1. Promotor dan Penguji:
Prof. Dr. H. Moch. Qasim Mathar, M.A.
Prof. Dr. H. Natsir Mahmut, M.A.
Dr. H. Muliaty Amin, M.Ag.
Dewan Penguji :
Prof. Dr. H. Sattu Alang, M.A.
Prof. Dr. H. Baso Midong, M.A.
Dr. H. Usman Jasat, S.Ag., M.Ag.
2. A. Latarbelakang Masalah
1. Pertumbuhan penduduk Ambon tidak seimbang dengan jumlah
Mubalig Muhammadiyah berjumlah 15 orang yang akan melayani
jumlah penduduk sebesar 332.000 jiwa.
2. Data problematika sosial Dinas Sosial Provinsi Maluku tahun 2010
mendapatkan data permasalahan sosial seperti miniman keras,
judi, joget, pengangguran, PSK berjumlah 432, premanisme,
menjarah, merampok, dan cyber crime (kejahatan dunia maya)
berjumlah 4.967 orang. Selain itu 87,6% alam pikiran masyarakat
dikonsturksi oleh media massa lebih dominan sehingga kultur
keagamaan kurang berimbang.
3. Problematika sosial ini hemat penulis akibat konsturksi sistem
informasi dakwah yang digunakan masih mimbar oriented
sehingga sulit dijangkau oleh masyarakat yang jauh dari masjid.
4. Adanya segregasi teologis, sosiologis, dan segregasi pemukiman
sehingga melahirkan sektarian antar masyarakat .
3. Rumusan Permasalahan dalam kajian ini, terfokus pada tiga
aspek antara lain;
1.Bagaimana Seting sosial sistem informasi dakwah
Muhammadiyah,
2.Bagaimana Proses kemasan materi dan pemamnfaatan
media dakwah Muhammadiyah, dan
3.Bagaimana Strategi publikasi dakwah Muhammadiyah di kota
Ambon.
Permasalahan ini melahirkan kesenjangan antara kecepatan
publikasi informasi negatif lebih dominan dibandingkan dengan
publikasi informasi positif. Pengaruh ini tampak dalam sikap
masyarakat, yang cenderung menyelesaikan permasalahan
hidup dengan cara kekerasan psikologis dan fisik, yang
dilakukan secara individual maupun kelompok yang rentan
konflik horisontal.
4. محمد
وحي
Al-Qur’an
Al-Hadis
Pertarungan Peran
Peran SID Informasi Positif dan Negatif
dalam Meraih Simpati Manusia di kota
Ambon.
Media
ICT Global
Komunikasi
Dialog dengan Realitas Sosial Keagamaan
6. B. Definiai operasional
1. Sistem Informasi Dakwah Muhammadiyah adalah;
“Sekelompok orang yang memiliki kesadaran untuk
mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data
yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah
kemudian didesain dalam teknologi komputer grafis
untuk dipublikasikan di tengah realitas sosial
keagamaan di kota Ambon”.
2. Ruanglingkup kajian ini akan mengkaji
Infrasturktur sistem informasi dakwah
Muhammadiyah di kota Ambon khusunya cara
memanfaatkan media massa sebagai instrumen
penunjang dalam mengkomunikasikan Al-Quran
dan Sunnah di tengah masyarakat.
7. C. Landasan Normatif Sistem Dakwah
QS As Shhaf /37: 1-3 Terjemahnya:
1. demi (rombongan) yang ber shaf-shaf dengan sebenar-benarnya,
2. dan demi (rombongan) yang melarang dengan sebenar-benarnya
(dari perbuatan-perbuatan maksiat),
3. dan demi (rombongan) yang membacakan pelajaran,
Yang dimaksud dengan rombongan yang bershaf-shaf ialah
Para Malaikat atau makhluk lain seperti burung-burung
(Terjemah Kementrian agama). Penulis tafsirkan sebagai signal-signal
yang tersusun dalam bentuk ISP (Internet Services
Provider) ISP ini tersusun dari kumpulan (rombongan) sub
sistem yang memiliki daya jaringan global sebagai penyedia
jasa telekomunikasi sistem dakwah yang berisi pelajaran
(dzikran).
8. MAQASHID
AL-SYARI’AH
CITA SOSIAL ISLAM
(Keadilan, Kemaslahatan,
Penghormatan
nilai-nilai Kemanusiaan)
9. 1. Menurut Ali Mahfuz kevalidan suatu informasi
sangat tergantung pada kredibilitas informan.
2. J. DeVito berpendapat bahwa ekspresi seseorang
sangat tergantung besarnya input informasi yang
diterima.
3. Menurut T. Parson teori AGIL keteraturan sistem
masyarakat jika 4 sub sistem saling menunjang
secara profesional sesuai bidangnya masing untuk
melahirkan satu sistem yang sehat dalam menata
tatatertib kehidupan manusia yang harmoni.
10. 1. Adaptation (Adabtasi): Menelaah fenomena cara publikasi
dakwah Muhammadiyah mulai dari cara berinteraksi, beradabtasi
dengan cara memaknai, menjelaskan, dan cara membahasakan agama,
hukum, sosial budaya, dan politik dalam menjaga keseimbangan
kehidupan manusia.
2. Goal (Adabtasi): menyelidiki perbedaan motivasi dalam
pemahaman agama, pemenuhan kebutuhan hidup, dan wawasan dalam
memandang budaya yang tampak di kota Ambon.
3. Integration (Integrasi): Penyatuan antar sub sistem ini
berkenaan dengan menjaga keseimbangan. Sistem hukum dan lembaga-lembaga
atau komunitas-komunitas yang memperjuangkan tatanan
sosial melalui politik.
4. Latent: Meneyelidiki realitas yang memicu ekspresi prilaku
seseorang, misalnya nilai budaya, agama, sebagai pemicu ekspresi
manusia baik secara internal maupun eksternal. Semua komponen ini
harus saling menunujang jika mengharapkan masyarakat yang
berkeadaban.
11. SOFTWARE
DAN
HARDWARE
MUHAMMADIYAH
KOTA AMBON
Proses Analisis
Interpretasi :
Al-Quran
& Sunnah
Konstruksi Makna:
Rasio, Rasa
(Intuisi) Cipta
INPUT
Faktor Internal;
Agama, , Idiologi,
Teologi, dan
Idealis,
Faktor eksternal:
Budaya, Ekonomi,
Politik
MEDIA
Converter/
Kemasan:
INFORMASI
COMPUTER
GRAFIS
IDE
DAN
GAGA
SAN
DAKW
AH
DAN
KOM
UNI-KASI
PROCCES
12. Software Dakwah Interaktif:
1.Database Tema Dakwah
2.Buku Khotbah Digital
3.Animasi Dakwah
4.Al-Quran Digital
5.Maktaba Qubra Digital
OUTPUT
PUBLIKASI:
Adanya
kesadaran warga
kota Ambon
menjaga
kredibilitas
informasi
Dakwah bi
al- Lisan
Dakwah bi
al- Qalam
Dakwah bi
al- Hal
SOFTWARE
DAN
HARDWARE
13. PARADIG
MA
INPUT
PROC
CES
Konstruk
si Makna:
Fenomen
a
E.
Husserls
Metaralitas
Agama, , Idiologi, Teologi,
dan Idealis,
MUHAMMADIYAH
KOTA AMBON
Realitas
Budaya, Ekonomi, Politik
A
G
I
L
OUTPUT
Fakta yang terungkap:
1.Setting Sosial
2.Kemasan Dakwah
3.Strategi Publikasi
14. 1. Dari penjelajahan data yang dikumpulkan terungkap bahwa sistem
informasi dakwah Muhammadiyah di kota Ambon disebabkan oleh
dorongan agama, dan pemenuhan kebutuhan hidup. Rasio Mubalig
yang berjumlah 15 orang tidak sebanding dengan jumlah penduduk
332.000.
2. Sedangkan peran dakwah Muhammadiyah dipengaruhi oleh
motivasi idiologi Muhammadiyah, adat, dan politik. Kesadaran
menggunakan ICT belum maksimal sehingga belum memiliki
dampak yang positif dalam kehidupan masyarakat di kota Ambon.
Masih menggunakan organisasi sebatas media politik untuk
pemenuhan kebutuhan hidup tetapi belum sampai pada kesadaran
untuk mendesain masyarakat yang memiliki kultur senang berbuat
baik dan takut berbuat kriminal.
3. Pemahaman kemuhammadiyaan yang rendah mengakibatkan daya
juang untuk memperbaiki umat masih sangat minim.
15. 5. Aplikasi sistem informasi dakwah Muhammadiyah di kota
Ambon belum memiliki kesadaran membangun sistem
informasi dakwah yang modern.
6. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan dalam
memanfaatkan tren media digital sebagai penunjang
dakwah, meskipun gerakan dakwah bidang pendidikan
seperti SMK, SMU, dan SD Muhammadiyah cukup baik,
tetapi dakwah formal belum memiliki peran signifikan di kota
Ambon.
7. Hal ini disebabkan oleh input informasi dakwah sebagai
spirit pencerahan masyarakat sangat minim di kota Ambon.
16. A. Tujuan
1.Untuk mengungkap secara ilmiah seting sosial realitas masyarakat
di kota Ambon dan gambaran dakwah Muhammadiyah di Kota
Ambon, antara lain menelaah motivasi mendapatkan informasi, cara
menerima informasi, cara memahami informasi, dan cara
mempublikasikan informasi berdasarkan paradigma ilmuan dakwah
dengan menggunakan pendekatan dakwah, komunikasi, dan
sosiologi.
2.Untuk mengetahui secara akademik proses kemasan dakwah
Muhammadiyah mulai dari motivasi mendapatkan informasi, cara
input, proses, dan output informasi dakwah.
3.Untuk mengetahui secara ilmiah strategi dan efektifitas dampak
sistem informasi dakwah Muhammadiyah di Kota Ambon dan respon
masyarakat di kota Ambon tentang peran dakwah Muhammadiyah di
tengah keragaman pemikiran.
17. B. Kegunaan:
1.Secara teoritis dan metodologis studi ini diharapkan memberikan
sumbangan kepada pengembangan ilmu dakwah tentang cara
mengetahui setting sosial masyarakat sebelum
mentransformasikan pesan-pesan agama khususnya di kota
Ambon.
2.Mendapatkan wawasan cara pandang dalam menggunakan teori
sosiologi, dakwah dan komunikasi dalam proses kemasan dakwah
dan komunikasi. Mendapatkan informasi, cara input, proses, dan
output informasi dakwah yang akan dipublikasikan di tengah
masyarakat.
3.Mendapatkan informasi akademik tentang strategi dakwah
Muhammadiyah serta dampaknya di Kota Ambon. selain itu
mengetahui respon masyarakat di kota Ambon tentang peran
dakwah Muhammadiyah di tengah keragaman pemikiran.
18. 1. Riset ini menyimpulkan bahwa Muhammadiyah perlu
mendesain teknologi sistem informasi dakwah yang sulit
diakses oleh masyarakat baik ceramah dan khotbah jumat di
kota Ambon.
2. Apabila kenyataan ini kurang dibenahi, maka pesan negatif
lebih menguasai alam pikiran masyarakat di kota Ambon di
bandingkan dengan pesan positif.
3. Dengan demikian, semakin baik infrastruktur sistem informasi
dakwah Muhammadiyah semakin mudah pula daya akses
mad’u. Kecerdasan membahasakan Al-Quran dan
Sunnah tidak cukup dengan media lidah, Semakin
canggih teknologi komunikasi yang digunakan Mubalig
semakin mudah daya serap mad’u. Semakin sedikit
media komunikasi yang digunakan semakin lambat
daya serap mad’u.
19. 1. Implikasi penelitian ini pada warga Muhammadiyah, ilmuan dakwah dan
komunikasi serta praktisi dakwah dalam mengkomunikasikan Al-Quran dan
Sunnah di tengah realitas sosial keagamaan.
2. Hal ini berarti sesuai denagn ide dan gagasan Qasim Mathar tentang
efektifitas penggunaan media LCD(Projector) saat khotbah penting dalam
menunjang Mubalig membahasakan Al-Quran dan Sunnah. saat khotbah
sesuai teori bahwa medai adalah perpanjangan panca indra mubalig.
3. Hemat penulis argumentasi ini didukung oleh dialektika ilmiah
memanfaatkan media saat khotbah jumat antara lain:
Mubalig konsisten terhadap durasi waktu. serta tidak bertele-tele saat
khotbah jumat karena terfokus pada konsep (buku khotbah digital.
Jamaah lebih mudah menyerap pesan karena dibantu oleh 3 medai media
lisan, audio, dan visual.
Mad’u dapat mengntrol Mubalig karena sama-sama mencermati narasi
khotbah yang telah dikemas dalam buku khotbah digital .
20. Masukkan teman-teman sangat penulis
harapkan untuk memperkayaan khazanah
ilmiah penelitian ini…
Serendah-rendahnya ilmu jika hanya sampai pada tepian lidah, dan
setinggi-tingginya ilmu jika telah sampai pada tepian prilaku.