Materi strategi teknik pengelolaan & pengemasan inbound dom tour jabar slide
1. TEKNIK PENGELOLAN & PENGEMASAN
INBOUND DAN
DOMESTIK TOUR KE JAWA BARAT
BY : KHOIRUL FAJRI SE.MM
* Pengurus DPD ASITA Jabar (Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia) periode 2009-
2013, Bidang Pendidikan,SDM & Keorganisasian
* Pengurus DPP ASKKINDO ( Assosiasi konsultan non konstruksi ) periode 2012-2017, Bidang
seni, Budaya dan Pariwisata
* Asessor nasional tenaga kerja pariwisata bidang BPW dari BNSP sejak 2011
* Auditor nasional sertifikasi usaha jasa pariwisata – Kemenparekraft sejak 2010
* Ketua Ikatan Alumni STIP-ARS Internasional Bandung periode 1992-1997, 2010-2015
* Pengajar program UPW di STIEPAR-AKTRIPA, Bandung 2005 – Sekarang
* Pengajar/Kajur program UPW di SMK YPPT dan SMK ICB, Bandung 1999 - Sekarang
* Pimpinan/Owner TRAVALINK INDONESIA Tours & Travel, 2004 - Sekarang
* Pimpinan/Owner GLOBAL TOURISM CONSULTANT, 2003 - Sekarang
2. CURICULUM VITAE
DATA PERSONAL
Nama : KHOIRUL FAJRI SE.MM
Tempat/Tgl Lahir : Purworejo, August 9th 1970
Agama : Islam
Pekerjaan Pengajar bidang pariwisata di SMK ICB sejak 1999 s.d. sekarang
Pengajar Matpel Adm Keuangan BPW dan TIS di SMK YPPT sejak 2009 s.d. sekarang
Pengajar jurusan UPW D3 STIEPAR YAPARI sejak 2005 s.d. sekarang
Pimpinan Perusahaan-perusahaan :
PT. GLOBAL EVENT ORGANIZER – Bandung, sejak tahun 1998
(Bidang Event Organizer)
SIEGMATAMA TRAVEL AGENT – Bandung, sejak tahun 1998
(Bidang Biro Perjalanan-Keagenan tiket Airlines)
PT. TRAVALINK INDONESIA TOURS – Bandung, sejak tahun 2003
(Bidang Biro Perjalanan-Tour Operator & UMROH)
PT. TRAVALINK TOURISM CONSULTANT, sejak tahun 2003
(Bidang Konsultan Pengembangan Pariwisata dan manajemen BPW )
Alamat Rumah : Komp. Green City View Blok A 14 – Jatihandap Bandung, Ph. 87241847
Email Address : khoirul.fajri@yahoo.com
kfajri@telkom.net.id
info@travalinktours.com
Blogger : khoirulf.blogspot.com
travalinkindonesia.blogspot.com / www.travalinktours.com
PENDIDIKAN :
Lulus SD tahun 1983 TOUR ,HOTEL, AIRPORT & AIRLINE EXPERIENCE :
Lulus SMP tahun 1986
Ticketing Merpati Airline office : 1990 – 1992
Lulus SMA tahun 1989
Lulus D 3 - Akademi Pariwisata STIP-ARS, tahun 1992 Airport Handling Staff : 1992 – 1993
Lulus S1 – Manajemen Bisnis tahun 2007
Lulus S2 – Magister Management STIMA IMMI Jakarta, tahun 2009 Inbound Tour Opr staff : 1993 - 1995 (BHARA TOUR)
Domestik & Inbound Tour : 1995 – 1998 (Satriavi, Bina Citra, dll )
KEORGANISASIAN / :
Pengurus DPD ASITA Jabar (Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia) periode 2009-2014
Pengurus DPP ASKKINDO ( Assosiasi konsultan non konstruksi ) periode 2012-2017, Bidang seni, Budaya dan Pariwisata
Asessor nasional tenaga kerja pariwisata bidang BPW dari BNSP
Auditor nasional sertifikasi usaha jasa pariwisata - Kemenparekraft
Ketua Ikatan Alumni STIP-ARS Bandung periode 1992-1997, 2010-2015
3. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 10.TAHUN 2009
TENTANG
KEPARIWISATAAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.
4. 4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata
dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
pengusaha.
5. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki
keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan
alam, budaya, dan hasil
buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
6. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif
yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas
pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi
terwujudnya kepariwisataan.
7. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
8. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan
kegiatan usaha pariwisata
5. 9. Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam
rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
10. Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama
pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang
mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan
ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya
dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.
11. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki,dihayati, dan dikuasai oleh pekerja pariwisata untuk
mengembangkan profesionalitas kerja.
12. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha dan pekerja
pariwisata untuk mendukung peningkatan mutu produk
pariwisata, pelayanan, dan pengelolaan kepariwisataan.
13 – 15. Tentang struktural kepemerintahan
6. TIGA POKOK USAHA
PARIWISATA
( Sesuai UU no. 10 Th
2009 Bab VI Pasal 14 )
TOURISM
SERVICE TOURISM TOURISM
DESTINATION FACILITIES
S
• TOURS & TRAVEL • TOURIST ATTRACTION • HOTEL
• TOUR GUIDE • ART & CULTURE AREA • TOURIST TRANSPORTATION
• MICE ORGANIZER • RECREATION AREA • RESTAURANT & CAFE
• EVENT ORGANIZER • ENTERTAINMENT AREA • TOURISM AREA
• TOURISM CONSULTANT - AMUSEMENT , PUB , NIGHT
• TOURIST INFORMATION CLUB, THEATER
SERVICE
7. PROMOSI DTW OLEH PEMERINTAH
Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam
melakukan promosi DTW di dalam dan luar
negeri saat ini sudah tepat bila dibarengi d engan
kesiapan Daerah Tujuan Wisata yang
dipromosikannya. Sampai sekarang Daerah
Tujuan Wisata
tertentu saja yang siap menerima kunjungan
wisatawan. Se -hingga sebaik apapun bentuk
promosi
yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan
membawa hasil yang signifi kan bila tidak
dibarengi
oleh pengemasan produk pariwisata di Daerah
Tujuan Wisata. Faktor ini akan menimbulkan
kekecewaan wisa-tawan karena kenyataan di
lapangan ber -beda dengan janji promosi yang
mereka lihat dan dengar.
8. Produk Pariwisata
Menurut Spillane (1994:14), kegiatan pariwisata
dapat menjadi besar disebabkan tiga hal :
Pertama, penampilan yang eksotis dari
pariwisata,
kedua, adanya keinginan dan kebutuhan orang
modern yang disebut hiburan waktu senggang
dan ketiga, memenuhi kepentingan politis pihak
yang berkuasa dari Negara yang dijadikan
daerah tujuan turisme.
Dapat dikatakan bahwa pariwisata adalah
aktivitas yang dilibatkan oleh orang -orang yang
melaku-kan perjalanan (Mill,2000:21).
Memang, sebagian besar aktivitas pariwisata
berhubungan dengan mobilitas dengan istilah
pariwisatanya disebut tur yaitu suatu kegiatan
perjalanan yang mempunyai ciri -ciri
tersendiri yang memberi warna wisata, bersifat
santai, gembira, bahagia, dan untuk bersenang -
senang (Nuriata, 1992:11).
9. THE BASIC
CYCLUS
OF TRAVEL
ACTIVITIES
TOUR
TRAVELLER ACTIVITIES
TRAVELING
BUSINESS
ACTIVITIES
TOURIST
• TOURS & TRAVEL
• HOTEL FAMILY
• RESTURANT VISIT /
• TOUR GUIDE
• TRANSPORTATION OTHERS
• OTHERS FACILITIES
(BANK, POST OFFICE, ETC)
13. DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE JAWA BARAT
BANDUNG : Kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk ke Jawa Barat
melalui Bandara Husein Sastranegara pada Juni 2012 meningkat tajam hingga
15.417 pendatang tertinggi dalam 5 tahun terakhir.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Jawa Barat Anggoro Dwitjahyono
menjelaskan meningkatnya wisman yang berkunjung Jabar di antaranya
terdongkrak dengan dibukanya rute penerbangan langsung antara Malaysia-
Bandung tanpa harus melalui Jakarta.
"Pada 2008 jumlah wisman yang masuk lewat Husein rata-rata hanya 5.748
pendatang, 2009 sebanyak 6.804 orang, 2010 ada 7.707, dan tahun lalu 9.796
orang. Sedangkan pada 2012, rata-rata jumlah wisman mencapai 12.500 orang.
Puncaknya pada Juni 2012 meningkat 22,39% menjadi 15.417 dari Mei berjumlah
12.597 pengunjung," katanya, Rabu (1/8/2012).
Anggoro menjelaskan wisman yang datang ke Jabar didominasi dari Malaysia
10.852 pendatang pada Juni 2012 atau meningkat 10,64% dari bulan sebelumnya.
Selain itu, wisman asal Singapura yang masuk lewat Husein tercatat 2.106 orang
pada Mei meningkat 75,12% pada Juni 2012 menjadi 3.688 orang. (Sumber : bisnis
indonesi.com)
14. "Wisman asal negara Asia lainnya juga meningkat seperti dari Thailand
tumbuh 23,81% dari 42 wisman di Mei menjadi 52 wisman pada Juni. Asal
Korea Selatan pada Mei 2012 tercatat 21 wisman pada Juni 2012 menjadi
43 wisman atau naik 104,76%.
Untuk wisman asal Eropa seperti Inggris dan Prancis justru menurun pada
Juni 2012. Wisman asal Inggris tercatat 58 orang pada Mei turun menjadi 45
wisman pada Juni sebanyak 23 orang atau turun 37,84%.
Sedangkan rata-rata tingkat penghunian kamar (TPK) hotel di Jabar pada
Juni 2012 menjadi 47,80% dari Mei 43,30%.
(Sumber : bisnis indonesia.com)
15. Mengemas Fasilitas
Langkah awal yang dianjurkan oleh
Kotler, Bowen & Makens (2002:251) dalam
mengemas produk pariwisata adalah membagi
pasar menjadi kelompok -kelompok pembeli khas
yang mungkin membutuhkan produk disebut
dengan segmentasi pasar. Langkah selanjutnya
adalah membidik pasar dengan cara
mengevaluasi daya tarik masing -masing segmen
dan memilih satu atau beberapa segmen pasar.
Maksudnya, tindakan yang harus dilakukan
setiap Daerah Tujuan Wisata adalah mengemas
produknya disesuaikan dengan keinginan dan
kebutuhan wisatawan
mancanegara yang dibidiknya. Mendukung
tindakan tersebut, Daerah Tujuan Wisata harus
mengembang-kan posisi bersaing produk
pariwisatanya dengan Daerah Tujuan Wisata
yang lainnya yang disebut menetapkan posisi.
16. Banyak obyek dan atraksi wisata di Indonesia yang
ditawarkan kan tetapi pada beberapa tempat
dikeluhkan oleh Tour Leader luar negeri karena tidak
ada perubahan (Yoeti:1997:58). Ini, perlu
diperhatikan, karena Tour Leader adalah perwakilan
dari tur operator yang
mempromosikan dan membawa wisatawan datang ke
Daerah Tujuan Wisata. Bilamana obyek yang
dipromosikan terbatas pada atraksi yang
terbatas, suatu saat dia akan menghentikan
promosi daerah tersebut kemudian memilih Daerah
Tujuan Wisata lain. Harus disadari bahwa wisatawan
melakukan perjalanan wisata ke suatu Daerah Tujuan
Wisata tertentu adalah untuk mencari pengalaman-
pengalaman baru, mene-mukan sesuatu yang aneh
dan belum pernah disaksikannya. Wisatawan biasanya
lebih menyukai sesuatu yang berbeda (something
different) dari apa yang pernah dilihat, d
irasakan, dilakukan di negara dimana biasanya ia
tinggal. Yoeti (1997) menyarankan bahwa mengemas
produk pariwisata harus
mempertahankan keaslian lingkungan karena selalu
lebih menarik daripada yang dibuat -buat.
17. Style produk sangat diperlukan dalam mengemas
Daerah Tujuan Wisata,
tujuannya ialah untuk memperbaharui dan menguasai
pasar ( to re-new dan re-sell the market) sehingga
dapat menjamin penjualan. Dikatakan oleh Yoeti
(1997:59) dalam kepariwisataan
product style yang baik, misalnya
(1) obyek harus menarik untuk disaksikan maupun
diperlajari,
(2) mempunyai kekhususan dan berbeda dari obyek
yang lain,
(3) prasarana menuju ke tempat tersebut terpelihara
dan baik,
(4) tersedia fasilitas something to see, something to do
dan something to buy,
(5) kalau perlu dilengkapi dengan sarana -sarana
akomo-dasi dan hal lain yang dianggap perlu.
Bilamana produk yang ditawarkan oleh berba gai
produsen dianggap sama oleh wisatawan, maka
perbedaan yang meng-untungkan terletak pada
product style yang dimiliki
18. mengemas product style sistem
pariwisata perlu diadakan survey obyek dan atraksi
wisata yang potensial untuk ditawarkan. Hadinoto
(1996:69-70) menjelaskan bahwa survey diadakan
untuk penggolongan obyek dan atraksi wisata yang
digolongkan, menjadi (1) penggolongan Jenis
Kepariwisataaan berupa destination tourism (untuk
wisa-tawan yang tinggal lama), touring tourism (untuk
wisatawan yang tinggal se-bentar), (2) penggolongan
atraksi berupa atraksi utama ( core attraction), atraksi
pendukung (supporting attraction), (3) penggolongan
jenis atraksi terdiri dari
resource-based attraction, dan user-oriented attraction.
Pada penjelasan di atas yang dimaksud dengan touring
tourism ialah atraksi, transportasi, fasilitas
pelayanan, dan pengarahan promosi yang digunakan
di dalam tour ke beberapa lokasi
selama perjalanan akhir minggu atau libur. Atraksi
terletak dekat rute perjalanan, di persimpangan
jalan, dan hanya dikunjungi satu kali oleh masing -
masing kelompok pengunjung.
Aktivitas hampir pasif karena waktu hampir
terbatas, sebab jadwal perjalanan tertentu.
19. Penyempurna pengemasan
patut diperhatikan penataan lima jenis komponen
Daerah Tujuan Wisata oleh Hadinoto (1996:36), berupa
(1) gateway atau pintu masuk, pintu gerbang berupa
bandar udara, pelabuhan laut, stasiun kereta api, dan
terminal bis, (2) tourist centre atau pusat
pengembangan pariwisata (PPP), yang dapat berupa
suatu kawasan wisata ( resort) atau bagian kota yang
ada, (3) attraction atau atraksi kelompok satu atau
lebih, (4) tourist corridor atau pintu
masuk wisata, yang menghubungkan gateway dengan
tourist centre, dan dari tourist centre ke attraction, (5)
hinterland atau tanah yang tidak digunakan untuk 4
komponen tersebut. Wisatawan lazimnya datang lewat
gateway, kemudian menuju ke PPP dimana ia
menemukan
akomodasi dan semua usaha jasa pelayanan
pendukung wisata, seperti restoran, toko
cinderamata, biro perjalanan wisata, persewaan
kendaraan, dan lain -lain. Dari PPP ia mengadakan
perjalanan wisata ke atraksi wisata, melewati korido r
wisata. Sambil berjalan di koridor wisata, ia menikmati
pemandangan indah dan kehidupan rakyat
(desa, pengolahan tegal, dan sawah) yang disebut
sebagai hinterland
20. Pengemasan fasilitas-fasilitas produk pariwisata yang
baik tidak akan cukup menarik wisatawan bila tidak
diberi roh. Pelayanan adalah roh yang akan meng -
gerakkan aktivitas pariwisata sebab yang dibeli oleh
wisatawan adalah pelayanan sejak dia
berangkat, datang ke Daerah Tujuan Wisata dan
kembali lagi ke tempat asal. Menurut Sugiarto
(1999:36) pelayanan adalah tindakan yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan orang lain
(konsumen, pelanggan, tamu, klien,pasien, penumpang
, dan lainnya) yang tingkat pemuasnya hanya dapat
dirasakan orang yang sedang melayani maupun yang
dilayani. Berkaitan dengan memberikan pelayan-an
yang perlu diperhatikan adalah tingkat kepuasan
wisatawan. Agar wisatawan ter -puaskan selama
melakukan perjalanan wi -sata, maka jasa-jasa
pariwisata harus dapat menunjukkan kualitas jasanya.
Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi
kualitas jasa, yaitu expected service dan perceived
service. Apabila jasa yang diteri-ma atau dirasakan
sesuai dengan yang diha -rapkan, maka kualitas jasa
dipersepsikan baik
dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui
harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan
sebagai kualitas yang ideal. wisatawan secara
21. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN
PENGELOLAAN DAN PENGEMASAN PRODUK
Produk
•5(lima)karakteristikprodukyangdibutuhkanuntukdipertimbangkanketikam
encobamembuatprodukyangadasesuaidenganprinsipkeberlanjutan,Dima
natermasuk:
–Rancanganfasilitas
–Rancanganygberorintasikeberlanjutankedaalamoperasionalbisnis
–Presentasidaripadaproduk
–Elemenpelayanan
–
“Branding”ataurancangancitradaripadaprodukyangdikomunikasikandandi
promosikankepadatargetpengunjung
22. Harga
•Harga adalah elemen kunci dalam merancang produk dan sebagai alat
penting dalam mempengaruhi permintaan kunjungan
•Harga terkait dengan penilaian apa yang diharapkan , karaketistik
segmen pasar yang akan diharapkan dan jumlah dan kapasitas yang
ditawarkan kepada pasar
•Ketika memformulasikan strategi harga, para pelaku usaha pada
dasarnya mempertimbangkan berbagai ragam biaya produksi dan
keuntungan yang diharapkan serta kondisi persaingan bisnis
•Biaya terkait dengan lingkungan perlu dipertimbangkan dalam
merancang harga produk wisata disamping pertimbangan sebagai
barang publik
23. Tempat/Distribusi/Akses Pasar
•Keputusan pemasaran dari pada operator perjalanan berpengaruh kuat
terhadap :
–Segmen pasar yang dituju dalam kegiatan promosi dan distribusi
–Rancangan produk dan kualitas dalam kaitannya dengan apa yang
diharapkan konsumen (wisatawan) dalam membeli produk wisata
–Kapasitas produk wisata yang akan ditawarkan untuk dijual
–Harga dimana produk wisata akan dijual
–Citra dan penempatan destinasi (fokus kepada aspek lingkungan baik
secara langsung dan tidak langusng)
24. Keputusan pemasaran dari pada operator perjalanan berpengaruh kuat
terhadap :
–Aliran informasi kepada wisatawan tentang destinasi
–Evaluasi tentang tanggapan konsumen terhadap destinasi
–Pemahaman tentang wisatawan dan profilnya yang dapat dimanfaatkan
sebagai data base analisis pasar kedepan dan kegiatan pemasaran
–Sasaran pemasaran, target kunjungan , anggaran dan program
Promosi
•Pesan yang disamapikan melalui iklan dan promosi sangat kuat pengaruhnya
tehadap ekpektasi pengunjung tentang apa yang akan mereka temukan di suatu
destinasi dan dalam menarik kelompok wisatawan tertentu.
•Organisasi perorangan (swasta) harus bekerjasama dengan pengelola
pariwisata pemerintah setempat yang memiliki tanggung jawab terhadap upaya
promosi secara akurat mengenai gambaran produk destinasi dalam pesan
promosi dan iklan, sehingga mampu meningkatkan pemahaman pengunjung
potensial berkenaan dengan perilaku yang diharapkan oleh pengelola pariwisata
destinasi
25. D. Perkembangan Volume Penumpang angkutan udara dan Pertarifan
PERKEMBANGAN PENUMPANG ANGKUTAN UDARA DOMESTIK
SEJAK TAHUN 1996
TH 1996 2000
Sejak
13,5jt Rata-rata
Th 1999
Penumpan kenaikan/T
Izin Airline
g h22%
Th 2001
http://hubud.dephub.go.id/?id+izin+detail+1
Munculnya
LCC
Airline
Th 2011 Th 2010 Th 2007
71,80jt 42,18jt 26,13jt
Penumpan Penumpan Penumpan
g g g NOW EVERYONE CAN FLY
Sumber : http://hubud.dephub.go.id/?+statistik+detail+angudbulan
TONY
FERNANDEZ
26. PEMBERLAKUKAN TARIF PENERBANGAN BATAS ATAS DAN
BAWAH OLEH PEMERINTAH SEJAK TAHUN 2005-2010
Dengan semakin berkembangnya perusahaan angkutan udara yang melakukan
sistem penarifan normal dan low cost carrier maka untuk menciptakan industri
penerbangan yang sehat dengan tingkat keselamatan tinggi, sejak tahun 2002 -
2005 pemerintah memberlakukan tarif acuan batas atas dan tarif referensi (batas
bawah) untuk perusahaan penerbangan adalah sebesar Rp.338.386 per jam per
penumpang atau dengan biaya operasi rata-rata per kilometer sebesar Rp. 376 per
penumpang. Dan berdasarkan KM 26 Tahun 2010 Tentang : Mekanisme Formulasi
Perhitungan Dan Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas
Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri maka ada penyesuaian-
penyesuaian kembali dari Kepmenhub No. 9 tahun 2002.
Kepmenhub No 9 Tahun 2002 tentang Tarif Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas Ekonomi.
http://118.97.61.233/perundangan/images/stories/doc/permen/2010/km._no._26_tahun_2010.pdf
PERBEDAAN PEMBERLAKUKAN TARIF PENERBANGAN
SEBELUM DAN SESUDAH TAHUN 2001
SETELAH TAHUN 2001
SEBELUM TAHUN 2001
HARGA ANGKUTAN UDARA UNTUK SEMUA
HARGA ANGKUTAN UDARA UNTUK SEMUA
RUTE DITETAPKAN OLEH MASING-MASING
RUTE DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH
AIRLINE DENGAN BERDASAR SISTEM
BERARTI SEMUA AIRLINE HARGA SAMA
BATAS ATAS DAN BAWAH
27. FLIGHT SCHEDULE DARI BANDUNG
NO FLT NO ORIGIN DEST FTD FTA AVAILABILITY KET
1 8:30 11:40
2 12:15 15:20
KUL Setiap Hari
3 14:55 18:00
4 19:45 22:50
5 5:50 8:30
SIN Setiap Hari
6 QZ BDO 11:15 13:55
7 5:35 7:55 Setiap Hari
MES
8 19:55 22:15 1, 3, 5
9 19:55 22:40 Setiap Hari
DPS
10 10:15 13:00 2, 3, 4, 5, 6, 7
11 PKU 7:50 9:35 Setiap Hari
12 SJ BDO SUB 9:35 10:45 Setiap Hari
13 JOG 14:25 15:35
WI BDO Setiap Hari
14 SUB 14:25 17:15
15 SUB 16:10 17:25
JT BDO 11:20 14:05 Setiap Hari
DPS
16 12:00 14:45
17 Y6 BDO SIN 12:25 15:10 2, 4, 7
9:05 11:55 2, 3, 4
18 MI BDO SIN
16:40 19:30 1, 5, 6, 7
28. 19 DPS 6:05 9:50
20 TKG 6:30 7:40
21 BDO SRG 9:20 10:30 Setiap Hari
22 SUB 6:05 7:15
23 JOG 12:50 14:00
BDO SUB 6:05 7:15
24 Setiap Hari Transit SUB
SUB BWW 13:40 14:30
BDO DPS 6:05 9:50
25 2, 5, 7 Transit DPS
DPS BMU 13:15 14:35
BDO DPS 6:05 9:50
26 Setiap Hari Transit DPS
DPS KOE 11:25 15:55
MZ
BDO DPS 6:05 9:50
27 2, 5 Transit DPS
DPS LBJ 11:15 13:00
BDO DPS 6:05 9:50
28 Setiap Hari Transit DPS
DPS LOP 13:35 14:20
BDO DPS 6:05 9:50
29 2, 5 Transit DPS
DPS MOF 11:25 14:30
BDO TKG 6:30 7:40
30 Setiap Hari Transit TKG
TKG PLM 8:10 9:10
BDO SRG 9:20 10:30
31 1, 2, 4, 6 Transit SRG
SRG SMQ 11:00 13:40
BDO DPS 6:05 9:50
32 1, 3, 4, 6, 7 Transit DPS
DPS TMC 12:10 13:45
33 GA BDO SUB 14:35 15:55 Setiap Hari