SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 24
NORTHERN BLOTTING
NORTHERN BLOTTING
 Northern Blot atau RNA Blot dikenalkan pertama
kali pada tahun 1977
 secara umum teknik ini mirip dengan Southern Blot
 Yang membedakan adalah sampel yang
digunakan, yaitu RNA.
 Teknik ini digunakan untuk melihat ekspresi
(transkripsi) suatu mRNA (gen) pada organ atau
jaringan tertentu, seperti daun, bunga, biji, batang,
dan lain sebagainya.
DEFINISI DAN PRINSIP
Northern Blot adalah suatu teknik untuk mendapatkan
informasi mengenai identitas, ukuran dan kelimpahan
RNA.
Prinsip northern blot adalah memisahkan RNA berdasarkan
ukuran dan
terdeteksi pada membran menggunakan probe
hibridisasi dengan urutan basa komplementer
untuk semua, atau sebagian, dari urutan mRNA target
TAHAPAN NORTHERN BLOTTING
TAHAPAN UMUM NORTHERN BLOT
 isolasi RNA (total atau poli (A) RNA)
 Generasi Probe
 Denaturasi dan elektroforesis gel agarosa
 Transfer ke support solid dan imobilisasi
 Prehybridization dan hibridisasi dengan probe
 Pencucian
 Deteksi
 Pengupasan dan reprobing (opsional)
ISOLASI RNA
Dapat dilakukan dengan cara:
 Lisis membran Seluler
 Penghambatan aktivitas ribonuklease
 Deproteinasi
 Recovery intact RNA
ISOLASI POLI (A)
 dalam beberapa kasus, langkah terpisah untuk
isolasi mRNA dari RNA total dapat dimasukkan
dengan poly (A) selection, hal ini meningkatkan
sensitivitas.
 Isolasi mRNA dari total RNA menggunakan poli-A
prosedur seleksi +, yang melibatkan kolom oligo-T,
atau beads primed oligo-T, untuk mengikat ekor
poli-A + mRNA.
 RNA diekstraksi spesies, apakah RNA total atau
poli-A + yang dipilih, kemudian dipisahkan
berdasarkan ukuran molekul dengan elektroforesis
agarosa-gel
GENERASI PROBE
 Dapat menggunakan radioaktif atau nonisotopically
label, RNA, DNA atau probe oligodeoxynucleotide.
 RNA Probe dapat diproduksi secara in vitro melalui
reaksi transkripsi menggunakan Ambion yang
MAXIscript Kit.
 Nukleotida berlabel isotop atau nonisotopic dapat
dimasukkan langsung selama sintesis dengan kit
ini, atau RNA dapat disintesis unlabeled dan
kemudian ditambah Psoralen-Biotin untuk
menghasilkan probe terbiotinilasi untuk
hybridizations blot.
DENATURASI DENGAN ELEKTROFORESIS
AGAROS
 Formaldehida biasa digunakan secara tradisional
sebagai denaturan, meskipun sistem glyoxal
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
formaldehida.
TRANSFER KE SUPPORT SOLID DAN
IMOBILISASI
 RNA ditransfer ke membran nilon bermuatan positif dan
kemudian bergerak selama hibridisasi berikutnya.
 Metode berteknologi rendah terbaik untuk transfer agarosa
adalah dengan elusi, pasif sedikit basa, ke bawah.
 Prosedur ini, dibandingkan dengan mentransfer ke atas, jauh
lebih cepat dan karena itu menghasilkan band-band lebih
ketat dan sinyal yang lebih. Atau, cara transfer yang tersedia
secara komersial aktif (electroblotter, semidry electroblotter,
vakum tinta, tinta tekanan, dll) dapat digunakan.
 Setelah RNA ditransfer, membran harus segera disiapkan
untuk Crosslink RNA. Hal ini dapat dilakukan oleh sinar
ultraviolet (metode yang disukai) atau dengan dipanggang.
PREHYBRIDISASI DAN HIBRIDISASI DENGAN
PROBE
 Prehybridisasi atau memblokir, diperlukan sebelum
menyelidiki hibridisasi untuk mencegah probe dari
lapisan membran. Blocking yang baik diperlukan
untuk meminimalkan masalah back ground.
HIBRIDISASI PROBES
 Hibridisasi asam nukleat mensyaratkan bahwa probe ini
melengkapi semua, atau sebagian, dari urutan mRNA target.
 Secara umum, ukuran minimum untuk probe untuk
memastikan spesifisitas adalah sekitar dua puluh lima basa,
memberikan bahwa ada kecocokan lengkap antara urutan
probe dan urutan dari mRNA target,
 Ada dua bentuk utama probe hibridisasi, pendekatan
tradisional yang menggunakan DNA komplementer (cDNA).
Atau, anti-sense oligonukleotida (umumnya
30-40 basa) dapat dirancang dari data urutan dan disintesis.
 Oligonukleotida, seperti cDNA, adalah molekul DNA yang
tetapi 'riboprobes' basa RNA nya dapat digunakan.
 Riboprobes dapat meningkatkan sensitivitas dibandingkan
dengan probe DNA, tetapi mereka kurang stabil dalam arti
menjadi subyek dengan kerusakan oleh RNases.
PENCUCIAN
 Setelah hibridisasi, unhibridisasi probe dihilangkan
dengan mencuci dengan buffer. Mencuci strigensi
rendah (misalnya, dengan 2X SSC atau SSPE)
menghilangkan larutan hibridisasi dan probe
unhibridisasi.
 Mencuci strigenci tinggi (misalnya, dengan 0.1X
SSC atau SSPE) menghilangkan sebagian molekul
hibridisasi.
DETEKSI
 Jika probe radiolabeled selesai digunakan, blot
dapat dibungkus dalam bungkus plastik agar tidak
kering dan kemudian segera menggunakan film
untuk autoradiografi.
 Jika menggunakan probe nonisotopic, blot harus
diperlakukan dengan reagen deteksi nonisotopic
sebelum terkena film.
DETEKSI
 Deteksi dicapai baik dengan radioaktivitas atau
dengan non-radioaktif.
 Dengan radioaktivitas, probe ditandai dengan 32P
(atau 33P).
 Dengan non-radioaktiv, deteksi dilakukan dengan
pewarnaan. Salah satunya dengan teknik
chemiluminescence, deteksi juga mungkin
didasarkan pada fluoresensi, tapi ini memerlukan
substansial investasi dalam instrumentasi khusus.
TAHAPAN NORTHERN BLOT DALAM JURNAL
Biji tanaman yang sedang imbibisi atau akaar,
batang, daun, atau bunga dari tanaman yang
sudah matang
Isolat Total RNA
Poly (A+)RNA
Menggunakan metode phenol-SDS
Elektroforesis
Probing generate
Fragmen RNA
Hasil blotting
Transfer RNA dari gel ke membran
Hibridisasi
deteksi
Seleksi mRNA
PROBING
 untuk RNA probe synthesis, 598 bp fragment dari
Cmchi1 cDNA yang sudah diamplifujasi dengan primer
48EM dan 48RV.
 527 bp fragment telah diamplifiksi dari Cmchi2 cDNA
dengan primer 24DM and 24RV.
 T7 promoter diligasi ke setiap fragmen dari kedua
fragmen tadi (Lign’s Kit, Ambion), dengan template
untuk amplifikasi PCR menggunakan T7 adapter primer
1 (Lign’s Kit, Ambion) and a gen-specific primer (48EM
from Cmchi1 and 24DM from Cmchi2).
 DIG-labelled RNA probe disintes menggunakan produk
PCR yang tadi sebagai template (DIG RNA Labeling Kit,
Roche Molecular Biochemicals).
PEMISAHAN DAN TRANSFER
 Poly(A+) RNA (1.75–5 ìg) dipisahkan dengan elektroforesi gel
dalam1% agarose gel yang mengandung 1× denaturing gel
buffer (ada dalam Northern MaxKit, Ambion) selama 2 jam
dengan 70 V.
 RNA ditransfer dan di cross-linked ke membran positif (Hybond-
N+, Amersham Pharmacia Biotech, Piscataway, New Jersey,
USA)
 membran RNA-blotted di prehybridiz dengan 10 ml buffer
komersial hybridisasi(Ultrahyb, Ambion) selama1 jam dan
dihibridisasi dengan probe DIG-labelled RNA (0.1 nM)
semalaman dengan suhu 68°C.
 Membran dicuci di suhu 25°C sebanyak 2 kali pada stringensi
rendah untuk 5 min dan dua kali di suhu 68°C pada stringensi
tinggi untuk 20 min (NorthernMax kit, Ambion).
 Sinyal hybridisasi didetesi menggunakan chemiluminescence
 Setelah deteksi, membran yang sama dikupas
dan reprobed dengan
DIG-label antisense-aktin 7 dari Arabidopsis thaliana probe.
HASIL NORTHERN
TERIMA KASIH

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darahSofyan Dwi Nugroho
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERIAmphie Yuurisman
 
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di LaboratoriumLaporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di LaboratoriumErnalia Rosita
 
alat laboratorium Turbidimeter
alat laboratorium Turbidimeteralat laboratorium Turbidimeter
alat laboratorium Turbidimeterfarid miftah
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi FungiRukmana Suharta
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Pujiati Puu
 
Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaIrwin Septian
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7progsus6
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelAhmadPurnawarmanFais
 
Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)cumipaus
 

Was ist angesagt? (20)

3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
 
Genetika mikroba 2011
Genetika mikroba 2011Genetika mikroba 2011
Genetika mikroba 2011
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
 
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di LaboratoriumLaporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
 
alat laboratorium Turbidimeter
alat laboratorium Turbidimeteralat laboratorium Turbidimeter
alat laboratorium Turbidimeter
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Elektroforesis gel
Elektroforesis gelElektroforesis gel
Elektroforesis gel
 
Pseudomonas Isolation Agar Base
Pseudomonas Isolation Agar BasePseudomonas Isolation Agar Base
Pseudomonas Isolation Agar Base
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
 
Kloning gen
Kloning genKloning gen
Kloning gen
 
Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimia
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Isolasi DNA
Isolasi DNAIsolasi DNA
Isolasi DNA
 
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
 
Genetika populasi
Genetika populasiGenetika populasi
Genetika populasi
 
Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Eritrosit
EritrositEritrosit
Eritrosit
 
Radioimmunoassay
RadioimmunoassayRadioimmunoassay
Radioimmunoassay
 

Andere mochten auch (20)

Makalah_15 Makalah sothern blot kel 8
Makalah_15 Makalah sothern blot kel 8Makalah_15 Makalah sothern blot kel 8
Makalah_15 Makalah sothern blot kel 8
 
Northern blotting
Northern blottingNorthern blotting
Northern blotting
 
Southern blot method
Southern blot methodSouthern blot method
Southern blot method
 
Southern Blotting Technique
Southern Blotting Technique Southern Blotting Technique
Southern Blotting Technique
 
Microarray
MicroarrayMicroarray
Microarray
 
Southern Blot
Southern BlotSouthern Blot
Southern Blot
 
Southern blot
Southern blotSouthern blot
Southern blot
 
Northern blotting
Northern blottingNorthern blotting
Northern blotting
 
14 malaria
14  malaria14  malaria
14 malaria
 
Mutation detection systems navi
Mutation detection systems naviMutation detection systems navi
Mutation detection systems navi
 
Northern blotting
Northern blottingNorthern blotting
Northern blotting
 
Methods for detecting mutations in DNA
Methods for detecting mutations in DNAMethods for detecting mutations in DNA
Methods for detecting mutations in DNA
 
Southern blot
Southern blot Southern blot
Southern blot
 
ISOLASI PROTEIN DAN WESTERN BLOTING
ISOLASI PROTEIN DAN WESTERN BLOTINGISOLASI PROTEIN DAN WESTERN BLOTING
ISOLASI PROTEIN DAN WESTERN BLOTING
 
Southern blotting
Southern blottingSouthern blotting
Southern blotting
 
Southern blotting
Southern blottingSouthern blotting
Southern blotting
 
Microarray CGH
Microarray CGHMicroarray CGH
Microarray CGH
 
Fish
FishFish
Fish
 
Molecular Methods for Diagnosis of Genetic Diseases
Molecular Methods for Diagnosis of Genetic DiseasesMolecular Methods for Diagnosis of Genetic Diseases
Molecular Methods for Diagnosis of Genetic Diseases
 
Southern blot power point
Southern blot power pointSouthern blot power point
Southern blot power point
 

Ähnlich wie 96376562 northern-blotting

DNA sekensing dan hibridisasi
DNA sekensing dan hibridisasiDNA sekensing dan hibridisasi
DNA sekensing dan hibridisasiPutri Huanzhu
 
Kit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand Magen
Kit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand MagenKit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand Magen
Kit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand MagenSalesIndogen
 
MOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptx
MOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptxMOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptx
MOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptxDhikaJess
 
an Introduction of RT-PCR extended.en.id.pptx
an Introduction of RT-PCR extended.en.id.pptxan Introduction of RT-PCR extended.en.id.pptx
an Introduction of RT-PCR extended.en.id.pptxElmayanaIlyas
 
KELOMPOK 1 BIOMOL.pptx
KELOMPOK 1 BIOMOL.pptxKELOMPOK 1 BIOMOL.pptx
KELOMPOK 1 BIOMOL.pptxIndaErlisa1
 
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetikTUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetikAasastriani1
 
Dna rekombinan
Dna rekombinanDna rekombinan
Dna rekombinanAji Viruz
 
REPRILKASI DAN PCR.pptx
REPRILKASI DAN PCR.pptxREPRILKASI DAN PCR.pptx
REPRILKASI DAN PCR.pptxDaraPuspita35
 
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)aminasari1995
 
Ona's Cloning presentation
Ona's Cloning presentationOna's Cloning presentation
Ona's Cloning presentationYona Oktasari
 
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdf
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdfAnalisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdf
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdfKurdianto MSi
 
III. Replikasi dan ekspresi Gen.ppt
III. Replikasi dan ekspresi Gen.pptIII. Replikasi dan ekspresi Gen.ppt
III. Replikasi dan ekspresi Gen.pptWan Na
 
Presentasi Kelompok 1 Bioinformatika.pptx
Presentasi Kelompok 1 Bioinformatika.pptxPresentasi Kelompok 1 Bioinformatika.pptx
Presentasi Kelompok 1 Bioinformatika.pptxShoffiaMedinaAlHaq
 

Ähnlich wie 96376562 northern-blotting (20)

Pp biokim
Pp biokimPp biokim
Pp biokim
 
DNA sekensing dan hibridisasi
DNA sekensing dan hibridisasiDNA sekensing dan hibridisasi
DNA sekensing dan hibridisasi
 
Kit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand Magen
Kit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand MagenKit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand Magen
Kit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand Magen
 
Pcr ii
Pcr iiPcr ii
Pcr ii
 
MOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptx
MOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptxMOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptx
MOLEKULER NYAMUK_KUTU DAN LALAT.pptx
 
an Introduction of RT-PCR extended.en.id.pptx
an Introduction of RT-PCR extended.en.id.pptxan Introduction of RT-PCR extended.en.id.pptx
an Introduction of RT-PCR extended.en.id.pptx
 
DNA
DNADNA
DNA
 
KELOMPOK 1 BIOMOL.pptx
KELOMPOK 1 BIOMOL.pptxKELOMPOK 1 BIOMOL.pptx
KELOMPOK 1 BIOMOL.pptx
 
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetikTUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
TUGAS 6 BIOTEKNOLOGI. adalah sarana untuk mempermudah rekayasa genetik
 
jenis PCR.docx
jenis PCR.docxjenis PCR.docx
jenis PCR.docx
 
Dna rekombinan
Dna rekombinanDna rekombinan
Dna rekombinan
 
REPRILKASI DAN PCR.pptx
REPRILKASI DAN PCR.pptxREPRILKASI DAN PCR.pptx
REPRILKASI DAN PCR.pptx
 
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
 
Ona's Cloning presentation
Ona's Cloning presentationOna's Cloning presentation
Ona's Cloning presentation
 
Tabm prak
Tabm prakTabm prak
Tabm prak
 
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdf
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdfAnalisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdf
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdf
 
III. Replikasi dan ekspresi Gen.ppt
III. Replikasi dan ekspresi Gen.pptIII. Replikasi dan ekspresi Gen.ppt
III. Replikasi dan ekspresi Gen.ppt
 
Murni-Setyo-Rahayu.pptx
Murni-Setyo-Rahayu.pptxMurni-Setyo-Rahayu.pptx
Murni-Setyo-Rahayu.pptx
 
genetika.pdf
genetika.pdfgenetika.pdf
genetika.pdf
 
Presentasi Kelompok 1 Bioinformatika.pptx
Presentasi Kelompok 1 Bioinformatika.pptxPresentasi Kelompok 1 Bioinformatika.pptx
Presentasi Kelompok 1 Bioinformatika.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

96376562 northern-blotting

  • 2. NORTHERN BLOTTING  Northern Blot atau RNA Blot dikenalkan pertama kali pada tahun 1977  secara umum teknik ini mirip dengan Southern Blot  Yang membedakan adalah sampel yang digunakan, yaitu RNA.  Teknik ini digunakan untuk melihat ekspresi (transkripsi) suatu mRNA (gen) pada organ atau jaringan tertentu, seperti daun, bunga, biji, batang, dan lain sebagainya.
  • 3. DEFINISI DAN PRINSIP Northern Blot adalah suatu teknik untuk mendapatkan informasi mengenai identitas, ukuran dan kelimpahan RNA. Prinsip northern blot adalah memisahkan RNA berdasarkan ukuran dan terdeteksi pada membran menggunakan probe hibridisasi dengan urutan basa komplementer untuk semua, atau sebagian, dari urutan mRNA target
  • 5. TAHAPAN UMUM NORTHERN BLOT  isolasi RNA (total atau poli (A) RNA)  Generasi Probe  Denaturasi dan elektroforesis gel agarosa  Transfer ke support solid dan imobilisasi  Prehybridization dan hibridisasi dengan probe  Pencucian  Deteksi  Pengupasan dan reprobing (opsional)
  • 6. ISOLASI RNA Dapat dilakukan dengan cara:  Lisis membran Seluler  Penghambatan aktivitas ribonuklease  Deproteinasi  Recovery intact RNA
  • 7. ISOLASI POLI (A)  dalam beberapa kasus, langkah terpisah untuk isolasi mRNA dari RNA total dapat dimasukkan dengan poly (A) selection, hal ini meningkatkan sensitivitas.  Isolasi mRNA dari total RNA menggunakan poli-A prosedur seleksi +, yang melibatkan kolom oligo-T, atau beads primed oligo-T, untuk mengikat ekor poli-A + mRNA.  RNA diekstraksi spesies, apakah RNA total atau poli-A + yang dipilih, kemudian dipisahkan berdasarkan ukuran molekul dengan elektroforesis agarosa-gel
  • 8. GENERASI PROBE  Dapat menggunakan radioaktif atau nonisotopically label, RNA, DNA atau probe oligodeoxynucleotide.  RNA Probe dapat diproduksi secara in vitro melalui reaksi transkripsi menggunakan Ambion yang MAXIscript Kit.  Nukleotida berlabel isotop atau nonisotopic dapat dimasukkan langsung selama sintesis dengan kit ini, atau RNA dapat disintesis unlabeled dan kemudian ditambah Psoralen-Biotin untuk menghasilkan probe terbiotinilasi untuk hybridizations blot.
  • 9. DENATURASI DENGAN ELEKTROFORESIS AGAROS  Formaldehida biasa digunakan secara tradisional sebagai denaturan, meskipun sistem glyoxal memiliki beberapa keunggulan dibandingkan formaldehida.
  • 10. TRANSFER KE SUPPORT SOLID DAN IMOBILISASI  RNA ditransfer ke membran nilon bermuatan positif dan kemudian bergerak selama hibridisasi berikutnya.  Metode berteknologi rendah terbaik untuk transfer agarosa adalah dengan elusi, pasif sedikit basa, ke bawah.  Prosedur ini, dibandingkan dengan mentransfer ke atas, jauh lebih cepat dan karena itu menghasilkan band-band lebih ketat dan sinyal yang lebih. Atau, cara transfer yang tersedia secara komersial aktif (electroblotter, semidry electroblotter, vakum tinta, tinta tekanan, dll) dapat digunakan.  Setelah RNA ditransfer, membran harus segera disiapkan untuk Crosslink RNA. Hal ini dapat dilakukan oleh sinar ultraviolet (metode yang disukai) atau dengan dipanggang.
  • 11. PREHYBRIDISASI DAN HIBRIDISASI DENGAN PROBE  Prehybridisasi atau memblokir, diperlukan sebelum menyelidiki hibridisasi untuk mencegah probe dari lapisan membran. Blocking yang baik diperlukan untuk meminimalkan masalah back ground.
  • 12. HIBRIDISASI PROBES  Hibridisasi asam nukleat mensyaratkan bahwa probe ini melengkapi semua, atau sebagian, dari urutan mRNA target.  Secara umum, ukuran minimum untuk probe untuk memastikan spesifisitas adalah sekitar dua puluh lima basa, memberikan bahwa ada kecocokan lengkap antara urutan probe dan urutan dari mRNA target,  Ada dua bentuk utama probe hibridisasi, pendekatan tradisional yang menggunakan DNA komplementer (cDNA). Atau, anti-sense oligonukleotida (umumnya 30-40 basa) dapat dirancang dari data urutan dan disintesis.  Oligonukleotida, seperti cDNA, adalah molekul DNA yang tetapi 'riboprobes' basa RNA nya dapat digunakan.  Riboprobes dapat meningkatkan sensitivitas dibandingkan dengan probe DNA, tetapi mereka kurang stabil dalam arti menjadi subyek dengan kerusakan oleh RNases.
  • 13. PENCUCIAN  Setelah hibridisasi, unhibridisasi probe dihilangkan dengan mencuci dengan buffer. Mencuci strigensi rendah (misalnya, dengan 2X SSC atau SSPE) menghilangkan larutan hibridisasi dan probe unhibridisasi.  Mencuci strigenci tinggi (misalnya, dengan 0.1X SSC atau SSPE) menghilangkan sebagian molekul hibridisasi.
  • 14. DETEKSI  Jika probe radiolabeled selesai digunakan, blot dapat dibungkus dalam bungkus plastik agar tidak kering dan kemudian segera menggunakan film untuk autoradiografi.  Jika menggunakan probe nonisotopic, blot harus diperlakukan dengan reagen deteksi nonisotopic sebelum terkena film.
  • 15. DETEKSI  Deteksi dicapai baik dengan radioaktivitas atau dengan non-radioaktif.  Dengan radioaktivitas, probe ditandai dengan 32P (atau 33P).  Dengan non-radioaktiv, deteksi dilakukan dengan pewarnaan. Salah satunya dengan teknik chemiluminescence, deteksi juga mungkin didasarkan pada fluoresensi, tapi ini memerlukan substansial investasi dalam instrumentasi khusus.
  • 16. TAHAPAN NORTHERN BLOT DALAM JURNAL
  • 17. Biji tanaman yang sedang imbibisi atau akaar, batang, daun, atau bunga dari tanaman yang sudah matang Isolat Total RNA Poly (A+)RNA Menggunakan metode phenol-SDS Elektroforesis Probing generate Fragmen RNA Hasil blotting Transfer RNA dari gel ke membran Hibridisasi deteksi Seleksi mRNA
  • 18. PROBING  untuk RNA probe synthesis, 598 bp fragment dari Cmchi1 cDNA yang sudah diamplifujasi dengan primer 48EM dan 48RV.  527 bp fragment telah diamplifiksi dari Cmchi2 cDNA dengan primer 24DM and 24RV.  T7 promoter diligasi ke setiap fragmen dari kedua fragmen tadi (Lign’s Kit, Ambion), dengan template untuk amplifikasi PCR menggunakan T7 adapter primer 1 (Lign’s Kit, Ambion) and a gen-specific primer (48EM from Cmchi1 and 24DM from Cmchi2).  DIG-labelled RNA probe disintes menggunakan produk PCR yang tadi sebagai template (DIG RNA Labeling Kit, Roche Molecular Biochemicals).
  • 19. PEMISAHAN DAN TRANSFER  Poly(A+) RNA (1.75–5 ìg) dipisahkan dengan elektroforesi gel dalam1% agarose gel yang mengandung 1× denaturing gel buffer (ada dalam Northern MaxKit, Ambion) selama 2 jam dengan 70 V.  RNA ditransfer dan di cross-linked ke membran positif (Hybond- N+, Amersham Pharmacia Biotech, Piscataway, New Jersey, USA)  membran RNA-blotted di prehybridiz dengan 10 ml buffer komersial hybridisasi(Ultrahyb, Ambion) selama1 jam dan dihibridisasi dengan probe DIG-labelled RNA (0.1 nM) semalaman dengan suhu 68°C.  Membran dicuci di suhu 25°C sebanyak 2 kali pada stringensi rendah untuk 5 min dan dua kali di suhu 68°C pada stringensi tinggi untuk 20 min (NorthernMax kit, Ambion).  Sinyal hybridisasi didetesi menggunakan chemiluminescence  Setelah deteksi, membran yang sama dikupas dan reprobed dengan DIG-label antisense-aktin 7 dari Arabidopsis thaliana probe.
  • 21.
  • 22.
  • 23.

Hinweis der Redaktion

  1. NorthernMax Kit berisi satu set lengkap RNase bebas reagen - termasuk agarosa berkualitas tinggi, larutan gel loading, preparasi gel dan running buffer gel, buffer transfer, penyangga hibridisasi, larutan mencuci dan RNaseZap, sebuah dekontaminasi solusi ribonuklease beracun untuk peralatan dan  bekerja permukaan - untuk menjalankan formaldehida berbasis analisis Utara. Kit ini sangat ideal untuk peneliti yang ingin menggunakan reagen akrab saat mengambil keuntungan dari sensitivitas tinggi Kit NorthernMax itu. Kit NorthernMax kompatibel dengan DNA, RNA atau probe oligonukleotida berlabel isotopically atau nonisotopically