SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 117
Created by
Didiet D.Laksmana
   TE&D/2002
    Jika Anda tidak berada di depan,
  pemandangan tidak pernah berubah.
                                       1
                    Joseph de Gaulle
                                       T&E/DL/2002
ALKOHOL, FENOL
   DAN ETER
  Hadi Poerwono – Achmad Syahrani
          Fakultas Farmasi
        Universitas Airlangga



             Pustaka:
  T.W. Graham Solomons, ORGANIC
     CHEMISTRY, 5th Ed., 1992

                                    2
STRUKTUR ALKOHOL


  Alkohol adalah senyawa yang molekulnya
  memiliki suatu gugus hidroksil, yang
  terikat pada suatu atom karbon jenuh.

                                        CH3
CH3OH         CH3CHCH3
                                   CH3 C      CH3
Metanol           OH
CH3CH2OH     2-Propanol                OH
             (isopropil alkohol)   2-Metil-2-propanol
Etanol                                                    3
                                   (tert-butil alkohol)
Atom karbon dapat berupa suatu atom karbon
dari gugus alkenil atau gugus alkunil.
Atau dapat pula berupa suatu atom karbon jenuh
dari suatu cincin benzena.


            CH2OH                CH2     CHCH2OH


                                2-Propenol (alil alkohol)
Benzil alkohol
                                Suatu alkohol alilik
Suatu alkohol benzilik

                 H    C     CCH2OH
                 2-Propunol
                 (propargil alkohol)                        4
• Senyawa yang memiliki suatu gugus hiroksil,
  yang terikat langsung pada cincin benzena
  disebut fenol.



            OH              H3C                  OH



  Fenol                           p-Metilfenol


                 Ar    OH
          Rumus umum suatu fenol
                                                      5
• Alkohol dapat dilihat secara struktural:
a . sebagai turunan hidroksi dari alkana.
b . sebagai turunan alkil dari air.
• Etil alkohol = etana dimana satu hidrogen
  diganti dengan gugus hidroksil.
• Etil alkohol = air dimana satu hidrogen diganti
  dengan gugus etil.
               Gugus etil
                CH3CH2                               H
    CH3CH3
               1090                           1050
                            O                              O
                   H                             H
                            Gugus hidroksil
    Etana       Etil alkohol                         Air   6
•    Alkohol dibagi dalam tiga golongan:
a    . Alkohol primer (1º)
b    . Alkohol sekunder (2º)
c    . Alkohol tersier (3º)
•    Penggolongan didasarkan pada derajat
     substitusi dari atom karbon yang langsung
     mengikat gugus hidroksil.
         H    H

H        C     C    O    H                 CH2OH

         H    H
    Etil alkohol               Benzil alkohol
    (suatu alkohol 10)         (suatu alkohol 10)   7
• Jika karbon tersebut mengikat satu atom
  karbon lain, maka disebut karbon primer dan
  alkoholnya disebut alkohol primer.
• Jika karbon yg mengikat gugus -OH juga
  mengikat dua atom karbon lain, maka disebut
  karbon sekunder dan alkoholnya disebut
  alkohol sekunder.
• Jika karbon yg mengikat gugus -OH juga
  mengikat tiga atom karbon lain, maka disebut
  karbon tersier dan alkoholnya disebut alkohol
  tersier.

                                              8
H   H    H
CH2OH
                  H   C   C    C    H

                      H   O    H
Geraniol                            Isopropil alkohol
(alkohol 10 dgn           H         (suatu alkohol 20)
aroma mawar)


      CH3


                      Mentol
                      (alkohol 20 dalam
             OH       minyak peppermint)
      CH
H3C        CH3                                    9
H
                                                            OH
      H     C     H                                   H3C        C    CH
      H          H
                                          H       H
H     C     C    C       H

      H    O     H                            H        H
                             O
            H

                                 Noretindron
    tert-Butil alkohol
                                 (kontrasepsi oral dgn gugus alkohol 30)
    (suatu alkohol 30)


                                                                      10
Struktur Eter
• Eter berbeda dari alkohol, dimana atom
  oksigen dari suatu eter terikat pada dua atom
  karbon. Gugus hidrokarbon dapat berupa alkil,
  alkenil, vinil, atau aril.
• Eter memiliki rumus umum R-O-R atau R-O-R’
  dimana R’ adalah gugus alkil yang berbeda
  dari gugus R.
• Eter = air dimana kedua atom hidrogen diganti
  dengan gugus alkil.
                                             11
R                      R’                              CH3

         O        atau           O                1100         O
 R                       R
                                                         CH3
       Rumus umum suatu eter                       Dimetil eter


                         H2C            CH2
   C     O    C
                                  O                      O
Gugus fungsional             Etilen oksida       Tetrahidrofuran
   suatu eter                                         (THF)
                                       ETER SIKLIK                 12
TATANAMA ALKOHOL
• Dalam Tatanama Substitutif IUPAC, suatu
  nama harus mengandung empat karakter :
  lokant, awalan, senyawa induk, dan suatu
  akhiran.

             CH3CH2CHCH2CH2CH2OH

                       CH3

                   4-Metil-1-heksanol


lokant    awalan       lokant     induk   akhiran   13
• Lokant 4 menunjukkan bahwa substituen
  gugus metil, yang merupakan awalan, terikat
  pada senyawa induk di posisi C-4.
• Senyawa induk mengandung enam atom
  karbon dan tidak ada ikatan rangkap, jadi
  induknya adalah heksana.
• Dan karena merupakan suatu alkohol, maka
  memiliki akhiran -ol.
• Lokant 1 menunjukkan bahwa C-1 mengikat
  gugus hidroksil.


                                            14
• Secara umum, penomoran pada rantai karbon
  selalu dimulai dari bagian akhir yang lebih
  dekat dengan gugus yang mendapat nama
  sebagai suatu akhiran.
• Prosedur berikut harus diikuti untuk memberi
  nama alkohol sesuai tatanama substitutif
  IUPAC:
1 Pilih rantai karbon utuh yang terpanjang
  dimana gugus hidroksil terikat langsung. Ganti
  nama dari alkana sesuai rantai karbon tersebut
  dengan menghapus huruf a terakhir dan
  tambahkan akhiran ol.
                                             15
2 Nomori rantai karbon utuh yang terpanjang
  sedemikian sehingga atom karbon yang
  mengikat gugus hidroksil memiliki nomor
  terkecil. Tandai posisi gugus hidroksil dengan
  menggunakan nomor tersebut sebagai lokant.
  Tandai posisi gugus-gugus lain (sebagai
  awalan) dengan menggunakan nomor yang
  sesuai dengan posisi masing-masing
  sepanjang rantai karbon sebagai lokant.



                                              16
3     2       1           1     2   3     4        5       4       3    2    1

CH3CH2CH2OH               CH3CHCH2CH3              CH3CHCH2CH2CH2OH

    1-Propanol                   OH                        CH3
                              2-Butanol                    4-Metil-1-pentanol



          3   2   1
                                                                   CH3
    ClCH2CH2CH2OH                              1       2       3   4    5

                                              CH3CHCH2CCH3
     3-Kloro-1-propanol

                                                       OH              CH3
                                              4,4-Dimetil-2-pentanol

                                                                                 17
• Alkohol sederhana sering dinamai dengan
  nama radikofungsional umum yang juga telah
  disetujui oleh IUPAC.
• Beberapa contoh alkohol sederhana adalah
  sebagai berikut ini:


CH3CH2CH2OH       CH3CH2CH2CH2OH    CH3CH2CHCH3

 Propil alkohol     Butil alkohol            OH
                                    sec-Butil alkohol


                                                  18
CH3                                  CH3
                        CH3
H3C      C      OH                       CH3CCH2OH
                     CH3CHCH2OH
         CH3         Isobutil alkohol         CH3
tert-Butil alkohol                       Neopentil alkohol


 • Alkohol yang mengandung dua gugus
   hidroksil umumnya diberi nama glikol.
 • Dalam sistem substitutif IUPAC alkohol
   tersebut dinamai sebagai diol.
  CH2        CH2     CH3CH       CH2        CH2CH2CH2

   OH        OH          OH      OH         OH        OH
   Etilen glikol       Propilen glikol    Trimetilen glikol
  1,2-Etanadiol       1,2-Propanadiol     1,3-Propanadiol
                                                        19
TATANAMA ETER
 • Eter sederhana sering dinamai dengan nama
   radikofungsional umum.
 • Tuliskan kedua gugus yang terikat pada atom
   oksigen (sesuai urutan abjad) dan tambahkan
   kata eter.
                                              CH3

CH3OCH2CH3           CH3CH2OCH2CH3    C6H5OC          CH3

 Etil metil eter        Dietil eter           CH3

                                      tert-Butil fenil eter
                                                        20
• Nama substitutif IUPAC harus dipakai untuk
  menamai eter yang rumit dan senyawa
  dengan lebih dari satu ikatan eter.
• Dalam sistem IUPAC, eter dinamai sebagai
  alkoksialkana, alkoksialkena, dan
  alkoksiarena.
• Gugus RO- merupakan suatu gugus alkoksi.
• Dua eter siklik yang sering dipakai sebagai
  solven memiliki nama umum tetrahidrofuran
  (THF) dan 1,4-dioksana.


                                            21
CH3CHCH2CH2CH3
                         CH3CH2O                        CH3
   OCH3

2-Metoksipentana              1-Etoksi-4-metilbenzena




                                                        O
CH3OCH2CH2OCH3
                               O
  1,2-Dimetoksietana
                         Tetrahidrofuran                O
                       (oksasiklopentana)
                                                    Dioksana
                                            (1,4-dioksasikloheksana)
                                                               22
SIFAT FISIK ALKOHOL & ETER

• Eter memiliki titik didih yang sebanding
  dengan hidrokarbon dengan berat molekul
  yang sama.
• Titik didih dietil eter (MW = 74) adalah
  34,6ºC, dan pentana (MW = 72) adalah 36ºC.
• Alhohol memiliki titik didih yang lebih tinggi
  dibandingkan dengan eter atau hidrokarbon
  yang sebanding.


                                               23
• Titik didih butil alkohol (MW = 74) adalah
  117,7ºC.
• Molekul-molekul alkohol dapat berikatan satu
  sama lain melalui ikatan hidrogen, sementara
  eter dan hidrokarbon tidak dapat.
• Meskipun demikian, eter juga dapat
  membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa-
  senyawa seperti air.




                                            24
• Eter memiliki kelarutan dalam air yang
  sebanding dengan alkohol dengan berat
  molekul yang sama.
• Sangat berbeda bila dibandingkan dengan
  hidrokarbon.
• Dietil eter & 1-butanol memiliki kelarutan yang
  sama dalam air, sekitar 8 g per 100 mL pada
  suhu kamar.
• Sebaliknya, pentana secara nyata tidak larut
  dalam air.


                                               25
• Metanol, etanol, propil alkohol, isopropil
  alkohol, dan tert-butil alkohol campur
  sempurna dengan air.
• Butil alkohol, isobutil alkohol, dan sec-butil
  alkohol memiliki kelarutan antara 8,3 dan 26,0
  g per 100 mL.
• Kelarutan alkohol dalam air menurun secara
  bertahap sebanding rantai hidrokarbon yang
  semakin panjang.
• Alkohol rantai panjang bersifat lebih “mirip
  alkana” dan oleh karena itu kurang mirip
  dengan air.
                                              26
ALKOHOL & ETER PENTING
METANOL
• Memiliki rumus struktur CH3OH dan adalah
  alkohol yang paling sederhana.
• Dahulu sebagian besar metanol dibuat dari
  distilasi destruktif kayu (pemanasan kayu
  pada suhu tinggi tanpa udara) = alkohol kayu
  (wood alcohol).
• Sekarang dibuat melalui hidrogenasi katalitik
  dari karbon monoksida.

                                              27
• Metanol sangat beracun. Konsumsi dalam
  jumlah yg sangat kecil sekalipun dapat
  menyebabkan kebutaan; dalam jumlah besar
  menyebabkan kematian.
• Keracunan metanol dapat pula terjadi melalui
  penghirupan uap atau paparan jangka
  panjang terhadap kulit.




                                             28
ETANOL
• Merupakan alkohol dari semua minuman
  beralkohol.
• Dapat dibuat dari fermentasi gula, dengan
  menambahkan ragi ke dalam campuran gula
  dan air.
• Ragi mengandung enzim yang memicu suatu
  reaksi berseri yang panjang, dan akhirnya
  mengubah suatu gula sederhana (C6H12O6)
  menjadi etanol dan karbon dioksida.


                                          29
• Etanol sangat murah, tapi jika digunakan
  untuk minuman dikenakan pajak yang sangat
  tinggi.
• Etanol yang digunakan untuk keperluan sains
  (penelitian) dan industri diracuni atau
  di”denaturasi” sehingga tidak layak untuk
  diminum. Beberapa denaturant dapat
  digunakan termasuk metanol.
• Etanol adalah senyawa yang penting dalam
  industri.


                                            30
• Sebagian besar etanol untuk keperluan
  industri dibuat melalui reaksi hidrasi etena
  dengan katalis asam.
• Etanol adalah suatu hipnotik (penidur). Ia
  menekan aktivitas otak atas meskipun
  memberi efek ilusi sebagai suatu stimulant.
• Etanol juga toksik, tapi kurang toksik
  dibanding metanol.
• Pada tikus (rat), dosis letal adalah 13,7 g per
  kg berat badan.
• Penyalahgunaan etanol menjadi problem di
  banyak negara.
                                                31
ETILEN GLIKOL
• Etilen glikol (HOCH2CH2OH) memiliki berat
  molekul yang rendah dan titik didih yang
  tinggi, serta campur dengan air.
• Sifat ini membuat etilen glikol menjadi suatu
  antibeku (antifreeze) ideal untuk kendaraan
  bermotor.



                                                  32
DIETIL ETER
• Berupa suatu cairan dengan titik didih rendah
  dan mudah terbakar.
• Sebagian besar eter bereaksi lambat dengan
  oksigen melalui suatu reaksi radikal yang
  disebut auto-oksidasi membentuk
  hidroperoksida dan peroksida (ekplosif).
• Sering digunakan sebagai pelarut ekstraksi.
• Dipakai sebagai suatu anestetik (pembius)
  pada pembedahan.


                                              33
Sintesis Alkohol dari Alkena
1 Hidrasi Alkena
• Adisi air pada ikatan rangkap alkena dengan
  katalis asam.
• Metode pembuatan alkohol dengan berat
  molekul rendah (kegunaan utama pada
  proses industri skala besar).
• Katalis asam yg paling sering digunakan:
  asam sulfat & asam fosfat.

                                                34
Reaksi bersifat regioselektif.
Adisi air pada alkena mengikuti hukum
Markovnikov.
Reaksi secara umum sebagai berikut:

                                    H+
       C       C       +   H OH                 C      C

                                                H      OH

• Sebagai contoh adalah hidrasi 2-metilpropena
           CH3                                  CH3
                                    +
                                   H
H3 C       C     CH2   +   H OH          H3 C   C     CH2       H
                                  250C

                                                OH
 2-Metilpropena                           tert-Butil alkohol   35
• Sesuai hukum Markovnikov: reaksi tidak
  menghasilkan alkohol primer, kecuali kasus
  khusus pada hidrasi etena.


                         H3PO4
H2 C   CH2   +   H OH              CH2 CH2 OH
                          3000C




 Mekanisme hidrasi alkena secara sederhana
 merupakan kebalikan dari reaksi dehidrasi
 alkohol.

                                               36
CH2                                        CH2     H
                                 H
                                          lambat
                                                                              H
Langkah 1   H3 C   C     +   H O     H                H3 C    C       +
                                                                              O   H
                   CH3                                        CH3


                   CH3                                    CH3 H
                             H       cepat
Langkah 2   H3 C   C     +   O   H                 H3 C   C       O   H

                   CH3                                    CH3



                   CH3 H                                  CH3                     H
                                 H       cepat
Langkah 3   H3C    C     O   H+ O    H             H3 C   C     O     H   +   H O      H

                   CH3                                    CH3

                                                                                  37
• Tahap penentu kecepatan adalah tahap 1:
   pembentukan karbokation.
 • Dihasilkan tert-butil alkohol karena tahap 1
   mengarah pada pembentukan kation tert-butil
   yang lebih stabil dibandingkan kation isobutil
   yang kurang stabil.

       CH2                                 CH2
                   H                                      H
                           sangat
H3 C   C     +   H O   H            H3C    C     H    +   O        H
                           lambat
       CH3                                 CH3
                                    karbokation 1 0

                                                              38
• Kerumitan yang terjadi adalah adanya
  penataan ulang (rearrangement).
• Karbokation awal yang terbentuk akan
  mengalami penataan ulang menjadi suatu
  karbokation yang lebih stabil.
• Jika 3,3-dimetil-1-butena dihidrasi akan
  dihasilkan 2,3-dimetil-2-butanol sebagai
  produk utama.




                                             39
CH3                              OH
                          H2SO4
H3 C    C     CH    CH2           H3 C    C     CH    CH3
                          H 2O
        CH3                               CH3 CH3

  3,3-Dimetil-1-butena             2,3-Dimetil-2-butanol
                                      (produk utama)




• Adanya penataan ulang karbokation
  membatasi penggunaan hidrasi alkena sebagai
  suatu metode laboratoris untuk pembuatan
  alkohol.
                                                           40
2 Reaksi Oksimerkurasi-Demerkurasi
• Reaksi dua tahap yang sangat berguna untuk
  mensintesis alkohol dari alkena.
• Alkena bereaksi dgn Hg(OAc)2 dalam
  campuran THF dan air menghasilkan
  senyawa merkuri(hidroksialkil).
• Senyawa merkuri(hidroksialkil) dapat
  direduksi oleh natrium borohidrida menjadi
  alkohol.
• Persentase hasil reaksi keseluruhan >90%
  dengan regioselektifitas yang tinggi.

                                           41
O
                                                                  O
                                    THF
C   C   + H2O + Hg   OCCH3   2                   C   C    O   + CH3COH
                                 oksimerkurasi

                                                 OH Hg   OCCH3


                                                                      O

C   C    O   + OH + NaBH4                        C   C   + Hg + CH3CO
                                 demerkurasi
OH Hg   OCCH3                                    OH H



• Pada tahap 1, oksimerkurasi: air dan merkuri
  asetat mengadisi ikatan rangkap.
• Pada tahap 2, demerkurasi: natrium
  borohidrida mereduksi gugus asetoksimerkuri
  dan menggantinya dengan hidrogen.
                                                                 42
• Kedua langkah tersebut dapat dilakukan
  dalam bejana yang sama.
• Kedua reaksi berlangsung sangat cepat pada
  suhu ruangan atau dibawahnya.
• Tahap 1: biasanya mencapai kesempurnaan
  dalam kurun waktu 20 detik – 10 menit.
• Tahap 2: secara normal membutuhkan waktu
  kurang dari 1 jam.
• Orientasi adisi H2O di atas mengikuti aturan
  Markovnikov: atom H dari H2O terikat pada
  atom karbon ikatan rangkap yang mengikat
  atom H lebih banyak.
                                             43
Hg(OAc)2                                NaBH4
 CH3(CH2 )2 CH        CH2               CH3 (CH2 )2 CH      CH2
                            THF - H2O                            OH
                              (15 s)              OH        HgOAc (1h)
     1-Pentena

                                               CH3(CH2 )2 CHCH3      +   Hg

                                                             OH
                                                 2-Pentanol (93%)



    CH3                     H3 C    OH                        H3C        OH
              Hg(OAc)2                   HgOAc     NaBH4
                                                                            + Hg
             THF - H2O                   H         OH
               (20 s)                             (6 min)

                                                             1-Metilsiklopentanol
1-Metilsiklopentena                                                         44
• Penataan-ulang rangka karbon jarang terjadi
    pada oksimerkurasi-demerkurasi.
  • Dicontohkan pada reaksi oksimerkurasi-
    demerkurasi dari 3,3-dimetil-1-butena yang
    menghasilkan 3,3-dimetil-2-butanol sebagai
    produk utama.

       CH3                                                CH3
                         (1) Hg(OAc)2/THF - H 2O
H3C    C     CH    CH2                             H3 C   C     CH     CH3
                                         -
                         (2) NaBH4, OH
       CH3                                                CH3 OH

3,3-Dimetil-1-butena                                3,3-Dimetil-2-butanol
                                                           (94%)
                                                                       45
3 Reaksi Hidroborasi - Oksidasi
• Adisi elemen air pada suatu ikatan rangkap
  dapat pula dilakukan di laboratorium dengan
  menggunakan diboran atau THF : BH3.
• Adisi air adalah bersifat tidak langsung dan
  melibatkan dua tahap reaksi.
• Pertama adalah adisi boran pada ikatan
  rangkap yang disebut hidroborasi.
• Kedua adalah oksidasi dan hidrolisis senyawa
  antara organoboron menghasilkan suatu
  alkohol dan asam borat.

                                                46
Lebih tersubstitusi   Kurang tersubstitusi

                                                   CH3CH     CH2
CH3CH       CH2         CH3 CHCH2            BH2                    (CH3 CH2CH2)2BH

  Propena                    H
                                                                        CH3CH        CH2
      +
                                 (Faktor sterik)
  H BH2
                                                   Tripropilboran   (CH3 CH2CH2)3B

    • Atom boron terikat pada atom karbon ikatan
      rangkap yang kurang tersubstitusi, dan satu
      atom hidrogen berpindah dari atom boron ke
      atom karbon lain dari ikatan rangkap.
    • Hidroborasi bersifat regioselektif dan
      mengikuti aturan anti Markovnikov.
                                                                                47
• Alkilboran yang dihasilkan pada tahap
    hidroborasi biasanya tidak diisolasi.
  • Dalam bejana yang sama, alkilboran
    dioksidasi dan dihidrolisis menghasilkan
    alkohol dengan penambahan hidrogen
    peroksida dalam suatu larutan basa.


                  H2O2
(CH3CH2 CH2)3B                3 CH3 CH2 CH2OH    +   Na3 BO3
                 NaOH, 250C
                                Propil alkohol




                                                         48
• Oksimerkurasi-demerkurasi dari 1-heksena
     menghasilkan 2-heksanol (Markovnikov).
   • Hidroborasi-oksidasi dari 1-heksena
     menghasilkan 1-heksanol (anti-Markovnikov).

                           H3O+, H2O
CH3CH2 CH2 CH2 CH   CH2                     CH3 CH2 CH2 CH2 CHCH3

                                                             OH
      1-Heksena
                                                2-Heksanol


                          (1) THF:BH3
CH3CH2 CH2 CH2 CH   CH2                 -
                                            CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 CH2 OH
                          (2) H2O2, OH

      1-Heksena                                  1-Heksanol (90%)

                                                                    49
Reaksi-reaksi Alkohol
• Atom oksigen dari suatu alkohol mem-
  polarisasi ikatan C–O dan ikatan O–H dari
  alkohol tersebut.
• Polarisasi ikatan O–H menyebabkan atom
  hidrogen bermuatan positif parsial, dan hal ini
  menjelaskan mengapa alkohol bersifat asam
  lemah.
• Polarisasi ikatan C–O menyebabkan atom
  karbon bermuatan positif parsial.
                              δ−
                              O
                      C            H
                          +
                      δ            δ+
                                                50
• Jadi meskipun OH¯ bukan basa kuat dan
  bukan gugus pergi yang baik, namun atom
  karbon dari alkohol bersifat reaktif terhadap
  serangan nukleofilik.
• Pasangan elektron pada atom oksigen
  membuatnya bersifat basa dan nukleofilik.
• Protonasi alkohol mengubah suatu gugus
  pergi yang buruk (OH¯) menjadi gugus pergi
  yang baik (H2O).
                                        H
   C    O      H   +    H     A    C    O     H + A

     Alkohol           Asam kuat     Alkohol
                                   terprotonasi   51
• Protonasi juga membuat atom karbon lebih
  positif (karena –H2O+ lebih bersifat penarik
  elektron daripada –OH¯), dan oleh karena itu
  menjadi lebih reaktif terhadap serangan
  nukleofilik. Reaksi SN2 menjadi mungkin.

               H                           H
                         SN 2
Nu   +    C    O     H          Nu   C   + O     H

             Alkohol
          terprotonasi




                                               52
• Karena alkohol adalah nukleofil, maka alkohol
  dapat bereaksi dengan alkohol terprotonasi. Ini
  menjadi langkah penting dalam sintesis eter.

                H                                    H
                        SN 2
 R O    +   C   O   H          R O        C        + O    H
    H                               H
                               Eter terprotonasi



Pada suhu yang cukup tinggi dan tanpa
kehadiran suatu nukleofil yang baik, maka alkohol
terprotonasi dapat menjalani reaksi eliminasi E1.

                                                     53
• Alkohol sebagai asam
• Alkohol memiliki keasaman yang mirip dengan air.
• Metanol sedikit lebih asam dibanding air (pKa = 15,7).
  Namun hampir semua alkohol adalah asam yang lebih
  lemah dari air.
• Pada alkohol tanpa halangan ruang, molekul air akan
  melingkupi dan mensolvasi oksigen negatif dari ion
  alkoksida yang terbentuk jika suatu alkohol
  melepaskan sebuah proton.

                  H                                     H

R     O       H   O   H          R     O          + H   O    H
                                Ion alkoksida
    Alkohol                  (terstabilkan oleh
                                   solvasi)
                                                        54
• Pada alkohol dengan halangan ruang besar, solvasi ion negatif
  (alkoksida) terhambat sehingga ion alkoksida kurang terstabilkan
  dan menjadi asam yang lebih lemah.
                           Harga pK a
                      beberapa asam lemah

                     ASAM               pK a


                     CH3 OH             15,5
                     H2 O               15,74
                     CH3 CH2 OH         15,9
                     (CH3 )3 COH        18,0
                      HC      CH        25
                      H2                35
                      NH3               38
                      CH3 CH3           50                     55
• Alkohol bersifat asam yang lebih kuat dibandingkan
  dengan alkuna, dan sangat lebih kuat dibandingkan
  dengan hidrogen, amonia dan alkana.
• Keasaman relatif :

  H2O > ROH > RC ≡CH > H2 > NH3 > RH
• Basa konjugat dari alkohol adalah suatu ion alkoksida.
• Karena sebagian besar alkohol adalah asam yang
  lebih lemah dibanding air, maka ion alkoksida adalah
  basa yang lebih kuat dibanding ion hidroksida.
• Kebasaan relatif :

  R¯ > NH2¯ > H¯ > RC ≡C¯ > RO¯ > OH¯
• Natrium dan kalium alkoksida sering dipakai sebagai
  basa dalam sintesis organik.
                                                       56
Konversi Alkohol menjadi Alkil halida
• Alkohol bereaksi dengan bermacam pereaksi
  menghasilkan alkil halida.
• Pereaksi yang paling sering digunakan adalah
  hidrogen halida (HCl, HBr, atau HI), fosfor
  tribromida (PBr3), dan tionil klorida (SOCl2).
• Semua reaksi di atas merupakan hasil dari
  pemutusan ikatan C–O dari alkohol.




                                              57
1 Reaksi alkohol dengan hidrogen halida
• Jika alkohol bereaksi dengan suatu hidrogen
  halida, maka terjadi suatu reaksi substitusi
  menghasilkan suatu alkil halida dan air.
• Urutan reaktivitas dari hidrogen halida adalah
  HI  HBr  HCl (HF umumnya tidak reaktif).
• Urutan reaktivitas alkohol: 3º  2º  1º  metil.
• Reaksi ini dikatalisis oleh asam.
• Alkohol primer dan sekunder dapat dikonversi
  menjadi alkil klorida dan alkil bromida melalui
  reaksi alkil halida dengan natrium halida dan
  asam sulfat.
                                                 58
Langkah 1
            CH3                       H                          CH3 H
                                               cepat
      H3C C       O   H    +   H     O     H               H3C C       O   H   +   O    H
            CH3                                                  CH3               H
Langkah 2
            CH3 H                              CH3          H
                           lambat
      H3C C       O   H                H3C C           +   O     H
            CH3                                CH3
Langkah 3
            CH3                                      CH3
                                   cepat
      H3C C       +   Cl                   H3C C            Cl
            CH3                                      CH3



                                                                                   59
2 Reaksi alkohol dengan PBr3
• Alkohol primer dan sekunder bereaksi dengan
  fosfor tribromida menghasilkan alkil bromida.
• Tidak seperti reaksi dengan HBr, reaksi
  dengan PBr3 tidak melibatkan pembentukan
  karbokation.
• Biasanya berlangsung tanpa penataan-ulang
  dari kerangka karbon.
• Sering menjadi pereaksi terpilih untuk
  mengubah suatu alkohol menjadi alkil bromida
  yang bersesuaian.
• Reaksi diawali dengan terbentuknya suatu alkil
  dibromofosfit terprotonasi.                   60
3R          OH     +    PBr3     3R       Br    +   H3 PO3

        (10 atau 20)



RCH2 OH     +   Br     P      Br     R      CH2 O       PBr2   +     Br

                       Br                          H
                                         alkil dibromofosfit
                                            terprotonasi


   Br       +   RCH2         OPBr2        RCH2Br        +   HOPBr2
                             H
             Gugus pergi yang baik

  • HOPBr2 dapat bereaksi dengan lebih banyak alkohol
    sehingga hasil akhir dari reaksi adalah konversi 3 mol
    alkohol menjadi alkil bromida oleh 1 mol fosfor
                                                       61
    tribromida.
3 Reaksi alkohol dengan SOCl2
• Tionil klorida mengubah alkohol primer dan
  sekunder menjadi alkil klorida (biasanya tanpa
  penataan-ulang).
• Sering ditambahkan suatu amina tersier ke
  dalam reaksi untuk memacu reaksi melalui
  reaksinya dengan HCl.
• Reaksi diawali dengan terbentuknya suatu
  alkil klorosulfit.
• Kemudian suatu ion klorida (hasil reaksi R3N
  dan HCl) melakukan substitusi SN2 terhadap
  suatu gugus pergi yang baik ClSO2¯.
                                              62
refluks
                R      OH      +   SOCl2                    R      Cl    +    SO2    +    HCl
                (10 atau 20)


                       R3 N        +   HCl                       R3 NH        +   ClH

                                                  H         Cl
RCH2 OH    +   Cl S    Cl              RCH2       O         S                       RCH2 O            S    Cl

                  O                               Cl              O                                   O
                                                                                  alkil klorosulfit        + HCl


 • Dekomposisi ClSO2¯ menjadi gas SO2 dan ion Cl¯
   mendorong kesempurnaan reaksi.

 Cl   +   RCH2 O      S     Cl          RCH2Cl          +   O     S      Cl          RCH2Cl + SO2 + Cl

                      O                                           O
                                                                                                      63
Sintesis Eter
1 Dehidrasi alkohol
• Alkohol mengalami dehidrasi membentuk
  alkena (lihat Bab Alkena).
• Alkohol primer dapat juga terdehidrasi
  membentuk eter.
• Dehidrasi menghasilkan eter berlangsung
  pada suhu yang lebih rendah dibanding reaksi
  dehidrasi membentuk alkena.
• Dehidrasi menghasilkan eter dibantu dengan
  distilasi eter segera setelah terbentuk.
                                            64
• Dietil eter dibuat secara komersial melalui
  reaksi dehidrasi etanol.
• Dietil eter adalah produk utama pada suhu
  140ºC, sedangkan etana adalah produk utama
  pada suhu 180ºC.
• Reaksi ini kurang berguna pada alkohol
  sekunder karena alkena mudah terbentuk.
• Pada alkohol tersier sepenuhnya terbentuk
  alkena.
• Tidak berguna pada pembuatan eter non-
  simetrik dari alkohol primer karena terbentuk
  campuran produk.
                                             65
H2SO4
                                               CH2      CH2
                                     180 0C
                                                 Etena
         CH3CH2OH
                                     H2SO4
                                               CH3CH2 OCH 2 CH3
                                     140 0C
                                                     Dietil eter


CH3CH2   OH   +   H       OSO3H               CH3 CH2     OH2      +   OSO3H


CH3CH2OH + CH3 CH2             OH2            CH3CH2      O    CH2CH3    +   H2O
                                                          H

                                                      CH3 CH2OCH 2CH3        +   H3O

                                                 ROR
                                                  +
           ROH        +   R'OH                   ROR'     +   H2O
                                      H2SO4       +
                  alkohol 10                     R'OR'                             66
2 Sintesis Williamson
• Suatu jalur penting pada preparasi eter non-
  simetrik adalah suatu reaksi substitusi
  nukleofilik yang disebut reaksi Williamson.
• Merupakan reaksi SN2 dari suatu natrium
  alkoksida dengan alkil halida, alkil sulfonat,
  atau alkil sulfat.
• Hasil terbaik dicapai jika alkil halida, alkil
  sulfonat, atau alkil sulfat yang dipakai adalah
  primer (atau metil).
• Jika substrat adalah tersier maka eliminasi
  sepenuhnya merupakan produk reaksi.
• Pada suhu rendah substitusi lebih unggul
  dibanding dengan eliminasi.                    67
R     O Na     +   R'   L           R      O     R'     +   Na L
                  L = Br, I, OSO2R, atau OSO2 OR

CH3CH2CH2OH       +   Na          CH3CH2 CH2O              Na   +    1/2 H2
 Propil alkohol                      Natrium propoksida

                                              CH3CH2I



                                  CH3CH2 OCH 2CH2CH3             +   Na    I
                                        Etil propil eter
                                             (70%)




                                                                          68
3 Tert-butil eter dari alkilasi alkohol
• Alkohol primer dapat diubah menjadi tert-butil
  eter dengan melarutkan alkohol tersebut
  dalam suatu asam kuat seperti asam sulfat
  dan kemudian ditambahkan isobutilena ke
  dalam campuran tersebut. (Prosedur ini
  meminimalkan dimerisasi dan polimerisasi dari
  isobutilena).
                                                   CH3
                               H2SO4
RCH2 OH      +   CH2    CCH3           RCH2 O      CCH3

                        CH3                        CH3
Alkohol 10       Isobutilena            tert-butil eter
                                                          69
• Metode ini sering dipakai untuk “proteksi”
  gugus hidroksil dari alkohol primer sewaktu
  reaksi-reaksi lainnya dilakukan terhadap
  bagian lain dari molekul tersebut. Gugus
  proteksi tert-butil dapat dihilangkan secara
  mudah dengan penambahan larutan asam
  encer.


4 Trimetilsilil eter (Sililasi)
• Suatu gugus hidroksil juga diproteksi dalam
  larutan netral atau basa dengan mengubahnya
  menjadi suatu gugus trimetilsilil eter, –
  OSi(CH3)3.
                                                 70
• Reaksi ini, yang disebut sililasi, dilakukan
      dengan membiarkan alkohol tersebut bereaksi
      dengan klorotrimetilsilana dengan kehadiran
      suatu amina tersier.
                                  (CH3CH2)3N
R     OH   +     (CH3)3SiCl                     R       O   Si(CH3)3
               Klorometilsilana


    Gugus proteksi ini dapat dihilangkan dengan
    suatu larutan asam.

                         H3O+ / H2O
R     O    Si(CH3)3                      R     OH   +   (CH3)3SiOH

                                                                 71
• Pengubahan suatu alkohol menjadi suatu
  trimetilsilil eter membuat senyawa tersebut
  lebih volatil (mudah menguap). (Mengapa?)
• Kenaikan volatilitas (sifat mudah menguap)
  ini menjadikan alkohol (sebagai bentuk
  trimetilsilil-nya) lebih memungkinkan untuk
  menjalani analisis dengan kromatografi gas-
  cair.




                                                72
Reaksi-reaksi Eter
• Dialkil eter bereaksi dengan sedikit pereaksi
  diluar asam-asam.
• Eter tahan terhadap serangan nukleofil dan
  basa.
• Ketidakkreaktifan dan kemampuan eter men-
  solvasi kation (dengan mendonorkan
  sepasang elektron dari atom oksigen)
  membuat eter berguna sebagai solven dari
  banyak reaksi.

                                              73
• Eter mengalami reaksi halogenasi seperti
   alkana.
 • Oksigen dari ikatan eter memberi sifat basa.
 • Eter dapat bereaksi dengan donor proton
   membentuk garam oksonium.

CH3CH2OCH 2 CH3   +   HBr   CH3 CH2   O   CH2CH3 Br

                                      H
                                 Garam oksonium

  Pemanasan dialkil eter dengan asam-asam
  sangat kuat (HI, HBr, H2SO4) menyebabkan
  eter mengalami reaksi dimana ikatan ikatan
  karbon – oksigen pecah.
                                                  74
CH3CH2OCH 2CH3           +   HBr               2 CH3CH2Br      +    H2O

  • Mekanisme reaksi ini dimulai dari pembentukan
    suatu ion oksonium. Kemudian suatu reaksi SN2
    dengan ion bromida yang bertindak sebagai
    nukleofil akan menghasilkan etanol dan etil
    bromida.

CH3CH2OCH 2 CH3   +   HBr             CH3 CH2 O    CH2 CH3    +   Br

                                             H

                                                  CH3CH2O     +   CH3 CH2 Br

                                                          H
                                                     Etanol       Etil bromida

                                                                         75
• Pada tahap selanjutnya, etanol yang baru
   terbentuk bereaksi dengan HBr membentuk
   satu mol ekivalen etil bromida yang ke dua.

CH3 CH2OH   +   HBr   Br   +   CH3 CH2    O        H

                                          H


                                CH3 CH2       Br       +   O        H

                                                           H




                                                               76
Epoksida
• Epoksida adalah eter siklik dengan cincin tiga
  anggota. Dalam tatanama IUPAC, epoksida
  disebut oksirana. Epoksida paling sederhana
  memiliki nama umum etilena oksida.

                                2       3
        C       C            H2 C       CH2
                                    1
            O                       O
        Suatu              IUPAC: Oksirana
       epoksida           Umum: Etilena oksida

                                                 77
• Metode yang paling umum digunakan untuk
    mensintesa epoksida adalah reaksi dari suatu
    alkena dengan suatu asam peroksi organik,
    yaitu suatu proses yang disebut epoksidasi.
                    O                                               O
                                Epoksidasi
RCH CHR        +   R'C O   OH                RHC       CHR     +   R'C OH

Suatu alkena       Suatu asam                      O
                     peroksi                 Suatu epoksida
                                             (atau oksirana)


  Dalam reaksi ini, asam peroksi memberikan
  suatu atom oksigen kepada alkena.
  Mekanismenya adalah seperti berikut ini.
                                                                        78
O       R'               O        R'
C                     C        C               C
      +   O                        O   +
C                     O        C               O
              H
                                           H


• Adisi oksigen pada ikatan rangkap dalam
  suatu reaksi epoksidasi adalah adisi syn.
  Untuk membentuk suatu cincin dengan tiga
  anggota, atom oksigen harus mengadisi
  kedua atom karbon dari ikatan rangkap pada
  sisi yang sama.

                                                   79
• Asam peroksi yang paling umum digunakan
  adalah asam peroksiasetat dan asam
  peroksibenzoat. Sebagai contoh,
  sikloheksana bereaksi dengan asam
  peroksibenzoat menghasilkan 1,2-epoksi-
  sikloheksana dalam jumlah yang kuantitatif.

              O                           H             O
      +   C6 H5COOH                        O    +   C6 H5COH
                        CH2Cl2
                                          H
           Asam                   1,2-Epoksi-
       peroksibenzoat            sikloheksana
                                    (100%)


                                                         80
• Reaksi antara alkena dengan asam-asam peroksi
  berlangsung dengan suatu cara yang stereospesifik.
  Sebagai contoh, cis-2-butena hanya menghasilkan
  cis-2,3-dimetiloksirana, sedangkan trans-2-butena
  hanya menghasilkan trans-2,3-dimetiloksirana.
H3 C       H                                     CH3
                       O                     3
       C
               +       RCOOH       H3 C          H
       C
                                     2                   O   1
H3 C       H
                                         H
cis-2-Butena                    cis-2,3-Dimetiloksirana
                                    (senyawa meso)

H3 C       H                                         CH3                 CH3
                           O
       C
                   +    RCOOH                H       H           +       H     H
       C
  H        CH3                                               O       O
                                          CH3                                  CH3
                                                                                     81
 trans-2-Butena                      Enantiomer trans-2,3-Dimetiloksirana
Reaksi-reaksi Epoksida
• Cincin tiga anggota dengan tegangan (strain)
  yang sangat tinggi dalam molekul epoksida
  menyebabkan epoksida lebih reaktif terhadap
  substitusi nukleofilik dibandingkan dengan
  eter yang lain.
• Katalisis asam membantu pembukaan cincin
  epoksida dengan menyediakan suatu gugus
  pergi yang lebih baik (suatu alkohol) pada
  atom karbon yang mengalami serangan
  nukleofilik.
                                             82
• Katalisis ini sangat penting terutama jika
  nukleofilnya adalah suatu nukleofil lemah
  seperti air atau suatu alkohol:

¤ Pembukaan cincin dengan katalis asam

            + H+                 H O H
C       C            C       C               HO   C   C   O    H
            _
                H+
    O                    O                                H

                         H          _
                                        H+
                                             HO   C   C   OH



                                                          83
• Pembukaan cincin dengan katalis basa

                                                 ROH
 RO         +   C       C   RO    C     C    O         HO   C    C    OH

Nukleofil
                    O               Ion
  kuat                           alkoksida                  +   RO



     Jika epoksidanya tidak simetris, serangan
     pembukaan cincin dengan katalis basa oleh ion
     alkoksida berlangsung terutama pada atom
     karbon yang kurang tersubstitusi. Sebagai
     contoh, metiloksirana bereaksi dengan suatu ion
     alkoksida terutama pada atom karbon
     primernya:
                                                                     84
Atom karbon 10 kurang terhalangi
                                                                 CH3CH2OH
CH3CH2O   +   H2 C       CHCH3         CH3CH2OCH 2CHCH3

                     O                                  O
               Metiloksirana
                                       CH3CH2OCH 2CHCH3          +   CH3CH2 O

                                                        OH
                                          1-Etoksil-2-propanol




   • Ini adalah apa yang seharusnya diharapkan:
     Reaksi secara keseluruhan adalan reaksi SN2,
     dan seperti telah dipelajari sebelumnya,
     substrat primer bereaksi lebih cepat melalui
     reaksi SN2 karena halangan ruangnya kecil.
                                                                         85
• Pada pembukaan cincin dengan katalis asam
  dari epoksida tidak simetris, serangan
  nukleofil terutama terjadi pada atom karbon
  yang lebih tersubstitusi. Sebagai contoh:
                   CH3                       CH3
                                 H+
CH3OH   +   H3 C   C       CH2        H3 C   C     CH2 OH

                       O                     OCH3

Alasan: Ikatan pada epoksida terprotonasi adalah
tidak simetris dengan atom karbon yang lebih
tersubstitusi mengemban suatu muatan yang
positif sekali. Oleh karena itu, nukleofil menyerang
atom karbon tersebut meskipun lebih tersubstitusi.
                                                        86
Atom karbon ini menyerupai
                                          karbokation 30

                 CH3                           CH3
                δ+             H+
CH3OH   + H3C    C       CH2           H3C     C     CH2OH

                     O δ+                      OCH3
                     H                         H
            Epoksida
           terprotonasi


• Atom karbon yang lebih tersubstitusi
  mengemban suatu muatan positif lebih besar
  karena menyerupai suatu karbokation tersier
  yang lebih stabil.
                                                             87
H3 C             CH3      O


  O           O          O               O         CH3
          O                        CH3
                                             O
                  CH3
H3 C          O                          O         O
                         O

                    O        CH3                 CH3

                        Nonactin




                                                   88
STRUKTUR FENOL
• Fenol adalah senyawa yang memiliki sebuah
  gugus hidroksil yang terikat langsung pada
  cincin benzena.
• Jadi fenol adalah nama spesifik untuk
  hidroksibenzena dan merupakan nama umum
  untuk kelompok senyawa yang diturunkan
  hidroksi benzena.

                OH      H3C                  OH


      Fenol                   4-Metilfenol
                                                  89
• Senyawa-senyawa yang memiliki sebuah
  gugus hidroksil yang terikat pada cincin
  benzenoid polisiklik adalah mirip dengan
  fenol secara kimiawi, tetapi dinamakan naftol
  dan fenantrol.
                                               7

                                          6          8


                                          5                     OH
                                                            9
             OH
     8            1                                         10
 7
                                     OH   4
                      2


 6                    3                   3          1

     5        4                                 2


      1-Naftol            2-Naftol            9-Fenantrol
     (α-naftol)                                             90
TATANAMA FENOL

• Pada banyak senyawa, fenol merupakan
  nama dasar.
       Cl                                   Br
                                  NO2


                                  OH                 OH

       OH
  4-Klorofenol        2-Nitrofenol       3-Bromofenol
 (p-klorofenol)      (o-nitrofenol)     (m-bromofenol)


                                                         91
• Senyawa metilfenol umumnya disebut kresol:
         CH3                 CH3                    CH3
                   OH


                                         OH
                                                    OH
    2-Metilfenol          3-Metilfenol          4-Metilfenol
     (o-kresol)            (m-kresol)            (p-kresol)

Senyawa benzenadiol memiliki nama umum:
                             OH                     OH
                   OH


                   OH                    OH
                                                    OH
   1,2-Benzenadiol      1,3-Benzenadiol       1,4-Benzenadiol   92
       (katekol)          (resorsinol)         (hidrokuinon)
Fenol yang terdapat di alam
• Fenol dan senyawa sejenisnya tersebar
  meluas di alam.
• Tirosina adalah asam amino yang terdapat
  dalam protein.
• Metil salisilat didapatkan dalam wintergreen
  oil (tumbuhan).
• Eugenol didapatkan dalam minyak cengkeh.
• Timol didapatkan dalam thyme (tumbuhan).
• Urushiol adalah blistering agent (vesicant)
  yang didapatkan dalam ivy (tumbuhan)
  beracun.
                                                 93
HO                 CH2CHCO2-              Tirosina

                        NH3+

     CO2CH3               CH2CH CH2                    CH3
              OH


                                  OCH3                        OH
                          OH                           CH(CH3)2
 Metil salisilat        Eugenol                       Timol

  OH               R=    (CH2 )14CH3
            OH           (CH2 )7 CH    CH(CH2)5 CH3
                          (CH2 )7 CH   CHCH2 CH      CH(CH2 )2CH3

             R                                                      94
Urushiol
• Estradiol adalah hormon seks pada wanita.
 • Tetrasiklin adalah antibiotika penting.

                          OH
                  H3 C         OH        O         OH        O
                                                        OH
                                                                   CONH2
                  H

                                                                  OH
            H         H
                               Y             CH3        H
                                    HO             Z         N(CH3)2
HO

      Estradiol                           Tetrasiklin
                                   (Y=Cl, Z=H; Aureomisin)
                                   (Y=H, Z=OH; Teramisin)


                                                                       95
SIFAT FISIK FENOL

• Adanya gugus hidroksil dalam fenol berarti
  fenol adalah seperti alkohol yang dapat
  membentuk ikatan hidrogen intermolekular
  yang kuat.
• Ikatan hidrogen ini menyebabkan fenol
  berasosiasi sehingga memiliki titik didih yang
  lebih tinggi dibanding hidrokarbon dengan
  berat molekul yang sama.
• Fenol (bp, 182ºC) memiliki titik didih 70ºC
  lebih tinggi dibanding toluena (bp, 106ºC),
  meskipun berat molekulnya hampir sama.
                                                   96
• Kemampuan membentuk ikatan hidrogen
  yang kuat dengan air memberi fenol kelarutan
  yang sedang dalam air.
                                             Kelarutan dalam air
   Nama                  mp (0C)   bp (0C)        g/100 mL

  Fenol                  43        182             9,3

   2-Metilfenol           30       191             2,5

   3-Metilfenol           11       201             2,6

   4-Metilfenol           35,5     201             2,3

   2-Klorofenol            8       176             2,8

   3-Klorofenol           33       214             2,6

   4-Klorofenol           43       220             2,7

   2-Nitrofenol           45       217             0,2

   3-Nitrofenol           96                       1,4

   4-Nitrofenol          114                       1,7

   2,4-Dinitrofenol      113                       0,6
                                                                   97
   2,4,6-Trinitrofenol   122                       1,4
SINTESIS FENOL
1 Sintesis Laboratoris
• Sintesis fenol secara laboratoris yang paling
  penting adalah hidrolisis garam
  arenadiazonium.
• Metode ini sangat serbaguna.
• Kondisi untuk tahap diazotasi dan hidrolisis
  bersifat mild.
• Gugus lain yang ada dalam molekul tidak
  berubah.
             HONO              +   H3O+
  Ar   NH2           Ar   N2               Ar   OH
                                   panas             98
NH2                                     OH
            (1) NaNO2, H2SO 4
                  0 - 5 0C

            (2) H 2O, panas

      Br                                       Br
                                 3-Bromofenol (66%)
NH2                                      OH
            (1) NaNO2, H2SO 4
                  0 - 5 0C

            (2) H 2O, panas

      NO2                                       NO2
                                  3-Nitrofenol (80%)
NH2                                      OH
            (1) NaNO2, H2SO 4
      Br                                         Br
                  0 - 50C

            (2) H2O, panas




CH3                                      CH3
                                                              99
                              2-Bromo-4-metilfenol (80-92%)
2 Sintesis Industrial
• Fenol merupakan bahan kimia industri yang
  sangat penting, sebagai material awal untuk
  sejumlah besar produk komersial mulai dari
  aspirin sampai plastik.
a Hidrolisis Klorobenzena (Proses Dow)
       Cl                                          ONa
                      350 0C
        + 2 NaOH                                    + NaCl + H2 O
                   (high pressure)




       ONa                           OH
             HCl
                                          + NaCl

                                                                100
b Fusi Alkali dari Natrium Benzenasulfonat
      SO3Na                                       ONa
                         3500C
              + 2 NaOH                             + Na2SO4 + H2O




Dari Kumena Hidroperoksida
                                            H3C         CH3
                                                   CH


                                  2500C
              + H2C CHCH3
                                  H3PO4
                                 pressure

                                              Kumena          101
CH3                                    CH3
                      95-1350C
C 6H5   CH + O2                      C 6H5     C     O      O     H

        CH3                                    CH3
                                      Kumena hidroperoksida

        CH3                                               CH3
                            +
                          H , H2 O
C6H5    C     O   O   H                  C 6H5OH + C              O
                                 0
                            50-90 C
        CH3                                               CH3
                                             Fenol
                                                         Aseton




                                                                      102
REAKSI FENOL SEBAGAI ASAM

• Meskipun fenol secara struktural mirip dengan
  alkohol tapi fenol merupakan asam yang lebih
  kuat.
• Harga pKa kebanyakan alkohol adalah 18,
  sedangkan pKa fenol lebih kecil dari 11.
• Bandingkan sikloheksanol dan fenol.


                    OH                       OH

    Sikloheksanol                 Fenol
       pKa = 18                 pKa = 9,89        103
• Meskipun fenol bersifat asam lemah bila
  dibanding dengan asam karboksilat misal
  asam asetat (pKa = 4,74), namun fenol lebih
  asam daripada sikloheksanol.
• Cincin benzena bertindak sebagai gugus
  penarik elektron sehingga atom O dari gugus
  – OH bermuatan positif dan proton mudah
  dilepaskan.
H        H             H                 H   H
O        O             O                 O   O




              Struktur resonansi fenol       104
• Tetapan keasaman beberapa fenol
                                         pK a
           Nama
                                 (dalam air pada 250C)

           Fenol                         9,89

           2-Metilfenol                 10,20

           3-Metilfenol                 10,01

           4-Metilfenol                 10,17

           2-Klorofenol                  8,11

           3-Klorofenol                  8,80

           4-Klorofenol                  9,20

           2-Nitrofenol                  7,17

           3-Nitrofenol                  8,28

           4-Nitrofenol                  7,15

           2,4-Dinitrofenol              3,96

           2,4,6-Trinitrofenol           0,38

           1-Naftol                      9,31

           2-Naftol                      9,55            105
♠ Membedakan dan memisahkan fenol dari
     alkohol dan asam karboksilat
   • Fenol larut dalam larutan NaOH, sedangkan
     alkohol dengan enam atom karbon atau lebih
     tidak larut.
   • Sebagian besar fenol tidak larut dalam larutan
     Na2HCO3, tapi asam karboksilat larut.

                                      H2O
                   OH + NaOH                                   O Na + H2O



Asam lebih kuat     Basa lebih kuat         Basa lebih lemah    Asam lebih lemah
   pKa = 10                                      (larut)           pKa = 16
 (sedikit larut)
                                                                       106
Reaksi Gugus O–H dari Fenol

• Fenol bereaksi dengan anhidrida karboksilat
  dan klorida asam membentuk ester.
• Reaksi ini serupa dengan reaksi dari alkohol.

                   O
                                         O        O
                 RC       2O
            OH     basa
                                    O    CR     + RCO

                  O
                                    O
                 RCCl
            OH                  O   CR   + Cl
                 basa

                                                   107
• Fenol dalam Sintesis Williamson
• Fenol dapat diubah menjadi eter melalui
  sintesis Williamson.
• Karena fenol lebih asam dibanding alkohol,
  maka fenol diubah menjadi natrium fenoksida
  dengan memakai NaOH (logam Na dipakai
  untuk mengubah alkohol menjadi ion
  alkoksida).
  Reaksi Umum



         NaOH               R    X
  ArOH          ArO Na                    ArOR + NaX
                         X = Cl, Br, I,
                         OSO 2OR atau
                         OSO 2R'                  108
Contoh spesifik

   OH              O Na                    OCH2 CH3


           NaOH           CH3 CH2 I
                                                      + NaI



   OH              OH                      OH


   OH             O Na                   OCH3


          NaOH           CH3OSO2OCH3
                                                + NaOSO2OCH3
           H 2O


                                        Anisol
                                   (Metoksibenzena)      109
Pemutusan Alkil Aril Eter

• Jika dialkil eter dipanaskan dengan HBr atau
  HI berlebih, maka terjadi pemutusan eter dan
  dihasilkan alkil halida dari kedua gugus alkil.
              HX pekat
 R   O    R    panas
                         R   X + R'   X + H 2O


Jika alkil aril eter bereaksi dengan asam kuat
seperti HI dan HBr akan menghasilkan suatu
alkil halida dan fenol.

                                                 110
• Fenol tidak akan bereaksi lebih lanjut untuk
  menghasilkan aril halida karena ikatan
  karbon – oksigen sangat kuat dan karena
  kation fenil tidak mudah terbentuk.
  Reaksi Umum
                           HX pekat
          Ar     O R        panas
                                           Ar     OH + R         X

  Contoh spesifik

                                    H 2O
 H3C                   OCH3 + HBr           H3C                  OH + CH3Br

       p-Metilanisol                              4-Metilfenol       Metil bromida

                                                         HBr
                                                                              111

                                                   no reaction
Reaksi Cincin Benzena dari Fenol
• Brominasi
        OH                                  OH

                                   Br                  Br
              +    3 Br2                                    +    3 HBr
                           H2O



                                            Br
                                    2,4,6-Tribromofenol
                                         (~ 100%)
              OH                             OH

                                 5 0C
                      +    Br2                         +   HBr
                                 CS2



                                             Br
                                        p-Bromofenol                     112
                                          (80-84%)
• Nitrasi
• Hasil relatif rendah karena oksidasi cincin.
• Dihasilkan campuran o- dan p-nitrofenol.
• Isomer orto dan para dipisahkan dengan distilasi uap air. o-
  Nitrofenol lebih mudah menguap karena ikatan hidrogennya
  adalah intramolekular.
• p-Nitrofenol lebih sukar menguap karena memiliki ikatan
  hidrogen intermolekular yang menyebabkan asosiasi antar
  molekulnya.
• o-Nitrofenol terdistilasi bersama uap air, sedangkan p-nitrofenol
  tertinggal dalam labu distilasi.
        OH                       OH                      OH
                                          NO2
                20% HNO3
                                                +
                     0
                   25 C



                                                         NO2
                               (30-40%)                 15%      113
• Sulfonasi
                         OH
                                 SO3H
                 250C
                                          Produk utama,
                                          kontrol kecepatan

   OH

         H2SO4
                          H2SO4, pekat,
         pekat


                         OH


                 1000C                    Produk utama, kontrol
                                          kesetimbangan



                                                              114
                         SO3H
• Reaksi Kolbe
• Natrium fenoksida mengabsorpsi CO2 dan dipanaskan pada
  125ºC di bawah tekanan beberapa atmosfer CO2.

    O   Na   O                   O
                                     H
             C                           C    O   Na     tautomerisasi
                                                           - H+, + H+
             O                           O



                 O H                                O H
                        C    O Na                            C     OH

                         O                                   O
                                         H+


             Natrium salisilat                    Asam salisilat
                                                                         115
Penataan-ulang Claisen
• Pemanasan alil fenil eter sampai 200ºC menyebabkan suatu
  reaksi intermolekuler yang dinamakan penataan-ulang Claisen.
  Produk yang dihasilkan adalah o-alilfenol.
               OCH 2CH CH2                         OH
                                                           CH2CH   CH2
                                 2000C



               Alil fenil eter                      o-Alilfenol

                                 H2C                                H2C
         CH2
     O         CH                O       CH                        OH     CH
                                         CH2                              CH2
               CH2
                                                   tautomerisasi
                                         H          - H+, + H+

                                                                           116
                        Intermediat tidak stabil
Kuinon (Quinon)
•   Oksidasi hidrokuinon (1,4-benzenadiol) menghasilkan suatu senyawa
    yang dikenal sebagai p-benzokuinon.
•   Vitamin K1, yang berperan pada pembekuan darah, mengandung
    struktur 1,4-naftokuinon.
                       OH                   O

                               - 2e-
                                                           +     2 H+
                               + 2e-


                       OH                       O
                 Hidrokuinon               p-Benzokuinon

                O                      O                   CH3          CH3

                                                CH2CH      C(CH2 CH2 CH2CH)3CH 3



                                               CH3

                O                      O                                       117
     1,4-Naftokuinon                             Vitamin K1

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

100 soal kimia karbon
100 soal kimia karbon100 soal kimia karbon
100 soal kimia karbon
isnaijal
 
Bab 5 senyawa karbon
Bab 5   senyawa karbonBab 5   senyawa karbon
Bab 5 senyawa karbon
1habib
 
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Raha Sia
 
Bab 5 senyawa_organik
Bab 5 senyawa_organikBab 5 senyawa_organik
Bab 5 senyawa_organik
Rhianz Awalul
 
Power point kimia
Power point kimiaPower point kimia
Power point kimia
thambun
 
Turunan asam-karbosilath
Turunan asam-karbosilathTurunan asam-karbosilath
Turunan asam-karbosilath
Hayyun Lisdiana
 
Turunan alkana ether
Turunan alkana etherTurunan alkana ether
Turunan alkana ether
Saya Adam
 

Was ist angesagt? (20)

Kd ii meeting 3 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 3 (tep thp)-revKd ii meeting 3 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 3 (tep thp)-rev
 
Kegunaan senyawa karbon
Kegunaan senyawa karbonKegunaan senyawa karbon
Kegunaan senyawa karbon
 
Alkohol
AlkoholAlkohol
Alkohol
 
100 soal kimia karbon
100 soal kimia karbon100 soal kimia karbon
100 soal kimia karbon
 
Bab 5 senyawa karbon
Bab 5   senyawa karbonBab 5   senyawa karbon
Bab 5 senyawa karbon
 
Materi senyawa karbon
Materi senyawa karbonMateri senyawa karbon
Materi senyawa karbon
 
Kd ii meeting 4 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 4 (tep thp)-revKd ii meeting 4 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 4 (tep thp)-rev
 
Alkohol,ppt
Alkohol,pptAlkohol,ppt
Alkohol,ppt
 
Bab 5 senyawa organik
Bab 5 senyawa organikBab 5 senyawa organik
Bab 5 senyawa organik
 
Struktur senyawa-karbon
Struktur senyawa-karbonStruktur senyawa-karbon
Struktur senyawa-karbon
 
Hidrokarbon
HidrokarbonHidrokarbon
Hidrokarbon
 
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
 
Senyawa karbon
Senyawa karbonSenyawa karbon
Senyawa karbon
 
Bab 5 senyawa_organik
Bab 5 senyawa_organikBab 5 senyawa_organik
Bab 5 senyawa_organik
 
1 alkohol dan fenol
1 alkohol dan fenol1 alkohol dan fenol
1 alkohol dan fenol
 
SENYAWA KARBON TURUNAN ALKANA
SENYAWA KARBON TURUNAN ALKANASENYAWA KARBON TURUNAN ALKANA
SENYAWA KARBON TURUNAN ALKANA
 
Kd ii meeting 5 (tep thp)-rev (1) (Asam karboksilat)
Kd ii meeting 5 (tep thp)-rev (1) (Asam karboksilat)Kd ii meeting 5 (tep thp)-rev (1) (Asam karboksilat)
Kd ii meeting 5 (tep thp)-rev (1) (Asam karboksilat)
 
Power point kimia
Power point kimiaPower point kimia
Power point kimia
 
Turunan asam-karbosilath
Turunan asam-karbosilathTurunan asam-karbosilath
Turunan asam-karbosilath
 
Turunan alkana ether
Turunan alkana etherTurunan alkana ether
Turunan alkana ether
 

Ähnlich wie Alkohol eter fenol yy

Turunan alkn (1)
Turunan alkn (1)Turunan alkn (1)
Turunan alkn (1)
Meldy Putra
 
GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI
GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSIGUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI
GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI
fitriannii099
 
Alkohol cuka dan formalin
Alkohol cuka dan formalinAlkohol cuka dan formalin
Alkohol cuka dan formalin
aditgalih
 
Eman ppt organik ii
Eman ppt organik iiEman ppt organik ii
Eman ppt organik ii
echman94
 
Bab10 molekul-molekul organik
Bab10 molekul-molekul organikBab10 molekul-molekul organik
Bab10 molekul-molekul organik
Imo Priyanto
 
Bab11 kimia organik
Bab11 kimia organikBab11 kimia organik
Bab11 kimia organik
ar1f54 sa
 
Gugus fungsi dina adreini
Gugus fungsi dina adreiniGugus fungsi dina adreini
Gugus fungsi dina adreini
dinaadreini87
 

Ähnlich wie Alkohol eter fenol yy (20)

2_3. alkohol, fenol dan eter.pdf
2_3. alkohol, fenol dan eter.pdf2_3. alkohol, fenol dan eter.pdf
2_3. alkohol, fenol dan eter.pdf
 
Gugus fungsi1
Gugus fungsi1Gugus fungsi1
Gugus fungsi1
 
Pertemuan 1. Senyawa Turunan Alkana (Alkohol dan Eter) (1).pptx
Pertemuan 1. Senyawa Turunan Alkana (Alkohol dan Eter) (1).pptxPertemuan 1. Senyawa Turunan Alkana (Alkohol dan Eter) (1).pptx
Pertemuan 1. Senyawa Turunan Alkana (Alkohol dan Eter) (1).pptx
 
Suraiya reaksi alkohol_&_eter
Suraiya reaksi alkohol_&_eterSuraiya reaksi alkohol_&_eter
Suraiya reaksi alkohol_&_eter
 
Turunan alkn (1)
Turunan alkn (1)Turunan alkn (1)
Turunan alkn (1)
 
GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI
GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSIGUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI
GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI GUGUS FUNGSI
 
Tatanama senyawa karbon
Tatanama senyawa karbonTatanama senyawa karbon
Tatanama senyawa karbon
 
Bab 5 senyawa karbon
Bab 5   senyawa karbonBab 5   senyawa karbon
Bab 5 senyawa karbon
 
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
 
Sifat sifat senyawa karbon
Sifat sifat senyawa karbonSifat sifat senyawa karbon
Sifat sifat senyawa karbon
 
Alkohol cuka dan formalin
Alkohol cuka dan formalinAlkohol cuka dan formalin
Alkohol cuka dan formalin
 
Eman ppt organik ii
Eman ppt organik iiEman ppt organik ii
Eman ppt organik ii
 
Bab10 molekul-molekul organik
Bab10 molekul-molekul organikBab10 molekul-molekul organik
Bab10 molekul-molekul organik
 
ALKOHOL.pptx
ALKOHOL.pptxALKOHOL.pptx
ALKOHOL.pptx
 
pertemuan ke 9 KO1.pptx
pertemuan ke 9 KO1.pptxpertemuan ke 9 KO1.pptx
pertemuan ke 9 KO1.pptx
 
Aldehid
AldehidAldehid
Aldehid
 
Aldehid
AldehidAldehid
Aldehid
 
Haloalkana
HaloalkanaHaloalkana
Haloalkana
 
Bab11 kimia organik
Bab11 kimia organikBab11 kimia organik
Bab11 kimia organik
 
Gugus fungsi dina adreini
Gugus fungsi dina adreiniGugus fungsi dina adreini
Gugus fungsi dina adreini
 

Kürzlich hochgeladen

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Alkohol eter fenol yy

  • 1. Created by Didiet D.Laksmana TE&D/2002 Jika Anda tidak berada di depan, pemandangan tidak pernah berubah. 1 Joseph de Gaulle T&E/DL/2002
  • 2. ALKOHOL, FENOL DAN ETER Hadi Poerwono – Achmad Syahrani Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Pustaka: T.W. Graham Solomons, ORGANIC CHEMISTRY, 5th Ed., 1992 2
  • 3. STRUKTUR ALKOHOL Alkohol adalah senyawa yang molekulnya memiliki suatu gugus hidroksil, yang terikat pada suatu atom karbon jenuh. CH3 CH3OH CH3CHCH3 CH3 C CH3 Metanol OH CH3CH2OH 2-Propanol OH (isopropil alkohol) 2-Metil-2-propanol Etanol 3 (tert-butil alkohol)
  • 4. Atom karbon dapat berupa suatu atom karbon dari gugus alkenil atau gugus alkunil. Atau dapat pula berupa suatu atom karbon jenuh dari suatu cincin benzena. CH2OH CH2 CHCH2OH 2-Propenol (alil alkohol) Benzil alkohol Suatu alkohol alilik Suatu alkohol benzilik H C CCH2OH 2-Propunol (propargil alkohol) 4
  • 5. • Senyawa yang memiliki suatu gugus hiroksil, yang terikat langsung pada cincin benzena disebut fenol. OH H3C OH Fenol p-Metilfenol Ar OH Rumus umum suatu fenol 5
  • 6. • Alkohol dapat dilihat secara struktural: a . sebagai turunan hidroksi dari alkana. b . sebagai turunan alkil dari air. • Etil alkohol = etana dimana satu hidrogen diganti dengan gugus hidroksil. • Etil alkohol = air dimana satu hidrogen diganti dengan gugus etil. Gugus etil CH3CH2 H CH3CH3 1090 1050 O O H H Gugus hidroksil Etana Etil alkohol Air 6
  • 7. Alkohol dibagi dalam tiga golongan: a . Alkohol primer (1º) b . Alkohol sekunder (2º) c . Alkohol tersier (3º) • Penggolongan didasarkan pada derajat substitusi dari atom karbon yang langsung mengikat gugus hidroksil. H H H C C O H CH2OH H H Etil alkohol Benzil alkohol (suatu alkohol 10) (suatu alkohol 10) 7
  • 8. • Jika karbon tersebut mengikat satu atom karbon lain, maka disebut karbon primer dan alkoholnya disebut alkohol primer. • Jika karbon yg mengikat gugus -OH juga mengikat dua atom karbon lain, maka disebut karbon sekunder dan alkoholnya disebut alkohol sekunder. • Jika karbon yg mengikat gugus -OH juga mengikat tiga atom karbon lain, maka disebut karbon tersier dan alkoholnya disebut alkohol tersier. 8
  • 9. H H H CH2OH H C C C H H O H Geraniol Isopropil alkohol (alkohol 10 dgn H (suatu alkohol 20) aroma mawar) CH3 Mentol (alkohol 20 dalam OH minyak peppermint) CH H3C CH3 9
  • 10. H OH H C H H3C C CH H H H H H C C C H H O H H H O H Noretindron tert-Butil alkohol (kontrasepsi oral dgn gugus alkohol 30) (suatu alkohol 30) 10
  • 11. Struktur Eter • Eter berbeda dari alkohol, dimana atom oksigen dari suatu eter terikat pada dua atom karbon. Gugus hidrokarbon dapat berupa alkil, alkenil, vinil, atau aril. • Eter memiliki rumus umum R-O-R atau R-O-R’ dimana R’ adalah gugus alkil yang berbeda dari gugus R. • Eter = air dimana kedua atom hidrogen diganti dengan gugus alkil. 11
  • 12. R R’ CH3 O atau O 1100 O R R CH3 Rumus umum suatu eter Dimetil eter H2C CH2 C O C O O Gugus fungsional Etilen oksida Tetrahidrofuran suatu eter (THF) ETER SIKLIK 12
  • 13. TATANAMA ALKOHOL • Dalam Tatanama Substitutif IUPAC, suatu nama harus mengandung empat karakter : lokant, awalan, senyawa induk, dan suatu akhiran. CH3CH2CHCH2CH2CH2OH CH3 4-Metil-1-heksanol lokant awalan lokant induk akhiran 13
  • 14. • Lokant 4 menunjukkan bahwa substituen gugus metil, yang merupakan awalan, terikat pada senyawa induk di posisi C-4. • Senyawa induk mengandung enam atom karbon dan tidak ada ikatan rangkap, jadi induknya adalah heksana. • Dan karena merupakan suatu alkohol, maka memiliki akhiran -ol. • Lokant 1 menunjukkan bahwa C-1 mengikat gugus hidroksil. 14
  • 15. • Secara umum, penomoran pada rantai karbon selalu dimulai dari bagian akhir yang lebih dekat dengan gugus yang mendapat nama sebagai suatu akhiran. • Prosedur berikut harus diikuti untuk memberi nama alkohol sesuai tatanama substitutif IUPAC: 1 Pilih rantai karbon utuh yang terpanjang dimana gugus hidroksil terikat langsung. Ganti nama dari alkana sesuai rantai karbon tersebut dengan menghapus huruf a terakhir dan tambahkan akhiran ol. 15
  • 16. 2 Nomori rantai karbon utuh yang terpanjang sedemikian sehingga atom karbon yang mengikat gugus hidroksil memiliki nomor terkecil. Tandai posisi gugus hidroksil dengan menggunakan nomor tersebut sebagai lokant. Tandai posisi gugus-gugus lain (sebagai awalan) dengan menggunakan nomor yang sesuai dengan posisi masing-masing sepanjang rantai karbon sebagai lokant. 16
  • 17. 3 2 1 1 2 3 4 5 4 3 2 1 CH3CH2CH2OH CH3CHCH2CH3 CH3CHCH2CH2CH2OH 1-Propanol OH CH3 2-Butanol 4-Metil-1-pentanol 3 2 1 CH3 ClCH2CH2CH2OH 1 2 3 4 5 CH3CHCH2CCH3 3-Kloro-1-propanol OH CH3 4,4-Dimetil-2-pentanol 17
  • 18. • Alkohol sederhana sering dinamai dengan nama radikofungsional umum yang juga telah disetujui oleh IUPAC. • Beberapa contoh alkohol sederhana adalah sebagai berikut ini: CH3CH2CH2OH CH3CH2CH2CH2OH CH3CH2CHCH3 Propil alkohol Butil alkohol OH sec-Butil alkohol 18
  • 19. CH3 CH3 CH3 H3C C OH CH3CCH2OH CH3CHCH2OH CH3 Isobutil alkohol CH3 tert-Butil alkohol Neopentil alkohol • Alkohol yang mengandung dua gugus hidroksil umumnya diberi nama glikol. • Dalam sistem substitutif IUPAC alkohol tersebut dinamai sebagai diol. CH2 CH2 CH3CH CH2 CH2CH2CH2 OH OH OH OH OH OH Etilen glikol Propilen glikol Trimetilen glikol 1,2-Etanadiol 1,2-Propanadiol 1,3-Propanadiol 19
  • 20. TATANAMA ETER • Eter sederhana sering dinamai dengan nama radikofungsional umum. • Tuliskan kedua gugus yang terikat pada atom oksigen (sesuai urutan abjad) dan tambahkan kata eter. CH3 CH3OCH2CH3 CH3CH2OCH2CH3 C6H5OC CH3 Etil metil eter Dietil eter CH3 tert-Butil fenil eter 20
  • 21. • Nama substitutif IUPAC harus dipakai untuk menamai eter yang rumit dan senyawa dengan lebih dari satu ikatan eter. • Dalam sistem IUPAC, eter dinamai sebagai alkoksialkana, alkoksialkena, dan alkoksiarena. • Gugus RO- merupakan suatu gugus alkoksi. • Dua eter siklik yang sering dipakai sebagai solven memiliki nama umum tetrahidrofuran (THF) dan 1,4-dioksana. 21
  • 22. CH3CHCH2CH2CH3 CH3CH2O CH3 OCH3 2-Metoksipentana 1-Etoksi-4-metilbenzena O CH3OCH2CH2OCH3 O 1,2-Dimetoksietana Tetrahidrofuran O (oksasiklopentana) Dioksana (1,4-dioksasikloheksana) 22
  • 23. SIFAT FISIK ALKOHOL & ETER • Eter memiliki titik didih yang sebanding dengan hidrokarbon dengan berat molekul yang sama. • Titik didih dietil eter (MW = 74) adalah 34,6ºC, dan pentana (MW = 72) adalah 36ºC. • Alhohol memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan eter atau hidrokarbon yang sebanding. 23
  • 24. • Titik didih butil alkohol (MW = 74) adalah 117,7ºC. • Molekul-molekul alkohol dapat berikatan satu sama lain melalui ikatan hidrogen, sementara eter dan hidrokarbon tidak dapat. • Meskipun demikian, eter juga dapat membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa- senyawa seperti air. 24
  • 25. • Eter memiliki kelarutan dalam air yang sebanding dengan alkohol dengan berat molekul yang sama. • Sangat berbeda bila dibandingkan dengan hidrokarbon. • Dietil eter & 1-butanol memiliki kelarutan yang sama dalam air, sekitar 8 g per 100 mL pada suhu kamar. • Sebaliknya, pentana secara nyata tidak larut dalam air. 25
  • 26. • Metanol, etanol, propil alkohol, isopropil alkohol, dan tert-butil alkohol campur sempurna dengan air. • Butil alkohol, isobutil alkohol, dan sec-butil alkohol memiliki kelarutan antara 8,3 dan 26,0 g per 100 mL. • Kelarutan alkohol dalam air menurun secara bertahap sebanding rantai hidrokarbon yang semakin panjang. • Alkohol rantai panjang bersifat lebih “mirip alkana” dan oleh karena itu kurang mirip dengan air. 26
  • 27. ALKOHOL & ETER PENTING METANOL • Memiliki rumus struktur CH3OH dan adalah alkohol yang paling sederhana. • Dahulu sebagian besar metanol dibuat dari distilasi destruktif kayu (pemanasan kayu pada suhu tinggi tanpa udara) = alkohol kayu (wood alcohol). • Sekarang dibuat melalui hidrogenasi katalitik dari karbon monoksida. 27
  • 28. • Metanol sangat beracun. Konsumsi dalam jumlah yg sangat kecil sekalipun dapat menyebabkan kebutaan; dalam jumlah besar menyebabkan kematian. • Keracunan metanol dapat pula terjadi melalui penghirupan uap atau paparan jangka panjang terhadap kulit. 28
  • 29. ETANOL • Merupakan alkohol dari semua minuman beralkohol. • Dapat dibuat dari fermentasi gula, dengan menambahkan ragi ke dalam campuran gula dan air. • Ragi mengandung enzim yang memicu suatu reaksi berseri yang panjang, dan akhirnya mengubah suatu gula sederhana (C6H12O6) menjadi etanol dan karbon dioksida. 29
  • 30. • Etanol sangat murah, tapi jika digunakan untuk minuman dikenakan pajak yang sangat tinggi. • Etanol yang digunakan untuk keperluan sains (penelitian) dan industri diracuni atau di”denaturasi” sehingga tidak layak untuk diminum. Beberapa denaturant dapat digunakan termasuk metanol. • Etanol adalah senyawa yang penting dalam industri. 30
  • 31. • Sebagian besar etanol untuk keperluan industri dibuat melalui reaksi hidrasi etena dengan katalis asam. • Etanol adalah suatu hipnotik (penidur). Ia menekan aktivitas otak atas meskipun memberi efek ilusi sebagai suatu stimulant. • Etanol juga toksik, tapi kurang toksik dibanding metanol. • Pada tikus (rat), dosis letal adalah 13,7 g per kg berat badan. • Penyalahgunaan etanol menjadi problem di banyak negara. 31
  • 32. ETILEN GLIKOL • Etilen glikol (HOCH2CH2OH) memiliki berat molekul yang rendah dan titik didih yang tinggi, serta campur dengan air. • Sifat ini membuat etilen glikol menjadi suatu antibeku (antifreeze) ideal untuk kendaraan bermotor. 32
  • 33. DIETIL ETER • Berupa suatu cairan dengan titik didih rendah dan mudah terbakar. • Sebagian besar eter bereaksi lambat dengan oksigen melalui suatu reaksi radikal yang disebut auto-oksidasi membentuk hidroperoksida dan peroksida (ekplosif). • Sering digunakan sebagai pelarut ekstraksi. • Dipakai sebagai suatu anestetik (pembius) pada pembedahan. 33
  • 34. Sintesis Alkohol dari Alkena 1 Hidrasi Alkena • Adisi air pada ikatan rangkap alkena dengan katalis asam. • Metode pembuatan alkohol dengan berat molekul rendah (kegunaan utama pada proses industri skala besar). • Katalis asam yg paling sering digunakan: asam sulfat & asam fosfat. 34
  • 35. Reaksi bersifat regioselektif. Adisi air pada alkena mengikuti hukum Markovnikov. Reaksi secara umum sebagai berikut: H+ C C + H OH C C H OH • Sebagai contoh adalah hidrasi 2-metilpropena CH3 CH3 + H H3 C C CH2 + H OH H3 C C CH2 H 250C OH 2-Metilpropena tert-Butil alkohol 35
  • 36. • Sesuai hukum Markovnikov: reaksi tidak menghasilkan alkohol primer, kecuali kasus khusus pada hidrasi etena. H3PO4 H2 C CH2 + H OH CH2 CH2 OH 3000C Mekanisme hidrasi alkena secara sederhana merupakan kebalikan dari reaksi dehidrasi alkohol. 36
  • 37. CH2 CH2 H H lambat H Langkah 1 H3 C C + H O H H3 C C + O H CH3 CH3 CH3 CH3 H H cepat Langkah 2 H3 C C + O H H3 C C O H CH3 CH3 CH3 H CH3 H H cepat Langkah 3 H3C C O H+ O H H3 C C O H + H O H CH3 CH3 37
  • 38. • Tahap penentu kecepatan adalah tahap 1: pembentukan karbokation. • Dihasilkan tert-butil alkohol karena tahap 1 mengarah pada pembentukan kation tert-butil yang lebih stabil dibandingkan kation isobutil yang kurang stabil. CH2 CH2 H H sangat H3 C C + H O H H3C C H + O H lambat CH3 CH3 karbokation 1 0 38
  • 39. • Kerumitan yang terjadi adalah adanya penataan ulang (rearrangement). • Karbokation awal yang terbentuk akan mengalami penataan ulang menjadi suatu karbokation yang lebih stabil. • Jika 3,3-dimetil-1-butena dihidrasi akan dihasilkan 2,3-dimetil-2-butanol sebagai produk utama. 39
  • 40. CH3 OH H2SO4 H3 C C CH CH2 H3 C C CH CH3 H 2O CH3 CH3 CH3 3,3-Dimetil-1-butena 2,3-Dimetil-2-butanol (produk utama) • Adanya penataan ulang karbokation membatasi penggunaan hidrasi alkena sebagai suatu metode laboratoris untuk pembuatan alkohol. 40
  • 41. 2 Reaksi Oksimerkurasi-Demerkurasi • Reaksi dua tahap yang sangat berguna untuk mensintesis alkohol dari alkena. • Alkena bereaksi dgn Hg(OAc)2 dalam campuran THF dan air menghasilkan senyawa merkuri(hidroksialkil). • Senyawa merkuri(hidroksialkil) dapat direduksi oleh natrium borohidrida menjadi alkohol. • Persentase hasil reaksi keseluruhan >90% dengan regioselektifitas yang tinggi. 41
  • 42. O O THF C C + H2O + Hg OCCH3 2 C C O + CH3COH oksimerkurasi OH Hg OCCH3 O C C O + OH + NaBH4 C C + Hg + CH3CO demerkurasi OH Hg OCCH3 OH H • Pada tahap 1, oksimerkurasi: air dan merkuri asetat mengadisi ikatan rangkap. • Pada tahap 2, demerkurasi: natrium borohidrida mereduksi gugus asetoksimerkuri dan menggantinya dengan hidrogen. 42
  • 43. • Kedua langkah tersebut dapat dilakukan dalam bejana yang sama. • Kedua reaksi berlangsung sangat cepat pada suhu ruangan atau dibawahnya. • Tahap 1: biasanya mencapai kesempurnaan dalam kurun waktu 20 detik – 10 menit. • Tahap 2: secara normal membutuhkan waktu kurang dari 1 jam. • Orientasi adisi H2O di atas mengikuti aturan Markovnikov: atom H dari H2O terikat pada atom karbon ikatan rangkap yang mengikat atom H lebih banyak. 43
  • 44. Hg(OAc)2 NaBH4 CH3(CH2 )2 CH CH2 CH3 (CH2 )2 CH CH2 THF - H2O OH (15 s) OH HgOAc (1h) 1-Pentena CH3(CH2 )2 CHCH3 + Hg OH 2-Pentanol (93%) CH3 H3 C OH H3C OH Hg(OAc)2 HgOAc NaBH4 + Hg THF - H2O H OH (20 s) (6 min) 1-Metilsiklopentanol 1-Metilsiklopentena 44
  • 45. • Penataan-ulang rangka karbon jarang terjadi pada oksimerkurasi-demerkurasi. • Dicontohkan pada reaksi oksimerkurasi- demerkurasi dari 3,3-dimetil-1-butena yang menghasilkan 3,3-dimetil-2-butanol sebagai produk utama. CH3 CH3 (1) Hg(OAc)2/THF - H 2O H3C C CH CH2 H3 C C CH CH3 - (2) NaBH4, OH CH3 CH3 OH 3,3-Dimetil-1-butena 3,3-Dimetil-2-butanol (94%) 45
  • 46. 3 Reaksi Hidroborasi - Oksidasi • Adisi elemen air pada suatu ikatan rangkap dapat pula dilakukan di laboratorium dengan menggunakan diboran atau THF : BH3. • Adisi air adalah bersifat tidak langsung dan melibatkan dua tahap reaksi. • Pertama adalah adisi boran pada ikatan rangkap yang disebut hidroborasi. • Kedua adalah oksidasi dan hidrolisis senyawa antara organoboron menghasilkan suatu alkohol dan asam borat. 46
  • 47. Lebih tersubstitusi Kurang tersubstitusi CH3CH CH2 CH3CH CH2 CH3 CHCH2 BH2 (CH3 CH2CH2)2BH Propena H CH3CH CH2 + (Faktor sterik) H BH2 Tripropilboran (CH3 CH2CH2)3B • Atom boron terikat pada atom karbon ikatan rangkap yang kurang tersubstitusi, dan satu atom hidrogen berpindah dari atom boron ke atom karbon lain dari ikatan rangkap. • Hidroborasi bersifat regioselektif dan mengikuti aturan anti Markovnikov. 47
  • 48. • Alkilboran yang dihasilkan pada tahap hidroborasi biasanya tidak diisolasi. • Dalam bejana yang sama, alkilboran dioksidasi dan dihidrolisis menghasilkan alkohol dengan penambahan hidrogen peroksida dalam suatu larutan basa. H2O2 (CH3CH2 CH2)3B 3 CH3 CH2 CH2OH + Na3 BO3 NaOH, 250C Propil alkohol 48
  • 49. • Oksimerkurasi-demerkurasi dari 1-heksena menghasilkan 2-heksanol (Markovnikov). • Hidroborasi-oksidasi dari 1-heksena menghasilkan 1-heksanol (anti-Markovnikov). H3O+, H2O CH3CH2 CH2 CH2 CH CH2 CH3 CH2 CH2 CH2 CHCH3 OH 1-Heksena 2-Heksanol (1) THF:BH3 CH3CH2 CH2 CH2 CH CH2 - CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 CH2 OH (2) H2O2, OH 1-Heksena 1-Heksanol (90%) 49
  • 50. Reaksi-reaksi Alkohol • Atom oksigen dari suatu alkohol mem- polarisasi ikatan C–O dan ikatan O–H dari alkohol tersebut. • Polarisasi ikatan O–H menyebabkan atom hidrogen bermuatan positif parsial, dan hal ini menjelaskan mengapa alkohol bersifat asam lemah. • Polarisasi ikatan C–O menyebabkan atom karbon bermuatan positif parsial. δ− O C H + δ δ+ 50
  • 51. • Jadi meskipun OH¯ bukan basa kuat dan bukan gugus pergi yang baik, namun atom karbon dari alkohol bersifat reaktif terhadap serangan nukleofilik. • Pasangan elektron pada atom oksigen membuatnya bersifat basa dan nukleofilik. • Protonasi alkohol mengubah suatu gugus pergi yang buruk (OH¯) menjadi gugus pergi yang baik (H2O). H C O H + H A C O H + A Alkohol Asam kuat Alkohol terprotonasi 51
  • 52. • Protonasi juga membuat atom karbon lebih positif (karena –H2O+ lebih bersifat penarik elektron daripada –OH¯), dan oleh karena itu menjadi lebih reaktif terhadap serangan nukleofilik. Reaksi SN2 menjadi mungkin. H H SN 2 Nu + C O H Nu C + O H Alkohol terprotonasi 52
  • 53. • Karena alkohol adalah nukleofil, maka alkohol dapat bereaksi dengan alkohol terprotonasi. Ini menjadi langkah penting dalam sintesis eter. H H SN 2 R O + C O H R O C + O H H H Eter terprotonasi Pada suhu yang cukup tinggi dan tanpa kehadiran suatu nukleofil yang baik, maka alkohol terprotonasi dapat menjalani reaksi eliminasi E1. 53
  • 54. • Alkohol sebagai asam • Alkohol memiliki keasaman yang mirip dengan air. • Metanol sedikit lebih asam dibanding air (pKa = 15,7). Namun hampir semua alkohol adalah asam yang lebih lemah dari air. • Pada alkohol tanpa halangan ruang, molekul air akan melingkupi dan mensolvasi oksigen negatif dari ion alkoksida yang terbentuk jika suatu alkohol melepaskan sebuah proton. H H R O H O H R O + H O H Ion alkoksida Alkohol (terstabilkan oleh solvasi) 54
  • 55. • Pada alkohol dengan halangan ruang besar, solvasi ion negatif (alkoksida) terhambat sehingga ion alkoksida kurang terstabilkan dan menjadi asam yang lebih lemah. Harga pK a beberapa asam lemah ASAM pK a CH3 OH 15,5 H2 O 15,74 CH3 CH2 OH 15,9 (CH3 )3 COH 18,0 HC CH 25 H2 35 NH3 38 CH3 CH3 50 55
  • 56. • Alkohol bersifat asam yang lebih kuat dibandingkan dengan alkuna, dan sangat lebih kuat dibandingkan dengan hidrogen, amonia dan alkana. • Keasaman relatif : H2O > ROH > RC ≡CH > H2 > NH3 > RH • Basa konjugat dari alkohol adalah suatu ion alkoksida. • Karena sebagian besar alkohol adalah asam yang lebih lemah dibanding air, maka ion alkoksida adalah basa yang lebih kuat dibanding ion hidroksida. • Kebasaan relatif : R¯ > NH2¯ > H¯ > RC ≡C¯ > RO¯ > OH¯ • Natrium dan kalium alkoksida sering dipakai sebagai basa dalam sintesis organik. 56
  • 57. Konversi Alkohol menjadi Alkil halida • Alkohol bereaksi dengan bermacam pereaksi menghasilkan alkil halida. • Pereaksi yang paling sering digunakan adalah hidrogen halida (HCl, HBr, atau HI), fosfor tribromida (PBr3), dan tionil klorida (SOCl2). • Semua reaksi di atas merupakan hasil dari pemutusan ikatan C–O dari alkohol. 57
  • 58. 1 Reaksi alkohol dengan hidrogen halida • Jika alkohol bereaksi dengan suatu hidrogen halida, maka terjadi suatu reaksi substitusi menghasilkan suatu alkil halida dan air. • Urutan reaktivitas dari hidrogen halida adalah HI HBr HCl (HF umumnya tidak reaktif). • Urutan reaktivitas alkohol: 3º 2º 1º metil. • Reaksi ini dikatalisis oleh asam. • Alkohol primer dan sekunder dapat dikonversi menjadi alkil klorida dan alkil bromida melalui reaksi alkil halida dengan natrium halida dan asam sulfat. 58
  • 59. Langkah 1 CH3 H CH3 H cepat H3C C O H + H O H H3C C O H + O H CH3 CH3 H Langkah 2 CH3 H CH3 H lambat H3C C O H H3C C + O H CH3 CH3 Langkah 3 CH3 CH3 cepat H3C C + Cl H3C C Cl CH3 CH3 59
  • 60. 2 Reaksi alkohol dengan PBr3 • Alkohol primer dan sekunder bereaksi dengan fosfor tribromida menghasilkan alkil bromida. • Tidak seperti reaksi dengan HBr, reaksi dengan PBr3 tidak melibatkan pembentukan karbokation. • Biasanya berlangsung tanpa penataan-ulang dari kerangka karbon. • Sering menjadi pereaksi terpilih untuk mengubah suatu alkohol menjadi alkil bromida yang bersesuaian. • Reaksi diawali dengan terbentuknya suatu alkil dibromofosfit terprotonasi. 60
  • 61. 3R OH + PBr3 3R Br + H3 PO3 (10 atau 20) RCH2 OH + Br P Br R CH2 O PBr2 + Br Br H alkil dibromofosfit terprotonasi Br + RCH2 OPBr2 RCH2Br + HOPBr2 H Gugus pergi yang baik • HOPBr2 dapat bereaksi dengan lebih banyak alkohol sehingga hasil akhir dari reaksi adalah konversi 3 mol alkohol menjadi alkil bromida oleh 1 mol fosfor 61 tribromida.
  • 62. 3 Reaksi alkohol dengan SOCl2 • Tionil klorida mengubah alkohol primer dan sekunder menjadi alkil klorida (biasanya tanpa penataan-ulang). • Sering ditambahkan suatu amina tersier ke dalam reaksi untuk memacu reaksi melalui reaksinya dengan HCl. • Reaksi diawali dengan terbentuknya suatu alkil klorosulfit. • Kemudian suatu ion klorida (hasil reaksi R3N dan HCl) melakukan substitusi SN2 terhadap suatu gugus pergi yang baik ClSO2¯. 62
  • 63. refluks R OH + SOCl2 R Cl + SO2 + HCl (10 atau 20) R3 N + HCl R3 NH + ClH H Cl RCH2 OH + Cl S Cl RCH2 O S RCH2 O S Cl O Cl O O alkil klorosulfit + HCl • Dekomposisi ClSO2¯ menjadi gas SO2 dan ion Cl¯ mendorong kesempurnaan reaksi. Cl + RCH2 O S Cl RCH2Cl + O S Cl RCH2Cl + SO2 + Cl O O 63
  • 64. Sintesis Eter 1 Dehidrasi alkohol • Alkohol mengalami dehidrasi membentuk alkena (lihat Bab Alkena). • Alkohol primer dapat juga terdehidrasi membentuk eter. • Dehidrasi menghasilkan eter berlangsung pada suhu yang lebih rendah dibanding reaksi dehidrasi membentuk alkena. • Dehidrasi menghasilkan eter dibantu dengan distilasi eter segera setelah terbentuk. 64
  • 65. • Dietil eter dibuat secara komersial melalui reaksi dehidrasi etanol. • Dietil eter adalah produk utama pada suhu 140ºC, sedangkan etana adalah produk utama pada suhu 180ºC. • Reaksi ini kurang berguna pada alkohol sekunder karena alkena mudah terbentuk. • Pada alkohol tersier sepenuhnya terbentuk alkena. • Tidak berguna pada pembuatan eter non- simetrik dari alkohol primer karena terbentuk campuran produk. 65
  • 66. H2SO4 CH2 CH2 180 0C Etena CH3CH2OH H2SO4 CH3CH2 OCH 2 CH3 140 0C Dietil eter CH3CH2 OH + H OSO3H CH3 CH2 OH2 + OSO3H CH3CH2OH + CH3 CH2 OH2 CH3CH2 O CH2CH3 + H2O H CH3 CH2OCH 2CH3 + H3O ROR + ROH + R'OH ROR' + H2O H2SO4 + alkohol 10 R'OR' 66
  • 67. 2 Sintesis Williamson • Suatu jalur penting pada preparasi eter non- simetrik adalah suatu reaksi substitusi nukleofilik yang disebut reaksi Williamson. • Merupakan reaksi SN2 dari suatu natrium alkoksida dengan alkil halida, alkil sulfonat, atau alkil sulfat. • Hasil terbaik dicapai jika alkil halida, alkil sulfonat, atau alkil sulfat yang dipakai adalah primer (atau metil). • Jika substrat adalah tersier maka eliminasi sepenuhnya merupakan produk reaksi. • Pada suhu rendah substitusi lebih unggul dibanding dengan eliminasi. 67
  • 68. R O Na + R' L R O R' + Na L L = Br, I, OSO2R, atau OSO2 OR CH3CH2CH2OH + Na CH3CH2 CH2O Na + 1/2 H2 Propil alkohol Natrium propoksida CH3CH2I CH3CH2 OCH 2CH2CH3 + Na I Etil propil eter (70%) 68
  • 69. 3 Tert-butil eter dari alkilasi alkohol • Alkohol primer dapat diubah menjadi tert-butil eter dengan melarutkan alkohol tersebut dalam suatu asam kuat seperti asam sulfat dan kemudian ditambahkan isobutilena ke dalam campuran tersebut. (Prosedur ini meminimalkan dimerisasi dan polimerisasi dari isobutilena). CH3 H2SO4 RCH2 OH + CH2 CCH3 RCH2 O CCH3 CH3 CH3 Alkohol 10 Isobutilena tert-butil eter 69
  • 70. • Metode ini sering dipakai untuk “proteksi” gugus hidroksil dari alkohol primer sewaktu reaksi-reaksi lainnya dilakukan terhadap bagian lain dari molekul tersebut. Gugus proteksi tert-butil dapat dihilangkan secara mudah dengan penambahan larutan asam encer. 4 Trimetilsilil eter (Sililasi) • Suatu gugus hidroksil juga diproteksi dalam larutan netral atau basa dengan mengubahnya menjadi suatu gugus trimetilsilil eter, – OSi(CH3)3. 70
  • 71. • Reaksi ini, yang disebut sililasi, dilakukan dengan membiarkan alkohol tersebut bereaksi dengan klorotrimetilsilana dengan kehadiran suatu amina tersier. (CH3CH2)3N R OH + (CH3)3SiCl R O Si(CH3)3 Klorometilsilana Gugus proteksi ini dapat dihilangkan dengan suatu larutan asam. H3O+ / H2O R O Si(CH3)3 R OH + (CH3)3SiOH 71
  • 72. • Pengubahan suatu alkohol menjadi suatu trimetilsilil eter membuat senyawa tersebut lebih volatil (mudah menguap). (Mengapa?) • Kenaikan volatilitas (sifat mudah menguap) ini menjadikan alkohol (sebagai bentuk trimetilsilil-nya) lebih memungkinkan untuk menjalani analisis dengan kromatografi gas- cair. 72
  • 73. Reaksi-reaksi Eter • Dialkil eter bereaksi dengan sedikit pereaksi diluar asam-asam. • Eter tahan terhadap serangan nukleofil dan basa. • Ketidakkreaktifan dan kemampuan eter men- solvasi kation (dengan mendonorkan sepasang elektron dari atom oksigen) membuat eter berguna sebagai solven dari banyak reaksi. 73
  • 74. • Eter mengalami reaksi halogenasi seperti alkana. • Oksigen dari ikatan eter memberi sifat basa. • Eter dapat bereaksi dengan donor proton membentuk garam oksonium. CH3CH2OCH 2 CH3 + HBr CH3 CH2 O CH2CH3 Br H Garam oksonium Pemanasan dialkil eter dengan asam-asam sangat kuat (HI, HBr, H2SO4) menyebabkan eter mengalami reaksi dimana ikatan ikatan karbon – oksigen pecah. 74
  • 75. CH3CH2OCH 2CH3 + HBr 2 CH3CH2Br + H2O • Mekanisme reaksi ini dimulai dari pembentukan suatu ion oksonium. Kemudian suatu reaksi SN2 dengan ion bromida yang bertindak sebagai nukleofil akan menghasilkan etanol dan etil bromida. CH3CH2OCH 2 CH3 + HBr CH3 CH2 O CH2 CH3 + Br H CH3CH2O + CH3 CH2 Br H Etanol Etil bromida 75
  • 76. • Pada tahap selanjutnya, etanol yang baru terbentuk bereaksi dengan HBr membentuk satu mol ekivalen etil bromida yang ke dua. CH3 CH2OH + HBr Br + CH3 CH2 O H H CH3 CH2 Br + O H H 76
  • 77. Epoksida • Epoksida adalah eter siklik dengan cincin tiga anggota. Dalam tatanama IUPAC, epoksida disebut oksirana. Epoksida paling sederhana memiliki nama umum etilena oksida. 2 3 C C H2 C CH2 1 O O Suatu IUPAC: Oksirana epoksida Umum: Etilena oksida 77
  • 78. • Metode yang paling umum digunakan untuk mensintesa epoksida adalah reaksi dari suatu alkena dengan suatu asam peroksi organik, yaitu suatu proses yang disebut epoksidasi. O O Epoksidasi RCH CHR + R'C O OH RHC CHR + R'C OH Suatu alkena Suatu asam O peroksi Suatu epoksida (atau oksirana) Dalam reaksi ini, asam peroksi memberikan suatu atom oksigen kepada alkena. Mekanismenya adalah seperti berikut ini. 78
  • 79. O R' O R' C C C C + O O + C O C O H H • Adisi oksigen pada ikatan rangkap dalam suatu reaksi epoksidasi adalah adisi syn. Untuk membentuk suatu cincin dengan tiga anggota, atom oksigen harus mengadisi kedua atom karbon dari ikatan rangkap pada sisi yang sama. 79
  • 80. • Asam peroksi yang paling umum digunakan adalah asam peroksiasetat dan asam peroksibenzoat. Sebagai contoh, sikloheksana bereaksi dengan asam peroksibenzoat menghasilkan 1,2-epoksi- sikloheksana dalam jumlah yang kuantitatif. O H O + C6 H5COOH O + C6 H5COH CH2Cl2 H Asam 1,2-Epoksi- peroksibenzoat sikloheksana (100%) 80
  • 81. • Reaksi antara alkena dengan asam-asam peroksi berlangsung dengan suatu cara yang stereospesifik. Sebagai contoh, cis-2-butena hanya menghasilkan cis-2,3-dimetiloksirana, sedangkan trans-2-butena hanya menghasilkan trans-2,3-dimetiloksirana. H3 C H CH3 O 3 C + RCOOH H3 C H C 2 O 1 H3 C H H cis-2-Butena cis-2,3-Dimetiloksirana (senyawa meso) H3 C H CH3 CH3 O C + RCOOH H H + H H C H CH3 O O CH3 CH3 81 trans-2-Butena Enantiomer trans-2,3-Dimetiloksirana
  • 82. Reaksi-reaksi Epoksida • Cincin tiga anggota dengan tegangan (strain) yang sangat tinggi dalam molekul epoksida menyebabkan epoksida lebih reaktif terhadap substitusi nukleofilik dibandingkan dengan eter yang lain. • Katalisis asam membantu pembukaan cincin epoksida dengan menyediakan suatu gugus pergi yang lebih baik (suatu alkohol) pada atom karbon yang mengalami serangan nukleofilik. 82
  • 83. • Katalisis ini sangat penting terutama jika nukleofilnya adalah suatu nukleofil lemah seperti air atau suatu alkohol: ¤ Pembukaan cincin dengan katalis asam + H+ H O H C C C C HO C C O H _ H+ O O H H _ H+ HO C C OH 83
  • 84. • Pembukaan cincin dengan katalis basa ROH RO + C C RO C C O HO C C OH Nukleofil O Ion kuat alkoksida + RO Jika epoksidanya tidak simetris, serangan pembukaan cincin dengan katalis basa oleh ion alkoksida berlangsung terutama pada atom karbon yang kurang tersubstitusi. Sebagai contoh, metiloksirana bereaksi dengan suatu ion alkoksida terutama pada atom karbon primernya: 84
  • 85. Atom karbon 10 kurang terhalangi CH3CH2OH CH3CH2O + H2 C CHCH3 CH3CH2OCH 2CHCH3 O O Metiloksirana CH3CH2OCH 2CHCH3 + CH3CH2 O OH 1-Etoksil-2-propanol • Ini adalah apa yang seharusnya diharapkan: Reaksi secara keseluruhan adalan reaksi SN2, dan seperti telah dipelajari sebelumnya, substrat primer bereaksi lebih cepat melalui reaksi SN2 karena halangan ruangnya kecil. 85
  • 86. • Pada pembukaan cincin dengan katalis asam dari epoksida tidak simetris, serangan nukleofil terutama terjadi pada atom karbon yang lebih tersubstitusi. Sebagai contoh: CH3 CH3 H+ CH3OH + H3 C C CH2 H3 C C CH2 OH O OCH3 Alasan: Ikatan pada epoksida terprotonasi adalah tidak simetris dengan atom karbon yang lebih tersubstitusi mengemban suatu muatan yang positif sekali. Oleh karena itu, nukleofil menyerang atom karbon tersebut meskipun lebih tersubstitusi. 86
  • 87. Atom karbon ini menyerupai karbokation 30 CH3 CH3 δ+ H+ CH3OH + H3C C CH2 H3C C CH2OH O δ+ OCH3 H H Epoksida terprotonasi • Atom karbon yang lebih tersubstitusi mengemban suatu muatan positif lebih besar karena menyerupai suatu karbokation tersier yang lebih stabil. 87
  • 88. H3 C CH3 O O O O O CH3 O CH3 O CH3 H3 C O O O O O CH3 CH3 Nonactin 88
  • 89. STRUKTUR FENOL • Fenol adalah senyawa yang memiliki sebuah gugus hidroksil yang terikat langsung pada cincin benzena. • Jadi fenol adalah nama spesifik untuk hidroksibenzena dan merupakan nama umum untuk kelompok senyawa yang diturunkan hidroksi benzena. OH H3C OH Fenol 4-Metilfenol 89
  • 90. • Senyawa-senyawa yang memiliki sebuah gugus hidroksil yang terikat pada cincin benzenoid polisiklik adalah mirip dengan fenol secara kimiawi, tetapi dinamakan naftol dan fenantrol. 7 6 8 5 OH 9 OH 8 1 10 7 OH 4 2 6 3 3 1 5 4 2 1-Naftol 2-Naftol 9-Fenantrol (α-naftol) 90
  • 91. TATANAMA FENOL • Pada banyak senyawa, fenol merupakan nama dasar. Cl Br NO2 OH OH OH 4-Klorofenol 2-Nitrofenol 3-Bromofenol (p-klorofenol) (o-nitrofenol) (m-bromofenol) 91
  • 92. • Senyawa metilfenol umumnya disebut kresol: CH3 CH3 CH3 OH OH OH 2-Metilfenol 3-Metilfenol 4-Metilfenol (o-kresol) (m-kresol) (p-kresol) Senyawa benzenadiol memiliki nama umum: OH OH OH OH OH OH 1,2-Benzenadiol 1,3-Benzenadiol 1,4-Benzenadiol 92 (katekol) (resorsinol) (hidrokuinon)
  • 93. Fenol yang terdapat di alam • Fenol dan senyawa sejenisnya tersebar meluas di alam. • Tirosina adalah asam amino yang terdapat dalam protein. • Metil salisilat didapatkan dalam wintergreen oil (tumbuhan). • Eugenol didapatkan dalam minyak cengkeh. • Timol didapatkan dalam thyme (tumbuhan). • Urushiol adalah blistering agent (vesicant) yang didapatkan dalam ivy (tumbuhan) beracun. 93
  • 94. HO CH2CHCO2- Tirosina NH3+ CO2CH3 CH2CH CH2 CH3 OH OCH3 OH OH CH(CH3)2 Metil salisilat Eugenol Timol OH R= (CH2 )14CH3 OH (CH2 )7 CH CH(CH2)5 CH3 (CH2 )7 CH CHCH2 CH CH(CH2 )2CH3 R 94 Urushiol
  • 95. • Estradiol adalah hormon seks pada wanita. • Tetrasiklin adalah antibiotika penting. OH H3 C OH O OH O OH CONH2 H OH H H Y CH3 H HO Z N(CH3)2 HO Estradiol Tetrasiklin (Y=Cl, Z=H; Aureomisin) (Y=H, Z=OH; Teramisin) 95
  • 96. SIFAT FISIK FENOL • Adanya gugus hidroksil dalam fenol berarti fenol adalah seperti alkohol yang dapat membentuk ikatan hidrogen intermolekular yang kuat. • Ikatan hidrogen ini menyebabkan fenol berasosiasi sehingga memiliki titik didih yang lebih tinggi dibanding hidrokarbon dengan berat molekul yang sama. • Fenol (bp, 182ºC) memiliki titik didih 70ºC lebih tinggi dibanding toluena (bp, 106ºC), meskipun berat molekulnya hampir sama. 96
  • 97. • Kemampuan membentuk ikatan hidrogen yang kuat dengan air memberi fenol kelarutan yang sedang dalam air. Kelarutan dalam air Nama mp (0C) bp (0C) g/100 mL Fenol 43 182 9,3 2-Metilfenol 30 191 2,5 3-Metilfenol 11 201 2,6 4-Metilfenol 35,5 201 2,3 2-Klorofenol 8 176 2,8 3-Klorofenol 33 214 2,6 4-Klorofenol 43 220 2,7 2-Nitrofenol 45 217 0,2 3-Nitrofenol 96 1,4 4-Nitrofenol 114 1,7 2,4-Dinitrofenol 113 0,6 97 2,4,6-Trinitrofenol 122 1,4
  • 98. SINTESIS FENOL 1 Sintesis Laboratoris • Sintesis fenol secara laboratoris yang paling penting adalah hidrolisis garam arenadiazonium. • Metode ini sangat serbaguna. • Kondisi untuk tahap diazotasi dan hidrolisis bersifat mild. • Gugus lain yang ada dalam molekul tidak berubah. HONO + H3O+ Ar NH2 Ar N2 Ar OH panas 98
  • 99. NH2 OH (1) NaNO2, H2SO 4 0 - 5 0C (2) H 2O, panas Br Br 3-Bromofenol (66%) NH2 OH (1) NaNO2, H2SO 4 0 - 5 0C (2) H 2O, panas NO2 NO2 3-Nitrofenol (80%) NH2 OH (1) NaNO2, H2SO 4 Br Br 0 - 50C (2) H2O, panas CH3 CH3 99 2-Bromo-4-metilfenol (80-92%)
  • 100. 2 Sintesis Industrial • Fenol merupakan bahan kimia industri yang sangat penting, sebagai material awal untuk sejumlah besar produk komersial mulai dari aspirin sampai plastik. a Hidrolisis Klorobenzena (Proses Dow) Cl ONa 350 0C + 2 NaOH + NaCl + H2 O (high pressure) ONa OH HCl + NaCl 100
  • 101. b Fusi Alkali dari Natrium Benzenasulfonat SO3Na ONa 3500C + 2 NaOH + Na2SO4 + H2O Dari Kumena Hidroperoksida H3C CH3 CH 2500C + H2C CHCH3 H3PO4 pressure Kumena 101
  • 102. CH3 CH3 95-1350C C 6H5 CH + O2 C 6H5 C O O H CH3 CH3 Kumena hidroperoksida CH3 CH3 + H , H2 O C6H5 C O O H C 6H5OH + C O 0 50-90 C CH3 CH3 Fenol Aseton 102
  • 103. REAKSI FENOL SEBAGAI ASAM • Meskipun fenol secara struktural mirip dengan alkohol tapi fenol merupakan asam yang lebih kuat. • Harga pKa kebanyakan alkohol adalah 18, sedangkan pKa fenol lebih kecil dari 11. • Bandingkan sikloheksanol dan fenol. OH OH Sikloheksanol Fenol pKa = 18 pKa = 9,89 103
  • 104. • Meskipun fenol bersifat asam lemah bila dibanding dengan asam karboksilat misal asam asetat (pKa = 4,74), namun fenol lebih asam daripada sikloheksanol. • Cincin benzena bertindak sebagai gugus penarik elektron sehingga atom O dari gugus – OH bermuatan positif dan proton mudah dilepaskan. H H H H H O O O O O Struktur resonansi fenol 104
  • 105. • Tetapan keasaman beberapa fenol pK a Nama (dalam air pada 250C) Fenol 9,89 2-Metilfenol 10,20 3-Metilfenol 10,01 4-Metilfenol 10,17 2-Klorofenol 8,11 3-Klorofenol 8,80 4-Klorofenol 9,20 2-Nitrofenol 7,17 3-Nitrofenol 8,28 4-Nitrofenol 7,15 2,4-Dinitrofenol 3,96 2,4,6-Trinitrofenol 0,38 1-Naftol 9,31 2-Naftol 9,55 105
  • 106. ♠ Membedakan dan memisahkan fenol dari alkohol dan asam karboksilat • Fenol larut dalam larutan NaOH, sedangkan alkohol dengan enam atom karbon atau lebih tidak larut. • Sebagian besar fenol tidak larut dalam larutan Na2HCO3, tapi asam karboksilat larut. H2O OH + NaOH O Na + H2O Asam lebih kuat Basa lebih kuat Basa lebih lemah Asam lebih lemah pKa = 10 (larut) pKa = 16 (sedikit larut) 106
  • 107. Reaksi Gugus O–H dari Fenol • Fenol bereaksi dengan anhidrida karboksilat dan klorida asam membentuk ester. • Reaksi ini serupa dengan reaksi dari alkohol. O O O RC 2O OH basa O CR + RCO O O RCCl OH O CR + Cl basa 107
  • 108. • Fenol dalam Sintesis Williamson • Fenol dapat diubah menjadi eter melalui sintesis Williamson. • Karena fenol lebih asam dibanding alkohol, maka fenol diubah menjadi natrium fenoksida dengan memakai NaOH (logam Na dipakai untuk mengubah alkohol menjadi ion alkoksida). Reaksi Umum NaOH R X ArOH ArO Na ArOR + NaX X = Cl, Br, I, OSO 2OR atau OSO 2R' 108
  • 109. Contoh spesifik OH O Na OCH2 CH3 NaOH CH3 CH2 I + NaI OH OH OH OH O Na OCH3 NaOH CH3OSO2OCH3 + NaOSO2OCH3 H 2O Anisol (Metoksibenzena) 109
  • 110. Pemutusan Alkil Aril Eter • Jika dialkil eter dipanaskan dengan HBr atau HI berlebih, maka terjadi pemutusan eter dan dihasilkan alkil halida dari kedua gugus alkil. HX pekat R O R panas R X + R' X + H 2O Jika alkil aril eter bereaksi dengan asam kuat seperti HI dan HBr akan menghasilkan suatu alkil halida dan fenol. 110
  • 111. • Fenol tidak akan bereaksi lebih lanjut untuk menghasilkan aril halida karena ikatan karbon – oksigen sangat kuat dan karena kation fenil tidak mudah terbentuk. Reaksi Umum HX pekat Ar O R panas Ar OH + R X Contoh spesifik H 2O H3C OCH3 + HBr H3C OH + CH3Br p-Metilanisol 4-Metilfenol Metil bromida HBr 111 no reaction
  • 112. Reaksi Cincin Benzena dari Fenol • Brominasi OH OH Br Br + 3 Br2 + 3 HBr H2O Br 2,4,6-Tribromofenol (~ 100%) OH OH 5 0C + Br2 + HBr CS2 Br p-Bromofenol 112 (80-84%)
  • 113. • Nitrasi • Hasil relatif rendah karena oksidasi cincin. • Dihasilkan campuran o- dan p-nitrofenol. • Isomer orto dan para dipisahkan dengan distilasi uap air. o- Nitrofenol lebih mudah menguap karena ikatan hidrogennya adalah intramolekular. • p-Nitrofenol lebih sukar menguap karena memiliki ikatan hidrogen intermolekular yang menyebabkan asosiasi antar molekulnya. • o-Nitrofenol terdistilasi bersama uap air, sedangkan p-nitrofenol tertinggal dalam labu distilasi. OH OH OH NO2 20% HNO3 + 0 25 C NO2 (30-40%) 15% 113
  • 114. • Sulfonasi OH SO3H 250C Produk utama, kontrol kecepatan OH H2SO4 H2SO4, pekat, pekat OH 1000C Produk utama, kontrol kesetimbangan 114 SO3H
  • 115. • Reaksi Kolbe • Natrium fenoksida mengabsorpsi CO2 dan dipanaskan pada 125ºC di bawah tekanan beberapa atmosfer CO2. O Na O O H C C O Na tautomerisasi - H+, + H+ O O O H O H C O Na C OH O O H+ Natrium salisilat Asam salisilat 115
  • 116. Penataan-ulang Claisen • Pemanasan alil fenil eter sampai 200ºC menyebabkan suatu reaksi intermolekuler yang dinamakan penataan-ulang Claisen. Produk yang dihasilkan adalah o-alilfenol. OCH 2CH CH2 OH CH2CH CH2 2000C Alil fenil eter o-Alilfenol H2C H2C CH2 O CH O CH OH CH CH2 CH2 CH2 tautomerisasi H - H+, + H+ 116 Intermediat tidak stabil
  • 117. Kuinon (Quinon) • Oksidasi hidrokuinon (1,4-benzenadiol) menghasilkan suatu senyawa yang dikenal sebagai p-benzokuinon. • Vitamin K1, yang berperan pada pembekuan darah, mengandung struktur 1,4-naftokuinon. OH O - 2e- + 2 H+ + 2e- OH O Hidrokuinon p-Benzokuinon O O CH3 CH3 CH2CH C(CH2 CH2 CH2CH)3CH 3 CH3 O O 117 1,4-Naftokuinon Vitamin K1

Hinweis der Redaktion

  1. 04/04/12