(PRILAKU TAAT KEPADA ATURAN,KOMPETITIF DALAM KEBAIKAN DAN KERJA KERAS)
1. PRESENTASI AGAMA ISLAM
(PRILAKU TAAT KEPADA ATURAN,KOMPETITIF
DALAM KEBAIKAN DAN KERJA KARAS)
KELOMPOK 1
DI SUSUN OLEH:
1. CANDRA HEDIAWAN
2. LUSIA AMANDA OLIVIA
3. SEPTIAN YULIANA
4. SISTA MONICA
5. TRI ANGGORO BROTO
2. PRILAKU TAAT KEPADA ATURAN
Kata taat berasal dari bahasa Arab Ta’at. Kata ini memiliki makna
mengikuti atau menuruti. Secara istilah taat berarti mengikuti dan
menuruti keinginan atau perintah dari luar diri kita. Dengan kata
lain, taat artinya tunduk, patuh saat kita mendapat perintah atau
larangan untuk dihindari. Memiliki sifat taat akan memberikan
akibat yang baik bagi pemiliknya. Jika setiap orang telah
memahami maksud sikap ini, ia akan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, dapat dipastikan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan
berjalan dengan harmonis.
3. TIGA TINGKATAN OBJEK KETAATAN
• Dalam Islam terdapat tiga tingkatan objek ketaatan. Ketiganya adalah
Allah Swt., Rasulullah saw., dan ulil amri. Hal ini tertera dalam Al-
Qur’an
Surat an-Nisâ’ (4), Ayat: 59
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَََّّ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَ أوُلِ اأمرمرِ مِرنرُُْ رََِِن نَََارََرَُْْ رََ رََُ وُُّّ ) إِلَى اللََِّّ وَالرَّسُولِ إِرن رُُنرَُْ رَُؤمِنُونَ بِاللََِّّ وَارل يَرو اآخ رِِِ ذَلِ رَِي ر وَأَرسَْنُ رََْوِيا ) ٥٩
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul .
(Nya), dan Ulil Amri[1] di antara kamu. Kemudian jika kamu berselisih
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-
Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan Hari Kemudian[2]; yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan jalan[3] terbaik.
4. 1.KETAATAN KEPADA ALLAH SWT
• Ketaatan kepada Allah menempati posisi ketaatan
tertinggi.
Sebagai seorang muslim, tidak ada satu pun di dunia ini
yang dapat mengalahkan ketaatan kita kepada Allah
Swt. Saat Allah Swt. menginginkan sesuatu dari kita,
kita harus menaati-Nya. Inilah makna keislaman kita
kepada Allah Swt. Menunaikan perintah Allah Swt. dan
menjauhi larangan-Nya merupakan cara
menunjukkan ketaatan kepada Allah Swt. Misalnya,
menunaikan
salat, membayar zakat, dan menunaikan ibadah haji.
5. 2.KETAATAN KEPADA NABI
MUHAMMAD SAW
• Ketaatan kepada rasul memiliki posisi sejajar dengan ketaatan
kepada Allah Swt. Mengapa demikian? Hal ini karena apa pun yang
disampaikan, dilakukan, serta diinginkan Rasulullah saw.
merupakan wahyu dari Allah Swt. Pada saat yang sama, Allah Swt.
senantiasa menjaga kehidupan rasul berikut segala gerak-gerik
yang dilakukan beliau. Sedikit saja beliau bergeser dari kebenaran,
Allah Swt. segera mengingatkannya. Dengan adanya penjagaan
Allah Swt. ini Rasulullah menjadi seorang yang maksum atau
terjaga dari kesalahan. Dengan kedudukannya yang sedemikian
istimewa, Allah Swt. menempatkan Rasulullah saw. dalam posisi
yang terhormat dalam ketaatan seorang muslim. Allah
menyatakan bahwa menaati Rasulullah sama dengan menaati
Allah Swt. Dengan demikian, ketaatan kepada Rasulullah saw.
merupakan prioritas yang sama dengan ketaatan kepada Allah
Swt. Meskipun begitu, kita tidak boleh menganggap Rasulullah
saw. sejajar dengan kedudukan Allah Swt
6. 3.KETAATAN KEPADA ULIL AMRI
• Ketaatan tingkat ketiga adalah taat kepada ulil amri. Sebagian
ulama menafsirkan kata ulil amri di sini terbatas pada
pemerintah di negara kita berada. Oleh karena itu, kita juga
harus taat pada berbagai peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah. Semua peraturan itu disusun untuk menjaga
keteraturan dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagian ulama
yang lain meluaskan makna ulil amri ini. Mereka tidak
membatasi makna ulil amri sebatas pemerintah saja, tetapi
segala hal atau aturan atau sistem yang ada di sekitar dan
terkait dengan kita. Oleh karena itu, taat kepada ulil amri
dapat diartikan sebagai taat pada orang tua, taat pada aturan
masyarakat, taat pada norma yang berlaku hingga taat pada
janji kita kepada teman. Ketaatan kepada ulil amri ini ada
syarat-syarat tertentu. Syarat tertentu itu adalah tidak boleh
bertentangan dengan aturan Allah Swt. dan rasul-Nya. Ketika
bertentangan dengan aturan Allah Swt.
7. KEUTAMAAN TAAT
1. Mendapatkan puncak kenikmatan bersama para nabi. Firman Allah: Artinya:” Dan
barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para
shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka
itulah teman yang sebaik-baiknya” (QS An-Nisaa’ 69)
2. Tidak terbuangnya kekayaan dunia dan mendapat keberkahan hidup. Firman
Allah: Artinya: ”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya”(QS Al-A’raaf 96).
3. Mendapat tambahan hidayah. Firman Allah SWT: Artinya: ”Dan orang-orang yang
berupaya mendapat petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan
memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya” (QS Muhammad 17).
4. Mendapat keteguhan dalam taat. Firman Allah SWT. Artinya: ”Hai orang-orang yang
beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan
meneguhkan kedudukanmu” (QS Muhammad 7).
5. Mendapat pahala yang besar berupa keridhan Allah dan surga-Nya. Firman Allah
SWT. Artiny a: (Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah.
Barangsiapa ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke
dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di
dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar” (QS An-Nisaa’ 13).
8. BAHAYA BAGI ORANG YANG TIDAK TAAT
1. Rapuhnya barisan dan timbulnya perselisihan.
Artinya: ”Dan ta`atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan,
yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan
bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-Anfaal 46).
2. Kehinaan dari Allah SWT.
Firman Allah SWT, yang Artinya: ”Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-
Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke
dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang
menghinakan” (QS An-Nisaa’ 14). Artinya:”Sesungguhnya binatang (makhluk) yang
paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak
beriman” (QS Al-Anfaal 55).
3. Bedosa dan bermaksiat kepada Allah.
Firman Allah SWT: Artinya:”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara
mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak
memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.
Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah
bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada
mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan
manusia adalah orang-orang yang fasik” (QS Al-Maa-idah 49).
9. CONTOH PERILAKU TAAT
Diantara contoh perilaku taat, baik kepada Allah
Swt, Rasulullah Saw, maupun ulil amri adalah
sebagai berikut :
1. Melaksanakan rukun iman, yaitu iman kepada
Allah Swt, malaikat, rasul, kitab, qada dan qadar,
serta hari akhir.
2. Melaksanakan rukun Islam, yaitu membaca
kedua syahadat, salat, puasa, zakat, dan haji(jika
mampu).
3. Menaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah
dan pihak-pihak tertentu yang memiliki kuasa,
seperti tidak melanggar peraturan lalu lintas,
tidak berbuat kekerasan, dan turut serta dalam
kegiatan-kegiatan sosial.
10. BERKOMPETENSI DALAM KEBAIKAN
A. Surat Al Baqarah ayat 148
وَلِكُ ل وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِ يهَا فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُو نُواْ يَأْتِ بِكُمُ ا للُّ جَمِيعا إِنَّ ا للّ عَلَى كُ ل شَ يْءٍّ قَدِيرٌ
﴾١٤٨﴿
Artinya :
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di
mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian
(pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(
Q.S Al-Baqarah : 148 )
Ayat diatas mengandung makna bahwa kita harus berlomba-lomba melakukan
kebaikan, artinya masing-masing mempunyai keinginan untuk melakukan
kebaikan tersebut, seraya mengamalkannya sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
11. HIKMAH PERILAKU BERKOMPETENSI
DALAM KEBAIKAN
• Setiap orang mempunyai kewajiban untuk beribadah kepada Allah dan berbuat
kebaikan kepada sesama.
• Terhadap kebaikan kita dapat berkompetisi atau bersaing dengan orang lain.
• Memahami bahwa perbuatan ibadah dan kebajikan sangat diperlukan bagi
manusia.
• Sebagai muslim kita meyakini bahwa Allah mahakuasa atas segala sesuatu yang
dikehendaki-Nya.
• Mempraktikan perilaku berkompetisi dalam kebaikan seperti yang terkandung
dalam Q.S. Al-baqarah : 148.
• Tanamkan keimanan yang kuat di dalam hati agar tidak mudah tergoda oleh bujuk
rayu setan yang hendak menjerumuskan manusia ke jurang kenistaan.
• Pahami dengan seksama, mana perilaku yang baik dan manapula yang buruk agar
kita dapat memilih dan menentukan perbuatan yang pantas dan tidak pantas
dilakukan.
• Tanamkan keyakinan dalam hati bahwa berkompetisi atau bersaing secara sehat
untuk menjadi yang terbaik dan dalam hal kebaikan sangat dianjurkan dalam
agama islam.
• Pandanglah semua orang sebagai pesaingmu dalam berbuat kebaikan sehingga
kamu mempunyai motivasi untuk berlomba dalam hal kebaikan.
12. CONTOH PRILAKU KOMPETITIF DALAM
KEBAIKAN
1. Semangat berkompetisi dalam melakukan dan
meraih prestasi;
2. Dinamis, senantiasa semangat dalam melaksanakan
tugas dan kewajiban;
3. Sportif, mengakui keunggulan orang lain. dan tidak
malu untuk menirunya;
4. Inovatif, Karya ide dan gagasan serta senantiasa
melakukan pembaruan-pembaruan;
5. Kreatif, penuh kreatifitas dalam melakukan hal-hal
yang bermanfaat.
13. KERJA KERAS
Kerja keras adalah usaha maksimal untuk memenuhi keperluan hidup di dunia dan di
akhirat disertai sikap optimis. Setiap orang wajib berikhtiar maksimal untuk
memenuhi kebutuhan hidup di dunia dan akhirat. Kebutuhan hidup manusia baik
jasmani maupun rohani harus terpenuhi. Kebutuhan jasmani antara lain makan,
pakaian dan tempa tinggal sedangkan kebutuhan rohani diantaranya ilmu
pengetahuan dan nasehat. Kebutuhan itu akan diperoleh dengan syarat apabila
manusia mau bekerja keras dan berdo’a maka Allah pasti akan memberikan nikmat
dan rizki-Nya.
Firman Allah swt:
لَهُ مُعَقِِّبَا ت مِرن بَرينِ يَرَُّيهِ وَمِرن رَِلفِهِ يَرفَْظُونَهُ مِرن أَرمرِ اللََِّّ إِنَّ اللََّّ لا يُغَيِِّرُ مَا بِقَرو ىَََّْ يُغَيِِّرُوا مَ ا بِرَْنفُسِهِر ) وَإِذَا أَرَا اللََّّ بِقَرو سُو اًٍ اََ مَرَ لَهُ وَمَا لَهُر مِرن وُُّنِهِ مِرن وَا ل ) ١١
Artinya:“ Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” Q.S. (Ar-Ra’du[13]:
11)
Merujuk pada aat al-Qur’an di atas, maka setiap manusia haruslah mengusahakan
untuk kehidupannya, tidak sekedar menunggu rizki dari Allah dengan berpangku
tangan saja.
Adapun apabila manusia bekerja keras maka akan memperoleh beberapa manfaat
antara lain: mendatangkan pahala karena bekerja keras merupakan ibadah kepada
Allah swt, meningkatkan kesejahteraan dan mewujudkan cita-cita atau tujuan
hidup.
14. CONTOH PERILAKU KERJA KERAS,
TEKUN, ULET DAN TELITI
Sikap kerja keras, tekun, ulet dan teliti sangat berkaitan erat. Maksudnya
sebuah usaha yang dilakukan dengan giat atau keras maka akan lebih
maksimal apabila diiringi dengan ketekunan , keuletan dan ketelitian.
Berikut ini contoh yang menunjukkan perilaku kerja keras, tekun, ulet dan
teliti.
1. Bersungguh-sungguh mencari rizki yang halal, sebab Allah tidak akan
memberi rizki pada orang yang malas.
2. Tidak mudah putus asa bila dalam bekerja atau belajar menemui
hambatan, tetap berusaha mencari jalan keluar terhadap masalah yang
dihadapi.
3. Segera menyelesaikan pekerjaan tidak menunda-nundanya.
4. Apabila telah berhasil memperoleh apa yang direncanakan, tidak cepat
merasa puas, akan tetapi terus terpacu untuk lebih kreatif.
5. Apabila menghadapi pekerjaan yang tidak disukai, maka tetap tekun
menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan hati sabar.
6. Senantiasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan.
15. MEMBIASAKAN DIRI BERPERILAKU
KERJA KERAS
Untuk dapat memilki sikap kerja keras, perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Selalu menyadari bahwa hasil yang diperoleh dari jerih
payahnya sendiri lebih terpuji dan mulia daripada
menerima pemberian orang lain.
2. Islam memuji sikap kerja keras dan mencela meminta-minta
(kecuali jika terpaksa).
3. Memiliki semboyan tidak suka mempersulit orang lain
dengan mengharapkan bantuannya.
4. Menyadari sepenuhnya bahwa memberi lebih mulia
daripada meminta.[1]
16. Hikmah Bekerja Keras
Allah SWT memerintahkan supaya kita bekerja keras karena banyak
himah dan manfaatnya, baik bagi orang yang bekera keras maupun
terhadap lingkungannya. Di antara hikmah bekerja keras tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan potensi diri, baik berupa bakat, minat,
pengetahuan, maupun keterampilan.
2. Membentuk pribadi yang bertanggung jawab dan disiplin.
3. Mengangkat harkat martabat dirinya baik sebagai makhluk individu
maupun sebagai anggota masyarakat.
4. Meningkatkan taraf hidup orang banyak serta meningkatkan
kesejahteraan.
5. Kebutuhan hidup diri dan keluarga terpenuhi.
6. Mampu hidup layak.
7. Sukses meraih cita-cita
8. Mendapat pahala dari Allah, karena bekerja keras karena Allah
merupakan bagian dari ibadah.