1. Kelompok 8
Nama Kelompok :
Surahman
(41510010075)
Yenny Mutiara
(43112010070)
Nanda Dwihastantri
(43112010166)
2. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif merupakan kalimat yang mempunyai kemampuan untuk
menciptakan gagasan – gagasan pada pikiran pembaca atau pendengar
seperti apa yang ada dalam pikiran penulis atau pembicara .
Dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis seseorang harus
memerhatikan kalimat yang digunakannya. Artinya , saat berkomunikasi
harus memerhatikan apakah kalimat yang digunakan itu tidak menilmbulkan
salah tafsir , sudahkah kalimat – kalimat kita memenuhi kaidah pemakaian
bahasa yang baik .
Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang mampu menjembatani
timbulnya pikiran yang sama antara penulis/penutur dan pembaca/pendengar
. Kalimat efektif harus dapat mewakili pikiran penulis/pembicara secara pas
dan jitu sehingga pendengar/pembaca akan memahami pikiram tersebut
dengan mudah , jelas , dan lengkap seperti yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya
3. PRINSIP-PRINSIP KALIMAT EFEKTIF
Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan)
dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh
kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik
Contoh:
Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan
dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua
menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua
juga menggunakan verba.
Contoh:
a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
4. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan
ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok
kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu
ditonjolkan. Kalimat itu member penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara
untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun
bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengn
mengubah posisi kalimat.
5. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat
menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti
penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak
menyalahi kaidah tatabahasa. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan
subjek.
2. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian
superordinat pada hiponimi kata. Misal kata merah sudah mencakupi kata
warna (Ia memakai baju warna merah dapat diperhemat menjadi Ia memakai
baju merah).
3. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman
dalam satu kalimat. Misal kata naik bersinonim dengan ke atas.
4. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata
yang berbentuk jamak. Misalnya: para tamu-tamu seharusnya para tamu.
6. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan
pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang
disampaikannya tidak terpecah-pecah.
Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara
berpikir yang tidak simetris. Oleh karena itu, kita hidari kalimat yang
panjang dan bertele-tele. Contoh kalimat tidak padu: Kita harus dapat
mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak
sadar bertindak ke luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata.
Ø Perhatikan kalimat berikut.
1. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
2. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat 1 memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau
perguran tinggi.
Kalimat 2 memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu
rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
7. Kelogisan
Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal
dan penulisannya sesuai EYD.
Contoh:
Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki
Kepada ibu Intha, waktu dan tempat kami persilakan.
Jalur ini terhambat oleh iring- iringan jenazah.
8. CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
Ciri Gramatikal
Kalimat efektif harus mengikuti kaidah-kaidah tata bahasa .
Tidak Gramatikal
Meskipun orang asing, dia pandai bicara bahasa Indonesia.
Dia tidak nyuri uang saya.
Persoalan itu belum semuanya disadari oleh Kita.
Dia tidak ambil kue adiknya.
Saya telah ketemu dia kemarin.
Gramatikal
Meskipun orang asing, dia pandai berbicara bahasa Indonesia.
Dia tidak mecuri uang saya.
Persoalan itu belum semuanya kita sadari.
Dia tidak mengambil kue adiknya.
Saya telah bertemu dengan dia kemarin.
9. Pilihan kata
Pilihan kata (diksi) turut mendukung kalimat efektif. Untuk
menyusun kalimat efektif harus dipilih kata-kata yang (a) tepat,
(b) saksama (sesuai), dan (c) lazim . Perhatikan contoh-contoh
berikut ini .
Dalam hal ini dapat (dibilang, dikatakan) bahwa matematika
adalah pelajaran yang sulit.
Adik sudah (dikasih, diberi) kue (sama, oleh) ibu.
Saya suka (menonton, memandang) layar tancep.
Idul Fitri adalah hari (raya, besar, agung) umat islam.
Pelatihan-pelatihan itu sangat bermanfaat (untuk, bagi, guna,
buat) para guru bahasa IndonesiaDalam diri kita, jiwa
(leadership, kepemimpinan) harus dilandasi nilai-nilai moral
pancasila.
10. Pemakaian kata tutur
Kata tutur adalah kata yang hanya dipakai dalam pergaulan sehari-
hari, terutama dalam percakapan. Kata-kata seperti : bilang, bikin,
dikasih tahu, jumpa, bicara, beli, baca, dan sebagainya. Kata-kata
tutur termasuk kata-kata yang tidak baku.
Pemakaian kata-kata bersinonim
Kata-kata yang bersinonim ada yang dapat saling menggantikan, ada
pula yang tidak. Ada pula kata-kata yang bersinonim yang
pemakainya dibatasi oleh persandingan yang dilazimkan. Contoh
(melihat, menonton, memandang), (raya, besar, agung), (meninggal,
wafat, mati, gugur, mangkat, tewas). Dengan bentuk-bentuk kata
bersinonim ini, kita harus bias memilih secara cermat kata yang mana
yang cocok dan tepat digunakan.
11. Pemakaian kata-kata yang bernilai rasa
Kata-kata yang bernilai rasa hendaknya dipilih secara cermat
agar keefektifan penutur dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
Salah pilih terhadap kata-kata yang bernilai rasa dapat
menganggu pembaca.
Penalaran
Menguasai kaidah-kaidah bahasa dan pilihan kata (diksi) belum
menentukan kalimat itu efektif. Kefektifan kalimat didukung pula
oleh jalan pikiran yang logis.
Keserasian
Keserasian turut pula menentukan keefektifan suatu kalimat,
yaitu serasi dengan pembicara atau penulis dan cocok dengan
pendengar atau pembaca serta serasi dengan situasi dan
kondisi saat bahasa itu digunakan.
12. Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan
gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula. Akan tetapi, membuat
kalimat efektif tidaklah gampang karena memerlukan
keterampilan tersendiri. Kesalahan yang banyak ditemukan
dapat dikelompokkan sebagai berikut, yaitu (1)
ketidaklengkapan unsur kalimat, (2) kalimat dipengaruhi bahasa
Inggris, (3) kalimat mengandung makna ganda, (4) kalimat
bermakna tidak logis, (5) kalimat mengandung gejala
pleonasme, dan (6) kalimat dengan struktur rancu.