SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 51
Bab 4. Konsep komunitas dalam
ekosistem
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Konsep komunitas biotik
Intrakomunitas & konsep dominan
Analisis komunitas
Keragaman jenis dalam komunitas
Interaksi antar spesies
Pola dalam komunitas
Ekotone & konsep pengaruh tepi

bab 4: komunitas

1
1. Konsep komunitas biotik


Definisi:
Kumpulan beberapa populasi yang hidup
pada daerah/habitat yang sama dan
menjadi satu kesatuan yang terorganisir.
Memiliki sifat tambahan dan fungsi
melalui transformasi metabolik (dalam
satuan ekosistem)

bab 4: komunitas

2
1. Konsep komunitas biotik






Istilah komunitas dipakai secara luas, dari
beberapa biota yang hidup di batang kayu,
sampai yang hidup di hutan dan lautan
Komunitas utama/mayor adalah komunitas
yang hadir dalam jumlah besar dan mereka
relatif tidak tergantung pada masukan/hasil
dari komunitas lain di sekitarnya
Komunitas minor adalah komunitas yang
bergantung pada masukan/hasil dari
komunitas lain di sekitarnya.
bab 4: komunitas

3
1. Konsep komunitas biotik


Komunitas merupakan satu kesatuan dalam:






Fungsional terkait dengan struktur trofik dan arus
energi
Komposisional terkait dengan peluang spesies
tertentu dapat hidup berdampingan
Konsep komunitas menjadi penting untuk
menjelaskan keragaman spesies yang biasanya
hidup bersama di dalam tata aturan tertentu. Hal
ini karena organisme tidak begitu saja tersebar di
permukaan bumi.
bab 4: komunitas

4
1. Konsep komunitas biotik




Komunitas satu dan lainnya dapat dibedakan
apabila habitat komunitas tersebut
memperlihatkan perubahan yang tajam,
atau perubahan akibat interaksi dalam
komunitas
Konsep komunitas sangat penting dalam
praktek pengendalian organisme seperti:



Nyamuk dengan mengatur habitatnya
Gulma dengan menggunakan musuh alami
bab 4: komunitas

5
2. Intrakomunitas & konsep dominan






Tidak semua spesies dalam komunitas
memiliki peran, nilai atau arti yang sama.
Hanya beberapa spesies yang berperan
sebagai pengendali utama komunitasnya.
Pengendalian ini dapat berupa jumlah yang
banyak, biomas/produktivitas yang besar
atau dengan kegiatan lainnya.

bab 4: komunitas

6
2. Intrakomunitas & konsep dominan


Klasifikasi intrakomunitas berupaya menilai
pentingnya suatu spesies dalam komunitas
berdasarkan:







Tingkat makanan/trofik
Fungsional:produsen, makro konsumen, mikro
konsumen.

Dalam masing masing kelompok (tingkatan
tropik maupun fungsional) terdapat spesies
yang sangat mempengaruhi arus energi dan
lingkungan dari semua spesies.
Spesies ini disebut DOMINAN EKOLOGI
bab 4: komunitas

7
2. Intrakomunitas & konsep dominan





Kekayaan spesies (species richness)
Derajat dominansi dapat terpusat pada satu
atau lebih spesies dan dinyatakan dengan
indeks dominansi.
Beberapa indeks:




Dominansi (C)
Kesamaan (S) antar dua komunitas
Diversitas: Shannon Wiever (H’), Evenness (E)
Simpson (D)
bab 4: komunitas

8
2. Intrakomunitas & konsep dominan


Contoh dalam satu komunitas tersusun dari
spesies:









Spesies
Spesies
Spesies
Spesies
Spesies

A
B
C
D
E

Jumlah individu
104
71
19
5
3

Berapa total individu, kekayaan spesies dan
indek diversitas Simpson (D) dari komunitas
9
bab 4: komunitas
tersebut ?
2. Intrakomunitas & konsep dominan



Total Individu= (104+19+71+5+3)=202
Kekayaan spesies : 5 (spesies A,B,C,D dan E)
Indeks diversitas Simpson: D=1-Σ (pi) 2



PA=104/202=0.51

PB=19/202=0.09



PC=71/202=0.35
PE=3/202=0.02

PD=5/202=0.03



D=1{(0.51)2+(0.09)2+(0.35)2+(0.03)2+(0.02)2}
D=1-0.40=0.60
bab 4: komunitas






10
3. Analisis komunitas


Komunitas dapat diklasifikasi menurut:






Habitat fisiknya: hutan tropis, laut,
Bentuk/sifat struktur utamanya: spesies dominan,
bentuk hidupnya dan indikasi lain.
Sifat atau tanda fungsional:tipe metabolisme
komunitas.

Tidak ada peraturan yang pasti dalam
mengklasifikasikan komunitas, tetapi klasifikasi
berdasarkan fungsional akan memberikan
gambaran lebih baik untuk membandingkan
semua komuntas dalam habitat yg sgt berlainan
(daratan, laut, air tawar).
bab 4: komunitas

11
3. Analisis komunitas


Klasifikasi komunitas pada daerah
geografis tertentu dapat digunakan
dengan dua cara:






pendekatan zonasi
Pendekatan gradien lingkungan

Ordinasi
Kontinuum: gradien lingkungan yang
dihuni oleh spesies yang tertata

bab 4: komunitas

12
3. Analisis komunitas





Cara yang paling baik untuk menyebut suatu
komunitas adalah berdasarkan beberapa
sifat yang jelas, mantap baik hidup maupun
mati sebagai nama komunitas.
Seperti komunitas jeram, pelagik, pantai
pasir.
Pada komunitas binatang memberian nama
akan bermasalah karena komunitas binatang
jarang yang dominan dalam waktu lama.

bab 4: komunitas

13
4. Keragaman spesies dalam
komunitas
Komunitas tersusun dari:
 Spesies yang hadir dalam jumlah banyak,
dengan biomas/produktivitas yang besar
atau indikasi lainnya, mempunyai nilai
penting yang besar dan disebut SPESIES
DOMINAN
 Spesies yang jarang (hadir dengan
jumlah sedikit) mempunyai nilai penting
yang kecil.
bab 4: komunitas

14
4. Keragaman spesies dalam
komunitas


Dalam komunitas, dr slrh jumlah spesies dalam
komponen trofik atau dlm komunitas secara
keseluruhan:
 Spesies yang dominan, persentasi jenisnya
kecil (jumlah spesiesnya sedikit), sebagian bsr
bertanggung jawab pada arus energi pada
tiap kelompok trofik.
 Spesies yang jarang dominansi jenis,
persentasi jenis besar (jumlah spesiesnya
besar), sebagian besar bertanggung jawab
terhadap (menentukan) keragaman jenis dr
kelompok2 trofik dan seluruh komunitas.
bab 4: komunitas

15
4. Keragaman spesies dalam
komunitas




Keragaman komunitas dinyatakan dalam
indeks keragaman diperoleh dari
membagi jumlah spesies dengan nilai
penting (jumlah, biomasa, produktivitas)
dari masing masing spesies dalam
komunitas (indeks keragaman spesies).
Keragaman jenis akan cenderung:




Rendah pada ekosistem yang dikendalikan
oleh faktor fisik kimia (lingk fisik yg keras,
pencemaran, tekanan-tekanan lain).
Tinggi pada ekosistem-ekosistem yang
dikendalikan oleh faktor biotik.
bab 4: komunitas

16
4. Keragaman spesies dalam
komunitas







Hubungan antara jumlah spesies dan nilai penting
(jumlah individu, biomas, produktivitas, indikasi lain)
dapat digambarkan seperti kurva cekung.
Hubungan2 jumlah jenis scr kuantitatif sangat
beragam (tekanan fisik, pengurangan spesies,
kepentingan, dominansi spesies, dll)
Lihat Gbr 6.4 Odum, 1994 hal 184)
Dua pendekatan dalam menganalisis keragaman
bertujuan untuk:
 Membandingkan antara pola, bentuk, persamaan
kurva dari berbagai spesies.
 Membandingkan antara indeks keragaman.
bab 4: komunitas

17
4. Keragaman spesies dalam
komunitas


Keragaman spesies mempunyai sejumlah
komponen yang dapat memberi reaksi
secara berbeda-beda terhadap faktor
geografis, perkembangan atau fisik.

bab 4: komunitas

18
4. Keragaman spesies dalam
komunitas


Keragaman spesies terdiri atas dua
komponen:




Kekayaan spesies atau KOMPONEN VARIETAS
dinyatakan dengan jumlah seluruh spesies (S)
dan jumlah seluruh nilai penting (N). Indeks
spesies: jumlah spesies per satuan area.
Kesama-rataan/kemerataan atau
EQUITIBILITAS. Pembagian individu-individu
yang merata antar spesies. Dinyatakan dengan
indeks kemerataan (evenness).
bab 4: komunitas

19
4. Keragaman spesies dalam
komunitas




Indeks keragaman dapat digunakan untuk
membandingkan satu komunitas dengan
komunitas lainnya.
Keragaman mengungkapkan kemungkinan
terjadinya sistem umpan balik (feed back),
karena pada komunitas dengan keragaman
tinggi, rantai makanannya lebih panjang,
lebih kompleks, akan memberi
kemungkinan untuk terjadinya umpan balik
untuk mengendalikan perubahan.
bab 4: komunitas

20
4. Keragaman spesies dalam
komunitas




Pada ekosistem yang mantap akan
diperoleh komunitas dengan keragaman
yang tinggi, karena energi yang tersedia
akan lebih banyak digunakan untuk
memelihara keragaman spesies daripada
untuk memelihara ekosistem.
Sebaliknya, pada ekosistem yang sering
mengalami guncangan (faktor fisik-kimia)
secara periodik akan diperoleh komunitas
dengan keragaman rendah.
bab 4: komunitas

21
4. Keragaman spesies dalam
komunitas




Keragaman cenderung akan tinggi pada
komunitas yang berumur tua daripada
yang berumur muda, karena terjadinya
proses evolusi.
Kemantapan suatu komunitas lebih
bergantung pada keragaman daripada
produktivitas.

bab 4: komunitas

22
4. Keragaman spesies dalam
komunitas


Keragaman komunitas sangat dipengaruhi
oleh hubungan fungsional, seperti:




penggembalaan yang berlebihan pada satu sisi
akan mengurangi jumlah spesies rumput yang
dimakan dan memberi peluang pada spesies
rumput lainnya yang tidak dimakan untuk
tumbuh lebih subur.
Keragaman spesies sessil pada batuan di daerah
pasang surut di daerah tropis lebih tinggi karena
adanya spesies pemangsa yang memakan
spesies sessil (Paine, 1966).
bab 4: komunitas

23
4. Keragaman spesies dalam
komunitas


Keragaman dipakai dalam menganalisis
pengaruh aktivitas manusia pada
ekosistem:


Pengaruh pestisida pada komunitas arthropoda.
Apabila pestisida membunuh spesies dominan
maka tingkat kemerataan dalam komunitas
akan meningkat. Penyemprotan yang dilakukan
selama 10 hari, mengakibatkan depresi selama
2 minggu dan guncangan dalam komunitas
selama 2 minggu.
bab 4: komunitas

24
4. Keragaman spesies dalam
komunitas



Pengaruh buangan limbah di muara
mengakibatkan menurunannya keragaman
benthos dari 40 spesies menjadi tinggal 10
spesies.

bab 4: komunitas

25
5. Interaksi antar dua spesies


Dua spesies dapat berinteraksi:



Neutralism [ 0 0]
Kompetisi :
• Persaingan yang saling menghambat [ - -]
• Persaingan menggunakan sumberdaya [ - -]







Amensalism [ - 0]
Parasitism [- +]
Predation [- +]
Komensalis [+ 0]
Mutualism :
• Proto-kooperation (fakultatif = tidak wajib) [++]
• Mutualism (obligate = wajib) [+ + ]
bab 4: komunitas

26
5. Interaksi antar dua spesies


Neutralism adalah interspesifik interaksi
yang paling banyak. Dua spesies yang tidak
saling mempengaruhi.



Interaksi ini terjadi secara tidak langsung
atau karena kecelakaan



Contoh: tarantula dan kaktus yang hidup di
padang pasir

bab 4: komunitas

27
5. Interaksi antar dua spesies




Kompetisi terjadi ketika dua individu
menggunakan sumberdaya alam yang sama
namun tersedia dalam jumlah terbatas.
Sumber daya dapat berupa mangsa, air,
cahaya, nutrient, tempat bersarang.
Kompetisi antar individu dari spesies yang
sama (dalam populasi) disebut intra spesifik
dan dari spesies yang berbeda (dalam
komunitas) disebut interspesifik.
bab 4: komunitas

28
5. Interaksi antar dua spesies


Contoh interaksi Paramecium aurelia dengan
P. caudatum

bab 4: komunitas

29
5. Interaksi antar dua spesies
Amensalism: interaksi yang terjadi
ketika satu individu menderita
sementara yang satunya tidak
mendapat pengaruh.
 Contoh: Tumbuhan Redwood yang
menghasilkan allelopathy (racun)
membunuh moluska dan intertidal
organisme


bab 4: komunitas

30
5. Interaksi antar dua spesies




Parasitism: interaksi antara parasit
(organisme yang mengambil makanan
dari organisme lain yang menjadi tempat
hidupnya) dengan inangnya.
Parasit mengambil keuntungan dari
inangnya (di luar tubuh: ektoparasit, di
dalam tubuh : indoparasit).

bab 4: komunitas

31
5. Interaksi antar dua spesies






Predasi :hubungan predator dengan
mangsanya berlangsung dalam kurun waktu
lama dan melibatkan co-evolusi
Predator dapat menjadi density-dependent
mortality factor bagi populasi mangsa (prey).
Mangsa (prey) dapat merupakan faktor
pembatas limiting resource bagi predator.

bab 4: komunitas

32
5. Interaksi antar dua spesies

bab 4: komunitas

33
5. Interaksi antar dua spesies




Komensalism is interaksi interspesifik satu
mendapat keuntungan dan yang lainnya tidak
terpengaruh.
Komensalism sangat umum ditemukan di alam
seperti burung yang bersarang di pohon.

bab 4: komunitas

34
5. Interaksi antar dua spesies


Ikan anemone yang hidup pada tentakel
anemone. Ikan memiliki membran mucus
yang membuatnya immun terhadap bau dari
anemone serta mendapat perlindungan.

bab 4: komunitas

35
5. Interaksi antar dua spesies








Mutualism interaksi interspesifik dua
spesies yang keduanya mendapat
keuntungan.
Contoh: tumbuhan berbunga dengan
serangga penyerbuk (pollinator) dapat
bersifat fakultatif
Termites dengan protozoa endosymbiotik
(bersifat obligate)
Manusia dengan binatang peliharaan
(kebanyakan bersifat fakultatif dan beberapa
36
bab 4: komunitas
obligate)
6. Pola dalam komunitas


Pola komunitas adalah struktur yang
dibentuk akibat dari:
penyebaran spesies dalam komunitas
 interaksi organisme dengan lingkungannya




Pola penataan dan kegiatan dalam
komunitas juga berperan dalam
menjaga kemantapan komunitas
bab 4: komunitas

37
6. Pola dalam komunitas


Pola dalam komunitas dibedakan:








Stratifikasi
Zonasi
Perioditas kegiatan
Reproduktif
Sosial
Ko-aktif (persaingan, antibiosis, mutualisme)
Stochastik(kakas acak).

bab 4: komunitas

38
6. Pola dalam komunitas


Pola stratifikasi terlihat pada:






komunitas tumbuhan di hutan herba, semak
dan pohon bawah tajuk.
Komunitas ikan di danau, laut yang terkait
dengan temperatur, kandungan oksigen atau
pencahayaan.

Pola zonasi terlihat pada:


Komunitas spesies yang hidup di laut
intertidal (pasang surut), litoral (permukaan
terbuka), dan abysal (laut dalam).
bab 4: komunitas

39
6. Pola dalam komunitas


Pola perioditas kegiatan terlihat:
pada komunitas zooplankton di danau
dan laut. Zooplankton migrasi pada
malam hari ke permukaan air untuk
mencari mangsa, turun ke daerah yang
lebih dalam untuk menghindari panas.
 Organisme yang bersifat noctunal (lebih
aktif pada malam hari), organisme
crepuscula (aktif pada senja hari).


bab 4: komunitas

40
6. Pola dalam komunitas


Pola reproduktif terlihat pada:
Komunitas burung migrasi mencari
tempat untuk bertelur.
 Komunitas ikan migrasi ke daerah
estuaria untuk memijah




Pola sosial terlihat pada:


Komunitas monyet yang berkelompok
untuk mempertahankan daerah
teritorialnya.
bab 4: komunitas

41
6. Pola dalam komunitas


Pola ko-aktif terlihat pada:




Komunitas yang hidup bersama secara
mutualisme, persaingan atau dengan
interaksi lainnya.

Pola stochastik terlihat pada:


Komunitas yang tertata secara
acak/random. Namun jarang sekali
ditemukan di alam.
bab 4: komunitas

42
7. Ekotone & konsep pengaruh tepi




Ekotone adalah komunitas peralihan yang
terdapat pada antara dua atau lebih
komunitas yang berbeda.
Komunitas hutan dan komunitas rumput,
komunitas yang hidup di batuan dengan
yang hidup di sedimen di dasar laut,
komunitas yang hidup di estuaria (perairan
tawar dan laut).

bab 4: komunitas

43
7. Ekotone & konsep pengaruh tepi






Komunitas ekotone biasanya terdiri atas:
spesies dari masing masing komunitas yang
berbeda ditambah dengan spesies yang khas
yang hanya ditemukan pada daerah ekotone.
Komunitas ekotone memiliki jumlah spesies
dan kerapatan populasi lebih tinggi daripada
di masing-masing komunitas yang berbeda.
Kecenderungan untuk meningkatnya
keragaman spesies pada ekotone disebut
dengan pengaruh tepi “EDGE EFFECT”
bab 4: komunitas

44
7. Ekotone & konsep pengaruh tepi




Komunitas sering kali berubah-ubah
secara perlahan mengikuti perubahan
gradien lingkungan fisik atau secara
mendadak.
Pada perubahan yang mendadak akan
terbentuk pada daerah/jalur tegangan
persaingan antara dua komunitas.

bab 4: komunitas

45
7. Ekotone & konsep pengaruh tepi




Komunitas yang ditemukan di jalur ini
memberi sifat-sifat tambahan pada
komunitas ekotone.
Komunitas yang menghabiskan seluruh
atau sebagain besar masa hidupnya di
daerah pertemuan/peralihan antar dua
komunitas yang berbeda disebut
KOMUNITAS TEPIAN.

bab 4: komunitas

46
7. Ekotone & konsep pengaruh tepi




Tepian hutan merupakan ekotone antara
komunitas hutan dengan komunitas
rumput dan semak.
Keberadaan manusia di hutan:



bila di tepian hutan mereka akan
mempertahankan komunitas tepian hutan
Bila di dalam hutan mereka akan membuka
hutan menjadi habitat-habitat kecil yang
dikelilingi oleh padang rumput, semak atau
tanaman.

bab 4: komunitas

47
7. Ekotone & konsep pengaruh tepi




Organisme yang mampu hidup di ekotone
buatan seperti gulma, serangga, burung
dan mamalia.
Jumlah mereka akan meningkat dan
penyebarannya akan meluas akibatnya
daerah yang dihuni akan menjadi lebih
besar.

bab 4: komunitas

48
7. Ekotone & konsep pengaruh tepi





Kepadatan burung di daerah lingkungan
campuran seperti di permukiman,
kampus, akan lebih tinggi dibandingkan
dengan di hutan.
Kepadatan populasi burung meningkat di
kota-kota pinggiran hutan.
Peningkatan jumlah spesies dalam
ekotone tidak bersifat universal. Seperti
jumlah spesies tumbuhan di daerah
tepian hutan menurun.
bab 4: komunitas

49
7. Ekotone & konsep pengaruh tepi

bab 4: komunitas

50
7. Ekotone & konsep pengaruh tepi

bab 4: komunitas

51

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

EKTUM Populasi Tumbuhan
EKTUM Populasi Tumbuhan EKTUM Populasi Tumbuhan
EKTUM Populasi Tumbuhan QORYANI
 
Presentasi biologi tentang keanekaragaman hayati
Presentasi biologi tentang keanekaragaman hayatiPresentasi biologi tentang keanekaragaman hayati
Presentasi biologi tentang keanekaragaman hayatiRafi Hidayat
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiGoogle
 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumJun Mahardika
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Awe Wardani
 
Ordo lepidoptera
Ordo lepidopteraOrdo lepidoptera
Ordo lepidopteraAbdillah20
 
komunitas sebagai unit ekologi
komunitas sebagai unit ekologikomunitas sebagai unit ekologi
komunitas sebagai unit ekologirobinsyah putra
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
 
Konsep Faktor Pembatas_Dewi
Konsep Faktor Pembatas_DewiKonsep Faktor Pembatas_Dewi
Konsep Faktor Pembatas_Dewidewisetiyana52
 

Was ist angesagt? (20)

Difusi dan Osmosis
Difusi dan OsmosisDifusi dan Osmosis
Difusi dan Osmosis
 
BIODIVERSITAS
BIODIVERSITASBIODIVERSITAS
BIODIVERSITAS
 
EKTUM Populasi Tumbuhan
EKTUM Populasi Tumbuhan EKTUM Populasi Tumbuhan
EKTUM Populasi Tumbuhan
 
Presentasi biologi tentang keanekaragaman hayati
Presentasi biologi tentang keanekaragaman hayatiPresentasi biologi tentang keanekaragaman hayati
Presentasi biologi tentang keanekaragaman hayati
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi TumbuhanEkologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
CACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SPCACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SP
 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umum
 
konsep biodiversitas
konsep biodiversitaskonsep biodiversitas
konsep biodiversitas
 
Botani 3 Daun Majemuk
Botani 3 Daun MajemukBotani 3 Daun Majemuk
Botani 3 Daun Majemuk
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
 
Suksesi
SuksesiSuksesi
Suksesi
 
Genetika populasi
Genetika populasiGenetika populasi
Genetika populasi
 
Ordo lepidoptera
Ordo lepidopteraOrdo lepidoptera
Ordo lepidoptera
 
Makalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasiMakalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasi
 
komunitas sebagai unit ekologi
komunitas sebagai unit ekologikomunitas sebagai unit ekologi
komunitas sebagai unit ekologi
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
 
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan IdentifikasiPengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
 
Dinamika populasi
Dinamika populasiDinamika populasi
Dinamika populasi
 
Konsep Faktor Pembatas_Dewi
Konsep Faktor Pembatas_DewiKonsep Faktor Pembatas_Dewi
Konsep Faktor Pembatas_Dewi
 

Ähnlich wie Bab 4. komunitas

BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5
BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5
BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5ArdanSyaifulAmri
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husniMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husniOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husniMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husniSeptian Muna Barakati
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husniMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husniOperator Warnet Vast Raha
 
Karakteristik komunitas dalam ekosistem
Karakteristik komunitas dalam ekosistemKarakteristik komunitas dalam ekosistem
Karakteristik komunitas dalam ekosistemJun Mahardika
 
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATIRPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATIalmansyahnis .
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayatimayavivianti
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup nur santia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup nur santiaMakalah tingkat organisasi mahluk hidup nur santia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup nur santiaOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup
Makalah tingkat organisasi mahluk hidupMakalah tingkat organisasi mahluk hidup
Makalah tingkat organisasi mahluk hidupSeptian Muna Barakati
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup yogi
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup yogiMakalah tingkat organisasi mahluk hidup yogi
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup yogiSeptian Muna Barakati
 
Keanekaragaman species
Keanekaragaman speciesKeanekaragaman species
Keanekaragaman speciesterrikmatahari
 

Ähnlich wie Bab 4. komunitas (20)

BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5
BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5
BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5
 
Keanekaragaman hewan
Keanekaragaman hewanKeanekaragaman hewan
Keanekaragaman hewan
 
Ekologi.pdf
Ekologi.pdfEkologi.pdf
Ekologi.pdf
 
PPT EKTUM SULASTRI
PPT EKTUM SULASTRIPPT EKTUM SULASTRI
PPT EKTUM SULASTRI
 
Biodiversitas
BiodiversitasBiodiversitas
Biodiversitas
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husniMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husniMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husniMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
 
Karakteristik komunitas dalam ekosistem
Karakteristik komunitas dalam ekosistemKarakteristik komunitas dalam ekosistem
Karakteristik komunitas dalam ekosistem
 
Modul 2 biodiversitas new
Modul 2 biodiversitas newModul 2 biodiversitas new
Modul 2 biodiversitas new
 
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATIRPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
 
Adaptasi pada mahluk hidup
Adaptasi pada mahluk hidupAdaptasi pada mahluk hidup
Adaptasi pada mahluk hidup
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup nur santia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup nur santiaMakalah tingkat organisasi mahluk hidup nur santia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup nur santia
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup
Makalah tingkat organisasi mahluk hidupMakalah tingkat organisasi mahluk hidup
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup
Makalah tingkat organisasi mahluk hidupMakalah tingkat organisasi mahluk hidup
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup
Makalah tingkat organisasi mahluk hidupMakalah tingkat organisasi mahluk hidup
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup yogi
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup yogiMakalah tingkat organisasi mahluk hidup yogi
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup yogi
 
Komunitas
KomunitasKomunitas
Komunitas
 
Keanekaragaman species
Keanekaragaman speciesKeanekaragaman species
Keanekaragaman species
 

Kürzlich hochgeladen

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

Bab 4. komunitas

  • 1. Bab 4. Konsep komunitas dalam ekosistem 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Konsep komunitas biotik Intrakomunitas & konsep dominan Analisis komunitas Keragaman jenis dalam komunitas Interaksi antar spesies Pola dalam komunitas Ekotone & konsep pengaruh tepi bab 4: komunitas 1
  • 2. 1. Konsep komunitas biotik  Definisi: Kumpulan beberapa populasi yang hidup pada daerah/habitat yang sama dan menjadi satu kesatuan yang terorganisir. Memiliki sifat tambahan dan fungsi melalui transformasi metabolik (dalam satuan ekosistem) bab 4: komunitas 2
  • 3. 1. Konsep komunitas biotik    Istilah komunitas dipakai secara luas, dari beberapa biota yang hidup di batang kayu, sampai yang hidup di hutan dan lautan Komunitas utama/mayor adalah komunitas yang hadir dalam jumlah besar dan mereka relatif tidak tergantung pada masukan/hasil dari komunitas lain di sekitarnya Komunitas minor adalah komunitas yang bergantung pada masukan/hasil dari komunitas lain di sekitarnya. bab 4: komunitas 3
  • 4. 1. Konsep komunitas biotik  Komunitas merupakan satu kesatuan dalam:    Fungsional terkait dengan struktur trofik dan arus energi Komposisional terkait dengan peluang spesies tertentu dapat hidup berdampingan Konsep komunitas menjadi penting untuk menjelaskan keragaman spesies yang biasanya hidup bersama di dalam tata aturan tertentu. Hal ini karena organisme tidak begitu saja tersebar di permukaan bumi. bab 4: komunitas 4
  • 5. 1. Konsep komunitas biotik   Komunitas satu dan lainnya dapat dibedakan apabila habitat komunitas tersebut memperlihatkan perubahan yang tajam, atau perubahan akibat interaksi dalam komunitas Konsep komunitas sangat penting dalam praktek pengendalian organisme seperti:   Nyamuk dengan mengatur habitatnya Gulma dengan menggunakan musuh alami bab 4: komunitas 5
  • 6. 2. Intrakomunitas & konsep dominan    Tidak semua spesies dalam komunitas memiliki peran, nilai atau arti yang sama. Hanya beberapa spesies yang berperan sebagai pengendali utama komunitasnya. Pengendalian ini dapat berupa jumlah yang banyak, biomas/produktivitas yang besar atau dengan kegiatan lainnya. bab 4: komunitas 6
  • 7. 2. Intrakomunitas & konsep dominan  Klasifikasi intrakomunitas berupaya menilai pentingnya suatu spesies dalam komunitas berdasarkan:     Tingkat makanan/trofik Fungsional:produsen, makro konsumen, mikro konsumen. Dalam masing masing kelompok (tingkatan tropik maupun fungsional) terdapat spesies yang sangat mempengaruhi arus energi dan lingkungan dari semua spesies. Spesies ini disebut DOMINAN EKOLOGI bab 4: komunitas 7
  • 8. 2. Intrakomunitas & konsep dominan    Kekayaan spesies (species richness) Derajat dominansi dapat terpusat pada satu atau lebih spesies dan dinyatakan dengan indeks dominansi. Beberapa indeks:    Dominansi (C) Kesamaan (S) antar dua komunitas Diversitas: Shannon Wiever (H’), Evenness (E) Simpson (D) bab 4: komunitas 8
  • 9. 2. Intrakomunitas & konsep dominan  Contoh dalam satu komunitas tersusun dari spesies:        Spesies Spesies Spesies Spesies Spesies A B C D E Jumlah individu 104 71 19 5 3 Berapa total individu, kekayaan spesies dan indek diversitas Simpson (D) dari komunitas 9 bab 4: komunitas tersebut ?
  • 10. 2. Intrakomunitas & konsep dominan  Total Individu= (104+19+71+5+3)=202 Kekayaan spesies : 5 (spesies A,B,C,D dan E) Indeks diversitas Simpson: D=1-Σ (pi) 2  PA=104/202=0.51 PB=19/202=0.09  PC=71/202=0.35 PE=3/202=0.02 PD=5/202=0.03  D=1{(0.51)2+(0.09)2+(0.35)2+(0.03)2+(0.02)2} D=1-0.40=0.60 bab 4: komunitas    10
  • 11. 3. Analisis komunitas  Komunitas dapat diklasifikasi menurut:     Habitat fisiknya: hutan tropis, laut, Bentuk/sifat struktur utamanya: spesies dominan, bentuk hidupnya dan indikasi lain. Sifat atau tanda fungsional:tipe metabolisme komunitas. Tidak ada peraturan yang pasti dalam mengklasifikasikan komunitas, tetapi klasifikasi berdasarkan fungsional akan memberikan gambaran lebih baik untuk membandingkan semua komuntas dalam habitat yg sgt berlainan (daratan, laut, air tawar). bab 4: komunitas 11
  • 12. 3. Analisis komunitas  Klasifikasi komunitas pada daerah geografis tertentu dapat digunakan dengan dua cara:     pendekatan zonasi Pendekatan gradien lingkungan Ordinasi Kontinuum: gradien lingkungan yang dihuni oleh spesies yang tertata bab 4: komunitas 12
  • 13. 3. Analisis komunitas    Cara yang paling baik untuk menyebut suatu komunitas adalah berdasarkan beberapa sifat yang jelas, mantap baik hidup maupun mati sebagai nama komunitas. Seperti komunitas jeram, pelagik, pantai pasir. Pada komunitas binatang memberian nama akan bermasalah karena komunitas binatang jarang yang dominan dalam waktu lama. bab 4: komunitas 13
  • 14. 4. Keragaman spesies dalam komunitas Komunitas tersusun dari:  Spesies yang hadir dalam jumlah banyak, dengan biomas/produktivitas yang besar atau indikasi lainnya, mempunyai nilai penting yang besar dan disebut SPESIES DOMINAN  Spesies yang jarang (hadir dengan jumlah sedikit) mempunyai nilai penting yang kecil. bab 4: komunitas 14
  • 15. 4. Keragaman spesies dalam komunitas  Dalam komunitas, dr slrh jumlah spesies dalam komponen trofik atau dlm komunitas secara keseluruhan:  Spesies yang dominan, persentasi jenisnya kecil (jumlah spesiesnya sedikit), sebagian bsr bertanggung jawab pada arus energi pada tiap kelompok trofik.  Spesies yang jarang dominansi jenis, persentasi jenis besar (jumlah spesiesnya besar), sebagian besar bertanggung jawab terhadap (menentukan) keragaman jenis dr kelompok2 trofik dan seluruh komunitas. bab 4: komunitas 15
  • 16. 4. Keragaman spesies dalam komunitas   Keragaman komunitas dinyatakan dalam indeks keragaman diperoleh dari membagi jumlah spesies dengan nilai penting (jumlah, biomasa, produktivitas) dari masing masing spesies dalam komunitas (indeks keragaman spesies). Keragaman jenis akan cenderung:   Rendah pada ekosistem yang dikendalikan oleh faktor fisik kimia (lingk fisik yg keras, pencemaran, tekanan-tekanan lain). Tinggi pada ekosistem-ekosistem yang dikendalikan oleh faktor biotik. bab 4: komunitas 16
  • 17. 4. Keragaman spesies dalam komunitas     Hubungan antara jumlah spesies dan nilai penting (jumlah individu, biomas, produktivitas, indikasi lain) dapat digambarkan seperti kurva cekung. Hubungan2 jumlah jenis scr kuantitatif sangat beragam (tekanan fisik, pengurangan spesies, kepentingan, dominansi spesies, dll) Lihat Gbr 6.4 Odum, 1994 hal 184) Dua pendekatan dalam menganalisis keragaman bertujuan untuk:  Membandingkan antara pola, bentuk, persamaan kurva dari berbagai spesies.  Membandingkan antara indeks keragaman. bab 4: komunitas 17
  • 18. 4. Keragaman spesies dalam komunitas  Keragaman spesies mempunyai sejumlah komponen yang dapat memberi reaksi secara berbeda-beda terhadap faktor geografis, perkembangan atau fisik. bab 4: komunitas 18
  • 19. 4. Keragaman spesies dalam komunitas  Keragaman spesies terdiri atas dua komponen:   Kekayaan spesies atau KOMPONEN VARIETAS dinyatakan dengan jumlah seluruh spesies (S) dan jumlah seluruh nilai penting (N). Indeks spesies: jumlah spesies per satuan area. Kesama-rataan/kemerataan atau EQUITIBILITAS. Pembagian individu-individu yang merata antar spesies. Dinyatakan dengan indeks kemerataan (evenness). bab 4: komunitas 19
  • 20. 4. Keragaman spesies dalam komunitas   Indeks keragaman dapat digunakan untuk membandingkan satu komunitas dengan komunitas lainnya. Keragaman mengungkapkan kemungkinan terjadinya sistem umpan balik (feed back), karena pada komunitas dengan keragaman tinggi, rantai makanannya lebih panjang, lebih kompleks, akan memberi kemungkinan untuk terjadinya umpan balik untuk mengendalikan perubahan. bab 4: komunitas 20
  • 21. 4. Keragaman spesies dalam komunitas   Pada ekosistem yang mantap akan diperoleh komunitas dengan keragaman yang tinggi, karena energi yang tersedia akan lebih banyak digunakan untuk memelihara keragaman spesies daripada untuk memelihara ekosistem. Sebaliknya, pada ekosistem yang sering mengalami guncangan (faktor fisik-kimia) secara periodik akan diperoleh komunitas dengan keragaman rendah. bab 4: komunitas 21
  • 22. 4. Keragaman spesies dalam komunitas   Keragaman cenderung akan tinggi pada komunitas yang berumur tua daripada yang berumur muda, karena terjadinya proses evolusi. Kemantapan suatu komunitas lebih bergantung pada keragaman daripada produktivitas. bab 4: komunitas 22
  • 23. 4. Keragaman spesies dalam komunitas  Keragaman komunitas sangat dipengaruhi oleh hubungan fungsional, seperti:   penggembalaan yang berlebihan pada satu sisi akan mengurangi jumlah spesies rumput yang dimakan dan memberi peluang pada spesies rumput lainnya yang tidak dimakan untuk tumbuh lebih subur. Keragaman spesies sessil pada batuan di daerah pasang surut di daerah tropis lebih tinggi karena adanya spesies pemangsa yang memakan spesies sessil (Paine, 1966). bab 4: komunitas 23
  • 24. 4. Keragaman spesies dalam komunitas  Keragaman dipakai dalam menganalisis pengaruh aktivitas manusia pada ekosistem:  Pengaruh pestisida pada komunitas arthropoda. Apabila pestisida membunuh spesies dominan maka tingkat kemerataan dalam komunitas akan meningkat. Penyemprotan yang dilakukan selama 10 hari, mengakibatkan depresi selama 2 minggu dan guncangan dalam komunitas selama 2 minggu. bab 4: komunitas 24
  • 25. 4. Keragaman spesies dalam komunitas  Pengaruh buangan limbah di muara mengakibatkan menurunannya keragaman benthos dari 40 spesies menjadi tinggal 10 spesies. bab 4: komunitas 25
  • 26. 5. Interaksi antar dua spesies  Dua spesies dapat berinteraksi:   Neutralism [ 0 0] Kompetisi : • Persaingan yang saling menghambat [ - -] • Persaingan menggunakan sumberdaya [ - -]      Amensalism [ - 0] Parasitism [- +] Predation [- +] Komensalis [+ 0] Mutualism : • Proto-kooperation (fakultatif = tidak wajib) [++] • Mutualism (obligate = wajib) [+ + ] bab 4: komunitas 26
  • 27. 5. Interaksi antar dua spesies  Neutralism adalah interspesifik interaksi yang paling banyak. Dua spesies yang tidak saling mempengaruhi.  Interaksi ini terjadi secara tidak langsung atau karena kecelakaan  Contoh: tarantula dan kaktus yang hidup di padang pasir bab 4: komunitas 27
  • 28. 5. Interaksi antar dua spesies   Kompetisi terjadi ketika dua individu menggunakan sumberdaya alam yang sama namun tersedia dalam jumlah terbatas. Sumber daya dapat berupa mangsa, air, cahaya, nutrient, tempat bersarang. Kompetisi antar individu dari spesies yang sama (dalam populasi) disebut intra spesifik dan dari spesies yang berbeda (dalam komunitas) disebut interspesifik. bab 4: komunitas 28
  • 29. 5. Interaksi antar dua spesies  Contoh interaksi Paramecium aurelia dengan P. caudatum bab 4: komunitas 29
  • 30. 5. Interaksi antar dua spesies Amensalism: interaksi yang terjadi ketika satu individu menderita sementara yang satunya tidak mendapat pengaruh.  Contoh: Tumbuhan Redwood yang menghasilkan allelopathy (racun) membunuh moluska dan intertidal organisme  bab 4: komunitas 30
  • 31. 5. Interaksi antar dua spesies   Parasitism: interaksi antara parasit (organisme yang mengambil makanan dari organisme lain yang menjadi tempat hidupnya) dengan inangnya. Parasit mengambil keuntungan dari inangnya (di luar tubuh: ektoparasit, di dalam tubuh : indoparasit). bab 4: komunitas 31
  • 32. 5. Interaksi antar dua spesies    Predasi :hubungan predator dengan mangsanya berlangsung dalam kurun waktu lama dan melibatkan co-evolusi Predator dapat menjadi density-dependent mortality factor bagi populasi mangsa (prey). Mangsa (prey) dapat merupakan faktor pembatas limiting resource bagi predator. bab 4: komunitas 32
  • 33. 5. Interaksi antar dua spesies bab 4: komunitas 33
  • 34. 5. Interaksi antar dua spesies   Komensalism is interaksi interspesifik satu mendapat keuntungan dan yang lainnya tidak terpengaruh. Komensalism sangat umum ditemukan di alam seperti burung yang bersarang di pohon. bab 4: komunitas 34
  • 35. 5. Interaksi antar dua spesies  Ikan anemone yang hidup pada tentakel anemone. Ikan memiliki membran mucus yang membuatnya immun terhadap bau dari anemone serta mendapat perlindungan. bab 4: komunitas 35
  • 36. 5. Interaksi antar dua spesies     Mutualism interaksi interspesifik dua spesies yang keduanya mendapat keuntungan. Contoh: tumbuhan berbunga dengan serangga penyerbuk (pollinator) dapat bersifat fakultatif Termites dengan protozoa endosymbiotik (bersifat obligate) Manusia dengan binatang peliharaan (kebanyakan bersifat fakultatif dan beberapa 36 bab 4: komunitas obligate)
  • 37. 6. Pola dalam komunitas  Pola komunitas adalah struktur yang dibentuk akibat dari: penyebaran spesies dalam komunitas  interaksi organisme dengan lingkungannya   Pola penataan dan kegiatan dalam komunitas juga berperan dalam menjaga kemantapan komunitas bab 4: komunitas 37
  • 38. 6. Pola dalam komunitas  Pola dalam komunitas dibedakan:        Stratifikasi Zonasi Perioditas kegiatan Reproduktif Sosial Ko-aktif (persaingan, antibiosis, mutualisme) Stochastik(kakas acak). bab 4: komunitas 38
  • 39. 6. Pola dalam komunitas  Pola stratifikasi terlihat pada:    komunitas tumbuhan di hutan herba, semak dan pohon bawah tajuk. Komunitas ikan di danau, laut yang terkait dengan temperatur, kandungan oksigen atau pencahayaan. Pola zonasi terlihat pada:  Komunitas spesies yang hidup di laut intertidal (pasang surut), litoral (permukaan terbuka), dan abysal (laut dalam). bab 4: komunitas 39
  • 40. 6. Pola dalam komunitas  Pola perioditas kegiatan terlihat: pada komunitas zooplankton di danau dan laut. Zooplankton migrasi pada malam hari ke permukaan air untuk mencari mangsa, turun ke daerah yang lebih dalam untuk menghindari panas.  Organisme yang bersifat noctunal (lebih aktif pada malam hari), organisme crepuscula (aktif pada senja hari).  bab 4: komunitas 40
  • 41. 6. Pola dalam komunitas  Pola reproduktif terlihat pada: Komunitas burung migrasi mencari tempat untuk bertelur.  Komunitas ikan migrasi ke daerah estuaria untuk memijah   Pola sosial terlihat pada:  Komunitas monyet yang berkelompok untuk mempertahankan daerah teritorialnya. bab 4: komunitas 41
  • 42. 6. Pola dalam komunitas  Pola ko-aktif terlihat pada:   Komunitas yang hidup bersama secara mutualisme, persaingan atau dengan interaksi lainnya. Pola stochastik terlihat pada:  Komunitas yang tertata secara acak/random. Namun jarang sekali ditemukan di alam. bab 4: komunitas 42
  • 43. 7. Ekotone & konsep pengaruh tepi   Ekotone adalah komunitas peralihan yang terdapat pada antara dua atau lebih komunitas yang berbeda. Komunitas hutan dan komunitas rumput, komunitas yang hidup di batuan dengan yang hidup di sedimen di dasar laut, komunitas yang hidup di estuaria (perairan tawar dan laut). bab 4: komunitas 43
  • 44. 7. Ekotone & konsep pengaruh tepi    Komunitas ekotone biasanya terdiri atas: spesies dari masing masing komunitas yang berbeda ditambah dengan spesies yang khas yang hanya ditemukan pada daerah ekotone. Komunitas ekotone memiliki jumlah spesies dan kerapatan populasi lebih tinggi daripada di masing-masing komunitas yang berbeda. Kecenderungan untuk meningkatnya keragaman spesies pada ekotone disebut dengan pengaruh tepi “EDGE EFFECT” bab 4: komunitas 44
  • 45. 7. Ekotone & konsep pengaruh tepi   Komunitas sering kali berubah-ubah secara perlahan mengikuti perubahan gradien lingkungan fisik atau secara mendadak. Pada perubahan yang mendadak akan terbentuk pada daerah/jalur tegangan persaingan antara dua komunitas. bab 4: komunitas 45
  • 46. 7. Ekotone & konsep pengaruh tepi   Komunitas yang ditemukan di jalur ini memberi sifat-sifat tambahan pada komunitas ekotone. Komunitas yang menghabiskan seluruh atau sebagain besar masa hidupnya di daerah pertemuan/peralihan antar dua komunitas yang berbeda disebut KOMUNITAS TEPIAN. bab 4: komunitas 46
  • 47. 7. Ekotone & konsep pengaruh tepi   Tepian hutan merupakan ekotone antara komunitas hutan dengan komunitas rumput dan semak. Keberadaan manusia di hutan:   bila di tepian hutan mereka akan mempertahankan komunitas tepian hutan Bila di dalam hutan mereka akan membuka hutan menjadi habitat-habitat kecil yang dikelilingi oleh padang rumput, semak atau tanaman. bab 4: komunitas 47
  • 48. 7. Ekotone & konsep pengaruh tepi   Organisme yang mampu hidup di ekotone buatan seperti gulma, serangga, burung dan mamalia. Jumlah mereka akan meningkat dan penyebarannya akan meluas akibatnya daerah yang dihuni akan menjadi lebih besar. bab 4: komunitas 48
  • 49. 7. Ekotone & konsep pengaruh tepi    Kepadatan burung di daerah lingkungan campuran seperti di permukiman, kampus, akan lebih tinggi dibandingkan dengan di hutan. Kepadatan populasi burung meningkat di kota-kota pinggiran hutan. Peningkatan jumlah spesies dalam ekotone tidak bersifat universal. Seperti jumlah spesies tumbuhan di daerah tepian hutan menurun. bab 4: komunitas 49
  • 50. 7. Ekotone & konsep pengaruh tepi bab 4: komunitas 50
  • 51. 7. Ekotone & konsep pengaruh tepi bab 4: komunitas 51