Ritual berloberen, harapan minta hujan masyarakat langsar
1. Ritual Berloberen, Harapan Minta Hujan Masyarakat
Langsar
Sebagaimana ritual Cahe yang dilakukan oleh
masyarakat Saronggi Sumenep, ritual berloberan
juga menjadi bagian tradisi masyarakat Saronggi
yang kerap dilakukan pada saat kemarau panjang.
Ritual Berloberan yang kali ini dilaksanakan di Desa
Langsar Kecamatan Saronggi Sumenep itu, pada
prinsipnya memohon kepada Yang Maha Kuasa agar
pada iklim seperti ini dirunkan hujan, mengingat
wilayah yang cukup gersang mendapat rezeki dari
tanah pertanian mereka.
Kata berloberan sendiri berasal kata lober yang punya arti usai, selesai atau akhir. Jadi
makna berloberen mempunyai pengertian yang paling akhir (dari musim kemarau),
sehingga para petani tegalan di wilayah mereka dapat melanjutkan usaha taninya
dengan menanam jagung, ketela pohon, atau apa saja yang sekiranya dapat
menyanmbung kehidupan mereka. Selain utu, desa Langsung termasuk wilayah
penghasil kebun buah srikaya yang cukup populer di wilayah Sumenep.
Ritual berloberen ini semata-mata untuk permohonan meminta hujan, dengan cara dan
adat mereka. Mengingat ritual ini berlangsung demikian lama, dan menjadi tradisi
turun temurun dari nenek moyang mereka, ritual dipatikan dilaksanakan bilamana
musim tidak juga menurunkan hujan.
Prose Ritual Berloberen
Tepat tengah hari, hampir seluruh masyarakat
Langsar berbondong-bondong menuju suatu gua
bernama Mandalia. Mereka berkumpul seraya
membawa sesajen, serta makanan dan buahbuahan yang dipetik dari desa mereka, dan
mereka membawa masuk dan diletakkan di goa.
Ditempat lain, tepatnya dihalaman luar goa
dilangsungkan suatu pertunjukan yaitu tarian Cehe
yang diperagakan sejumlah pemain laki-laki, dengan gerak-gerak ritmis serta diiringi
musik tradisi mereka. Tarian yang mengandung unsur mistis ini sebagai pengantar agar
harapan yang disampaikan lewat sesaji itu, dapat diterima oleh Yang Maha Kuasa.
Meski demikian, disekitar tempat sama, sejumlah warga sedang mengaji sekaligus
memanjatkan doa yang dipimpin oleh tokoh setempat.
Berloberen bagi masyarakat setempat tak ubahnya seperti perta rakyat atau seperti
suasana pada hari lebaran. Mereka berkumpul di goa tersebut untuk menjalin tali
silaturrami sekaligus bersama-sama memanjatkan doa, agar tanah tegalannya
mendapatkan hasil tani yang baik, juga diharapkan agar hasil taninya menjadi berkah
bagi kehidupan mereka, maupun kemaslahan masyarakat.
Ritual berloberen tampaknya bukan semata-mata sekdar berharap mendatangkan
hujan, tapi jauh lebih dari itu, bagaimana usaha masyarakat setempat makin meyakini
dan menebalkan iman serta berserah diri kepada Sang Pencipta. Untuk itu
sebagaimana bawaan para warga membawa berbagai hasil tani, merupakan simbol
keberadaan masyarakat Langsar yang secara terun temurun mengandalkan hasil
pertanian mereka.
2. Mereka “membagikan” hasil tani kepada roh-roh nenenek moyang mereka yang ada
dalam goa, sebab dalam goa tersebut terdapat sejumlah kuburan yang diyakini sebagai
tempat kuburan nenek moyangnya.
Konon salah satu “penghuni” kuburan di goa tersebut, adalah pencetus atau pencipta
ritual berloberan, sehingga generasinya berkewajiban melanjutkan keinginan generasi
sebelumnya, yang kemudian secara berkala masyarakat Langsar melakukan ritual
berloberen, setiap tahun dua kali peristiwa.
Selkain itu, didalam goa tersebut terdapat sumber yang diyakini bahwa air terbut
mengandung mukjizat, yaitu bilana air tersebut disiramkan ketanah tegalan, maka
tanah tersebut akan menjadi subur dan menghasilkan tani yang melimpah..Untuk itu,
ritual ini dinamai berloberen, sebab ketika memasuki musim hujan, saat itulah air goa
Mandalia disiramkan sebelum menanam. Dengan kata lain menanam (pada musim
hujan) setelah lober (musim kemarau)
Tradisi yang masih utuh dan dirawat dari generasi ke generasi masyarakat Langsar ini,
memang merupakan tradisi ritual yang patut dipertahankan sebagai peristiwa budaya.
Sebab pemahaman yang mereka yakini, berloberen ini merupakan bentuk lain
ungkapan puji syukur ke hadirat Yang Kuasa, bahwa apa yang mereka dapatkan tidak
terlepas dari kekuasaanNya.
Lihat : http://www.lontarmadura.com/ritual-berloberen-harapan-minta-hujanmasyarakat-langsar/