Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang transformasi membangun budaya berbasis nilai di Indonesia dengan memanfaatkan potensi daerah.
2. Strategi yang diusulkan adalah dengan membangun mentalitas berbasis nilai, memanfaatkan potensi lokal, dan kolaborasi inovasi rantai nilai untuk menciptakan keberlanjutan dan ketangguhan sosial.
3. Gerakan budaya berbasis nil
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Transformasi Membangun Budaya Berbasis Nilai
1. Transformasi Membangun
Budaya Berbasis Nilai
Togar M. Simatupang
Rektor Institut Teknologi Del
Disampaikan untuk mengenang Hari Kebangkitan Nasional
pada hari Sabtu tanggal 20 Mei 2017
2. Kilasan
• Kebangkitan Nasional menjelang 110 tahun
• Tujuan Paparan
• Situasi Permasalahan Bangsa
• Kebangkitan Nasional
• Strategi Transformasi
• Gerakan Budaya Berbasis Nilai
• Potensi Daerah
• Penutup
2
4. Gagasan Pergerakan Nasional
• Gagasan awal yang mewarnai perjuangan
pergerakan nasional adalah:
– bertujuan memajukan pendidikan, dan
meninggikan martabat bangsa.
• Apa selanjutnya?
– mencerdaskan kehidupan masyarakat melalui
pemanfaatan teknologi inovasi teknologi, dan
– memupuk kesadaran kebangsaan patriotisme.
= Patriotisme melakukan inovasi…
4
5. Trisakti
• Tiga kekuatan yang berfungsi sebagai
kesaktian bangsa yaitu:
1. Berdaulat dalam politik,
2. Berdikari dalam ekonomi, dan
3. Berkepribadian dalam kebudayaan
– Bung Karno, “Tahun Vivere Pericoloso”, 17 Agustus 1964.
5
7. Tujuan Paparan
1. Mengamati perkembangan dan
permasalahan sosial dan ekonomi di
Indonesia.
2. Menjajaki budaya berbasis nilai sebagai cara
mengembangkan inovasi daerah
3. Merumuskan strategi pengembangan desa
dengan Gerakan Budaya Berbasis Nilai.
7
9. Isu-Isu Ekonomi dan Sosial
1. Ketimpangan 2. Pengangguran 3. Buruh Murah
4. Daya Saing
Produk dan Jasa
Lokal Lemah
5. Patologi Sosial
6.
Ketidakberdayaan
9
10. 1. Ketimpangan:
Masih ada 183 daerah tertinggal
10
* 6 criteria of backward regions: regional economy, human resources, infrastructure,
Local financial capacity, accessibility, regional characteristics
Provinsi
Jumlah
Kab/Kota
Kab/Kota
Tertinggal
Persentase
Daerah Tertinggal
Provinsi
Jumlah
Kab/Kota
Kab/Kota
Tertinggal
Persentase
Daerah Tertinggal
Aceh 23 12 52% Kalimantan Tengah 14 1 7%
SumateraUtara 33 6 18% Kalimantan Selatan 13 2 15%
SumateraBarat 19 8 42% Kalimantan Timur 14 3 21%
SumateraSelatan 15 7 47% Sulawesi Utara 15 3 20%
Bengkulu 10 6 60% Sulawesi Tengah 11 10 91%
Lampung 14 4 29% Sulawesi Selatan 25 5 20%
Kep. BangkaBelitung 7 1 14% Sulawesi Tenggara 12 9 75%
Kep. Riau 7 2 29% Gorontalo 6 3 50%
JawaBarat 26 2 8% Sulawesi Barat 5 5 100%
JawaTimur 38 5 13% Maluku 11 8 73%
Banten 8 2 25% Maluku Utara 9 7 78%
NTB 10 8 80% PapuaBarat 11 8 73%
NTT 21 20 95% Papua 29 27 93%
Sumber: BPS (2012)
11. 2. Lapangan kerja masih didominasi
oleh pekerja informal (62,2-69,3%)
11
Sumber: BAPPENAS (2012); BPS (2012)
12. 4. Lemahnya daya saing produk manufaktur
Indonesia terhadap negara Tiongkok
12
Sumber: Tjahjana (2010)
13. PELAKU USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH, DAN BESAR
(BERDASARKAN UU 20 TAHUN 2008)
13
Usaha Besar
Omzet/tahun lebih dari Rp 50 Miliar
Asset lebih dari 10 Miliar
Omzet/tahun Rp 2,5 Miliar s.d. Rp 50 Miliar
Asset Rp 500 juta s.d. Rp 10 Miliar
Usaha Mikro
Omzet/tahun s.d.Rp 300 Juta
Asset s.d. Rp 50 juta
55.586.176 Unit
(98,79%)
629.418 Unit
(1,11%)
48.977 Unit
(0,09%)
4.968 Unit
(0,01%)
Tahun 2012TOTAL : 56.539.560 UNIT
Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM (2012)
Usaha Kecil
Omzet/tahun Rp 300 Juta s.d. Rp 2,5 Miliar
Asset Rp 50 juta s.d. Rp 500 Juta
14. UMKM dan Penjaminan Kredit
14
MasalahUMKM dan
Koperasi
Tidak mempunyai izin usaha resmi
Tidak dapat memenuhi kriteria kredit
perbankan
Suku bunga kredit yang tinggi
• Tidak memiliki agunan sama sekali
• Agunan yang dimiliki tidak mencukupi
• Agunan yang dimiliki tidak memenuhi
kriteria formal agunan, misalnya
agunan tanah tanpa sertifikat
Agunan
Sistem Penjaminan
Kredit
Sumber: Kementerian Negara KUMKM (2010)
15. 5. Patologi Sosial
Patologi Sosial
Kemiskinan
Kenakalan
Remaja
Perjudian
Kekerasan
(KDRT dan
Anak)
Anak
Jalanan
Prostitusi
dan
Kriminalitas
15
16. 6. Ketidakberdayaan
Korupsi, Kolusi, Nepotisme Merajalela
Kerusakan Lingkungan
Bencana Alaman Tidak Terantisipasi
Eksploitasi Buruh
Ketergantungan Bantuan
Materialisme
Kecumburuan Sosial
16
18. Apa itu nilai?
• Manfaat yang diperoleh dari suatu produk
atau jasa (atau program) dibandingkan dengan
biaya yang dikeluarkan.
• Nilai = manfaat − biaya
18
20. Jenis Nilai Bersama (shared value)
Ekologis
• Lingkungan
Hidup
• Sumberdaya
• Perubahan Iklim
• Keanekaragaman
Hayati
• Pemborosan
• Lingkungan Sehat
Ekonomis
• Hasil Keuangan
• Modal
Produktivitas
• Sumberdaya
Produktivitas
• Produktivitas
Manusia
• Risiko Keuangan
Sosial
• Otonomi
• Saling Percaya
• Kohesi Sosial
• Komunitas
• Kesetaraan
• Tujuan
20
21. Contoh Manajemen Proyek Berbasis Nilai
21Sumber: Abdollahyan, Farhad (2012), “Management of value as PPM driver” at
http://www.pmi.org/learning/library/ppm-value-management-6451
22. Budaya Berbasis Nilai
• Pengetahuan dan pengalaman tentang suatu proses
untuk meningkatkan nilai melalui penyelarasan
program atau proyek terhadap kebutuhan pemangku
kepentingan.
• Menyangkut:
– Metode sistematis mendefinisikan “nilai” dan keterkaitan
antar nilai dari pemangku kepentingan dan
mengkomunikasikannya melalui program, proyek, operasi,
atau portofolio.
– Praktik pengembangan nilai
– Artifak nilai
22
23. Strategi Budaya Berbasis Nilai
5. Keberlanjutan
4. Ketangguhan Sosial
3. Kolaborasi Inovasi Rantai Nilai
2. Potensi Lokal
1. Mentalitas Berbasis Nilai
23
24. 1. Mentalitas Berbasis Nilai
Berpikir Rantai
Nilai
(mengubah
belenggu
menjadi
berkat)
Kewirausahaan
Sosial
(kemitraan
menangkap
peluang)
Pembelajaran
Sosial
(melakukan
perbaikan
berkelanjutan)
24
26. 1.1. Berpikir Rantai Nilai
Penemuan Nilai Penciptaan Nilai
Penyampaian
Nilai
Pembagian Nilai
26
Kunci Rantai Nilai:
• Pernyataan Misi
• Pembentukan Karakter
• Kemampuan Berpikir Rantai Nilai
28. 1.2. Kewirausahaan Sosial
• Kewirausahaan adalah merupakan disiplin ilmu yang
mempelajari tentang:
– Daur pengembangan bisnis mulai dari konsepsi sampai
dewasa
– Teknik dan alat perancangan dan analisis dalam
menghadapi:
• Peluang dan Kesempatan
• Model bisnis
• Risiko
• Negosiasi
• Berbasis pada kreativitas dan inovasi
28
30. 2. Potensi Lokal
Air Agrikultur Akuakultur
Kreatif
Kultur
(warisan)
Sampah
Pemuda Alam
Modal
Sosial
30
31. 3. Kolaborasi Inovasi Rantai Nilai
• Kreativitas adalah proses mental dan sosial
melibatkan penciptaan gagasan baru tentang
konsep atau hubungan baru antar gagasan
dan konsep yang sudah ada.
– Kreativitas sebagai proses pematahan asumsi-
asumsi.
• Inovasi adalah proses penciptaan dan
penerapan gagasan-gagasan kreatif pada
konteks tertentu.
31
32. 3.1. Inovasi Rantai Nilai
Ekonomi
Komersial
Ekonomi
Sosial
Ekonomi
Publik
32
Kreasi Produksi Distribusi Konsumsi
33. 3.2. Inovasi Masa Depan
Inovasi – bagaimana mengatasi resesi
Memungkinkan kita menyesuaikan diri dan mengelola perubahan
dalam menghasilkan hasil yang positif
Jenis inovasi (Mantap):
Manajemen (organisasi, optimasi, efisiensi, ramping, produktivitas,
sertifikasi, mutu)
Administrasi (regulasi, kognisi, norma, governansi)
Nasabah (pasar, pelanggan, relasi)
Teknologi (technoware, infoware, orgaware, HAKI)
Akses (bahan baku, pendanaan, kepakaran)
Produk dan Proses
Pendekatan jejaring pada inovasi
33
34. 3.3. Inovasi Inklusif
Inklusif
• Kesadaran
• Akses
• Keterjangkauan
• Ketersediaan
• Perluasan
• Keberlanjutan
• Mutu
• Inovasi untuk dan oleh manusia
• Inovasi untuk piramida bawah
(the bottom of the pyramid)
Strategi
• Insentif dan Penghargaan
• Klaster inovasi pada universitas
• Klaster bisnis inovatf
• Inovasi untuk UMKM
• Kebijakan dan program inovasi
daerah
• Lembaga baru termasuk agensi
• Modal ventura
• HAKI dan Paten
• TIK
• Ruang inovasi
34
35. 3.4. Peran Teknologi
35
• Teknologi sebagai
alat pemecahan
masalah
• Teknologi sebagai
titik masuk untuk
pelipatgandaan
Akses
Efisiensi
Produktvitas
Transparansi
Pelayanan
Penyampaian
36. 4. Ketangguhan Sosial
• Kerjasama yang efektif dalam memecahkan
masalah sosial, seperti
– Konflik
– Ketidakberdayaan
– Pasif
– Terkendala
– Saling curiga
36
Kunci Ketangguhan:
• Keterbukaan
• Saling Percaya
• Komitmen
• Integritas
37. 5. Keberlanjutan
• Budaya berbasis nilai memanfaatkan sumberdaya
lokal dan kearifan daerah.
• Integritas perlu dibangun dengan interaksi dan dialog
yang transparan, terbuka, dan jujur.
• Kesejahteraan tergantung pada karya bersama.
• Karya bersama tergantung pada kerja cerdas dan
kerja keras dan kerja ikhlas.
• Keberlanjutan harus dipersiapkan berupa investasi
masa depan bukan dianugerahkan.
37
39. Ketidakberdayaan Peta Panduan
Gerakan Budaya Berbasis Nilai:
1. Tujuan dan Sasaran
2. Strategi Operasional
i. Sosialisasi Mentalitas Berbasis
Nilai
ii. Edukasi Berpikir Rantai Nilai
(audit sosial dan Berpikir
Desain)
iii. Aksi Kewirausahaan Sosial
iv. Misi Keberlanjutan
FASILITASI INTERVENSI
1. Insentif fiscal dan nonfiskal (dana
desa dan tanggung-jawab sosial
2. Pelatihan dan Lokakarya
3. Pendampingan
4. Informasi Pasar dan Keuangan
5. Alih Teknologi Tepat Guna
Gerakan Budaya Berbasis Nilai
39
INOVASI
RANTAI NILAI
POTENSI
LOKAL
KOMPETENSI
MODAL MANUSIA
KEWIRAUSAHAAN
SOSIAL
Keberdayaan
TATA KELOLA
KELEMBAGAAN
JEJARING DAN
INFORMASI
TEPAT GUNA
PEMUPUKAN
MODAL
PELAYANAN
KEUANGAN
40. Gerakan Budaya Berbasis Nilai
Sosialisasi
Mentalitas Berbasis
Nilai
Edukasi
Pelatihan dan
Lokakarya (berpikir
desain, audit sosial)
Aksi
Kewirausahaan
Sosial
40
41. Pengembangan Kewirausahaan
Sosial
41
KEWIRAUSAHAAN
SOSIAL (KS)
Pemda, Kementerian, BUMN, BUMD
Menyediakan bantuan teknis, melalui pendampingan, konsultasi,
inkubator
Menyediakan informasi pasar dan modal
Menciptakan Iklim usaha dan perijinan yang mendukung
Industri Hilir
Desa Mandiri
Kluster Industri
Industri Hulu
Lembaga Penelitian, Balai
Besar, dan Perguruan Tinggi
Bank Indonesia dan
Perbankan
Menggerakkan KS dengan
mempermudah akses pembiayaan
Insentif:
Bantuan Peningkatan Kompetensi modal
manusia
Peningkatan Standar dan Mutu Produk
Fasilitas Akses Pembiayaan
Bantuan Promosi Situs dan Pemasaran
42. Peran Baru Pendidikan Tinggi:
Dari Agen Perubahan menjadi Agen Pembaharu
Penguasaan
Teknologi
untuk
Pengabdian
Kepada
Masyarakat
Komersialisasi
Teknologi dan
Inkubasi
Inovasi
Simpul Inovasi
Sosial yang
menjawab
persoalan
sosial dengan
inovasi
42
44. 1. Potensi Ekonomi Kreatif
44
Media
Film
Penerbitan
Penyiaran
Musik
Kreasi Fungsional
Desain
Fesyen
Arsitektur
Periklanan
Piranti Lunak
Warisan Budaya
Kriya
Wisata sejarah dan budaya
Kuliner Lokal
Tradisi Lokal
Seni
Seni Visual
Pertunjukan
Sumber: Soros Sakornvisava (2012), “Creative Economy for SME Development", Small and
Medium Enterprise Development Bank of Thailand.
45. 1.1. Pengembangan Ekonomi Kreatif
45
Pengembangan Produk
dan Jasa menjadi
Produk dan Jasa Standar misalnya
- Penghargaan Inovasi
- Standar Makanan dan Minuman
- SNI
- ISO ( International Organization for Standardization)
Produk dan
Jasa Kreatif
mengarah
Sumber: Soros Sakornvisava (2012), “Creative Economy for SME Development", Small and
Medium Enterprise Development Bank of Thailand.
46. 1.2. Pemberdayaan Ekonomi Kreatif
• Pelatihan dan layanan sosial kepada
komunitas berbasis potensi lokal.
• Pemberdayaan kawula muda desa.
• Pendampingan untuk standarisari dan akses
pasar serta modal.
• Penelitian dan pengembangan teknologi
kreatif: gemar untuk riset.
• Kajian dan penyediaan data ekonomi kreatif.
46
47. 1.3. Contoh Sukses
47
A
F
T
E
R
B
E
F
O
R
E
During in SME BANK
Thailand Consultant
Ms. Anchalee Chauykeaw
Name of Company: Anchalee
Benjarong
Type of Product :Benjarong
Sumber: Soros Sakornvisava (2012), “Creative Economy for SME Development", Small and
Medium Enterprise Development Bank of Thailand.
48. 2. Yayasan Cirebon (nama samaran)
• Gagasan harus: dapat dijalankan, membuka lapangan pekerjaan,
dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
• Apa yang dapat dikembangkan sebagai penggerak utama ekonomi
pesantren atau sekolah tinggi?
• Pernah studi ke Jepang tahun 1974 dan terlupakan. Terpikirkan
kembali pada tahun 2005 saat mendirikan usaha sosial untuk
mendukung sekolah tinggi.
• Kalau digaji orang manfaatnya kecil untuk diri sendiri. Kalau
menggaji orang akan bermanfaat lebih banyak.
• Uang kuliah hanya bisa mengganti 60% dari biaya yang dikeluakan.
• Pertanyannya adalah bagaimana menghidupi akademisi yang dapat
membuat sekolah tinggi bermutu.
48
49. 2.4. Konsep Pengembangan
Yayasan Cirebon
• Pusat pengembangan kawasan
• Pusat perlindungan anak
• Pengembangan teknologi pertanian
• Pengembangan Bank Perkreditan Rakyat
• Kerjasama dengan pemerintah daerah untuk
pemanfaatan lahan kritis atau lahan tidak terpakai
• Kerjasama dengan balai latihan kerja (BLK)
• Pengembangan pasar
49
50. 2.3. Kewirausahaan Sosial Yayasan
Cirebon
• Bagaimana memecahkan masalah kesejahteraan dengan kekeluargaan?
• Pemaduan: Green, Blue, dan Creative
• Green:
– Produksi Kompos (ada tiga jenis)
– Bunga: masa tanam singkat, perputaran cepat, pasar luas, bukan hanya jual bunga tetapi
sewa bunga ke hotel (ada 200 hotel yang dilayani). Luas budidaya tanaman hias sebesar
12 hektar.
– Hutan Albasia (Sengon) bagi hasil seluas 20 hektar.
– Kebun Hanjuang dan hasilnya diekspor ke Korea seluas 1000 hektar.
• Blue:
– Kepiting Soka dengan siklus 21 hari sekaligus menjaga hutan Bakau. Produksi sudah
mencapai 3 kuintal per minggu. Kerjasama dengan nelayan lokal untuk mencari
rujungan. Hasil produksi diekspor ke Singapura karena sudah punya sertifikat.
• Creative:
– Desain batik dengan corak Cirebon dan kreasi anyaman
50
51. 3. Alih Daya Puslitbang Perusahaan
• Ketika teknologi menentukan daya saing perusahaan, apa peran
perguruan tinggi menjawab tantangan tersebut?
• Bagaimana PT dapat membantu perusahaan untuk menciptakan
terobosan dalam model bisnis secara terus-menerus?
• Apakah PT dapat melayani litbang untuk perusahaan untuk menghadirkan
inovasi-inovasi yang berubah ke arah komersialisasi?
• Pengguna iptek adalah perusahaan, bagaimana menggabungkan
pembelajaran (magang) dengan program inovasi untuk perusahaan?
• Apakah pembelajaran diarahkan pada proses perancangan dan
pembuatan purwarupa sehingga produk dan jasa baru yang dihasilkan
dapat menjawab kebutuhan pasar?
• Bagaimana memanfaatkan teknologi pembelajaran dan digital dalam
proses pembelajaran mahasiswa?
51
52. 3.1. Contoh Kerjasama UPM dan Industri
• Kekuatan Universitas Prasetiya Mulya ada di bisnis dan
kemudian disinergikan dengan prodi-prodi teknik dan
membangun kerjasama dengan berbagai perusahaan.
• Kerjasama dengan pelaku bisnis tidak sekedar proses,
tetapi sampai merancang platform yang bisa
menghasilkan start up bidang sains and teknologi.
• Mahasiswa dapat belajar langsung dengan
para expertise dan terinspirasi untuk melakukan inovasi
teknologi.
• Lulusan tidak kesusahan mencari kerja karena sudah
punya pengalaman dan terbukti dibutuhkan.
52Sumber: http://news.okezone.com/read/2016/03/17/65/1338581/jadi-universitas-ini-misi-prasetiya-mulya
53. 4. Peran Kuliah Kerja Nyata (KKN)
tematik
• Persoalan kesenjangan adalah masalah sosial karena orang
tidak peduli menciptakan harmoni sosial.
• Bagaimana menciptakan harmoni sosial yang aman, nyaman,
tertib, saling menghargai, dan dinamis?
• Bagaimana mengubah desa miskin menjadi desa sejahtera?
• Dapatkah KKN dirancang untuk pemberdayaan komunitas
desa melalui penelitian tindakan (action research)?
• Apa yang dapat dikembangkan oleh PT untuk mendampingi
pembangunan desa dengan hadirnya dana desa?
• Apa yang dapat dikembangkan oleh PT untuk Literasi STEM
(science, technology, engineering, math) pada tingkat
pendidikan dasar dan menengah di desa?
53
54. 4.1. Contoh Pengembangan
Komunitas di Prasetiya Mulya
• Community Development I
– Membangun kemampuan social awareness mahasiswa, kemampuan
adaptasi social dan tanggungjawab sosial serta membangun
kemampuan networking mahasiswa selama program pembelajaran
berlangsung di Prasetiya Mulya.
• Community Development II
– Visi Program Community Development II
• Mewujudkan desa mandiri dan sejahtera melalui kewirausahaan
– Misi Program Community Development II
• Meningkatkan kemampuan berwirausaha dan manajerial masyarakat desa
• Memberikan alternatif penghasilan tambahan yang berkelanjutan
• Meningkatkan pemanfaatan nilai tambah sumber daya lokal
• Mengembangkan kebudayaan lokal sebagai modal dasar pengembangan
kesejahteraan masyarakat
54Sumber: http://www.prasetiyamulya.ac.id/the-programs/community-development
55. 4.2. Pengembangan UMKM dan
Wisata di Wanayasa
• Universitas Prasetiya Mulya Tanggerang Selatan melaksanakan kegiatan
Community Development Project 2017 di Kecamatan Wanayasa Kabupaten
Purwakarta selama 44 hari yang melibatkan sekitar 350 mahasiswa-mahasiswinya.
• Dalam kegiatan ini mahasiswa-mahasiswi Prasetiya Mulya secara berkelompok
menjalankan program pengembangan pelaku UMKM serta objek wisata yang di
daerah tersebut.
• kegiatan Community Development Project dilakukan secara berkelanjutan hingga
tiga tahun kedepan dimana nanti mahasiswa-mahasiswi Universitas Prasetiya
Mulya tetap melakukan pembinaan serta pemantauan terhadap UMKM yang
menjadi binaan mereka untuk mengetahui kemajuan dari kelompok binaan yang
menjadi tanggung jawabnya.
• Inti dari kegiatan ini dimana Universitas Prasetiya Mulya ingin menjadi pendorong
perkembangan bagi Pemerintah setempat untuk mengelola dan mengembangkan
potensi yang ada di Wanayasa serta untuk mewujudkan desa mandiri dan
sejahtera melalui kewirausahaan.
55
Sumber: http://bisnispurwakarta.com/2017/02/27/universitas-prasetiya-mulya-dorong-
kembangkan-umkm-dan-wisata-di-wanayasa
56. 4.2. Contoh Tantangan Pembangunan Desa
• Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi (Kemendesa, PDTT) telah menerbitkan Permendes
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan
Dana Desa 2017.
• Dalam Pasal 4 Permendesa No 22 tahun 2016, disebutkan
penggunaan dana desa tahun 2017 diprioritaskan untuk membiayai
pelaksanaan program dan kegiatan di bidang Pembangunan Desa
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
• Dana Desa digunakan untuk membiayai pembangunan Desa yang
ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa,
peningkatan kualitas hidup manusia serta penanggulangan
kemiskinan dengan prioritas penggunaan Dana Desa diarahkan
untuk pelaksanaan program dan kegiatan Pembangunan Desa.
56
57. 5. Inkubator Pendidikan
• Bagaimana PT mengembangkan fasilitas lab
atau studio inovasi atau inkubator inovasi
untuk menunjukkan cara kerja teknologi tepat
guna dan mengalihkan teknologi pada UMKM
di daerah atau desa?
57
58. 3.2. Contoh Sirup Rumput Laut
• SIRUP RUMPUT LAUT NE JAEN (UNIVERSITAS UDAYANA)
– Sirup Rumput Laut NE JAEN merupakan usaha yang bergerak di bidang kuliner
khususnya minuman yang memanfaatkan komoditas lokal hasil pertanian Nusa
Penida yaitu rumput laut.
– Usaha Sirup Rumput Laut Ne Jaen dapat dikategorikan sebagai jenis usaha
sosial, karena meningkatkan nilai tambah (value added) dengan sistem bagi
hasil.
– Terjadi peningkatan harga jual rumput laut itu sendiri
• Melalui usaha Sirup Rumput Laut Ne Jaen diharapkan dapat
menjadi salah satu alternatif dalam mensejahterakan petani lokal,
memberdayakan masyarakat, memberikan bekal dalam inovasi
produk, serta sebagai ikon baru Nusa Penida sehingga nantinya
masyarakat Nusa Penida bisa mandiri dalam mengolah sumber daya
alam dan sumber daya manusianya.
58
Sumber: http://banggaberindonesia.com/berita-419-local-champion-teras-usaha-mahasiswa-2015-.html
59. 6. Desa Sebagai Panggung
Pertunjukan Wisata
Cerita
Tutur
Dialog
Situs Internet
Brosur
PertunjukanInteraktif
Musik
Tarian
Tenunan
Permainan
Nyanyian
Pantun
Pajangan
Ulos
Alat Musik
Souvenir
Makanan
Minuman
Hospitalitas
Resto
Rumah sewa
(homestay)
Hotel
Losmen
59
60. 6.1. Kasus Desa Ragi Hotang
• Kalau kita melihat posisi Desa Ragi Hotang yang secara alamiah sudah mempunyai
daya tarik mulai dari perjalanan dari atas gunung menuju desa dan berjalan ke
lokasi rumah adat, dapat dibayangkan bahwa kunjungan wisaya ke desa ini dapat
dikemas menjadi suatu panggung pertunjukan.
• Pertunjukan dapat merupakan kombinasi dari legenda, pemandangan alam,
kuliner, tarian, musik, sampai pada pesona bambu maupun taman buatan.
• Berpikir desain dapat diterapkan untuk mengembangkan panggung pertunjukan
tersebut. Para pelancong dapat digiring untuk belajar sesuatu tentang kearifan
lokal dan suguhan lokal yang unik dan belum tentu ada di tempat lain. Mereka
dapat disuguhkan tor-tor dan dilatih bagaimana melakukan gerakan tor-tor yang
sudah dimodifikasi secara modern. Mereka juga bisa ikutan memainkan suling atau
menggunakan alat tenun atau diperkenalkan dengan makanan trandisional yang
tidak kalah lezatnya dibandingkan dengan makanan Siam ataupun India.
• Bagaimana mengembangkan program yang dapat memberdayakan masyarakat
lokal tanpa harus kehilangan identitas budayanya?
60
61. 6.2. Kasus Potensi Sibolga
• Apakah Sibolga dapat memanfaatkan maritim sebagai penggerak ekonomi
kerakyatan?
• Perlu melakukan:
– Identifikasi daya tarik (point of parity) Sibolga: bentangan pantai, ombak,
pulau kecil?
– Identifikasi pembeda (point of diversity): pantai datar, karakteristik air benang,
warna biru tosca?
– Identifikasi keunikan (point of uniqueness): ada air mancur dan airnya tawar.
• Apakah kekuatan di atas dapat dijadikan dasar untuk merek Sibolga:
Welcome to Sibolga…?
• Apakah Sibolga bisa menjadi pusat wisata pantai untuk Kawasan Toba?
• Apakah dapat dibuatkan paket wisata mencakup Danau Toba dan Pantai
Sibolga?
61
62. 7. Akuakultur Berkelanjutan
• Bagaimana PT dapat membantu komunitas untuk
mengembangkan rantai nilai akuakultur yang
berkelanjutan?
62
64. 8. Kepariwisataan Berkelanjutan
• Bagaimana PT dapat membantu komunitas
untuk membentuk pola pikir dan pola kerja
yang menghasilkan kepariwisataan yang
berkelanjutan?
64
65. 9. Air Minum dan Sanitasi
• Bagaimana menjamin ketersediaan air minum,
air bersih, dan sumber air baku untuk suatu
komunitas?
• Bagaimana memetakan dan menjaga
konservasi hidrologi di kawasan desa?
65
69. Penutup
Ketidakberdayaan
merupakan indikasi
budaya pasif.
Budaya berbasis nilai
tumbuh dari
kemitraan bukan
sukses sendiri.
Gerakan Budaya
Berbasis Nilai adalah
investasi untuk
inovasi sosial.
PT sebagai simpul
inovasi sosial.
PT punya peluang
untuk pendanaan
dengan melakukan
inovasi sosial.
Ada beragam peluang
yang terbuka dengan
cara pandang budaya
berbasis nilai.
69