SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 12
1
A. JUDUL
“Cacat Las Pada Pelat Sisi Kapal (Kulit Lambung) dan Cara
Penaggulangannya”
B. PENDAHULUAN
B.1Latar Belakang
Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua logam atau
lebih dengan menggunakan energi panas sebagai medianya. Pengelasan
merupakan hal yang penting dan harus diperhatikan dalam kegiatan
industri yang mengaitkan baja atau besi. Khususnya pada perindustrian
kapal khususnya kapal baja, pengelasan ini sangat penting karena tanpa
adanya pengelasan maka baja yang di gunakan sebagai bahan pembuatan
kapal tidak akan tersambung.
Namun seringkali pengelasan sangat rentan terhadap kecacatan, hal
ini dikarenakan proses ini maka logam disekitar lasan mengalami siklus
termal cepat yang menyebabkan terjadinya deformasi. Hal ini erat sekali
hubunganya dengan terjadinya cacat las yang secara umum mempunyai
pengaruh yang fatal terhadap keamanan kontruksi material yang dilas.
Sebagai juru las kapal harus menguasai ilmu tentang pengelasan
kapal bagaimana faktor yang menyebabkan kecacatan las, dan bagaimana
cara untuk menanggulanginya. Sehingga industri atau pabrik di bidang
yang bersangkutan tidak mengalami kerugian yang ebih besar.
Oleh karena itu penulis menyusun makalah yang berjudul
“Kecacatan Pada Sambungan Las Kapal” agar para juru las bisa
mengurangi resiko cacatnya pada sambungan las, dan juga bisa
menanggulangi cacatnya sambungan las.
B.2Perumusan Masalah
Pengelasan merupakan pekerjaan yang rumit, sehingga tak
terelakan lagi dengan terjadinya kecacatan pada lasan. Sehingga perlu
dilakukannya pengetahuan yang tinggi tentang pengelasan, dimana
kecacatan las dapat terjadi karena berbagai faktor. Sehingga juru las harus
2
mempunyai keahlian untuk mencegah terjadinya cacat tersebut, dan juru
las juga harus mengetahui cacat-cacat yang terjadi pada lasan serta
bagaimana cara untuk menanggulanginya.
B.3Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana seorang juru
las mengerti bagaimana kecacatan pada lasan dan juga mengetahui faktor-
faktor yang menyebabkan kecacatan las serta bagaimana cara untuk
menanggulanginya agar bisa meminimalisir terjadinya kerugian pada lasan
baja atau besi.
B.4 Manfaat
Makalah ini berguna sebagai sarana belajar bagi mahasiswa atau
masyarakat tentang teknik pengelasan khusunya untuk mengetahui
kecacatan yang terjadi pada sambungan lasan dan cara untuk
menanggulangi cacat las tersebut.
C. PEMBAHASAN
C.1Pengelasan
Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang
didasarkan pada prinsip-prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan
bagian bahan yang disambung. Kelebihan sambungan las adalah
konstruksi ringan, dapat menahan kekuatan yang tinggi, mudah
pelaksanaannya, serta cukup ekonomis. Namun kelemahan yang paling
utama adalah terjadinya perubahan struktur mikro bahan yang dilas,
sehingga terjadi perubahan sifat fisik maupun mekanis dari bahan yang
dilas.
Energi panas yang digunakan untuk mencairkan material berasal
dari busur listrik, tahanan listrik, pembakaran gas, dan juga beberapa cara
lain diantaranya adalah sinar laser, sinar electron, dan busur plasma.
Penyambungan material dengan cara ini mempunyai persyaratan material
harus sama, karena untuk mendapatkan sambungan yang sempurna suhu
3
material harus sama, jika tidak proses penyambungan tidak akan terjadi.
Kelebihan metode pengelasan ini adalah proses dan persiapan sambungan
tidak rumit, biaya murah, pelaksanaannya mudah. Kelemahannya adalah
memerlukan juru las yang terampil, terjadinya HAZ yang menyebabkan
perubahan sifat bahan, dan ada potensi kecelakaan dan terganggunya
kesehatan juru las.
Ketika logam cair mulai membeku akibat pendinginan cepat, maka
akan terjadi perubahan struktur mikro dalam deposit logam las dan logam
dasar yang terkena pengaruh panas (Heat affected zone/HAZ). Struktur
mikro dalam logam lasan biasanya berbentuk columnar, sedangkan pada
daerah HAZ terdapat perubahan yang sangat bervariasi. Sebagai contoh,
pengelasan baja karbon tinggi sebelumnya berbentuk pearlite, maka seelah
pengelasan struktur mikronya tidak hanya pearlite, tetapi juga terdapat
bainite dan martensite. Logam lasan mengalami pemanasan hingga
termperatur 1500o C dan daerah HAZ bervariasi mulai 200° C hingga
1100° C
C.2 Pengelasan Pada Pelat Sisi Kapal (Lambung Kapal)
Pembuatan lambung kapal dengan konstruksi las, pada umumnya
dilakukan dengan cara konstruksi blok, yaitu membagi badan kapal ke
dalam blok. Masing-masing blok di rakit terlebih dahulu dan kemudian
blok-blok itu disusun dan disambung satu sama lain di atas landasan
pembangunan (galangan perakit).
Pembuatan lambung kapal dengan konstruksi las membutuhkan
perencanaan yang sesuai dengan urutan pengelasan dan perlakuan khusus
seperti perakitan kotak konstruksi dasar ganda harus dimulai dari tengah
dan menuju ke sisi guna mengurangi tegangan sisa. Pelaksanaan
pengelasan harus sesuai dengan diameter elektroda dan posisinya, dan
harus memperhatikan peraturan-peraturan dalam pekerjaan las sehingga
tidak menimbulkan cacat las yang fatal. Sehingga juru las harus memiliki
pengetahuan dan ketrampilan dalam pengelasan agar saat melaksanaka
pekerjaan pengelasan bisa mengurangi cacat dalam pelaksanaan las, dan
4
juga agar juru las tersebut bisa memperbaiki atau mereparasi cacat las
tersebut dengan baik dan ekonomis.
C.3 Macam-macam Cacat Las dan Faktor Penyebabnya
Karena proses pemanasan pada pengelasan maka logam disekitar
lasan mengalami siklus termal cepat yang menyebabkan terjadinya
deformasi. Hal ini erat sekali hubunganya dengan terjadinya cacat las yang
secara umum mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan
kontruksi material yang dilas. Macam-macam cacat pada lasan:
 Retak Las
Cacat las yang sering sekali terjadi pada saat proses pengelasan
adalah retak las yang dapat dibagi menjadi dua kategori yakni : retak
dingin dan retak panas. Retak dingin adalah retak yang terjadi pada
daerah las pada suhu kurang lebih 300oC. Sedangkan retak panas
adalah retak yang terjadi pada suhu diatas 500oC. Retak dingin tidak
hanya terjadi pada daerah HAZ (Heat Affected Zone) atau sering
disebut dengan daerah pergaruh panas tetapi biasanya terjadi pada
logam las. Retak dingin ini dapat terjadi pada daerah panas yang sering
terjadi. Dan retakan ini dapat dilihat dibawah manik Ias, retak akar dan
kaki, serta retak melintang.
Retak dingin didaerah HAZ ini biasanya terjadi antara beberapa
menit sampai 48 jam sesudah pengelasan. Sedangkan retak panas
dibagi menjadi dua kelas yaitu retak karena pembebasan tegangan pada
daerah pengaruh panas yang terjadi pada suhu 500oC - 700oC dan
retak yang terjadi pada suhu diatas 900oC yang terjadi pada peristiwa
pembekuan logam las.
Penyebab umum pada semua jenis keretakan las ini adalah:
o Pilihan jenis elektroda yang salah atau tidak tepat.
o Benda kerja terbuat dari baja karbon tinggi.
o Pendinginan setelah pengelasan yang terlalu cepat.
o Benda kerja yang dilas terlalu kaku.
o Penyebaran panas pada bagian-bagian yang di las tidak seimbang.
5
 Penembusan Las Kurang Baik
Jika penembusan pengelasan kurang maka akibat yang timbul
pada konstruksi adalah kekuatan konstruksi yang kurang kokoh karena
penembusan yang kurang. Karena kurang penembusan inilah maka
penyambungan tidak sempurna. Penyebab dari penembusan yang
kurang ini antara lain :
o Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi.
o Arus terlalu rendah.
o Diameter elektroda yang terlalu besar atau terlalu kecil.
o Benda kerja terlalu kotor.
o Persiapan kampuh atau sudut kampuh tidak baik.
o Busur las yang terlalu panjang.
 Pengerukan / Under Cut
Pengerukan ini terjadi pada benda kerja atau konstruksi yang termakan
oleh las sehingga benda kerja tadi berkurang kekuatan konstruksi
meskipun sebelumnya telah dilakukan pengelasan. Sebab - sebab
pengerukan las antara lain :
o Arus yang terlalu tinggi.
o Kecepatan pengelasaan yang terlalu tinggi pula.
o Busur nyala yang terlalu panjang.
o Ukuran elektroda yang salah.
o Posisi elektroda selama pengelasan tidak tepat.
o Ayunan elektroda selama pengelasan tidak teratur.
 Keropos
Keropos ini bila didiamkan, lama kelamaan akan menebar yang
diikuti dengan perkaratan atau korosi pada konstriksi sehingga
kontruksi menjadi rapuh karena korosi tadi. Penyebab keropos ini
yakni :
o Busur pendek.
o Kecepatan mengelas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
o Kurang waktu pengisian.
o Terdapat kotoran-kotoran pada benda kerja.
6
o Kesalahan memilih jenis elektroda
 Penggerutan Benda Kerja
Pada dasarnya setiap logam bila dipanasi akan memuai dan
mengkerut bila di dinginkan. Bila salah satu permukaan las tipis dilas
pada arah memanjang, maka setelah dingin terjadilah pelengkungan
atau melenting atau deformasi. Dan pada dua bilah plat tipis dilas
(tanpa membuat pengikat lebih dulu) maka kedua sisi kampuh yang
masih bebas akan bergeser, bahkan sampai kedua sisi tersebut dapat
berimpit Penyebab Penggerutan ini adalah:
o Pengisian pengelasan kurang.
o Pengkleman salah.
o Pemanasan yang berlebihan.
o Kesalahan persiapan kampuh.
o Pemanasan tidak merata.
o Penempatan bagian-bagian yang disambung kurang baik.
o Salah urutan pengelasan
C.4Penanggulangan Cacat Las
Dalam pembangunan kapal baru jumlah pekerjaan las kira-kira
sepertiga dari seluruh jumlah pekerjaan. Ada kapal yang dibangun dengan
sistim blok dan ini berarti banyak sekali konstruksi yang menggunakan
pengelasan. Sehingga memungkinkan banyaknya lasan yang cacat dan
harus diusahakan untuk menghindarinya.
Untuk mengatasi macam-macam cacat las yang telah terjadi supaya
hasil pekerjaan las dapat memuaskanbanyak pihak, maka perlu
dilaksanakan cara-cara penanggulangannya, yaitu sebagai berikut:
 Penanggulangan Retak Las
Dalarn menghindari terjadinya retakan las pada daerah panas,
atau usaha penaggulanganya supaya tidak terjadi retak pada las antara
lain :
o Menggunakan elektroda yang betul, dalam hal ini sedapat mungkin
menggunakan elektroda dengan fluk yang mempunyai kadar
hydrogen rendah.
7
o Sebelum mengelas, pada daerah sekitar kampuh harus dibersihkan
dari air, karat, debu, minyak dan zat organik yang dapat menjadi
sumber hidrogen.
o Mendinginkan perlahan-lahan setelah dilas.
o Membebaskan kampuh dari kekakuan.
o Mengadakan pemanasan pendahuluan sebelum memulai
pengelasan, dengan cara ini retak las dapat terhindarkan
 Penanggulangan Penembusan Las Kurang Baik
Cara untuk mengatasi cacat las penembusan yang kurang baik
dapat dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :
o Penyetelan arus pengelasan yang tepat.
o Pengelasan diperlambat dan stabil agar panas yang didapat lebih
merata.
o Mengatur kecepatan las, sehingga kedua sisi benda kerja mencair
dengan baik.
o Memilih diameter elektroda yang sesuai dengan ukuran coakan.
o Membersihkan benda kerja dari terak dan kotoran yang ada.
o Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat.
o Membetulkan sudut kampuh.
 Penanggulangan Pengerukan / Under Cut
Cara untuk mengatasi cacat las pengerukan/under cut dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
o Menyetel arus yang tepat.
o Mengurangi kecepatan mengelas.
o Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat.
o Menggunakan ukuran elektroda yang benar.
o Menyetel posisi elektroda, sehingga gaya busur nyala akan menahan
cairan pengelasan.
o Mengupayakan ayunan elektroda dengan teratur.
8
 Penanggulangan Keropos
Cara untuk mengatasi cacat las keropos dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
o Mempertahankan jarak busur yang baik.
o Mengurangi kecepatan pengelasan atau kecepatan dipertinggi.
o Member waktu pengisian yang cukup untuk melepaskan gas.
o Membersihkan benda kerja.
o Menggunakan elektroda yang tepat.
 Penanggulangan Penggerutan Benda Kerja
Pada setiap proses pengelasan akan terjadi yang namanya
perubahan bentuk terhadap benda kerja. Perubahan bentuk ini akan
mengurangi ketelitian ukuran dan penampakan luar serta dapat juga
menurunkan kekuatan. Hal-hal untuk mengurangi terjadinya
pengerutan benda kerja atau perubahan bentuk antara lain :
o Pengurangan masuknya panas dan logam panas.
o Menentukan urutan pengeiasan yang tepat.
Bila perubahan bentuk ini terjadi, untuk meluruskannya
kembali diperlukan waktu dan kerja yang cukup banyak. Adapun cara
untuk mengatasi perubahan bentuk adalah:
o Pengelasan sedikit mungkin.
o Dudukan benda yang hendak dilas sedikit sedikit dimiringkan
keluar, sehingga rigi-rigi las akan menariknya kepada kedudukan
yang didinginkan.
o Melakukan pengelasan yang bergantian pada setiap sisi dan
membuat urutan rigi-rigi yang menimbulkan gaya-gaya penyusutan
yang saling meniadakan
Cara pengelasan kontuksi lambung kapal biasanya dilakukan langkah-
langkah antara lain:
o Pemeriksaan ukuran alur
o Pemilihan bahan las yng tepat
o Penentuan ukuran pengelasan
o Pembersihan alur dari debu, karat, dan minyak.
9
Untuk pengelasan antar plat kulit dan rangka gladak atas
urutanya adalah las tumpul dan kemudian barulah las tumpang.
Pengelasan dalam reparasi kapal harus diperhatikan hal-hal berikut:
o Menentukan seteliti mungkin besarnya bagian yang rusak.
o Memperhatikan lingkungan kerja, misalnya dalam memindahkan
tabung gas yang mudah terbakar.
o memasang pengaman bila pengelasan dilakukan ditempat yang
tinggi.
o mempersiapkan tenaga listrik yang diperlukan.
o Dalam penggantian plat harus disiapkan lubang batas dan harus
menentukan urutan pengelasan
Rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul
memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan
konstruksi serta keadaan sekitarnya. Sedapat mungkin dalam
perencanaan konstruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las
harus direncanakan pula tentang cara pengelasannya, pemeriksaan,
bahan las, dan jenis las yang dipergunakan, berdasarkan fungsi dari
bagian-bagian bangunan atau mesin yang direncanakan.
D. KESIMPULAN
Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang
didasarkan pada prinsip-prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan
bagian bahan yang disambung.
Pembuatan lambung kapal dengan konstruksi las membutuhkan
perencanaan yang sesuai dengan urutan pengelasan dan perlakuan khusus
seperti perakitan kotak konstruksi dasar ganda harus dimulai dari tengah dan
menuju ke sisi guna mengurangi tegangan sisa. Pelaksanaan pengelasan harus
sesuai dengan diameter elektroda dan posisinya, dan harus memperhatikan
peraturan-peraturan dalam pekerjaan las sehingga tidak menimbulkan cacat las
yang fatal.
Karena proses pemanasan pada pengelasan maka logam disekitar lasan
mengalami siklus termal cepat yang menyebabkan terjadinya deformasi. Hal
10
ini erat sekali hubunganya dengan terjadinya cacat las yang secara umum
mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan kontruksi material yang
dilas.
Macam-macam cacat las :
 Retak Las
 Penembusan Las kurang baik
 Pengerutan/under cut
 Keropos
 Penggerutan benda kerja
Untuk mengatasi macam-macam cacat las yang telah terjadi supaya
hasil pekerjaan las dapat memuaskan banyak pihak, maka perlu dilaksanakan
cara-cara penanggulangannya di setiap jenis cacat las yang terjadi. Sehingga
pekerjaan las khususnya pada pelat sisi kapal bisa berjalan lancar dan
memuaskan banyak pihak dengan hasil las yang baik.
11
E. DAFTAR PUSTAKA
Hendroprasetyo, Wing, ”Handout Inspeksi Las”, jurusan Teknik Perkapalan,
ITS, Surabaya, 2006
Frank R. Scell, Bill Matlock. 1979. Industrial Welding Procedures, Van
Nostrand Reinhold Co, New York.
Josepeh W. Giachino, William Weeks. 1976, Welding Skillsand Practice,
American Technical Society, Chicago.
Wikipedia. Pengelasan
12
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Contoh Gambar Jenis Cacat Pada Pengelasan Pelat Sisi
Gambar 1. Incomplete Penetration Gambar 2. Excessive Penetration
Gambar 3. Undercut Gambar 4. Porosity
Gambar 4. Incomplete Fusion Gambar 5. Overlap
Gambar 6. Underfill Gambar 7. Spatter
Gambar 8. Excessive Concavity Gambar 9. Excessive
Weld
Gambar 10. Unacceptable Weld Profiles

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cBayu Fajri
 
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAULAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAUdian haryanto
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesinEko Purwanto
 
Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Mukhamad Suwardo
 
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...Poetri Einsteiner
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiCharis Muhammad
 
Peralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangkuPeralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangkuEdi Sutanto
 
Proses pemotongan (milling dan grinda)
Proses pemotongan (milling dan grinda)Proses pemotongan (milling dan grinda)
Proses pemotongan (milling dan grinda)Muhamad Amirudin
 
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelatMakalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelatMask Black
 
Tutorial solidworks membuat rangka meja menggunakan weldment
Tutorial solidworks membuat rangka meja menggunakan weldmentTutorial solidworks membuat rangka meja menggunakan weldment
Tutorial solidworks membuat rangka meja menggunakan weldmentZul Abidin
 
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...ejacock
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikkaatteell
 
Baja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyaBaja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyawizdan ozil
 
Toleransi linier
Toleransi linierToleransi linier
Toleransi linierndirocket
 

Was ist angesagt? (20)

Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAULAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
 
Teknik Pengelasan
Teknik Pengelasan Teknik Pengelasan
Teknik Pengelasan
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
 
Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)
 
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - Rantai
 
Peralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangkuPeralatan kerja bangku
Peralatan kerja bangku
 
Proses pemotongan (milling dan grinda)
Proses pemotongan (milling dan grinda)Proses pemotongan (milling dan grinda)
Proses pemotongan (milling dan grinda)
 
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelatMakalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
 
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
 
Tutorial solidworks membuat rangka meja menggunakan weldment
Tutorial solidworks membuat rangka meja menggunakan weldmentTutorial solidworks membuat rangka meja menggunakan weldment
Tutorial solidworks membuat rangka meja menggunakan weldment
 
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...
 
Dasar dasar proses pengelasan
Dasar dasar proses pengelasanDasar dasar proses pengelasan
Dasar dasar proses pengelasan
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarik
 
Baja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyaBaja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinya
 
Mekanika permesinan
Mekanika permesinanMekanika permesinan
Mekanika permesinan
 
Toleransi linier
Toleransi linierToleransi linier
Toleransi linier
 
TEGANGAN
TEGANGANTEGANGAN
TEGANGAN
 
2 sambungan paku keling
2 sambungan paku keling2 sambungan paku keling
2 sambungan paku keling
 

Andere mochten auch

Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal
Perencanaan Kebutuhan Listrik KapalPerencanaan Kebutuhan Listrik Kapal
Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapaltanalialayubi
 
Smk teknik pengelasan kapal jilid ii heri sunaryo
Smk teknik pengelasan kapal jilid ii heri sunaryoSmk teknik pengelasan kapal jilid ii heri sunaryo
Smk teknik pengelasan kapal jilid ii heri sunaryoAlen Pepa
 
Perhitungan daun kemudi
Perhitungan daun kemudiPerhitungan daun kemudi
Perhitungan daun kemuditanalialayubi
 
Makalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayakMakalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayakVirta Puspita Sari
 
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...Alen Pepa
 
Mengelas Plat Tipis Dengan Las gas OAW
Mengelas Plat Tipis Dengan Las gas OAWMengelas Plat Tipis Dengan Las gas OAW
Mengelas Plat Tipis Dengan Las gas OAWNur Ilham
 

Andere mochten auch (6)

Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal
Perencanaan Kebutuhan Listrik KapalPerencanaan Kebutuhan Listrik Kapal
Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal
 
Smk teknik pengelasan kapal jilid ii heri sunaryo
Smk teknik pengelasan kapal jilid ii heri sunaryoSmk teknik pengelasan kapal jilid ii heri sunaryo
Smk teknik pengelasan kapal jilid ii heri sunaryo
 
Perhitungan daun kemudi
Perhitungan daun kemudiPerhitungan daun kemudi
Perhitungan daun kemudi
 
Makalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayakMakalah peralatan industri proses menara ayak
Makalah peralatan industri proses menara ayak
 
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...13   pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
13 pengaruh masukan panas sambungan las erw terhadap kekerasan material pip...
 
Mengelas Plat Tipis Dengan Las gas OAW
Mengelas Plat Tipis Dengan Las gas OAWMengelas Plat Tipis Dengan Las gas OAW
Mengelas Plat Tipis Dengan Las gas OAW
 

Ähnlich wie Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal

12majalah hartono oke_ (2)
12majalah hartono oke_ (2)12majalah hartono oke_ (2)
12majalah hartono oke_ (2)Alen Pepa
 
12majalah hartono oke_
12majalah hartono oke_12majalah hartono oke_
12majalah hartono oke_Alen Pepa
 
CACAT LAS KLPK 5.pptx
CACAT LAS KLPK 5.pptxCACAT LAS KLPK 5.pptx
CACAT LAS KLPK 5.pptxLizarJamil
 
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdfPENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdfRahma750999
 
Analisa las listrik dan asitilin
Analisa las listrik dan asitilinAnalisa las listrik dan asitilin
Analisa las listrik dan asitilinYusuf Saputra
 
Its undergraduate-8731-4104100034-chapter1
Its undergraduate-8731-4104100034-chapter1Its undergraduate-8731-4104100034-chapter1
Its undergraduate-8731-4104100034-chapter1Alen Pepa
 
Pengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAW
Pengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAWPengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAW
Pengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAWNur Ilham
 
23 maradu (2)
23 maradu (2)23 maradu (2)
23 maradu (2)Alen Pepa
 
6.paper m 008
6.paper m 0086.paper m 008
6.paper m 008Wo Joyo
 
Teori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiTeori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiAmal Mulia
 
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01Oktavian Kusumawardhana
 
Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3PPGhybrid3
 

Ähnlich wie Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal (20)

12majalah hartono oke_ (2)
12majalah hartono oke_ (2)12majalah hartono oke_ (2)
12majalah hartono oke_ (2)
 
12majalah hartono oke_
12majalah hartono oke_12majalah hartono oke_
12majalah hartono oke_
 
CACAT LAS KLPK 5.pptx
CACAT LAS KLPK 5.pptxCACAT LAS KLPK 5.pptx
CACAT LAS KLPK 5.pptx
 
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdfPENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
 
Analisa las listrik dan asitilin
Analisa las listrik dan asitilinAnalisa las listrik dan asitilin
Analisa las listrik dan asitilin
 
Sambungan Las( X TMP 3) SMK N 2 KEBUMEN 2014-2015
Sambungan Las( X TMP 3) SMK N 2 KEBUMEN 2014-2015Sambungan Las( X TMP 3) SMK N 2 KEBUMEN 2014-2015
Sambungan Las( X TMP 3) SMK N 2 KEBUMEN 2014-2015
 
Modul las
Modul lasModul las
Modul las
 
Its undergraduate-8731-4104100034-chapter1
Its undergraduate-8731-4104100034-chapter1Its undergraduate-8731-4104100034-chapter1
Its undergraduate-8731-4104100034-chapter1
 
Cacat las
Cacat las Cacat las
Cacat las
 
Pengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAW
Pengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAWPengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAW
Pengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAW
 
MATERI_TEKNIK_PENGELASAN.pptx
MATERI_TEKNIK_PENGELASAN.pptxMATERI_TEKNIK_PENGELASAN.pptx
MATERI_TEKNIK_PENGELASAN.pptx
 
23 maradu (2)
23 maradu (2)23 maradu (2)
23 maradu (2)
 
23 maradu
23 maradu23 maradu
23 maradu
 
6.paper m 008
6.paper m 0086.paper m 008
6.paper m 008
 
Teori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiTeori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasi
 
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
Teoripengelasandanfabrikasi 140530223305-phpapp01
 
tbb presentasi
tbb presentasitbb presentasi
tbb presentasi
 
Makalah korosi
Makalah korosiMakalah korosi
Makalah korosi
 
Makalah korosi
Makalah korosiMakalah korosi
Makalah korosi
 
Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3
 

Mehr von tanalialayubi

PERENCANAAN WAKTU & JARINGAN KERJA
PERENCANAAN WAKTU & JARINGAN KERJAPERENCANAAN WAKTU & JARINGAN KERJA
PERENCANAAN WAKTU & JARINGAN KERJAtanalialayubi
 
LAPORAN PRAKTEK KELISTRIKAN KAPAL
LAPORAN PRAKTEK KELISTRIKAN KAPAL LAPORAN PRAKTEK KELISTRIKAN KAPAL
LAPORAN PRAKTEK KELISTRIKAN KAPAL tanalialayubi
 
LINES PLAN TANKER SHIP MT ALITAN
LINES PLAN TANKER SHIP MT ALITANLINES PLAN TANKER SHIP MT ALITAN
LINES PLAN TANKER SHIP MT ALITANtanalialayubi
 
JOB DIES DAN PENGEDOKAN KAPAL
JOB DIES DAN PENGEDOKAN KAPALJOB DIES DAN PENGEDOKAN KAPAL
JOB DIES DAN PENGEDOKAN KAPALtanalialayubi
 
teknologi pengelasan logam
teknologi pengelasan logamteknologi pengelasan logam
teknologi pengelasan logamtanalialayubi
 
Dimensi Satuan Mekanika Fluida
Dimensi Satuan Mekanika FluidaDimensi Satuan Mekanika Fluida
Dimensi Satuan Mekanika Fluidatanalialayubi
 
Perhitungan Plat Kulit Kapal
Perhitungan Plat Kulit KapalPerhitungan Plat Kulit Kapal
Perhitungan Plat Kulit Kapaltanalialayubi
 
Teknik pengelasan kapal jilid 1
Teknik pengelasan kapal jilid 1Teknik pengelasan kapal jilid 1
Teknik pengelasan kapal jilid 1tanalialayubi
 
Proses pembuatan kapal
Proses pembuatan kapalProses pembuatan kapal
Proses pembuatan kapaltanalialayubi
 
Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi ManajemenSistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajementanalialayubi
 
TBK 1 Satuan-satuan Perkapalan
TBK 1 Satuan-satuan PerkapalanTBK 1 Satuan-satuan Perkapalan
TBK 1 Satuan-satuan Perkapalantanalialayubi
 
Konstruksi buritan Kapal
Konstruksi buritan KapalKonstruksi buritan Kapal
Konstruksi buritan Kapaltanalialayubi
 
Alas ganda (double bottom)
Alas ganda (double bottom)Alas ganda (double bottom)
Alas ganda (double bottom)tanalialayubi
 

Mehr von tanalialayubi (20)

PERENCANAAN WAKTU & JARINGAN KERJA
PERENCANAAN WAKTU & JARINGAN KERJAPERENCANAAN WAKTU & JARINGAN KERJA
PERENCANAAN WAKTU & JARINGAN KERJA
 
LAPORAN PRAKTEK KELISTRIKAN KAPAL
LAPORAN PRAKTEK KELISTRIKAN KAPAL LAPORAN PRAKTEK KELISTRIKAN KAPAL
LAPORAN PRAKTEK KELISTRIKAN KAPAL
 
LAPORAN KKL 2014
LAPORAN KKL 2014 LAPORAN KKL 2014
LAPORAN KKL 2014
 
LINES PLAN TANKER SHIP MT ALITAN
LINES PLAN TANKER SHIP MT ALITANLINES PLAN TANKER SHIP MT ALITAN
LINES PLAN TANKER SHIP MT ALITAN
 
PROSEDUR LAS
PROSEDUR LASPROSEDUR LAS
PROSEDUR LAS
 
JOB DIES DAN PENGEDOKAN KAPAL
JOB DIES DAN PENGEDOKAN KAPALJOB DIES DAN PENGEDOKAN KAPAL
JOB DIES DAN PENGEDOKAN KAPAL
 
teknologi pengelasan logam
teknologi pengelasan logamteknologi pengelasan logam
teknologi pengelasan logam
 
Dimensi Satuan Mekanika Fluida
Dimensi Satuan Mekanika FluidaDimensi Satuan Mekanika Fluida
Dimensi Satuan Mekanika Fluida
 
Mekanika Fluida
Mekanika FluidaMekanika Fluida
Mekanika Fluida
 
Perhitungan Plat Kulit Kapal
Perhitungan Plat Kulit KapalPerhitungan Plat Kulit Kapal
Perhitungan Plat Kulit Kapal
 
Laporan Uji Bahan
Laporan Uji BahanLaporan Uji Bahan
Laporan Uji Bahan
 
Teknik pengelasan kapal jilid 1
Teknik pengelasan kapal jilid 1Teknik pengelasan kapal jilid 1
Teknik pengelasan kapal jilid 1
 
Proses pembuatan kapal
Proses pembuatan kapalProses pembuatan kapal
Proses pembuatan kapal
 
Alat Potong Gas
Alat Potong GasAlat Potong Gas
Alat Potong Gas
 
Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi ManajemenSistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen
 
TBK 1 Satuan-satuan Perkapalan
TBK 1 Satuan-satuan PerkapalanTBK 1 Satuan-satuan Perkapalan
TBK 1 Satuan-satuan Perkapalan
 
Konstruksi buritan Kapal
Konstruksi buritan KapalKonstruksi buritan Kapal
Konstruksi buritan Kapal
 
Konst haluan Kapal
Konst haluan KapalKonst haluan Kapal
Konst haluan Kapal
 
Konstruksi geladak
Konstruksi geladakKonstruksi geladak
Konstruksi geladak
 
Alas ganda (double bottom)
Alas ganda (double bottom)Alas ganda (double bottom)
Alas ganda (double bottom)
 

Kürzlich hochgeladen

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang Bumi
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang BumiProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang Bumi
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang BumiJsitBanjarnegara
 
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMform Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMAgungJakaNugraha1
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfSriHandayaniLubisSpd
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docxFaqihMakhfuddin1
 
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docxLK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docxsarimuliati80
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfSriHandayaniLubisSpd
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfRahayanaDjaila2
 
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfModul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfDianaRuswandari1
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?AdePutraTunggali
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakDianPermana63
 
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2ZARINA KHAMIS
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik WidarsihTugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsihninikwidarsih44
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdfAksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdfYudhi45820
 
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docxLAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docxSriHandayaniLubisSpd
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docLeoRahmanBoyanese
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang Bumi
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang BumiProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang Bumi
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Aku Sayang Bumi
 
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMform Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docxLK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
 
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdfModul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
Modul Ajar Sosiologi - Lembaga Sosial - Fase E.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik WidarsihTugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdfAksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdf
 
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docxLAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
LAPORAN PARTISIPAN OBSERVER sdn 211.docx
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
 

Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal

  • 1. 1 A. JUDUL “Cacat Las Pada Pelat Sisi Kapal (Kulit Lambung) dan Cara Penaggulangannya” B. PENDAHULUAN B.1Latar Belakang Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua logam atau lebih dengan menggunakan energi panas sebagai medianya. Pengelasan merupakan hal yang penting dan harus diperhatikan dalam kegiatan industri yang mengaitkan baja atau besi. Khususnya pada perindustrian kapal khususnya kapal baja, pengelasan ini sangat penting karena tanpa adanya pengelasan maka baja yang di gunakan sebagai bahan pembuatan kapal tidak akan tersambung. Namun seringkali pengelasan sangat rentan terhadap kecacatan, hal ini dikarenakan proses ini maka logam disekitar lasan mengalami siklus termal cepat yang menyebabkan terjadinya deformasi. Hal ini erat sekali hubunganya dengan terjadinya cacat las yang secara umum mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan kontruksi material yang dilas. Sebagai juru las kapal harus menguasai ilmu tentang pengelasan kapal bagaimana faktor yang menyebabkan kecacatan las, dan bagaimana cara untuk menanggulanginya. Sehingga industri atau pabrik di bidang yang bersangkutan tidak mengalami kerugian yang ebih besar. Oleh karena itu penulis menyusun makalah yang berjudul “Kecacatan Pada Sambungan Las Kapal” agar para juru las bisa mengurangi resiko cacatnya pada sambungan las, dan juga bisa menanggulangi cacatnya sambungan las. B.2Perumusan Masalah Pengelasan merupakan pekerjaan yang rumit, sehingga tak terelakan lagi dengan terjadinya kecacatan pada lasan. Sehingga perlu dilakukannya pengetahuan yang tinggi tentang pengelasan, dimana kecacatan las dapat terjadi karena berbagai faktor. Sehingga juru las harus
  • 2. 2 mempunyai keahlian untuk mencegah terjadinya cacat tersebut, dan juru las juga harus mengetahui cacat-cacat yang terjadi pada lasan serta bagaimana cara untuk menanggulanginya. B.3Tujuan Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana seorang juru las mengerti bagaimana kecacatan pada lasan dan juga mengetahui faktor- faktor yang menyebabkan kecacatan las serta bagaimana cara untuk menanggulanginya agar bisa meminimalisir terjadinya kerugian pada lasan baja atau besi. B.4 Manfaat Makalah ini berguna sebagai sarana belajar bagi mahasiswa atau masyarakat tentang teknik pengelasan khusunya untuk mengetahui kecacatan yang terjadi pada sambungan lasan dan cara untuk menanggulangi cacat las tersebut. C. PEMBAHASAN C.1Pengelasan Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang didasarkan pada prinsip-prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan bagian bahan yang disambung. Kelebihan sambungan las adalah konstruksi ringan, dapat menahan kekuatan yang tinggi, mudah pelaksanaannya, serta cukup ekonomis. Namun kelemahan yang paling utama adalah terjadinya perubahan struktur mikro bahan yang dilas, sehingga terjadi perubahan sifat fisik maupun mekanis dari bahan yang dilas. Energi panas yang digunakan untuk mencairkan material berasal dari busur listrik, tahanan listrik, pembakaran gas, dan juga beberapa cara lain diantaranya adalah sinar laser, sinar electron, dan busur plasma. Penyambungan material dengan cara ini mempunyai persyaratan material harus sama, karena untuk mendapatkan sambungan yang sempurna suhu
  • 3. 3 material harus sama, jika tidak proses penyambungan tidak akan terjadi. Kelebihan metode pengelasan ini adalah proses dan persiapan sambungan tidak rumit, biaya murah, pelaksanaannya mudah. Kelemahannya adalah memerlukan juru las yang terampil, terjadinya HAZ yang menyebabkan perubahan sifat bahan, dan ada potensi kecelakaan dan terganggunya kesehatan juru las. Ketika logam cair mulai membeku akibat pendinginan cepat, maka akan terjadi perubahan struktur mikro dalam deposit logam las dan logam dasar yang terkena pengaruh panas (Heat affected zone/HAZ). Struktur mikro dalam logam lasan biasanya berbentuk columnar, sedangkan pada daerah HAZ terdapat perubahan yang sangat bervariasi. Sebagai contoh, pengelasan baja karbon tinggi sebelumnya berbentuk pearlite, maka seelah pengelasan struktur mikronya tidak hanya pearlite, tetapi juga terdapat bainite dan martensite. Logam lasan mengalami pemanasan hingga termperatur 1500o C dan daerah HAZ bervariasi mulai 200° C hingga 1100° C C.2 Pengelasan Pada Pelat Sisi Kapal (Lambung Kapal) Pembuatan lambung kapal dengan konstruksi las, pada umumnya dilakukan dengan cara konstruksi blok, yaitu membagi badan kapal ke dalam blok. Masing-masing blok di rakit terlebih dahulu dan kemudian blok-blok itu disusun dan disambung satu sama lain di atas landasan pembangunan (galangan perakit). Pembuatan lambung kapal dengan konstruksi las membutuhkan perencanaan yang sesuai dengan urutan pengelasan dan perlakuan khusus seperti perakitan kotak konstruksi dasar ganda harus dimulai dari tengah dan menuju ke sisi guna mengurangi tegangan sisa. Pelaksanaan pengelasan harus sesuai dengan diameter elektroda dan posisinya, dan harus memperhatikan peraturan-peraturan dalam pekerjaan las sehingga tidak menimbulkan cacat las yang fatal. Sehingga juru las harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam pengelasan agar saat melaksanaka pekerjaan pengelasan bisa mengurangi cacat dalam pelaksanaan las, dan
  • 4. 4 juga agar juru las tersebut bisa memperbaiki atau mereparasi cacat las tersebut dengan baik dan ekonomis. C.3 Macam-macam Cacat Las dan Faktor Penyebabnya Karena proses pemanasan pada pengelasan maka logam disekitar lasan mengalami siklus termal cepat yang menyebabkan terjadinya deformasi. Hal ini erat sekali hubunganya dengan terjadinya cacat las yang secara umum mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan kontruksi material yang dilas. Macam-macam cacat pada lasan:  Retak Las Cacat las yang sering sekali terjadi pada saat proses pengelasan adalah retak las yang dapat dibagi menjadi dua kategori yakni : retak dingin dan retak panas. Retak dingin adalah retak yang terjadi pada daerah las pada suhu kurang lebih 300oC. Sedangkan retak panas adalah retak yang terjadi pada suhu diatas 500oC. Retak dingin tidak hanya terjadi pada daerah HAZ (Heat Affected Zone) atau sering disebut dengan daerah pergaruh panas tetapi biasanya terjadi pada logam las. Retak dingin ini dapat terjadi pada daerah panas yang sering terjadi. Dan retakan ini dapat dilihat dibawah manik Ias, retak akar dan kaki, serta retak melintang. Retak dingin didaerah HAZ ini biasanya terjadi antara beberapa menit sampai 48 jam sesudah pengelasan. Sedangkan retak panas dibagi menjadi dua kelas yaitu retak karena pembebasan tegangan pada daerah pengaruh panas yang terjadi pada suhu 500oC - 700oC dan retak yang terjadi pada suhu diatas 900oC yang terjadi pada peristiwa pembekuan logam las. Penyebab umum pada semua jenis keretakan las ini adalah: o Pilihan jenis elektroda yang salah atau tidak tepat. o Benda kerja terbuat dari baja karbon tinggi. o Pendinginan setelah pengelasan yang terlalu cepat. o Benda kerja yang dilas terlalu kaku. o Penyebaran panas pada bagian-bagian yang di las tidak seimbang.
  • 5. 5  Penembusan Las Kurang Baik Jika penembusan pengelasan kurang maka akibat yang timbul pada konstruksi adalah kekuatan konstruksi yang kurang kokoh karena penembusan yang kurang. Karena kurang penembusan inilah maka penyambungan tidak sempurna. Penyebab dari penembusan yang kurang ini antara lain : o Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi. o Arus terlalu rendah. o Diameter elektroda yang terlalu besar atau terlalu kecil. o Benda kerja terlalu kotor. o Persiapan kampuh atau sudut kampuh tidak baik. o Busur las yang terlalu panjang.  Pengerukan / Under Cut Pengerukan ini terjadi pada benda kerja atau konstruksi yang termakan oleh las sehingga benda kerja tadi berkurang kekuatan konstruksi meskipun sebelumnya telah dilakukan pengelasan. Sebab - sebab pengerukan las antara lain : o Arus yang terlalu tinggi. o Kecepatan pengelasaan yang terlalu tinggi pula. o Busur nyala yang terlalu panjang. o Ukuran elektroda yang salah. o Posisi elektroda selama pengelasan tidak tepat. o Ayunan elektroda selama pengelasan tidak teratur.  Keropos Keropos ini bila didiamkan, lama kelamaan akan menebar yang diikuti dengan perkaratan atau korosi pada konstriksi sehingga kontruksi menjadi rapuh karena korosi tadi. Penyebab keropos ini yakni : o Busur pendek. o Kecepatan mengelas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. o Kurang waktu pengisian. o Terdapat kotoran-kotoran pada benda kerja.
  • 6. 6 o Kesalahan memilih jenis elektroda  Penggerutan Benda Kerja Pada dasarnya setiap logam bila dipanasi akan memuai dan mengkerut bila di dinginkan. Bila salah satu permukaan las tipis dilas pada arah memanjang, maka setelah dingin terjadilah pelengkungan atau melenting atau deformasi. Dan pada dua bilah plat tipis dilas (tanpa membuat pengikat lebih dulu) maka kedua sisi kampuh yang masih bebas akan bergeser, bahkan sampai kedua sisi tersebut dapat berimpit Penyebab Penggerutan ini adalah: o Pengisian pengelasan kurang. o Pengkleman salah. o Pemanasan yang berlebihan. o Kesalahan persiapan kampuh. o Pemanasan tidak merata. o Penempatan bagian-bagian yang disambung kurang baik. o Salah urutan pengelasan C.4Penanggulangan Cacat Las Dalam pembangunan kapal baru jumlah pekerjaan las kira-kira sepertiga dari seluruh jumlah pekerjaan. Ada kapal yang dibangun dengan sistim blok dan ini berarti banyak sekali konstruksi yang menggunakan pengelasan. Sehingga memungkinkan banyaknya lasan yang cacat dan harus diusahakan untuk menghindarinya. Untuk mengatasi macam-macam cacat las yang telah terjadi supaya hasil pekerjaan las dapat memuaskanbanyak pihak, maka perlu dilaksanakan cara-cara penanggulangannya, yaitu sebagai berikut:  Penanggulangan Retak Las Dalarn menghindari terjadinya retakan las pada daerah panas, atau usaha penaggulanganya supaya tidak terjadi retak pada las antara lain : o Menggunakan elektroda yang betul, dalam hal ini sedapat mungkin menggunakan elektroda dengan fluk yang mempunyai kadar hydrogen rendah.
  • 7. 7 o Sebelum mengelas, pada daerah sekitar kampuh harus dibersihkan dari air, karat, debu, minyak dan zat organik yang dapat menjadi sumber hidrogen. o Mendinginkan perlahan-lahan setelah dilas. o Membebaskan kampuh dari kekakuan. o Mengadakan pemanasan pendahuluan sebelum memulai pengelasan, dengan cara ini retak las dapat terhindarkan  Penanggulangan Penembusan Las Kurang Baik Cara untuk mengatasi cacat las penembusan yang kurang baik dapat dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut : o Penyetelan arus pengelasan yang tepat. o Pengelasan diperlambat dan stabil agar panas yang didapat lebih merata. o Mengatur kecepatan las, sehingga kedua sisi benda kerja mencair dengan baik. o Memilih diameter elektroda yang sesuai dengan ukuran coakan. o Membersihkan benda kerja dari terak dan kotoran yang ada. o Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat. o Membetulkan sudut kampuh.  Penanggulangan Pengerukan / Under Cut Cara untuk mengatasi cacat las pengerukan/under cut dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : o Menyetel arus yang tepat. o Mengurangi kecepatan mengelas. o Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat. o Menggunakan ukuran elektroda yang benar. o Menyetel posisi elektroda, sehingga gaya busur nyala akan menahan cairan pengelasan. o Mengupayakan ayunan elektroda dengan teratur.
  • 8. 8  Penanggulangan Keropos Cara untuk mengatasi cacat las keropos dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : o Mempertahankan jarak busur yang baik. o Mengurangi kecepatan pengelasan atau kecepatan dipertinggi. o Member waktu pengisian yang cukup untuk melepaskan gas. o Membersihkan benda kerja. o Menggunakan elektroda yang tepat.  Penanggulangan Penggerutan Benda Kerja Pada setiap proses pengelasan akan terjadi yang namanya perubahan bentuk terhadap benda kerja. Perubahan bentuk ini akan mengurangi ketelitian ukuran dan penampakan luar serta dapat juga menurunkan kekuatan. Hal-hal untuk mengurangi terjadinya pengerutan benda kerja atau perubahan bentuk antara lain : o Pengurangan masuknya panas dan logam panas. o Menentukan urutan pengeiasan yang tepat. Bila perubahan bentuk ini terjadi, untuk meluruskannya kembali diperlukan waktu dan kerja yang cukup banyak. Adapun cara untuk mengatasi perubahan bentuk adalah: o Pengelasan sedikit mungkin. o Dudukan benda yang hendak dilas sedikit sedikit dimiringkan keluar, sehingga rigi-rigi las akan menariknya kepada kedudukan yang didinginkan. o Melakukan pengelasan yang bergantian pada setiap sisi dan membuat urutan rigi-rigi yang menimbulkan gaya-gaya penyusutan yang saling meniadakan Cara pengelasan kontuksi lambung kapal biasanya dilakukan langkah- langkah antara lain: o Pemeriksaan ukuran alur o Pemilihan bahan las yng tepat o Penentuan ukuran pengelasan o Pembersihan alur dari debu, karat, dan minyak.
  • 9. 9 Untuk pengelasan antar plat kulit dan rangka gladak atas urutanya adalah las tumpul dan kemudian barulah las tumpang. Pengelasan dalam reparasi kapal harus diperhatikan hal-hal berikut: o Menentukan seteliti mungkin besarnya bagian yang rusak. o Memperhatikan lingkungan kerja, misalnya dalam memindahkan tabung gas yang mudah terbakar. o memasang pengaman bila pengelasan dilakukan ditempat yang tinggi. o mempersiapkan tenaga listrik yang diperlukan. o Dalam penggantian plat harus disiapkan lubang batas dan harus menentukan urutan pengelasan Rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan konstruksi serta keadaan sekitarnya. Sedapat mungkin dalam perencanaan konstruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las harus direncanakan pula tentang cara pengelasannya, pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang dipergunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang direncanakan. D. KESIMPULAN Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang didasarkan pada prinsip-prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan bagian bahan yang disambung. Pembuatan lambung kapal dengan konstruksi las membutuhkan perencanaan yang sesuai dengan urutan pengelasan dan perlakuan khusus seperti perakitan kotak konstruksi dasar ganda harus dimulai dari tengah dan menuju ke sisi guna mengurangi tegangan sisa. Pelaksanaan pengelasan harus sesuai dengan diameter elektroda dan posisinya, dan harus memperhatikan peraturan-peraturan dalam pekerjaan las sehingga tidak menimbulkan cacat las yang fatal. Karena proses pemanasan pada pengelasan maka logam disekitar lasan mengalami siklus termal cepat yang menyebabkan terjadinya deformasi. Hal
  • 10. 10 ini erat sekali hubunganya dengan terjadinya cacat las yang secara umum mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan kontruksi material yang dilas. Macam-macam cacat las :  Retak Las  Penembusan Las kurang baik  Pengerutan/under cut  Keropos  Penggerutan benda kerja Untuk mengatasi macam-macam cacat las yang telah terjadi supaya hasil pekerjaan las dapat memuaskan banyak pihak, maka perlu dilaksanakan cara-cara penanggulangannya di setiap jenis cacat las yang terjadi. Sehingga pekerjaan las khususnya pada pelat sisi kapal bisa berjalan lancar dan memuaskan banyak pihak dengan hasil las yang baik.
  • 11. 11 E. DAFTAR PUSTAKA Hendroprasetyo, Wing, ”Handout Inspeksi Las”, jurusan Teknik Perkapalan, ITS, Surabaya, 2006 Frank R. Scell, Bill Matlock. 1979. Industrial Welding Procedures, Van Nostrand Reinhold Co, New York. Josepeh W. Giachino, William Weeks. 1976, Welding Skillsand Practice, American Technical Society, Chicago. Wikipedia. Pengelasan
  • 12. 12 LAMPIRAN – LAMPIRAN Contoh Gambar Jenis Cacat Pada Pengelasan Pelat Sisi Gambar 1. Incomplete Penetration Gambar 2. Excessive Penetration Gambar 3. Undercut Gambar 4. Porosity Gambar 4. Incomplete Fusion Gambar 5. Overlap Gambar 6. Underfill Gambar 7. Spatter Gambar 8. Excessive Concavity Gambar 9. Excessive Weld Gambar 10. Unacceptable Weld Profiles