Digital Leadership: Kepemimpinan Sektor Publik di Era Digital
1. KEPEMIMPINAN SEKTOR PUBLIK DI ERA DIGITAL
Digital LeadershipDigital LeadershipDigital LeadershipDigital Leadership
Materi Pengantar Diskusi untuk
Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I
Lembaga Administrasi Negara RI, 20 Maret 2019
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
5. 10% of people wearing clothes connected to
internet 91,2%
The first robotic pharmacist in the US 86,5%
10% of reading glasses connected to internet 85,5%
The first government to replace its census with
big data 82,9%
90% of population using smart phone 80,7%
90% of population with regular access to internet 78,8%
Tax collected for the first time by government via
a blockchain 73,1%
Driverless cars equaling 10 of all cars on US roads 78,2%
30 of corporate audits performed by AI 75,4%
Implikasi Revolusi Industri
11. Self-driving Car & Akhir Asuransi Kendaraan?
Kematian dan cedera yang disebabkan
oleh kecelakaan diperkirakan hampir
hilang, yang mencapai 94% dari semua
asuransi.
Rem darurat otonom mengurangi
kecelakaan sebesar 25% - 45%, sehingga
asuransi semakin tidak dibutuhkan.
German government has produced
ethical guidelines for driverless cars,
the UK government has promised
driverless cars to be on the road by
2021, and the Russian government by
the end of 2018. China also has
ambitious plans to connect driverless
cars to the internet and install sensors in
roads and traffic lights by 2025.
14. Dampak thd Sektor Publik
Moisés Naím mengatakan “in the 21st century,
power is easier to get, harder to use, and easier
to lose”
Ada sedikit keraguan bahwa pemerintahan saat
ini lebih kokoh dibandingkan sebelumnya. Saat
ini kekuatan mikro dapat mendesak kekuatan
makro seperti negara.
Contoh: Kisah WikiLeaks – satu entitas non
pemerintah yang kecil dapat mengkonfrontasi
negara besar. Kisah ini mengilustrasikan betapa
asimetris paradigma kekuatan baru.
16. Dampak thd Sektor Publik
1
2
3
4
Teknologi akan membuat kemampuan masyarakat
meningkat, menyediakan alternatif baru untuk
menyampaikan ide dan opini.
Teknologi saat ini dapat memprediksi apa yang akan
terjadi di masa depan lebih baik daripada prediksi
manusia.
Komputer akan belajar untuk memaknai data dan
informasi yang tidak terstruktur sekalipun untuk melihat
pola dan mengantisipasi kejadian-kejadian di masa yang
akan datang
Disisi lain, McKinsey (2016) mengeluarkan hasil
penelitian, bahwa teknologi yang berkembang pada era
revolusi industri 4.0 ini dapat membantu pemerintah
daerah dan pusat untuk mengakselarasi pemberian
pelayanan kepada masyarakat.
Para ahli mengatakan
bahwa cara administrasi
publik untuk bertahan di
era disrupsi yang
diakibatkan oleh revolusi
industri 4.0 ini adalah para
pejabat publik harus
memiliki kapasitas untuk
beradaptasi dengan
teknologi saat ini.
Mengapa?
19. Pemimpin Sektor Publik: The Power of Few
JUMLAH GOLONGAN IV =
738.835 = 16,89 %
JUMLAH USIA 51 – 55 =
441.191 = 10,08 %
JUMLAH USIA 56 – 60 =
297.644 = 6,80 %
JUMLAH GOL - IV/d =
8.613 = 0,19 %
JUMLAH GOL - IV/e =
3.051 = 0,07%
21. Page 21
Pemimpin dalam Era Digital / RI
“Kapasitas kepemimpinan di setiap
sektor, serta pemahaman terhadap
perubahan yang berlangsung masih
rendah. Akibatnya, di tingkat
nasional dan global, tidak terbangun
kerangka institusional untuk
Peran pemimpin semakin penting dalam
menentukan respon organisasi terhadap
implikasi Revolusi Industri !!
melakukan tata kelola difusi
inovasi dan mitigasi terhadap
proses disrupsi secara
memadai.”
-- Klaus Schwab --
23. Kepemimpinan yang berpusat pada pendayagunaan instrumen digital,
agar organisasi beroperasi lebih efisien, menawarkan pengembangan
hasil dan atau outcome serta layanan, khususnya yang lebih penting lagi
adalah peningkatan layanan publik. Upaya ini menuntut kepemimpinan
yang mampu meningkatkan kapasitas SDM (talent based),
memperbaharui bisnis proses dan mengembangkan keberagaman dan
inovasi dalam organisasi.
Kepemimpinan di era digital lebih mengedepankan mekanisme
kolaborasi dalam upaya menggerakkan organisasi dan pemangku
kepentingan terkait untuk peningkatan layanan publik.
Konsep digital leadership lebih kearah karakter yang menitikberatkan
pada orientasi inovasi untuk meningkatkan layanan publik.
Kepemimpinan Digital
24. Memiliki kekuatan visi dan komitmen
untuk mendorong perubahan dari
atas ke bawah
Melakukan transformasi dalam jangka
waktu 2 – 5 Tahun
Menghubungkan transformasi digital
dengan sasaran / tujuan organisasi
yang terukur
3 Kunci Sukses Kepemimpinan Digital
28. TRANSFORMASI KOGNITIF
(Berpikir secara Berbeda)
TRANSFORMASI PERILAKU
(Bertindak secara Berbeda)
TRANSFORMASI EMOSI
(Merespon secara Berbeda)
Mengkonseptualisasikan
kemungkinan dalam dunia maya
Beradaptasi dengan mengalihkan
kekuatan dan pengaruh secara
konstan
Toleransi pada lingkungan dengan
resiko dan ambiguitas tinggi
Menangani Peningkatan
kompleksitas kognitif
Berkolaborasi dengan berbagai
tim yang berbeda
Menunjukkan ketahanan dalam
menghadapi perubahan konstan
Berpikir divergen mengenai cara-
cara baru dalam melakukan
sesuatu
Kemampuan menilai kontribusi
dari patner kerja baru dan grup
yang memiliki perbedaan minat
Berani menjawab tantangan
mengenai bagaimana hal-hal
dilakukan
Membuat keputusan secara
cepat tanpa informasi secara
keseluruhan (Kemampuan
analitik yang tinggi)
Investasi energi yang besar dalam
menjadikan sesuatu secara benar
melalui uji coba berkali-kali
Memiliki kepercayaan diri untuk
memimpin dalam mendorong
perubahan
SumberSumberSumberSumber:::: DelloiteDelloiteDelloiteDelloite University PressUniversity PressUniversity PressUniversity Press
Kapabilitas Kepemimpinan Digital
36. Startup Digital Indonesia: Dilema?
https://www.viva.co.id/berita/bisnis/1
122502-menkeu-sri-sedih-milenial-
banyak-yang-mau-jadi-unicorn-kenapa
37. Startup Digital Indonesia: Dilema?
VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengaku
prihatin, atas besarnya keinginan generasi milenial di
Indonesia yang condong ingin membangun usaha rintisan
atau startup, ketimbang industri di sektor riil.
Hal itu disampaikannya, setelah mendengar pernyataan
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin)
Indonesia Bidang Perdagangan, Benny Soetrisno, yang
menungkapkan bahwa anaknya enggan untuk melanjutkan
usahanya. Lantaran, ingin membangun bisnis startup.
"Saya sebenarnya sedih, waktu Pak Benny bilang, anaknya
enggak mau melanjutkan bisnisnya. Itu menggambarkan,
lebih enak bisnis yang lain atau yang online-online. Pengen
jadi unicorn ya, yang online ya, itu yang jadi persoalan,"
kata Sri di kantornya, Jakarta, Senin 18 Februari 2019.
Menurutnya, meskipun startup menawarkan keuntungan
sendiri dan telah banyak yang memberikan contoh
menjadi industri besar dengan status unicorn, atau
bervaluasi mencapai lebih dari US$1 miliar. Startup tidak
mampu berdiri sendiri tanpa di topang oleh industri-
industri sektor riil.
Misalnya saja, startup di bidang jasa travel atau pelayanan tiket,
memerlukan jasa industri penopang pariwisata dan transportasi
seperti pesawat terbang, kapal laut, kereta api, perhotelan,
maupun sentra oleh-oleh yang merupakan industri riil. Begitu juga
untuk startupjual beli online yang memerlukan industri tekstil,
pergudangan, hingga jasa logistik.
"Artinya, yang membangun unicorn untuk platform itu is the one
thing, kayaknya dengar unicorn pada ketawa sendiri. Unicorn itu
kan untuk platform sendiri, tetapi the real player-nya kan tetap
harus ada," tegasnya.
Di samping itu, Sri mengaku untuk membangun startup hingga
mencapai status unicorn bukan hal yang mudah. Sebab, untuk
mencapai tahap itu, harus memiliki sumber daya manusia
berkualitas dan memiliki akses terhadap perkembangan teknologi
itu sendiri.
"Jadi, kalau kita makin meningkatkan kapasitas SDM kita, dengan
suatu kurikulum yang mampu membuat mereka menjadi, pionir
inovatif, itu dilakukan. Maka, investasi di bidang SDM akan menjadi
prioritas. Prioritas tidak hanya jumlah 20 persen, tetapi bagaimana
mengalokasikan," paparnya. (asp)
38. Diskusikan Dilema Pengembangan Startup
Manfaatkan referensi berjudul “Regulating in a digital
world” untuk menjawab beberapa pertanyaan, a.l.:
1. Opsi kebijakan apa yang paling tepat diambil oleh
pemerintah: mendorong tumbuhnya startup atau
mengendalikan dan menyeimbangkan dengan sektor
riil?
2. Pada kedua opsi tsb, upaya konkrit apa yang perlu
segera dilakukan oleh pemerintah?
3. Meskipun pertumbuhan stratup cukup signifikan,
namun masih banyak problema yang dihadapi pelaku
startup. Pemerintah juga masih menjadi katalisator
yang paling diharapkan untuk tumbuhnya startup
hingga menjadi Unicorn, Decacorn bahkan Hoctocorn.
Lantas, bagaimana sikap pemerintah yang ideal?
4. Jumlah penyerapan tenaga kerja dari 992 startup
nampaknya kurang signifikan. Strategi apa yang bisa
ditempuh pemerintah?