SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 49
Oleh :
1. Ainur Pujianti
2. Biastira Rachma
3. Fibriana Rahmawati
4. Fitriatul Zahro
S1 Kesehatan Masyarakat
METODE PENGAMBILAN
SAMPEL
A. Pengertian populasi dan sampel
B. Kegunaan sampel
C. Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan
D. Prosedur pengambilan sampel
E. Teknik sampling
F. Penentuan besarnya sampel (sample size)
A. Pengertian populasi
dan sampel
Pengertian populasi dan sampel
• Populasi merupakan keseluruhan gejala/satuan yang ingin
diteliti
keseluruhan objek penelitian atau obyek yang diteliti
• sampel merupakan bagian populasi yang diambil untuk
diteliti atau sebagian kecil jumlah dari karakteristik yang
dimiliki oleh populasi.
contohnya seorang ibu yang “mencicipi” sayur yang
dimasak untuk mengetahui apakah sayur dalam panci
tersebut sudah enak atau belum.maka ibu tersebut
mengambil satu sendok untuk dicicipinya, dan kalau itu
sudah enak.tetapi kalau hasil cicipannya tersebut “hambar”
maka sayur dalam panci tersebut juga hambar.dari contoh
ini yang dimaksud populasi (kesatuan) adalah “sepanci
sayur”,sedangkan “sesendok sayur” sebagai
sampel(perwakilan).
Pengertian populasi dan sampel
• menurut Sugiyono populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono,2011:80).
• Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau
jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.
B. Kegunaan sampel
Kegunaan sampel
1)menghemat biaya: dalam melakukan penelitian memerlukan alat penelitian
yang digunakan untuk pengumpulan data, pengolahan data yang
memerlukan biaya yang relatif besar.jika dalam sebuah penelitian yang diteliti
yaitu seluruh obyek/populasi maka biaya yang dikeluarkan akan lebih
banyak.oleh sebab itu dengan menggunakan sampling maka biaya yang
dikeluarkan dapat dikurangi.
2)mempercepat pelaksanaan penelitian : apabila dalam melakukan penelitian
obyek yang diteliti sangat banyak (populasi) maka akan memerlukan waktu
yang lama tetapi jika obyek yang diteliti hanya sebagian saja(sampel) maka
hanya membutuhkan waktu yang sedikit sehingga penelitian akan cepat
selesai.
3)menghemat tenaga: dalam melakukan sebuah penelitian jika obyek yang
diteliti sangat banyak/seluruh populasi maka diperlukan tenaga yang lebih
banyak dibandingkan meneliti obyek yang sedikit.
4)memperluas ruang lingkup penelitian: dalam melakukan penelitian
menggunakan populasi maka cakupannya terlalu luas dan banyak sedangkan
dalam penelitian sample cakupannya sedikit dan tidak terlalu luas.
5)memperoleh hasil yang lebih akurat : dalam melakukan penelitian lebih
baik menggunakan sample daripada populasi karena apabila menggunakan
populasi cakupannya terlalu besar di khawatirkan ada yang terlewati dan
lebih merepotkan sehingga hasilnya tidak akurat.
• Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki
oleh subyek atau obyek itu.
C. Faktor-faktor Yang
Perlu Dipertimbangkan
Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan
1) membatasi populasi
2) mendaftar seluruh unit yang menjadi anggota
populasi
3) menentukan sampel yang akan dipilih
4) menentukan teknik sampling
D. Prosedur Pengambilan
Sampel
PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL
1) Menentukan tujuan penelitian
2) Menentukan populasi penelitian
3) Menentukan jenis dara yang diperlukan
4) Menentukan teknik sampling
5) Menentukan besarnya sampel (sample
size)
6) Menentukan unit sampel yang diperlukan
7) Memilih sampel
1. Menentukan tujuan penelitian
• Tujuan penelitian adalah suatu langkah
pokok bagi suatu penelitian, karena tujuan
penelitian tersebut merupakan arah untuk
elemen-elemen yang lain dari penelitian .
• Demikian pula dalam menentukan sampel
tergantung pula pada tujuan penelitian.
• Oleh sebab itu, langkah pertama dalam
mengambil sampel dari populasi adalah
menentukan tujuan penelitian.
2. Menentukan populasi
penelitian
• Sebelum sampel diambil harus ditentukan
dengan jelas kriteria atau batasan
populasinya.
• Dengan demikian maka akan menjamin
pemngambilan sampel secara tepat,
dengan menentukan kriteria inklusif
maupun kriteria eksklusif.
3. Menentukan jenis data yang diperlukan
• Jenis data yang akan dikumpulkan dari
suatu penelitian harus dirumuskan secara
jelas.
• Apabila jenis data yang akan dikumpulkan
telah mudah diumuskan secara jelas,
maka dapat dengan mudah ditentukan
dari mana data tersebut diperoleh atau
ditentukan sumber datanya.
4. Menentukan teknik sampling
• Penentuan teknik sampling yang akan
digunakan dalam pengambilan sampel
dengan sendirinya akan tergantung dari
tujuan penelitian dan sifat-sifat populasi.
5. Menentukan besarnya
sampel (sample size)
• Meskipun besar/kecilnya sampel belum
menjamin representatifnya atau tidaknya
suatu sampel , tetapi penentuan besarnya
sampel dapat merupakan langkah penting
dalam pengambilan sampel.
• Secara statistik penentuan besarnya sampel
ini akan tergantung pada jenis dan besarnya
populasi.
• Penentuan besarnya sampel ini akan
dibicarakan di dalam bagian lain.
6. Menentukan unit sampel
yang diperlukan
• Sebelum menentukan sampel yang
diperlukan, terlebih dulu akan ditentukan
unit-unit yang menjadi anggota populasi .
• Hal ini akan memudahkan dalam
menentukan unit yang mana akan
dijadikan sampel.
7. Memilih sampel
• Apabila karakteristik populasi sudah
ditentukan dengan jelas, maka kita dapat
dengan mudah memilih sampel sesuai
dengan karakteristik populasi tersebut.
• Dalam memilih sampel dari populasi ini
dengan sendirinya berdasarkan teknik-
teknik pengambilan sampel.
E. Teknik Sampling
• Ada dua jenis sampel yaitu:
1) Teknik random (acak)
a) Pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random
sampling)
b) Pengambilan sampel secara acak sistematis (systematic
random sampling)
c) Pengambilan sampel secara acak stratifikasi (stratified random
sampling)
d) Pengambilan sampel secara kelompok atau gugus (cluster
sampling)
e) Pengambilan sample secara gugus bertahap (multistrage
sampling)
2) Teknik non random
a) Purposive sampling
b) Quota sampling
c) Accidental sampling
1. Random sampling
• Pengambilan sampel secara random atau
acak disebut random sampling, dan
sampel yang diperoleh disebut sampel
random.
• Teknik random sampling ini hanya boleh
digunakan apabila setiap unit atau
anggota populasi itu bersifat homogeny
atau diasumsikan homogen. Hal ini berarti
setiap anggota populasi itu mempunyai
kesempatan yang sama untuk diambil
sebagai sampel
a) Pengambilan sampel secara acak sederhana
(simple random sampling)
• setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai
sampel. Apabila besarnya sampel yang diinginkan
itu berbeda-beda , maka besarnya kesempatan
bagi setiap satuan elementer untuk terpilih pun
berbeda-beda pula.
• Teknik pengembangan sampel secara acak
sederhana ini dibedakan menjadi dua cara yaitu
dengan cara mengundi anggota populasi (lottery
technique) atau teknik undian, dan dengan
menggunakan table bilangan atau angka acak
(random number).
b) Pengambilan sampel secara acak sistematis
(systematic random sampling)
• Teknik ini merupakan modifikasi dari sampel
random sampling.
• Caranya adalah membagi jumlah atau anggota
populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang
diinginkan, hasilnya adalah interval sampel.
• Sampel diambil dengan membuat daftar elemen
atau anggota populasi secara acak anatara 1
sampai dengan banyaknya anggota populasi.
Kemudian membagi dengan jumlah sampel yang
diinginkan, hasilnya sebagai interval adalah X,
maka yang terkena sampel adalah setiap
kelipatan dari X tersebut.
Contoh :
N (jumlah populasi) : 500 orang
(No.1,2,3,……….200)
n (sampel) : yang diinginkan50
I (interval) : 500 : 50 = 10
• Maka anggota populasi yang terkena sampel adalah
setiap elemen (nama orang) yang mempunyai nomor
kelipatan 10, misalnya no 2, 12, 32, 42, dan seterusnya
sampai mencapai jumlah 50 anggota sampel.
c) Pengambilan sampel secara acak
stratifikasi (stratified random sampling)
• Pengambilan sampel secara acak stratifikasi ini
adalah Jika suatu populasi yang terdiri dari unit yang
berbeda atau heterogen.
• Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi
karakteristik umum dari anggota populasi , kemudian
menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik
unit-unit tersebut. Penentuan strata ini dapat
didasarkan bermacam-macam. Misalnya tingkat social
ekonomi pasien,tingkat keparahan penyakit, umur
penderita, dan lain sebagainya.
• Setelah ditentukan stratanya barulah dari masing-
masing strata diambil sampel yang mewakili strata
tersebut secara random atau acak.
1) Menentukan populasi penelitian.
2) Mengidentifikasi segala karakteristik dari unit-unit
yang menjadi anggota populasi , misalnya tingkat
pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.
3) Mengelompokkan unit anggota populasi yang
mempunyai karakteristik umum yang sama dalam
suatu kelompok atau strata,misalnya berdasarkan
tingkat pendidikan(rendah, menengah, dan tinggi)
4) Mengambil dari setiap strata (tingkat pendidikan)
sebagaian unit yang menjadi anggotanya untuk
mewakili strata yang bersangkutan.
5) Teknik pengambilan sampel dari masing-masing
strata dapat dilakukan dengan cara random atau non
random.
6) Pengambilan sampel dari masing-masing strata
sebaiknya dilakukan berdasarkan
Langkah-langkah yang ditempuh
pengambilan sampel secara stratified
adalah:
Misalnya :
1. Populasi suatu penelitian adalah ibu-ibu hamil di
kelurahan beji
2. Berdasarkan pendekatan dari puskesmas, sebanyak :
250 orang ibu ( N- 250)
3. Berdasarkan perhitungan statistik, sampel yang
dianggap representative adlah 60 (n=60) orang ibu
hamil.
4. Cara pengambilan sampel adalah “aratified random”
berdasarkan strata pendidikan , yakni : pendidikan
rendah,menengah dan tinggi.
5. Maka sampel akan diambil dari masing-masing strata
tersebut 20 orang (pendidikan rendah 20 orang,
menengah 20 orang, dan tinggi 20 orang).
d) Pengambilan sampel secara kelompok atau
gugus (cluster sampling)
• Pada teknik ini sampel bukan terdiri dari unit
individu, tetapi terdiri dari kelompok atau gugusan.
Gugusan atau kelompok yang diambil sebagai
sampel ini terdiri dari unit geografis
(desa,kecamatan,kabupaten, dan sebagainya),
unit organisasi , misalnya klinik,PKK, LKMD, dan
sebaginya.
• Pengambilan sampel secara gugus , peneliti tidak
mendaftar semua anggota atau unit yang ada di
dalam populasi , tetapi cukup mendaftar
banyaknya kelompok atau gugus yang ada di
dalam populasi itu.
Misalnya :
Penelitian tentang kesinambungan imunisasi
anak balita di kecamatan X, dan menurut
laporan puskesmas jumlah anak balitanya
1.500 orang (N-1.500)
Sampel yang akan diambil sebesar 20% (n-
300), dengan teknik gugus adalah dengan
mengambil 3 kelurahan dari 15 kelurahan
yang ada di kecamatan X tersebut secara
random. Kemudian semua anak balita yang
berdomisili di tiga kelurahan yang terkena
sampel tersebut itulah yang diteliti.
e) Pengambilan sample secara gugus bertahap
(multistage sampling)
• Pengambilan sampel dengan teknik ini
dilakukan berdasarkan tingkat wilayah secara
bertahap. Hal ini memungkinkan untuk
dilaksanakan bila populasi terdiri dari
bermacam-macam tingkat wilayah.
Pelaksanaanya dengan membagi wilayah
populasi ke dalam sub-sub wilayah , dan tiap
sub wilayah di bagi ke dalam bagian-bagian
yang lebih kecil dan seterusnya.
• Kemudian menetapkan sebagian dari
nwilayah populasi (sub wilayah) sebagai
sampel.
• Dari subwilayah yang menjadi sampel ditetapkan
pula bagian-bagian dari subwilayah sebagai
sampel, dan dari bagian-bagian yang lebih kecil
tersebut ditetapkan unit-unit yang terkecil diambil
sebagai sampel.
• Misalnya pelaksanaan suatu penelitian di suatu
wilayah kabupaten.
• Mula-mula diambil beberapa kecamatan sebagai
sampel , dari kecamatan-kecamatan yang terkena
sampel ini diambil beberapa kelurahan sebagai
sampel, selanjtnya dari kelurahan-kelurahan
sampel ini diambil beberapa RW sebagai sampel,
dan dari beberapa RW sampel diambil lagi
beberapa RT sebagai sampel, dan akhirnya dari
Proses pengambilan sampel secara gugus
bertahap :
a. Tentukan area populasi berdasarkanadministrasi
pemerintahan provinsi, kabupaten, kecamatan atau
kelurahan, atau karakter lain (pedesaan-
perkotaan,pantai-pegunungan,dan sebagainnya).
b. Dari area populasi tersebut diambil sampel gugus di
bawahnya (misalnya apabila area populasinya
provinsi maka area gugus di bawahnya kabupaten).
c. Dari area gugus tersebut diambil area gugus yang
dibawahnya lagi(misalnya kalua area gugus di
atasnya kabupaten, maka area gugus yang
dibawahnya adalah kecamatan). Dan seterusnya.
d. Akhirnya semua anggota populasi dari gugus yang
paling kecil (bawah) misalnya RT, diambil sebagai
sampel.
2. NON RANDOM (NON PROBABILITY)
SAMPLING
Pengambilan sampel non random adalah
pengambilan sampel yang tidak
didasarkan atsa kemungkinan yang dapat
diperhitungkan, tetapi semata-mata.
Hanya berdasarkan kepada segi-segi
kepraktisan belaka.
Teknik Metode Non Random:
a) Purposive sampling : Pengambilan sampel
secara purposive didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-
sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya.
b) Quota sampling : Pengambilan sampel
secara quota dilakukan dengan cara
menetapkan sejumlah anggota sampel
secara quotum atau jatah.
c) Accidental sampling: pengambilan sampel
secara accidental ini dilakukan dengan
mengambil kasus atau responden yang
kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat
F. Penentuan Besarnya
Sampel (Sample Size)
Penentuan Besarnya Sampel (Sample
Size)
Menetapkan besarnya atau jumlah sampel
suatu penelitian tergantung pada dua
hal,yaitu :
1. Adanya sumber-sumber yang dapat
digunakan untuk menentukan batas
maksimal dari besarnya sampel.
2. Kebutuhan dari rencana analisis yang
menentukan batas minimal dari besarnya
sampel.
Penentuan Besarnya Sampel (Sample
Size)
1. Jumlah Sampel untuk Estimasi Proporsi
2. Jumlah Sampel untuk Estimasi Rata-Rata
3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Jumlah Sampel untuk Estimasi
Proporsi
Sebelum menghitung jumlah sampel, terlebih dahulu perlu diketahui
tiga hal (Lameshow et al.,1990, dikutip Ariawan,1998), yakni :
a. Perkiraan proporsi untuk sifat tertentu yang terjadi dalam populasi.
Apabila tidak diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut,maka
P(proporsi=0,50 atau 50%)
b. Presisi adalah derajat ketepatan yang diinginkan, berarti
penyimpangan terhadap populasi, biasanya 0,50 (5%) atau 0,10
(10%).
c. Derajat kepercayaan Keterangan :
n = besar sampel
= Nilai Z pada derajat kemaknaan (biasanya 95%
=1,96)
P = proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi,
bila tidak diketahui proporsinya, ditetapkan 50%
(0,50)
d = derajat penyimpanan terhadap populasi yang
diiinginkan: 10% (0,10), 5%(0,05) atau 1%(0,01)
Contoh :
Tujuan : Mengetahui prevalensi gizi buruk pada Balita di
Kecamatan Sawangan.
Diketahui :
a. Perkiraan proporsi (P=0,15)
b. Presisi (d=0,05)
c. Derajat kepercayaan 95% (
Perhitungan :
Hasil : Dibutuhkan paling sedikit 196 Balita, yang dipilih secara
acak sederhana atau acak sistematis dari populasi.
Dengan efek rancangan (desain efek)2, maka akan
diperlukan jumlah sampel 392.
2. Jumlah Sampel untuk Estimasi
Rata-Rata
Untuk menghitung besar sampel, peneliti perlu mengetahui
:
a. Perkiraan varians (kuadrat dari standar deviasi)
b. Presisi
c. Derajat kepercayaan (Lameshow, 1990; Ariawan, 1998)
Rumus:
Keterangan :
σ= Perkiraan varians
d= Presisi
Z= nilai Z pada interval kepercayaan 1-x/2
n= jumlah sampel
Catatan :
a. Rumus di atas hanya untuk estimasi rat-rata
b. Rumus di atas hanya untuk sampel acak sederhana
Contoh penggunaan :
Sebuah penelitian bertujuan untuk mengetaui rata-rata
berat badan anak Balita di Kecamatan Cimanggis, dengan
ketentuan :
a. BB rata-rata anak balita 12,5 kg
b. Standar Deviasi 6 kg (Q)
c. Derajat Kepercayaan 95% (1,96)
d. Simpangan maksimum dari rata-rata 1 kg (d=1)
Sampel Untuk Uji Hipotesis Beda 2 Proporsi
(Lameshow et al.,1990, dikutip
Ariawan,1998)
Keterangan :
n = Besar sampel
P1 = Proporsi kejadian pada salah satu partisipasi pada kelompok tertentu
(misalnya proporsi hipertensi pada kelompok pria )
P2 = Proporsi kejadian pada salah satu partisipasi pada kelompok tertentu
(misalnya kelompok hipertensi pada kelompok wanita)
P = Rata-rata P1 dan P2 (P1+P2)/2
= Nilai Z pada derajat kemakmuran 90, 95, 99% = 1,64 , 196, 2,58.
=Nilai Z pada kekuatan uji power1-….. 80,90, 95, 99% = 0,84 ,1,28, 1,64,
2,33.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menentukan sampel antara lain:
1. Sampel yang lebih besar akan memberikan hasil yang lebih
akurat, tetapi memerlukan lebih banyak waktu,tenaga,biaya,dan
fasilitas-fasilitas lain.
2. Pengambilan sampel acak memberikan data kuantitatif yang lebih
representatif dan populasi yang besar daripada pengambilan
sampel yang nonrandom. Tetapi sampel yang nonrandom dapat
digunakan untuk memaksimalkan data kualitatif dari sampel yang
relatif kecil.
3. Besar /kecilnya sampel bukan satu-satunya ukuran untuk
menentukan representatif atau tidak representatifnya terhadap
populasi. Hal ini tergantung pula pada sifat-sifat populasi yang
diwakilinya.
3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria Inklusi : Kriteria atau ciri-ciri yang
perlu dipenuhi oleh setiap anggota
populasi yang dapat diambil sebagai
sampel.
Kriteria Eksklusi : Ciri-ciri anggota populasi
yang tidak dapat diambil sebagai sampel.
Contoh :
Sebuah penelitian yang berjudul “
Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap
Ibu terhadap Imunisasi dengan
Kelengkapan Imunisasi Anak Balita, di
Wilayah kerja Puskesmas X”. Populasi
penelitian ini jelas Ibu dan bayi yang
tinggal di wilayah Puskesmas X.
 Kriteria Inklusi
1. Ibu dan Anak Balita yang tinggal di Wilayah
Puskesmas X sekurang-kurangnya 1 tahun.
2. Ibu yang mempunyai anak yang berumur 1-5 tahun
3. Memahami Bahasa Indonesia
4. Sehat jasmani dan rohani
5. Mau di wawancarai
 Kriteria Eksklusi
1. Ibu yang tinggal di wilayah Puskesmas X kurang
dari 1 tahun
2. Ibu yang mempunyai anak balita yang berumur
kurang dari 1tahun, dan lebih dari 5 tahun.
3. Tidak memahami Bahasa Indonesia
4. Ibu anak balita yang sedang sakit
5. Tidak bersedia di wawancarai.
Daftar pustaka
• Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
AFABETA, cv.
• Notoatmodjo soekidjo. 2012. Metodologi
penelitian kesehatan. jakarta : Rineka
cipta.
Metode pengambilan sampel

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4
Az'End Love
 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji Hipotesis
Rhandy Prasetyo
 
Cluster & multi satge random sampling
Cluster & multi satge random samplingCluster & multi satge random sampling
Cluster & multi satge random sampling
rifansahDua1
 
Pertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik samplingPertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik sampling
Ayu Sefryna sari
 
Metodologi penelitian powerpoint
Metodologi penelitian  powerpointMetodologi penelitian  powerpoint
Metodologi penelitian powerpoint
Robert Lakka
 

Was ist angesagt? (20)

Teknik sampling
Teknik samplingTeknik sampling
Teknik sampling
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
 
Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4Pengantar statistika 4
Pengantar statistika 4
 
Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z
 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji Hipotesis
 
Cluster & multi satge random sampling
Cluster & multi satge random samplingCluster & multi satge random sampling
Cluster & multi satge random sampling
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-SquareTabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Square
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampel Populasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Materi P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi NormalMateri P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi Normal
 
Pertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik samplingPertemuan 9 teknik sampling
Pertemuan 9 teknik sampling
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
 
10. hipotesis
10. hipotesis10. hipotesis
10. hipotesis
 
Metodologi penelitian powerpoint
Metodologi penelitian  powerpointMetodologi penelitian  powerpoint
Metodologi penelitian powerpoint
 
ukuran epidemiologi
ukuran epidemiologiukuran epidemiologi
ukuran epidemiologi
 
Uji statistik
Uji statistikUji statistik
Uji statistik
 
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasiUji proporsi satu populasi dan dua populasi
Uji proporsi satu populasi dan dua populasi
 
Taraf signifikan
Taraf signifikanTaraf signifikan
Taraf signifikan
 
Penyajian Data ppt
Penyajian Data pptPenyajian Data ppt
Penyajian Data ppt
 
Logbook kegiatan aktualisasi
Logbook kegiatan aktualisasiLogbook kegiatan aktualisasi
Logbook kegiatan aktualisasi
 
T test
T testT test
T test
 

Ähnlich wie Metode pengambilan sampel

15-Teknik Penyampelan alhamdulillah.pdf
15-Teknik Penyampelan alhamdulillah.pdf15-Teknik Penyampelan alhamdulillah.pdf
15-Teknik Penyampelan alhamdulillah.pdf
HafisNayotama
 
Prosedur pengambilan sample
Prosedur pengambilan sampleProsedur pengambilan sample
Prosedur pengambilan sample
heri damanik
 
3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.ppt
3. Populasi, Sampel, dan Teknik  Sampling.ppt3. Populasi, Sampel, dan Teknik  Sampling.ppt
3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.ppt
BUNGARAHMASARISUHART
 
PPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptx
PPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptxPPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptx
PPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptx
ArjunaManalu
 
Kuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampelKuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampel
Derima Febrike
 

Ähnlich wie Metode pengambilan sampel (20)

15-Teknik Penyampelan alhamdulillah.pdf
15-Teknik Penyampelan alhamdulillah.pdf15-Teknik Penyampelan alhamdulillah.pdf
15-Teknik Penyampelan alhamdulillah.pdf
 
P10 menentukan populasi dan sampel
P10 menentukan populasi dan sampelP10 menentukan populasi dan sampel
P10 menentukan populasi dan sampel
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
 
POPULASI SAMPEL SAMPLING.ppt
POPULASI SAMPEL SAMPLING.pptPOPULASI SAMPEL SAMPLING.ppt
POPULASI SAMPEL SAMPLING.ppt
 
populasi dan sampel.pptx
populasi dan sampel.pptxpopulasi dan sampel.pptx
populasi dan sampel.pptx
 
Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)
 
P10_Menentukan Populasi dan Sampel.pdf
P10_Menentukan Populasi dan Sampel.pdfP10_Menentukan Populasi dan Sampel.pdf
P10_Menentukan Populasi dan Sampel.pdf
 
Prosedur pengambilan sample
Prosedur pengambilan sampleProsedur pengambilan sample
Prosedur pengambilan sample
 
3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.ppt
3. Populasi, Sampel, dan Teknik  Sampling.ppt3. Populasi, Sampel, dan Teknik  Sampling.ppt
3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.ppt
 
Sampel dan teknik sampling
Sampel dan teknik samplingSampel dan teknik sampling
Sampel dan teknik sampling
 
PPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptx
PPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptxPPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptx
PPT Kelompok 2 Cara Menggunakan dan Menentukan Sumber DAta.pptx
 
Metodologi penelitian 3 adli anwar
Metodologi penelitian 3   adli anwarMetodologi penelitian 3   adli anwar
Metodologi penelitian 3 adli anwar
 
Kuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampelKuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampel
 
Teknik Sampling.pptx
Teknik Sampling.pptxTeknik Sampling.pptx
Teknik Sampling.pptx
 
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
 
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
 
Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian
Menentukan Populasi dan Sampel PenelitianMenentukan Populasi dan Sampel Penelitian
Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian
 
Populasi
PopulasiPopulasi
Populasi
 
Teknik Sampling
Teknik SamplingTeknik Sampling
Teknik Sampling
 
INISIASI 5.pptx
INISIASI 5.pptxINISIASI 5.pptx
INISIASI 5.pptx
 

Mehr von Ainur

Vitamin
Vitamin Vitamin
Vitamin
Ainur
 
Karbohidrat - Ainur Pujianti
Karbohidrat - Ainur PujiantiKarbohidrat - Ainur Pujianti
Karbohidrat - Ainur Pujianti
Ainur
 
Sistem pencernaan makanan
Sistem pencernaan makananSistem pencernaan makanan
Sistem pencernaan makanan
Ainur
 
SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3
Ainur
 
Ainur antibiotik dalam kehamilan
Ainur   antibiotik dalam kehamilanAinur   antibiotik dalam kehamilan
Ainur antibiotik dalam kehamilan
Ainur
 
Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk
Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk
Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk
Ainur
 
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapiAinur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
Ainur
 
Hiperkes revisi.pptx
Hiperkes revisi.pptxHiperkes revisi.pptx
Hiperkes revisi.pptx
Ainur
 
Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Ainur
 
Tanah longsor (BLT)
Tanah longsor (BLT)Tanah longsor (BLT)
Tanah longsor (BLT)
Ainur
 
Jaringan hewan (ainur - vanda)
Jaringan hewan (ainur - vanda)Jaringan hewan (ainur - vanda)
Jaringan hewan (ainur - vanda)
Ainur
 

Mehr von Ainur (20)

Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2
Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2
Ainur Pujianti (1321010001) - proses tahap 2
 
Jenis evaluasi dan ruang lingkup
Jenis evaluasi dan ruang lingkupJenis evaluasi dan ruang lingkup
Jenis evaluasi dan ruang lingkup
 
Penyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat KerjaPenyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat Kerja
 
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakatPeran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
 
chi square 2 sample & k sample
chi square 2 sample & k sample chi square 2 sample & k sample
chi square 2 sample & k sample
 
Leptospirosis
LeptospirosisLeptospirosis
Leptospirosis
 
Metode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampelMetode pengambilan sampel
Metode pengambilan sampel
 
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakatPeran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
 
Metode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimentalMetode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimental
 
Vitamin
Vitamin Vitamin
Vitamin
 
Karbohidrat - Ainur Pujianti
Karbohidrat - Ainur PujiantiKarbohidrat - Ainur Pujianti
Karbohidrat - Ainur Pujianti
 
Sistem pencernaan makanan
Sistem pencernaan makananSistem pencernaan makanan
Sistem pencernaan makanan
 
SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3
 
Ainur antibiotik dalam kehamilan
Ainur   antibiotik dalam kehamilanAinur   antibiotik dalam kehamilan
Ainur antibiotik dalam kehamilan
 
Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk
Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk
Ainur Pujianti - Akibat Kepadatan Penduduk
 
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapiAinur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
Ainur pujianti - pengobatan alternatif aromaterapi
 
Hiperkes revisi.pptx
Hiperkes revisi.pptxHiperkes revisi.pptx
Hiperkes revisi.pptx
 
Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda Bising- Ainur & Vibri & Vanda
Bising- Ainur & Vibri & Vanda
 
Tanah longsor (BLT)
Tanah longsor (BLT)Tanah longsor (BLT)
Tanah longsor (BLT)
 
Jaringan hewan (ainur - vanda)
Jaringan hewan (ainur - vanda)Jaringan hewan (ainur - vanda)
Jaringan hewan (ainur - vanda)
 

Kürzlich hochgeladen

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 

Metode pengambilan sampel

  • 1. Oleh : 1. Ainur Pujianti 2. Biastira Rachma 3. Fibriana Rahmawati 4. Fitriatul Zahro S1 Kesehatan Masyarakat
  • 2. METODE PENGAMBILAN SAMPEL A. Pengertian populasi dan sampel B. Kegunaan sampel C. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan D. Prosedur pengambilan sampel E. Teknik sampling F. Penentuan besarnya sampel (sample size)
  • 4. Pengertian populasi dan sampel • Populasi merupakan keseluruhan gejala/satuan yang ingin diteliti keseluruhan objek penelitian atau obyek yang diteliti • sampel merupakan bagian populasi yang diambil untuk diteliti atau sebagian kecil jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. contohnya seorang ibu yang “mencicipi” sayur yang dimasak untuk mengetahui apakah sayur dalam panci tersebut sudah enak atau belum.maka ibu tersebut mengambil satu sendok untuk dicicipinya, dan kalau itu sudah enak.tetapi kalau hasil cicipannya tersebut “hambar” maka sayur dalam panci tersebut juga hambar.dari contoh ini yang dimaksud populasi (kesatuan) adalah “sepanci sayur”,sedangkan “sesendok sayur” sebagai sampel(perwakilan).
  • 5. Pengertian populasi dan sampel • menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011:80). • Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
  • 7. Kegunaan sampel 1)menghemat biaya: dalam melakukan penelitian memerlukan alat penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data, pengolahan data yang memerlukan biaya yang relatif besar.jika dalam sebuah penelitian yang diteliti yaitu seluruh obyek/populasi maka biaya yang dikeluarkan akan lebih banyak.oleh sebab itu dengan menggunakan sampling maka biaya yang dikeluarkan dapat dikurangi. 2)mempercepat pelaksanaan penelitian : apabila dalam melakukan penelitian obyek yang diteliti sangat banyak (populasi) maka akan memerlukan waktu yang lama tetapi jika obyek yang diteliti hanya sebagian saja(sampel) maka hanya membutuhkan waktu yang sedikit sehingga penelitian akan cepat selesai. 3)menghemat tenaga: dalam melakukan sebuah penelitian jika obyek yang diteliti sangat banyak/seluruh populasi maka diperlukan tenaga yang lebih banyak dibandingkan meneliti obyek yang sedikit. 4)memperluas ruang lingkup penelitian: dalam melakukan penelitian menggunakan populasi maka cakupannya terlalu luas dan banyak sedangkan dalam penelitian sample cakupannya sedikit dan tidak terlalu luas. 5)memperoleh hasil yang lebih akurat : dalam melakukan penelitian lebih baik menggunakan sample daripada populasi karena apabila menggunakan populasi cakupannya terlalu besar di khawatirkan ada yang terlewati dan lebih merepotkan sehingga hasilnya tidak akurat.
  • 8. • Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
  • 9. C. Faktor-faktor Yang Perlu Dipertimbangkan
  • 10. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan 1) membatasi populasi 2) mendaftar seluruh unit yang menjadi anggota populasi 3) menentukan sampel yang akan dipilih 4) menentukan teknik sampling
  • 12. PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL 1) Menentukan tujuan penelitian 2) Menentukan populasi penelitian 3) Menentukan jenis dara yang diperlukan 4) Menentukan teknik sampling 5) Menentukan besarnya sampel (sample size) 6) Menentukan unit sampel yang diperlukan 7) Memilih sampel
  • 13. 1. Menentukan tujuan penelitian • Tujuan penelitian adalah suatu langkah pokok bagi suatu penelitian, karena tujuan penelitian tersebut merupakan arah untuk elemen-elemen yang lain dari penelitian . • Demikian pula dalam menentukan sampel tergantung pula pada tujuan penelitian. • Oleh sebab itu, langkah pertama dalam mengambil sampel dari populasi adalah menentukan tujuan penelitian.
  • 14. 2. Menentukan populasi penelitian • Sebelum sampel diambil harus ditentukan dengan jelas kriteria atau batasan populasinya. • Dengan demikian maka akan menjamin pemngambilan sampel secara tepat, dengan menentukan kriteria inklusif maupun kriteria eksklusif.
  • 15. 3. Menentukan jenis data yang diperlukan • Jenis data yang akan dikumpulkan dari suatu penelitian harus dirumuskan secara jelas. • Apabila jenis data yang akan dikumpulkan telah mudah diumuskan secara jelas, maka dapat dengan mudah ditentukan dari mana data tersebut diperoleh atau ditentukan sumber datanya.
  • 16. 4. Menentukan teknik sampling • Penentuan teknik sampling yang akan digunakan dalam pengambilan sampel dengan sendirinya akan tergantung dari tujuan penelitian dan sifat-sifat populasi.
  • 17. 5. Menentukan besarnya sampel (sample size) • Meskipun besar/kecilnya sampel belum menjamin representatifnya atau tidaknya suatu sampel , tetapi penentuan besarnya sampel dapat merupakan langkah penting dalam pengambilan sampel. • Secara statistik penentuan besarnya sampel ini akan tergantung pada jenis dan besarnya populasi. • Penentuan besarnya sampel ini akan dibicarakan di dalam bagian lain.
  • 18. 6. Menentukan unit sampel yang diperlukan • Sebelum menentukan sampel yang diperlukan, terlebih dulu akan ditentukan unit-unit yang menjadi anggota populasi . • Hal ini akan memudahkan dalam menentukan unit yang mana akan dijadikan sampel.
  • 19. 7. Memilih sampel • Apabila karakteristik populasi sudah ditentukan dengan jelas, maka kita dapat dengan mudah memilih sampel sesuai dengan karakteristik populasi tersebut. • Dalam memilih sampel dari populasi ini dengan sendirinya berdasarkan teknik- teknik pengambilan sampel.
  • 21. • Ada dua jenis sampel yaitu: 1) Teknik random (acak) a) Pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling) b) Pengambilan sampel secara acak sistematis (systematic random sampling) c) Pengambilan sampel secara acak stratifikasi (stratified random sampling) d) Pengambilan sampel secara kelompok atau gugus (cluster sampling) e) Pengambilan sample secara gugus bertahap (multistrage sampling) 2) Teknik non random a) Purposive sampling b) Quota sampling c) Accidental sampling
  • 22. 1. Random sampling • Pengambilan sampel secara random atau acak disebut random sampling, dan sampel yang diperoleh disebut sampel random. • Teknik random sampling ini hanya boleh digunakan apabila setiap unit atau anggota populasi itu bersifat homogeny atau diasumsikan homogen. Hal ini berarti setiap anggota populasi itu mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel
  • 23. a) Pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling) • setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Apabila besarnya sampel yang diinginkan itu berbeda-beda , maka besarnya kesempatan bagi setiap satuan elementer untuk terpilih pun berbeda-beda pula. • Teknik pengembangan sampel secara acak sederhana ini dibedakan menjadi dua cara yaitu dengan cara mengundi anggota populasi (lottery technique) atau teknik undian, dan dengan menggunakan table bilangan atau angka acak (random number).
  • 24. b) Pengambilan sampel secara acak sistematis (systematic random sampling) • Teknik ini merupakan modifikasi dari sampel random sampling. • Caranya adalah membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya adalah interval sampel. • Sampel diambil dengan membuat daftar elemen atau anggota populasi secara acak anatara 1 sampai dengan banyaknya anggota populasi. Kemudian membagi dengan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya sebagai interval adalah X, maka yang terkena sampel adalah setiap kelipatan dari X tersebut.
  • 25. Contoh : N (jumlah populasi) : 500 orang (No.1,2,3,……….200) n (sampel) : yang diinginkan50 I (interval) : 500 : 50 = 10 • Maka anggota populasi yang terkena sampel adalah setiap elemen (nama orang) yang mempunyai nomor kelipatan 10, misalnya no 2, 12, 32, 42, dan seterusnya sampai mencapai jumlah 50 anggota sampel.
  • 26. c) Pengambilan sampel secara acak stratifikasi (stratified random sampling) • Pengambilan sampel secara acak stratifikasi ini adalah Jika suatu populasi yang terdiri dari unit yang berbeda atau heterogen. • Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi karakteristik umum dari anggota populasi , kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik unit-unit tersebut. Penentuan strata ini dapat didasarkan bermacam-macam. Misalnya tingkat social ekonomi pasien,tingkat keparahan penyakit, umur penderita, dan lain sebagainya. • Setelah ditentukan stratanya barulah dari masing- masing strata diambil sampel yang mewakili strata tersebut secara random atau acak.
  • 27. 1) Menentukan populasi penelitian. 2) Mengidentifikasi segala karakteristik dari unit-unit yang menjadi anggota populasi , misalnya tingkat pendidikan, ekonomi, dan sebagainya. 3) Mengelompokkan unit anggota populasi yang mempunyai karakteristik umum yang sama dalam suatu kelompok atau strata,misalnya berdasarkan tingkat pendidikan(rendah, menengah, dan tinggi) 4) Mengambil dari setiap strata (tingkat pendidikan) sebagaian unit yang menjadi anggotanya untuk mewakili strata yang bersangkutan. 5) Teknik pengambilan sampel dari masing-masing strata dapat dilakukan dengan cara random atau non random. 6) Pengambilan sampel dari masing-masing strata sebaiknya dilakukan berdasarkan Langkah-langkah yang ditempuh pengambilan sampel secara stratified adalah:
  • 28. Misalnya : 1. Populasi suatu penelitian adalah ibu-ibu hamil di kelurahan beji 2. Berdasarkan pendekatan dari puskesmas, sebanyak : 250 orang ibu ( N- 250) 3. Berdasarkan perhitungan statistik, sampel yang dianggap representative adlah 60 (n=60) orang ibu hamil. 4. Cara pengambilan sampel adalah “aratified random” berdasarkan strata pendidikan , yakni : pendidikan rendah,menengah dan tinggi. 5. Maka sampel akan diambil dari masing-masing strata tersebut 20 orang (pendidikan rendah 20 orang, menengah 20 orang, dan tinggi 20 orang).
  • 29. d) Pengambilan sampel secara kelompok atau gugus (cluster sampling) • Pada teknik ini sampel bukan terdiri dari unit individu, tetapi terdiri dari kelompok atau gugusan. Gugusan atau kelompok yang diambil sebagai sampel ini terdiri dari unit geografis (desa,kecamatan,kabupaten, dan sebagainya), unit organisasi , misalnya klinik,PKK, LKMD, dan sebaginya. • Pengambilan sampel secara gugus , peneliti tidak mendaftar semua anggota atau unit yang ada di dalam populasi , tetapi cukup mendaftar banyaknya kelompok atau gugus yang ada di dalam populasi itu.
  • 30. Misalnya : Penelitian tentang kesinambungan imunisasi anak balita di kecamatan X, dan menurut laporan puskesmas jumlah anak balitanya 1.500 orang (N-1.500) Sampel yang akan diambil sebesar 20% (n- 300), dengan teknik gugus adalah dengan mengambil 3 kelurahan dari 15 kelurahan yang ada di kecamatan X tersebut secara random. Kemudian semua anak balita yang berdomisili di tiga kelurahan yang terkena sampel tersebut itulah yang diteliti.
  • 31. e) Pengambilan sample secara gugus bertahap (multistage sampling) • Pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan berdasarkan tingkat wilayah secara bertahap. Hal ini memungkinkan untuk dilaksanakan bila populasi terdiri dari bermacam-macam tingkat wilayah. Pelaksanaanya dengan membagi wilayah populasi ke dalam sub-sub wilayah , dan tiap sub wilayah di bagi ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan seterusnya. • Kemudian menetapkan sebagian dari nwilayah populasi (sub wilayah) sebagai sampel.
  • 32. • Dari subwilayah yang menjadi sampel ditetapkan pula bagian-bagian dari subwilayah sebagai sampel, dan dari bagian-bagian yang lebih kecil tersebut ditetapkan unit-unit yang terkecil diambil sebagai sampel. • Misalnya pelaksanaan suatu penelitian di suatu wilayah kabupaten. • Mula-mula diambil beberapa kecamatan sebagai sampel , dari kecamatan-kecamatan yang terkena sampel ini diambil beberapa kelurahan sebagai sampel, selanjtnya dari kelurahan-kelurahan sampel ini diambil beberapa RW sebagai sampel, dan dari beberapa RW sampel diambil lagi beberapa RT sebagai sampel, dan akhirnya dari
  • 33. Proses pengambilan sampel secara gugus bertahap : a. Tentukan area populasi berdasarkanadministrasi pemerintahan provinsi, kabupaten, kecamatan atau kelurahan, atau karakter lain (pedesaan- perkotaan,pantai-pegunungan,dan sebagainnya). b. Dari area populasi tersebut diambil sampel gugus di bawahnya (misalnya apabila area populasinya provinsi maka area gugus di bawahnya kabupaten). c. Dari area gugus tersebut diambil area gugus yang dibawahnya lagi(misalnya kalua area gugus di atasnya kabupaten, maka area gugus yang dibawahnya adalah kecamatan). Dan seterusnya. d. Akhirnya semua anggota populasi dari gugus yang paling kecil (bawah) misalnya RT, diambil sebagai sampel.
  • 34. 2. NON RANDOM (NON PROBABILITY) SAMPLING Pengambilan sampel non random adalah pengambilan sampel yang tidak didasarkan atsa kemungkinan yang dapat diperhitungkan, tetapi semata-mata. Hanya berdasarkan kepada segi-segi kepraktisan belaka.
  • 35. Teknik Metode Non Random: a) Purposive sampling : Pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat- sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. b) Quota sampling : Pengambilan sampel secara quota dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quotum atau jatah. c) Accidental sampling: pengambilan sampel secara accidental ini dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat
  • 37. Penentuan Besarnya Sampel (Sample Size) Menetapkan besarnya atau jumlah sampel suatu penelitian tergantung pada dua hal,yaitu : 1. Adanya sumber-sumber yang dapat digunakan untuk menentukan batas maksimal dari besarnya sampel. 2. Kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan batas minimal dari besarnya sampel.
  • 38. Penentuan Besarnya Sampel (Sample Size) 1. Jumlah Sampel untuk Estimasi Proporsi 2. Jumlah Sampel untuk Estimasi Rata-Rata 3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
  • 39. 1. Jumlah Sampel untuk Estimasi Proporsi Sebelum menghitung jumlah sampel, terlebih dahulu perlu diketahui tiga hal (Lameshow et al.,1990, dikutip Ariawan,1998), yakni : a. Perkiraan proporsi untuk sifat tertentu yang terjadi dalam populasi. Apabila tidak diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut,maka P(proporsi=0,50 atau 50%) b. Presisi adalah derajat ketepatan yang diinginkan, berarti penyimpangan terhadap populasi, biasanya 0,50 (5%) atau 0,10 (10%). c. Derajat kepercayaan Keterangan : n = besar sampel = Nilai Z pada derajat kemaknaan (biasanya 95% =1,96) P = proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak diketahui proporsinya, ditetapkan 50% (0,50) d = derajat penyimpanan terhadap populasi yang diiinginkan: 10% (0,10), 5%(0,05) atau 1%(0,01)
  • 40. Contoh : Tujuan : Mengetahui prevalensi gizi buruk pada Balita di Kecamatan Sawangan. Diketahui : a. Perkiraan proporsi (P=0,15) b. Presisi (d=0,05) c. Derajat kepercayaan 95% ( Perhitungan : Hasil : Dibutuhkan paling sedikit 196 Balita, yang dipilih secara acak sederhana atau acak sistematis dari populasi. Dengan efek rancangan (desain efek)2, maka akan diperlukan jumlah sampel 392.
  • 41. 2. Jumlah Sampel untuk Estimasi Rata-Rata Untuk menghitung besar sampel, peneliti perlu mengetahui : a. Perkiraan varians (kuadrat dari standar deviasi) b. Presisi c. Derajat kepercayaan (Lameshow, 1990; Ariawan, 1998) Rumus: Keterangan : σ= Perkiraan varians d= Presisi Z= nilai Z pada interval kepercayaan 1-x/2 n= jumlah sampel Catatan : a. Rumus di atas hanya untuk estimasi rat-rata b. Rumus di atas hanya untuk sampel acak sederhana
  • 42. Contoh penggunaan : Sebuah penelitian bertujuan untuk mengetaui rata-rata berat badan anak Balita di Kecamatan Cimanggis, dengan ketentuan : a. BB rata-rata anak balita 12,5 kg b. Standar Deviasi 6 kg (Q) c. Derajat Kepercayaan 95% (1,96) d. Simpangan maksimum dari rata-rata 1 kg (d=1)
  • 43. Sampel Untuk Uji Hipotesis Beda 2 Proporsi (Lameshow et al.,1990, dikutip Ariawan,1998) Keterangan : n = Besar sampel P1 = Proporsi kejadian pada salah satu partisipasi pada kelompok tertentu (misalnya proporsi hipertensi pada kelompok pria ) P2 = Proporsi kejadian pada salah satu partisipasi pada kelompok tertentu (misalnya kelompok hipertensi pada kelompok wanita) P = Rata-rata P1 dan P2 (P1+P2)/2 = Nilai Z pada derajat kemakmuran 90, 95, 99% = 1,64 , 196, 2,58. =Nilai Z pada kekuatan uji power1-….. 80,90, 95, 99% = 0,84 ,1,28, 1,64, 2,33.
  • 44. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan sampel antara lain: 1. Sampel yang lebih besar akan memberikan hasil yang lebih akurat, tetapi memerlukan lebih banyak waktu,tenaga,biaya,dan fasilitas-fasilitas lain. 2. Pengambilan sampel acak memberikan data kuantitatif yang lebih representatif dan populasi yang besar daripada pengambilan sampel yang nonrandom. Tetapi sampel yang nonrandom dapat digunakan untuk memaksimalkan data kualitatif dari sampel yang relatif kecil. 3. Besar /kecilnya sampel bukan satu-satunya ukuran untuk menentukan representatif atau tidak representatifnya terhadap populasi. Hal ini tergantung pula pada sifat-sifat populasi yang diwakilinya.
  • 45. 3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi : Kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Kriteria Eksklusi : Ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel.
  • 46. Contoh : Sebuah penelitian yang berjudul “ Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Imunisasi dengan Kelengkapan Imunisasi Anak Balita, di Wilayah kerja Puskesmas X”. Populasi penelitian ini jelas Ibu dan bayi yang tinggal di wilayah Puskesmas X.
  • 47.  Kriteria Inklusi 1. Ibu dan Anak Balita yang tinggal di Wilayah Puskesmas X sekurang-kurangnya 1 tahun. 2. Ibu yang mempunyai anak yang berumur 1-5 tahun 3. Memahami Bahasa Indonesia 4. Sehat jasmani dan rohani 5. Mau di wawancarai  Kriteria Eksklusi 1. Ibu yang tinggal di wilayah Puskesmas X kurang dari 1 tahun 2. Ibu yang mempunyai anak balita yang berumur kurang dari 1tahun, dan lebih dari 5 tahun. 3. Tidak memahami Bahasa Indonesia 4. Ibu anak balita yang sedang sakit 5. Tidak bersedia di wawancarai.
  • 48. Daftar pustaka • Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: AFABETA, cv. • Notoatmodjo soekidjo. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. jakarta : Rineka cipta.