SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 7
SEJARAH
I.

REVOLUSI HIJAU PADA MASA ORDE BARU
Revolusi Hijau adalah sebutan tidak resmi yang dipakai untuk menggambarkan
perubahan fundamental dalam pemakaian teknologi budidaya pertanian yang dimulai pada
tahun 1950-an hingga 1980-an di banyak negara berkembang, terutama di Asia. Gerakan
Revolusi Hijau yang dijalankan di negara – negara berkembang dan Indonesia dijalankan
sejak rejim Orde Baru berkuasa.
Program Revolusi Hijau bertujuan untuk meningkatkan persediaan makanan dengan
meningkatkan hasil lahan pertanian yang dapat dicapai dengan menanam bibit pertanian
yang baru dengan disertai perbaikan pengolahan tanah, sistem pengairan, penggunaan
pupuk, perlindungan dari serangan hama,
dan pengenalan varietas tanaman jenis
unggul.
Pelaksanaan Revolusi Hijau
disponsori oleh Ford dan Rockefeller
Foundation yang memiliki dua pusat
penelitian yang bernama International
Klaize and Wheat Improvement Center dan
di Filipina yang bernama IRRI (International
RiceResearch Instute).
Pusat penelitian di Meksiko
dipimpin oleh Norman E. Bourlang. Norman
Borlaug, penerima penghargaan Nobel
Perdamaian 1970, adalah orang yang
dipandang sebagai konseptor utama
gerakan ini.

Perkembangan Revolusi Hijau
1) Revolusi tahap pertama, terjadi antara tahun 1500 – 1800 ketika kebanyakan hasil
pertanian (gandum, padi, jagung dan kentang) disebar keseluruh dunia.
2) Revolusi hijau tahap kedua, terjadi di Eropa dan Amerika Utara antara tahun 1850 –
1950 dan terutama di dasarkan penerapan hukum ilmiah terhadap produksi hasil
petanian dan hewan melalui penggunaan pupuk, irigasi dan pemberantasan hama
dn penyakit secara luas dan terkendali.
3) Revolusi tahap ketiga, terjadi di negara-negara maju sejak perang dunia II terutama
melalui seleksi dan persilangan genetika atas varietas tanaman dan hewan unggul
dan lebih resisten terhadap penyakit dan serangga.
4) Revolusi hijau tahap keempat, telah tersebar luas pada tahun-tahun ini. Tahap ini
bukan hal yang baru, melainkan kombinasi dari revolusi hijau tahap kedua dan tahap
ketiga, dan terutama ditujukan untuk negara-negara berkembang. Tahun 1967
varietas padi dan gandum jenis unggul dikembangkan di daerah-daearah tropis dan
sub tropis, seperti India, Turki, Pakistan, Indonesia.
Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting:
1. Penyediaan air melalui sistem irigasi
2. Pemakaian pupuk kimia secara optimal
3. Penerapan pestisida sesuai dengan tingkat serangan organism pengganggu
4. Penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas.

REVOLUSI HIJAU DI INDONESIA
Revolusi Hijau di Indonesia sudah dimulai sejak berlakunya UU Agraria pada tahun
1870 yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Belanda, sehingga di Indonesia dapat
dikembangkan berbagai jenis tanaman. Dalam perkembangannya pada masa Orde Baru,
program Revolusi Hijau digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan produksi
pangan di Indonesia, terutama produksi beras.
Revolusi Hijau dilaksanakan secara sistematis, terprogram, dan terus-menerus
sehigga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hal itu dibuktikan
dengan Indonesia mampu meningkatkan swasembada pangan yaitu penghasil beras
sehingga Presiden Soeharto mendapat Penghargaan Nobel.
Usaha yang dilakukan pemerintah Orde Baru untuk meningkatkan swasembada
pangan nasional yaitu:
a. Program Bimbingan Massal (Bimas) untuk meningkatkan produksi beras.
b. Program Intensifikasi Massal (Inmas) yang merupakan kelanjutan Bimas.
c. Program Intensifikasi Khusus (Insus) yang merupakan upaya peningkatan produksi
per unit.
d. Program Supra Intensifikasi Khusus (Supra Insus) yang meningkatkan swasembada
beras.
Untuk meningkatkan produksi pangan dan produksi pertanian, pemerintah
melakukan empat usaha pokok, yaitu:
a. Intensifikasi pertanian
Yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan menerapkan pancausaha
tani dan sapta usaha tani. Pancausaha Tani memiliki langkah-langkah yaitu:
Mekanisme dalam pengolahan tanah.
Menggunakan irigasi yang mapan.
Menggunakan pupuk.
Menggunakan obat penyemprot hama.
Menggunakan bibit unggul.
Sapta usaha tani meliputi:
Pasca panen
Pemasaran
b. Ekstensifikasi pertanian
Yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan membuka lahan baru
termasuk usaha penangkapan ikan dan penanaman rumput untuk makanan
ternak.
c. Diversifikasi pertanian
Yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan keanekaragaman usaha
tani.
d. Rehabilitasi pertanian
Yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan pemulihan kemampuan
daya produkstivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.

Dampak Positif:
 Meningkatkan produktivitas tanaman pangan.
 Peningkatan produksi pangan menyebabkan kebutuhan primer masyarakat industri
menjadi terpenuhi. Indonesia berhasil mencapai swasembada beras.
 Kualitas tanaman pangan semakin
meningkat.
 Memberikan lapangan kerja bagi
para petani maupun buruh pertanian.
Dampak Negatif:
 Berbagai organisme penyubur tanah
musnah
 Kesuburan tanah merosot / tandus
 Tanah mengandung residu (endapan
pestisida)
 Hasil pertanian mengandung residu
pestisida
 Keseimbangan ekosistem rusak
 Terjadi peledakan serangan dan jumlah hama
 Cara bertani tradisional menjadi terpinggirkan
 Rasa kegotongroyongan semakin menurun
 Muncul komersialisasi produksi pertanian6

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
Perkembangan teknologi memberikan pengaruh positif bagi Indonesia khususnya
bagi peningkatan industri pangan:
1. Digunakannya pupuk buatan dan zat-zat kimia untuk memberantas hama penyakit
sehingga produksi pertanian pun meningkat.
2. Proses pengolahan lahanpun menjadi cepat dengan digunakan traktor.
3. Proses pengolahan hasil menjadi cepat dengan adanya alat penggiling padi
Adapun dampak negatif dari perkembangan teknologi tersebut adalah:
a. Timbulnya pencemaran pada air maupun tanah akibat penggunaan pestisida (pupuk
kimia) yang berlebih.
b. Penggunaan pestisida dapat membunuh hama tanaman, serangga pemakan hama,
burung, ikan dan hewan lainnya.
c. Adanya sistem peladangan berpindah atau penebangan pohon dalam jumlah besar yang
dilakukan oleh pihak pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) guna dibuat pemukiman
baru menyebabkan kerusakan lingkungan kususnya pada ekosistem tanah.
d. Semakin sempit lahan pertanian karena diubah menjadi wilayah pemukiman dan
industri.
e. Meningkatnya kegitan penggalian sumber alam, pertambangan liar yang kurang
memperhatikan kondisi lingkungan.
f. Pengurangan jumlah tenaga kerja manusia yang terlibat dalam proses produksi karena
telah tergantikan oleh mesin-mesin sehingga bersifat padat modal dan hemat tenaga
kerja. Berdampak pada munculnya pengangguran.
Di samping itu, Revolusi Hijau juga telah menyebabkan terjadinya kesenjangan
ekonomi dan sosial pedesaan karena ternyata Revolusi Hijau hanyalah menguntungkan
petani yang memiliki tanah lebih dari setengah hektar, dan petani kaya di pedesaan, serta
penyelenggara negara di tingkat pedesaan.

II.

PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN MOBILITAS PENDUDUK PADA MASA ORDE BARU

A. Mobilitas Penduduk Pada masa Orde Baru
Karakteristik penduduk Indonesia dapat dibedakan secara kuantitatif yaitu jumlah
penduduk tergolong besar, laju pertumbuhan cepat tetapi persebaran tidak merata.
Secara kualitatif kualitas SDM penduduk Indonesia tergolong rendah. Masa Orde Baru
tingkat pertumbuhan penduduk pertahun mengalami penurunan berkat keberhasilan
program KB dan perbaikan gizi serta kesehatan masyarakat.
Tingginya angka pertumbuhan penduduk dan berkurangnya lahan pertanian karena
untuk keperluan non pertanian (misal untuk perkantoran, jalan raya, pemukiman baru).
Sebagai akibatnya presentase penduduk yang bermukim dipedesaan menurun, yang
bermukim diperkotaan meningkat.
Dari segi ekonomi program redistribusi penduduk yaitu menyediakan tenaga kerja
untuk perluasan produksi didaerah dan pembukaan lapangan kerja baru. Dari aspek ideologi
redistribusi penduduk berfungsi meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Dari
aspek politik redistribusi penduduk menunjang pembauran etnik atau suku bangsa,
mempersempit kesenjangan kelas serta meningkatkan hubungan antar kelompok
masyarakat yang multikultural. Dari segi pertahanan keamanan redistribusi penduduk
mewujudkan sistim pertahanan keamanan rakyat semestaatau (Sishankamrata).
1. Mobilitas Penduduk Melalui Program Transmigrasi
Program transmigrasi dibagi 2 periode yaitu tahap pra Pelita dan tahap Pelita. Tujuan
Transmigrasi pada masa Orde Baru yaitu:
a. Meningkatkan taraf hidup rakyat.
b. Meningkatkan pembangunan daerah.
c. Menyeimbangkan persebaran penduduk.
d. Melaksanakan pembangunan secara merata.
e. Memanfaatkan sumber-sumber alam dan tenaga manusia.
f. Memperkukuh rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
g. Memperkuat pertahanan dan keamanan nasional.
2. Upaya menghambat arus Urbanisasi menuju kota-kota besar
Alternatif dari kebijaksanaan itu ialah mengubah arah migran menuju ke kota-kota kecil
dan kota-kota sedang. Kota kecil perlu dibangun dengan fasilitas perkotaan, prasarana
transportasi dibangun dan ditingkatkan.
3. Peningkatan sarana transportasi dan komunikasi
Dengan membangun sentral-sentral telepon otomatis, telegram, radio dan televisi.
B. Pertumbuhan Dan Mobilitas Penduduk.
Menurut Edward Ullman ada 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya interaksi kota,
yaitu:
1. Adanya wilayah yang saling melengkapi
2. Adanya kesempatan untuk berinteraksi
3. Adanya kemudahan transfer/pemindahan dalam ruang
Dalam kaitannya dengan interaksi kota tersebut, maka mobilitas penduduk dapat
diartikan sebagai suatu perpindahan penduduk baik secara teritorial ataupun geografis.
Hubungan timbal balik antara kota dengan kota maupun antara kota dengan desa dapat
menyebabkan munculnya gejala-gejala yang baru yang meliputi aspek ekonomi, sosial
maupun budaya. Gejala ini dapat bersifat positif ataupun negatif bagi desa dan kota.

Pusat-Pusat pertumbuhan di Indonesia pada masa Orde Baru
Untuk mengetahui munculnya pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia terdapat 2
teori yaitu :
1. Teori Tempat Sentral ( central place theory ) oleh Walter Christaller
Bahwa Pusat lokasi aktivitas yang melayani berbagai kebutuhan penduduk harus
berada di suatu tempat sentral yaitu tempat yang memungkinkan partisipasi
manusia dengan jumlah yang maksimum.Tempat sentral itu berupa ibukota
kabupaten, kecamatan, propinsi ataupun ibukota Negara. Masing-masing titik
sentral memiliki daya tarik terhadap penduduk untuk tinggal disekitarnya
dengan daya jangkau yang berbeda.
2. Teori Kutub Pertumbuhan ( Growth Pole Theory ) oleh Lerroux
Bahwa pembangunan yang terjadi di manapun tidak terjadi secara serentak tapi
muncul pada tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan identitas yang
berbeda. Kawasan yang menjadi pusat pembangunan dinamakan pusat-pusat
atau kutub-kutub pertumbuhan. Dari kutub inilah proses pembangunan
menyebarke wilayah-wilayah lain di sekitarnya.
C. Faktor Penyebab Suatu Titik Lokasi Menjadi Pusat Pertumbuhan.
Suatu titik lokasi menjadi pusat pertumbuhan disebabkan oleh beberapa hal antara
lain:
1. Kondisi fisik wilayah
2. Kekayaan sumber daya alam
3. Sarana dan prasarana transportasi
4. Adanya industri

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde BaruDampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Fitkhy Aulia
 
Gerakan nasionalisme india
Gerakan nasionalisme indiaGerakan nasionalisme india
Gerakan nasionalisme india
aswansetiawan
 
Sistem tanam paksa
Sistem tanam paksaSistem tanam paksa
Sistem tanam paksa
Sindhu Rizky
 

Was ist angesagt? (20)

Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan PertanianKebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
 
Organisasi pergerakan nasional indonesia
Organisasi pergerakan nasional indonesiaOrganisasi pergerakan nasional indonesia
Organisasi pergerakan nasional indonesia
 
Tabel Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1KEJAYAN
Tabel Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1KEJAYANTabel Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1KEJAYAN
Tabel Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1KEJAYAN
 
Kel. 2 pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbu...
Kel. 2 pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbu...Kel. 2 pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbu...
Kel. 2 pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbu...
 
Aksi Tritura
Aksi TrituraAksi Tritura
Aksi Tritura
 
Materi 2: Berakhirnya Politik Apartheid di Afrika Selatan
Materi 2: Berakhirnya Politik Apartheid di Afrika SelatanMateri 2: Berakhirnya Politik Apartheid di Afrika Selatan
Materi 2: Berakhirnya Politik Apartheid di Afrika Selatan
 
Sistem Ekonomi Demokrasi Terpimpin
Sistem Ekonomi Demokrasi TerpimpinSistem Ekonomi Demokrasi Terpimpin
Sistem Ekonomi Demokrasi Terpimpin
 
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde BaruDampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
 
Gerakan nasionalisme india
Gerakan nasionalisme indiaGerakan nasionalisme india
Gerakan nasionalisme india
 
Kerangka laporan mongol
Kerangka laporan mongol Kerangka laporan mongol
Kerangka laporan mongol
 
Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Masa Demokrasi Parlementer
Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Masa Demokrasi ParlementerSistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Masa Demokrasi Parlementer
Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Masa Demokrasi Parlementer
 
Aufklarung
AufklarungAufklarung
Aufklarung
 
Demokrasi Terpimpin
Demokrasi TerpimpinDemokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin
 
Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) jawa barat
Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) jawa baratPemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) jawa barat
Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) jawa barat
 
integrasi Timor timur.pptx
integrasi Timor timur.pptxintegrasi Timor timur.pptx
integrasi Timor timur.pptx
 
Sistem tanam paksa
Sistem tanam paksaSistem tanam paksa
Sistem tanam paksa
 
TUGAS PKn
TUGAS PKnTUGAS PKn
TUGAS PKn
 
Kerja rodi
Kerja rodiKerja rodi
Kerja rodi
 
Demokrasi Pancasila Orde Baru (1966-1998)
Demokrasi Pancasila Orde Baru (1966-1998)Demokrasi Pancasila Orde Baru (1966-1998)
Demokrasi Pancasila Orde Baru (1966-1998)
 
STRUKTUR DAN CIRI KEBAHASAAN TEKS CERITA SEJARAH HARI BURUH
STRUKTUR DAN CIRI KEBAHASAAN TEKS CERITA SEJARAH HARI BURUHSTRUKTUR DAN CIRI KEBAHASAAN TEKS CERITA SEJARAH HARI BURUH
STRUKTUR DAN CIRI KEBAHASAAN TEKS CERITA SEJARAH HARI BURUH
 

Ähnlich wie Revolusi hijau, pertumbuhan & mobilitas penduduk orde baru

Intensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanianIntensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanian
Aan Joke
 
Intensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanianIntensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanian
Aan Joke
 
Revolusi Hijau orde baru
Revolusi Hijau orde baruRevolusi Hijau orde baru
Revolusi Hijau orde baru
sknramadhaniah
 
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Bab i pendahuluan bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
Bab i pendahuluan   bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2Bab i pendahuluan   bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
Bab i pendahuluan bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
f' yagami
 

Ähnlich wie Revolusi hijau, pertumbuhan & mobilitas penduduk orde baru (20)

Tugas revolusi hijau
Tugas revolusi hijauTugas revolusi hijau
Tugas revolusi hijau
 
Revolusi Hijau
Revolusi HijauRevolusi Hijau
Revolusi Hijau
 
Sejarah
SejarahSejarah
Sejarah
 
2845221 (1)
2845221 (1)2845221 (1)
2845221 (1)
 
Revolusi hijau
Revolusi hijauRevolusi hijau
Revolusi hijau
 
Revolusi hijau pertanian
Revolusi hijau pertanianRevolusi hijau pertanian
Revolusi hijau pertanian
 
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
Kesuburan dan Kesehatan TanahKesuburan dan Kesehatan Tanah
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
 
revolusi hijau indonesia
revolusi hijau indonesiarevolusi hijau indonesia
revolusi hijau indonesia
 
REVOLUSIHIJAU
REVOLUSIHIJAUREVOLUSIHIJAU
REVOLUSIHIJAU
 
Intensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanianIntensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanian
 
Intensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanianIntensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanian
 
Usaha tani kelompok
Usaha tani kelompokUsaha tani kelompok
Usaha tani kelompok
 
-Revolusi Hijau-
-Revolusi Hijau--Revolusi Hijau-
-Revolusi Hijau-
 
Revolusi Hijau orde baru
Revolusi Hijau orde baruRevolusi Hijau orde baru
Revolusi Hijau orde baru
 
Copy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptx
Copy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptxCopy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptx
Copy-of-PERTANIAN-ORGANIK.pptx
 
Presentation Pembangunan Pertania.pdf
Presentation Pembangunan Pertania.pdfPresentation Pembangunan Pertania.pdf
Presentation Pembangunan Pertania.pdf
 
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
 
Bitranet edisi 44
Bitranet edisi 44Bitranet edisi 44
Bitranet edisi 44
 
Bab i pendahuluan bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
Bab i pendahuluan   bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2Bab i pendahuluan   bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
Bab i pendahuluan bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
 
Fenomena revolusi hijau
Fenomena revolusi hijauFenomena revolusi hijau
Fenomena revolusi hijau
 

Mehr von Yuni Ratnasari

Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Hindu, Budha, dan Islam di indonesia
Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Hindu, Budha, dan Islam di indonesiaProses Masuk dan Berkembangnya Agama Hindu, Budha, dan Islam di indonesia
Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Hindu, Budha, dan Islam di indonesia
Yuni Ratnasari
 
Rancangan Sarana dan Prasarana Sekolah Sehat
Rancangan Sarana dan Prasarana Sekolah SehatRancangan Sarana dan Prasarana Sekolah Sehat
Rancangan Sarana dan Prasarana Sekolah Sehat
Yuni Ratnasari
 
Presentasi kartul makanan cepat saji
Presentasi kartul makanan cepat sajiPresentasi kartul makanan cepat saji
Presentasi kartul makanan cepat saji
Yuni Ratnasari
 

Mehr von Yuni Ratnasari (13)

Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur
Sejarah Perkembangan Sistem Periodik UnsurSejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur
Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur
 
Hukum Termodinamika
Hukum TermodinamikaHukum Termodinamika
Hukum Termodinamika
 
Sejarah Karya Seni Rupa
Sejarah Karya Seni RupaSejarah Karya Seni Rupa
Sejarah Karya Seni Rupa
 
Karakteristik Sosok Manusia Ideal
Karakteristik Sosok Manusia IdealKarakteristik Sosok Manusia Ideal
Karakteristik Sosok Manusia Ideal
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati
 
Sejarah microsoft excel
Sejarah microsoft excelSejarah microsoft excel
Sejarah microsoft excel
 
Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Hindu, Budha, dan Islam di indonesia
Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Hindu, Budha, dan Islam di indonesiaProses Masuk dan Berkembangnya Agama Hindu, Budha, dan Islam di indonesia
Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Hindu, Budha, dan Islam di indonesia
 
Berita
BeritaBerita
Berita
 
Rancangan Sarana dan Prasarana Sekolah Sehat
Rancangan Sarana dan Prasarana Sekolah SehatRancangan Sarana dan Prasarana Sekolah Sehat
Rancangan Sarana dan Prasarana Sekolah Sehat
 
Presentasi kartul makanan cepat saji
Presentasi kartul makanan cepat sajiPresentasi kartul makanan cepat saji
Presentasi kartul makanan cepat saji
 
Mailings.
Mailings.Mailings.
Mailings.
 
Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
Konflik Korea Utara dan Korea SelatanKonflik Korea Utara dan Korea Selatan
Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
 
Masyarakat madani
Masyarakat madaniMasyarakat madani
Masyarakat madani
 

Kürzlich hochgeladen

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Kürzlich hochgeladen (20)

BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Revolusi hijau, pertumbuhan & mobilitas penduduk orde baru

  • 2. I. REVOLUSI HIJAU PADA MASA ORDE BARU Revolusi Hijau adalah sebutan tidak resmi yang dipakai untuk menggambarkan perubahan fundamental dalam pemakaian teknologi budidaya pertanian yang dimulai pada tahun 1950-an hingga 1980-an di banyak negara berkembang, terutama di Asia. Gerakan Revolusi Hijau yang dijalankan di negara – negara berkembang dan Indonesia dijalankan sejak rejim Orde Baru berkuasa. Program Revolusi Hijau bertujuan untuk meningkatkan persediaan makanan dengan meningkatkan hasil lahan pertanian yang dapat dicapai dengan menanam bibit pertanian yang baru dengan disertai perbaikan pengolahan tanah, sistem pengairan, penggunaan pupuk, perlindungan dari serangan hama, dan pengenalan varietas tanaman jenis unggul. Pelaksanaan Revolusi Hijau disponsori oleh Ford dan Rockefeller Foundation yang memiliki dua pusat penelitian yang bernama International Klaize and Wheat Improvement Center dan di Filipina yang bernama IRRI (International RiceResearch Instute). Pusat penelitian di Meksiko dipimpin oleh Norman E. Bourlang. Norman Borlaug, penerima penghargaan Nobel Perdamaian 1970, adalah orang yang dipandang sebagai konseptor utama gerakan ini. Perkembangan Revolusi Hijau 1) Revolusi tahap pertama, terjadi antara tahun 1500 – 1800 ketika kebanyakan hasil pertanian (gandum, padi, jagung dan kentang) disebar keseluruh dunia. 2) Revolusi hijau tahap kedua, terjadi di Eropa dan Amerika Utara antara tahun 1850 – 1950 dan terutama di dasarkan penerapan hukum ilmiah terhadap produksi hasil petanian dan hewan melalui penggunaan pupuk, irigasi dan pemberantasan hama dn penyakit secara luas dan terkendali. 3) Revolusi tahap ketiga, terjadi di negara-negara maju sejak perang dunia II terutama melalui seleksi dan persilangan genetika atas varietas tanaman dan hewan unggul dan lebih resisten terhadap penyakit dan serangga. 4) Revolusi hijau tahap keempat, telah tersebar luas pada tahun-tahun ini. Tahap ini bukan hal yang baru, melainkan kombinasi dari revolusi hijau tahap kedua dan tahap ketiga, dan terutama ditujukan untuk negara-negara berkembang. Tahun 1967 varietas padi dan gandum jenis unggul dikembangkan di daerah-daearah tropis dan sub tropis, seperti India, Turki, Pakistan, Indonesia.
  • 3. Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting: 1. Penyediaan air melalui sistem irigasi 2. Pemakaian pupuk kimia secara optimal 3. Penerapan pestisida sesuai dengan tingkat serangan organism pengganggu 4. Penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas. REVOLUSI HIJAU DI INDONESIA Revolusi Hijau di Indonesia sudah dimulai sejak berlakunya UU Agraria pada tahun 1870 yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Belanda, sehingga di Indonesia dapat dikembangkan berbagai jenis tanaman. Dalam perkembangannya pada masa Orde Baru, program Revolusi Hijau digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan produksi pangan di Indonesia, terutama produksi beras. Revolusi Hijau dilaksanakan secara sistematis, terprogram, dan terus-menerus sehigga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan Indonesia mampu meningkatkan swasembada pangan yaitu penghasil beras sehingga Presiden Soeharto mendapat Penghargaan Nobel. Usaha yang dilakukan pemerintah Orde Baru untuk meningkatkan swasembada pangan nasional yaitu: a. Program Bimbingan Massal (Bimas) untuk meningkatkan produksi beras. b. Program Intensifikasi Massal (Inmas) yang merupakan kelanjutan Bimas. c. Program Intensifikasi Khusus (Insus) yang merupakan upaya peningkatan produksi per unit. d. Program Supra Intensifikasi Khusus (Supra Insus) yang meningkatkan swasembada beras. Untuk meningkatkan produksi pangan dan produksi pertanian, pemerintah melakukan empat usaha pokok, yaitu: a. Intensifikasi pertanian Yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan menerapkan pancausaha tani dan sapta usaha tani. Pancausaha Tani memiliki langkah-langkah yaitu: Mekanisme dalam pengolahan tanah. Menggunakan irigasi yang mapan. Menggunakan pupuk. Menggunakan obat penyemprot hama. Menggunakan bibit unggul. Sapta usaha tani meliputi: Pasca panen Pemasaran b. Ekstensifikasi pertanian
  • 4. Yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan membuka lahan baru termasuk usaha penangkapan ikan dan penanaman rumput untuk makanan ternak. c. Diversifikasi pertanian Yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan keanekaragaman usaha tani. d. Rehabilitasi pertanian Yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan pemulihan kemampuan daya produkstivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis. Dampak Positif:  Meningkatkan produktivitas tanaman pangan.  Peningkatan produksi pangan menyebabkan kebutuhan primer masyarakat industri menjadi terpenuhi. Indonesia berhasil mencapai swasembada beras.  Kualitas tanaman pangan semakin meningkat.  Memberikan lapangan kerja bagi para petani maupun buruh pertanian. Dampak Negatif:  Berbagai organisme penyubur tanah musnah  Kesuburan tanah merosot / tandus  Tanah mengandung residu (endapan pestisida)  Hasil pertanian mengandung residu pestisida  Keseimbangan ekosistem rusak  Terjadi peledakan serangan dan jumlah hama  Cara bertani tradisional menjadi terpinggirkan  Rasa kegotongroyongan semakin menurun  Muncul komersialisasi produksi pertanian6 PERKEMBANGAN TEKNOLOGI Perkembangan teknologi memberikan pengaruh positif bagi Indonesia khususnya bagi peningkatan industri pangan: 1. Digunakannya pupuk buatan dan zat-zat kimia untuk memberantas hama penyakit sehingga produksi pertanian pun meningkat. 2. Proses pengolahan lahanpun menjadi cepat dengan digunakan traktor. 3. Proses pengolahan hasil menjadi cepat dengan adanya alat penggiling padi
  • 5. Adapun dampak negatif dari perkembangan teknologi tersebut adalah: a. Timbulnya pencemaran pada air maupun tanah akibat penggunaan pestisida (pupuk kimia) yang berlebih. b. Penggunaan pestisida dapat membunuh hama tanaman, serangga pemakan hama, burung, ikan dan hewan lainnya. c. Adanya sistem peladangan berpindah atau penebangan pohon dalam jumlah besar yang dilakukan oleh pihak pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) guna dibuat pemukiman baru menyebabkan kerusakan lingkungan kususnya pada ekosistem tanah. d. Semakin sempit lahan pertanian karena diubah menjadi wilayah pemukiman dan industri. e. Meningkatnya kegitan penggalian sumber alam, pertambangan liar yang kurang memperhatikan kondisi lingkungan. f. Pengurangan jumlah tenaga kerja manusia yang terlibat dalam proses produksi karena telah tergantikan oleh mesin-mesin sehingga bersifat padat modal dan hemat tenaga kerja. Berdampak pada munculnya pengangguran. Di samping itu, Revolusi Hijau juga telah menyebabkan terjadinya kesenjangan ekonomi dan sosial pedesaan karena ternyata Revolusi Hijau hanyalah menguntungkan petani yang memiliki tanah lebih dari setengah hektar, dan petani kaya di pedesaan, serta penyelenggara negara di tingkat pedesaan. II. PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN MOBILITAS PENDUDUK PADA MASA ORDE BARU A. Mobilitas Penduduk Pada masa Orde Baru Karakteristik penduduk Indonesia dapat dibedakan secara kuantitatif yaitu jumlah penduduk tergolong besar, laju pertumbuhan cepat tetapi persebaran tidak merata. Secara kualitatif kualitas SDM penduduk Indonesia tergolong rendah. Masa Orde Baru tingkat pertumbuhan penduduk pertahun mengalami penurunan berkat keberhasilan program KB dan perbaikan gizi serta kesehatan masyarakat. Tingginya angka pertumbuhan penduduk dan berkurangnya lahan pertanian karena untuk keperluan non pertanian (misal untuk perkantoran, jalan raya, pemukiman baru). Sebagai akibatnya presentase penduduk yang bermukim dipedesaan menurun, yang bermukim diperkotaan meningkat. Dari segi ekonomi program redistribusi penduduk yaitu menyediakan tenaga kerja untuk perluasan produksi didaerah dan pembukaan lapangan kerja baru. Dari aspek ideologi redistribusi penduduk berfungsi meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Dari aspek politik redistribusi penduduk menunjang pembauran etnik atau suku bangsa, mempersempit kesenjangan kelas serta meningkatkan hubungan antar kelompok masyarakat yang multikultural. Dari segi pertahanan keamanan redistribusi penduduk mewujudkan sistim pertahanan keamanan rakyat semestaatau (Sishankamrata). 1. Mobilitas Penduduk Melalui Program Transmigrasi
  • 6. Program transmigrasi dibagi 2 periode yaitu tahap pra Pelita dan tahap Pelita. Tujuan Transmigrasi pada masa Orde Baru yaitu: a. Meningkatkan taraf hidup rakyat. b. Meningkatkan pembangunan daerah. c. Menyeimbangkan persebaran penduduk. d. Melaksanakan pembangunan secara merata. e. Memanfaatkan sumber-sumber alam dan tenaga manusia. f. Memperkukuh rasa persatuan dan kesatuan bangsa. g. Memperkuat pertahanan dan keamanan nasional. 2. Upaya menghambat arus Urbanisasi menuju kota-kota besar Alternatif dari kebijaksanaan itu ialah mengubah arah migran menuju ke kota-kota kecil dan kota-kota sedang. Kota kecil perlu dibangun dengan fasilitas perkotaan, prasarana transportasi dibangun dan ditingkatkan. 3. Peningkatan sarana transportasi dan komunikasi Dengan membangun sentral-sentral telepon otomatis, telegram, radio dan televisi. B. Pertumbuhan Dan Mobilitas Penduduk. Menurut Edward Ullman ada 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya interaksi kota, yaitu: 1. Adanya wilayah yang saling melengkapi 2. Adanya kesempatan untuk berinteraksi 3. Adanya kemudahan transfer/pemindahan dalam ruang Dalam kaitannya dengan interaksi kota tersebut, maka mobilitas penduduk dapat diartikan sebagai suatu perpindahan penduduk baik secara teritorial ataupun geografis. Hubungan timbal balik antara kota dengan kota maupun antara kota dengan desa dapat menyebabkan munculnya gejala-gejala yang baru yang meliputi aspek ekonomi, sosial maupun budaya. Gejala ini dapat bersifat positif ataupun negatif bagi desa dan kota. Pusat-Pusat pertumbuhan di Indonesia pada masa Orde Baru Untuk mengetahui munculnya pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia terdapat 2 teori yaitu : 1. Teori Tempat Sentral ( central place theory ) oleh Walter Christaller Bahwa Pusat lokasi aktivitas yang melayani berbagai kebutuhan penduduk harus berada di suatu tempat sentral yaitu tempat yang memungkinkan partisipasi manusia dengan jumlah yang maksimum.Tempat sentral itu berupa ibukota kabupaten, kecamatan, propinsi ataupun ibukota Negara. Masing-masing titik sentral memiliki daya tarik terhadap penduduk untuk tinggal disekitarnya dengan daya jangkau yang berbeda.
  • 7. 2. Teori Kutub Pertumbuhan ( Growth Pole Theory ) oleh Lerroux Bahwa pembangunan yang terjadi di manapun tidak terjadi secara serentak tapi muncul pada tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan identitas yang berbeda. Kawasan yang menjadi pusat pembangunan dinamakan pusat-pusat atau kutub-kutub pertumbuhan. Dari kutub inilah proses pembangunan menyebarke wilayah-wilayah lain di sekitarnya. C. Faktor Penyebab Suatu Titik Lokasi Menjadi Pusat Pertumbuhan. Suatu titik lokasi menjadi pusat pertumbuhan disebabkan oleh beberapa hal antara lain: 1. Kondisi fisik wilayah 2. Kekayaan sumber daya alam 3. Sarana dan prasarana transportasi 4. Adanya industri