Dokumen tersebut membahas tentang bioteknologi yang meliputi penggunaan mikroorganisme dalam menghasilkan produk pangan seperti tempe, kecap, dan yoghurt melalui fermentasi, serta penjelasan mengenai kultur jaringan dan rekayasa genetika untuk memperbaiki tanaman.
1. Bioteknologi
Part 1
Oleh : Triagus N S (17)
Kelas : 11 Aksel
2. Mikroorganisme Dalam Bioteknologi
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran
sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.
Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme dapat
menjadi bahan pangan ataupun mengubah bahan pangan menjadi bentuk lain.
Proses yang dibantu oleh mikroorganisme misalnya melalui fermentasi, seperti
keju, yoghurt, dan berbagai makanan lain termasuk kecap dan tempe. Pada
masa mendatang diharapkan peranan mikroorganisme dalam penciptaan
makanan baru seperti mikroprotein dan protein sel tunggal. Mengenal sifat dan
cara hidup mikroorganisme juga akan sangat bermanfaat dalam perbaikan
teknologi pembuatan makanan.
3. JENIS-JENIS MIKROORGANISME YANG
DIMANFAATKAN UNTUK MENINGKATKAN
PRODUK PANGAN
No Bahan Pangan Mikroorganisme Golongan Produk
1 Susu Lactobacillus bulgaricus Bakteri Yoghurt
Streptococcus termophillus Bakteri Yoghurt
Streptococcus lactis Bakteri Mentega
Panicillium requiforti Jamur Keju
Propioni bacterium Bakteri Keju Swiss
Lactobacillus casei Bakteri Susu asam
2 Kedelai Rhizopus oligosporus Jamur Tempe
Rhizopus stoloniferus Jamur Tempe
Rhizopus oryzae Jamur Tempe
Aspergillus oryzae Jamur Kecap
3 Kacang tanah Neurospora sitophyla Jamur Oncom
4 Beras Saccharomyces cereviseae Jamur Tape Ketan
Endomycopsis fibulegera Jamur Tape Ketan
5 Singkong Saccharomyces elipsoides Jamur Tape singkong
Endomycopsis fibulegera Jamur Tape singkong
4. No Bahan Mikroorganisme Golongan Produk
Pangan
6 Air kelapa Acetobacter xylinum Bakteri Nata de coco
7 Tepung gandum Saccharomyces elipsoides Jamur Roti
8 Kubis Enterobacter sp. Bakteri Asinan
9 Padi-padian Saccharomyces cereviseae Jamur Minuman beralkohol
atau umbi- Saccharomyces caelsbergensis
umbian
10 Mikroorganisme Spirulina Alga bersel Protein sel tunggal
Chlorella satu
5. Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk
mengisolasi bagian dari tanaman. seperti
sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan
dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman
tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi
tanaman lengkap kembali.
6. Prinsip Kultur Jaringan
Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan
tumbuhan secara vegetatif . Berbeda dari teknik perbanyakan
tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan
dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan
kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in
vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti "di dalam kaca"
karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan
medium dan kondisi tertentu.
7. Prasyarat dan Media
Prasyarat :
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung
kehidupan jaringan yang dibiakkan. Hal yang paling esensial adalah wadah dan media
tumbuh yang steril. Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan
mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan
berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya.
Media :
Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair. Media
padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi dicampurkan
pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan diair. Media cair dapat bersifat
tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan. Komposisi media
yang digunakan dalam kultur jaringan dapat berbeda komposisinya. Perbedaan
komposisi media dapat mengakibatkan perbedaan pertumbuhan dan
perkembangan eksplan yang ditumbuhkan secara in vitro. Media Murashige dan Skoog
(MS) sering digunakan karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro dan vitamin
untuk pertumbuhan tanaman.
8. Nutrien yang tersedia di media berguna untuk metabolisme, dan vitamin pada
media dibutuhkan oleh organisme dalam jumlah sedikit untuk regulasi. Pada media
MS, tidak terdapat zat pengatur tumbuh (ZPT) oleh karena itu ZPT ditambahkan pada
media (eksogen). ZPT atau hormon tumbuhan berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Interaksi dan keseimbangan antara ZPT yang diberikan dalam
media (eksogen) dan yang diproduksi oleh sel secara endogen menentukan arah
perkembangan suatu kultur.
Penambahan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh pada jaringan
parenkim dapat mengembalikan jaringan ini menjadi meristematik kembali dan
berkembang menjadi jaringan adventif tempat pucuk, tunas, akar, maupun daun pada
lokasi yang tidak semestinya. Proses ini dikenal dengan peristiwa dediferensiasi.
Dediferensiasi ditandai dengan peningkatan aktivitas pembelahan, pembesaran sel, dan
perkembangan jaringan.
9. Metode Kultur Jaringan
Metode perbanyakan tanaman secara in vitro dapat dilakukan melalui
tiga cara, yaitu melalui perbanyakan tunas dari mata tunas apikal, melalui
pembentukan tunas adventif, dan embriogenesis somatik, baik secara langsung
maupun melalui tahap pembentukan kalus. Ada beberapa tipe jaringan yang
digunakan sebagai eksplan dalam pengerjaan kultur jaringan. Pertama adalah
jaringan muda yang belum mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah
(meristematik) sehingga memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi. Jaringan
tipe pertama ini biasa ditemukan pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi
daun, ujung akar, maupun kambium batang. Tipe jaringan yang kedua
adalah jaringan parenkima, yaitu jaringan penyusun tanaman muda yang
sudah mengalami diferensiasi dan menjalankan fungsinya. Contoh jaringan
tersebut adalah jaringan daun yang sudah berfotosintesis dan jaringan batang
atau akar yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.
10. Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika adalah prosedur dasar dalam
menghasilkan suatu produk bioteknologi. Secara
umum, rekayasa genetika melakukan modifikasi pada mahluk
hidup melalui transfer gen dari suatu organisme ke organisme
lain. Prosedur rekayasa genetika secara umum meliputi:
Isolasi gen.
Memodifikasi gen sehingga fungsi biologisnya lebih baik.
Mentrasfer gen tersebut ke organisme baru.
Membentuk produk organisme transgenik.
Prosedur pembentukan organisme transgenic ada dua, yaitu:
Melalui proses introduksi gen
Melalui proses mutagenesis