Democratic Republic Of Congo Education System Transformation December 2006 J ...
BERBAKTI
1. Kisah Mengagumkan Bakti Seorang Ulama Buta pada
Ibundanya
Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al Barrak[1] adalah
salah seorang ulama negeri saudi saat ini.Saya ingin
menyebutkan kisah betapa berbaktinya Syaikh kami
terhadap ibundanya dan Syaikh hafidzahullah telah
mencontohkan teladan yang sungguh ajaib dalam
berbakti,terkhusus di zaman sekarang ini.Ibunda
Syaikh telah wafat sekitar 5 tahun silam.Saya akan
menyebutkan beberapa kisah dalam beberapa point
berikut tanpa perincian yang luas:
2. 1.Syaikh Abdurrahman Al Barrak hafidzahullah dikenal hanya
sedikit pergi haji. Sebabnya adalah tidak adanya persetujuan
ibundanya rahimahallah.Beliau mulai berhaji lagi sejak Ibunya
lemah ingatannnya dan bercampurnya sebagian hal sehingga
menjadi memberikan izin baginya untuk pergi haji
2.Syaikh Al Barrak tidak pergi safar kecuali setelah diberi izin
ibundanya.Suatu waktu,terjadi suatu permasalah di kampung
halaman beliau di Albakiriyah daerah Al Qosim.Penduduk
daerah tersebut meminta Syaikh untuk datang agar membantu
menyelesaikan masalah tersebut karena kedudukan Syaikh yang
berpengaruh dikalangan mereka.Maka Syaikh menyetujuinya
untuk pergi asalkan dengan syarat jika diizinkan Ibunya.Maka
sebagian sebagian saudara ibunya berbicara kepada Ibu Syaikh
,dan karena segan maka kemudian diizinkanlah Syaikh Al
Barrak.Setelah saudara-saudara Ibunya pergi,maka sang Ibu
berkata pada Syaikh Abdurahman bin Nashir Al Barrak :”Saya
menyetujuinya karena mereka terus menerus meminta padaku”.
3. 3.Syaikh Abdurrahman dalam safarnya ke Mekah dalam liburan
musim panas tidaklah terputus dari menelepon ibunya. Tidak
kurang dari dua kali menelepon ibunya dalam sehari.Bahkan beliau
sempat memutuskan pelajaran yang sedang disampaikan dimana
saat itu kami sedang membacakan kitab pada beliau di Masjidil
Haram ,Syaikh menelepon ibunya dan kemudian disambung lagi
pelajaran saat itu
4.Ibunda Syaikh tidaklah terus menerus tinggal bersama
Syaikh.Berpindah-pindah,terkadang tinggal di rumah Syaikh
namun terkadang di rumah anaknya yang lain (saudara kandung
Syaikh).Tatkala tinggal dirumah Syaikh ,maka Syaikh Al Barrak tidak
tidur dengan istrinya,tapi tidur bersama Ibunya dikamar Ibunya
dengan maksud siap sedia memenuhi segala permintaan Ibunya
4. 5.Diantara bentuk memenuhi hajat Ibunya,adalah Syaikh Al
Barrak senantiasa berdiri menuntun memegangi tangan
ibunya,karena Ibunya sudah lambat dalam berjalan.Syaikh
mengantar untuk pergi ke kamar mandi sampai ibunya duduk
dikursi khusus baginya.Kemudian Syaikh menunggu hingga
ibunya menyelesaikan keperluannya di kamar mandi,setelah
itu Ibunya diantar lagi ketempat semula.Ini semua dilakukan
Syaikh,walaupun ada anak-anak perempuan Syaikh dan
istrinya
5. 6.Diantara bentuk bakti yang lain, Syaikh Abdurrahman Al
Barrak hafidzahullah tidak pernah memutus kebiasaan
Ibunya.Saya pernah membaca kitab dihadapan beliau
disuatu hari dipelataran rumah beliau dipintu masuk
khusus laki-laki.Pelajaran yang disampaikan Syaikh di sore
hari biasanya tidak terputus kecuali apabila terdengar
adzan maghrib.Tatkala menjelang adzan maghrib beliau
meminta saya keluar dari rumah.Ini bukanlah kebiasaan
Syaikh sebelumnya.Setelah Isya tiba-tiba Syaikh
meneleponku di rumah,beliau meminta maaf dari
kejadian dihari itu dan memberitahu bahwa dilakukannya
hal tersebut karena Ibunya punya kebiasaan berwudhu
untuk shalat maghrib di keran air disebelah pintu dimana
kami tadi berada.
6. 7.Syaikh Al Barrak sangat memperhatikan keinginan Ibunya.Adalah
kebiasaan Syaikh bermajlis dengan tamu-tamunya hingga adzan
tiba kemudian mereka keluar untuk sholat.Namun jika sedang ada
ibunya ,maka Syaikh akan berdiri sebelum adzan tiba karena hal ini
kesukaan Ibunya yang sholehah
8.Tatkala semakin parah sakit yang dialami ibunya,maka Syaikh
berusaha mengobatinya,beliau tidur bersamanya serta
memberinya makanan dan minuman.Bahkan Syaikh kami ini
apabila selesai sholat shubuh dari masjid,beliau menyiapkan
minuman ,kemudian memberikannya kepada Ibunya,atau
terkadang mendinginkan minuman tersebut untuk ibunya.Semua
ini dilakukan beliau dengan keadaan beliau yang buta
matanya.Setelah itu beliau kembali ke masjid untuk
menyampaikan kajian shubuh