1. SULISTIYANI
DAKWAH / ELK BPI
412088
RESUME ULUMUL QUR‟AN
BAB II
AL QUR‟AN
A. DEFINISI AL- QUR‟AN
1. Segi Bahasa
Dari segi bahasa, Qur‟an berasal dari qara‟a, yang berarti menghimpun dan menyatukan. Sedangkan
Qira‟ahberarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata yang satu dengan yang lainnya dengan susunan
yang rapih. Mengenai hal ini, Allah berfirman dalam QS. Al Qiyamah (75) ayat 17-18:
“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu)dan (membuatmu pandai)
membacanya.” (Al Qiyamah: 17)
“Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.” (Al Qiyamah: 18)
Qur‟an, secara bahasa dapat pula berarti “bacaan”, sebagai masdar dari kata qara’a. Dalam arti seperti ini,
firman Allah SWT dalam Q.S.Fushshilat (41) ayat 3:
“Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui.”
2. Secara Istilah
Adapun dari segi istilahnya, Dr. Subhi Al Salih mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut ;AlQur‟an
adalah Kalamullah yang merupakan mu‟jizat yang dituruukan kepada nabi Muhammad SAW,
yang disampaikan kepada kita secara mutawatir dan dijadikan membacanya sebagai ibadah.
danMuhammad 'Ali Ash-Shabuni mendefinisikan AlQur'an sebagai berikut ;
Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad
penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantara Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-
mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan
mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan
surat An-Nas.
B. NAMA DAN SIFAT AL QUR‟AN
Al-Quran merupakan Kalam Allah yang mengandungi ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW melalui malaikat Jibrail untuk disampaikan kepada semua manusia. AlQuran merupakan
mu’jizat yang paling agung yang telah mendapat jaminan daripada Allah SWT akan kekal terpelihara.Allah
menamakan Al Qur’an denganbeberapanama, di antaranyaadalah :
2. 1. Nama –nama Al Qur‟an
a. Qur‟an
“ Al Qur‟an inimemberikanpetunjukkepada yang lebihlurus. ”( AlIsraa :9 )
b. Kitab
Perkataan Kitab di dalam bahasa Arab dengan baris tanwin di akhirnya (kitabun) memberikan
makna umum yaitu sebuah kitab yang tidak tertentu. Apabila ditambah dengan alif dan lam di
depannya menjadi (Al Kitab) ia telah berubah menjadi suatu yang khusus (kata nama tertentu).
Dalam hubungan ini, nama lain bagi Al-Quran itu disebut oleh Allah adalah Al-Kitab.
“ Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya, (menjadi) petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.
( Al-Baqarah: 2 )
c. Furqan
Al-Quran sebagai pembeda antara yang haq dan yang batil. Mengenali Al-Quran maka
kesansewajarnya dapat mengenal Al-Haq dan dapat membedakannya dengan kebatilan.
“ Mahasuci Allah yang telahmenurunkan Al Furqankepadahamba-Nya, agar
diamenjadipemberiperingatankepadaseluruhalam. “ ( Al-Furqan : 1 )
d. Zikr
Al-Quran memberikan peringatan kepada manusia karena sifat lupa yang tidak pernah lekang.
Manusia mudah lupa dalam berbagai hal, baik dalam hubungan dengan Allah, hubungan sesama
manusia maupun lupa terhadap tuntutan-tututan yang sepatutnya ditunaikan oleh manusia. Oleh itu
golongan yang beriman dituntut agar senantiasa mendampingi Al-Quran.
“ Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-zikra (Al-Quran) dan Kamilah yang akan
menjaganya (Al-Quran).” (Al-Hijr: 9)
e. Tanzil
“ Dansesungguhnya Al Qur‟an inibenar-benarditurunkan ( Tanzil ) olehTuhansemestaalam.“ (
AsySyuaraa : 192 )
Catatan :Penyebutan Al Qur’an dan Al Kitablebihpopulerdarinama-nama yang lain. Dalamhalini Dr.
Muhammad Darazberkata ;„ iadinamakan Qur‟an karenaia „dibaca‟ denganlisan, dandinamakan
Al Kitabkarenaia „ditulis‟ denganpena. Kedua kata
inimenunjukkanmaknayagsesuaidengankenyataannya‟ .Penamaan Qur’an
dengankeduanamainimemberikanisyaratbahwaselayaknyaiadipeliharadalambentukhafalandantulisan.
2. Sifat-sifat Al Qur‟an
Allah telahmelukiskan Al Qur’an denganbeberapasifat, diantaranya :
a. Nur ( Cahaya )
„ Haimanusia, sesungguhnyatelahdatangkepadamubuktikebenarandariTuhanmu, dantelah
Kami turunkankepadamucahaya yang terangbenderang. „ ( An Nisa : 174 )
b. Huda ( Petunjuk ), Syifa’ ( Obat ), Rahmah ( Rahmat ), danMau’izah ( nasihat )
„ Haimanusia,
sesungguhnyatelahdatangkepadamupelajarandariTuhanmudanpenyembuhbagipenyakit-
penyakitdalam dada danpetunjuksertarahmatbagi orang-orang yang beriman. „ (Yunus : 57
)
c. Mubin ( Yang Menerangkan )
„ Sesungguhnyatelahdatangkepadamucahayadari Allah, danKitab yang menerangkan. „ ( Al
Maidah : 15 )
Dan masihadasifat-sifat yang lain sebagaimanadisebutkandalambanyakayatnya, seperti : Mubarak ( yang
diberkati ), Busyra ( kabargembira ), ‘Aziz ( yang mulia ), Majid ( yang dihormati ), Basyr (
3. pembawakabargembira )
C. PERBEDAAN ANTARA AL QUR‟AN DENGAN HADIS QUDSI DAN HADIS NABAWI
Definisi Al Qurantelahdikemukakanpadahalamanterdahuludanuntukmengetahuiperbedaanantaradefinisi Al
Qur’an denganHadisQudsidanHadisNabawi, di sini kami kemukakanduadefinisi.
1. HadisNabawi
Hadis( baru ) dalamartibahasalawandari kata qadim ( lama ).
Adapunmenurutistilahpengertianhadisialahapasaja yang disandarkankepadaNabi Muhammad SAW
baikberupaperkataan, perbuatan, persetujuanmaupunsifat.
Yang berupaperkataansepertiperkataanNabiMuhammad SAW. “
Sesungguhnyasahnyaamalitudisertaidenganniat. Dan tiap orang
bergantungpadaniatnya … “
Yang
berupaperbuatanialahsepertiajarannyakepadaparasahabatmengenaibagaimanacaramengerjakansa
latkemudianiamengatakan, “ Salatlahsepertikamumelihatakusalat “,
jugamengenaibagaimanaiamelaksanakanibadah haji dalamhaliniRasulullah SAW bersabda, “
Ambillahdarikumanasikhajimu.”
Adapunygberupapersetujuanadalahsepertiiamenyetujui suatu perkara yang
dilakukansalahseorangsahabatbaikperkataanataupunperbuatan; di
hadapannyaataupuntidak,tetapiberitanyasampaikepadanya, sepertitentangmakananbiawak yang
dihidangkankepadanya.
Dan contohpersetujuannyayang lainyaitudalamsaturiwayatRasulullah SAW mengutus orang
dalam satu peperangan. Orang itumembacasuatubacaandalamsalat yang
diakhiridenganqulhuwallahuahad.SetelahpulangmerekamenyampaikanhalitukepadaRasulullah
SAW ,laluRasulullahberkata;
„ Tanyakankepadanyamengapaiaberbuatdemikian?‟,
Mereka pun menanyakandan orang itumenjawab; „ Kalimatituadalahsifat Allah
danakusenangmembacanya‟ .
MakaRasulullah SAW menjawab;„Katakankepadanyabahwa Allah pun menyenangidia‟ .
Yang berupasifatadalahriwayatsepertibahwaRasulullahSAW selalubermukacerah,
berperangaihalusdanlembut,tidakkerasdantidak pula kasar,tidaksukaberteriakkeras, tidak pula
berbicarakotor,dantidakjugasukamencela.
2. HadisQudsi
Kita telah mengetahui makna hadis secara etimologi, sedangkan qudsi dinisbatkan kepada kata quds.
Nisbah ini mengesankan rasa hormat karena materi kata itu sendiri menunjukkan kebersihan dan
kesucian dalam arti bahasa. Maka, kata taqdis berarti menyucikan Allah. Taqdis sama dengan tathir,
dan taqaddasa sama dengan tathahhara (suci, bersih). Allah berfirman tentang malaikat, “… padahal
kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau ….” (Al-Baqarah:
30).
Jadi, Hadis Qudsi adalah hadis yang oleh Rasulullah SAW disandarkan kepada Allah. Maksudnya,
Rasulullah SAW meriwayatkannya bahwa itu adalah kalam Allah. Maka, Rasulullah menjadi perawi
kalam Allah ini dengan lafal dari Rasulullah sendiri. Bila seseorang meriwayatkan hadis qudsi, dia
meriwayatkannya dari Allah dengan disandarkan kepada Allah dengan mengatakan, “Rasulullah SAW
mengatakan mengenai apa yang diriwayatkannya dari Tuhannya,” atau ia mengatakan,
“Rasulullah SAW mengatakan, „Allah Ta‟ala telah berfirman… atau berfirman Allah Ta‟ala...”
Contoh Pertama :
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW mengenai apa yang diriwayatkannya dari Tuhannya, “Tangan
Allah itu penuh, tidak dikurangi oleh nafkah, baik di waktu malam maupun siang hari ….” (HR.
Bukhari).
4. Contoh Kedua :
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW. berkata, “Allah Ta‟ala berfirman, „Aku menurut sangkaan
hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya bila dia menyebut-Ku di dalam dirinya, maka Aku pun
menyebutnya di dalam diri-Ku. Dan, bila dia menyebut-Ku di kalangan orang banyak, Aku pun
menyebutnya di kalangan orang banyak yang lebih baik dari itu …” (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Perbedaan Al Qur‟an dengan Hadis Qudsi
Ada beberapa perbedaan antara Al Qur’an dengan Hadis Qudsi, dan yang terpenting adalah sebagai
berikut.
a) Al Qur’an adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah dengan lafal-Nya, dan dengan
itu pula orang Arab ditantang untuk membuatnya, tetapi mereka tidak mampu membuat seperti Al
Qur’an itu, atau sepuluh surah yang serupa itu, bahkan satu surah sekalipun. Tantangan itu tetap
berlaku, karena Al Qur’an adalah mu’jizat yang abadi hingga hari kiamat. Adapun hadis qudsi tidak
untuk menantang dan tidak pula untuk mu’jizat.
b) Al Qur’an hanya dinisbatkan kepada Allah, sehingga dikatakan Allah Ta‟ala berfirman. Adapun
hadis qudsi, seperti telah dijelaskan di atas, terkadang diriwayatkan dengan disandarkan kepada
Allah, sehingga nisbah hadis qudsi itu kepada Allah adalah nisbah dibuatkan. Maka dikatakan,
Allah telah berfirman atau Allah berfirman. Dan, terkadang pula diriwayatkan dengan
disandarkan kepada Rasulullah SAW tetapi nisbahnya adalah nisbah kabar, karena Nabi
menyampaikan hadis itu dari Allah. Maka, dikatakan Rasulullah mengatakan apa yang diriwayatkan
dari Tuhannya.
c) Seluruh isi Al Qur’an dinukil secara mutawatir, sehingga kepastiannya mutlak. Adapun hadis-hadis
qudsi kebanyakan adalah kabar ahad, sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan. Adakalanya
hadis itu sahih, hasan, dan kadang-kadang daif.
d) Al Qur’an dari Allah, baik lafal maupun maknanya. Hadis qudsi maknanya dari Allah dan lafalnya
dari Rasulullah. Hadis qudsi ialah wahyu dalam makna, tetapi bukan dalam lafal. Oleh sebab itu,
menurut sebagian besar ahli hadis, diperbolehkan meriwayatkan hadis qudsi dengan maknanya
saja.
e) Membaca Al Qur’an merupakan ibadah, karena itu ia dibaca dalam salat. “Maka, bacalah apa
yang mudah bagimu dalam Al Qur‟an itu.” (Al-Muzamil: 20).
Nilai ibadah membaca Al Qur’an juga terdapat dalam hadis, “Barang siapa membaca satu
huruf dari Al Qur‟an, dia akan memperoleh satu kebaikan. Dan kebaikan itu akan dibalas
sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf. Tetapi alif satu
huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf.” (HR Tirmizi dan Ibnu Mas‟ud).
Adapun hadis qudsi tidak disuruh membacanya dalam salat. Allah memberikan pahala membaca
hadis qudsi secara umum saja. Maka, membaca hadis qudsi tidak akan memperoleh pahala seperti
yang disebutkan dalam hadis mengenai membaca Al Qur’an, bahwa pada setiap huruf
mendapatkan sepuluh kebaikan.
4. Perbedaan antara Hadis Qudsi dengan Hadis Nabawi
Hadis Nabawi disandarkan kepada Rasulullah dan diceritakan oleh beliau, sedangkan hadis qudsi
disandarkan kepada Allah kemudian Rasulullah menceritakan dan meriwayatkannya dari Allah.
Oleh karena itu diikat dengan sebutan Hadis Qudsi.
Ada yang berpendapat bahwa dinamakan Hadis Qudsi karena penisbatannya kepada Allah Yang
Maha Suci. Sementara Hadis Nabawi disebut demikian karena dinisbatkan kepada Nabi
Muhammad. Hadis Qudsi jumlahnya sedikit. Buku yang terkenal mengenai hal ini adalah Al-
Ittihafaat As-Sunniyyah bil-Hadiits Al-Qudsiyyah karya Abdur-Ra'uf Al-Munawi (103 H)
yang berisi 272 hadis.
5. KESIMPULAN
Al Qur‟an adalah firman Allah yang diturunkankepadaRasulullah
SAWdenganpeerntaraJibrildalambahasa Arab. Dan, menjadiundang-undangbagimanusia,
memberipetunjukkepadamereka, danmenjadisaranauntukmelakukanpendekatandiridanibadahkepada
Allah.Iaterhimpundalammushaf, dimulaidarisurat Al- Fatihahdandiakhiridengansurat An-Nas,
disampaikankepadakitasecaramutawatirdarigenerasikegenerasi, baiksecaralisanmaupuntulisan,
sertaterjagadariperubahandanpergantian.
Al-Quran merupakan Kalam Allah yang mengandung ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW melalui malaikat Jibrail untuk disampaikan kepada semua manusia. Al-Quran
merupakan mu‟jizat yang paling agung yang telah mendapat jaminan daripada Allah SWT akan kekal
terpelihara.
Terdapat lebih daripada 10 nama Al-Quran dinyatakan oleh Allah dalam kitab-Nya. Nama-nama itu
menepati ciri-ciri dan kriteria Al-Quran itu sendiri. Di antaranya yaitu Kitab, Furqan, Zikr dan Tanzil.
Dan Allah juga telah melukiskan Al Qur‟an dengan beberapa sifat, yaitu Nur (cahaya), Huda
(petunjuk), Rahmah (rahmat) dan mau‟izah (nasihat) serta Mubin (yang menerangkan), dan lain-lain.
Perbedaan antara Al Qur‟an dengan Hadis Qudsi ialah tidak adanya unsur-unsur tantangan, mu‟jizat
dan ibadah dengan pembacaannya dan tak adanya syarat mutawatir pada sebagian besar hadis qudsi
itu.
6. DAFTAR PERTANYAAN :
1. Al-Qur'an merupakanmu‟jizatNabi Muhammad SAW. Apa yang menjadialasankemu‟jizatanAl
Qur'an?
2. Bagaimanamu‟jizatitudapatdidefinisikandandibuktikan?
3. Mengapa Al-Qur'an diturunkandalambahasaArab?
Jawaban :
1. Setelah bertahun lamanya berlalu dan dengan seluruh kemajuan pengetahuan manusia dan pertukaran
ilmu dan kebudayaan, tiada satu pun dari ayat-ayat yang disebutkan dalam Al Qur'an yang gugur
kebenarannya. Dengan demikian telah terbukti kebenaran Al Qur'an dan sumbernya dari langit.Dan juga
model penjelasan Al Qur'an yang sedemikian menakjubkan sehingga ia tidak dapat dibandingkan dengan
ucapan manusia, bahkan Nabi Muhammad SAW maupun bangsa Arab sekalipun. Seperti firman Allah :
“ Sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar firman Allah yang dibawa oleh utusan yang mulia (Jibril),
yang mempunyai keutamaan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah Yang mempunyai 'Arsy,
yang dita'ati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya. Dan temanmu (Muhammad) itubukanlahsekali-
kali orang yang gila.Dan sesungguhnya Muhammad itumelihatJibril di ufuk yang terang.Dan dia
(Muhammad) bukanlah orang yang bakhiluntukmenerangkan yang ghaib. “ ( QS. At Takwir : 19-24)
2. Mu’jizat terbagi menjadi dua. Mu’jizat perbuatan yang bercorak situasional dan mu’jizat ucapan. Mu’jizat
perbuatan berurusan dengan panca indra manusia dan terlaksana pada pelataran ruang dan waktu. Dan
setelah terjadinya mu’jizat tersebut, ia tidak akan bertahan, meski sebagian mu’jizat perbuatan Nabi
SAW tetap lestari tidak lekang oleh waktu dan zaman.
Untuk menetapkan bagian mu’jizat ini, bagi orang-orang yang tidak hadir tatkala mu’jizat ini
diperagakan, dapat dicapai dengan menelaah riwayat-riwayat yang menukil mu’jizat ini. Mu’jizat ucapan
Nabi SAW adalah AlQur’an. AlQur’an dalam banyak hal menantang para pengingkar untuk
menghadrikan yang serupa dengan apa yang dihadirkan oleh AlQur’an.
Tantangan AlQur’an tidak terbatas pada wilayah khusus seperti kefasihan dan retorikanya, melainkan
dari segala sisi yang kemungkinan terdapat padanya, keunggulan dapat menjadi obyek tantangan
AlQur’an. Seperti berita ghaib, masalah ilmiah, tiadanya perselisihan dalam AlQur’an dan sebagainya
dimana untuk membuktikan dan menetapkan mu’jizat sedemikian membutuhkan telaah dan kajian
pelbagai dimensi mu’jizatAlQur’an. Artinya mu’jizat yang dimiliki AlQur’an pada ragam bidang tidak
mampu ditandingi oleh manusia sedemikian sehingga seluruh manusia di setiap zaman tidak mampu
menyuguhkan apa yang disuguhkan oleh AlQur’an.
Berikutinisebagiandarihasilpenelitian yang dirangkumdandikelompokkankedalambentukmu’jizat yang
membuktikankebenaran Al Qur’an :
Pertamaadalahpemberitaan-pemberitaangaibnya.Fir'aun, yang mengejar-ngejarNabi Musa.,
diceritakandalam surah Yunus.Padaayat 92 surah itu,
ditegaskanbahwa"BadanFir'auntersebutakandiselamatkanTuhanuntukmenjadipelajarangenerasi
berikut."Tidakseorang pun mengetahuihaltersebut, karenahalitutelahterjadisekitar 1200 tahun S.M.
Padaawalabad ke-19, tepatnyapadatahun 1896, ahlipurbakalaLoretmenemukan di Lembah Raja-raja
Luxor Mesir, satumumi, yang dari data-data sejarahterbuktibahwaiaadalahFir'aun yang
bernamaManiptahdan yang pernahmengejarNabi Musa a.s. Selainitu, padatanggal 8 Juli 1908, Elliot
Smith mendapatizindaripemerintahMesiruntukmembukapembalut-pembalutFir'auntersebut. Apa yang
ditemukannyaadalahsatujasadutuh, seperti yang diberitakanoleh Al-Quran melaluiNabi yang ummi
7. (takpandaimembacadanmenulisitu). Mungkinkahini?
Kedua, isyarat-isyaratilmiahnya.Banyaksekahisyaratilmiah yang ditemukandalam Al-
Quran.Misalnyadiisyaratkannyabahwa"Cahayamataharibersumberdaridirinyasendiri,
sedangcahayabulanadalahpantulan (daricahayamatahari)" (perhatikan QS 10:5);
ataubahwajeniskelaminanakadalahhasilspermapria,
sedangwanitasekadarmengandungkarenamerekahanyabagaikan "ladang" (QS 2:223);
danmasihbanyaklagilainnya yang kesemuanyabelumdiketahuimanusiakecualipadaabad-abadbahkantahun-
tahunterakhirini. Dari manakah Muhammad mengetahuinyakalaubukandariDia, Allah Yang
MahaMengetahui!
Kesemuaaspektersebuttidakdimaksudkankecualimenjadibuktibahwapetunjuk-petunjuk yang
disampaikanoleh Al-Quran adalahbenar,
sehinggadengandemikianmanusiayakinsertasecaratulusmengamalkanpetunjuk-petunjuknya.
3. Dengan memerhatikan bahwa bangsa Arab adalah orang-orang yang fanatik dengan metode, ajaran dan
keturunan mereka (faktor internal penjagaan) dan sepanjang perjalanan sejarah, tiada satu pun penguasa
atau pemerintahan yang dapat memaksa mereka mengganti bahasanya (tiadanya faktor eksternal) dan
tersedianya pelbagai faktor dalam bahasa Arab untuk menjelaskan berbagai persoalan dalam format lafaz
tanpa adanya ambiguitas dan kekaburan, semenanjung Hijaz dan bahasa Arab merupakan sebaik-baik
jalan pembelaan natural dan non-adikodrati agama dan penjagaan agama pamungkas dan kitabnya. Maka
itu, salah satu dalil mengapa AlQur’an diturunkan dengan bahasa Arab adalah untuk menjaga dan
memelihara keabadiannya.
Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2, yang artinya,
“Sesungguhnya Kami telahjadikan Al-Qur‟an dalambahasa Arab supaya kalian memikirkan.”
Iaberkata,
“Yang demikianitu (bahwa Al-Qur‟an diturunkandalambahasaarab) karenabahasaarabadalahbahasa
yang paling fasih, jelas, luasdanmaknanyalebihmengenalagicocokuntukjiwamanusia. Olehkarenaitu,
kitab yang paling mulia (yaitu Al-Qur‟an) diturunkankepadaRasul yang paling mulia
(yaituRasulullahshallallahu‟alaihiwasallam) denganbahasa yang paling mulia (yaitubahasaarab),
melaluiperantaramalaikat yang paling mulia (yaitumalaikatJibril),
ditambahkitabinipunditurunkanpadadataran yang paling mulia di atasmukabumi (yaitutanah Arab),
sertaawalturunnya pun padabulan yang paling mulia (yaituRamadhan), sehingga Al-Qur‟an
menjadisempurnadarisegalasisi.” (TafsirIbnuKatsir, TafsirSurat Yusuf)