SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 35
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN GANGGUAN
“KENYAMANAN-NYERI”
• Nyeri : alasan yg paling umum orang
mencari perawatan kesehatan
• Gejala yg paling sering terjadi, tapi
paling sedikit dipahami
• Nyeri bersifat subjektif, sumber
frustasi baik bagi klien maupun
tenaga kesehatan
• Nyeri dpt merupakan faktor utama
yg m`hambat kemampuan &
keinginan individu u/pulih dari suatu
penyakit.
Nyeri : suatu sensori subjektif dan pengalaman
emosional yang tidak menyenangkan
berkaitan dengan kerusakan jaringan yang
aktual atau potensial atau yang dirasakan
dalam kejadian2 dimana terjadi kerusakan
(IASP, 1979)
Kenyamanan: konsep sentral ttg kiat keperawatan.
Donahue (1989) : ” melalui rasa nyaman &
tindakan u/mengupayakan
kenyamanan…..perawat m`berikan kekuatan,
harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan
bantuan”.
PENGERTIANPENGERTIAN
SIFAT NYERI :
 Menurut Mahon (1994) :
 Nyeri bersifat individu
 Tidak menyenangkan
 Merupakan suatu kekuatan yg
mendominasi
 Bersifat tidak berkesudahan
FISIOLOGI NYERI :
Komponen fisiologis nyeri :
 Resepsi
 Persepsi
 Reaksi
Ditransmisikan sepanjang saraf aferen (prostaglandin, kalium)
A. RESEPSI
Stimulus termal, mekanik, kimiawi, listrik
Kerusakan sel/jaringan
Melepaskan histamin, bradikinin, kalium di nosiseptor
Impuls saraf (menyebar di sepanjang serabut saraf perifer aferen)
Serabut delta-A
(Myelin (+), cepat)
Sensasi tajam,
t`lokalisasi,
melokalisasi sumber
nyeri, m`deteksi
intensitas nyeri
Impuls terlokalisasi buruk, viseral,
& terus-menerus
Serabut C ( Myelin (-), kecil, lambat)
Kornu dorsalis, medulla spinalis
Dilepaskan neurotransmitter : substansi P
ditransmisikan ke trac. Spinotalamus
SSP di otak (pembentukan retikuler, sist limbik,
talamus, korteks sensori, korteks asosiasi)
Kompensasi tbh (mengirim stimulus kembali ke bawah
kornu dorsalis di medulla spinalis/sist nyeri desenden)
Neuroregulator (endorfin) yg menghambat stimulus nyeri
Nyeri berkurang
Mekanisme REFLEKS PROTEKTIFMekanisme REFLEKS PROTEKTIF
Serabut delta-ASerabut delta-A
Impuls sensori ke medulla spinalisImpuls sensori ke medulla spinalis
(tempat sinaps dengan neuron motorik)(tempat sinaps dengan neuron motorik)
Impuls motorik menyebar melalui sebuat lengkung refleks bersamaImpuls motorik menyebar melalui sebuat lengkung refleks bersama
serabut saraf eferen (motorik) kembali ke suatu otot periferserabut saraf eferen (motorik) kembali ke suatu otot perifer
dekat lokasi stimulasidekat lokasi stimulasi
Kontraksi ototKontraksi otot
Respon refleks protektifRespon refleks protektif
Jar.superfisial : menarik diriJar.superfisial : menarik diri
Jar. Internal : memendek & menegangJar. Internal : memendek & menegang
STIMULUS NYERI :
1.Mekanik : diterima oleh reseptor nyeri
mekano-sensitif, misalnya distensi
ductus, tumor
2.Thermal (panas/dingin) : diterima oleh
reseptor thermosensitif, misalnya
terbakar (akibat panas/dingin yg
ekstrem)
3.Kimiawi : diterima oleh reseptor nyeri
chemosensitif, misalnya perforasi organ
viseral
4.Listrik, misalnya lapisan kulit terbakar
Neuroregulator di bagi 2 :Neuroregulator di bagi 2 :
1. Neurotransmitter :1. Neurotransmitter :
a. Substansi Pa. Substansi P
b. Serotoninb. Serotonin
c. Prostaglandinc. Prostaglandin
2. Neuromodulator :2. Neuromodulator :
a. Endorfin & dinorfina. Endorfin & dinorfin
b. Bradikininb. Bradikinin
TEORI GATE CONTROLTEORI GATE CONTROL
 Peneliti mengetahui bhw tidak ada pusat nyeriPeneliti mengetahui bhw tidak ada pusat nyeri
tertentu di sist saraftertentu di sist saraf
 Teori gate control (Melzack & Wall; 1965) :Teori gate control (Melzack & Wall; 1965) :
““impuls nyeri dpt diatur atau bahkan dihambatimpuls nyeri dpt diatur atau bahkan dihambat
o/mekanisme pertahanan di sepanjang SSP,o/mekanisme pertahanan di sepanjang SSP,
impuls nyeri dibuka saat sebuah pertahananimpuls nyeri dibuka saat sebuah pertahanan
dibuka”.dibuka”.
contohnya : menggosok punggung dgn lambat,contohnya : menggosok punggung dgn lambat,
teknik distraksi, konseling, & pemberian plaseboteknik distraksi, konseling, & pemberian plasebo
melepaskan endorfin & dinorfinmelepaskan endorfin & dinorfin
B. PERSEPSI
Persepsi mrp titik kesadaran sso
terhadap nyeri.
Stimulus nyeri ditransmisikan ke
medulla spinalis, talamus, & otak
tengah. Dari talamus naik ke bbg area
otak, termasuk korteks sensori &
korteks asosiasi (di kedua lobus
parietalis), lobus frontalis, dan sistem
limbik (Paice, 1991).
Saat individu sadar akan nyeri : terjadi
reaksi kompleks.
3 sistem interaksi persepsi nyeri
(Meinhart & McCaffery, 1983) :
1. Sensori-diskriminatif
2. Motivasi-afektif
3. Kognitif-evaluatif
1. Sensori-diskriminatif1. Sensori-diskriminatif
• Transmisi nyeri tjd antara talamus &
korteks sensori
• Seorang individu m`persepsikan lokasi,
keparahan, & karakter nyeri
• Faktor2 yg menurunkan tk.kesadaran
(ex : analgetik, anestetik, penyakit
serebral) menurunkan persepsi nyeri
• Faktor2 yg meningkatkan kesadaran thd
stimulus (ex : ansietas, ggn tidur)
meningkatkan persepsi nyeri
2. Motivasi-afektif2. Motivasi-afektif
• Interaksi antara p`bentukan sist
retikular & sist limbik m`hasilkan
persepsi nyeri
• P`bentukan retikular m`hasilkan
respons pertahanan, menyebabkan
individu m`interupsi atau m`hindari
stimulus nyeri
• Sistem limbik mengontrol respons
emosi & kemampuan yaitu koping
nyeri
3. Kognitif-evaluatif3. Kognitif-evaluatif
• Pusat kortikal yg lebih tinggi di otak
memengaruhi persepsi
• Kebudayaan, pengalaman dgn nyeri,
& emosi memengaruhi evaluasi thd
pengalaman nyeri
• Sist ini membantu sso
u/m`interpretasi intensitas &
kualitas nyeri, shg dpt melakukan
suatu tindakan
C. REAKSI
a. Respons Fisiologis
menstimulasi sistem saraf
otonom (simpatis &
parasimpatis)
b. Respons Perilaku :
ada 3 fase pengalaman nyeri :
antisipasi, sensasi, &
aftermath
1. Respon Sistem Saraf1. Respon Sistem Saraf
SimpatisSimpatis
• Dilatasi bronchiolus & Pe RR
• Peningkatan denyut Jantung (N)
• Vasokonstriksi perifer (pucat,
Pe TD)
• Peningkatan kadar glukosa darah
• Diaforesis
• Peningkatan ketegangan otot
• Dilatasi pupil
• Penurunan motilitas sal cerna
2. Respon sist saraf
parasimpatis
• Pucat
• Ketegangan otot
• Penurunan denyut jantung & TD
• Pernafasan cepat & tidak teratur
• Mual & muntah
• Kelemahan & kelelahan
3. Respon Perilaku3. Respon Perilaku
• Cemas, takut
• Ekspresi wajah : mengatupkan
geraham, menggigit bibir,
meringis, menangis,dsb
• Fokus perhatian hanya kpd
sensasi nyeri
• Apasia, bingung, atau disorientasi
• Depresi
TIPE NYERI :TIPE NYERI :
a. Nyeri Akut :
• Terlokalisasi
• Tajam : seperti ditusuk, disayat, di
cubit, dll
• Respon saraf simpatis
• Penampilan gelisah, cemas
• Pola serangan jelas
b. Nyeri Kronisb. Nyeri Kronis
• Menyebar
• Tumpul : ngilu, linu, kemeng, nyeri,
dsb
• Respon saraf parasimpatis
• Penampilannya depresi, menarik diri
• Pola serangannya tidak jelas
FAKTOR2 YG MEMENGARUHI NYERI :
1. Usia : anak - lansia
2. Jenis kelamin : laki2 - perempuan
3. Kebudayaan : cara menebus dosa
4. Makna nyeri : ancaman, kehilangan,
hukuman, tantangan
5. Perhatian : relaksasi, masase, guided
imagery
6. Ansietas : cemas
7. Keletihan : penyakit terminal
8. Pengalaman sebelumnya
9. Gaya koping : terapi musik
10. Dukungan keluarga & sosial
PROSES KEPPROSES KEP
I. Pengkajian
II. Diagnosa Keperawatan
III. Perencanaan
IV. Implementasi
V. Evaluasi
I. PENGKAJIAN
Pengkajian diperlukan untuk :Pengkajian diperlukan untuk :
a.a. Menetapkan data dasarMenetapkan data dasar
b.b. Menegakkan diagnosaMenegakkan diagnosa
keperawatankeperawatan
c.c. Menyeleksi terapi yg cocokMenyeleksi terapi yg cocok
d.d. Mengevaluasi respon klienMengevaluasi respon klien
terhadap terapiterhadap terapi
Pendekatan Klinis Rutin thd Pengkajian &Pendekatan Klinis Rutin thd Pengkajian &
Penatalaksanaan “ABCDE” NyeriPenatalaksanaan “ABCDE” Nyeri
A : AskA : Ask/ Tanyakan nyeri scr teratur/ Tanyakan nyeri scr teratur
AssessAssess/ Kaji nyeri scr sistematis/ Kaji nyeri scr sistematis
B : BelieveB : Believe/ Percaya apa yg dilaporkan K & klg serta/ Percaya apa yg dilaporkan K & klg serta
apa yg mereka lakukan u/menghilangkan nyeriapa yg mereka lakukan u/menghilangkan nyeri
C : ChooseC : Choose/ Pilih cara pengontrolan nyeri yg cocok/ Pilih cara pengontrolan nyeri yg cocok
u/K, klg, dan kondisiu/K, klg, dan kondisi
D : DeliverD : Deliver/ Berikan intervensi scr terjadwal, logis, &/ Berikan intervensi scr terjadwal, logis, &
terkoordinasiterkoordinasi
E : EmpowerE : Empower/ Dayagunakan K & klg mereka/ Dayagunakan K & klg mereka
EnableEnable/ Mampukan mereka mengontrol/ Mampukan mereka mengontrol
pengobatan sejauh yg dpt dilakukanpengobatan sejauh yg dpt dilakukan
I. PENGKAJIANI. PENGKAJIAN
A.A. Nursing HistoryNursing History
1. Awitan & durasi1. Awitan & durasi
2. Lokasi nyeri :2. Lokasi nyeri : perlu diagram tubuh manusiaperlu diagram tubuh manusia
2. Intensitas/ tk keparahan2. Intensitas/ tk keparahan : menggunakan skala: menggunakan skala
Skala yg digunakan :Skala yg digunakan :
-- Visual Analog Scale (VAS) : tdk nyeri- nyeri tdkVisual Analog Scale (VAS) : tdk nyeri- nyeri tdk
tertahankan ( K menetapkan suatu titik)tertahankan ( K menetapkan suatu titik)
- Verbal Pain Scale/Numerical Rating Scales :- Verbal Pain Scale/Numerical Rating Scales :
tidak nyeri – sangat nyeritidak nyeri – sangat nyeri
- Verbal Descriptor Scale (VDS) : tdk nyeri –- Verbal Descriptor Scale (VDS) : tdk nyeri –
nyeri ringan-sedang-berat-tdk tertahankannyeri ringan-sedang-berat-tdk tertahankan
- Face Rating Scale : 0 - 5- Face Rating Scale : 0 - 5
- Behavioral Scale : OUCHER (0-100)- Behavioral Scale : OUCHER (0-100)
3. Kualitas nyeri3. Kualitas nyeri ( menggunakan kata2 pasien, ex :( menggunakan kata2 pasien, ex :
seperti ditusuk, rasa terbakar, sensasiseperti ditusuk, rasa terbakar, sensasi
remuk/crushing, berdenyut/throbbing, tajam atauremuk/crushing, berdenyut/throbbing, tajam atau
tumpul, dll). Bedah : tajam, infarkmiokard :tumpul, dll). Bedah : tajam, infarkmiokard :
crushingcrushing
4. Pola nyeri4. Pola nyeri : apa saja yg dpt mempresipitasi/: apa saja yg dpt mempresipitasi/
memperburuk nyeri. Ex : faringitis smakin nyerimemperburuk nyeri. Ex : faringitis smakin nyeri
jika menelan/berbicara. Ruptur diskusjika menelan/berbicara. Ruptur diskus
intravertebral smakin nyeri jika membungkuk atauintravertebral smakin nyeri jika membungkuk atau
mengangkat benda.mengangkat benda.
5. Tindakan u/menghilangkan nyeri5. Tindakan u/menghilangkan nyeri : mengubah: mengubah
posisi, berayun-ayun, menggosok, makan,posisi, berayun-ayun, menggosok, makan,
meditasi, mengompresmeditasi, mengompres
6. Gejala Penyerta6. Gejala Penyerta : gejala yg menyertai nyeri (mual,: gejala yg menyertai nyeri (mual,
nyeri kepala, pusing, keinginan u/miksi, konstipasi,nyeri kepala, pusing, keinginan u/miksi, konstipasi,
gelisah)gelisah)
7. Efek nyeri pada klien7. Efek nyeri pada klien
 Tanda & gejala fisik :Tanda & gejala fisik : TTV, diaforesisTTV, diaforesis
 Efek perilakuEfek perilaku
a. Vokalisasi : mengaduh, menangis, sesak nafas,a. Vokalisasi : mengaduh, menangis, sesak nafas,
mendengkurmendengkur
b. Ekspresi wajah : meringis, menggertakan gigi,b. Ekspresi wajah : meringis, menggertakan gigi,
mengernyitkan dahi, menutup mata& mulut dgn rapat,mengernyitkan dahi, menutup mata& mulut dgn rapat,
menggigit bibirmenggigit bibir
c. Gerakan tubuh : gelisah, imobilisasi, ketegangan otot,c. Gerakan tubuh : gelisah, imobilisasi, ketegangan otot,
peningkatan gerakan jari & tangan, gerakan menggosok,peningkatan gerakan jari & tangan, gerakan menggosok,
melindungi bag tubuhmelindungi bag tubuh
d. Interaksi sosial : m`hindari percakapan, fokus hanyad. Interaksi sosial : m`hindari percakapan, fokus hanya
pd aktivitas u/menghilangkan nyeri, menghindari kontakpd aktivitas u/menghilangkan nyeri, menghindari kontak
sosial, penurunan rentang perhatian.sosial, penurunan rentang perhatian.
 Pengaruh pada aktivitas sehari-hari :Pengaruh pada aktivitas sehari-hari : aktivitasaktivitas
sosial, pola tidur, aktivitas seksualsosial, pola tidur, aktivitas seksual
8. Status neurologis8. Status neurologis
Pasien DM : neuropati periferPasien DM : neuropati perifer
kurang merasakan nyerikurang merasakan nyeri
Klasifikasi Nyeri Menurut LokasiKlasifikasi Nyeri Menurut Lokasi
1.1. Superfisial/kutaneusSuperfisial/kutaneus : nyeri akibat: nyeri akibat
stimulasi kulit, b`langsung sebentar,stimulasi kulit, b`langsung sebentar,
terlokalisasi, & tajam. Ex : jarum suntik,terlokalisasi, & tajam. Ex : jarum suntik,
luka potong kecilluka potong kecil
2.2. Viseral DalamViseral Dalam : nyeri akibat stimulasi: nyeri akibat stimulasi
organ2 internal, bersifat difus, durasi lbhorgan2 internal, bersifat difus, durasi lbh
lama, terasa tajam, tumpul atau uniklama, terasa tajam, tumpul atau unik
tergantung organ yg terlibat. Ex : sensasitergantung organ yg terlibat. Ex : sensasi
pukul/pukul/crushingcrushing (angina pectoris), sensasi(angina pectoris), sensasi
terbakar (ulkus lambung)terbakar (ulkus lambung)
3. Nyeri alih (Referred)3. Nyeri alih (Referred) : mrp fenomena dlm nyeri: mrp fenomena dlm nyeri
viseral krn banyak organ tdk memiliki reseptorviseral krn banyak organ tdk memiliki reseptor
nyeri. Nyeri terasa di bagian tbh yg terpisah drnyeri. Nyeri terasa di bagian tbh yg terpisah dr
sumber nyeri & dpt terasa dgn bbg karakteristik.sumber nyeri & dpt terasa dgn bbg karakteristik.
Ex : infark miokard (nyeri alih ke rahang, lenganEx : infark miokard (nyeri alih ke rahang, lengan
kiri, bahu kiri), batu empedu ( selangkangan)kiri, bahu kiri), batu empedu ( selangkangan)
4. Radiasi4. Radiasi : sensasi nyeri meluas dr tempat awal: sensasi nyeri meluas dr tempat awal
cedera ke bagian tubuh yg lain. Nyeri terasacedera ke bagian tubuh yg lain. Nyeri terasa
menyebar ke bag tbh bawah atau sepanjang bagmenyebar ke bag tbh bawah atau sepanjang bag
tbh, dpt menjadi intermitten/konstan. Ex : nyeritbh, dpt menjadi intermitten/konstan. Ex : nyeri
punggung bag bawah akibat diskus intravertebralpunggung bag bawah akibat diskus intravertebral
yg ruptur disertai nyeri yg meradiasi sepanjangyg ruptur disertai nyeri yg meradiasi sepanjang
tungkai dr iritasi saraf skiatik.tungkai dr iritasi saraf skiatik.
II. DIAGNOSA KEP
a.a. Ansietas b.d nyeri yang tidak hilangAnsietas b.d nyeri yang tidak hilang
b.b. Ggn rasa nyaman : nyeri b.d. cedera fisik atauGgn rasa nyaman : nyeri b.d. cedera fisik atau
trauma, penurunan suplai darah ke jaringan, prosestrauma, penurunan suplai darah ke jaringan, proses
melahirkan normalmelahirkan normal
c.c. Nyeri kronik b.d. jaringan parut, kontrol nyeri ygNyeri kronik b.d. jaringan parut, kontrol nyeri yg
tidak adekuattidak adekuat
d.d. Ketidakberdayaan b.d. nyeri maligna kronikKetidakberdayaan b.d. nyeri maligna kronik
e.e. Ketidakefektifan koping individu b.d. nyeri kronikKetidakefektifan koping individu b.d. nyeri kronik
f.f. Hambatan mobilisasi fisik b.d. nyeri muskuloskeletal,Hambatan mobilisasi fisik b.d. nyeri muskuloskeletal,
nyeri insisinyeri insisi
g.g. Resiko cedera b.d. penurunan resepsi nyeriResiko cedera b.d. penurunan resepsi nyeri
h.h. Defisit perawatan diri b.d. nyeri muskuloskeletalDefisit perawatan diri b.d. nyeri muskuloskeletal
i.i. Disfungsi seksual b.d. nyeri artritis panggulDisfungsi seksual b.d. nyeri artritis panggul
j.j. Ggn pola tidur b.d. nyeri punggung bag bawahGgn pola tidur b.d. nyeri punggung bag bawah
III. MANAGEMEN NYERIIII. MANAGEMEN NYERI
1.1. Intervensi farmakologisIntervensi farmakologis
2.2. Intervensi non-farmakologisIntervensi non-farmakologis
a. Distraksi : nonton TV, musik, nafas dalama. Distraksi : nonton TV, musik, nafas dalam
b. Relaksasi : meditasi, yoga, Zenb. Relaksasi : meditasi, yoga, Zen
c. Progress relaksasic. Progress relaksasi
d. Guided Imageryd. Guided Imagery
e. Massagee. Massage
f. Therapeutik touchf. Therapeutik touch
g. Aromatherapyg. Aromatherapy
h. Acupuncturh. Acupunctur
I. TENS : stimulasi saraf elektrik transkutanI. TENS : stimulasi saraf elektrik transkutan
j. Hypnosisj. Hypnosis
TERIMA KASIHTERIMA KASIH
Selamat Belajar !!!Selamat Belajar !!!

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaCahya
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaSulistia Rini
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasCahya
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaNs.Heri Saputro
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatanpjj_kemenkes
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Fransiska Oktafiani
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAmee Hidayat
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyUlfa Pradipta
 
Gangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep DiriGangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep DiriSiti Maemunah
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemikgustians
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidSri Nala
 
389477240 k3-keperawatan-1-ppt (1)
389477240 k3-keperawatan-1-ppt (1)389477240 k3-keperawatan-1-ppt (1)
389477240 k3-keperawatan-1-ppt (1)IsmailWellang
 
Prespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan PaliatifPrespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan PaliatifVicky Thio
 

Was ist angesagt? (20)

Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitas
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan Keluarga
 
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyamanKebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan Infeksi
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
 
Gangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep DiriGangguan Konsep Diri
Gangguan Konsep Diri
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
389477240 k3-keperawatan-1-ppt (1)
389477240 k3-keperawatan-1-ppt (1)389477240 k3-keperawatan-1-ppt (1)
389477240 k3-keperawatan-1-ppt (1)
 
Prespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan PaliatifPrespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan Paliatif
 
Pendelegasian Dalam Keperawatan
Pendelegasian Dalam KeperawatanPendelegasian Dalam Keperawatan
Pendelegasian Dalam Keperawatan
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 

Ähnlich wie Power point nyeri

GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriAan Trainstation
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanMeidaElliaPuspita
 
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxrazgrizamora
 
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxKONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxLEILISETIAWANROSYID
 
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Monita Ningtyas
 
Konsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeriKonsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeriCepot Aldrin
 
ASKEP NYERI.ppt
ASKEP NYERI.pptASKEP NYERI.ppt
ASKEP NYERI.pptsri syla
 
Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri
Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri
Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri muhamadimran7
 
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docxLAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docxApriaHartinaAghna
 
Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdf
Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdfBahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdf
Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdfLouisMailuhu
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanantyasseptya
 
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdfKULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdfeka kurniati
 
KELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptx
KELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptxKELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptx
KELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptxmohzulkiflibiahimo
 

Ähnlich wie Power point nyeri (20)

GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxKONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
 
LP NYERI.docx
LP NYERI.docxLP NYERI.docx
LP NYERI.docx
 
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
 
Konsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeriKonsep dasar nyaman nyeri
Konsep dasar nyaman nyeri
 
ASKEP NYERI.ppt
ASKEP NYERI.pptASKEP NYERI.ppt
ASKEP NYERI.ppt
 
Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri
Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri
Asuhan keperawatan pada ny m dengan gangguan rasa aman nyeri
 
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docxLAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
 
Analgetika
AnalgetikaAnalgetika
Analgetika
 
Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdf
Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdfBahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdf
Bahan-Ajar-3_-Referred-Pain.pdf
 
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nursApa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanan
 
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdfKULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
KULIAH-NYERI-SAfkfkfjkfkfkckfkfkfkfkfkgk.pdf
 
Kenyamanan dalam asuhan keperawatan
Kenyamanan dalam asuhan keperawatanKenyamanan dalam asuhan keperawatan
Kenyamanan dalam asuhan keperawatan
 
KELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptx
KELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptxKELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptx
KELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptx
 

Mehr von Syahrir Maulana

Mehr von Syahrir Maulana (6)

personal hygiene
personal hygienepersonal hygiene
personal hygiene
 
Presentase caiaran dan eletrolit
Presentase caiaran dan eletrolitPresentase caiaran dan eletrolit
Presentase caiaran dan eletrolit
 
Asuhan keperawatan pada ny
Asuhan keperawatan pada nyAsuhan keperawatan pada ny
Asuhan keperawatan pada ny
 
Asuhan keperawatan dengan
Asuhan keperawatan denganAsuhan keperawatan dengan
Asuhan keperawatan dengan
 
Askep keamananan dan keselamatan
Askep keamananan dan keselamatanAskep keamananan dan keselamatan
Askep keamananan dan keselamatan
 
slide
slideslide
slide
 

Kürzlich hochgeladen

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 

Kürzlich hochgeladen (20)

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 

Power point nyeri

  • 2. • Nyeri : alasan yg paling umum orang mencari perawatan kesehatan • Gejala yg paling sering terjadi, tapi paling sedikit dipahami • Nyeri bersifat subjektif, sumber frustasi baik bagi klien maupun tenaga kesehatan • Nyeri dpt merupakan faktor utama yg m`hambat kemampuan & keinginan individu u/pulih dari suatu penyakit.
  • 3. Nyeri : suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian2 dimana terjadi kerusakan (IASP, 1979) Kenyamanan: konsep sentral ttg kiat keperawatan. Donahue (1989) : ” melalui rasa nyaman & tindakan u/mengupayakan kenyamanan…..perawat m`berikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan”. PENGERTIANPENGERTIAN
  • 4. SIFAT NYERI :  Menurut Mahon (1994) :  Nyeri bersifat individu  Tidak menyenangkan  Merupakan suatu kekuatan yg mendominasi  Bersifat tidak berkesudahan
  • 5. FISIOLOGI NYERI : Komponen fisiologis nyeri :  Resepsi  Persepsi  Reaksi
  • 6. Ditransmisikan sepanjang saraf aferen (prostaglandin, kalium) A. RESEPSI Stimulus termal, mekanik, kimiawi, listrik Kerusakan sel/jaringan Melepaskan histamin, bradikinin, kalium di nosiseptor Impuls saraf (menyebar di sepanjang serabut saraf perifer aferen) Serabut delta-A (Myelin (+), cepat) Sensasi tajam, t`lokalisasi, melokalisasi sumber nyeri, m`deteksi intensitas nyeri Impuls terlokalisasi buruk, viseral, & terus-menerus Serabut C ( Myelin (-), kecil, lambat)
  • 7. Kornu dorsalis, medulla spinalis Dilepaskan neurotransmitter : substansi P ditransmisikan ke trac. Spinotalamus SSP di otak (pembentukan retikuler, sist limbik, talamus, korteks sensori, korteks asosiasi) Kompensasi tbh (mengirim stimulus kembali ke bawah kornu dorsalis di medulla spinalis/sist nyeri desenden) Neuroregulator (endorfin) yg menghambat stimulus nyeri Nyeri berkurang
  • 8. Mekanisme REFLEKS PROTEKTIFMekanisme REFLEKS PROTEKTIF Serabut delta-ASerabut delta-A Impuls sensori ke medulla spinalisImpuls sensori ke medulla spinalis (tempat sinaps dengan neuron motorik)(tempat sinaps dengan neuron motorik) Impuls motorik menyebar melalui sebuat lengkung refleks bersamaImpuls motorik menyebar melalui sebuat lengkung refleks bersama serabut saraf eferen (motorik) kembali ke suatu otot periferserabut saraf eferen (motorik) kembali ke suatu otot perifer dekat lokasi stimulasidekat lokasi stimulasi Kontraksi ototKontraksi otot Respon refleks protektifRespon refleks protektif Jar.superfisial : menarik diriJar.superfisial : menarik diri Jar. Internal : memendek & menegangJar. Internal : memendek & menegang
  • 9. STIMULUS NYERI : 1.Mekanik : diterima oleh reseptor nyeri mekano-sensitif, misalnya distensi ductus, tumor 2.Thermal (panas/dingin) : diterima oleh reseptor thermosensitif, misalnya terbakar (akibat panas/dingin yg ekstrem) 3.Kimiawi : diterima oleh reseptor nyeri chemosensitif, misalnya perforasi organ viseral 4.Listrik, misalnya lapisan kulit terbakar
  • 10. Neuroregulator di bagi 2 :Neuroregulator di bagi 2 : 1. Neurotransmitter :1. Neurotransmitter : a. Substansi Pa. Substansi P b. Serotoninb. Serotonin c. Prostaglandinc. Prostaglandin 2. Neuromodulator :2. Neuromodulator : a. Endorfin & dinorfina. Endorfin & dinorfin b. Bradikininb. Bradikinin
  • 11. TEORI GATE CONTROLTEORI GATE CONTROL  Peneliti mengetahui bhw tidak ada pusat nyeriPeneliti mengetahui bhw tidak ada pusat nyeri tertentu di sist saraftertentu di sist saraf  Teori gate control (Melzack & Wall; 1965) :Teori gate control (Melzack & Wall; 1965) : ““impuls nyeri dpt diatur atau bahkan dihambatimpuls nyeri dpt diatur atau bahkan dihambat o/mekanisme pertahanan di sepanjang SSP,o/mekanisme pertahanan di sepanjang SSP, impuls nyeri dibuka saat sebuah pertahananimpuls nyeri dibuka saat sebuah pertahanan dibuka”.dibuka”. contohnya : menggosok punggung dgn lambat,contohnya : menggosok punggung dgn lambat, teknik distraksi, konseling, & pemberian plaseboteknik distraksi, konseling, & pemberian plasebo melepaskan endorfin & dinorfinmelepaskan endorfin & dinorfin
  • 12. B. PERSEPSI Persepsi mrp titik kesadaran sso terhadap nyeri. Stimulus nyeri ditransmisikan ke medulla spinalis, talamus, & otak tengah. Dari talamus naik ke bbg area otak, termasuk korteks sensori & korteks asosiasi (di kedua lobus parietalis), lobus frontalis, dan sistem limbik (Paice, 1991). Saat individu sadar akan nyeri : terjadi reaksi kompleks.
  • 13. 3 sistem interaksi persepsi nyeri (Meinhart & McCaffery, 1983) : 1. Sensori-diskriminatif 2. Motivasi-afektif 3. Kognitif-evaluatif
  • 14. 1. Sensori-diskriminatif1. Sensori-diskriminatif • Transmisi nyeri tjd antara talamus & korteks sensori • Seorang individu m`persepsikan lokasi, keparahan, & karakter nyeri • Faktor2 yg menurunkan tk.kesadaran (ex : analgetik, anestetik, penyakit serebral) menurunkan persepsi nyeri • Faktor2 yg meningkatkan kesadaran thd stimulus (ex : ansietas, ggn tidur) meningkatkan persepsi nyeri
  • 15. 2. Motivasi-afektif2. Motivasi-afektif • Interaksi antara p`bentukan sist retikular & sist limbik m`hasilkan persepsi nyeri • P`bentukan retikular m`hasilkan respons pertahanan, menyebabkan individu m`interupsi atau m`hindari stimulus nyeri • Sistem limbik mengontrol respons emosi & kemampuan yaitu koping nyeri
  • 16. 3. Kognitif-evaluatif3. Kognitif-evaluatif • Pusat kortikal yg lebih tinggi di otak memengaruhi persepsi • Kebudayaan, pengalaman dgn nyeri, & emosi memengaruhi evaluasi thd pengalaman nyeri • Sist ini membantu sso u/m`interpretasi intensitas & kualitas nyeri, shg dpt melakukan suatu tindakan
  • 17. C. REAKSI a. Respons Fisiologis menstimulasi sistem saraf otonom (simpatis & parasimpatis) b. Respons Perilaku : ada 3 fase pengalaman nyeri : antisipasi, sensasi, & aftermath
  • 18. 1. Respon Sistem Saraf1. Respon Sistem Saraf SimpatisSimpatis • Dilatasi bronchiolus & Pe RR • Peningkatan denyut Jantung (N) • Vasokonstriksi perifer (pucat, Pe TD) • Peningkatan kadar glukosa darah • Diaforesis • Peningkatan ketegangan otot • Dilatasi pupil • Penurunan motilitas sal cerna
  • 19. 2. Respon sist saraf parasimpatis • Pucat • Ketegangan otot • Penurunan denyut jantung & TD • Pernafasan cepat & tidak teratur • Mual & muntah • Kelemahan & kelelahan
  • 20. 3. Respon Perilaku3. Respon Perilaku • Cemas, takut • Ekspresi wajah : mengatupkan geraham, menggigit bibir, meringis, menangis,dsb • Fokus perhatian hanya kpd sensasi nyeri • Apasia, bingung, atau disorientasi • Depresi
  • 21. TIPE NYERI :TIPE NYERI : a. Nyeri Akut : • Terlokalisasi • Tajam : seperti ditusuk, disayat, di cubit, dll • Respon saraf simpatis • Penampilan gelisah, cemas • Pola serangan jelas
  • 22. b. Nyeri Kronisb. Nyeri Kronis • Menyebar • Tumpul : ngilu, linu, kemeng, nyeri, dsb • Respon saraf parasimpatis • Penampilannya depresi, menarik diri • Pola serangannya tidak jelas
  • 23. FAKTOR2 YG MEMENGARUHI NYERI : 1. Usia : anak - lansia 2. Jenis kelamin : laki2 - perempuan 3. Kebudayaan : cara menebus dosa 4. Makna nyeri : ancaman, kehilangan, hukuman, tantangan 5. Perhatian : relaksasi, masase, guided imagery 6. Ansietas : cemas 7. Keletihan : penyakit terminal 8. Pengalaman sebelumnya 9. Gaya koping : terapi musik 10. Dukungan keluarga & sosial
  • 24. PROSES KEPPROSES KEP I. Pengkajian II. Diagnosa Keperawatan III. Perencanaan IV. Implementasi V. Evaluasi
  • 25. I. PENGKAJIAN Pengkajian diperlukan untuk :Pengkajian diperlukan untuk : a.a. Menetapkan data dasarMenetapkan data dasar b.b. Menegakkan diagnosaMenegakkan diagnosa keperawatankeperawatan c.c. Menyeleksi terapi yg cocokMenyeleksi terapi yg cocok d.d. Mengevaluasi respon klienMengevaluasi respon klien terhadap terapiterhadap terapi
  • 26. Pendekatan Klinis Rutin thd Pengkajian &Pendekatan Klinis Rutin thd Pengkajian & Penatalaksanaan “ABCDE” NyeriPenatalaksanaan “ABCDE” Nyeri A : AskA : Ask/ Tanyakan nyeri scr teratur/ Tanyakan nyeri scr teratur AssessAssess/ Kaji nyeri scr sistematis/ Kaji nyeri scr sistematis B : BelieveB : Believe/ Percaya apa yg dilaporkan K & klg serta/ Percaya apa yg dilaporkan K & klg serta apa yg mereka lakukan u/menghilangkan nyeriapa yg mereka lakukan u/menghilangkan nyeri C : ChooseC : Choose/ Pilih cara pengontrolan nyeri yg cocok/ Pilih cara pengontrolan nyeri yg cocok u/K, klg, dan kondisiu/K, klg, dan kondisi D : DeliverD : Deliver/ Berikan intervensi scr terjadwal, logis, &/ Berikan intervensi scr terjadwal, logis, & terkoordinasiterkoordinasi E : EmpowerE : Empower/ Dayagunakan K & klg mereka/ Dayagunakan K & klg mereka EnableEnable/ Mampukan mereka mengontrol/ Mampukan mereka mengontrol pengobatan sejauh yg dpt dilakukanpengobatan sejauh yg dpt dilakukan
  • 27. I. PENGKAJIANI. PENGKAJIAN A.A. Nursing HistoryNursing History 1. Awitan & durasi1. Awitan & durasi 2. Lokasi nyeri :2. Lokasi nyeri : perlu diagram tubuh manusiaperlu diagram tubuh manusia 2. Intensitas/ tk keparahan2. Intensitas/ tk keparahan : menggunakan skala: menggunakan skala Skala yg digunakan :Skala yg digunakan : -- Visual Analog Scale (VAS) : tdk nyeri- nyeri tdkVisual Analog Scale (VAS) : tdk nyeri- nyeri tdk tertahankan ( K menetapkan suatu titik)tertahankan ( K menetapkan suatu titik) - Verbal Pain Scale/Numerical Rating Scales :- Verbal Pain Scale/Numerical Rating Scales : tidak nyeri – sangat nyeritidak nyeri – sangat nyeri - Verbal Descriptor Scale (VDS) : tdk nyeri –- Verbal Descriptor Scale (VDS) : tdk nyeri – nyeri ringan-sedang-berat-tdk tertahankannyeri ringan-sedang-berat-tdk tertahankan - Face Rating Scale : 0 - 5- Face Rating Scale : 0 - 5 - Behavioral Scale : OUCHER (0-100)- Behavioral Scale : OUCHER (0-100)
  • 28. 3. Kualitas nyeri3. Kualitas nyeri ( menggunakan kata2 pasien, ex :( menggunakan kata2 pasien, ex : seperti ditusuk, rasa terbakar, sensasiseperti ditusuk, rasa terbakar, sensasi remuk/crushing, berdenyut/throbbing, tajam atauremuk/crushing, berdenyut/throbbing, tajam atau tumpul, dll). Bedah : tajam, infarkmiokard :tumpul, dll). Bedah : tajam, infarkmiokard : crushingcrushing 4. Pola nyeri4. Pola nyeri : apa saja yg dpt mempresipitasi/: apa saja yg dpt mempresipitasi/ memperburuk nyeri. Ex : faringitis smakin nyerimemperburuk nyeri. Ex : faringitis smakin nyeri jika menelan/berbicara. Ruptur diskusjika menelan/berbicara. Ruptur diskus intravertebral smakin nyeri jika membungkuk atauintravertebral smakin nyeri jika membungkuk atau mengangkat benda.mengangkat benda. 5. Tindakan u/menghilangkan nyeri5. Tindakan u/menghilangkan nyeri : mengubah: mengubah posisi, berayun-ayun, menggosok, makan,posisi, berayun-ayun, menggosok, makan, meditasi, mengompresmeditasi, mengompres 6. Gejala Penyerta6. Gejala Penyerta : gejala yg menyertai nyeri (mual,: gejala yg menyertai nyeri (mual, nyeri kepala, pusing, keinginan u/miksi, konstipasi,nyeri kepala, pusing, keinginan u/miksi, konstipasi, gelisah)gelisah)
  • 29. 7. Efek nyeri pada klien7. Efek nyeri pada klien  Tanda & gejala fisik :Tanda & gejala fisik : TTV, diaforesisTTV, diaforesis  Efek perilakuEfek perilaku a. Vokalisasi : mengaduh, menangis, sesak nafas,a. Vokalisasi : mengaduh, menangis, sesak nafas, mendengkurmendengkur b. Ekspresi wajah : meringis, menggertakan gigi,b. Ekspresi wajah : meringis, menggertakan gigi, mengernyitkan dahi, menutup mata& mulut dgn rapat,mengernyitkan dahi, menutup mata& mulut dgn rapat, menggigit bibirmenggigit bibir c. Gerakan tubuh : gelisah, imobilisasi, ketegangan otot,c. Gerakan tubuh : gelisah, imobilisasi, ketegangan otot, peningkatan gerakan jari & tangan, gerakan menggosok,peningkatan gerakan jari & tangan, gerakan menggosok, melindungi bag tubuhmelindungi bag tubuh d. Interaksi sosial : m`hindari percakapan, fokus hanyad. Interaksi sosial : m`hindari percakapan, fokus hanya pd aktivitas u/menghilangkan nyeri, menghindari kontakpd aktivitas u/menghilangkan nyeri, menghindari kontak sosial, penurunan rentang perhatian.sosial, penurunan rentang perhatian.  Pengaruh pada aktivitas sehari-hari :Pengaruh pada aktivitas sehari-hari : aktivitasaktivitas sosial, pola tidur, aktivitas seksualsosial, pola tidur, aktivitas seksual
  • 30. 8. Status neurologis8. Status neurologis Pasien DM : neuropati periferPasien DM : neuropati perifer kurang merasakan nyerikurang merasakan nyeri
  • 31. Klasifikasi Nyeri Menurut LokasiKlasifikasi Nyeri Menurut Lokasi 1.1. Superfisial/kutaneusSuperfisial/kutaneus : nyeri akibat: nyeri akibat stimulasi kulit, b`langsung sebentar,stimulasi kulit, b`langsung sebentar, terlokalisasi, & tajam. Ex : jarum suntik,terlokalisasi, & tajam. Ex : jarum suntik, luka potong kecilluka potong kecil 2.2. Viseral DalamViseral Dalam : nyeri akibat stimulasi: nyeri akibat stimulasi organ2 internal, bersifat difus, durasi lbhorgan2 internal, bersifat difus, durasi lbh lama, terasa tajam, tumpul atau uniklama, terasa tajam, tumpul atau unik tergantung organ yg terlibat. Ex : sensasitergantung organ yg terlibat. Ex : sensasi pukul/pukul/crushingcrushing (angina pectoris), sensasi(angina pectoris), sensasi terbakar (ulkus lambung)terbakar (ulkus lambung)
  • 32. 3. Nyeri alih (Referred)3. Nyeri alih (Referred) : mrp fenomena dlm nyeri: mrp fenomena dlm nyeri viseral krn banyak organ tdk memiliki reseptorviseral krn banyak organ tdk memiliki reseptor nyeri. Nyeri terasa di bagian tbh yg terpisah drnyeri. Nyeri terasa di bagian tbh yg terpisah dr sumber nyeri & dpt terasa dgn bbg karakteristik.sumber nyeri & dpt terasa dgn bbg karakteristik. Ex : infark miokard (nyeri alih ke rahang, lenganEx : infark miokard (nyeri alih ke rahang, lengan kiri, bahu kiri), batu empedu ( selangkangan)kiri, bahu kiri), batu empedu ( selangkangan) 4. Radiasi4. Radiasi : sensasi nyeri meluas dr tempat awal: sensasi nyeri meluas dr tempat awal cedera ke bagian tubuh yg lain. Nyeri terasacedera ke bagian tubuh yg lain. Nyeri terasa menyebar ke bag tbh bawah atau sepanjang bagmenyebar ke bag tbh bawah atau sepanjang bag tbh, dpt menjadi intermitten/konstan. Ex : nyeritbh, dpt menjadi intermitten/konstan. Ex : nyeri punggung bag bawah akibat diskus intravertebralpunggung bag bawah akibat diskus intravertebral yg ruptur disertai nyeri yg meradiasi sepanjangyg ruptur disertai nyeri yg meradiasi sepanjang tungkai dr iritasi saraf skiatik.tungkai dr iritasi saraf skiatik.
  • 33. II. DIAGNOSA KEP a.a. Ansietas b.d nyeri yang tidak hilangAnsietas b.d nyeri yang tidak hilang b.b. Ggn rasa nyaman : nyeri b.d. cedera fisik atauGgn rasa nyaman : nyeri b.d. cedera fisik atau trauma, penurunan suplai darah ke jaringan, prosestrauma, penurunan suplai darah ke jaringan, proses melahirkan normalmelahirkan normal c.c. Nyeri kronik b.d. jaringan parut, kontrol nyeri ygNyeri kronik b.d. jaringan parut, kontrol nyeri yg tidak adekuattidak adekuat d.d. Ketidakberdayaan b.d. nyeri maligna kronikKetidakberdayaan b.d. nyeri maligna kronik e.e. Ketidakefektifan koping individu b.d. nyeri kronikKetidakefektifan koping individu b.d. nyeri kronik f.f. Hambatan mobilisasi fisik b.d. nyeri muskuloskeletal,Hambatan mobilisasi fisik b.d. nyeri muskuloskeletal, nyeri insisinyeri insisi g.g. Resiko cedera b.d. penurunan resepsi nyeriResiko cedera b.d. penurunan resepsi nyeri h.h. Defisit perawatan diri b.d. nyeri muskuloskeletalDefisit perawatan diri b.d. nyeri muskuloskeletal i.i. Disfungsi seksual b.d. nyeri artritis panggulDisfungsi seksual b.d. nyeri artritis panggul j.j. Ggn pola tidur b.d. nyeri punggung bag bawahGgn pola tidur b.d. nyeri punggung bag bawah
  • 34. III. MANAGEMEN NYERIIII. MANAGEMEN NYERI 1.1. Intervensi farmakologisIntervensi farmakologis 2.2. Intervensi non-farmakologisIntervensi non-farmakologis a. Distraksi : nonton TV, musik, nafas dalama. Distraksi : nonton TV, musik, nafas dalam b. Relaksasi : meditasi, yoga, Zenb. Relaksasi : meditasi, yoga, Zen c. Progress relaksasic. Progress relaksasi d. Guided Imageryd. Guided Imagery e. Massagee. Massage f. Therapeutik touchf. Therapeutik touch g. Aromatherapyg. Aromatherapy h. Acupuncturh. Acupunctur I. TENS : stimulasi saraf elektrik transkutanI. TENS : stimulasi saraf elektrik transkutan j. Hypnosisj. Hypnosis
  • 35. TERIMA KASIHTERIMA KASIH Selamat Belajar !!!Selamat Belajar !!!