Dokumen tersebut membahas tentang pengauditan siklus produksi khususnya untuk persediaan. Terdapat beberapa hal penting yang perlu diaudit seperti keberadaan dan kejadian transaksi persediaan, kelengkapan pencatatan biaya produksi, hak dan kewajiban atas persediaan, penilaian dan pengalokasian biaya produksi dan persediaan, serta pelaporan dan pengungkapan persediaan. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai pro
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing ii pengauditan siklus produksi persediaan 2 (jiantari c 301 09 013)
1. PENGAUDITAN SIKLUS PRODUKSI-
PERSEDIAAN
OLEH KELOMPOK 4
IKA PURWANINGSIH :C 30108077
DIAN PUSPITA SARI :C 30108078
MARSIA BANDASO :C 30108104
TRIAN SASNITA :C 30109009
NUR AIDAH :C 30109011
JIANTARI :C 30109013
ERWINA :C 30109015
NIKETUT WIYANTI :C 30109019
NUR HASANAH :C 30109030
NI NYOMAN SURYANTINI :C 30109032
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI S1
UNIVERSITAS TADULAKO
2011/2012
2. BAB 5
PENGAUDITAN SIKLUS PRODUKSI : PERSEDIAAN
A. Sifat Siklus Produksi - Persediaan
Siklus ini secara garis besar mencakup berbagai fungsi dan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan
konversi bahan baku ke barang jadi. Fungsi dan kegiatan tersebut antara lain:
1. Perencanaan produksi,
2. Pengendalian jenis dan jumlah produksi,
3. Pengendalian tingkat persediaan,
4. Berbagai transaksi maupun kejadian yang berhubungan dengan proses produksi seperti pembebanan
biaya ke harga pokok produksi
B. Persediaan
Persediaan sangat kompleks dan merupakan bagian yang menyita banyak waktu auditor. Alasan yang
mendukung hal ini antara lain:
1. Pada sebagian perusahaan, Persediaan merupakan item utama dalam neraca.
2. Persediaan pada umumnya juga merupakan item utama yang mempengaruhi rekening-rekening yang
mempengaruhi laba- rugi.
3. Berbagai jenis persediaan yang ada mengakibatkan auditor sering asing dengan persediaan tersebut,
misalnya permata, emas, dan bahan kimia. Hal ini menimbulkan problem observasi dan penilaian
perusahaan.
4. Persediaan kadang terletak pada berbagai tempat atau lokasi yang berjauhan. Hal ini menimbulkan
problem pengendalian fisik dan perhitungan.
Rekening-rekening yang terkait dengan siklus produksi dan persediaan, antara lain sebagai berikut:
Persediaan bahan baku
Persediaan bahan pembantu
Persediaan barang dalam proses
Persediaan barang jadi
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik
Biaya reparasi dan perbaikan
Biaya bahan bakar atau listrik
Harga pokok produksi
Harga pokok penjualan
Utang dagang
Biaya dibayar dimuka
Biaya depresiasi mesin dan peralatan pabrik
Biaya deplesi persediaan
Akumulasi depresiasi mesin dan peralatan pabrik
Akumulasi deplesi persediaan
C. Tujuan Audit Siklus Produksi – Persediaan
Tujuan audit siklus produksi adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing asersi signifikan
yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus produksi.Tujuan ditentukan berdasar lima kategori
asersi yaitu:
1. Asersi Keberadaan atau Keterjadian
Dalam asersi ini, auditor menekankan pada apakah harga pokok produksi yang tercatat
menggambarkan berbagai biya produksi yang benar-benar terjadi selama periode bersangkutan.
1. Asersi Kelengkapan
Assersi ini menekankan pada pakah seluruh biaya produksi yang terjadi dalam suatu periode telah
dicatat dan disajikan dalam laporan laba-rugi sebagai harga pokok produksi
2. Asersi Hak dan Kewajiban
3. Dalam asersi ini, auditor berusaha memastikan apakah perusahaan mempunyai hak kepemilikan
yang sah atas persediaan baik yang ada dalam perusahaan maupun yang ada dipihak ketiga.
3. Asersi Penilaian dan Pengalokasian
Dalam asersi ini, auditor akan berusaha memperoleh bukti apakah saldo harga pokok produksi,
berbagai biaya produksi, dan persediaan telah disajikan dalam laporan keuangan pada jumlah yang
tepat.
4. Asersi Pelaporan dan Pengungkapan
Adapun mengenai rincian tujuan audit asersi pelaporan dan pengungkapan adalah sebagai berikut:
a. Persediaan digolongkan sebagaimana mestinya dalam neraca sebagai aktiva lancar.
b. Berbagai biaya produksi telah tepat dikelompokkan ke dalam laporan keuangan.
c. Adanya pengungkapan dasar atau metode penilaian persediaan yang memadai dan konsisten.
d. Persediaan yang digadaikan atau diungkapkan ke perusahaan lain telah diungkapkan secara
memadai.
D. Materialitas
Transaksi-transaksi dalam siklus produksi dan persediaan ini sering sekali sangat material bagi
perusahaan manufaktur. Banyak rekening individual yang berkaitan dengan siklus produksi yang
material seperti biaya tenaga kerja langsung, bahan bakar, atau listrik pabrikasi, reparasi dan perbaikan,
perlengkapan kerja, dan biaya overhead pebrik lain.
E. Risiko Bawaan – Persediaan
Secara spesifik faktor-faktor yang membuat tingginya resiko bawaan siklus produksi-persediaan yaitu:
1. Folume pembelian, produksi dan transaksi penjualan sangat tinggi sehingga meningkatkan
kemungkinan kesalahan.
2. Selalu muncul permasalahan berkaitan dengan identifikasi dan pengukuran biaya-biaya persediaan
seperti bahan pembantu, tenaga kerja, overhead pabrik, biaya bersama, disposisi variance biaya,
akuntansi untuk barang rusak, dan isu-isu akuntansi biaya.
3. Berbagai jenis persediaan sering menuntut penggunaan prosedur khusus untuk menentukan
kuantitas perssediaan.
4. Lokasi penempatan persediaan belum tentu di satu tempat. Perbedaan lokasi ini memperumit
pengendalian fisik persediaan terhadap pencurian, kerusakan, dan perlakuan barang yang ada dalam
transit antara dua lokasi.
5. Diversitas persediaan membuat masalah untuk penetuan kualitas dan harga pasarnya.
6. Persediaan terpengaruh juga oleh kondisi perekonomian umum terutama berkaitan dengan tren yang
mempengaruhi laku tidaknya barang sehingga memerlukan pertimbangan khusus dalam penentuan
harga.
F. Strategi Audit - Persediaan
Tingginya risiko bawaan siklus produksi–persediaan menyebabkan banyak perusahaan memprioritaskan
atau memperluas struktur pengendalian intern siklus produksi dan persediaan untuk mencegah dan
mendeteksi salah saji.
G. Pertimbangan Struktur Pengendalian Intern Siklus Produksi -Persediaan
Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan yang berhubungan dengan siklus produksi.
1. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
2. Pemantauan
3. Aktivitas Pengendalian
4. Pemisahan Tugas.
5. Perencanaan dan Pengendalian Produksi
6. Pengeluaran Bahan Baku (Material)
7. Pengolahan Barang dalam Produksi
8. Perlindungan Persediaan Pemanufakturan
9. Penetuan dan Pencatatan Biaya atau Harga Pokok Pemanufakturan (Produksi)
10. Penjagaan Ketepatan Saldo Persediaan
H. Penghimpunan dan Pendokumentasian Pemahaman
4. Penghimpunan pemahaman dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan atau wawancara,
observasi,menelaah dokumen, atau menelaah kembali pengalaman auditor pada audit periode
sebelumnya dengan klien tersebut. Dokumentasi pemahaman dapat dilakukan dengan kuesioner,
flowchart, atau memo naratif (uraian tertulis).
1) Review Pendahuluan
2) Dokumentasi Sistem
3) Menganalisa Alur Transaksi
I. Penetapan Risiko Pengendalian
Penetapan risiko pengendalian merupakan proses pengevaluasian efektivitas kebijakan dan prosedur
pengendalian intern dalam mencegah dan mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan.
Langkag ini dilakukan dengan menelaah pengalaman dengan klien pada tahun-tahun sebelumnya, dan
jika perlu dilakukan penelitian terhadap manajemen dan personel produksi, menginspeksi dokumen
produksi, dan pengobservasi aktivitas produksi.
J. Pengujian Pengendalian Persediaan
Prosedur Pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus persediaan dibedakan atas:
1. Pengujian pengendalian catatan perpetual
2. Pengujian pengendalian pembebanan biaya ke barang dalam proses.
K. Pengujian Substantif Saldo Persediaan
Pengujian substantif saldo persediaan diterapkan atas ketiga jenis persediaan, yaitu: persediaan bahan
baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
L. Penetapan Risiko Deteksi
Penentuan jenis prosedur, luas pengujian, dan penentuan waktu pelaksanan sangat tergantung pada besar
kecilnya risiko deteksi. Penetapan besarnya risiko deteksi ini dipengaruhi risiko bawaan dan risiko
pengendalian berbagai transaksi yang mempengaruhi saldo persediaan, serta tingkat risiko audit yang
dapat diterima.
M. Pertimbangan Program Audit
Ada pun prosedur pengujian substantif yang dapat digunakan dalam pertimbangan program audit antara
lain sebagai berikut:
1. Prosedur Inisial
Dalam menelaah saldo awal persediaan, auditor hendaknya menentukan bahwa penyesuaian audit
berkaitan dengan catatan periode tahun lalu.
2. Penerapan Prosedur Analisis
Rasio yang dapat dipergunakan dalam prosedur analitis ini, antara lain:
a) Rate of gross profit,
b) Merchandise infentory turnover,
c) Number of sales in inventory,
d) Rasio persediaan per aktiva lancar.
3. Pengujian Detail Transaksi
Pengujian ini meliputi prosedur untuk menelusuri dan mengusut data-data persediaan untuk
mendapatkan bukti mengenai pemrosesan transaksi individual yang mempengaruhi saldo
persediaan.
4. Observasi Perhitungan Persediaan Klien
Prosedur pengamatan persediaan klien merupakan prosedur auditing yang diterima umum.
Prosedur ini sangat menyita banyak waktu dan biaya.
5. Vouching Pembelian Tercatat dengan Dokumen Pendukung.
Dokumen yang digunakan dalam transaksi pembelian meliputi order pembelian, laporan
penerimaan barang, dan faktur dari pemasok.
6. Mempertimbangkan Bukti dari Tes Pisah Batas Penjualan dan pembelian
7. Pengujian Detil Saldo
5. Dalam pengujian ini ada beberapa prosedur yang digunakan antara lain:
a. Observasi penghitungan persediaan fisik Klien
b. Waktu dan luas pengujian
c. Perencanan penghitungan persediaan
d. Melakukan pengujian
e. Mengajukan pertanyaan pada manajemen mengenai kepemilikan
f. Menelaah data mengenai kualitas persediaan
8. Pengujian Penetapan Harga Persediaan
Pegujian ini terdiri atas dua langkah yaitu:
a. Menentukan ketepatan dan konsistensi penentuan harga persediaan
b. Membandingkan harga pokok per unit yang digunakan klien ke dokumen pendukungnya.
9. Menelah Penyajian dan Pengungkapan Persediaan dalam laporan Keuangan
Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan asersi penyajian dan pengungkapan. Auditor harus
memahami persyaratan penyajian dan pengungkapan persediaan dan harga pokok produksi serta
harga pokok penjualan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum.