Dokumen tersebut merangkum hasil praktikum subnetting dan pengujian konektivitas antar komputer dalam jaringan dengan menggunakan netmask yang berbeda-beda (/24, /25, /26, /27). Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa memahami fungsi dan peranan protokol pada jaringan komputer serta mampu melakukan pengaturan alamat IP dan subnet mask pada komputer jaringan.
1. 2013
LAPORAN 3
PRAKTIKUM INSTALASI DAN JARINGAN KOMPUTER
LAPORAN 3
“Netmask - Subnetting”
PRAKTIKUM INSTALASI DAN JARINGAN
KOMPUTER
Netmask - Subnetting
DISUSUN OLEH :
NIM : 1102703
NAMA : AHMAD PADHIL SYAHPUTRA
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Oleh:
2013
1102703/2011
Ahmad Padhil Syahputra
12/9/2013
2. PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
A. Tujuan
Setelah mengikuti pratikum ini diharapkan mahasiswa diharapkan:
1. Mahasiswa diharapkan memahami fungsi dan peranan protokol pada jaringan
komputer.
2. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengalamatan (IP Address) pada
komputer jaringan.
3. Mahasiswa dapat melakukan pengaturan Subnet mask pada jaringan lokal.
4. Mahasiswa dapat memahami fungsi Subnetting pada jaringan komputer..
B. Alat dan Bahan
Dalam melakukan praktikum ini, Alat dan bahan yang diperlukan antara lain :
1. Personal Computer
2. LAN Card / NIC
3. Switch / Hub
4. Kabel ethernet Straight / Trought
C. Teori Singkat
Subnetmask
Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang
digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu
host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
Penggunaan sebuah subnet mask yang disebut address mask sebagai sebuah nilai 32bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam
sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
• Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
• Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan
sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen
saja, baik subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier
berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika
3. membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node
TCP/IP.
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask,
yakni:
• Notasi Desimal Bertitik
• Notasi Panjang Prefiks Jaringan
4. Desimal Bertitik
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted
decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian
network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke
notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi
desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.
Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam
jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke alam beberapa subnet. Tabel di bawah ini
menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik.
Formatnya adalah:
alamat IP www.xxx.yyy.zzz
subnet mask www.xxx.yyy.zzz
Kelas
Alamat Subnet mask (biner)
Subnet mask (desimal)
Kelas C
11111111.11111111.00000000.0000000
255.0.0.0
0
Kelas B
11111111.00000000.00000000.0000000
0
255.255.0.0
Kelas A
11111111.11111111.11111111.0000000
0
255.255.255.0
Perlu diingat, bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi oleh
administrator jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau
supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network identifier
dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan bilangan 8-bit.
Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier akan digunakan untuk
menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam subnet. Subnet yang
digunakan adalah total 24 bit sisanya (255.255.255.0) yang dapat digunakan untuk
mendefinisikan custom network identifier. Network identifier yang telah di-subnet-kan
tersebut serta subnet mask yang digunakannya selanjutnya akan ditampilkan dengan
menggunakan notasi sebagai berikut:
138.96.58.0, 255.255.255.0
Representasi panjang prefiks (prefix length) dari sebuah subnet mask. Karena bit-bit
network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit-bit
ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah
subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai
sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network prefix seperti tercantum di
dalam tabel di bawah ini.
Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing
(CIDR). Formatnya adalah sebagai berikut:
/<jumlah bit yang digunakan sebagai network identifier>
Subnetmask
Prefix
Kelas
Alamat subnet mask (biner)
(decimal)
Length
5. Kelas A
11111111.00000000.00000000.0000000
0
255.0.0.0
/8
Kelas B
11111111.11111111.00000000.0000000
0
255.255.0.0
/16
Kelas C
11111111.11111111.11111111.0000000
0
255.255.255.0
/24
Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask
255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16.
Karena semua host yang berada di dalam jaringan yang sama menggunakan network
identifier yang sama, maka semua host yang berada di dalam jaringan yang sama harus
menggunakan network identifier yang sama yang didefinisikan oleh subnet mask yang
sama pula. Sebagai contoh, notasi 138.23.0.0/16 tidaklah sama dengan notasi
138.23.0.0/24, dan kedua jaringan tersebut tidak berada di dalam ruang alamat yang
sama. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP yang valid mulai dari
138.23.0.1 hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24 hanya
memiliki range alamat IP yang valid mulai dari 138.23.0.1 hingga 138.23.0.254.
Menentukan alamat Network Identifier Untuk menentukan network identifier dari sebuah
alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan
menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika
perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai dari
dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai
true; dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke
dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang diperbandingkan bernilai 1, dan
nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai yang diperbandingkan bernilai 0.
Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan
menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan
operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan
subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.
Contoh:
Alamat IP 10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)
Subnet Mask 11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)
------------------------------------------------------------------ AND
Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)
Subnetting Alamat IP kelas A
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network
identifier kelas A.
6. Subnetting Alamat IP kelas B
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network
identifier kelas B.
Subnetting Alamat IP kelas C
Tabel berikut berisi subnetting yang dapat dilakukan pada alamat IP dengan network
identifier kelas C.
7.
8. Variable-length Subnetting
Bahasan di atas merupakan sebuah contoh dari subnetting yang memiliki panjang tetap
(fixed length subnetting), yang akan menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah
host yang sama. Meskipun demikian, dalam kenyataannya segmen jaringan tidaklah
seperti itu. Beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih banyak alamat IP
dibandingkan lainnya, dan beberapa segmen jaringan membutuhkan lebih sedikit alamat
IP.
Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang
sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen-segmen jaringan tersebut
memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat.
Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen
jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan
penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif
untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari
network identifier yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variable-length
subnetting. Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet
mask yang disebut sebagai Variable-length Subnet Mask (VLSM).
Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika subnet-subnet
tersebut berurutan (kontigu subnet yang berada dalam network identifier yang sama yang
dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yan ditujukan ke subnet-subnet
tersebut dapat diringkas dengan menyingkat network identifier yang asli.
Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet yang
dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan
dengan subnet lainnya, meski berada dalam network identifer asli yang sama. Kehatihatian tersebut melibatkan analisis yang lebih terhadap segmen-segmen jaringan yang
akan menentukan berapa banyak segmen yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah
host dalam setiap segmennya.
Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat dilakukan
secara rekursif: network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan, di-subnet-kan
kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut harus bersifat tetap
dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bit-bit host.
VLSM (Variabel Length Subnet Mask) memungkinkan pembagian ruang IP address
secara rekrusif, contoh agregasi routingnya sebagai berikut :
9. D. Langkah Kerja
Langkah kerja yang harus dilakukan untuk membuat kabel straight adalah
1. Siapkan beberapa buah PC yang sudah terpasang NIC, kabel ethernet straight trought
dan switch/hub.
2. Hubungkan masing-masing PC ke switch/hub menggunakan kabel ethernet, seperti
gambar berikut :
3. Lakukanlah pengaturan IP Address dan Subnet mask masing-masing PC, sesuaikan
dengan kebutuhan konfigurasi pada evaluasi dan penugasan dibagian akhir jobsheet.
4. Pengaturan dapat dilakukan dengan cara mengklik Control Panel -> Network
Connections akan muncul gambar seperti di bawah ini.
5. Klik kanan gambar di atas, kemudian pilih disable. Kemudian klik kanan lagi gambar
di atas dan pilih properties, maka akan muncul gambar seperti di bawah ini. Klik
ganda Internet Protocol seperti pada gambar.
6. Langkah selanjutnya adalah isi IP Address dan Subnet mask. Sebagai contoh,
komputer yang terhubung pada jaringan komputer anda adalahh Range IP address
192.168.0.1 dan menggunakan subnet mask 255.255.255.0.
10. 7. Klik OK. Kemudian klik 2x gambar no.1 di atas, maka LAN akan enable.
E. Evaluasi dan Kesimpulan
Hasil Praktikum (/24)
No
Test Koneksi (ping)
Dari
ke
1
192.168.1.201
192.168.1.131
Reply
192.168.1.132
Reply
192.168.1.133
Reply
192.168.1.134
192.168.1.131
Reply
Reply
192.168.1.132
Reply
192.168.1.133
Reply
192.168.1.134
192.168.1.131
Reply
Reply
192.168.1.132
Reply
192.168.1.133
Reply
192.168.1.134
192.168.1.131
Reply
Reply
192.168.1.132
Reply
192.168.1.133
Reply
192.168.1.134
Reply
2
3
4
192.168.1.202
192.168.1.203
192.168.1.204
Respon
(/25)
No
1
Test Koneksi (ping)
Dari
ke
192.168.1.201
192.168.1.131
Respon
Reply
11. 192.168.1.132
192.168.1.133
Request Time Out
Request Time Out
192.168.1.4
192.168.1.101
Request Time Out
Request Time Out
Request Time Out
192.168.1.103
Request Time Out
192.168.1.104
192.168.1.201
Reply
Request Time Out
192.168.1.102
3
192.168.1.134
192.168.1.1
192.168.1.3
192.168.1.201
Reply
192.168.1.2
2
Reply
Request Time Out
(/26)
No
Request Time Out
192.168.1.134
192.168.1.1
Request Time Out
Request Time Out
192.168.1.2
Request Time Out
192.168.1.3
3
Request Time Out
192.168.1.133
2
Request Time Out
192.168.1.132
1
Test Koneksi (ping)
Dari
ke
192.168.1.201
192.168.1.131
Request Time Out
192.168.1.4
192.168.1.101
Request Time Out
Reply
192.168.1.102
Reply
192.168.1.103
Reply
192.168.1.104
Reply
192.168.1.201
192.168.1.201
Respon
12. (/27)
No
1
Test Koneksi (ping)
Dari
ke
192.168.1.201 192.168.1.131
Respon
192.168.1.132
192.168.1.133
192.168.1.4
192.168.1.101
Ping transmit failed. General Failure
Ping transmit failed. General Failure
Ping transmit failed. General Failure
192.168.1.103
Ping transmit failed. General Failure
192.168.1.104
192.168.1.201
Ping transmit failed. General Failure
192.168.1.102
3
Ping transmit failed. General Failure
192.168.1.3
192.168.1.201
Ping transmit failed. General Failure
192.168.1.2
2
192.168.1.134
192.168.1.1
Ping transmit failed. General Failure
1. Fungsi subnet mask pada jaringan computer adalah
a. Untuk membedakan antara Network ID dengan Host ID
b. Menunjuk letak suatu host, apakah berada dijaringan lokal atau jaringan luar.
Seluruh bit yg berhubungan dengan network ID di set 1. Sedangkan bit yg
berhubungan dengan host ID di set 0
2. Selain fungsi di atas, subnet mask memiliki fungsi lain, yaitu
a. Menggabungkan teknologi jaringan yang berbeda
Adanya penggunaan teknologi yang berbeda dalam sebuah organisasi,
terutama riset diperlukan beberapa jaringan LAN
b. Mengatasi Keterbatasan teknologi
Sebagian besar teknologi LAN memiliki batas kemampuan berdasarkan pada
parameter elektrikal, jumlah host yang terhubung, dan panjang total dari kabel.
c. Mengatasi Kongesti pada Jaringan
Host akan memiliki performansi yang kurang baik, dibandingkan dengan LAN
berukuran kecil jika teknologi yang digunakan adalah ethernet. Sekian banyak
host menggunakan satu media bersama‐sama untuk berbicara satu dengan
lainnya akan membuat kesempatan aksess masing‐masing host terhadap
jaringan menjadi makin kecil. Apalagi bila ada beberapa host yang
13. memonopoli bandwidth. Jalan keluarnya adalah memisahkannya ke dalam
sebuah kelompok kecil dan menempatkannya pada kabel terpisah.
d. Membuat hubungan point‐to‐point
e. Dua lokasi LAN yang berjauhan, dapat dihubungkan menggunakan point‐to‐
point berkecepatan tinggi.
3. Untuk menghubungkan antar computer, maka kita gunakan LAN Straight
4. Semua komputer pada percobaan 1 saling terhubung karena semua komputer
masih dalam satu jaringan yang sama dan belum dibagi menjadi sub jaringan.
5. Dalam subnet masih bisa disubnetkan lagi, yaitu dengan menggunakan pembuatan
subjaringan menggunakan VLSM