Negara;
Sistem dan Proses Kebijakan Negara;
Posisi, Kondisi dan Peran Masyarakat
Bangsa dalam Bernegara;
7. Hukum Administrasi Negara;
8. Organisasi dan Manajemen
Kesekretariatan;
9. e-Administration;
10. Sistem Kepemimpinan Nasional.
Bagian 3

Kelembagaan Negara
Model Organisasi Henry Mintzberg
Struktur Kelembagaan Negara/Pem.
UUD 1945

Presiden/
Wakil
Presiden

BPK
Bank
Sentral

KPU

DPR

Kementerian
Negara

MPR

DPD

MA

MK
KY

badan-badan lain
yang fungsinya
berkaitan dengan
kekuasaan
kehakiman

Dewan
Pertimbangan
TNI/POLRI

PUSAT

LPNK
LNS

PERWAKILAN
BPK
PROVINSI

PEMDA
PROVINSI
KPD

DPRD

PEMDA
KAB/KOTA
KPD
DPRD

Lingkungan
Peradilan

DAERAH

Umum
Agama
Militer
TUN
Kementerian Negara
1. Lembaga KEPRESIDENAN dibantu oleh WAKIL PRESIDEN
2. Unsur Pembantu Presiden: Menteri Negara.
3. KESEKRETARIATAN Lembaga Negara:
o
o
o
o

Sekretariat Jenderal MPR.
Sekretariat Jenderal DPR & DPD.
Sekretariat Jenderal BPK.
Sekretariat Jenderal MA.

4. Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK)
5. Organisasi EKSTRA STRUKTURAL yg dibentuk Pemerintah:
Dewan, Badan, Panitia, Komisi, Kelompok Kerja.
6. PERWAKILAN RI di Luar Negeri :
o Perwakilan Diplomatik.
o Perwakilan Konsuler.
Kementerian Negara
Penafsiran dari kadar Urgensi:
• Pola 1: Urusan yg nomenklaturnya disebutkan dalam UUD 1945
Wajib (obligatory).
• Pola 2: Urusan yg ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD 1945
Perlu (optional).
• Pola 3: Urusan dalam rangka penajaman koordinasi program
Dapat dibentuk (optional).
• Pola 4: tidak jelas pengaturannya kementerian koordinator (3
buah).

Penafsiran dari aspek kuantitas:
• Di Jepang, jumlah kementerian adalah 17 (2007) dan mengecil
menjadi 12 (2010). Indonesia menggunakan pola maksimal, yakni 34.
• Perbandingan kementerian Pola 3 dengan Pola 1 + 2 saat ini 11 : 20.
Sebaiknya, pola 3 cukup 1/4 atau bahkan 1/5 dari Pola 1 + 2, karena
“hanya” bersifat penajaman.
Reformasi Kelembagaan Pusat
• UU No. 19/2008 sbg tonggak penataan kelembagaan
harus diikuti dengan penataan lembaga selain
kementerian secara komprehensif, mencakup: LPNK,
LNS, Sekretariat Lembaga Negara, Kejagung/TNI/Polri,
Perwakilan RI di LN, BI dan UMN, dll.
• Lembaga yg menjalankan urusan penajaman koordinasi
tidak harus diwadahi dalam bentuk kementerian,
namun bisa juga dalam wadah LPNK atau LNS sbg
executing agency.
– Restrukturisasi Kementerian yg ada saat ini.
– Merger dengan LPNK atau LNS yg relevan.

• Perlu Grand Design reformasi kelembagaan Pusat.
Lembaga Pemerintah Setingkat Menteri

JAKSA AGUNG
BADAN INTELIJEN NEGARA
SEKRETARIS KABINET
UKP4
Hubungan LPNK dg Kementerian
Inflasi LNS
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•

Komisi Yudisial UU No. 22/2004
Komisi Pemilihan Umum UU No. 12/2003
Komnas HAM UU No. 39/1999
Komisi Pengawas Persaingan Usaha UU No. 5/1999
Komisi Penyiaran Indonesia UU No. 32/2002
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi / KPK
UU No 30/2002
Komisi Perlindungan Anak UU No. 23/2002
Komisi Kebenaran & Rekonsiliasi UU No. 27/2004
Komnas Anti Kekerasan Thd Perempuan Keppres
No. 181/1998
Komisi Ombudsman Nasional Keppres 44/2000
Komisi Kepolisian UU No. 2/2002
Komisi Kejaksaan UU No. 16/2004
Komisi Hukum Nasional Keppres No. 15/2000
Dewan Pers UU No. 40/1999
Dewan Pendidikan UU No. 20/2003
Dewan Riset Nasional Keppres No. 94/1999
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•

Dewan Pembina Industri Strategis Keppres No.
40/1999
Dewan Buku Nasional Keppres No. 110/1999
Dewan Maritim Indonesia Keppres No. 161/1999
Dewan Ekonomi Nasional Keppres No. 144/1999
Dewan Pengembangan Usaha Nasional Keppres No.
165/1999
Dewan Gula Nasional Keppres No. 23/2003
Dewan Ketahanan Pangan Keppres No. 132/2001
Dewan Pengembangan Kws Tmr Indonesia Keppres
No. 44/2002
DPOD Keppres No. 151/2000
Dewan Pertahanan Nasional Keppres No. 3/2003
Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional Keppres
No. 132/1998
KNKT UU No. 41/1999
Komite Antar Dept. Bidang Kehutanan Keppres No.
80/2000
Komite Akreditasi Nasional Keppres No. 78/2001
Komite Penilaian Independen Keppres No. 99/1999
KONI Keppres No. 72/2001
Komite Kebijakan Sektor Keuangan Keppres No.
89/1999
Komite Standar Nasional Untuk Satuan Ukuran PP No.
102/2000, dll, dsb.
Organisasi Perangkat Daerah
Bagian 4
Sistem Penyelenggaraan
Pemerintahan Negara (SPPN)
SPPN Pra Amandemen UUD 1945
Indonesia adalah Negara yang Berdasar Atas Hukum
(Rechtstaat);
Sistem Konstitusional;
Kekuasaan Negara yang Tertinggi Ada di Tangan MPR;
Presiden adalah Penyelenggara Pemerintah yang Tertinggi
dibawah Majelis;
Presiden Tidak Bertanggungjawab Kepada DPR;
Menteri Negara ialah Pembantu Presiden; Menteri Negara
Tidak Bertanggungjawab Kepada DPR;
Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas.
Negara Hukum Indonesia
UUD 1945 NASKAH ASLI

UUD 1945 SETELAH PERUBAHAN

BAB I

BAB I

BENTUK DAN KEDAULATAN

BENTUK DAN KEDAULATAN

Pasal 1

Pasal 1

(1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang
berbentuk Republik.

(1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang
berbentuk Republik.

(2) Kedaulatan adalah di tangan
rakyat, dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat.

(2) Kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang
Dasar.***)
(3) Negara Indonesia adalah
negara hukum. ***)
Negara Hukum Indonesia
Negara berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat), bukan
berdasarkan atas kekuasaan (Machtsstaat).
3 Asas Pokok Negara Hukum (Prajudi A):
Asas monopoli paksa (Zwangmonopoli) monopoli
penggunaan kekuasaan dan paksaan untuk membuat orang
menaati apa yang menjadi keputusan penguasa.
Asas persetujuan rakyat peraturan yg dibuat tanpa
perintah/kuasa UU adalah tidak sah. Ingat prinsip No Taxation
without Representation.
Asas persekutuan hukum (rechtsgemeenschap) Rakyat
dan penguasa Negara bersama- sama merupakan suatu
persekutuan hukum (rechtsgemeenschap, legal partnership).
Presidensial vs Parlementer
PRESIDENSIAL: sistem pemerintahan dmn Kepala
Pemerintahan dipegang oleh Presiden, dan pemerintah
tidak bertanggung jwb kepada Parlemen. Cirinya:
Presiden disamping sebagai Kepala Negara, juga sebagai Kepala
Pemerintahan yg mempunyai kekuasaan politik secara riil.
Kedudukan Presiden tidak tergantung pada Parlemen, dan tidak
dapat dijatuhkan, kecuali atas tuduhan melakukan kejahatan yg
luar biasa.
Presiden tidak dapat membubarkan Parlemen.
Presiden dan Parlemen dipih untuk waktu dan jangka waktu
tertentu, sehingga tidak dapat bubar sewaktu-waktu.
Presidensial vs Parlementer
PARLEMENTER: sistem pemerintahan dmn pemerintah
(eksekutif) bertanggungjawab kpd parlemen (legislatif).
Kekuasaan Kepala Negara merupakan kekuasaan nominal (hanya
merupakan figur kepemimpinan formal & seremonial; hanya sbg
lambang), shg kekuasaan politiknya dalam pemerintahan relatif
kecil.
Pelaksana dan penanggungjawab penyelenggaraan pemerintahan
adalah PM bersama para menteri (Kabinet),
Kedudukan Kabinet tergantung pada dukungan Parlemen, dan
Kabinet akan jatuh apabila Parlemen menarik dukungannya.
Parlemen dapat dibubarkan oleh Kepala Negara atas usul PM;
sebaliknya Kabinet dapat dijatuhkan oleh Parlemen melalui mosi
tidak percaya (vote of non-confidence).
Perjalanan Amandemen UUD 1945
Amandemen Pertama (9 psl)
Psl yg diAmandemen
5
7
9
13
14
15
17
20
21

Perihal / Substansi
Kekuasaan Presiden
Masa Jabatan Presiden
Sumpah Presiden
Pengangkatan Duta dan Konsul
Grasi, Amnesti, Abolisi dan Rehabilitasi
Gelar, Tanda Jasa & Kehormatan
Menteri Negara
Persetujuan thd UU
Hak Inisiatif DPR
Amandemen Kedua (10 psl)
Psl yg diAmandemen
18
19, 20, 22
25
26, 27
28
30
36

Perihal / Substansi
Pemerintahan Daerah
DPR
Wilayah Negara
Warga Negara dan Penduduk
Hak Asasi Manusia
Hankam Negara
Bendera, Bahasa, Lambang Negara & Lagu
kebangsaan
Amandemen Ketiga (10 psl)
Psl yg diAmandemen
1
3
6
7
8
11
17
22 c/d
22 e, 23a/c
23 e/f/g
24

Perihal / Substansi
Kedaulatan & Bentuk Negara
MPR
Presiden & Wapres
Pemberhentian Presiden / Wapres
Presiden Berhalangan
Perjanjain Internasional oleh Presiden
Pembentukan, Pengubahan & Pembubaran
Kementerian Negara

DPD
Pemilu
BPK
Kekuasaan Kehakiman (MA dan KY)
Amandemen Keempat (12 psl)
Psl yg diPerihal / Substansi
Amandemen
2
Susunan MPR
6a
Pemilihan Presiden
8
Presiden Berhalangan
11
Pernyataan Perang, Perdamaian & Perjanjian
16
Dewan Pertimbangan (DPA hapus)
23
Mata Uang dan Bank Sentral
24
Kekuasaan Kehakiman
31, 32
Pendidikan & Kebudayaan
33, 34
Perekonomian Nasional & Kesejahteraan Sos.
37
Perubahan UUD
Aturan Peralihan Pasal I, II, III
Aturan Tambahan Pasal I, II
Bagian 5
Koordinasi (Hubungan Kerja)
Checks & Balances
Pertama kali dimunculkan oleh Montesquieu pada Abad Pencerahan
(enlightenment).
Lahir sbg hasil dari ajaran klasik tentang pemisahan kekuasaan
(separation of power), dan pertama kali diadopsi kedalam konstitusi
negara oleh Amerika Serikat (US Constitution 1789).
Suatu negara dikatakan memiliki sistem checks n balances yg efektif jika
tidak ada 1-pun cabang pemerintahan yg memiliki kekuasaan dominan,
serta dapat dipengaruhi oleh cabang lainnya (A government is said to
have an effective system of checks and balances if no one branch of
government holds total power, and can be overridden by another).
Sistem checks n balances ini memiliki 2 komponen:hak untuk ikut
memeriksa/menilai/mengawasi/mencari konfirmasi terhadap suatu
keadaan (the right to check); serta alat untuk mencari keseimbangan
(the means to actively balance out imbalances).
Checks & Balances dlm UUD 1945
7A – Presiden / Wapres dapat diberhentikan dalam masa jabatannya
oleh MPR atas usul DPR.
7B – MK memeriksa, mengadili & memutus pendapat DPR dalam 90
hari. Jika dikabulkan, DPR menyelenggarakan sidang paripurna untuk
meneruskan usul pemberhentian kepada MPR. MPR menyelenggarakan
sidang dalam 30 hari setelah menerima usul DPR.
7C – Presiden tidak dapat membekukan / membubarkan DPR.
Dengan persetujuan DPR, Presiden dapat:
– Menyatakan perang, membuat perdamaian & perjanjian
internasional (Pasal 11).
– Menetapkan Perpu (Pasal 22 - dalam persidangan berikut).
23E – Hasil pemeriksaan keuangan negara oleh BPK diserahkan kepada
DPR, DPD, dan DPRD.
24A – Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial kepada DPR untuk
mendapatkan persetujuan.
Checks & Balances dlm UUD 1945
Dengan pertimbangan DPR, Presiden dapat:
– Mengangkat Duta & Konsul (Pasal 13).
– Memberikan Amnesti & Abolisi (Pasal 14).
Dengan pertimbangan MA, Presiden dapat:
– Mengangkat Grasi & Rehabilitasi (Pasal 14).
20 – Setiap RUU dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat
persetujuan bersama.
20A – DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran & fungsi pengawasan.
Hak DPR lainnya: hak interpelasi, hak angket, hak menyatakan pendapat,
hak mengajukan pertanyaan, hal menyampaikan usul dan pendapat, serta
hak imunitas.
22D – DPD ikut membahas & dapat melakukan pengawasan atas
pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, pembentukan/ pemekaran/
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan SDA,
pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama.
Checks & Balances dlm Konstitusi AS
Checks & Balances dlm Konstitusi AS
Jakarta, 21 Oktober 2013

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAAKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAFajar Dolly
 
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)Tri Widodo W. UTOMO
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Dadang Solihin
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISiti Sahati
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikSiti Sahati
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik93220872
 
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN Sri Suwanti
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanTri Widodo W. UTOMO
 
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Raja Matridi Aeksalo
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanZakiah dr
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanDadang Solihin
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Ian Setiawan
 
Birokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian PolitikBirokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian PolitikMuh Firyal Akbar
 

Was ist angesagt? (20)

Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Kebijakan Publik
Kebijakan PublikKebijakan Publik
Kebijakan Publik
 
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAAKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
 
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik
 
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
 
Metodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahanMetodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahan
 
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
 
Model implementasi
Model implementasi Model implementasi
Model implementasi
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi Kebijakan
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar Perencanaan
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
 
Birokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian PolitikBirokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian Politik
 
PROSES KEBIJAKAN PUBLIK
PROSES KEBIJAKAN PUBLIKPROSES KEBIJAKAN PUBLIK
PROSES KEBIJAKAN PUBLIK
 
Organisasi Pemerintahan
Organisasi PemerintahanOrganisasi Pemerintahan
Organisasi Pemerintahan
 

Ähnlich wie Sistem Administrasi Negara RI

Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRITri Widodo W. UTOMO
 
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negaraPpt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negaraDoris Agusnita
 
Latihan Soal Tentang Pemilu dan Teori Politik.doc
Latihan Soal Tentang Pemilu dan Teori Politik.docLatihan Soal Tentang Pemilu dan Teori Politik.doc
Latihan Soal Tentang Pemilu dan Teori Politik.docSicomoFullVideos
 
Babiisistempemerintahan
BabiisistempemerintahanBabiisistempemerintahan
BabiisistempemerintahanAwis Mirad
 
Sistem Politik dan Pemerintahan Indonesia
Sistem Politik dan Pemerintahan IndonesiaSistem Politik dan Pemerintahan Indonesia
Sistem Politik dan Pemerintahan IndonesiaDyah Fitriana
 
Kelas xii bab 2 baru
Kelas xii bab 2 baruKelas xii bab 2 baru
Kelas xii bab 2 baruScifi
 
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945Izzatul Ulya
 
Pelaksanaan sistem-pemerintahan-di-indonesia
Pelaksanaan sistem-pemerintahan-di-indonesiaPelaksanaan sistem-pemerintahan-di-indonesia
Pelaksanaan sistem-pemerintahan-di-indonesiaMuh Taufik
 
Perbandingan sistem pemerintahan
Perbandingan sistem pemerintahanPerbandingan sistem pemerintahan
Perbandingan sistem pemerintahanRafiamartya
 
MENGURAIKAN KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
MENGURAIKAN KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIAMENGURAIKAN KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
MENGURAIKAN KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIAJanuary YunGky
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)sunnysidemochi
 

Ähnlich wie Sistem Administrasi Negara RI (20)

Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
 
Pkn klpk 1,
Pkn klpk 1,Pkn klpk 1,
Pkn klpk 1,
 
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negaraPpt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
Ppt Mengupas penyelenggara kekuasaan negara
 
Latihan Soal Tentang Pemilu dan Teori Politik.doc
Latihan Soal Tentang Pemilu dan Teori Politik.docLatihan Soal Tentang Pemilu dan Teori Politik.doc
Latihan Soal Tentang Pemilu dan Teori Politik.doc
 
Babiisistempemerintahan
BabiisistempemerintahanBabiisistempemerintahan
Babiisistempemerintahan
 
Sistem Politik dan Pemerintahan Indonesia
Sistem Politik dan Pemerintahan IndonesiaSistem Politik dan Pemerintahan Indonesia
Sistem Politik dan Pemerintahan Indonesia
 
Sap wiwid
Sap wiwidSap wiwid
Sap wiwid
 
TEORI KONSTITUSI DAN NEGARA HUKUM
TEORI KONSTITUSI DAN NEGARA HUKUMTEORI KONSTITUSI DAN NEGARA HUKUM
TEORI KONSTITUSI DAN NEGARA HUKUM
 
Kelas xii bab 2 baru
Kelas xii bab 2 baruKelas xii bab 2 baru
Kelas xii bab 2 baru
 
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
 
Pelaksanaan sistem-pemerintahan-di-indonesia
Pelaksanaan sistem-pemerintahan-di-indonesiaPelaksanaan sistem-pemerintahan-di-indonesia
Pelaksanaan sistem-pemerintahan-di-indonesia
 
Perbandingan sistem pemerintahan
Perbandingan sistem pemerintahanPerbandingan sistem pemerintahan
Perbandingan sistem pemerintahan
 
MENGURAIKAN KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
MENGURAIKAN KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIAMENGURAIKAN KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
MENGURAIKAN KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
 
Bhsa indo
Bhsa indoBhsa indo
Bhsa indo
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
 
Badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif
Badan eksekutif, legislatif, dan yudikatifBadan eksekutif, legislatif, dan yudikatif
Badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Bab 3.pptx
Bab 3.pptxBab 3.pptx
Bab 3.pptx
 
Hakikat kedaulatan rakyat
Hakikat kedaulatan rakyatHakikat kedaulatan rakyat
Hakikat kedaulatan rakyat
 

Mehr von Tri Widodo W. UTOMO

Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanBeyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanTri Widodo W. UTOMO
 
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTri Widodo W. UTOMO
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluTri Widodo W. UTOMO
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNTri Widodo W. UTOMO
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTri Widodo W. UTOMO
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarTri Widodo W. UTOMO
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightTri Widodo W. UTOMO
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahTri Widodo W. UTOMO
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaTri Widodo W. UTOMO
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Recharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangRecharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTransformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTransformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTri Widodo W. UTOMO
 
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaKorpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakInovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakTri Widodo W. UTOMO
 

Mehr von Tri Widodo W. UTOMO (20)

Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanBeyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
 
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Recharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangRecharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang Panjang
 
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTransformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
 
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTransformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
 
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaKorpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
 
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakInovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
 

Sistem Administrasi Negara RI

  • 1. Tri Widodo W. Utomo Disampaikan pada Diklat Tata Pemerintahan, Pusdiklat Kementerian Sekretariat Negara Jakarta, 21 Oktober 2013
  • 2. Biodata Singkat Nama TTL Nip Jabatan : : : : Gol/Pangkat : Alamat Ktr : Alamt Rmh : Email / Blog : Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA Yogyakarta, 15-07-1968 19680715 199401 1 001 Kepala Pusat Kajian Hukum Adm. Negara/ Ahli Peneliti Utama Bidang Administrasi Publik IV-d / Pembina Utama Madya Jl. Veteran No. 10 Jakarta Villa Melati Mas Blok M6/12A, Serpong Tangerang Selatan, HP. 0813-1786-9936 triwidodowu@yahoo.com www.slideshare.net/triwidodowutomo
  • 3. Struktur Penyajian Polemik Public Administration; SANKRI; Kelembagaan Negara; Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara; Koordinasi (Hubungan Kerja).
  • 4. Bagian 1 Polemik Public Administration
  • 5. Ketiadaan Konsensus ttg Makna & Ruang Lingkup AN
  • 6. Ruang Lingkup Public Administration
  • 7. Ruang Lingkup Public Administration
  • 8. Ruang Lingkup Public Administration
  • 9. Ruang Lingkup Public Administration
  • 10. Ruang Lingkup Public Administration
  • 13. Unsur Sistem dlm SANKRI Prof Mustopadidjaja AR; SE, MPIA, PhD.
  • 14. Unsur AN dlm SANKRI Prof Mustopadidjaja AR; SE, MPIA, PhD.
  • 15. Unsur Kesatuan dlm SANKRI 4 Matra Kesatuan: o o o o Kesatuan Kejiwaan (psikologis) yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928; Kesatuan Kenegaraan (politis) yang diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945; Kesatuan Kewilayahan (yuridis teritorial) yang diumumkan oleh Perdana Menteri Djuanda pada 13 Desember 1957 (Djalal, 2001). Kesatuan Visi (secara nasional), kesatuan arah, kesatuan langkah! Keragaman sejarah, budaya, afiliasi politik, dll BUKAN alasan untuk mengembangkan visi yg bertentangan dengan visi nasional, atau untuk meng-klaim kedaulatan teritorial, atau untuk memiliki ideologi yg berbda, atau untuk membangun sistem yg berbeda. Maka, “Kesatuan” adalah “harga mati”. Perbedaan diapresiasi sbg faktor penguat “Kesatuan” tsb.
  • 16. 10 Dimensi SANKRI 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tata Nilai; Organisasi Pemerintahan Negara; Manajemen Pemerintahan Negara; Sumber Daya Aparatur Negara; Sistem dan Proses Kebijakan Negara; Posisi, Kondisi dan Peran Masyarakat Bangsa dalam Bernegara; 7. Hukum Administrasi Negara; 8. Organisasi dan Manajemen Kesekretariatan; 9. e-Administration; 10. Sistem Kepemimpinan Nasional.
  • 19. Struktur Kelembagaan Negara/Pem. UUD 1945 Presiden/ Wakil Presiden BPK Bank Sentral KPU DPR Kementerian Negara MPR DPD MA MK KY badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman Dewan Pertimbangan TNI/POLRI PUSAT LPNK LNS PERWAKILAN BPK PROVINSI PEMDA PROVINSI KPD DPRD PEMDA KAB/KOTA KPD DPRD Lingkungan Peradilan DAERAH Umum Agama Militer TUN
  • 20. Kementerian Negara 1. Lembaga KEPRESIDENAN dibantu oleh WAKIL PRESIDEN 2. Unsur Pembantu Presiden: Menteri Negara. 3. KESEKRETARIATAN Lembaga Negara: o o o o Sekretariat Jenderal MPR. Sekretariat Jenderal DPR & DPD. Sekretariat Jenderal BPK. Sekretariat Jenderal MA. 4. Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) 5. Organisasi EKSTRA STRUKTURAL yg dibentuk Pemerintah: Dewan, Badan, Panitia, Komisi, Kelompok Kerja. 6. PERWAKILAN RI di Luar Negeri : o Perwakilan Diplomatik. o Perwakilan Konsuler.
  • 21.
  • 22. Kementerian Negara Penafsiran dari kadar Urgensi: • Pola 1: Urusan yg nomenklaturnya disebutkan dalam UUD 1945 Wajib (obligatory). • Pola 2: Urusan yg ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD 1945 Perlu (optional). • Pola 3: Urusan dalam rangka penajaman koordinasi program Dapat dibentuk (optional). • Pola 4: tidak jelas pengaturannya kementerian koordinator (3 buah). Penafsiran dari aspek kuantitas: • Di Jepang, jumlah kementerian adalah 17 (2007) dan mengecil menjadi 12 (2010). Indonesia menggunakan pola maksimal, yakni 34. • Perbandingan kementerian Pola 3 dengan Pola 1 + 2 saat ini 11 : 20. Sebaiknya, pola 3 cukup 1/4 atau bahkan 1/5 dari Pola 1 + 2, karena “hanya” bersifat penajaman.
  • 23. Reformasi Kelembagaan Pusat • UU No. 19/2008 sbg tonggak penataan kelembagaan harus diikuti dengan penataan lembaga selain kementerian secara komprehensif, mencakup: LPNK, LNS, Sekretariat Lembaga Negara, Kejagung/TNI/Polri, Perwakilan RI di LN, BI dan UMN, dll. • Lembaga yg menjalankan urusan penajaman koordinasi tidak harus diwadahi dalam bentuk kementerian, namun bisa juga dalam wadah LPNK atau LNS sbg executing agency. – Restrukturisasi Kementerian yg ada saat ini. – Merger dengan LPNK atau LNS yg relevan. • Perlu Grand Design reformasi kelembagaan Pusat.
  • 24. Lembaga Pemerintah Setingkat Menteri JAKSA AGUNG BADAN INTELIJEN NEGARA SEKRETARIS KABINET UKP4
  • 25. Hubungan LPNK dg Kementerian
  • 26. Inflasi LNS • • • • • • • • • • • • • • • • Komisi Yudisial UU No. 22/2004 Komisi Pemilihan Umum UU No. 12/2003 Komnas HAM UU No. 39/1999 Komisi Pengawas Persaingan Usaha UU No. 5/1999 Komisi Penyiaran Indonesia UU No. 32/2002 Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi / KPK UU No 30/2002 Komisi Perlindungan Anak UU No. 23/2002 Komisi Kebenaran & Rekonsiliasi UU No. 27/2004 Komnas Anti Kekerasan Thd Perempuan Keppres No. 181/1998 Komisi Ombudsman Nasional Keppres 44/2000 Komisi Kepolisian UU No. 2/2002 Komisi Kejaksaan UU No. 16/2004 Komisi Hukum Nasional Keppres No. 15/2000 Dewan Pers UU No. 40/1999 Dewan Pendidikan UU No. 20/2003 Dewan Riset Nasional Keppres No. 94/1999
  • 27. • • • • • • • • • • • • • • • • • • Dewan Pembina Industri Strategis Keppres No. 40/1999 Dewan Buku Nasional Keppres No. 110/1999 Dewan Maritim Indonesia Keppres No. 161/1999 Dewan Ekonomi Nasional Keppres No. 144/1999 Dewan Pengembangan Usaha Nasional Keppres No. 165/1999 Dewan Gula Nasional Keppres No. 23/2003 Dewan Ketahanan Pangan Keppres No. 132/2001 Dewan Pengembangan Kws Tmr Indonesia Keppres No. 44/2002 DPOD Keppres No. 151/2000 Dewan Pertahanan Nasional Keppres No. 3/2003 Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional Keppres No. 132/1998 KNKT UU No. 41/1999 Komite Antar Dept. Bidang Kehutanan Keppres No. 80/2000 Komite Akreditasi Nasional Keppres No. 78/2001 Komite Penilaian Independen Keppres No. 99/1999 KONI Keppres No. 72/2001 Komite Kebijakan Sektor Keuangan Keppres No. 89/1999 Komite Standar Nasional Untuk Satuan Ukuran PP No. 102/2000, dll, dsb.
  • 30.
  • 31. SPPN Pra Amandemen UUD 1945 Indonesia adalah Negara yang Berdasar Atas Hukum (Rechtstaat); Sistem Konstitusional; Kekuasaan Negara yang Tertinggi Ada di Tangan MPR; Presiden adalah Penyelenggara Pemerintah yang Tertinggi dibawah Majelis; Presiden Tidak Bertanggungjawab Kepada DPR; Menteri Negara ialah Pembantu Presiden; Menteri Negara Tidak Bertanggungjawab Kepada DPR; Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas.
  • 32. Negara Hukum Indonesia UUD 1945 NASKAH ASLI UUD 1945 SETELAH PERUBAHAN BAB I BAB I BENTUK DAN KEDAULATAN BENTUK DAN KEDAULATAN Pasal 1 Pasal 1 (1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik. (1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik. (2) Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. (2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.***) (3) Negara Indonesia adalah negara hukum. ***)
  • 33. Negara Hukum Indonesia Negara berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat), bukan berdasarkan atas kekuasaan (Machtsstaat). 3 Asas Pokok Negara Hukum (Prajudi A): Asas monopoli paksa (Zwangmonopoli) monopoli penggunaan kekuasaan dan paksaan untuk membuat orang menaati apa yang menjadi keputusan penguasa. Asas persetujuan rakyat peraturan yg dibuat tanpa perintah/kuasa UU adalah tidak sah. Ingat prinsip No Taxation without Representation. Asas persekutuan hukum (rechtsgemeenschap) Rakyat dan penguasa Negara bersama- sama merupakan suatu persekutuan hukum (rechtsgemeenschap, legal partnership).
  • 34. Presidensial vs Parlementer PRESIDENSIAL: sistem pemerintahan dmn Kepala Pemerintahan dipegang oleh Presiden, dan pemerintah tidak bertanggung jwb kepada Parlemen. Cirinya: Presiden disamping sebagai Kepala Negara, juga sebagai Kepala Pemerintahan yg mempunyai kekuasaan politik secara riil. Kedudukan Presiden tidak tergantung pada Parlemen, dan tidak dapat dijatuhkan, kecuali atas tuduhan melakukan kejahatan yg luar biasa. Presiden tidak dapat membubarkan Parlemen. Presiden dan Parlemen dipih untuk waktu dan jangka waktu tertentu, sehingga tidak dapat bubar sewaktu-waktu.
  • 35. Presidensial vs Parlementer PARLEMENTER: sistem pemerintahan dmn pemerintah (eksekutif) bertanggungjawab kpd parlemen (legislatif). Kekuasaan Kepala Negara merupakan kekuasaan nominal (hanya merupakan figur kepemimpinan formal & seremonial; hanya sbg lambang), shg kekuasaan politiknya dalam pemerintahan relatif kecil. Pelaksana dan penanggungjawab penyelenggaraan pemerintahan adalah PM bersama para menteri (Kabinet), Kedudukan Kabinet tergantung pada dukungan Parlemen, dan Kabinet akan jatuh apabila Parlemen menarik dukungannya. Parlemen dapat dibubarkan oleh Kepala Negara atas usul PM; sebaliknya Kabinet dapat dijatuhkan oleh Parlemen melalui mosi tidak percaya (vote of non-confidence).
  • 37. Amandemen Pertama (9 psl) Psl yg diAmandemen 5 7 9 13 14 15 17 20 21 Perihal / Substansi Kekuasaan Presiden Masa Jabatan Presiden Sumpah Presiden Pengangkatan Duta dan Konsul Grasi, Amnesti, Abolisi dan Rehabilitasi Gelar, Tanda Jasa & Kehormatan Menteri Negara Persetujuan thd UU Hak Inisiatif DPR
  • 38. Amandemen Kedua (10 psl) Psl yg diAmandemen 18 19, 20, 22 25 26, 27 28 30 36 Perihal / Substansi Pemerintahan Daerah DPR Wilayah Negara Warga Negara dan Penduduk Hak Asasi Manusia Hankam Negara Bendera, Bahasa, Lambang Negara & Lagu kebangsaan
  • 39. Amandemen Ketiga (10 psl) Psl yg diAmandemen 1 3 6 7 8 11 17 22 c/d 22 e, 23a/c 23 e/f/g 24 Perihal / Substansi Kedaulatan & Bentuk Negara MPR Presiden & Wapres Pemberhentian Presiden / Wapres Presiden Berhalangan Perjanjain Internasional oleh Presiden Pembentukan, Pengubahan & Pembubaran Kementerian Negara DPD Pemilu BPK Kekuasaan Kehakiman (MA dan KY)
  • 40. Amandemen Keempat (12 psl) Psl yg diPerihal / Substansi Amandemen 2 Susunan MPR 6a Pemilihan Presiden 8 Presiden Berhalangan 11 Pernyataan Perang, Perdamaian & Perjanjian 16 Dewan Pertimbangan (DPA hapus) 23 Mata Uang dan Bank Sentral 24 Kekuasaan Kehakiman 31, 32 Pendidikan & Kebudayaan 33, 34 Perekonomian Nasional & Kesejahteraan Sos. 37 Perubahan UUD Aturan Peralihan Pasal I, II, III Aturan Tambahan Pasal I, II
  • 42. Checks & Balances Pertama kali dimunculkan oleh Montesquieu pada Abad Pencerahan (enlightenment). Lahir sbg hasil dari ajaran klasik tentang pemisahan kekuasaan (separation of power), dan pertama kali diadopsi kedalam konstitusi negara oleh Amerika Serikat (US Constitution 1789). Suatu negara dikatakan memiliki sistem checks n balances yg efektif jika tidak ada 1-pun cabang pemerintahan yg memiliki kekuasaan dominan, serta dapat dipengaruhi oleh cabang lainnya (A government is said to have an effective system of checks and balances if no one branch of government holds total power, and can be overridden by another). Sistem checks n balances ini memiliki 2 komponen:hak untuk ikut memeriksa/menilai/mengawasi/mencari konfirmasi terhadap suatu keadaan (the right to check); serta alat untuk mencari keseimbangan (the means to actively balance out imbalances).
  • 43. Checks & Balances dlm UUD 1945 7A – Presiden / Wapres dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh MPR atas usul DPR. 7B – MK memeriksa, mengadili & memutus pendapat DPR dalam 90 hari. Jika dikabulkan, DPR menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian kepada MPR. MPR menyelenggarakan sidang dalam 30 hari setelah menerima usul DPR. 7C – Presiden tidak dapat membekukan / membubarkan DPR. Dengan persetujuan DPR, Presiden dapat: – Menyatakan perang, membuat perdamaian & perjanjian internasional (Pasal 11). – Menetapkan Perpu (Pasal 22 - dalam persidangan berikut). 23E – Hasil pemeriksaan keuangan negara oleh BPK diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD. 24A – Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan.
  • 44. Checks & Balances dlm UUD 1945 Dengan pertimbangan DPR, Presiden dapat: – Mengangkat Duta & Konsul (Pasal 13). – Memberikan Amnesti & Abolisi (Pasal 14). Dengan pertimbangan MA, Presiden dapat: – Mengangkat Grasi & Rehabilitasi (Pasal 14). 20 – Setiap RUU dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama. 20A – DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran & fungsi pengawasan. Hak DPR lainnya: hak interpelasi, hak angket, hak menyatakan pendapat, hak mengajukan pertanyaan, hal menyampaikan usul dan pendapat, serta hak imunitas. 22D – DPD ikut membahas & dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, pembentukan/ pemekaran/ penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan SDA, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama.
  • 45. Checks & Balances dlm Konstitusi AS
  • 46. Checks & Balances dlm Konstitusi AS