Dokumen tersebut membahas tentang tantangan pengembangan statistik. Statistik diperlukan untuk memandu berbagai aspek kehidupan seperti pembangunan, kesehatan, pendidikan. Namun, pengembangan statistik masih menghadapi tantangan seperti keterbatasan indikator baru dan inovasi untuk mengukur perubahan sosial dan ekonomi. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya statistik dalam mengukur dan memahami perkemb
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Tantangan pengembangan statistik semarang
1. Tantangan Pengembangan Statistik
Kresnayana Yahya
Email : kresna49@yahoo.com
Blog: http://www.kresnayana.com
1
kresnayana yahya, pengembangan statistik,
semarang 14 september 2013
Statistik pembangun Knowledge
4. Perkembangan pemanfaatan
Statistik
• Tidak ada bagian kehidupan yang tidak membutuhkan
Informasi Statistik
• Setiap process membutuhkan data statistik secara
terancang dengan kepastian tujuan dan
memperhitungkan sumber variasinya
• Makin berkembangnya IT, Internet maka
pelipatgandaan manfaat statistik menjadi makin luar
biasa
• Kepekaan dan kemampuan berpikir statistik menjadi
andalan dalam kehidupan
4
kresnayana yahya, pengembangan
statistik, semarang 14 september 2013
5. Pengembangan statistik
• Makin mengarah pada process pengukuran
setiap perubahan social, ekonomi, technology
• Ketertinggalan utama karena tidak banyak
kemajuan dan Innovasi dalam menemukan
Indikator baru dalam memandu perubahan
• Ada Small area Statistik, ada Big Data, ada
Data Mining ada Spatial Statistik; ada Black
Swan yang di identifikasi untuk dikembangkan
dan memberi manfaat
kresnayana yahya, pengembangan
statistik, semarang 14 september 2013
5
6. All encompassing relevance
of e-government
For every life situation ... Marriage
Divorce
Unemployment
Company start-up
Buying real estate
Passport
Car
Military or
alternative service
Choosing
a vocation
Driver's license
Starting
school
University
Apprentice-
ships
Pension
Work
Child care
Health ins.
Criminal
register
Moving house
Holidays
Car companies
Tourism
Local companies
Building companies
Job agencies
Jewelers
Removal companies
Legal advice
Plan proposals
Social
insurance
... a comprehensive range of offerings
Birth
Death
kresnayana yahya,
pengembangan statistik,
semarang 14 september 2013 6
10. Data, Information and
Knowledge
10
DATA
INFORMATION
KNOWLEDGE
Points of reality: observations and facts
Organised data, placed in some meaningful context
Information that is transformed into
capabilities for an effective action
kresnayana yahya, pengembangan statistik,
semarang 14 september 2013
11. Why Statistic?
“We cannot, with our own eyes and
ears, perceive more than a minute
sample of human affairs, even in our
own country – and a very random
sample at that. So we rely on statistics
in order to build and maintain our own
model of the world. The data that are
available mould our perceptions.”
Dudley Seers, 1983
12. Why Statistics?
“ …as long as we are unable to put our
arguments into figures, the voice of our
science, although occasionally it may
help to dispel gross errors, will never
be heard by practical men. They are,
by instinct, econometricians all of them,
in their distrust of anything not
amenable to exact proof.”
-J.A. Shumpeter 1933
“The common sense of econometrics.” Econometrica 1:5-12
13. Statistics is the basis for -
• Understanding the state/trends of
human development
• Developing policies and evaluating
policy impacts
• Informing public debates, raising
awareness, generating political
will and pressure for action
=> The MDGs – long term demand;
international mobilization
14. What is Statistics?
§ Statistics is a science in my opinion, and it
is no more a branch of mathematics than
are physics, chemistry, and economics; for
if its methods fail the test of experience –
not the test of logic – they are discarded.
- John Tukey, 1962
kresnayana yahya,
pengembangan statistik,
semarang 14 september 2013 14
15. Why Statistics is Not
Mathematics and Why We
Should Care About
Teaching Statistics
kresnayana yahya,
pengembangan statistik,
semarang 14 september 2013 15
16. Statistical Thinking vs. Mathematical
Thinking
§ Science entered the nineteenth century
with a firm philosophical vision that has
been called the clockwork universe… By
the end of the nineteenth century, the
errors had mounted instead of
diminishing… By the end of the twentieth
century, almost all of science had shifted to
using statistical models… Popular culture
has failed to keep up with the scientific
revolution.
- David Salsburg “The Lady Tasting Tea” (2001)kresnayana yahya,
pengembangan statistik,
semarang 14 september 2013 16
17. Statistical Thinking vs. Mathematical
Thinking
§ Statistics has its own tools and ways of
thinking, and statisticians are quite insistent
that those of us who teach mathematics
realize that statistics is not mathematics,
nor is it even a branch of mathematics. In
fact, statistics is a separate discipline with
its own unique ways of thinking and its own
tools for approaching problems.
- J. Michael Shaughnessy, “Research on Students’ Understanding of Some Big Concepts
in Statistics” (2006)
kresnayana yahya,
pengembangan statistik,
semarang 14 september 2013 17
18. Statistical Thinking vs. Mathematical
Thinking
§ Mathematical thinking is deductive: the
inference of particular instances by
reference to a general law or principle.
“General to specific”
kresnayana yahya,
pengembangan statistik,
semarang 14 september 2013 18
19. Statistical Thinking vs. Mathematical
Thinking
§ Statistical thinking is inductive: the
inference of general laws from particular
instances.
“Specific to general”
kresnayana yahya,
pengembangan statistik,
semarang 14 september 2013 19
21. 21
Growing Demand for Official Statistics
External Forces Internal Forces
Development of
official statistics
+
kresnayana yahya,
pengembangan statistik,
semarang 14 september 2013
24. 24
Measurement is the
Essence of Science
n “When you can, count.”
¨ Francis Galton (1822-1911) First cousin to Charles Darwin.
n “When you can measure what you are speaking
about, and express it in numbers, you know
something about it; but when you cannot
measure it, when you cannot express it in
numbers, your knowledge is of a meager and
unsatisfactory kind …” Lord Kelvin, 1883.
kresnayana yahya, pengembangan
statistik, semarang 14 september 2013
29. Research. Consulting & Training
Population by Islands (millions) 2010
East Indonesia
Source : Enciety Business Consult
Map à Sensus Penduduk Indonesia 2010
136.5
13.7
50.6
17.4
13.7
2.5
3.6
Population of Indonesia à 237.556.363 millions peoples
2013 : 250 millionj
2013 : penduduk sudah 250 jutakresnayana yahya, pengembangan statistik,
semarang 14 september 2013
29
30. 0
25
50
75
100
125
150
175
200
225
1600 1700
1800 1900
2000
205 JT
18.314.210.8
40.2
250
275
300
285 jt
KELAHIRAN
TERCEGAH
80 JUTA
PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA
(JUTA)
KELAHIRAN
TERCEGAH
100 JUTA
330 jt
237.8 JT
2010
248.6 JT
2013
5 x lipat2 x lipat
JUTA JIWA
TAHUN
kresnayana yahya, pengembangan
statistik, semarang 14 september 2013
30
31. 2,6%
Bali dan Nusa
Tenggara
5,5%
Jawa 57,49%
21,31%
Sumatera 5,8%
Kalimantan
7,31%
Sulawesi
PERSENTASE PERSEBARAN PENDUDUK INDONESIA MENURUT PULAU, TAHUN 2010
31
Persebaran penduduk tidak merata
Penduduk terkonsentrasi di kota-kota besar;
Perubahan pola migrasi
a. Dalam 10 tahun terakhir, terjadi pola migrasi di Indonesia (dari pulau Jawa ke luar
Jawa);
b. Terjadi migrasi dari central urban ke sub-urban sehingga area perkotaan semakin
melebar.
Sumber: SP 2010
ISU MOBILITAS PENDUDUK
kresnayana yahya, pengembangan
statistik, semarang 14 september 2013
32. Pola Spasial Pemenuhan Permintaan Antara
Lokal, Antar Propinsi dan Impor
Nilai persentase untuk impor dan antar pulau dihitung terhadap total pemen
Tingkat ketebalan garis menunjukkan persentase besaran pemenuhan inpu
kresnayana yahya, pengembangan statistik,
35. Sumber : Kementerian Keuangan
54,0 59,8
78,7 91,3 99,4
128,7
174,9
203,9
0,94
26,1
1,62
1,51
1,59 1,63
1,54
1,73
2,05
2,30
1
0,5
1,5
2
2,5
100,0
50,0
0,0
200,0
150,0
250,0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 (APBN- 2013 (APBN)
% terhadap GDPAnggaran PembiayaanPembiayaan Infrastruktur (IDR Trilliun)
Prosentase APBN sektor infrastruktur terhadap GDP semakin meningkat
dari tahun ke tahun dari 0,94% (2005) menjadi 2,30% (2013).
PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
MELALUI APBN 2005 - 2013
36. Sumber: DJA, DJPK, Kemen. Keuangan,KPS-Bappenas, BPS(diolah)
99,4
128,7
174,9
203,9
74,88
81,51
77,40
96,56
53,2
68,40
88,72
263,9
41,8
47,85
314,1
46,9
56,95
4,10
4,23
4,51
385,2
4,72
438,1
60,2
0,00
1,00
0,50
1,50
3,50
3,00
2,50
2,00
0
100
300
200
2010 2011 2012 (APBN-P) 2013 (APBN)
(%)
5,00
4,50
4,00
Triliun Rupiah
500
400
APBN APBD BUMN Swasta Total % terhadap GDP
Meskipun investasi infrastruktur mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (4-5%
dari GDP), namun belum mencapai tingkat investasi sebelum krisis moneter 1997
(sekitar 7% GDP). Sementara itu, Investasi infrastruktur di China dan India mencapai
8-10% dari GDP.
INVESTASI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR, 2010-2013 (APBN, APBD, BUMN, dan
Swasta)
37. No Kementerian/ Lembaga 2011 2012 2013
Indikatif
2014
1 Pekerjaan Umum 57.960,70 62.563,06 77.978,02 66.998,83
2 Perhubungan 22.111,72 28.117,71 36.679,25 33.558,80
3 Perumahan Rakyat 2.759,50 4.604,10 5.168,11 4.242,38
4 ESDM * 15.298,59 15.804,72 18.803,89 13.500,68
5 Kominfo 3.450,27 3.245,90 3.807,37 3.573,63
6 BPLS 1.286,00 1.606,90 2.256,87 845,13
7 Basarnas 1.163,80 1.111,79 1.666,38 1.438,79
8 BPWS 292,50 299,60 399,59 381,58
9 LPP RRI - - 985,18 782,96
10 LPP TVRI - - 864,21 764,98
Total Infrastruktur 104.323,08 117.353,78 148.608,87 125.658,27
148.608,87
186.847,17
125.658,27
104.323,08
117.353,78
(Miliar Rupiah)
*) prioritas 8 bidang energi
PAGU INDIKATIF TAHUN 2014
BIDANG INFRASTRUKTUR
Dalam rangka pemenuhan
target RPJMN 2010-2014, dan
melanjutkan pelaksanaan
Kegiatan Prioritas Direktif
Presiden, diperlukan
kebutuhan pendanaan
Infrastrutur sebesar Rp.
186,84 Triliun.
Prioritas pendanaan
diarahkan pada pencapaian
target:
§ Penyelesaian infrastruktur
yang menunjang penguatan
konektivitas nasional
(transportasi dan ICT).
§ Pembangunan waduk,
embung dan situ dalam
menunjang pencapaian
target Surplus Beras 10 Juta
Ton.
§ Pembangunan infrastruktur
dasar dalam mendukung
pencapaian target MDG’s
60.000,00
40.000,00
20.000,00
0,00
200.000,00
180.000,00
160.000,00
140.000,00
120.000,00
100.000,00
80.000,00
2011 2012 2013 2014
Terdapat gap pembiayaan
sebesar Rp. 61,19 Triliun dalam
rangka Pemenuhan Target RPJM
dan Lanjutan Direktif Presiden
Kebutuhan Pemenuhan RPJM
dan Direktif Presiden
Total Infrastruktur
Slide - 13
38. DISPARITAS KEMISKINAN
MASIH TINGGI - SEPTEMBER 2012
16 PROVINSI MASIH
DIATAS RATA-RATA
KEMISKINAN NASIONAL
DAN 17 PROVINSI
BERADA DI BAWAH
RATA-RATA KEMISKINAN
NASIONAL
30,66
27,04
20,41
20,76
14,94
14,98
15,65
15,88
17,22
17,51
18,02
18,58
13,01
13,06
13,08
13,48
9,82
9,89
10,41
7,64
7,96
8,00
8,05
8,06
8,28
5,01
5,37
5,71
6,19
6,38
6,83
3,70
3,95
SULAWESI TENGAH
JAWA TENGAH
LAMPUNG
YOGYAKARTA
GORONTALO
BENGKULU
NUSA TENGGARA BARAT
N ACEH DARUSSALAM
NUSA TENGGARA TIMUR
MALUKU
PAPUA BARAT
PAPUA
SULAWESI UTARA
KALIMANTAN BARAT
SUMATERA BARAT
RIAU
MALUKU UTARA
JAMBI
SULAWESI SELATAN
JAWA BARAT
SUMATERA UTARA
SULAWESI BARAT
SULAWESI TENGGARA
JAWA TIMUR
SUMATERA SELATAN
KALIMANTAN SELATAN
BANGKA BELITUNG
BANTEN
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN TIMUR
KEPULAUAN RIAU
DKI JAKARTA
BALI
RATA-RATA NASIONAL
11.66 %
39. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
TIAP PROVINSI TAHUN 2012
Rata-rata IPM Indonesia 2012 (72,77)
§ 15 provinsi diatas rata-rata nasional dan 18 provinsi dibawah rata-rata nasion
40. Tantangan meningkatkan akses financial masyarakat
akan meningkatkan Produktivitas dan mengurangi
semua penyimpangan penggunaan dana dan transaksi
47. Statistics in Industry
§ Statistical thinking is a philosophy of
learning and action based on the following
fundamental principles:
§ All work is a system of interconnected
processes.
§ Variation exists in all processes.
§ Understanding and reducing variation are
keys to success.
- The American Society for Quality
kresnayana yahya,
pengembangan statistik,
semarang 14 september 2013 47
49. kresnayana yahya, pengembangan statistik, semarang 14 september 2013 49
Sources of Variation in
Production Processes
Materials
Tools
Operators Methods
Measurement
Instruments
Human
Inspection
Performance
EnvironmentMachines
INPUTS PROCESS OUTPUTS
55. Process Mengukur
• Statistik adalah kegiatan MENGUKUR/
MEASUREMENT :
• MANAKALA ADA VARIASI DAN
KETIDAK PASTIAN.
• Perkembangan, pertumbuhan,
perubahan, akibat( dari suatu sebab),
menemukan Gejala, mengenali
Struktur – struktur hubungan
kresnayana yahya,
pengembangan statistik,
55
56. Mengukur Process
• Design dari setiap aktivitas yang dapat
diukur:
• Kualitas – Kepuasan – keberhasilan –
Tingkat capaian – perkembangan –
Penjualan
• Perubahan Alam : cuaca- curah hujan –
kelembaban – intensitas matahari,
kecepatan angin, ketersediaan air , Oksigen,
pencemaran
kresnayana yahya,
pengembangan statistik,
56
58. Meaning context
independent
Meaning totally
context dependant
Low level of
understanding
High levels of
understanding
Data
Information
Knowledge
Wisdom Requires brain power
Requires processing
power
Pengantar belajar statistik 58
60. 60
Internet as Mental
Organization
¢ Internet multiplies human capabilities &
extends social organization 1000-fold
l Global social networking
l Global access to information
l Global free communication
l Global transactions
¢ The potential impact on productivity of
resources & quality of life is
incalculable
kresnayana yahya, pengembangan statistik,
semarang 14 september 2013
62. Official Statistik 2012
Jawa Tengah
¢ Analisa kependudukan,
ketenagakerjaan, perekonomian dan
pertanian
¢ Pemetaan dasar untuk membangun
kebijakan publik
¢ Peta perencanaan dan pengambilan
keputusan untuk Investasi
kresnayana yahya, pengembangan statistik,
semarang 14 september 2013
62
63. 63
Analisis Faktor
Komponen Bahan Makanan
pada Klaster Ketiga
Variabel
Komponen
1 2 3
Ikan 0,579 -0,186 0,058
Daging sapi 0,737 -0,061 0,190
Daging unggas 0,650 -0,204 0,315
Telur 0,575 0,249 0,162
Susu 0,530 -0,109 -0,248
Buah-buahan 0,743 0,030 -0,048
Sayur-sayuran -0,040 0,892 -0,028
Tahu dan tempe -0,113 0,864 0,006
Gula pasir 0,269 0,006 0,601
Mie intan 0,112 -0,051 0,716
Rokok -0,122 0,025 0,574
Rotated
Component
Matrix
Faktor 1 à
faktor bahan
makanan
sempurna
Faktor 2 à
bahan
makanan
dasar
Faktor 3 à
tambahan
66. Kelompok I
Cilacap, Brebes, Banyumas, Kota Semarang, Kebumen, Magelang,
Klaten, Jepara,Demak, Grobogan, Pemalang, Batang, Tegal
Kelompok III
Blora dan Pati
Kelompok II
Purbalingga, Sragen, Banjarnegara, Sukoharjo, Karanganyar,
Pekalongan, Boyolali, Wonogiri, Semarang, Kendal, Purworejo,
Temanggung, Wonosobo, Kudus, Rembang, Kota Surakarta
Kelompok IV
Kota Magelang, Kota Salatiga,
Kota Pekalongan, Kota Tegal
67. Component
1 2 3 4
PERTANIAN -.092 .840 .204 -.255
PERTAMBANGAN
DAN GALIAN,
LISTRIK, GAS, AIR
.309 .745 -.205 .394
INDUSTRI .396 .087 .147 .733
KOSTRUKSI .017 .051 .982 .046
PERDAGANGAN .863 .208 .264 .115
KOMUNIKASI .466 .221 .081 -.602
KEUANGAN .921 -.139 -.019 .115
JASA .944 .115 -.176 -.003
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasionsl (SAKERNAS), BPS
Faktor 1 : Perdagangan, Keuangan,
Jasa (32%)
Faktor 2 : Pertanian, dan
Pertambangan Galian,
Listrik, Gas, Air (15%)
Faktor 3 :
Konstruksi(14%)
Faktor 4 : Industri dan
Komunikasi (8%)
68. Kelompok I
Cilacap, Brebes, Banyumas, Semarang, Kebumen, Magelang, Pati,
Banjarnegara, Wonosobo, Blora, Wonogiri, Purworejo, Karanganyar,
Rembang, Boyolali, Kendal, Temanggung, Grobogan, Tegal
Kelompok IV
Sragen, Demak,
Kota Surakarta,
Kota Magelang,
Kota Salatiga,
Kota
Pekalongan,
Kota Tegal
Kelompok III
Purbalingga, Batang, Kudus, Klaten, Sukoharjo,
Pekalongan, Jepara, Kota Semarang
Kelompok II
Pemalang
70. Analisis Factor Pendidikan
78 % persoalan di Jawa Tengah memiliki 5 faktor
penentu
ž Faktor 1 : pencapaian angka harapan hidup,
besarnya pengeluaran riil per kapita, beberapa
faktor pendidikan khususnya tingkat SMP
ž Faktor 2 : kebutuhan hidup layak, angka melek
huruf dan rata-rata lama sekolah yang berkorelasi
positif, rasio murid/guru SD
ž Faktor 3 : angka partisipasi tingkat SD
ž Faktor 4 : keragaman PDRB dan UMK
ž Faktor 5 : rasio murid/sekolah tingkat SMP
71. Cluster Factor 1
Pendapatan riil per kapita lebih rendah, APK
dan APM tingkat SMP lebih rendah, Rasio
murid/guru SMP lebih tinggi
Kelompok I
Pendapatan riil per kapita lebih
tinggi, APK dan APM tingkat SMP
lebih tinggi, Rasio murid/guru SMP
lebih rendah
Kelompok II
72. Cluster Factor 2
Kebutuhan hidup layak lebih rendah,
Angka melek huruf bervariasi
Kelompok I
Kebutuhan hidup
layak lebih tinggi,
Angka melek huruf
tinggi
Kelompok II
73. Cluster Factor 3
Angka partisipasi kasar dan murni
tingkat SD lebih tinggi
Kelompok I
Kelompok II
Angka partisipasi kasar dan
murni tingkat SD rendah
74. Cluster Factor 4
PDRB tinggi, upah minimum
kabupaten bervariasi
Kelompok II
PDRB lebih rendah, upah minimum
kabupaten bervariasi
Kelompok I
76. Analisa hasil pertanian Jawa Tengah
• Keunggulan yang hampir sama : kacang hijau ,
kacang merah di banyak kabupaten
• Berikutnya kekhususan bawang merah
• Padi dan kangkung
• Padi ladang, jagung , ubi kayu, kedelai
• Yang paling beragam : hortikultura : kacang
panjang, kubis,terung , bayam, cabe besar dan
potensial
77.
78. Kelompok I
Cilacap, Sragen, Pati, Demak, Brebes, Wonogiri, Grobogan
Kelompok III
Purbalingga, Karanganyar, Batang, Pekalongan,
Sukoharjo, Semarang, Jepara, Purworejo,
Magelang, Klaten, Boyolali, Rembang, Kendal,
Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo, Kudus
Kelompok II
Banyumas, Pemalang,
Tegal, Kebumen, Blora
Kelompok IV
Kota Magelang,
Kota Surakarta,
Kota Salatiga, Kota
Tegal, Kota
Pekalongan, Kota
Semarang
80. Indonesia Internet Penetration
50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
DKI Jakarta
Sulawesi Utara
Riau
D.I. Yogyakarta
Kalimantan Timur
Kep. Riau
Kalimantan Tengah
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
Bengkulu
Kep. Bangka Belitung
Jambi
Jawa Tengah
Jawa Barat
Bali
Aceh
Jawa Timur
Maluku
Sulawesi Selatan
Lampung
Sulawesi Tengah
Banten
Gorontalo
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Selatan
Sulawesi Barat
Kalimantan Barat
Maluku Utara
Papua Barat
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Papua
Internet Penetration = - 72,33 + 1,15 HDI
Indonesia Human Development Index
“Propinsi dengan HDI tinggi akan semakin meningkatkan probabilitas
penduduk untuk mengakses internet…”
Statistically Significant 0,05
kresnayana yahya, 80
85. “Mengangkat Indonesia menjadi
negara maju dan merupakan
kekuatan 12 besar dunia di tahun
2025 dan 8 besar dunia pada
tahun 2045 melalui pertumbuhan
ekonomi tinggi yang inklusif dan
berkelanjutan”
(Sumber: Master Plan
Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi
Indonesia 2011– 2025 )
2010
PDB ~ US$ 700 Milyar
Pendapatan/kap US$
3,000 (2010)
Terbesar ke-17 besar
dunia
2025
PDB: 3,8 – 4,5 Trilyun
US$
Pendapatan/kap:
13.000 – 16.100 US$
Terbesar ke-12 dunia
Proyeksi KEN
Pendapatan/kapita ~US$
14,900 (high income
country)
2045
PDB ~US$ 16.6
Trilyun
Prediksi
Pendapatan/kapita
~US$ 46,900
Diprediksi menjadi
terbesar ke-7 atau
ke-8 dunia*)
100 tahun
kemerdekaan
Pencapaian Visi 2025 dan 2045 memerlukan penyiapan generasi yang mampu berperan aktif dalam
kegiatan pembangunan. Edukasi, Investasi dan Infrastrukturkresnayana yahya, 85
88. THE NORMAL CURVE
All swans are white and the world does not offer any
surprises. A rather boring place to live. (Most predictions
in the world come from the assumption that all statistics
fit the bell-curve model.)
88
90. Chinese Proverbs
“If you are planning for a year, plant rice.
If you are planning for a decade, plant trees.
If you are planning for a lifetime, educate
people”
“Hunger is a great teacher”
kresnayana yahya, pengembangan
statistik, semarang 14 september 2013
90
91. “c” change in classified
Thank You
Action
kresnayana yahya, pengembangan
statistik, semarang 14 september 2013
91
92. END OF SLIDES
THANK YOU
Kresnayana Yahya, Drs., M.Sc.
Email: kresna49@yahoo.com
Blog: http://www.kresnayana.com
kresnayana yahya, pengembangan statistik,
semarang 14 september 2013
92