SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 26 TAHUN 2013
TENTANG
PENYELENGGARAAN PEKERJAAN DAN PRAKTIK TENAGA GIZI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa tenaga gizi sebagai salah satu dari jenis tenaga
kesehatan, berwenang untuk menyelenggarakan
pekerjaan dan praktik pelayanan gizi sesuai dengan
bidang keahlian yang dimiliki;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 23 ayat (5) Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Dan Praktik Tenaga Gizi;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Peraturan Pemerintah…
- 2 -
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1796/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 603);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
PENYELENGGARAAN PEKERJAAN DAN PRAKTIK
TENAGA GIZI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Tenaga Gizi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di
bidang gizi sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan.
2. Pelayanan Gizi adalah suatu upaya memperbaiki atau meningkatkan,
makanan, dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien yang
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan,
pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi
gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan
optimal dalam kondisi sehat atau sakit.
3. Fasilitas…
- 3 -
3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif,
preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
4. Surat Tanda Registrasi Tenaga Gizi yang selanjutnya disebut STRTGz
adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada Tenaga
Gizi yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
5. Surat Izin Praktik Tenaga Gizi yang selanjutnya disingkat SIPTGz
adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan
praktik pelayanan gizi secara mandiri.
6. Surat Izin Kerja Tenaga Gizi yang selanjutnya disebut SIKTGz adalah
bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan
pelayanan gizi di fasilitas pelayanan kesehatan.
7. Standar Profesi Tenaga Gizi adalah batasan kemampuan minimal
yang harus dimiliki/dikuasai oleh tenaga gizi untuk dapat
melaksanakan pekerjaan dan praktik pelayanan gizi secara
profesional yang diatur oleh organisasi profesi.
8. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
9. Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia yang selanjutnya disingkat MTKI
adalah lembaga yang berfungsi untuk menjamin mutu tenaga
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan.
10. Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi yang selanjutnya disingkat MTKP
adalah lembaga yang membantu pelaksanaan tugas MTKI.
11. Organisasi Profesi adalah Persatuan Ahli Gizi Indonesia.
Pasal 2
Dalam Peraturan Menteri ini diatur segala sesuatu yang berkaitan dengan
penyelenggaraan Pelayanan Gizi yang harus dilaksanakan oleh Tenaga
Gizi dalam melaksanakan pekerjaan dan praktik Pelayanan Gizi.
BAB II…
- 4 -
BAB II
PERIZINAN
Bagian Kesatu
Kualifikasi Tenaga Gizi
Pasal 3
Berdasarkan pendidikannya, Tenaga Gizi dikualifikasikan sebagai
berikut:
a. Tenaga Gizi lulusan Diploma Tiga Gizi sebagai Ahli Madya Gizi;
b. Tenaga Gizi lulusan Diploma Empat Gizi sebagai Sarjana Terapan
Gizi;
c. Tenaga Gizi lulusan Sarjana sebagai Sarjana Gizi; dan
d. Tenaga Gizi lulusan pendidikan profesi sebagai Registered Dietisien.
Pasal 4
(1) Tenaga Gizi Ahli Madya Gizi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf a yang telah lulus uji kompetensi dan teregistrasi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan merupakan Tenaga Gizi
Technical Registered Dietisien.
(2) Tenaga Gizi Sarjana Terapan Gizi, dan Sarjana Gizi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dan huruf c yang telah lulus uji
kompetensi dan teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan merupakan Tenaga Gizi Nutrisionis Registered.
(3) Tenaga Gizi Sarjana Terapan Gizi atau Sarjana Gizi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dan huruf c yang telah mengikuti
pendidikan profesi dan telah lulus uji kompetensi serta teregistrasi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan merupakan
Tenaga Gizi Registered Dietisien.
Bagian Kedua
Sertifikat Kompetensi dan STRTGz
Pasal 5
(1) Tenaga Gizi untuk dapat melakukan pekerjaan dan praktiknya harus
memiliki STRTGz.
(2) Untuk dapat memperoleh STRTGz sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Tenaga Gizi harus memiliki sertifikat kompetensi sesuai
peraturan perundang-undangan.
(3) STRTGz sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh MTKI
dengan masa berlaku selama 5 (lima) tahun.
(4) STRTGz…
- 5 -
(4) STRTGz sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperoleh sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Contoh STRTGz sebagaimana tercantum dalam Formulir I terlampir
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 6
STRTGz yang telah habis masa berlakunya dapat diperpanjang selama
memenuhi persyaratan.
Bagian Ketiga
SIPTGz dan SIKTGz
Pasal 7
(1) Tenaga Gizi dapat menjalankan praktik Pelayanan Gizi secara
mandiri atau bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
(2) Tenaga Gizi yang menjalankan praktik Pelayanan Gizi secara
mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus merupakan
Tenaga Gizi Registered Dietisien.
(3) Tenaga Gizi Technical Registered Dietisien dan Nutrisionis Registered
hanya dapat bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
(4) Dalam hal tidak terdapat Tenaga Gizi Registered Dietisien, maka
Tenaga Gizi Technical Registered Dietisien dan Nutrisionis Registered
dapat melakukan Pelayanan Gizi secara mandiri atau berkoordinasi
dengan tenaga kesehatan lain yang ada di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tempat Tenaga Gizi yang bersangkutan bekerja.
Pasal 8
(1) Setiap Tenaga Gizi Registered Dietisien yang melakukan praktik
Pelayanan Gizi secara mandiri dan bekerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan wajib memiliki SIPTGz.
(2) Setiap Tenaga Gizi Technical Registered Dietisien dan Nutrisionis
Registered yang melakukan pekerjaan Pelayanan Gizi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan wajib memiliki SIKTGz.
Pasal 9
(1) SIPTGz atau SIKTGz diberikan kepada Tenaga Gizi yang telah
memiliki STRTGz.
(2) SIPTGz atau SIKTGz sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.
(3) SIPTGz atau SIKTGz sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku
untuk 1 (satu) tempat.
Pasal 10…
- 6 -
Pasal 10
(1) Untuk memperoleh SIPTGz atau SIKTGz, Tenaga Gizi harus
mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah
kabupaten/kota dengan melampirkan:
a. fotokopi ijazah yang dilegalisir;
b. fotokopi STRTGz;
c. surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat Izin
Praktik;
d. surat pernyataan memiliki tempat kerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan atau tempat praktik Pelayanan Gizi secara mandiri;
e. pas foto terbaru ukuran 4X6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar berlatar
belakang merah;
f. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau
pejabat yang ditunjuk; dan
g. rekomendasi dari Organisasi Profesi.
(2) Apabila SIPTGz atau SIKTGz dikeluarkan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota, persyaratan rekomendasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf f tidak diperlukan.
(3) Contoh surat permohonan memperoleh SIPTGz atau SIKTGz
sebagaimana tercantum dalam Formulir II terlampir yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(4) Contoh SIPTGz atau SIKTGz sebagaimana tercantum dalam Formulir
III dan Formulir IV terlampir yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 11
(1) Tenaga Gizi warga negara asing dapat mengajukan permohonan
memperoleh SIKTGz setelah:
a. memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat (1);
b. melakukan evaluasi dan memiliki surat izin kerja dan izin tinggal
serta persyaratan lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
c. memiliki kemampuan berbahasa Indonesia.
(2) Tenaga Gizi warga negara Indonesia lulusan luar negeri dapat
mengajukan permohonan memperoleh SIPTGz atau SIKTGz setelah:
a. memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat (1); dan
b. melakukan evaluasi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 12…
- 7 -
Pasal 12
(1) SIPTGz dan SIKTGz berlaku sepanjang STRTGz masih berlaku dan
dapat diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan.
(2) Tenaga Gizi yang akan memperbaharui SIPTGz atau SIKTGz harus
mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1)
dan ayat (2).
Pasal 13
(1) Tenaga Gizi hanya dapat melakukan pekerjaan dan/atau praktik
paling banyak di 2 (dua) tempat kerja/praktik.
(2) Permohonan SIPTGz atau SIKTGz kedua dapat dilakukan dengan
menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah memiliki SIPTGz atau
SIKTGz pertama.
BAB III
PELAKSANAAN PELAYANAN TENAGA GIZI
Pasal 14
(1) Tenaga Gizi yang memiliki SIKTGz dapat melakukan Pelayanan Gizi
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan berupa:
a. puskesmas;
b. klinik;
c. rumah sakit; dan
d. Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
(2) Tenaga Gizi yang memiliki SIPTGz dapat melakukan praktik
Pelayanan Gizi secara mandiri.
Pasal 15
(1) Tenaga Gizi yang akan memberikan Pelayanan Gizi secara mandiri
harus memiliki peralatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan
konseling gizi dan Pelayanan Gizi di berbagai fasilitas.
(2) Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Daftar Peralatan terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 16...
- 8 -
Pasal 16
Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang mengijinkan Tenaga
Gizi yang tidak memiliki SIPTGz atau SIKTGz untuk melakukan
Pelayanan Gizi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tersebut.
Pasal 17
Tenaga Gizi dalam melaksanakan Pelayanan Gizi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, mempunyai kewenangan sebagai berikut:
a. memberikan pelayanan konseling, edukasi gizi, dan dietetik;
b. pengkajian gizi, diagnosis gizi, dan intervensi gizi meliputi
perencanaan, preskripsi diet, implementasi, konseling dan edukasi
serta fortifikasi dan suplementasi zat gizi mikro dan makro,
pemantauan dan evaluasi gizi, merujuk kasus gizi, dan dokumentasi
pelayanan gizi;
c. pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan pelayanan gizi;
dan
d. melaksanakan penyelenggaraan makanan untuk orang banyak atau
kelompok orang dalam jumlah besar.
Pasal 18
(1) Tenaga Gizi Technical Registered Dietisien dalam melaksanakan
kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a, hanya
terbatas pada:
a. pemberian Pelayanan Gizi untuk orang sehat dan dalam kondisi
tertentu yaitu ibu hamil, ibu menyusui, bayi, anak, dewasa, dan
lanjut usia; dan
b. pemberian Pelayanan Gizi untuk orang sakit tanpa komplikasi.
(2) Dalam melaksanakan Pelayanan Gizi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Tenaga Gizi Technical Registered Dietisien berada dalam
bimbingan Tenaga Gizi Registered Dietisien.
(3) Tenaga Gizi Nutrisionis Registered dalam melaksanakan kewenangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 sesuai dengan standar
profesi.
(4) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Tenaga
Gizi Registered Dietisien dalam melaksanakan Pelayanan Gizi juga
memiliki kewenangan yang meliputi:
a. menerima klien/pasien secara langsung atau menerima preskripsi
diet dari dokter;
b. menangani kasus komplikasi dan non komplikasi;
c. memberi…
- 9 -
c. memberi masukan kepada dokter yang merujuk bila preskripsi
diet tidak sesuai dengan kondisi klien/pasien; dan/atau
d. merujuk pasien dengan kasus sulit/critical ill dalam hal preskripsi
diet ke dokter spesialis yang berkompeten.
Pasal 19
(1) Dalam melaksanakan Pelayanan Gizi, Tenaga Gizi wajib melakukan
pencatatatan.
(2) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disimpan
selama 5 (lima) tahun.
Pasal 20
Dalam melaksanakan Pelayanan Gizi, Tenaga Gizi mempunyai hak:
a. memperoleh perlindungan hukum selama menjalankan pekerjaannya
sesuai standar profesi Tenaga Gizi;
b. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien/klien atau
keluarganya;
c. melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kompetensi;
d. menerima imbalan jasa profesi; dan
e. memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang
berkaitan dengan tugasnya sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 21
(1) Dalam melaksanakan Pelayanan Gizi, Tenaga Gizi mempunyai
kewajiban:
a. menghormati hak pasien/klien;
b. memberikan informasi tentang masalah gizi pasien/klien dan
pelayanan yang dibutuhkan dalam lingkup tindakan Pelayanan
Gizi;
c. merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat
ditangani;
d. menyimpan rahasia pasien/klien sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
e. mematuhi standar profesi, standar pelayanan, dan standar
operasional prosedur.
(2) Tenaga Gizi dalam melaksanakan Pelayanan Gizi senantiasa
meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan
dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya.
(3) Tenaga…
- 10 -
(3) Tenaga Gizi dalam melaksanakan Pelayanan Gizi harus membantu
program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 22
(1) Menteri, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota, MTKI, dan MTKP melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap pekerjaan dan praktik Tenaga Gizi dengan
mengikutsertakan Organisasi Profesi.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan oleh
Tenaga Gizi.
Pasal 23
(1) Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib melaporkan Tenaga
Gizi yang bekerja dan berhenti bekerja di fasilitas pelayanan
kesehatannya pada tiap triwulan kepada kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota dengan tembusan kepada Organisasi Profesi.
(2) Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota wajib melaporkan Tenaga
Gizi yang bekerja di daerahnya setiap 1 (satu) tahun kepada kepala
dinas kesehatan provinsi.
Pasal 24
(1) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 ayat (1) Menteri, pemerintah daerah provinsi atau
kepala dinas kesehatan provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/kota atau kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dapat
memberikan tindakan administratif kepada Tenaga Gizi yang
melakukan pelanggaran pekerjaan dan praktik Pelayanan Gizi dalam
Peraturan Menteri ini.
(2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan/atau
c. pencabutan SIPTGz dan/atau SIKTGz.
Pasal 25...
- 11 -
Pasal 25
(1) Pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota dapat merekomendasikan pencabutan STRTGz
kepada MTKI terhadap Tenaga Gizi yang melakukan pekerjaan dan
praktik pelayanan gizi tanpa memiliki SIPTGz atau SIKTGz.
(2) Pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota dapat mengenakan sanksi teguran lisan, teguran
tertulis sampai dengan pencabutan izin Fasilitas Pelayanan
Kesehatan kepada pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
mempekerjakan Tenaga Gizi yang tidak memiliki SIPTGz atau
SIKTGz.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 26
(1) Tenaga Gizi lulusan Diploma Tiga, Diploma Empat, Sarjana Gizi yang
telah menjalankan pekerjaan Pelayanan Gizi baik pekerjaan
Pelayanan Gizi secara mandiri ataupun bekerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan atau fasilitas Pelayanan Gizi lain paling singkat selama 5
(lima) tahun sebelum Peraturan Menteri ini dikeluarkan diberikan
sertifikat Registered Dietisien.
(2) Sertifikat Registered Dietisien sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikeluarkan oleh Organisasi Profesi.
(3) Tenaga Gizi yang telah menjalankan pekerjaan Pelayanan Gizi baik
pekerjaan Pelayanan Gizi secara mandiri ataupun bekerja di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan atau fasilitas Pelayanan Gizi lain sebelum
ditetapkan peraturan ini, harus memiliki STRTGz sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) Tenaga Gizi yang telah menjalankan pekerjaan Pelayanan Gizi baik
pekerjaan Pelayanan Gizi secara mandiri ataupun bekerja di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan sebelum ditetapkan Peraturan Menteri ini,
dinyatakan telah memiliki SIPTGz atau SIKTGz berdasarkan
Peraturan Menteri ini.
(5) Tenaga Gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus telah
memiliki SIPTGz atau SIKTGz berdasarkan Peraturan Menteri ini
paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan Menteri ini
diundangkan.
Pasal 27…
- 12 -
Pasal 27
Standar Profesi Gizi yang ditetapkan oleh Organisasi Profesi masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Menteri ini dan
belum ditetapkan yang baru oleh Organisasi Profesi.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Gizi,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 29
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mematuhinya, memerintahkan pengundangan
peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 25 Maret 2013
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NAFSIAH MBOI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 1 April 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 477
- 13 -
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 26 TAHUN 2013
TENTANG
PENYELENGGARAAN PEKERJAAN DAN
PRAKTIK TENAGA GIZI
DAFTAR PERALATAN PRAKTIK TENAGA GIZI
1. Food model;
2. Tempat mencuci tangan;
3. Timbangan berat badan;
4. Pengukur tinggi badan (microtoise);
5. Skinfold calipper;
6. Poster Gizi seimbang;
7. Buku Penuntun/Pedoman Konseling Gizi;
8. Leaflet Gizi (Diet untuk semua kasus sesuai Penuntun Diet);
9. Leaflet bahan makanan penukar;
10. Lembar Diagnosa Gizi & riwayat Makanan Klien;
11. Poster ASI dan MP ASI; dan
12. Lembar Balik Penyuluhan Gizi.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NAFSIAH MBOI
Formulir I
Contoh Surat Tanda Registrasi Tenaga Gizi
MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA
(THE INDONESIAN HEALTH PROFESSION BOARD)
SURAT TANDA REGISTRASI TENAGA GIZI
REGISTRATION CERTIFICATE OF NUTRITIONIST AND DIETISIEN
NOMOR REGISTRASI :
REGISTRATION NUMBER
NAMA :
NAME
TEMPAT/TANGGAL LAHIR :
PLACE/DATE OF BIRTH
JENIS KELAMIN :
SEX
NOMOR IJAZAH :
CERTIFICATE NUMBER
TANGGAL LULUS :
DATE OF GRADUATION
PERGURUAN TINGGI :
UNIVERSITY
KOMPETENSI :
COMPETENCE
NOMOR SERTIFIKAT KOMPETENSI:
COMPETENCE CERTIFICATION NUMBER
STR BERLAKU SAMPAI : (sesuai pemberlakuan sertifikat kompetensi)
VALID UNTIL
……………………201….
a.n.Menteri Kesehatan
KETUA MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA
CHAIRMAN OF INDONESIAN HEALTH PROFESSION BOARD
(....................................................)
PAS
FOTO
CAP/
STAMP
MTKI
Formulir II
Perihal : Permohonan Surat Praktik Kerja
Tenaga Gizi (SIPTGz)/Surat Izin Kerja
Tenaga Gizi (SIKTGz)
Kepada Yth,
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota ...........................
Di
...............................................…..
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama Lengkap : ..................................................................................
Alamat : ..................................................................................
Tempat/Tanggal Lahir : ..................................................................................
Jenis Kelamin : ..................................................................................
Tahun Lulusan : ..................................................................................
Nomor STRGz : ..................................................................................
Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin
Praktik Tenaga Gizi (SIPTGz)/Surat Izin Kerja Tenaga Gizi (SIKTGz) pada
……….. (sebut nama fasilitas pelayanan kesehatan atau tempat praktik, dan
alamat).
Sebagai bahan pertimbangan bersama ini dilampirkan:
a. fotokopi ijazah yang dilegalisir;
b. fotokopi STRTGz;
c. surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
d. surat pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan
atau tempat praktik pelayanan gizi secara mandiri;
e. pas foto terbaru ukuran 4X6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar berlatar
belakang merah;
f. rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat
yang ditunjuk;
g. rekomendasi dari PERSAGI; dan
h. SIPTGz atau SIKTGz pertama/kedua (untuk permohonan SIPTGz atau
SIKTGz yang kedua/ketiga)
Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.
………………………201…
Yang memohon,
(……………………………)
Formulir III
KOP DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ... *
SURAT IZIN PRAKTIK TENAGA GIZI (SIPTGz))
Nomor .........
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor ... tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi, yang bertanda tangan di
bawah ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ... memberikan izin
praktik kepada:
(Nama Lengkap)
Tempat/tanggal lahir : .................................................................................
Alamat : …..............................................................................
Nomor STRTGz : ..................................................................................
Untuk menjalankan praktik sebagai Tenaga Gizi di … (tempat dan alamat
lengkap tempat praktik).
Surat Izin Praktik Tenaga Gizi (SIPTGz) ini berlaku sampai dengan tanggal ...
(sesuai pemberlakuan STRTGz).
Dikeluarkan di .................................................
Pada tanggal ....................................................
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ...............
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ........
(.............................)
Keterangan : *) Jika izin diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Tembusan :
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi…;
2. Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia Daerah...;
3. Pertinggal
Pas Foto
4X6
Formulir IV
KOP DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ... *
SURAT IZIN KERJA TENAGA GIZI (SIKTGz)
Nomor ...............
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor ... tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi, yang bertanda tangan di
bawah ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ... memberikan izin
kerja kepada:
(Nama Lengkap)
Tempat/tanggal lahir : .................................................................................
Alamat : …..............................................................................
Nomor STRTGz : ..................................................................................
Untuk menjalankan pekerjaan sebagai Tenaga Gizi di … (tempat dan alamat
lengkap Fasilitas Pelayanan Kesehatan).
Surat Izin Kerja Tenaga Gizi (SIKTGz) ini berlaku sampai dengan tanggal ...
(sesuai pemberlakuan STRTGz).
Dikeluarkan di .................................................
Pada tanggal ....................................................
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ...............
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ........
(.............................)
Keterangan : *) Jika izin diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Tembusan :
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi…;
2. Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia Daerah...; dan
3. Pertinggal.
Pas Foto
4X6

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Permenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
Permenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah SakitPermenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
Permenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah SakitGafar Hartatiyanto
 
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khususPmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khususAbRi GiRsang
 
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakitPeraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakitratu ayu
 
Pmk no. 147 ttg perizinan rumah sakit
Pmk no. 147 ttg perizinan rumah sakitPmk no. 147 ttg perizinan rumah sakit
Pmk no. 147 ttg perizinan rumah sakitBudiasa Gede
 
Draft juklak 148 11 jan 2012 rev
Draft juklak 148 11 jan 2012 revDraft juklak 148 11 jan 2012 rev
Draft juklak 148 11 jan 2012 revNs.Heri Saputro
 
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...Sainal Edi Kamal
 
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Regist...
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Regist...Petunjuk Teknis Pelaksanaan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Regist...
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Regist...Edi Kusmiadi
 
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianPermenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianAdelina Hutauruk
 
Buku doen 2015
Buku doen 2015 Buku doen 2015
Buku doen 2015 hersu12345
 
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1melodycguitarista
 
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-200435709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004riantynova
 
Permenkes no. 71 tahun 2013
Permenkes no. 71 tahun 2013Permenkes no. 71 tahun 2013
Permenkes no. 71 tahun 2013IdnJournal
 
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...Ulfah Hanum
 
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...BPJS Kesehatan RI
 
Perizinan rumah sakit
Perizinan rumah sakitPerizinan rumah sakit
Perizinan rumah sakitJoni Iswanto
 
Permenkes 1045 pdoman organisasi rs di lingkungan depkes 1045 tahun 2006 blm ...
Permenkes 1045 pdoman organisasi rs di lingkungan depkes 1045 tahun 2006 blm ...Permenkes 1045 pdoman organisasi rs di lingkungan depkes 1045 tahun 2006 blm ...
Permenkes 1045 pdoman organisasi rs di lingkungan depkes 1045 tahun 2006 blm ...dr. Sri Yulianti
 
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...halimah uminur
 

Was ist angesagt? (19)

Permenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
Permenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah SakitPermenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
Permenkes 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
 
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khususPmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
Pmk no. 10 tahun 2015 ttg standar pelayanan keperawatan di rs khusus
 
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakitPeraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
 
UU Tahun 2009 Rumah Sakit
UU Tahun 2009 Rumah SakitUU Tahun 2009 Rumah Sakit
UU Tahun 2009 Rumah Sakit
 
Pmk no. 147 ttg perizinan rumah sakit
Pmk no. 147 ttg perizinan rumah sakitPmk no. 147 ttg perizinan rumah sakit
Pmk no. 147 ttg perizinan rumah sakit
 
Draft juklak 148 11 jan 2012 rev
Draft juklak 148 11 jan 2012 revDraft juklak 148 11 jan 2012 rev
Draft juklak 148 11 jan 2012 rev
 
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
 
Perumahsakitan di indonesia harimat
Perumahsakitan di indonesia   harimatPerumahsakitan di indonesia   harimat
Perumahsakitan di indonesia harimat
 
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Regist...
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Regist...Petunjuk Teknis Pelaksanaan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Regist...
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Regist...
 
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianPermenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
 
Buku doen 2015
Buku doen 2015 Buku doen 2015
Buku doen 2015
 
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
 
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-200435709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
35709382 kmk-pedoman-penyusunan-an-sdm-kesehatan-81-2004
 
Permenkes no. 71 tahun 2013
Permenkes no. 71 tahun 2013Permenkes no. 71 tahun 2013
Permenkes no. 71 tahun 2013
 
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
 
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
 
Perizinan rumah sakit
Perizinan rumah sakitPerizinan rumah sakit
Perizinan rumah sakit
 
Permenkes 1045 pdoman organisasi rs di lingkungan depkes 1045 tahun 2006 blm ...
Permenkes 1045 pdoman organisasi rs di lingkungan depkes 1045 tahun 2006 blm ...Permenkes 1045 pdoman organisasi rs di lingkungan depkes 1045 tahun 2006 blm ...
Permenkes 1045 pdoman organisasi rs di lingkungan depkes 1045 tahun 2006 blm ...
 
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
Tahun 2013 permenpan nomor 30 tentang jabatan fungsional rekam medis dan angk...
 

Andere mochten auch

Penyusunan buku pedoman, juklak, juknis dan standar gizi
Penyusunan buku pedoman, juklak, juknis  dan standar giziPenyusunan buku pedoman, juklak, juknis  dan standar gizi
Penyusunan buku pedoman, juklak, juknis dan standar giziAgus ParLy
 
Kerja pelaksanaan gizi di puskesmas
Kerja pelaksanaan gizi di puskesmasKerja pelaksanaan gizi di puskesmas
Kerja pelaksanaan gizi di puskesmasDry Aan Smile
 
Gizi pkm download
Gizi pkm downloadGizi pkm download
Gizi pkm downloadSiti Gz
 
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakitPeraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakitNeneng Rukmawati
 
Penimbangan BB dan Pengukuran TB
Penimbangan BB dan Pengukuran TBPenimbangan BB dan Pengukuran TB
Penimbangan BB dan Pengukuran TBHealth
 
Lunchbijeenkomst 13 Maart 2008 Opnemen Van Colleges
Lunchbijeenkomst 13 Maart 2008 Opnemen Van CollegesLunchbijeenkomst 13 Maart 2008 Opnemen Van Colleges
Lunchbijeenkomst 13 Maart 2008 Opnemen Van Collegeshansbronkhorst
 
Energy efficiency presentation for codes and standards
Energy efficiency   presentation for codes and standardsEnergy efficiency   presentation for codes and standards
Energy efficiency presentation for codes and standardsBrenda Taylor
 
Web 2.0 presentation
Web 2.0  presentationWeb 2.0  presentation
Web 2.0 presentationc2charro
 
Port royal market update sample
Port royal market update samplePort royal market update sample
Port royal market update samplemelanieharo
 
Takeaways by Sanjeev Bikhchandani (Founder Naukri.com) at the TiE Internet Si...
Takeaways by Sanjeev Bikhchandani (Founder Naukri.com) at the TiE Internet Si...Takeaways by Sanjeev Bikhchandani (Founder Naukri.com) at the TiE Internet Si...
Takeaways by Sanjeev Bikhchandani (Founder Naukri.com) at the TiE Internet Si...OMcareers Community
 
Making of the PanIIT 2008 - B Santhanam
Making of the PanIIT 2008 - B SanthanamMaking of the PanIIT 2008 - B Santhanam
Making of the PanIIT 2008 - B SanthanamOMcareers Community
 
Promote Your API Brand and Extend Your API Reach
Promote Your API Brand and Extend Your API ReachPromote Your API Brand and Extend Your API Reach
Promote Your API Brand and Extend Your API ReachChris Haddad
 
Relax Music with Amit Chouhan
Relax Music with Amit ChouhanRelax Music with Amit Chouhan
Relax Music with Amit ChouhanAmit Chouhan
 
Excellis Company Overview
Excellis Company OverviewExcellis Company Overview
Excellis Company OverviewTom Glenn
 

Andere mochten auch (20)

Penyusunan buku pedoman, juklak, juknis dan standar gizi
Penyusunan buku pedoman, juklak, juknis  dan standar giziPenyusunan buku pedoman, juklak, juknis  dan standar gizi
Penyusunan buku pedoman, juklak, juknis dan standar gizi
 
Ketenagaan di instalasi gizi
Ketenagaan di instalasi giziKetenagaan di instalasi gizi
Ketenagaan di instalasi gizi
 
Kerja pelaksanaan gizi di puskesmas
Kerja pelaksanaan gizi di puskesmasKerja pelaksanaan gizi di puskesmas
Kerja pelaksanaan gizi di puskesmas
 
Gizi pkm download
Gizi pkm downloadGizi pkm download
Gizi pkm download
 
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakitPeraturan menkes tentang gizi rumah sakit
Peraturan menkes tentang gizi rumah sakit
 
Penimbangan BB dan Pengukuran TB
Penimbangan BB dan Pengukuran TBPenimbangan BB dan Pengukuran TB
Penimbangan BB dan Pengukuran TB
 
Lunchbijeenkomst 13 Maart 2008 Opnemen Van Colleges
Lunchbijeenkomst 13 Maart 2008 Opnemen Van CollegesLunchbijeenkomst 13 Maart 2008 Opnemen Van Colleges
Lunchbijeenkomst 13 Maart 2008 Opnemen Van Colleges
 
Energy efficiency presentation for codes and standards
Energy efficiency   presentation for codes and standardsEnergy efficiency   presentation for codes and standards
Energy efficiency presentation for codes and standards
 
Google Analytics
Google AnalyticsGoogle Analytics
Google Analytics
 
Proposal Draft
Proposal DraftProposal Draft
Proposal Draft
 
Web 2.0 presentation
Web 2.0  presentationWeb 2.0  presentation
Web 2.0 presentation
 
Port royal market update sample
Port royal market update samplePort royal market update sample
Port royal market update sample
 
Takeaways by Sanjeev Bikhchandani (Founder Naukri.com) at the TiE Internet Si...
Takeaways by Sanjeev Bikhchandani (Founder Naukri.com) at the TiE Internet Si...Takeaways by Sanjeev Bikhchandani (Founder Naukri.com) at the TiE Internet Si...
Takeaways by Sanjeev Bikhchandani (Founder Naukri.com) at the TiE Internet Si...
 
Making of the PanIIT 2008 - B Santhanam
Making of the PanIIT 2008 - B SanthanamMaking of the PanIIT 2008 - B Santhanam
Making of the PanIIT 2008 - B Santhanam
 
Promote Your API Brand and Extend Your API Reach
Promote Your API Brand and Extend Your API ReachPromote Your API Brand and Extend Your API Reach
Promote Your API Brand and Extend Your API Reach
 
Relax Music with Amit Chouhan
Relax Music with Amit ChouhanRelax Music with Amit Chouhan
Relax Music with Amit Chouhan
 
Configure Switch Nortel 8600
Configure Switch Nortel 8600Configure Switch Nortel 8600
Configure Switch Nortel 8600
 
Hotelpp
HotelppHotelpp
Hotelpp
 
iDoc24
iDoc24iDoc24
iDoc24
 
Excellis Company Overview
Excellis Company OverviewExcellis Company Overview
Excellis Company Overview
 

Ähnlich wie PERATURAN GIZI

Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga KesehatanPermenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga KesehatanSainal Edi Kamal
 
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidanPmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidanTewel Grunge
 
Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_
Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_
Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_Azizah Dewi
 
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidanPmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidanliyalugitasari
 
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...Riska Wasita
 
Pmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatan
Pmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatanPmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatan
Pmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatanYulia Wibowo
 
Legalitas Praktek Perawat
Legalitas Praktek PerawatLegalitas Praktek Perawat
Legalitas Praktek PerawatHasan Rahim
 
Peraturan menteri kesehatan republik indonesia
Peraturan menteri kesehatan republik indonesiaPeraturan menteri kesehatan republik indonesia
Peraturan menteri kesehatan republik indonesiaM taufik Hidayat
 
MATA KULIAH ETIKA DAN HUKUM.pptx
MATA KULIAH  ETIKA DAN HUKUM.pptxMATA KULIAH  ETIKA DAN HUKUM.pptx
MATA KULIAH ETIKA DAN HUKUM.pptxALIIMRON32407
 
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianPMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianUFDK
 
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarianPmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarianppidkemenkes
 
Permenkes 20/2016 Tentang Penyelengaaran praktik terapis Gigi dan Mulut
Permenkes 20/2016 Tentang Penyelengaaran praktik terapis Gigi dan MulutPermenkes 20/2016 Tentang Penyelengaaran praktik terapis Gigi dan Mulut
Permenkes 20/2016 Tentang Penyelengaaran praktik terapis Gigi dan MulutDental Therapist
 
Permenkes 20/2016 Tentang Izin dan Penyelenggaraa Praktik Terapis Gigi dan Mulut
Permenkes 20/2016 Tentang Izin dan Penyelenggaraa Praktik Terapis Gigi dan MulutPermenkes 20/2016 Tentang Izin dan Penyelenggaraa Praktik Terapis Gigi dan Mulut
Permenkes 20/2016 Tentang Izin dan Penyelenggaraa Praktik Terapis Gigi dan MulutDental Therapist
 
Peraturan Bersama Pranata Laboratorium Kesehatan
Peraturan Bersama Pranata Laboratorium KesehatanPeraturan Bersama Pranata Laboratorium Kesehatan
Peraturan Bersama Pranata Laboratorium KesehatanAdiNegara4
 

Ähnlich wie PERATURAN GIZI (20)

Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga KesehatanPermenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
 
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidanPmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
 
Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_
Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_
Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_
 
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidanPmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
 
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
 
Permenkes161
Permenkes161Permenkes161
Permenkes161
 
Permenkes161
Permenkes161Permenkes161
Permenkes161
 
Permenkes161
Permenkes161Permenkes161
Permenkes161
 
Bn473 2013
Bn473 2013Bn473 2013
Bn473 2013
 
Draft str okkk
Draft str okkkDraft str okkk
Draft str okkk
 
Pmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatan
Pmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatanPmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatan
Pmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatan
 
uu perawat
uu perawatuu perawat
uu perawat
 
Legalitas Praktek Perawat
Legalitas Praktek PerawatLegalitas Praktek Perawat
Legalitas Praktek Perawat
 
Peraturan menteri kesehatan republik indonesia
Peraturan menteri kesehatan republik indonesiaPeraturan menteri kesehatan republik indonesia
Peraturan menteri kesehatan republik indonesia
 
MATA KULIAH ETIKA DAN HUKUM.pptx
MATA KULIAH  ETIKA DAN HUKUM.pptxMATA KULIAH  ETIKA DAN HUKUM.pptx
MATA KULIAH ETIKA DAN HUKUM.pptx
 
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianPMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
 
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarianPmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
 
Permenkes 20/2016 Tentang Penyelengaaran praktik terapis Gigi dan Mulut
Permenkes 20/2016 Tentang Penyelengaaran praktik terapis Gigi dan MulutPermenkes 20/2016 Tentang Penyelengaaran praktik terapis Gigi dan Mulut
Permenkes 20/2016 Tentang Penyelengaaran praktik terapis Gigi dan Mulut
 
Permenkes 20/2016 Tentang Izin dan Penyelenggaraa Praktik Terapis Gigi dan Mulut
Permenkes 20/2016 Tentang Izin dan Penyelenggaraa Praktik Terapis Gigi dan MulutPermenkes 20/2016 Tentang Izin dan Penyelenggaraa Praktik Terapis Gigi dan Mulut
Permenkes 20/2016 Tentang Izin dan Penyelenggaraa Praktik Terapis Gigi dan Mulut
 
Peraturan Bersama Pranata Laboratorium Kesehatan
Peraturan Bersama Pranata Laboratorium KesehatanPeraturan Bersama Pranata Laboratorium Kesehatan
Peraturan Bersama Pranata Laboratorium Kesehatan
 

PERATURAN GIZI

  • 1. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN DAN PRAKTIK TENAGA GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tenaga gizi sebagai salah satu dari jenis tenaga kesehatan, berwenang untuk menyelenggarakan pekerjaan dan praktik pelayanan gizi sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (5) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Dan Praktik Tenaga Gizi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Peraturan Pemerintah…
  • 2. - 2 - 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585); 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 603); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN DAN PRAKTIK TENAGA GIZI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Tenaga Gizi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang gizi sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan. 2. Pelayanan Gizi adalah suatu upaya memperbaiki atau meningkatkan, makanan, dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit. 3. Fasilitas…
  • 3. - 3 - 3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. 4. Surat Tanda Registrasi Tenaga Gizi yang selanjutnya disebut STRTGz adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada Tenaga Gizi yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 5. Surat Izin Praktik Tenaga Gizi yang selanjutnya disingkat SIPTGz adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik pelayanan gizi secara mandiri. 6. Surat Izin Kerja Tenaga Gizi yang selanjutnya disebut SIKTGz adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan pelayanan gizi di fasilitas pelayanan kesehatan. 7. Standar Profesi Tenaga Gizi adalah batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki/dikuasai oleh tenaga gizi untuk dapat melaksanakan pekerjaan dan praktik pelayanan gizi secara profesional yang diatur oleh organisasi profesi. 8. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. 9. Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia yang selanjutnya disingkat MTKI adalah lembaga yang berfungsi untuk menjamin mutu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan. 10. Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi yang selanjutnya disingkat MTKP adalah lembaga yang membantu pelaksanaan tugas MTKI. 11. Organisasi Profesi adalah Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Pasal 2 Dalam Peraturan Menteri ini diatur segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pelayanan Gizi yang harus dilaksanakan oleh Tenaga Gizi dalam melaksanakan pekerjaan dan praktik Pelayanan Gizi. BAB II…
  • 4. - 4 - BAB II PERIZINAN Bagian Kesatu Kualifikasi Tenaga Gizi Pasal 3 Berdasarkan pendidikannya, Tenaga Gizi dikualifikasikan sebagai berikut: a. Tenaga Gizi lulusan Diploma Tiga Gizi sebagai Ahli Madya Gizi; b. Tenaga Gizi lulusan Diploma Empat Gizi sebagai Sarjana Terapan Gizi; c. Tenaga Gizi lulusan Sarjana sebagai Sarjana Gizi; dan d. Tenaga Gizi lulusan pendidikan profesi sebagai Registered Dietisien. Pasal 4 (1) Tenaga Gizi Ahli Madya Gizi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a yang telah lulus uji kompetensi dan teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan merupakan Tenaga Gizi Technical Registered Dietisien. (2) Tenaga Gizi Sarjana Terapan Gizi, dan Sarjana Gizi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dan huruf c yang telah lulus uji kompetensi dan teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan merupakan Tenaga Gizi Nutrisionis Registered. (3) Tenaga Gizi Sarjana Terapan Gizi atau Sarjana Gizi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dan huruf c yang telah mengikuti pendidikan profesi dan telah lulus uji kompetensi serta teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan merupakan Tenaga Gizi Registered Dietisien. Bagian Kedua Sertifikat Kompetensi dan STRTGz Pasal 5 (1) Tenaga Gizi untuk dapat melakukan pekerjaan dan praktiknya harus memiliki STRTGz. (2) Untuk dapat memperoleh STRTGz sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Tenaga Gizi harus memiliki sertifikat kompetensi sesuai peraturan perundang-undangan. (3) STRTGz sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh MTKI dengan masa berlaku selama 5 (lima) tahun. (4) STRTGz…
  • 5. - 5 - (4) STRTGz sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperoleh sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (5) Contoh STRTGz sebagaimana tercantum dalam Formulir I terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 6 STRTGz yang telah habis masa berlakunya dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan. Bagian Ketiga SIPTGz dan SIKTGz Pasal 7 (1) Tenaga Gizi dapat menjalankan praktik Pelayanan Gizi secara mandiri atau bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. (2) Tenaga Gizi yang menjalankan praktik Pelayanan Gizi secara mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus merupakan Tenaga Gizi Registered Dietisien. (3) Tenaga Gizi Technical Registered Dietisien dan Nutrisionis Registered hanya dapat bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. (4) Dalam hal tidak terdapat Tenaga Gizi Registered Dietisien, maka Tenaga Gizi Technical Registered Dietisien dan Nutrisionis Registered dapat melakukan Pelayanan Gizi secara mandiri atau berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain yang ada di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tempat Tenaga Gizi yang bersangkutan bekerja. Pasal 8 (1) Setiap Tenaga Gizi Registered Dietisien yang melakukan praktik Pelayanan Gizi secara mandiri dan bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib memiliki SIPTGz. (2) Setiap Tenaga Gizi Technical Registered Dietisien dan Nutrisionis Registered yang melakukan pekerjaan Pelayanan Gizi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib memiliki SIKTGz. Pasal 9 (1) SIPTGz atau SIKTGz diberikan kepada Tenaga Gizi yang telah memiliki STRTGz. (2) SIPTGz atau SIKTGz sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota. (3) SIPTGz atau SIKTGz sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku untuk 1 (satu) tempat. Pasal 10…
  • 6. - 6 - Pasal 10 (1) Untuk memperoleh SIPTGz atau SIKTGz, Tenaga Gizi harus mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota dengan melampirkan: a. fotokopi ijazah yang dilegalisir; b. fotokopi STRTGz; c. surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik; d. surat pernyataan memiliki tempat kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau tempat praktik Pelayanan Gizi secara mandiri; e. pas foto terbaru ukuran 4X6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar berlatar belakang merah; f. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk; dan g. rekomendasi dari Organisasi Profesi. (2) Apabila SIPTGz atau SIKTGz dikeluarkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, persyaratan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f tidak diperlukan. (3) Contoh surat permohonan memperoleh SIPTGz atau SIKTGz sebagaimana tercantum dalam Formulir II terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (4) Contoh SIPTGz atau SIKTGz sebagaimana tercantum dalam Formulir III dan Formulir IV terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 11 (1) Tenaga Gizi warga negara asing dapat mengajukan permohonan memperoleh SIKTGz setelah: a. memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1); b. melakukan evaluasi dan memiliki surat izin kerja dan izin tinggal serta persyaratan lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan; dan c. memiliki kemampuan berbahasa Indonesia. (2) Tenaga Gizi warga negara Indonesia lulusan luar negeri dapat mengajukan permohonan memperoleh SIPTGz atau SIKTGz setelah: a. memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1); dan b. melakukan evaluasi sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan. Pasal 12…
  • 7. - 7 - Pasal 12 (1) SIPTGz dan SIKTGz berlaku sepanjang STRTGz masih berlaku dan dapat diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan. (2) Tenaga Gizi yang akan memperbaharui SIPTGz atau SIKTGz harus mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2). Pasal 13 (1) Tenaga Gizi hanya dapat melakukan pekerjaan dan/atau praktik paling banyak di 2 (dua) tempat kerja/praktik. (2) Permohonan SIPTGz atau SIKTGz kedua dapat dilakukan dengan menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah memiliki SIPTGz atau SIKTGz pertama. BAB III PELAKSANAAN PELAYANAN TENAGA GIZI Pasal 14 (1) Tenaga Gizi yang memiliki SIKTGz dapat melakukan Pelayanan Gizi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan berupa: a. puskesmas; b. klinik; c. rumah sakit; dan d. Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya. (2) Tenaga Gizi yang memiliki SIPTGz dapat melakukan praktik Pelayanan Gizi secara mandiri. Pasal 15 (1) Tenaga Gizi yang akan memberikan Pelayanan Gizi secara mandiri harus memiliki peralatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan konseling gizi dan Pelayanan Gizi di berbagai fasilitas. (2) Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Daftar Peralatan terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 16...
  • 8. - 8 - Pasal 16 Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang mengijinkan Tenaga Gizi yang tidak memiliki SIPTGz atau SIKTGz untuk melakukan Pelayanan Gizi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tersebut. Pasal 17 Tenaga Gizi dalam melaksanakan Pelayanan Gizi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, mempunyai kewenangan sebagai berikut: a. memberikan pelayanan konseling, edukasi gizi, dan dietetik; b. pengkajian gizi, diagnosis gizi, dan intervensi gizi meliputi perencanaan, preskripsi diet, implementasi, konseling dan edukasi serta fortifikasi dan suplementasi zat gizi mikro dan makro, pemantauan dan evaluasi gizi, merujuk kasus gizi, dan dokumentasi pelayanan gizi; c. pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan pelayanan gizi; dan d. melaksanakan penyelenggaraan makanan untuk orang banyak atau kelompok orang dalam jumlah besar. Pasal 18 (1) Tenaga Gizi Technical Registered Dietisien dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a, hanya terbatas pada: a. pemberian Pelayanan Gizi untuk orang sehat dan dalam kondisi tertentu yaitu ibu hamil, ibu menyusui, bayi, anak, dewasa, dan lanjut usia; dan b. pemberian Pelayanan Gizi untuk orang sakit tanpa komplikasi. (2) Dalam melaksanakan Pelayanan Gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Tenaga Gizi Technical Registered Dietisien berada dalam bimbingan Tenaga Gizi Registered Dietisien. (3) Tenaga Gizi Nutrisionis Registered dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 sesuai dengan standar profesi. (4) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Tenaga Gizi Registered Dietisien dalam melaksanakan Pelayanan Gizi juga memiliki kewenangan yang meliputi: a. menerima klien/pasien secara langsung atau menerima preskripsi diet dari dokter; b. menangani kasus komplikasi dan non komplikasi; c. memberi…
  • 9. - 9 - c. memberi masukan kepada dokter yang merujuk bila preskripsi diet tidak sesuai dengan kondisi klien/pasien; dan/atau d. merujuk pasien dengan kasus sulit/critical ill dalam hal preskripsi diet ke dokter spesialis yang berkompeten. Pasal 19 (1) Dalam melaksanakan Pelayanan Gizi, Tenaga Gizi wajib melakukan pencatatatan. (2) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disimpan selama 5 (lima) tahun. Pasal 20 Dalam melaksanakan Pelayanan Gizi, Tenaga Gizi mempunyai hak: a. memperoleh perlindungan hukum selama menjalankan pekerjaannya sesuai standar profesi Tenaga Gizi; b. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien/klien atau keluarganya; c. melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kompetensi; d. menerima imbalan jasa profesi; dan e. memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan. Pasal 21 (1) Dalam melaksanakan Pelayanan Gizi, Tenaga Gizi mempunyai kewajiban: a. menghormati hak pasien/klien; b. memberikan informasi tentang masalah gizi pasien/klien dan pelayanan yang dibutuhkan dalam lingkup tindakan Pelayanan Gizi; c. merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani; d. menyimpan rahasia pasien/klien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan e. mematuhi standar profesi, standar pelayanan, dan standar operasional prosedur. (2) Tenaga Gizi dalam melaksanakan Pelayanan Gizi senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya. (3) Tenaga…
  • 10. - 10 - (3) Tenaga Gizi dalam melaksanakan Pelayanan Gizi harus membantu program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 22 (1) Menteri, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, MTKI, dan MTKP melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pekerjaan dan praktik Tenaga Gizi dengan mengikutsertakan Organisasi Profesi. (2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan oleh Tenaga Gizi. Pasal 23 (1) Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib melaporkan Tenaga Gizi yang bekerja dan berhenti bekerja di fasilitas pelayanan kesehatannya pada tiap triwulan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dengan tembusan kepada Organisasi Profesi. (2) Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota wajib melaporkan Tenaga Gizi yang bekerja di daerahnya setiap 1 (satu) tahun kepada kepala dinas kesehatan provinsi. Pasal 24 (1) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) Menteri, pemerintah daerah provinsi atau kepala dinas kesehatan provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dapat memberikan tindakan administratif kepada Tenaga Gizi yang melakukan pelanggaran pekerjaan dan praktik Pelayanan Gizi dalam Peraturan Menteri ini. (2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berupa: a. teguran lisan; b. teguran tertulis; dan/atau c. pencabutan SIPTGz dan/atau SIKTGz. Pasal 25...
  • 11. - 11 - Pasal 25 (1) Pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dapat merekomendasikan pencabutan STRTGz kepada MTKI terhadap Tenaga Gizi yang melakukan pekerjaan dan praktik pelayanan gizi tanpa memiliki SIPTGz atau SIKTGz. (2) Pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dapat mengenakan sanksi teguran lisan, teguran tertulis sampai dengan pencabutan izin Fasilitas Pelayanan Kesehatan kepada pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang mempekerjakan Tenaga Gizi yang tidak memiliki SIPTGz atau SIKTGz. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 26 (1) Tenaga Gizi lulusan Diploma Tiga, Diploma Empat, Sarjana Gizi yang telah menjalankan pekerjaan Pelayanan Gizi baik pekerjaan Pelayanan Gizi secara mandiri ataupun bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau fasilitas Pelayanan Gizi lain paling singkat selama 5 (lima) tahun sebelum Peraturan Menteri ini dikeluarkan diberikan sertifikat Registered Dietisien. (2) Sertifikat Registered Dietisien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Organisasi Profesi. (3) Tenaga Gizi yang telah menjalankan pekerjaan Pelayanan Gizi baik pekerjaan Pelayanan Gizi secara mandiri ataupun bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau fasilitas Pelayanan Gizi lain sebelum ditetapkan peraturan ini, harus memiliki STRTGz sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Tenaga Gizi yang telah menjalankan pekerjaan Pelayanan Gizi baik pekerjaan Pelayanan Gizi secara mandiri ataupun bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebelum ditetapkan Peraturan Menteri ini, dinyatakan telah memiliki SIPTGz atau SIKTGz berdasarkan Peraturan Menteri ini. (5) Tenaga Gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus telah memiliki SIPTGz atau SIKTGz berdasarkan Peraturan Menteri ini paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan. Pasal 27…
  • 12. - 12 - Pasal 27 Standar Profesi Gizi yang ditetapkan oleh Organisasi Profesi masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Menteri ini dan belum ditetapkan yang baru oleh Organisasi Profesi. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 28 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Gizi, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 29 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mematuhinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 25 Maret 2013 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd NAFSIAH MBOI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 1 April 2013 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 477
  • 13. - 13 - LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN DAN PRAKTIK TENAGA GIZI DAFTAR PERALATAN PRAKTIK TENAGA GIZI 1. Food model; 2. Tempat mencuci tangan; 3. Timbangan berat badan; 4. Pengukur tinggi badan (microtoise); 5. Skinfold calipper; 6. Poster Gizi seimbang; 7. Buku Penuntun/Pedoman Konseling Gizi; 8. Leaflet Gizi (Diet untuk semua kasus sesuai Penuntun Diet); 9. Leaflet bahan makanan penukar; 10. Lembar Diagnosa Gizi & riwayat Makanan Klien; 11. Poster ASI dan MP ASI; dan 12. Lembar Balik Penyuluhan Gizi. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd NAFSIAH MBOI
  • 14. Formulir I Contoh Surat Tanda Registrasi Tenaga Gizi MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA (THE INDONESIAN HEALTH PROFESSION BOARD) SURAT TANDA REGISTRASI TENAGA GIZI REGISTRATION CERTIFICATE OF NUTRITIONIST AND DIETISIEN NOMOR REGISTRASI : REGISTRATION NUMBER NAMA : NAME TEMPAT/TANGGAL LAHIR : PLACE/DATE OF BIRTH JENIS KELAMIN : SEX NOMOR IJAZAH : CERTIFICATE NUMBER TANGGAL LULUS : DATE OF GRADUATION PERGURUAN TINGGI : UNIVERSITY KOMPETENSI : COMPETENCE NOMOR SERTIFIKAT KOMPETENSI: COMPETENCE CERTIFICATION NUMBER STR BERLAKU SAMPAI : (sesuai pemberlakuan sertifikat kompetensi) VALID UNTIL ……………………201…. a.n.Menteri Kesehatan KETUA MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA CHAIRMAN OF INDONESIAN HEALTH PROFESSION BOARD (....................................................) PAS FOTO CAP/ STAMP MTKI
  • 15. Formulir II Perihal : Permohonan Surat Praktik Kerja Tenaga Gizi (SIPTGz)/Surat Izin Kerja Tenaga Gizi (SIKTGz) Kepada Yth, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ........................... Di ...............................................….. Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama Lengkap : .................................................................................. Alamat : .................................................................................. Tempat/Tanggal Lahir : .................................................................................. Jenis Kelamin : .................................................................................. Tahun Lulusan : .................................................................................. Nomor STRGz : .................................................................................. Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Praktik Tenaga Gizi (SIPTGz)/Surat Izin Kerja Tenaga Gizi (SIKTGz) pada ……….. (sebut nama fasilitas pelayanan kesehatan atau tempat praktik, dan alamat). Sebagai bahan pertimbangan bersama ini dilampirkan: a. fotokopi ijazah yang dilegalisir; b. fotokopi STRTGz; c. surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik; d. surat pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan atau tempat praktik pelayanan gizi secara mandiri; e. pas foto terbaru ukuran 4X6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar berlatar belakang merah; f. rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat yang ditunjuk; g. rekomendasi dari PERSAGI; dan h. SIPTGz atau SIKTGz pertama/kedua (untuk permohonan SIPTGz atau SIKTGz yang kedua/ketiga) Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih. ………………………201… Yang memohon, (……………………………)
  • 16. Formulir III KOP DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ... * SURAT IZIN PRAKTIK TENAGA GIZI (SIPTGz)) Nomor ......... Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor ... tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi, yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ... memberikan izin praktik kepada: (Nama Lengkap) Tempat/tanggal lahir : ................................................................................. Alamat : ….............................................................................. Nomor STRTGz : .................................................................................. Untuk menjalankan praktik sebagai Tenaga Gizi di … (tempat dan alamat lengkap tempat praktik). Surat Izin Praktik Tenaga Gizi (SIPTGz) ini berlaku sampai dengan tanggal ... (sesuai pemberlakuan STRTGz). Dikeluarkan di ................................................. Pada tanggal .................................................... Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ............... Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ........ (.............................) Keterangan : *) Jika izin diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Tembusan : 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi…; 2. Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia Daerah...; 3. Pertinggal Pas Foto 4X6
  • 17. Formulir IV KOP DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ... * SURAT IZIN KERJA TENAGA GIZI (SIKTGz) Nomor ............... Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor ... tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi, yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ... memberikan izin kerja kepada: (Nama Lengkap) Tempat/tanggal lahir : ................................................................................. Alamat : ….............................................................................. Nomor STRTGz : .................................................................................. Untuk menjalankan pekerjaan sebagai Tenaga Gizi di … (tempat dan alamat lengkap Fasilitas Pelayanan Kesehatan). Surat Izin Kerja Tenaga Gizi (SIKTGz) ini berlaku sampai dengan tanggal ... (sesuai pemberlakuan STRTGz). Dikeluarkan di ................................................. Pada tanggal .................................................... Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ............... Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ........ (.............................) Keterangan : *) Jika izin diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Tembusan : 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi…; 2. Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia Daerah...; dan 3. Pertinggal. Pas Foto 4X6