2. • Suatu prosedur las memberi rincian yang akurat
tentang langkah – langkah yang harus diambil
apabila pengelasan suatu bentuk
sambungan”weldment”dilaksanakan.
• Prosedur ini memuat rincian yang diperlukan atau
cakupan rincian untuk mengendalikan variabel
yang digunakan didalam pengelasan dan
menentukan jenis material dan desain
sambungan yang akan dipergunakan.
Karenanya prosedur las mengendalikan mutu
pengelasan dengan cara menentukan setiap
langkah yang diperlukan.
3. KELAS PEKERJAAN
• Persyaratan untuk mutu sambungan dari
masing – masing peralatan tersebut harus
dikendalikan agar dapat memenuhi harapan
dibuatnya peralatan tersebut.
• Standard atau kode praktis (code of practice)
yang digunakan untuk merakit berbagai
konstruksi menggunakan pengelasan.
4. Standard dan kode praktis tersebut ditelaah (revies) secara
berkala oleh Badan Nasional, dan setiap perubahan yang
diperlukan dimasukkan untuk meyakinkan bahwa kinerja las
dilapangan tetap terjaga.
KODE KETERANGAN
BS 5500
Bejana tekanan yang tidak menanggung
nyala api (unfired pressure vessel) yang
dilas.
ASME Kode Amerika untuk bejana tekan dan ketel
uap.
ASME IX
Persetujuan (approval) atas prosedur dan
pelaksanaan pengelasanLas Listrik Kelas
1untuk perpipaan baja.
AWS D1.1 Kode pengelasan struktur konstruksi.
5. • Dalam setiap standard atau kode praktis disusun
acuan bagaimana seharusnya suatu prosedur
pengelasan digunakan, apakah diperlukan
persetujuan untuk tersebut.
• Pada umumnya pemenuhan persyaratan standard
dan kode praktis memerlukan persetujuan yang
merinci jenis pengujian yang dipersyaratkan
untuk meyakinkan keterampilan juru atau
operator las yang terlibat.
6. PENGUMPULAN DATA UNTUK
PROSEDUR LAS
• Sebelum suatu prosedur las disusun, data-data
tertentu perlu dikumpulkan, dan merupakan hal yang
sangat penting bahwa seseorang yang bertanggung
jawab menyusun prosedur ini mengetahui dari mana
data-data tersebut diperoleh.
• Data – data ini harus mendapat persetujuan dari pihak
kontraktor pengguna.
• Beberapa hal perlu mendapat persetujuan terlebih
dahulu tergantung pada persyaratan kode yang
diacu,misalnya profil las apakah diperlukan tindak
lanjut terhadap sambungan las yang telah selesai.
7. Hal – hal yang perlu dicantumkan didalam
prosedur las
a) Proses las yang digunakan
b) Spesifikasi bahan induk, tebal,pipa termasuk
diameter.
c) Pengelasan dishop atau lapangan
d) Persiapan sisi (edge preparation )
e) Metode pembersihan, pembuangan gemuk,dll.
f) Penyetelan sambungan (sketsa).
g) Apakah jig, tack atau backing digunakan.
h) Posisi pengelasan (termasuk arah untuk pengelasan
vertical) , misalkan pengelasan vertical naik atau
vertical turun.
i) Pabrik pembuat,jenis merek bahan consumable las.
8. j) Bahan pengisian (filler) komposisi dan ukuran
(diameter).
k) Pemanasan awal, suhu antar pass termasuk metoda
pengendaliannya.
l) Kecepatan pengelasan (apabila pengelasan otomatis).
m) Pengaturan arah pengelasan (weld run) dan dimensi
pengelasan (sketsa).
n) Urut – urutan (sequence) pengelasan.
o) Back gouging atau tidak
p) Perlakuan panas pasca las
q) Apabila diterapkan, suhu dan waktu yang ditentukan
untuk pengeringan pengovenan elektroda atau
consumable
r) Hal-hal khusus yang penting seperti pengendalian
masukan panas(misal panjang run out)
9. FAKTOR – FAKTOR PENTING
• PROSES LAS
• Pada umumnya proses las yang diterima telah
membuktikan bahwa penerapannya telah
lulus uji,sifat khusus suatu proses las akan
mempengaruhi prosedur las.
10. BAHAN DASAR
• Bahan dasar dapat mempengaruhi pengelasan.
Misalnya pengaruh penyiapan material
ditentukan oleh komposisi kimiawinya. Retak
disona terimbas panas (heat affected zone/HAZ)
Sangat dipengaruhi oleh komposisi kimiawi bahan
dasar; karenanya komposisi kimiawi ini perlu
dikendalikan.
• Elemen pembentuk kristal didalam bahan dasar
dapat mempengaruhi tingkat kekuatan dan
pengerasannya (hardenability).
11. PERSIAPAN SISI (EDGE PREPARATION)
• Terdapat banyak alasan untuk memasukkan
persiapan sisi kedalam prosedur las. Akses
secukupnya merupakan faktor penting seperti
misalnya bahan las yang terdeposisi akan berfusi
dengan bahan dasar. Prosedur las harus
mencakup bukan hanya persiapaan namun juga
penyelesaian permukaan (surface finish).
• Permukaan berlapis kerak atau oksida tebal akan
menyebabkan fusi tidak sempurna (lack of
fusion), terperangkapnya oksida (trapped oxide),
atau porositas yang tidak dapat diterima.
12. METODA PEMBERSIHAN
• Bagaimana permukaan bahan dipersiapkan
sebelum dilas merupakan faktor yang perlu
diperhatikan seperti misalnya baja mungkin hanya
perlu pembersihan menggunakan penyikatan
(brushing) secara manual atau mekanikal,
sedangkan alumunium memerlukan pencucian
secara kimiawi (chemical cleaning)seperti solvent
untuk menghasilkan permukaan yang siap las.
• Inspeksi pada permukaan bahan sebelum dilas juga
diperlukan untuk meyakinkan bahwa tidak
terdapat cacat seperti lap (lipatan) atau cacat
lainnya yang dapat mempengaruhi mutu
pengelasan.
13. PENYETELAN SAMBUNGAN MENGGUNAKAN
PERANGKAT RAKIT (JIG) ATAU LAS CANTUM (TACKING)
• Penyetelan komponen sambungan las
merupakan faktor yang sangat menentukan
pada pengelasan sambungan yang hanya
dapat dilaksanakan pada satu sisi/pihak saja.
• Celah sambungan akan mempengaruhi jumlah
fusi pada akar las.
• Apabila digunakan perangkat perakit secara
mekanis untuk penyetelan komponen rakitan.
14. POSISI PENGELASAN
• Berbagai posisi pengelasan yang cukup banyak
jumlahnya memerlukan pengendalian yang
ketat mempersiapkan komponen dan
perakitannya.
• Perubahan posisi pengelasan menyebabkan
perubahan keperluan arus las sehingga
menyebabkan makin kurang (atau lebih)nya
jumlah alur las (weld pass) yang harus dibuat
sehingga meningkatkan kemungkinan terjadi
cacat las.
15. PEMANASAN AWAL DAN SUHU ANTAR
LAJUR (PASS)
• Komposisi kimiawi dan tebal penampang
sambungan las akan menentukan laju
pendinginan jalur las dan lingkungan sekitarnya.
• Beberapa material yang mendingin dalam waktu
singkat (quence),akan menghasilkan struktur
material yang keras. Pemanasan awal diperlukan
untuk mengendalikan laju pendinginan tersebut.
• Kadang-kadang pengendalian suhu pengelasan
juga diperlukan untuk mencegah terjadinya
masalah sewaktu tahap pembekuan
(solidification)
16. KECEPATAN PENGELASAN (TRAVEL SPEED)
• Laju pendeposisian bahan las akan
mempengaruhi profil lajur las. Kecepatan
pengelasan yang tinggi cenderung
mendeposisikan lebih sedikit bahan las sehingga
mengakibatkan profil las yang buruk ,under cut,
dan lain – lain.
• Sebaliknya kecepatan las yang rendah akan
menyebabkan deposisi bahan yang berlebihan /
tebal yang menyebabkan konsentrasi tegangan
dipinggirnya (toe).